[ ]
q sc ( setabil ) r MM SCF/hari
= 1422Tμ g z g ln e −0 .75+ s
(C) (p 2
R −p
2 n
wf ) =
rw
= ( psia 2 ) n
Harga C ini tergantung dari sifat fisik batuan dan fluida yaitu, k dan .
Permeabilitas adalah saturasi liquid di dalam reservoir, sebagai penurunan tekanan
dari depletion. Gas yang tertinggal akan mengembang untuk menjaga Sg konstan.
Kecuali kondensat retrograde atau hadirnya water influx. Untuk gas kering,
perubahan k terhadap waktu (t) tidak terlalu berpengaruh. Jika berada pada
permeabilitas tinggi maka harga C juga akan tinggi begitu juga sebaliknya,
tergantung dari klasifikasi permeabilitasnya. Harga dan z tergantung dari
perubahan harga tekanan reservoir. Satuan ukuran lainnya digunakan dalam
analisa “deliverabilitas” adalah “absolut open flow potensial” (AOF).
Besar potensial ini diperoleh, bila kedalam Persamaan (4-3) dimasukkan
harga pwf sama dengan nol.
2
AOF
p
= C( R )n..…….…………………………………………(4-4)
Analisa deliverabilitas berdasarkan Persamaan (4-4) dikenal dengan analisa
konvensional. Analisa dengan menggunakan pseudo potensial, ψ , serta kondisi
aliran laminer-inersia-turbulensi (LIT) merupakan cara lain yang akan dijelaskan
lebih lanjut berikut ini.
4.2.1. Back Pressure Test
Convensional back pressure atau disebut juga flow after flow test, metode
ini pertama kali ditemukan oleh Pierce dan Rawlins (1929) untuk mengetahui
kemampuan sumur berproduksi dengan memberikan tekanan balik (back
pressure) yang berbeda-beda. Pelaksanaan dari tes yang konvensional ini dimulai
dengan jalan menutup sumur, untuk menentukan harga P R. Selanjutnya sumur
diproduksi dengan laju sebesar qsc sehingga aliran mencapai stabil, sebelum
diganti dengan laju produksi lainnya. Setiap perubahan laju produksi tidak
didahului dengan penutupan sumur.
Gambar skematis dari proses “back pressure test” diperlihatkan pada
Gambar 4.2. Analisis deliverability didasarkan pada kondisi aliran yang stabil.
Untuk keperluan ini diambil tekanan alir di dasar sumur, p wf, pada akhir dari
periode suatu laju produksi.
Lama waktu pencapaian kondisi stabil dipengaruhi oleh permeabilitas
batuan. Waktu untuk mencapai kestabilan ini dapat diperkirakan berdasarkan
waktu mulai berlakunya aliran semi mantap.
tD = 0,25 reD ......................................................................................(4-5)
Berdasarkan definisi tD, yaitu :
kt
μφ Cr
tD = 2,637×10-4 w2 ………………………………………….(4-6)
maka harga waktu mencapai kondisi stabil, ts, adalah :
2
μφ Cr e ¿ 1000 μφ Cr e
2
t s =948 k pR
k ......................................................(4-7)
keterangan :
1
¿
C
pR
μ = Viscositas pada pR.
μ̄ ¿vis cositas pada p R
Gambar 4.2.
Diagram Laju Produksi dan Tekanan Dari Back Pressure Test
(Ikoku, Chi.; “Natural Gas Reservoir Engineering”1984)
stabil,
pR , yang diusulkan dengan pembukaan sumur, sehingga menghasilkan
laju produksi tertentu selama jangka waktu t, tanpa menanti kondisi stabil.
Diagram laju produksi dan tekanan di dasar sumur dapat dilihat pada Gambar 4.3.
Setiap perubahan laju produksi didahului oleh penutupan sumur sampai tekanan
mencapai stabil,
pR . pada Gambar 4.3 ditunjukkan beberapa hal penting yang
berkaitan dengan urutan uji isochronal, yaitu :
1. Waktu alir, kecuali pengaliran yang terakhir, berlangsung dalam selang
waktu yang sama.
2. Perode penutupan berlangsung sampai p =pR, bukannya selang waktu
yang sama panjang.
3. Pada periode pengaliran terakhir, sumur dialirkan sampai mencapai
keadaan stabil, tetapi hal ini tidak mutlak.
Prosedur pelaksanaan dari isochronal test adalah sebagai berikut:
1. Sumur ditutup hingga mencapai keadaan keseimbangan statik, tekanan
terukur dicatat sebagai tekanan rata-rata reservoir (pR)
2. Sumur diproduksikan dengan laju aliran q1 selama waktu t1, dan catat laju
aliran serta tekanan alir sebagai q1 dan pwf1
3. Sumur ditutup kembali selama waktu t, hingga mencapai kondisi
kesetimbangan statik (pR)
4. Sumur diproduksi selama waktu t2 (sama dengan t1) dengan ukuran choke
yang berbeda dan catat laju aliran dan tekanan alir sebagai q2 dan pwf2.
5. Ulangi langkah 3 dan 4 beberapa kali (umumnya cukup sampai emapat
titik) dengan waktu alir t1.
Gambar 4.3.
Diagram Laju Produksi dan Tekanan Dari Isochronal Test
(ERCB, “Theory and Practice of the of Gas Wells”1975)
Gambar 4.4.
