DASAR TEORI
Analisa sistem nodal merupakan suatu sistem pendekatan untuk optimasi
5.2.1.1.Langkah Kerja
1.
2.
3.
4.
Ambil laju produksi tertentu (qt) yang sesuai dengan salah satu harga
laju produksi pada grafik traverse baik untuk aluiran horisontal
maupun untuk aliran vertikal.
5.
Berdasrkan qt, dp, dan KA, pilih grafik pressure traverse untuk
aliran horisontal.
6.
7.
8.
Dari harga qt, dt, dan KA pilih grafik pressure traverse untuk aliran
vertikal.
9.
Pilih garis aliran untuk GLR yang diketahui. Apabilka garis gradien
aliran untuk harga GLR tersebut tidak tercanutm, lakukan interpelosi.
tubing
intake
tidak
memotong
kurva
IPR,
tetapi
untuk harga laju produksi lain sehingga kurva tubing intake dapat
memotong kurva IPR.
Disarankan nuutk tidak melakukah ekstrapolasi, kecuali apabila
laju produksi yang diperlukan tidak tersedia di pressure traverse.
c. Kurva tubing memotong kurva IPR dan perpotongan tersebut
memberikan laju produksi qt. Hal ini berarti bahwa untuk sistem
rangkaian tubing didalam sumur dan pipa salur dipermukaan,
sumur dapat berproduksi sebesar qt.
14. Dengan membuat variasi ukuran tubing dan pipa salur, maka dapat
diperoleh kondisi sistem optimum.
5.2.1.2.Contoh Soal
Diketahui :
Panjang pipa salur
= 3000 ft
Diameter
= 2 in
Kedalaman sumur
= 5000 ft
Diameter Tubing
= 2 3/8 in
Kadar Air
= 0
= 2200 psi
PI
= 1 BPD/psi
2.
q
PI
Tabel V-1
Harga Pwf Berdasarkan Qasumsi
3.
Q asumsi Oil
Pwf
(BPD)
200
400
600
800
1000
1500
(Psi)
2000
1800
1600
1400
1200
700
P sep
Pwh
(BPD)
200
400
600
800
(Psi)
100
100
100
100
(Psi)
115
140
180
230
1000
1500
5.
100
100
275
420
6.
Qasumsi Oil
Pwh
Pwf
(BPD)
200
400
600
800
1000
1500
(Psi)
115
140
180
230
275
420
(Psi)
750
880
1030
1190
1370
1840
Plot q terhadap PWf dari langkah (5), pada kertas grafik di Gambar
3.3. Kurva ini disebut Kurva Tubing intake.
7.
8.
= 3000 ft
= 2 in
Kedalaman sumur
= 5000 ft
Diameter tubing
= 2 3/8
Kadar air
=0
= 400 SCF/bbl
Tekanan statis
= 2200 psi
= 20 ft
Permeabelitas formasi
= 162 md
Kerapatan perforasi
= 2, 4, 6, 8, 10 SPF
= 11,6 in
= 0,51 in
Teknik perforasi
= overbalanced
= 1,083 bbl/STB
Viskositas minyak
= 2,5 cp
Densitas minyak
2. Berdasarkan PI=1,0 dan Ps=2200 psi, hitung Pwf pada berbagai anggapan
harga q, yaitu sebagai berikut :
Pwf = Ps -
q
PI
200
= 2000 psi
1
Untuk laju produksi yang lain di peroleh hasil seperti pada table berikut :
Tabel V-4
Harga Pwf berdasarkan Qasumsi
3.
Q asumsi Oil
Pwf
(BPD)
200
400
600
800
1000
1500
(Psi)
2000
1800
1600
1400
1200
700
4.
Q asumsi Oil
Pwh
Pwf
(BPD)
200
400
600
800
1000
1500
(Psi)
115
140
180
230
275
420
(Psi)
750
880
1030
1190
1370
1840
Tabel V-6
Beda Tekanan pada Tubing
q anggapan
Pwh (Sandface)
Pwf (Tubing)
Beda Tekanan
(bbl/day)
200
400
600
800
1000
1500
(Psi)
2000
1800
1600
1400
1200
700
(Psi)
750
880
1030
1190
1370
1840
(Psi)
1250
920
570
210
-
2 SPF
4 SPF
6 SPF
q/perf
dp
q/perf
Dp
q/perf
dp
5
10
15
20
25
37,5
152,83
306,89
462,18
618,71
776,46
1176,24
2,50
5,00
7,50
10,00
12,50
18,75
76,26
152,83
229,71
306,86
384,38
579,46
1,67
3,33
5,00
6,67
8,33
12,50
50,81
101,75
152,83
204,05
215,40
384,38
6.
