128
129
pada formasi serta dapat menimbulkan bahaya lain yang tidak diinginkan.
Berdasarkan alasan diatas, maka mulai dikembangkan metoda uji deliverability
yang lebih modern dengan menggunakan laju aliran yang sesuai dan dapat
dikontrol, diantaranya yakni Back Pressure, Isochronal dan Modified Isochronal.
Deliverabilitas adalah kemampuan dari suatu sumur gas untuk berproduksi,
2
yang dinyatakan dalam bentuk grafik ( p R -pwf2) vs Qsc. Uji deliverability
merupakan suatu uji sumur yang umum digunakan untuk menentukan produktivitas
sumur gas. Uji ini terdiri dari tiga atau lebih aliran dengan laju alir, tekanan dan
data lain yang dicatat sebagai fungsi dari waktu. Indikator produktivitas yang
diperoleh dari uji ini adalah Absolute Open Flow Potential (AOFP), yang
didefinisikan sebagai kemampuan suatu sumur gas untuk memproduksi gas ke
permukaan dengan laju alir maksimum pada tekanan alir dasar sumur (sandface)
sebesar tekanan atmosphere (± 14,7 psia). Hal ini tidak dapat diukur secara
langsung tetapi dapat diperoleh dari uji deliverability.
Secara umum, faktor-faktor yang mempengaruhi deliverability sumur gas
juga sama dengan faktor yang mempengaruhi inflow performance relationship.
Adapun faktor-faktor yang berpengaruh tersebut terdiri atas faktor teknis dan
nonteknis.
Faktor teknis terdiri dari :
1. Tekanan statik
Tekanan reservoir akan menurun jika diproduksikan untuk jangka waktu
tertentu, sehingga dengan demikian kemampuan produksi suatu sumur juga akan
berubah. Perubahan kemampuan produksi ini tidak merubah perolehan gas secara
komulatif (UR), sehingga tekanan abandonment tercapai.
2. Water coning
Yaitu ikut terproduksinya air yang semakin lama semakin tinggi. Hal ini
karena rate yang terlalu besar atau kesalahan perforasi yang terlalu dekat dengan
batas gas-air (GWC) dan biasanya dijumpai pada reservoir di bawah pengaruh air
yang kuat. Dengan demikian gas yang terproduksi semakin lama akan semakin
130
kecil, sedangkan produksi air akan semakin tinggi sehingga deliverability sumur
gas tersebut akan terpengaruh dan mengakibatkan sumur mati.
3. Skin efek
Kerusakan formasi dimana permeabilitasnya semakin mengecil dan
mengakibatkan aliran dari formasi ke lubang bor akan sedikit terhambat.
Pengurangan harga permeabilitas tersebut biasanya terjadi di sekitar lubang bor
yang diakibatkan oleh adanya kontaminasi filtrat lumpur pada formasi di daerah
zona invasi. Perubahan aliran yang disebabkan oleh pengurangan permeabilitas
tersebut akan mengurangi dari kemampuan sumur untuk berproduksi.
4. Jenis aliran
Pada tes sumur gas dan analisanya, biasanya dianggap alirannya adalah
laminar, yaitu untuk harga n = 1. Untuk aliran yang turbulen, dimana harga n tidak
sama dengan satu, persamaan yang digunakan akan berbeda, sehingga
deliverabilitynya juga akan berubah.
5. Jenis reservoir
Untuk tekanan reservoir yang berada di bawah depletion drive, tekanannya
akan cepat turun sejalan dengan waktu produksi dan hal ini dapat diamati setelah
selang waktu produksi tertentu. Untuk reservoir water drive, perubahan tekanan
reservoir dipengaruhi oleh air yang aktif, sehingga perubahan dari tekanan reservoir
tidak akan turun dengan cepat.
Pada masa awal dari tes penentuan dari deliverabilitas ini sudah dikenal
persamaan empiris yang selaras dengan hasil pengamatan. Persamaan ini
menyatakan hubungan antara qsc terhadap p2 pada kondisi aliran yang stabil.
2
qsc = C( p R - pwf2)n ........................................................................(4-1)
dimana :
qsc = laju aliran gas Mscf/d
C = koefisien performance yang menggambarkan posisi kurva deliverabilitas
yang setabil, Mscfd/psia2
n = bilangan eksponen, merupakan inverse slope dari garis kurva
deliverability yang stabil dan mencerminkan derajat pengaruh faktor
inersia-turbulensi terhadap aliran, umumnya berharga antara 0.5-1.
atau n = tan θ
pR = tekanan rata-rata reservoir, psia.
rw
Harga C ini tergantung dari sifat fisik batuan dan fluida yaitu, k dan .
Permeabilitas adalah saturasi liquid di dalam reservoir, sebagai penurunan tekanan
dari depletion. Gas yang tertinggal akan mengembang untuk menjaga Sg konstan.
Kecuali kondensat retrograde atau hadirnya water influx. Untuk gas kering,
perubahan k terhadap waktu (t) tidak terlalu berpengaruh. Jika berada pada
permeabilitas tinggi maka harga C juga akan tinggi begitu juga sebaliknya,
tergantung dari klasifikasi permeabilitasnya. Harga dan z tergantung dari
perubahan harga tekanan reservoir. Satuan ukuran lainnya digunakan dalam analisa
“deliverabilitas” adalah “absolut open flow potensial” (AOF).
Besar potensial ini diperoleh, bila kedalam Persamaan (4-3) dimasukkan
harga pwf sama dengan nol.
2
AOF = C( p R )n..…….…………………………………………(4-4)
Analisa deliverabilitas berdasarkan Persamaan (4-4) dikenal dengan analisa
konvensional. Analisa dengan menggunakan pseudo potensial, , serta kondisi
aliran laminer-inersia-turbulensi (LIT) merupakan cara lain yang akan dijelaskan
lebih lanjut berikut ini.
133
C re
2 2
C re
t s = 948 1000 ......................................................(4-7)
k k pR
keterangan :
1
C
pR
= Viscositas pada pR.
viscositas pada p R
134
Gambar 4.2.
Diagram Laju Produksi dan Tekanan Dari Back Pressure Test
(Ikoku, Chi.; “Natural Gas Reservoir Engineering”1984)
2. Sumur diproduksi dengan laju aliran tertentu (q1) hingga mencapai tekanan
stabil dan catat laju alir serta tekanan alir sebagai q 1 dan pwf1.
3. Kemudian ubah laju aliran menjadi q2 hingga mencapai tekanan stabil dan
catat laju alir serta tekanan alir sebagai q2 dan Pwf2.