Diagram Tekanan Dan Laju Produksi Selama Tes Modified Isochronal
(Ikoku, Chi.; “ Natural Gas Reservoir Engineering ”)
log ( p 2 − p
R wf
2 ()
)=
1
n
( log qsc−log C )
……………………………….(4-9)
…………………………………………………….(4-
11)
Harga koefisien C juga dapat ditentukan dengan melakukan ekstrapolasi
karena
1/r e amat kecil, maka dapat diabaikan, dan koefisisen aliran turbulen b :
−12
(4-15) b= 3 . 161x10 βz Tγ g
2
h rw …………………………………………….
2
Bila diplot antara Δp / q sc vs qsc pada kertas grafik kartesian akan
memberikan suatu garis lurus dengan slope b yang menunjukkan derajat aliran
turbulen di dalam sumur dan intercept a yang menunjukkan kerusakan formasi.
Harga b akan berubah setiap waktu ketika adanya perubahan pola aliran ke
dalam lubang sumur. Efek dari perubahan ini dalam tahapan komplesi sumur
dapat dievaluasi dengan membandingkan kedua harga b:
2
b1 β 1 h P r w
= 2 2
b2 β2 h2P r w
1 1
b2 hP
1
q sc=
(
−a+ a2 + 4 b ( p 2 − p
R wf 2 ))
2b ………………………………….(4-16)
Slope = b
Intercept = a
0
0 q
Gambar 4.5.
2
∆p
Grafik vs q
q
(Ikoku, Chi.; “Natural Gas Reservoir Engineering”1984)
Sedangkan besarnya harga AOFP adalah sama dengan qsc pada harga Pwf
sebesar 0 psi.
0.5
AOF =
(
−a+ a 2 + 4 b ( p
R2 ))
2b
Metode Analisis Jones-Blount-Glaze dapat diterapkan untuk real gas,
tetapi pada metode ini dibutuhkan dua data atau lebih uji aliran yang stabil, karena
untuk mendapatkan harga stabil dari koefisien laminar a diperlukan sekurang-
kurangnya dua uji aliran yang stabil.
3. Pendekatan Pseudo-Pressure (ψ )
Digunakan untuk tekanan p < 2000 psi dimana μz adalah konstan.
Δ ( ψ )=ψ R −ψ wf =a3 qsc + b3 q
(4-19) sc 2 ……………………………...……..
Bagian pertama ruas kanan (a.qsc) dari Persamaan 4-17, 4-18, dan 4-19
menunjukkan hubungan penurunan tekanan dalam bentuk tekanan, tekanan
kuadrat, atau pseudo-pressure yang disebabkan oleh pengaruh aliran laminar dan
kondisi lubang sumur. Sedangkan bagian keduanya (b.qsc2) merupakan hubungan
penurunan tekanan yang disebabkan oleh aliran inertial-turbulence.
Karena analisa pseudo-pressure dianggap lebih teliti dan dapat digunakan
pada semua kisaran tekanan reservoir, bila dibandingkan dengan analisa
pendekatan tekanan (p) atau analisa pendekatan tekanan kuadrat (p2), maka
pendekatan LIT menggunakan pseudo-pressure dan untuk selanjutnya disebut
Dari Persamaan 4-19, plot antara ( Δψ−bqsc ) vs qsc pada kertas grafik log-
2
log akan memberikan garis lurus. Kurva ini merupakan garis deliverability yang
stabil, dimana harga a3 dan b3 dapat dicari dari persamaan berikut ini:
∑ ( Δψ /q sc ) ∑ q sc2−∑ q sc ∑ Δψ
a3 =
N ∑ q 2 −∑ q sc ∑ q sc
sc ……………………....………(4-20)
N ∑ Δψ−∑ q sc ∑ ( Δψ /q sc )
b3 =
N ∑ q 2−∑ qsc ∑ q sc
sc ………………………………(4-21)
Dimana N = banyaknya poin-poin data.
Persamaan 4-33
q4 b
400
q3
q2
200
q1
at
100
Gambar 4.8.
2
Δp
Penentuan at dan b Berdasarkan Plot qsc vs qsc
(Ikoku, Chi.; “Natural Gas Reservoir Engineering”1984)
[ )]
0 .5
(4-35) −a+ a2 + 4 b ( p 2 − p 2
R wf
q del=
2b ………………………………......
AOF =
2b .............................................................(4-36)
dan harga AOFP apabila pwf = 14.7 psia :
[ ]
0.5
−a+ a+4 b ( p 2R−14 . 7 )
AOFP=
2b ………………………………..(4-37)
Dari hasil di atas, bila dinyatakan dalam bentuk grafik, plot pada kertas
log-log (p2 –bqsc2) terhadap qsc akan mendapatkan garis lurus berdasarkan
Persamaan 4-25 merupakan kurva stabilized deliverability (garis ini melalui titik
stabil). Harga AOF dan AOFP didapatkan dari garis stabilized deliverability,
dengan mengambil pwf = 0 atau pwf = 14.7 psia.
2. Metoda Pendekatan Pseudo Pressure ()
Penentuan deliverability, AOF, dan AOFP berdasarkan keadaan stabil,
dari Persamaan 4-28, merupakan persamaan kuadrat dalam bentuk laju aliran q sc,
salah satu akar yang memenuhi Persamaan 4-28, yaitu (sebagai deliverability) :
0. 5
q sc =
[
−a+ a 2 + 4 b ( ψ R−ψ wf ) ]
2b .......................................................(4-38)
dan harga AOF apabila pwf = 0
0. 5
−a+ [ a +4 b ψ R ]
2
AOF =
2b ………………………………………..(4-39)
dan harga AOFP apabila pwf = 14.7 psia
0. 5
AOFP=
[
−a+ a+4 b ( ψ R−ψ (14 , 7 )) ]
2b ……………………………(4-40)
Dengan diketahuinya harga at, a, dan b, plot grafik antara ( - bqsc2) vs
qsc akan mendapatkan garis lurus berdasarkan Persamaan 4-27 merupakan kurva
stabilized deliverability (garis ini melalui titik stabil) seperti yang terlihat pada
Gambar 4.8.