Laju Produksi
(SPF)
2
4
6
8
10
(STB/D)
620
740
790
820
840
tehadap Pwh.
7. Plot qt terhadap Pwh pada kertas grafik di langkah (2).
8. Ambil laju produksi tertentu (qt ) yang sesuai dengan salah satu harga
laju produksi pada grafik pressure traverse untuk aliran vertikal.
7. Berdasarkan harga qt, dt, dan KA pilih gravik pressure traverse aliran
vertikal.
9. Pilih garis gradien aliran dengan GLR yang diketahui. Apabila garis
gradien aliran untuk harga GLR tersebut tidak ada, lakukan
Interpolasi.
10. Menurut persamaan IPR yang diperoleh dari uji tekanan dan produksi
terbaru atau menurut peramalan IPR, hitung tekanan alir pada dasar
sumur (Pwf), pada qt dilangkah (10).
11. Dari harga Pwf
menggunakan garis gradien aliran pada langkah (11); catat harga Pwh
yang diperoleh.
12. Ulangi langkah (9) sampai (13) untuk berbagai harga laju produksi lain.
Dengan demikain akan diperoleh variasi harga qt terhadap Pwh.
13. Plot harga qt terhadap Pwh dari alngkah (14) pada kertas grafik
dilangkah (2). Kurva yang diperoleh disebut kurva tubing.
Apabila kurva tubing memotong kurva pipa salur,maka sumur akan
terproduksi dengan laju produksi (qt) yang ditentukan dari titk
perpotongan tersebut.
Apabila kurva tubing tidak memotong kurva pipa salur maka sumur
tidak dapat berproduksi untuk sisitem rangkaian pipa tersebut.
Apabila kurva tubing dan kurva pipa salur tidak berpotongan tetapi
perpanjanjangan kedua kurva tersebut memberikan kemungkinan
untuk berpotonganmaka ulangi langkah (3) sampai dengan (15)
untuk laju produksi yang lain, sehingga kurva tubing dan kurva pipa
salur dapat diperpanjang dan kemudian tentukan titik potongnya.
Titik potong ini memberikan laju produksi yang diperoleh.
14. Dengan membuat kurva tubing dan kurva pipa salur untuk brbagai
ukuran tubing dan ukuran pipa salur, maka dipilih pasangan ukuran
tubing dan pipa salur yang dapat menghasilkan laju produksi optimum.
5.2.3.2.Contoh Soal
Diketahui :
Panjang pipa salur
= 3000 ft
Diameter
= 2 in
Kedalaman sumur
= 5000 ft
Diameter Tubing
= 2 3/8 in
Kadar Air
= 0
= 2200 psi
PI
= 1 BPD/Psi
Perhitungan :
1.
tekanan pada
q
PI
3.
Q asumsi Oil
Pwf
(BPD)
200
400
600
800
1000
1500
(Psi)
2000
1800
1600
1400
1200
700
P sep
Pwh
(BPD)
200
400
600
800
1000
1500
(Psi)
100
100
100
100
100
100
(Psi)
115
140
180
230
275
420
4.
Pwf
Pwh
(BPD)
200
400
600
800
1000
(Psi)
2000
1800
1600
1400
1200
(Psi)
610
540
450
330
180
hasil sebagai
6.
Gambar 5.6. Analisa Nodal dengan Titik Nodal di Kepala Sumur Tanpa
Jepitan
7.
8.
2.
Kurva IPR.
Ukuran jepitan.
Pada kertas grafik kertasian, buat sistim sumbu dengan tekanan pada
sumbu tegak dan laju produksi pada sumbu datar.
3.
Ambil laju produksi tertentu (qt) yang sesuai dengan salah satu harga
laju produksi pada grafik pressure traverse untuk aliran vertikal.
4.
Berdasarkan harga qt, dp, dan KA, pilih grafik pressure traverse untuk
aliran vertikal.
5.
Pilih garis gradien aliran dengan GLR yang diketahui. Apabila tidak
diketahui maka lakukan interpolasi.
6.
7.
8.
Ulangi langkah (3) sampai dengan (7) untuk berbagai harga laju
produksi yang lain. Dengan demikian akan diperoleh variasi harga qt
terhadap Pwh.
9.
Plot qt terhadap Pwh dari langkah (8) pada kertas grafik di langkah (2).
kurva yang diperoleh disebut kurva tubing.