4. Ulangi langkah 2 dan 3, umumnya hingga empat kali.
5. Setelah diperoleh sejumlah perubahan laju aliran, sumur kemudian ditutup
dengan permeabilitas rendah yang memerlukan waktu yang lama untuk mencapai
kondisi stabil. Cullender juga mengusulkan suatu cara tes berdasarkan anggapan,
bahwa jari-jari daerah penyerapan yang efektif (efektive drainage radius), rd,
adalah fungsi dari tD dan tidak dipengaruhi oleh laju produksi. Ia mengusulkan laju
yang berbeda tetapi dengan selang waktu yang sama, akan memberikan grafik log
p2 vs log qsc yang linier dengan harga eksponen n yang sama, seperti pada kondisi
aliran yang stabil.
Tes ini terdiri dari serangkaian proses penutupan sumur sampai mencapai
stabil, p R , yang diusulkan dengan pembukaan sumur, sehingga menghasilkan laju
produksi tertentu selama jangka waktu t, tanpa menanti kondisi stabil. Diagram laju
produksi dan tekanan di dasar sumur dapat dilihat pada Gambar 4.3. Setiap
perubahan laju produksi didahului oleh penutupan sumur sampai tekanan mencapai
stabil, p R . pada Gambar 4.3 ditunjukkan beberapa hal penting yang berkaitan
5. Ulangi langkah 3 dan 4 beberapa kali (umumnya cukup sampai emapat titik)
dengan waktu alir t1.
Gambar 4.3.
Diagram Laju Produksi dan Tekanan Dari Isochronal Test
(ERCB, “Theory and Practice of the of Gas Wells”1975)
Gambar 4.4.
Diagram Tekanan Dan Laju Produksi Selama Tes Modified Isochronal
(Ikoku, Chi.; “ Natural Gas Reservoir Engineering ”)
akan membentuk beberapa harga pws yang mana harga pws ini akan semakin
kecil untuk periode aliran berikutnya.
• Sumur diproduksi dengan laju aliran tertentu (q1) selama waktu t1 dan catat
laju aliran serta tekanan alir sebagai q1 dan pwf1.
• Sumur ditutup kembali selama waktu t, dan catat tekanannya sebagai pwf2.
• Sumur diproduksi selama t2 (sama dengan t1) dengan ukuran choke yang
berbeda, dan catat laju aliran dan tekanan alir sebagai q2 dan pwf2.
• Ulangi langkah 3 dan 4 beberapa kali (umumnya cukup sampai empat titik)
dengan waktu aliran dan waktu penutupan sama dengan t 1 hingga mencapai
kondisi extended flow.
(
q sc = C p R − pwf
2
)
2 n
………………………………………………..(4-8)
keterangan :
q sc = Laju alir gas, Mscf/d.
139
Persamaan 4-8 diatas dapat juga ditulis dalam bentuk sebagai berikut:
( 1
)
log p R − p wf = (log q sc − log C ) ……………………………….(4-9)
2 2
n
Harga eksponen n pada Persamaan 4-9 adalah n = 1 slope , atau:
logqsc2 − logqsc1
n=
(
log p R − pwf
2 2
) − log(p
2 R
2
− pwf
2
) ……………………………..(4-10)
1
harga AOFP adalah sama dengan harga q sc pada harga p wf sebesar 14.7 psi.
p R − p wf
2 2
= ln + s + − .......(4-12)
kh rw h2 rw re
140
keterangan:
pr = Tekanan rata-rata reservoir, psia.
pwf = Tekanan alir dasar sumur, psia.
T = Temperatur dasar sumur, 0R.
μ = Viskositas gas, cp.
γg = Specific gravity gas, fraksi.
3.161x 10 −12 β z Tγ g
b= …………………………………………….(4-15)
h 2 rw
memberikan suatu garis lurus dengan slope b yang menunjukkan derajat aliran
turbulen di dalam sumur dan intercept a yang menunjukkan kerusakan formasi.
Harga b akan berubah setiap waktu ketika adanya perubahan pola aliran ke
dalam lubang sumur. Efek dari perubahan ini dalam tahapan komplesi sumur dapat
dievaluasi dengan membandingkan kedua harga b:
141
𝑏1 𝛽1 ℎ𝑃22 𝑟𝑤2
=
𝑏2 𝛽2 ℎ𝑃21 𝑟𝑤1
Jika hanya panjangnya komplesi yang berubah, maka
𝑏1 ℎ𝑃22
=
𝑏2 ℎ𝑃21
Untuk harga b = 0, maka ∆P/q = a atau
2
𝑞 = 𝐶(𝑝̅𝑅2 − 𝑝𝑤𝑓 )
Harga laju produksi gas (qsc) dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan berikut:
q sc =
( (
− a + a 2 + 4b p R − p wf
2 2
))
0.5
………………………………….(4-16)
2b
Slope = b
∆𝑝2
𝑞
Intercept = a
0
0 q
Gambar 4.5.
∆𝒑𝟐
Grafik vs q
𝒒
(Ikoku, Chi.; “Natural Gas Reservoir Engineering”1984)
Sedangkan besarnya harga AOFP adalah sama dengan qsc pada harga Pwf
sebesar 0 psi.
AOF =
(
− a + a 2 + 4b p R ( )) 2 0.5
2b
142
Δ p = p R − pwf = a1 q sc + b1 q sc ………………………………….…(4-17)
2
Bagian pertama ruas kanan (a.qsc) dari Persamaan 4-17, 4-18, dan 4-19
menunjukkan hubungan penurunan tekanan dalam bentuk tekanan, tekanan
kuadrat, atau pseudo-pressure yang disebabkan oleh pengaruh aliran laminar dan
kondisi lubang sumur. Sedangkan bagian keduanya (b.qsc2) merupakan hubungan
penurunan tekanan yang disebabkan oleh aliran inertial-turbulence.
Karena analisa pseudo-pressure dianggap lebih teliti dan dapat digunakan
pada semua kisaran tekanan reservoir, bila dibandingkan dengan analisa
143
pendekatan tekanan (p) atau analisa pendekatan tekanan kuadrat (p2), maka
pendekatan LIT menggunakan pseudo-pressure dan untuk selanjutnya disebut
sebagai pendekatan LIT (ψ) .
Dari Persamaan 4-19, plot antara (Δψ − b q sc2 ) vs qsc pada kertas grafik log-
log akan memberikan garis lurus. Kurva ini merupakan garis deliverability yang
stabil, dimana harga a3 dan b3 dapat dicari dari persamaan berikut ini:
(Δψ q ) q − q Δψ ……………………....………(4-20)
2
=
sc sc sc
a3
N q − q q
2
sc sc sc
N Δψ − q (Δψ q )
=
sc sc
b3 ………………………………(4-21)
Nq − q q
2
sc sc sc
q=
(
− a3 + a3 + 4b3
2
)0.5
………………………………………..(4-22)
2b3
Sedangkan besarnya AOFP sama dengan qsc pada harga ψ sebesar 0 psi.