Harga AOF dan AOFP didapat berdasarkan garis stabilized deliverabitas,
dengan mengambil harga (0) atau (14.7).
Persamaan yang mendukung pada analisa ini adalah persamaan aliran LIT
pendekatan pseudo pressure, perhitungan sedikit lebih kompleks, karena harus
menghitung harga faktor-z dan viskositas gas pada berbagai variasi tekanan,
untuk mendapatkan harga tekanan pseudo. Perhitungan yang dilakukan dengan
metode analisis Rawlins-Schellhardt dan metoda LIT (p2), yang secara teori sesuai
untuk diterapkan pada kisaran tekanan reservoir kurang dari 2000 psia.
Sedangakan pendekatan pseudo (m(p)), yang digunakan pada kisaran tekanan
antara 2000–4000 atau bisa juga digunakan untuk semua kisaran tekanan.
t3
a × AOF t2
t1
45°
(∆𝜓 -
bqsc
2)
il
ab
st
n
ra
ali
AOF
Gambar 4.9. Plot Test Konvensional untuk ( - bqsc) vs qsc pada LIT
(Abdassah, Doddy;”Teknik Eksploitasi Gas Bumi”)
Gambar 4.10.
Bentuk Grafik Laju Alir dan Tekanan Ideal pada Pressure Drawdown
(Earlougher, Robert C.;“Advances in Well Test Analysis”1977)
Gambar 4.12.
Type Curve Tekanan tak Berdimensi vs Waktu tak Berdimensi, termasuk
Efek Wellbore Storage dan Skin
(Chaudhry, Amanat U.:”Gas Well Testing Handbook” 2003)
Gambar 4.13.a.
Type Curve Yang Digunakan Untuk Menentukan Akhir Wellbore Storage
(Chaudhry, Amanat U.:”Gas Well Testing Handbook” 2003)
Gambar 4.13.b.
Type Curve Yang Digunakan Untuk Menentukan Akhir Wellbore Storage
(Chaudhry, Amanat U.:”Gas Well Testing Handbook” 2003)
Gambar 4.13.c.
Type Curve Yang Digunakan Untuk Menentukan Akhir Wellbore Storage
(Chaudhry, Amanat U.:”Gas Well Testing Handbook” 2003)
Gambar 4.13.d.
Type Curve Yang Digunakan Untuk Menentukan Akhir Wellbore Storage
(Chaudhry, Amanat U.:”Gas Well Testing Handbook” 2003)
Gambar 4.13.e.
Type Curve Yang Digunakan Untuk Menentukan Akhir Wellbore Storage
(Chaudhry, Amanat U.:”Gas Well Testing Handbook”2003)
(4-
43)
…………………....
Dimana
(4-
44)
….. …………………..
Dalam terminologi pseudopressure,
(4-
45) ………......…
(4-46)
…………………………………………...……….......
Jika tidak tersedia unit slope, Cs dan CSD harus ditentukan dari properti
lubang sumur, dan ketidak-akuratan bisa muncul jika propertiesnya tidak
menjelaskan kondisi test aktual.
3. Setelah menggunakan type curve dengan CSD yang telah dihitung pada
langkah 2, menemukan curve yang paling cocok dengan plot data. Kurva ini
akan dicirikan pada beberapa harga skin faktor; catat hasilnya.
4. Dengan menggunakan plot data aktual yang telah diletakkan pada posisi
yang cocok, catat titik yang saling sesuai pada match point.
[(pi-pwf), pD] dan (t, tD)
2 2
[( pi -p wf ), pD] dan (t, tD)
……….. ……………………….…………………..(4-47)
……. ………………………………………..(4-48)
……….………………………………...(4-49)
khT sc [ ψ ( pi ) −ψ ( p wf ) ]
ψD=
50 , 300 p sc q sc T ……..……………………………...(4-50)
……. ……………………………………………(4-51)
……………………………………(4-52)
Dimana
5. Hitung k dan ϕct dari match point, MP. Dengan menggunakan persamaan
berikut ini:
…………………………….(4-53)
Persamaan 4-53 dapat ditulis sebagai
……………………………(4-54)
……………………….(4-55)
………………………………………..(4-56)
6. Bandingkan nilai tersebut dengan nilai yang biasa digunakan untuk
menentukan CSD dan Cs.
Secara ringkas, prosedur-prosedur tersebut (1 sampai langkah 6)
memberikan perkiraan nilai k, s, dan Cs dalam terminologi tekanan (pressure
term), tekanan kuadrat (pressure squared) dan kasus pseudo pressure.
B. Memperkirakan Karakteristik Formasi Berdasarkan Data Aliran
Transient
1. Single-Rate Drawdown Test
Test ini terdiri dari mengalirkan sumur dengan laju alir yang konstan dan
secara kontinyu mencatat tekanan alir dasar sumur p wf sebagai fungsi waktu alir t.
aliran ini dimulai dari kondisi stabil penutupan sumur.
Gambar 4.14.