10. Pilih korelasi aliran fluida dalam jepitan yang sesuai dengan kondisi
lapangan.
11. Berdasarkan korelasi yang dipilih, buat hubungan antara laju produksi
dengan tekanan kepala sumur.
12. Plot antara laju produksi terhadap tekanan kepala sumur yang diperoleh
dari langkah (11), pada kertas grafik di langkah (2), kurva yang
diperoleh disebut kurva jepitan.
13. Perpotongan antara kurva tubing dengan kurva jepitan menunjukan
harga laju produksi yang dihasilkan oleh sumur, dengan menggunakan
ukuran jepitan yang diberikan.
2.
Pwf
Pwh
(bbl/day)
200
400
600
800
1000
1500
(Psi)
2000
1800
1600
1400
1200
700
(Psi)
610
540
450
330
180
-
3.
4.
Tabel V-13
Pwh berdasarkan Persamaan Gilbert
5.
q anggapan
Pwh
(bbl/day)
200
400
600
800
1000
1500
(Psi)
75,34
150,68
220,02
301,36
376,70
565,04
Plot laju produksi terhadap tekanan kepala sumur yang diperoleh dari
langkah (4), pada kertas grafik di langkah (2).
6.
5.2.5. Separator
5.2.5.1.Langkah Kerja
1. Siapkan data penunjang, yaitu :
Kurva IPR.
2. Pada kertas grafik kartesian buat sistim sumbu dengan tekanan pada
sumbu tegak dan laju produksi pada sumbu datar.
3. Plot kurva IPR pada kertas grafik dilangkah (2).
4. Anggap laju produksi (qt) yang sesuai dengan salah satu harga laju
produksi pada grafik
vertikal.
5. Pilih grafik pressure traverse aliran vertikal sesuai dengan qt, dt, dan
KA. Apabila KA tidak sesuai dengan KA yang tersedia pada grafik,
pilih grafik pressure traverse dengan KA yang terdekat.
6. Pilih kurva gradien tekanan aliran dengan GLR yang diketahui. Apabila
untuk harga GLR tersebut tidak tersedia kurva gradient alirannya,
lakukan interpolasi.
7. Berdasarkan kurva IPR dilangkah (3), baca harga tekanan alir dasar
sumur( Pwf ) pada qt.
8. Gunakan grafik preassure traverse langkah (5) dan kurva gradien aliran
langkah (6) untuk menentukan tekanan kapala sumur Pwh berdasarkan
Pwf.
9. Catat harga Pwh yang diperoleh.
10. Pilih grafik pressure traverse aliran horizontal yang sesuai dengan qt,
dp, dan KA. Apabila KA tidak sesuai dengan KA yang tersedia pada
grafik,pilih grafik pressure traverse dengan harga KA yang terdekat.
11. Pilih kurva gradien yang sesuai dengan GLR yang diketahui. Apabila
harga GLR tersebut tidak tersedia kurva gradien alirannya, lakukan
interpolasi.
12. Gunakan grafik pressure traverse langkah (10) dan kurva gradien aliran
langkah (11) untuk menentukan tekanan masuk di separator, (Pin)
berdasarkan harga Pwh dari langkah (9).
13. Catat harga P in dan qt.
14. Ulangi langkah (4) sampai dengan (13) untuk berbagai harga laju
produksi. Dengan demikian akan diperoleh hubungan antara Pin
terhadap qt.
15. Plot harga Pin terhadap qt pada kertas grafik di langkah (2).
16. Plot Psep pada sumbu tekanan, dari titik ini tarik garis datar ke kanan
sampai memotong kurva yang diperoleh dari langkah (15).
17. Perpotongan tersebut menunjukan laju produksi yang akan diperoleh.
5.2.5.2.Contoh Soal
Diketahui :
Panjang pipa salur
= 3000 ft
Diameter
= 2 in
Kedalaman sumur
= 5000 ft
Diameter Tubing
= 2 3/8 in
Kadar Air
= 0
= 2200 psi
PI
= 1 BPD/Psi
q, dan diperoleh
hasil sebagai
berikut :
Tabel V-14
Pwh Untuk Aliran Tegak
2.
Qasumsi
Pwf
Pwh
(BPD)
200
400
600
800
1000
(Psi)
2000
1800
1600
1400
1200
(Psi)
610
540
450
330
180
3.
Qasumsi
Pwh
P sep
P in
(BPD)
200
400
600
800
1000
(Psi)
610
540
450
330
180
(Psi)
100
100
100
100
100
(Psi)
595
525
410
255
-