Metode Analisis LIT analisa dianggap lebih teliti karena menggunakan
pseudo-pressure dan dapat digunakan pada semua kisaran tekanan reservoir, bila
dibandingkan dengan analisa pendekatan tekanan (p) atau analisa pendekatan
tekanan kuadrat (p2). Metode ini dapat digunakan pada kondisi real gas dan hanya
membutuhkan satu data uji aliran stabil.
144
Keadaan transient:
= at qsc + bqsc2 ………………………………………………..(4-27)
Keadaan semi mantap:
= a qsc + bqsc2 …………………………………………………(4-28)
Anggapan-anggapan dalam analisa LIT, bahwa at dan a dipengaruhi oleh
waktu, tetapi tidak dipengaruhi oleh laju aliran dan tingkatan tekanan tertentu,
sedangkan harga b bukan merupakan fungsi dari waktu aliran, sehingga tidak
dikoreksi terhadap keadaan reservoir heterogen dan gradient tekanan besar.
B. Penentuan at, a dan b dengan Pendekatan 𝛙
Dalam penentuan harga-harga at, a, dan b dapat ditentukan dengan beberapa
cara, yaitu:
1. Metoda Least Square
Metoda ini berdasarkan hubungan laju produksi-tekanan yang didapat dari
hasil pengujian pada keadaan transient, yang dinyatakan oleh Kulczycki (1955),
sebagai berikut:
q q − q sc
2
sc
at = sc ……………………………………(4-29)
N q sc − ( q sc )
2 2
N − q sc
b=
q sc …………………………………………(4-30)
N q sc − ( q sc )
2 2
ψ = qsc2 ………………………………………………………….(4-33)
akan didapatkan garis lurus, untuk jelasnya lihat Gambar 4.7.
3. Untuk mendapatkan harga a pada keadaan transient (at), berdasarkan
perpotongan garis dari Persamaan 4-32. Dengan garis lurus, qsc berharga 1,
yang dibaca secara langsung seperti ψ.
4. Untuk mendapatkan harga b, berdasatkan perpotongan garis Persamaan 4-
33 dengan garis lurus qsc = 1, yang dibaca secara langsung.
5. Sedangkan untuk menentukan harga a, didapat dengan jalan memplot titik
stabil, kemudian melalui titik stabil ini dibuat garis berdasarkan Persamaan
4-29, yang sejajar dengan butir 3, dan dengan memotongkan garis ini,
terhadap garis lurus qsc = 1, akan didapat harga a yang dibaca secara
langsung seperti ψ.
Bila titik–titik plot yang merupakan garis, berdasarkan Persamaan 4-32 dan
4-33, tidak berpotongan terhadap garis qsc = 1, sebagai pengganti dapat dibaca pada
harga qsc, pada 10 atau 100, kemudian sebagai koreksi pembacaan pada ψ, harus
dibagi 10 atau 100.
147
Persamaan 4-32
Persamaan 4-33
q sc
bukan merupakan garis lurus, sehingga dalam penentuan a t dan b sangat susah.
148
600
∆p2/qsc, psia2/Mcf/D
q4 b
400
q3
q2
200
q1
at
100
Gambar 4.8.
Penentuan at dan b Berdasarkan Plot p 2 vs qsc
q sc
(Ikoku, Chi.; “Natural Gas Reservoir Engineering”1984)
qdel =
(
− a + a 2 + 4b p R − pwf
2
)
2 0.5
………………………………......
2b
(4-35)
dan harga AOF apabila pwf = 0, yaitu :
AOF =
− a + a 2 + 4b p R
2 0.5
.............................................................(4-36)
2b
dan harga AOFP apabila pwf = 14.7 psia :
AOFP =
− a + a + 4b p R − 14.7 ( 2
) 0.5
………………………………..(4-37)
2b
149
Dari hasil di atas, bila dinyatakan dalam bentuk grafik, plot pada kertas log-
log (p2 –bqsc2) terhadap qsc akan mendapatkan garis lurus berdasarkan Persamaan
4-25 merupakan kurva stabilized deliverability (garis ini melalui titik stabil). Harga
AOF dan AOFP didapatkan dari garis stabilized deliverability, dengan mengambil
pwf = 0 atau pwf = 14.7 psia.
2. Metoda Pendekatan Pseudo Pressure ()
Penentuan deliverability, AOF, dan AOFP berdasarkan keadaan stabil, dari
Persamaan 4-28, merupakan persamaan kuadrat dalam bentuk laju aliran qsc, salah
satu akar yang memenuhi Persamaan 4-28, yaitu (sebagai deliverability) :
qsc =
(
− a + a 2 + 4b R − wf )
0.5
.......................................................(4-38)
2b
dan harga AOF apabila pwf = 0
AOF =
− a + a 2 + 4b R
0.5
………………………………………..(4-39)
2b
dan harga AOFP apabila pwf = 14.7 psia
AOFP =
(
− a + a + 4b R − (14,7 ) )
0.5
……………………………(4-40)
2b
Dengan diketahuinya harga at, a, dan b, plot grafik antara ( - bqsc2) vs qsc
akan mendapatkan garis lurus berdasarkan Persamaan 4-27 merupakan kurva
stabilized deliverability (garis ini melalui titik stabil) seperti yang terlihat pada
Gambar 4.8.
Harga AOF dan AOFP didapat berdasarkan garis stabilized deliverabitas,
dengan mengambil harga (0) atau (14.7).
Persamaan yang mendukung pada analisa ini adalah persamaan aliran LIT
pendekatan pseudo pressure, perhitungan sedikit lebih kompleks, karena harus
menghitung harga faktor-z dan viskositas gas pada berbagai variasi tekanan, untuk
mendapatkan harga tekanan pseudo. Perhitungan yang dilakukan dengan metode
analisis Rawlins-Schellhardt dan metoda LIT (p2), yang secara teori sesuai untuk
diterapkan pada kisaran tekanan reservoir kurang dari 2000 psia. Sedangakan
150
pendekatan pseudo (m(p)), yang digunakan pada kisaran tekanan antara 2000–4000
atau bisa juga digunakan untuk semua kisaran tekanan.
t3
a × AOF t2
t1
45°
(∆𝜓 - bqsc2)
aliran stabil
AOF
Gambar 4.9. Plot Test Konvensional untuk ( - bqsc) vs qsc pada LIT
(Abdassah, Doddy;”Teknik Eksploitasi Gas Bumi”)
Gambar 4.10.