Analisis Drawdown Test dengan Type Curve Ramey
(Chaudhry, Amanat U.:”Gas Well Testing Handbook”2003)
Data yang diperoleh dari single rate test dapat dianalisa seperti dibawah
ini untuk memperoleh harga kh dan faktor skin tampak, s’, s’ tersusun atas dua
bagian, s karena komplesi sumur, dan D’qSC karena efek turbulensi. Harga s dan D
diperoleh secara terpisah dari two rate test, yang akan dibahas pada sub bab
berikutnya. Untuk menganalisis tekanan drawdown, plot (pi - pwf) vs log t pada
skala semilog, dan log (pi - pwf) vs log t menggunakan plot log-log untuk
mengidentifikasi awal periode aliran transient. Untuk menganalisis tekanan
drawdown pada reservoir gas, sumbu y dari plot-plot yang telah disebutkan diatas
Gambar 4.15.
Variasi Harga ψ dan 𝛍z Terhadap Tekanan
(Chaudhry, Amanat U.:”Gas Well Testing Handbook”2003)
Model persamaan aliran transient dengan laju alir konstan pada reservoir
gas tak terbatas:
…………………………………..….(4-57)
…………………………………………….(4-58)
………………(4-59)
Dimana qsc dinyatakan dalam mscfd dan faktor volume formasi, βgi,yang
dinyatakan dalam barrel reservoir per mmscf, oleh karena itu qscβgi dapat
dinyatakan dalam barrel reservoir per hari (rb/d) sepert pada persamaan analog
untuk cairan slightly compressible. Semua properties gas (qsc, βgi, dan Cg) di
evaluasi pada tekanan inisial reservoir, pi.
…..…………………………..(4-60)
…………………………………………(4-61)
D Faktor adalah ukuran kehilangan tekanan (pressure loss) non-darcy atau
turbulen. Faktor D ini tidak dapat dihitung secara terpisah dari faktor skin dari
build up atau test drawdown, jadi konsep faktor skin tampak s’ = s + Dqsc, akan
sangat cocok digunakan karena harga ini dapat ditentukan dari single test. Plot ∆p
=(
pi −p wf )
vs t pada skala semilog akan memberikan garis lurus dengan
kemiringan m, dimana dengan demikian permeabilitas formasi dapat ditentukan.
Faktor skin tampak, s’, dapat dihitung , dimana harga p1hr harus ditentukan daris
garis lurus pada plot semilog tersebut (dapat diekstrapolasikan bila perlu).
Pressure drop akibat skin dapat dihitung dengan persamaan nerikut:
.………..………………………………….(4-62)
Dengan cara yang sama, pressure drop akibat efek aliran inersia turbulensi
dapat dihitung dengan persamaan:
..……………………………………………(4-63)
Kemudian total pressure drop adalah:
………………...(4-64)
Efesiensi aliran sumur, FE, yang didefinisikan sebagai perbandingan
drawdown di sumur tanpa skin atau aliran IT, dengan aktual drawdown dan dapat
dihitung dengan persamaan:
……………………………………….(4-65)
2
b) Analisis Drawdown Test Menggunakan Pendekatan pwf
Solusi untuk aliran transient yang paling berguna disebut juga dengan
solusu garis sumber (line source solution). Solusinya adalah
∆pD = 0.5 (In tD + 0.809) ………………………………………….(4-66)
Persamaan 4-66 dapat ditulis dengan menyertakan kerusakan formasi dan
efek turbulensi menjadi
∆pD = 0.5 (In tD + 0.809) +s’ …………………………………..(4-67)
Dimana
s' = s + Dqsc ……………………………………………………..(4-68)
dalam bentuk variable-variabel nyata dan log umum, persamaan 4-68
menjadi:
....(4-69)
…………………………………..(4-70)
Sehingga kh dapat dihitung, untuk memperoleh s’, dengan t = 1 jam (atau
log 1 = 0) maka:
(4-71)
………………….
p1hr diperoleh dari ekstrapolasi segmen linear plot. Penyelesaian untuk s’:
……………………(4-72)
Karena s’ tergantung pada laju alir, dua test laju alir tunggal dapat
dilakukan untuk menentukan s dan D. kehilangan tekanan karena adanya
kerusakan formasi (aktual) dapat dihitung dengan:
……………………………………………(4-73)
Dan pressure drop yang tergantung pada laju aliran
………………………………………..(4-74)
…………………………………(4-75)
…………………………………….(4-76)
Faktor skin tampak, s’,
…………………..(4-77)
Dimana
Δψ 1 adalah harga Δψ pada t = 1. Nilai ini diperoleh dari
ekstrapolasi garis lurus dari plot grafik. Dan pressure drop akibat skin diperoleh
dari
……………………….(4-78)
Dengan cara yang sama, pressure drop akibat efek aliran inersia turbulensi
dapat dihitung dengan persamaan:
…………………………………………(4-79)
Kemudian total pressure drop adalah:
………………………(4-80)
Efesiensi aliran sumur, FE, dapat dihitung dengan persamaan:
………………………………(4-81)
Dalam bentuk satuan tak berdimensi drawdown dinyatakan dengan
persamaan:
………………………………………(4-82)
2. Two-Rate Drawdown Test
Two-rate test terdiri dari mengalir sumur laju alir yang konstan qsc1 selama
t, dan lalu mengubah laju alir itu menjadi qsc2. Laju alir yang pertama biasanya
merupakan laju produksi aktual sumur. Sebelum laju alir diubah, tekanan alir
dasar sumurnya diukur langsung dengan suatu alat pengukur tekanan dan juga
setelah laju alir diubah tekanan alir dasar sumur dicatat secara terus-menerus.
Gambar 4.16.
