Anda di halaman 1dari 28

KURVA IPR SUMUR

VERTIKAL
Kurva IPR dinyatakan sebagai hubungan tekanan alir dasar sumur (Pwf)
terhadap laju produksi (qo). Hubungan ini diperoleh dari uji sumur,
yaitu :
(1) Uji produksi sebelum uji tekanan bentuk dilakukan.
(2) Uji "draw down" (UDD).
(3) Uji Isochronal.
Selain berdasarkan uji sumur tersebut kurva IPR dapat pula
diperkirakan dengan menggunakan persamaan aliran Darcy.
Penentuan Kurva IPR untuk Aliran Dua Fasa
(Gas dan Minyak) dengan Faktor Skin = 0
Perencanaan Kurva IPR Dua Fasa di Kemudian Hari dengan Metoda
"Pivot Point"
ANALISA SISTEM NODAL
TUJUAN
Mendapatkan laju produksi optimum dari sumur minyak dengan
melakukan evaluasi secara lengkap seluruh sistem produksi sumur.
METODE
Menggunakan metode grafis berdasarkan pressure traverse aliran
fluida dua fasa dalam pipa tegak.
PERSYARATAN
1. Tersedia kurva IPR terbaru atau kurva IPR peramalan.
2. Tersedia grafik-grafik Pressure traverse yang sesuai dengan kondisi
lapangan atau dari pustaka.
3. Sumur tegak dan pipa salur datar.
Analisa sistem nodal merupakan suatu cara pendekatan untuk optimisasi
produksi sumur minyak dan gas, dengan cara mengevaluasi secara menyeluruh
sistem produksi sumur. Secara lengkap tujuan analisa nodal untuk suatu sumur
yang mempunyai indeks produktivitas (IPR) dan sistem rangkaian tubing di
dalam sumur serta pipa salur di permukaan tertentu adalah sebagai berikut:
1. Menentukan laju produksi yang dapat diperoleh secara sembur alam.
2. Menentukan kapan sumur mati,
3. Menentukan saat yang baik untuk mengubah sumur sembur alam menjadi
sumur sembur buatan.
4. Optimisasi laju produksi.
5. Memeriksa setiap komponen dalam sistem sumur produksi untuk
menentukan adanya hambatan aliran.
Analisa nodal di suatu sumur dapat dilakukan pada 3 titik nodal yaitu:
Titik nodal di dasar sumur
Titik nodal di kepala sumur
Titik nodal di separator
Analisa Nodal Bila Titik Nodal Di Dasar Sumur
Jika dasar sumur digunakan sebagai Titik nodal, maka perhitungan
dimulai dari separator ke kepala sumur dan dilanjutkan ke dasar sumur.
Gambar 1 terlihat bahwa dasar sumur merupakan pertemuan antara
dua komponen yaitu:
1. Komponen sistem rangkaian pipa keselurunan,
2. Komponen kemampuan sumur untuk berproduksi, (IPR).
Kedua komponen tersebut dinyatakan secara grafis dalam diagram
tekanan-laju produksi, seperti tertera pada pada
Gambar 2. Perpotongan kedua grafik tersebut memberikan laju
produksi yang sesuai dengan kedua komponen tersebut di atas. Analisa
nodal dengan titik nodal di dasar sumur ini terutama digunakan untuk
meramalkan penurunan produksi sebagai akibat perubahan IPR di
kemudian hari untuk sistem rangkaian pipa keselurunan yang tetap.
Analisa Nodal Bila Titik Nodal Di Kepala Sumur
Gambar 3 menunjukkan arah perhitungan apabila kepala sumur
digunakan sebagai titik nodal. Dua Komponen yang ditemukan dalam hal
ini adalah :
1. Komponen Separator dan Pipa Salur.
2. Komponen Reservoir dan Tubing.
Secara grafis pada diagram tekanan-laju produksi Gambar 4 diperlukan
perubahan laju produksi terhadap tekanan kepala sumur. Perpotongan
kedua grafik tersebut menunjukkan laju produksi yang akan diperoleh
sesuai dengan IPR dan ukuran tubing tertentu serta tekanan separator
dan ukuran pipa salur yang digunakan.
Titik nodal di kepala sumur ini digunakan untuk melihat pengaruh ukuran
pipa salur dan tubing terhadap laju produksi yang diperoleh, Dengan
membuat kurva pipa salur dan kurva tubing untuk beberapa ukuran
(lihat Gambar 5), maka dapat dipilih kombinasi ukuran pipa salur dan
tubing yang terbaik.
Analisa Nodal Bila Titik Nodal Di Separator
Gambar 6 menunjukkan arah perhitungan jika separator digunakan
sebagai titik nodal. Komponen reservoir dan sistem pipa di dalam
sumur dan di permukaan ditentukan dengan harga tekanan separator
yang direncanakan, yang secara grafis ditunjukkan pada diagram laju
produksi-tekanan pada Gambar 7.
Cara ini digunakan untuk melihat dengan mudah pengaruh tekanan
separator terhadap laju produksi yang akan diperoleh.
Analisa Nodal Pada Sumur Gravel
Pack
Setelah menentukan bahwa gravel pack harus berhasil untuk
menanggulangi terproduksinya pasir dan fluida dapat mengalir
melalui gravel tersebut, kita akan mengevaluasi efisiensi gravel
pack. Gambar 12 memperlihatkan skematik gravel pack. Gambar
12 memperlihatkan bagian-bagian yang dilalui fluida dari formasi
sampai ke liner.
Setelah fluida melewati formasi sekitar lubang sumur, kemudian
untuk masuk ke screen dan liner, fluida harus melewati lubang
perforasi, melewati gravel dan kemudian melewati screen dengan
diperforasi atau slotted liner.
Untuk mengevaluasi dengan nodal sistem, harus dihitung
pressure loss karena hambatan di bagian tersebut, dengan
menggunakan persamaan yang dapat menghitung pressure loss
dengan kondisi open atau cased hole.
Analisa Nodal Untuk Sumur
Perforasi
Telah diketahui bahwa terjadi kompaksi, yaitu kerusakan formasi disekitar
lubang perforasi pada saat dilakukan perforasi. Hal ini berbeda pada gravel
pack, dimana formasinya adalah unconsolidated sehingga yang perlu
diperhatikan adalah luas permukaan aliran. Sedangkan untuk formasi ketat,
selain diatas yaitu panjang perforasi, juga diperhatikan panjang lubang
perforasi Keduanya mempengaruhi aliran ke lubang sumur.
Gambar 24 adalah contoh perforasi.
Gambar 25 memperlihatkan perforasi yang dapat dianalogikan sebagai
miniatur lubang sumur. Dan diasumsikan bahwa tidak ada kerusakan formasi
disekitar lubang sumur. Beberapa asumsi lainnya adalah:
1. Permeabilitas daerah yang terkompaksi adalah
a. 10% dari permeabilitas formasi jika diperforasi secara overbalance
b. 40% dari permeabilitas formasi jika diperforasi secara
underbalance
2. Tebal daerah yang terkompaksi adalah 1/2 in 3. Untuk sumur dengan
diameter kecil, Pwfs konstan sampai diujung daerah yang
terkompaksi 4. Dapat digunakan persamaan Jones, Blount dan Glaze
untuk menghitung kehilangan tekanan akibat perforasi

Anda mungkin juga menyukai