Bentuk Grafik Laju Alir dan Tekanan Ideal pada Pressure Drawdown
(Earlougher, Robert C.;“Advances in Well Test Analysis”1977)
Gambar 4.11.
Sejarah Tekanan-Waktu Pada Drawdown Test Dengan Laju Konstan
(Chaudhry, Amanat U.:”Gas Well Testing Handbook”2003)
Gambar 4.12.
Type Curve Tekanan tak Berdimensi vs Waktu tak Berdimensi, termasuk
Efek Wellbore Storage dan Skin
(Chaudhry, Amanat U.:”Gas Well Testing Handbook” 2003)
Gambar 4.13.a.
Type Curve Yang Digunakan Untuk Menentukan Akhir Wellbore Storage
(Chaudhry, Amanat U.:”Gas Well Testing Handbook” 2003)
155
Gambar 4.13.b.
Type Curve Yang Digunakan Untuk Menentukan Akhir Wellbore Storage
(Chaudhry, Amanat U.:”Gas Well Testing Handbook” 2003)
Gambar 4.13.c.
Type Curve Yang Digunakan Untuk Menentukan Akhir Wellbore Storage
(Chaudhry, Amanat U.:”Gas Well Testing Handbook” 2003)
156
Gambar 4.13.d.
Type Curve Yang Digunakan Untuk Menentukan Akhir Wellbore Storage
(Chaudhry, Amanat U.:”Gas Well Testing Handbook” 2003)
Gambar 4.13.e.
Type Curve Yang Digunakan Untuk Menentukan Akhir Wellbore Storage
(Chaudhry, Amanat U.:”Gas Well Testing Handbook”2003)
157
data waktu awal. Teknik-teknik type-curve matching sesuai untuk tujuan ini. Di
dalam sumur-sumur yang tidak memiliki patahan, data waktu awal dikendalikan
oleh efek wellbore storage dan skin. Gambar 4.13.a sampai dengan 4.13.e sangat
bermanfaat sekali untuk menganalisis wellbore storage yang dikendalikan oleh data
waktu awal. Teori type curve Ramey memberikan beberapa prosedur untuk
menggunakan kurva-kurva untuk analisa test:
1. Plot perubahan tekanan terhadap waktu dalam skala log-log yang memiliki
ukuran yang sama dengan type curve ramey pada kertas kalkir.
2. Jika test memilki daerah kemiringan yang seragam (garis 45° pada waktu
paling awal), pilih sembarang titik t pada garis unit slop tersebut, kemudian
hitung konstanta wellbore storage, Cs:
Untuk tekanan p < 3000 psia:
…………………....(4-43)
Dimana
….…………………. (4-44)
Dalam terminologi pseudopressure,
……......… (4-45)
Kemudian tentukan konstanta wellbore storage:
…………………………………………...…….......(4-46)
Jika tidak tersedia unit slope, Cs dan CSD harus ditentukan dari properti
lubang sumur, dan ketidak-akuratan bisa muncul jika propertiesnya tidak
menjelaskan kondisi test aktual.
159
3. Setelah menggunakan type curve dengan CSD yang telah dihitung pada
langkah 2, menemukan curve yang paling cocok dengan plot data. Kurva ini
akan dicirikan pada beberapa harga skin faktor; catat hasilnya.
4. Dengan menggunakan plot data aktual yang telah diletakkan pada posisi yang
cocok, catat titik yang saling sesuai pada match point.
[(pi-pwf), pD] dan (t, tD)
[( p i2 - p 2wf ), pD] dan (t, tD)
……….. ……………………….…………………..(4-47)
……. ………………………………………..(4-48)
……….………………………………...(4-49)
D =
khTsc ( pi ) − ( p wf ) ……..……………………………...(4-50)
50,300p sc q scT
……...……………………………………………(4-51)
……………………………………(4-52)
Dimana
5. Hitung k dan ϕct dari match point, MP. Dengan menggunakan persamaan
berikut ini:
…………………………….(4-53)
Persamaan 4-53 dapat ditulis sebagai
……………………………(4-54)
160
……………………….(4-55)
………………………………………..(4-56)
6. Bandingkan nilai tersebut dengan nilai yang biasa digunakan untuk
menentukan CSD dan Cs.
Secara ringkas, prosedur-prosedur tersebut (1 sampai langkah 6)
memberikan perkiraan nilai k, s, dan Cs dalam terminologi tekanan (pressure term),
tekanan kuadrat (pressure squared) dan kasus pseudo pressure.
Gambar 4.14.
Analisis Drawdown Test dengan Type Curve Ramey
(Chaudhry, Amanat U.:”Gas Well Testing Handbook”2003)
Data yang diperoleh dari single rate test dapat dianalisa seperti dibawah ini
untuk memperoleh harga kh dan faktor skin tampak, s’, s’ tersusun atas dua bagian,
161
s karena komplesi sumur, dan D’qSC karena efek turbulensi. Harga s dan D
diperoleh secara terpisah dari two rate test, yang akan dibahas pada sub bab
berikutnya. Untuk menganalisis tekanan drawdown, plot (pi - pwf) vs log t pada skala
semilog, dan log (pi - pwf) vs log t menggunakan plot log-log untuk mengidentifikasi
awal periode aliran transient. Untuk menganalisis tekanan drawdown pada reservoir
gas, sumbu y dari plot-plot yang telah disebutkan diatas bisa pi – pwf, ( pi2 − p wf
2
)
atau dengan pseudopressure ( pi ) − ( p wf ) . Aturan penggunaan plot-plot ini
adalah:
1. pi – pwf, jika tekanan reservoir lebih besar dari 3000 psia
2. (p 2
i
2
)
− p wf jika tekanan reservoir kurang dari 2000 psia
kasus.
a) Analisis Drawdown Test Menggunakan Pendekatan pwf
Setelah periode aliran transien teridentifikasi, persamaan-persamaan berikut
digunakan ketika menggunakan pendekatan pwf untuk menganalisa
drawdown test sumur gas.
Gambar 4.15.
Variasi Harga ψ dan 𝛍z Terhadap Tekanan
(Chaudhry, Amanat U.:”Gas Well Testing Handbook”2003)
Model persamaan aliran transient dengan laju alir konstan pada reservoir
gas tak terbatas:
162
…………………………………..….(4-57)
…………………………………………….(4-58)
………………(4-59)
Dimana qsc dinyatakan dalam mscfd dan faktor volume formasi, βgi,yang
dinyatakan dalam barrel reservoir per mmscf, oleh karena itu qscβgi dapat
dinyatakan dalam barrel reservoir per hari (rb/d) sepert pada persamaan analog
untuk cairan slightly compressible. Semua properties gas (qsc, βgi, dan Cg) di
evaluasi pada tekanan inisial reservoir, pi.