Log-log Plot ∆ψ [=ψ(pi)-ψ(pwf)] vs t dengan Pendekatan Pseudopressure pada
Single Rate Drawdown Test
(_.ERCB:”Theory and Practice Of The Testing Of Gas Wells3rd. Ed”1975)
Data-data ini kemudian bisa dianalisa dengan metode analisa test laju alir
tunggal untuk memperoleh kh dan s'. Sebagai catatan bahwa lamanya waktu t dari
laju alir pertama harus cukup lama untuk memastikan bahwa periode tersebut
merupakan periode aliran transient.
Test dua aliran tunggal diperlukan untuk menentukan faktor aliran IT
menggunakan persamaan-persamaan berikut:
………………………………………………...…(4-83)
Penyelesaian persamaannya menjadi
……………………………………………………..(4-84)
…………………………………………….(4-85)
Gambar 4.17.
Contoh Semilog Plot ∆ψ [=ψ(pi)-ψ(pwf)]vs t dengan Pendekatan Pseudopressure
pada Single Rate Drawdown Test
(_.ERCB:”Theory and Practice Of The Testing Of Gas Wells3rd. Ed”1975)
Gambar 4.18.
Two Rate Drawdown Test dan Diagram Tekanannya
(_.ERCB:”Theory and Practice Of The Testing Of Gas Wells3rd. Ed”1975)
……………………………………………………………………..(4-86)
………………………………………..(4-87)
'
Faktor skin tampak, s 2 , hubungannya dengan laju alir yang kedua dapat
dihitung dengan:
..........…………..(4-88)
'
Dimana s 1 = faktor skin tampak pada laju alir qsc1; ψ(pwf1) = pseudopressure
aliran di dasar lubang sumur saat ∆t = 1, yang diperoleh dari dengan ekstrapolasi
garis lurus. ψ(pwfn) = pseudopressure aliran di dasar lubang sumur saat pergantian
laju alir dari qsc1 menjadi qsc2. Namun untuk melengkapi persamaan diatas, dibutuh
beberapa informasi tambahan. Dua pendekatan alternatif yang dapat
dipertimbangkan.
…………(4-89)
'
Dan faktor skin tampak, s 2 pada qsc2
………………………….…(4-90)
Faktor skin sebenarnya, s dan faktor inersia turbulensi dihitung dengan
persamaan 4-88.
……………………………(4-91)
ψ(pi) dapat dihitung dengan persamaan 4-74,
....…(4-92)
Harga pi diperoleh dengan mengkonversi ψ(pi) kedalam bentuk pi.
Gambar 4.19.
c) Menggunakan Pendekatan p2
………………….......…………..…(4-93)
' '
Harga s 2 dapat ditentukan apabila telah diperoleh harga s 1 dari data periode aliran
pertama:
Dimana
p2wf 1 diperoleh saat Δt = 1
2
pwf 0 diperoleh saat Δt = 0
…………………(4-94)
…………………………………(4-95)
Harga faktor skin yang sebenarnya dan faktor turbulensi diperoleh dari:
……………………………………...(4-96)
Jika tekanan inisial tidak diketahui, faktor skin dapat dihitung dengan persamaan:
...(4-
97)
Kemudian dapat dihitung harga P*
........(4-98)
3. Multirate Drawdown Test
Multirate test mirip dengan uji deliverability konvensional yang telah
dijelaskan pada sub bab sebelumnya, kecuali bahwa tiap-tiap periode aliran tidak
dilanjutkan sampai tekanan reservoir stabil. Sesungguhnya, dilakukan untuk
menyelidiki rezim aliran transien hanya saja bahwa kh, s dan D dapat ditentukan
dengan pendekatan semilog. Pada multirate test ini, pembukaan sumur dimulai
dari ketika reservoir dalam keadaan stabil. Laju alir yang konstan qsc1
dipertahankan selama waktu t1, kemudian laju alir diubah ke qsc2 sampai t2, setelah
itu diubah ke qsc3 sampai t3 dan demikian seterusnya. Sejarah alirannya dapat
dijelaskan sebagai berikut:
qsc1 = q1 untuk 0 < t < t1
qsc2 = q2, t1 < t < t2
qscn = qn, tn-1 < t
Selama periode aliran ke-n, perilaku tekanan drawdown ditunjukkan oleh
persamaan berikut ini menggunakan pendekatan pseudopressure:
………....(4-99)
dimana
n
Δq j
[ ψ ( p i )−ψ ( p wf ) ] / q n
∑ qn
log ( t−t j−i )
Jika di-plot antara terhadap j−i pada
koordinat aritmatik akan memberikan garis lurus dengan kemiringan m’, dengan
demikian
……………………………………..(4-100)
Faktor skin tampak s'n pada laju alir qn dapat dihitung dengan
…….......……..(4-101)
…………….………………………….(4-102)
……………….………………………..(4-103)
Dimana N = jumlah periode aliran.
…………………….…………….…(4-104)
Dengan menyusun kembali persamaan 4-86, substitusi dengan terminologi
tak berdimensi, variabel nyata dan log dapat dituliskan menjadi:
……………………………(4-105)
Dalam persamaan 4-117, πϕre2h mewakili gas yang mengisi volume pori
reservoir, vp, persamaan 4-117 dapat juga ditulis dengan
…………….…..(4-106)
…………………………………………..(4-107)
Dan batas reservoirnya adalah
……………………………….………………….(4-108)
…………………………………….……...(4-109)
Dimana rinv adalah jari-jari pengamatan, rinv ≤ re
……………………………..…….……..(4-110)
Persamaan 4-110 dapat disubstitusikan ke dalam persamaan 4-108 sehingga
menjadi
……………………………………………(4-111)
Dimana t adalah lama waktu periode aliran yang dibutuhkan untuk melaksanakan
uji batas ekonomi (economic limit test).