…..…………………………..(4-60)
…………………………………………(4-61)
D Faktor adalah ukuran kehilangan tekanan (pressure loss) non-darcy atau
turbulen. Faktor D ini tidak dapat dihitung secara terpisah dari faktor skin dari build
up atau test drawdown, jadi konsep faktor skin tampak s’ = s + Dqsc, akan sangat
cocok digunakan karena harga ini dapat ditentukan dari single test. Plot ∆p =
(p i )
− p wf vs t pada skala semilog akan memberikan garis lurus dengan kemiringan
.………..………………………………….(4-62)
Dengan cara yang sama, pressure drop akibat efek aliran inersia turbulensi
dapat dihitung dengan persamaan:
163
..……………………………………………(4-63)
Kemudian total pressure drop adalah:
………………...(4-64)
Efesiensi aliran sumur, FE, yang didefinisikan sebagai perbandingan
drawdown di sumur tanpa skin atau aliran IT, dengan aktual drawdown dan dapat
dihitung dengan persamaan:
……………………………………….(4-65)
2
p wf
b) Analisis Drawdown Test Menggunakan Pendekatan
Solusi untuk aliran transient yang paling berguna disebut juga dengan solusu
garis sumber (line source solution). Solusinya adalah
∆pD = 0.5 (In tD + 0.809) ………………………………………….(4-66)
Persamaan 4-66 dapat ditulis dengan menyertakan kerusakan formasi dan
efek turbulensi menjadi
∆pD = 0.5 (In tD + 0.809) +s’ …………………………………..(4-67)
Dimana
s' = s + Dqsc ……………………………………………………..(4-68)
dalam bentuk variable-variabel nyata dan log umum, persamaan 4-68
menjadi:
....(4-69)
Plot ∆p2 (= pi2 − p wf
2
) vs t pada koordinat semilog akan memberikan garis
lurus dengan slope m,
…………………………………..(4-70)
Sehingga kh dapat dihitung, untuk memperoleh s’, dengan t = 1 jam (atau
log 1 = 0) maka:
………………….(4-71)
p1hr diperoleh dari ekstrapolasi segmen linear plot. Penyelesaian untuk s’:
164
……………………(4-72)
Karena s’ tergantung pada laju alir, dua test laju alir tunggal dapat dilakukan
untuk menentukan s dan D. kehilangan tekanan karena adanya kerusakan formasi
(aktual) dapat dihitung dengan:
……………………………………………(4-73)
Dan pressure drop yang tergantung pada laju aliran
………………………………………..(4-74)
c) Analisis Drawdown Test Menggunakan Pendekatan ( p wf )
…………………………………(4-75)
Plot
= ( pi ) − ( pwf ) vs t pada koordinat semilog akan memberikan
garis lurus dengan slope m, sehingga
…………………………………….(4-76)
Faktor skin tampak, s’,
…………………..(4-77)
……………………….(4-78)
Dengan cara yang sama, pressure drop akibat efek aliran inersia turbulensi
dapat dihitung dengan persamaan:
…………………………………………(4-79)
165
………………………(4-80)
Efesiensi aliran sumur, FE, dapat dihitung dengan persamaan:
………………………………(4-81)
Dalam bentuk satuan tak berdimensi drawdown dinyatakan dengan
persamaan:
………………………………………(4-82)
2. Two-Rate Drawdown Test
Two-rate test terdiri dari mengalir sumur laju alir yang konstan qsc1 selama
t, dan lalu mengubah laju alir itu menjadi qsc2. Laju alir yang pertama biasanya
merupakan laju produkasi aktual sumur. Sebelum laju alir diubah, tekanan alir
dasar sumurnya diukur langsung dengan suatu alat pengukur tekanan dan juga
setelah laju alir diubah tekanan alir dasar sumur dicatat secara terus-menerus.
Gambar 4.16.
Log-log Plot ∆ψ [=ψ(pi)-ψ(pwf)] vs t dengan Pendekatan Pseudopressure pada
Single Rate Drawdown Test
(_.ERCB:”Theory and Practice Of The Testing Of Gas Wells3rd. Ed”1975)
Data-data ini kemudian bisa dianalisa dengan metode analisa test laju alir
tunggal untuk memperoleh kh dan s'. Sebagai catatan bahwa lamanya waktu t dari
166
laju alir pertama harus cukup lama untuk memastikan bahwa periode tersebut
merupakan periode aliran transient.
Test dua aliran tunggal diperlukan untuk menentukan faktor aliran IT
menggunakan persamaan-persamaan berikut:
………………………………………………...…(4-83)
Penyelesaian persamaannya menjadi
……………………………………………………..(4-84)
………………………………………….(4-85)
Gambar 4.17.
Contoh Semilog Plot ∆ψ [=ψ(pi)-ψ(pwf)]vs t dengan Pendekatan Pseudopressure
pada Single Rate Drawdown Test
(_.ERCB:”Theory and Practice Of The Testing Of Gas Wells3rd. Ed”1975)
167
Gambar 4.18.
Two Rate Drawdown Test dan Diagram Tekanannya
(_.ERCB:”Theory and Practice Of The Testing Of Gas Wells3rd. Ed”1975)
……………………………………………………………………..(4-86)
t + t qsc1
Plot ψ(pwf) vs log 1 + log t pada koordinat aritmatik
t qsc 2
168
……………………………………..(4-87)
Faktor skin tampak, s2' , hubungannya dengan laju alir yang kedua dapat
dihitung dengan:
..........…………..(4-88)
'
Dimana s1 = faktor skin tampak pada laju alir qsc1; ψ(pwf1) = pseudopressure
aliran di dasar lubang sumur saat ∆t = 1, yang diperoleh dari dengan ekstrapolasi
garis lurus. ψ(pwfn) = pseudopressure aliran di dasar lubang sumur saat pergantian
laju alir dari qsc1 menjadi qsc2. Namun untuk melengkapi persamaan diatas, dibutuh
beberapa informasi tambahan. Dua pendekatan alternatif yang dapat
dipertimbangkan.
pertama pada two rate drawdown test, maka faktor skin tampak, s1' pada qsc1
diperoleh dari:
…………(4-89)
………………………….…(4-90)
Faktor skin sebenarnya, s dan faktor inersia turbulensi dihitung dengan
persamaan 4-88.
169
……………………………(4-91)
ψ(pi) dapat dihitung dengan persamaan 4-74,
....…(4-92)
Harga pi diperoleh dengan mengkonversi ψ(pi) kedalam bentuk pi.
Gambar 4.19.
t + t qsc1
Contoh Plot ψ(pwf) vs log 1 + log t dengan Pendekatan
t qsc 2
Pseudopressure pada Two Rate Drawdown Test
(Chaudhry, Amanat U.:”Gas Well Testing Handbook”2003)
170
c) Menggunakan Pendekatan p2
t + t qsc1
Plot ψ(pwf) vs log 1 + log t pada koordinat aritmatik
t qsc 2
memberikan garis lurus dengan slope m:
………………….......…………..…(4-93)
' '
Harga s2 dapat ditentukan apabila telah diperoleh harga s1 dari data periode aliran
pertama:
Dimana
p2wf1 diperoleh saat Δt = 1
p2wf0 diperoleh saat Δt = 0
…………………(4-94)
…………………………………(4-95)
Harga faktor skin yang sebenarnya dan faktor turbulensi diperoleh dari:
……………………………………...(4-96)
Jika tekanan inisial tidak diketahui, faktor skin dapat dihitung dengan persamaan:
171
..(4-97)
Kemudian dapat dihitung harga P*
........(4-98)
3. Multirate Drawdown Test
Multirate test mirip dengan uji deliverability konvensional yang telah
dijelaskan pada sub bab sebelumnya, kecuali bahwa tiap-tiap periode aliran tidak
dilanjutkan sampai tekanan reservoir stabil. Sesungguhnya, dilakukan untuk
menyelidiki rezim aliran transien hanya saja bahwa kh, s dan D dapat ditentukan
dengan pendekatan semilog. Pada multirate test ini, pembukaan sumur dimulai dari
ketika reservoir dalam keadaan stabil. Laju alir yang konstan qsc1 dipertahankan
selama waktu t1, kemudian laju alir diubah ke qsc2 sampai t2, setelah itu diubah ke
qsc3 sampai t3 dan demikian seterusnya. Sejarah alirannya dapat dijelaskan sebagai
berikut:
qsc1 = q1 untuk 0 < t < t1
qsc2 = q2, t1 < t < t2
qscn = qn, tn-1 < t
Selama periode aliran ke-n, perilaku tekanan drawdown ditunjukkan oleh
persamaan berikut ini menggunakan pendekatan pseudopressure:
………....(4-99)
dimana
q j
log(t − t j −i ) pada koordinat
n
Jika di-plot antara ( pi ) − ( p wf )/ q n terhadap
j −i qn
aritmatik akan memberikan garis lurus dengan kemiringan m’, dengan demikian
172
……………………………………..(4-100)
Faktor skin tampak 𝑠𝑛′ pada laju alir qn dapat dihitung dengan
…….......……..(4-101)
Dimana ∆ ψ = nilai dari ( pi ) − ( p wf )/ q n
…………….………………………….(4-102)
……………….………………………..(4-103)
Dimana N = jumlah periode aliran.
…………………….…………….…(4-104)
Dengan menyusun kembali persamaan 4-86, substitusi dengan terminologi
tak berdimensi, variabel nyata dan log dapat dituliskan menjadi:
173
……………………………(4-105)
Dalam persamaan 4-117, πϕre2h mewakili gas yang mengisi volume pori
reservoir, vp, persamaan 4-117 dapat juga ditulis dengan
…………….…..(4-106)
Jika diplot antara ∆ψ = ( pi ) − ( pwf ) terhadap waktu t, pada skala
aritmatik, akan memberikan garis lurus dengan kemiringan m”. Sehingga volume
pori reservoir yang terisi oleh gas dapat dihitung dengan persamaan:
…………………………………………..(4-107)
Dan batas reservoirnya adalah
……………………………….………………….(4-108)
2. Menentukan Minimum Gas in Place
Menentukan volume mula-mula gas di tempat Vpm, (dalam mmscf)
…………………………………….……...(4-109)
Dimana rinv adalah jari-jari pengamatan, rinv ≤ re
……………………………..…….……..(4-110)
Persamaan 4-110 dapat disubstitusikan ke dalam persamaan 4-108 sehingga
menjadi
……………………………………………(4-111)
Dimana t adalah lama waktu periode aliran yang dibutuhkan untuk melaksanakan
uji batas ekonomi (economic limit test).
174
Gambar 4.20.
Reservoir Limit Test
(Chaudhry, Amanat U.:”Gas Well Testing Handbook”2003)
Test ini dilakukan dengan mengalirkan sumur dengan laju tetap qsc untuk
jangka waktu tertentu tp, dilanjutkan dengan penutupan sumur pada ∆t = 0,
kemudian mengukur peningkatan tekanan lubang bor dengan waktu penutupan ∆t.
Horner mengembangkan test ini, dan metode analisis ini umumnya
memberikan hasil yang terbaik. Horner menunjukkan bahwa plot tekanan akibat
penutupan sumur, pws, terhadap log ( tp +∆t)/∆t memberikan suatu garis lurus untuk
satu reservoir tanpa batas.
Gambar 4.21.
Bentuk Grafik Laju Alir dan Tekanan Ideal pada Pressure Build-Up
(Earlougher, Robert C.;“Advances in Well Test Analysis”)
176
Test pressure build up selalu didahului oleh drawdown, dan data build up
secara langsung dipengaruhi oleh drawdown ini. Biasanya, drawdown dimulai dari
kondisi reservoir yang stabil yang diwakili oleh tekanan reservoir yang stabil, p1.
Pada waktu t, sumur ditutup dan buildup dilanjutkan selama ∆t. Pada kondisi-
kondisi ini, perilaku tekanan di dasar lubang sumur yang statis, pws, digambarkan
dalam Gambar 4-22.
Gambar 4-23 menunjukkan bentuk kurva pressures buildup. Seperti juga
yang ditunjukkan dalam gambar tersebut, kasus-kasus rekahan dan kasus besarnya
harga skin negatif mendekati garis lurus semilog dari atas ketika wellbore storage
kecil. Gambar tersebut juga menunjukkan bahwa perilaku ini dapat disembunyikan
dengan harga wellbore storage yang besar, sehingga kurva pressure build up
kemungkinan memiliki bentuk karakteristik yang berhubung dengan wellbore
storage atau dengan harga skin yang positif.
Ada beberapa publikasi yang membentuk inti dari analisa pressure buildup.
Hal ini kemudian menghasilkan tiga metode analisis konvensional yang dinamakan
dengan Horner Plot, Miller-Dyes-Hutchinson (MBH) Plot dan Muskat Plot.