Gambar 4.20.
Reservoir Limit Test
(Chaudhry, Amanat U.:”Gas Well Testing Handbook”2003)
reservoir
pR . Test ini dilakukan dengan mengalirkan sumur dengan laju tetap q
sc
untuk jangka waktu tertentu tp, dilanjutkan dengan penutupan sumur pada ∆t = 0,
kemudian mengukur peningkatan tekanan lubang bor dengan waktu penutupan ∆t.
Horner mengembangkan test ini, dan metode analisis ini umumnya
memberikan hasil yang terbaik. Horner menunjukkan bahwa plot tekanan akibat
penutupan sumur, pws, terhadap log ( tp +∆t)/∆t memberikan suatu garis lurus
untuk satu reservoir tanpa batas.
Gambar 4.21.
Bentuk Grafik Laju Alir dan Tekanan Ideal pada Pressure Build-Up
(Earlougher, Robert C.;“Advances in Well Test Analysis”)
Test pressure build up selalu didahului oleh drawdown, dan data build up
secara langsung dipengaruhi oleh drawdown ini. Biasanya, drawdown dimulai
dari kondisi reservoir yang stabil yang diwakili oleh tekanan reservoir yang stabil,
p1. Pada waktu t, sumur ditutup dan buildup dilanjutkan selama ∆t. Pada kondisi-
kondisi ini, perilaku tekanan di dasar lubang sumur yang statis, pws, digambarkan
dalam Gambar 4-22.
Gambar 4-23 menunjukkan bentuk kurva pressures buildup. Seperti juga
yang ditunjukkan dalam gambar tersebut, kasus-kasus rekahan dan kasus besarnya
harga skin negatif mendekati garis lurus semilog dari atas ketika wellbore storage
kecil. Gambar tersebut juga menunjukkan bahwa perilaku ini dapat
disembunyikan dengan harga wellbore storage yang besar, sehingga kurva
pressure build up kemungkinan memiliki bentuk karakteristik yang berhubung
dengan wellbore storage atau dengan harga skin yang positif.
Gambar 4.23.
Karakteristik Ideal Pressure Buildup Sumur Gas
(Chaudhry, Amanat U.:”Gas Well Testing Handbook”2003)
Cakupan dan kebenaran aplikasi dari ketiga analisis yang berbeda ini
belum dapat ditetapkan dengan jelas dan sedikit kebingungan masih tersisa dalam
industri perminyakan. Ada suatu kepercayaan bahwa analisa Horner, baik untuk
sumur-sumur baru pada reservoir baru. Sedangkan analisa MDH, sah untuk
sumur-sumur tua pada reservoir lama. Pendapat ini merupakan suatu kesalah-
pahaman. Dalam tinjauan ulang yang sempurna dari berbagai metoda dari analisa,
Cobb dan Ramey (1971) mempelajari perilaku buildup suatu sumur pada
pusatnya, area pengurasan berbentuk persegi yang melebihi cakupan aliran yang
besar dan waktu penutupan. Mereka menggambarkan cakupan validasi dari tiap
metoda di atas dan menyimpulkan bahwa analisa Horner adalah secara umum
lebih bermanfaat di banding analisa MDH atau Muskat.
pertama kali oleh Horner untuk industri perminyakan. Metode ini pada dasarnya
adalah dengan memplot tekanan statik sumur terhadap suatu fungsi waktu Horner
1
ΔΡ D= ( ln t D +0 , 80907 )
(Horner time). Persamaan untuk aliran transien 2 adalah
Dasar teori dari test buildup didapatkan dari prinsip superposisi terhadap
waktu, dengan tujuan untuk merepresentasikan kondisi penutupan laju injeksi (-
qsc) yang dimulai pada t = 0 yang kemudian disuperposisikan dengan laju alir qsc
pada saat t = 0.
[ ]
1637 . qsc T . μ z kt
p2i −p 2ws = log +2 s '
kh φμCr w2
......................................(4-112)
Dengan menggunakan prinsip superposisi :
Δpt =Δ pq 1 +Δ pq 2 ...........................................................................(4-113)
maka Persamaan 3-112, menjadi :
[ ]
1637 . q1 T . μ z ktp+Δt
p2i −p 2ws = log +2 s '
kh φμCr w2
....................................(4-114)
[ ]
1637 . q2 T . μ z kΔt
− p2i −p 2ws = log +2 s'
kh φμ Cr 2w
...................................(4-115)
Apparent skin, s’, tidak diikutkan dalam superposisi karena bukan merupakan
suatu fungsi waktu tetapi fungsi dari laju aliran. Bila pengaruh turbulensi aliran
dapat diabaikan, maka s = s’.
Pada umumnya analisis terhadap data PBU test yang diperoleh dengan cara
2
menghasilkan harga pi untuk reservoir tak terbatas.
s '=1 , 151
[ p21 jam −p 2wf
m
−log
k
φ μ C r 2w
+3 , 23
] ..........................................(4-119)
keterangan :
s>0 : menunjukkan adanya kerusakan formasi di sekitar lubang bor.
s<0 : menunjukkan adanya perbaikan formasi disekitar lubang bor,
karena dilakukan acidizing atau hydraulic fracturing
s=0 : tidak terjadi kerusakan formasi
Adanya pressure drop pada daerah di sekitar lubang bor (skin) akan menurunkan
Flow Efficiency (FE), dimana :
¿
p − p wf −Δp skin
FE= ¿
p − p wf ………………………………………….(4-120)
Gambar 4.24.