177
Theis (1935) dan Later Horner (1951) memperlihatkan bahwa plot antara
tekanan statis dasar sumur terhadap log ((tp + ∆t)/ ∆t) akan memberikan garis lurus
untuk reservoir yang tak terbatas. Dalam koteks pressure buildup ini, tp
menunjukkan periode atau lama waktu drawdown sebelum dilakukannya Pressure
BuildUp dan ∆t menunjukkan waktu penutupan atau PBU. Kemudian Miller-Dyes-
Hutchinson (1950) dan Perrine (1956) menunjukkan bahwa jika suatu sumur telah
diproduksikan sampai mencapai kondisi aliran semi mantap dan kemudian ditutup,
plot Pws terhadap log ∆t akan memberikan garis lurus. Muskat (1936), Larson
(1963) dan Russel (1966) menyatakan bahwa plot log (𝑃̅𝑟 − 𝑃𝑤𝑠) terhadap ∆t pada
kondisi tertentu akan memberikan garis lurus.
Gambar 4.23.
Karakteristik Ideal Pressure Buildup Sumur Gas
(Chaudhry, Amanat U.:”Gas Well Testing Handbook”2003)
Cakupan dan kebenaran aplikasi dari ketiga analisis yang berbeda ini belum
dapat ditetapkan dengan jelas dan sedikit kebingungan masih tersisa dalam industri
178
perminyakan. Ada suatu kepercayaan bahwa analisa Horner, baik untuk sumur-
sumur baru pada reservoir baru. Sedangkan analisa MDH, sah untuk sumur-sumur
tua pada reservoir lama. Pendapat ini merupakan suatu kesalah-pahaman. Dalam
tinjauan ulang yang sempurna dari berbagai metoda dari analisa, Cobb dan Ramey
(1971) mempelajari perilaku buildup suatu sumur pada pusatnya, area pengurasan
berbentuk persegi yang melebihi cakupan aliran yang besar dan waktu penutupan.
Mereka menggambarkan cakupan validasi dari tiap metoda di atas dan
menyimpulkan bahwa analisa Horner adalah secara umum lebih bermanfaat di
banding analisa MDH atau Muskat.
D =
1
(ln t D + 0,80907) adalah persamaan dasar yang digunakan dalam test
2
buildup.
Dasar teori dari test buildup didapatkan dari prinsip superposisi terhadap
waktu, dengan tujuan untuk merepresentasikan kondisi penutupan laju injeksi (-qsc)
yang dimulai pada t = 0 yang kemudian disuperposisikan dengan laju alir qsc pada
saat t = 0.
Persamaan dasar qsc, dan penambahannya diperoleh:
1637.qscT . z kt
pi2 − pws
2
= log + 2s' ......................................(4-112)
Crw
2
kh
Dengan menggunakan prinsip superposisi :
pt = pq1 + pq2 ...........................................................................(4-113)
1637.q1T . z ktp + t
pi2 − pws
2
= log + 2s' ....................................(4-114)
Crw
2
kh
1637.q2T . z kt
− pi2 − pws
2
= log + 2 s ' ...................................(4-115)
Crw
2
kh
T . z tp + t
pi2 − pws
2
= (q1 − q2 ) log + 2s' ....................................(4-116)
kh t
Persamaan tersebut dapat disederhanakan menjadi :
1637.q T . z tp + t
pi2 − pws
2
= log .............................................
kh t
(4-117)
Apparent skin, s’, tidak diikutkan dalam superposisi karena bukan
merupakan suatu fungsi waktu tetapi fungsi dari laju aliran. Bila pengaruh
turbulensi aliran dapat diabaikan, maka s = s’.
Pada umumnya analisis terhadap data PBU test yang diperoleh dengan cara Horner
t + t
plot data 2
p ws vs log akan menghasilkan slope (m) berupa garis lurus,
t
dimana :
1637.q.sc T z ............................................................................(4-118)
m=
kh
Dari persamaan tersebut dapat ditentukan kh.
Ekstrapolasi garis untuk waktu penutupan (t) atau t + t = 1
t
p12jam − pwf2 k
s' = 1,151 − log + 3, 23 ..........................................(4-119)
m Crw2
keterangan :
s>0 : menunjukkan adanya kerusakan formasi di sekitar lubang bor.
180
Gambar 4.24.
Horner Plot untuk Reservoir Gas yang Infinite
(Ikoku, Chi.U.DR;“Natural Gas Production Engineeing”1984
bisa dianalisa untuk memperoleh harga kh, sf, dan p R . Kelakuan pressure buildup
selama periode middle time merupakan analisator untuk sepanjang periode aliran
transient. Dengan kata lain, reservoir adalah reservoir yang tak terbatas dan batasan
reservoir tidak mempengaruhi data waktu-tekanan. Analisa dari data middle-time
menghasilkan suatu garis lurus semilog, yang seharusnya tidak dikacaukan oleh
garis lurus semilog untuk drawdown test. Garis lurus ini jika diekstrapolasikan,
akan memberikan harga false reservoir pseudopressure, ψ*, sebanding dengan
harga p*, yang digunakan untuk menghitung pseudopressure rata-rata reservoir,
……….……..(4-122)
Dimana k dalam milidarcys. Jika sumur ditutup pada waktu tp dan dibiarkan
tekanannya naik selama ∆t, pengaruh dari penutupan dapat diperoleh dengan
menggunakan prinsip superposisi 2 efek. Selama periode penutupan, tekanan statis
dasar sumur adalah jumlah dari pengaruh berkelanjutan dari laju alir drawdown qsc
182
dan pengaruh superposisiperubahan laju alir dari 0 - qsc, dapat dijelaskan dengan
persamaan berikut ini:
…………………………….(4-123)
Perlu diketahui bahwa skin tampak s’, harus tidak tersuperposisi dalam
waktu karena ia merupakan fungsi dari laju alir yang ada. Terminologi pertama
pada sisi kanan persamaan 4-123 mewakili pengaruh yang diakibatkan oleh
drawdown dengan laju alir qsc selama (∆t+tp). kemudian qsc menjadi 0 selama ∆t.
Dengan penggabungan dan penyederhanaan kedua terminologi ini maka diperoleh:
…………………(4-124)
Hubungan ini mewakili penggunaan horner plot secara umum. Horner plot
diperoleh dari persamaan 4-124 dimana plot ∆p2 versus log (∆t+tp)/∆t pada
koordinat semilog akan memberikan garis lurus dengan kemiringan (slope) m,
sehingga
…………………………………….(4-125)
Untuk menentukan pwfo, tekanan sebelum penutupan, persamaan 4-122
dapat dituliskan menjadi
……(4-126)
Dari substitusi persamaan 4-124 dan persamaan 4-126 maka
…(4-127)
Dengan menentukan p1hr, tekanan ketika ∆t = 1 dan mengasumsikan
(∆t+tp)/∆t ≅ 1, maka persamaan 4-127 dapat disederhanakan kembali menjadi:
183
………………(4-128)
Dimana 2
p1hr diperoleh dari ekstrapolasi segmen linier pada plot ∆t = 1 jam
(log 1= 0). Persamaan 4-128 dapat digunakan untuk menentukan harga s’. Tidak
ada cara untuk memisahkan s’ ke dalam komponen-komponen s dan Dqsc dari
single buildup rate test. Namun jika dilakukan uji buildup yang lain setelah uji
drawdown, akan diperoleh harga s’ yang berbeda. Kedua harga s’ yang berbeda ini
dapat digunakan untuk menentukan s dan Dqsc secara terpisah dengan
menggunakan persamaan 4-83 dan 4-84.