Horner Plot untuk Reservoir Gas yang Infinite
(Ikoku, Chi.U.DR;“Natural Gas Production Engineeing”1984
rata-rata reservoir,
ψ R , sebanding dengan tekanan rata-rata reservoir, pR .
……….……..(4-122)
Dimana k dalam milidarcys. Jika sumur ditutup pada waktu tp dan dibiarkan
tekanannya naik selama ∆t, pengaruh dari penutupan dapat diperoleh dengan
menggunakan prinsip superposisi 2 efek. Selama periode penutupan, tekanan
statis dasar sumur adalah jumlah dari pengaruh berkelanjutan dari laju alir
drawdown qsc dan pengaruh superposisiperubahan laju alir dari 0 - qsc, dapat
dijelaskan dengan persamaan berikut ini:
…………………………….(4-123)
Perlu diketahui bahwa skin tampak s’, harus tidak tersuperposisi dalam waktu
karena ia merupakan fungsi dari laju alir yang ada. Terminologi pertama pada sisi
kanan persamaan 4-123 mewakili pengaruh yang diakibatkan oleh drawdown
dengan laju alir qsc selama (∆t+tp). kemudian qsc menjadi 0 selama ∆t. Dengan
penggabungan dan penyederhanaan kedua terminologi ini maka diperoleh:
…………………(4-124)
Hubungan ini mewakili penggunaan horner plot secara umum. Horner plot
diperoleh dari persamaan 4-124 dimana plot ∆p2 versus log (∆t+tp)/∆t pada
koordinat semilog akan memberikan garis lurus dengan kemiringan (slope) m,
sehingga
…………………………………….(4-125)
Untuk menentukan pwfo, tekanan sebelum penutupan, persamaan 4-122
dapat dituliskan menjadi
……(4-126)
Dari substitusi persamaan 4-124 dan persamaan 4-126 maka
…(4-127)
Dengan menentukan p1hr, tekanan ketika ∆t = 1 dan mengasumsikan
(∆t+tp)/∆t ≅ 1, maka persamaan 4-127 dapat disederhanakan kembali menjadi:
………………(4-128)
2
Dimana p1hr diperoleh dari ekstrapolasi segmen linier pada plot ∆t = 1
jam (log 1= 0). Persamaan 4-128 dapat digunakan untuk menentukan harga s’.
Tidak ada cara untuk memisahkan s’ ke dalam komponen-komponen s dan Dqsc
dari single buildup rate test. Namun jika dilakukan uji buildup yang lain setelah
uji drawdown, akan diperoleh harga s’ yang berbeda. Kedua harga s’ yang
berbeda ini dapat digunakan untuk menentukan s dan Dqsc secara terpisah dengan
menggunakan persamaan 4-83 dan 4-84.
Pressure buildup dalam terminologi pendekatan pseudopressure 𝜓 (pws)
……………(4-129)
Dari bentuk persamaan di atas, dapat dilihat bahwa plot antara 𝜓 (pws) vs
log (∆t+tp)/∆t memberikan garis lurus dengan kemiringan garis m dan dari m ini
dapat diperoleh kapasitas aliran kh,
…………………………………………….(4-130)
……………….…..(4-131)
s dan Dqsc dapat diperoleh dari two rate buildup test. Sehingga dari dua
harga s’ yang berbeda ini dengan menggunakan persamaan 4-83 dan 4-84, harga s
dan Dqsc dapat ditentukan secara terpisah.
……………………………………………..(4-132)
…………………………………(4-133)
Persamaan 4-132 dan 4-133 digunakan untuk menentukan penurunan
tekanan (pressure drop) akibat skin tampak dan menentukan efesiensi aliran.
Properti reservoir di evaluasi pada kondisi mula-mula pi, tekanan rata-rata p (jika
tersedia) atau √( p∗ +p
2 2
wf ) /2 . Jika harga ψ( p ) tersedia, maka ψ (p*) seharusnya
digantikan dengan ψ( p ).
Semilog plot pressure buildup untuk reservoir tak terbatas ditunjukkan
oleh gambar 4.24.
4.3.2.4. Analisis Pada Reservoir Terbatas
Dalam terminilogi pseudopressure dengan substitusi parameter tak
berdimensi dan dengan memasukkan parameter s’, kelakuan tekanan untuk
reservoir terbatas adalah:
……………….(4-134)
Superposisi buildup pada drawdown adalah
……………..(4-135)
Untuk ∆t ≪ tp:
Gambar 4.27.
Horner Buildup Plot pada Reservoir Terbatas
(Chaudhry, Amanat U.:”Gas Well Testing Handbook”2003)
Persamaan 4-135, untuk ∆t ≪ tp dapat disederhanakan menjadi
……………...(4-136)
Mula-mula plot ψ (pws) vs log (∆t+tp)/∆t memberikan garis lurus dengan
kemiringan m. Ekstrapolasi garis lurus ini sampai pada kondisi waktu tak terbatas
∆t atau (∆t+tp)/∆t=1 akan diperoleh harga (p*) dan dapat digunakan untuk
Dimana
Gp = komulatif produksi sejak komplesi, mmscfd.
qsc = laju alir konstan sebelum penutupan, mmscfd.
tDA = waktu tak berdimensi
0. 0002637 kt p
= φμgi c i A ……………………………………………(4-138)
Dalam bentuk tekanan kuadrat, persamaan 4-134 menjadi
...(4-
139)
Persamaan 4-135 menjadi
…….(4-140)
Persamaan 4-136 menjadi
……………………..(4-141)
Plot p2ws vs log (∆t+tp)/∆t memberikan garis lurus dengan kemiringan m.
Ekstrapolasi garis lurus ini sampai pada kondisi waktu tak terbatas ∆t atau
(∆t+tp)/∆t=1 akan diperoleh harga p*2 dan dapat digunakan untuk menghitung
pR .
………………….(4-142)
Persamaan 4-142 digunakan untuk menentukan (p*). Persamaan material
balance dapat ditulis dalam bentuk pseudopressure dengan substitusi parameter
tak berdimensi menjadi:
……………………..(4-143)
Sehingga
…………………………………………..(4-144)
m adalah nilai mutlak dari kemiringan garis lurus horner plot:
F adalah tekanan tak berdimensi MBH pada tDA dan tDA adalah waktu tak
berdimensi yang dapat dihitung dengan persamaan 4-138. tp adalah waktu
semiproduksi dalam jam dan dapat dihitung dengan persamaan 4-137. (p*) adalah
nilai ψ (pws) ketika (∆t+tp)/∆t=1ektrapolasi dari garis lurus semilog plot. F
diperoleh dari tabel fungsi tekanan tak berdimensi MBH (Lampiran F) yang
tergantung pada konfigurasi sumur yang tepat dan bentuk reservoir. Harga tDA bisa
dihitung dengan persamaan 4-138. Jika tidak tersedia konfigurasi yang tepat pada
tabel fungsi tekanan tak berdimensi MBH (Lampiran F), F dapat dihitung dengan
persamaan berikut:
F = ln(CAtDA) …………………………………………………….(4-145)
Dimana CA adalah faktor bentuk (shape factor) dan nilai ini diperoleh dari
tabel (lampiran). Untuk harga tDA yang kecil dimana rezim alirannya adalah
transien, maka sumur dianggap tak terbatas maka F adalah
F = 4𝜋tDA …………………………………………………………(4-146)
Untuk reservoir terbatas,
ψ ( pR ) = ψ ( pi ) =ψ ¿¿ ……………………………………….…(4-147)
B. Metode Odeh Al-Hussainy
…………………………………….(4-148)
3. Memilih kurva MBH yang tepat (Lampiran F).
4. Menentukan harga F dari harga tDA.
…………………………..(4-149)
Gambar 4.28.
Horner Buildup Plot Metode Odeh Al-Hussainy
(Chaudhry, Amanat U.:”Gas Well Testing Handbook”2003
C. Metode Ramey dan Cobb
Ramey dan Cobb menjelaskan sebuah metode untuk menghitung secara
langsung ψ(
pR ) dari horner plot. Proses menentukan pR dengan metode ini
mirip dengan metode dietz hanya saja Ramey dan Cobb menggunakan Horner
Plot bukan MDH plot. Limitasi dari metode ini adalah:
a. s > -3;
b. rwa < 0.05re, dimana rwa = rw.e-s
c. tp ≥ tpss
Jika tidak diketahui harga CA, persamaan yang digunakan adalah:
…..……………………………….(4-150)
F dapat dihitung menggunakan persamaan 4-145 dan 4-146. Kemudian ψ (
pR ) bisa dibaca secara langsung dari ekstrapolasi garis lurus horner plot sampai
harga (∆t+tp)/∆t yang dihitung dari persamaan 4-150.
Jika diketahui harga CA, buat horner plot kemudian menentukan m dan k.
pR akan terjadi pada saat horner time:
( )
t p +Δt
Δt p =
C A t PDA
0.0002637 kt p C A
= φμ c t A
D. Metode MDH
Metode ini juga menggunakan plot MDH, tetapi metode ini terbatas hanya
untuk menentukan tekanan rata-rata pada reservoir tertutup berbentuk lingkaran
atau dengan daerah pengurasan berbentuk persegi dan untuk sumur yang
beroperasi saat kondisi semi mantap sebelum dilakukan buildup test. Metode ini
menggunakan persamaan 4-151. Persamaan 4-129 dapat dituliskan kembali untuk
waktu produksi yang lama atau tp ≫ ∆t menjadi:
……..(4-151)
……………………………………………...(4-152)
A
r 2e =
Dimana π untuk reservoir dengan geometri tidak bundar.
Tekanan rata-rata reservoir dapat dihitung dengan persamaan:
………………………………….(4-153)
Gambar 4.29. Perbandingan Waktu Yang Dibutuhkan Untuk Mencapai
Akhir Horner Dan Garis Lurus MDH
(Chaudhry, Amanat U.:”Gas Well Testing Handbook”2003)
Dimana ∆pD diperoleh dari pembacaan grafik hubungan ∆tDe dengan ∆pD
sesuai dengan bentuk reservoirnya (lampiran). m adalah slope garis lurus semilog
E. Metode Dietz
Dietz mengusulkan ekstrapolasi garis lurus dari plot MDH secara langsung
bahwa p bisa dibaca secara langsung dari ekstrapolasi garis lurus semilog plot:
φμ g c t A
tp =
lingkaran 0 .0002637 C A k …………………………………………..(4-154)
Untuk reservoir tertutup dengan daerah pengurasan berbentuk persegi
dengan sumur yang terletak pada pusatnya (CA = 30.8828) waktu saat dilakukan
pembacaan p .
………………………………………(4-155)