Pressure buildup dalam terminologi pendekatan pseudopressure 𝜓 (pws)
……………(4-129)
Dari bentuk persamaan di atas, dapat dilihat bahwa plot antara 𝜓 (pws) vs
log (∆t+tp)/∆t memberikan garis lurus dengan kemiringan garis m dan dari m ini
dapat diperoleh kapasitas aliran kh,
...…………………………………………….(4-130)
……………….…..(4-131)
s dan Dqsc dapat diperoleh dari two rate buildup test. Sehingga dari dua
harga s’ yang berbeda ini dengan menggunakan persamaan 4-83 dan 4-84, harga s
dan Dqsc dapat ditentukan secara terpisah.
……………………………………………..(4-132)
…………………………………(4-133)
Persamaan 4-132 dan 4-133 digunakan untuk menentukan penurunan
tekanan (pressure drop) akibat skin tampak dan menentukan efesiensi aliran.
Properti reservoir di evaluasi pada kondisi mula-mula pi, tekanan rata-rata 𝑝̅ (jika
tersedia) atau (p * 2
+ p wf
2
)
/ 2 . Jika harga ψ( p ) tersedia, maka ψ (p*) seharusnya
digantikan dengan ψ( p ).
184
Semilog plot pressure buildup untuk reservoir tak terbatas ditunjukkan oleh
gambar 4.24.
……………….(4-134)
Superposisi buildup pada drawdown adalah
……………..(4-135)
Untuk ∆t ≪ tp:
F t 0, F tp+ t F t
Gambar 4.25. Kelakuan Tekanan Statik Dasar Sumur Akibat Penutupan Sumur
Gas
(Chaudhry, Amanat U.:”Gas Well Testing Handbook”2003)
185
Gambar 4.26.
Horner Buildup Plot
(Chaudhry, Amanat U.:”Gas Well Testing Handbook”2003)
186
Gambar 4.27.
Horner Buildup Plot pada Reservoir Terbatas
(Chaudhry, Amanat U.:”Gas Well Testing Handbook”2003)
Persamaan 4-135, untuk ∆t ≪ tp dapat disederhanakan menjadi
……………...(4-136)
Mula-mula plot (pws) vs log (∆t+tp)/∆t memberikan garis lurus dengan
kemiringan m. Ekstrapolasi garis lurus ini sampai pada kondisi waktu tak terbatas
∆t atau (∆t+tp)/∆t=1 akan diperoleh harga (p*) dan dapat digunakan untuk
menghitung pR seperti dijelaskan sebelumnya. Gambar 4.27 menunjukkan plot
pressure buildup untuk reservoir terbatas.
tp adalah waktu semiproduksi dalam jam dan dapat dihitung dengan
24G p
tp = ………………………………………………………….(4-137)
q sc
Dimana
Gp = komulatif produksi sejak komplesi, mmscfd.
qsc = laju alir konstan sebelum penutupan, mmscfd.
tDA = waktu tak berdimensi
187
0.0002637kt p
= ……………………………………………(4-138)
gi ci A
Dalam bentuk tekanan kuadrat, persamaan 4-134 menjadi
.(4-139)
Persamaan 4-135 menjadi
…….(4-140)
Persamaan 4-136 menjadi
……………………..(4-141)
2
Plot 𝑝𝑤𝑠 vs log (∆t+tp)/∆t memberikan garis lurus dengan kemiringan m.
Ekstrapolasi garis lurus ini sampai pada kondisi waktu tak terbatas ∆t atau
(∆t+tp)/∆t=1 akan diperoleh harga p*2 dan dapat digunakan untuk menghitung p R
………………….(4-142)
188
……………………..(4-143)
Sehingga
…………………………………………..(4-144)
m adalah nilai mutlak dari kemiringan garis lurus horner plot:
F adalah tekanan tak berdimensi MBH pada tDA dan tDA adalah waktu tak
berdimensi yang dapat dihitung dengan persamaan 4-138. tp adalah waktu
semiproduksi dalam jam dan dapat dihitung dengan persamaan 4-137. (p*) adalah
nilai (pws) ketika (∆t+tp)/∆t=1ektrapolasi dari garis lurus semilog plot. F
diperoleh dari tabel fungsi tekanan tak berdimensi MBH (Lampiran F) yang
tergantung pada konfigurasi sumur yang tepat dan bentuk reservoir. Harga tDA bisa
dihitung dengan persamaan 4-138. Jika tidak tersedia konfigurasi yang tepat pada
tabel fungsi tekanan tak berdimensi MBH (Lampiran F), F dapat dihitung dengan
persamaan berikut:
F = ln(CAtDA) …………………………………………………….(4-145)
Dimana CA adalah faktor bentuk (shape factor) dan nilai ini diperoleh dari
tabel (lampiran). Untuk harga tDA yang kecil dimana rezim alirannya adalah
transien, maka sumur dianggap tak terbatas maka F adalah
F = 4𝜋tDA …………………………………………………………(4-146)
Untuk reservoir terbatas,
( pR ) = ( pi ) = ( p *) ……………………………………….…(4-147)
…………………………………….(4-148)
3. Memilih kurva MBH yang tepat (Lampiran F).
4. Menentukan harga F dari harga tDA.
5. Menghitung ( pi ) − ( pwf )/ m dengan persamaan
…………………………..(4-149)
6. Kemudian plot ( pi ) − ( pwf )/ m vs ( pi ) − ( p * )/ m .
Gambar 4.28.
Horner Buildup Plot Metode Odeh Al-Hussainy
(Chaudhry, Amanat U.:”Gas Well Testing Handbook”2003
dengan metode dietz hanya saja Ramey dan Cobb menggunakan Horner Plot bukan
MDH plot. Limitasi dari metode ini adalah:
a. s > -3;
b. rwa < 0.05re, dimana rwa = rw.e-s
c. tp ≥ tpss
Jika tidak diketahui harga CA, persamaan yang digunakan adalah:
…..……………………………….(4-150)
F dapat dihitung menggunakan persamaan 4-145 dan 4-146. Kemudian ψ (
p R ) bisa dibaca secara langsung dari ekstrapolasi garis lurus horner plot sampai
t p + t
= C At PDA
t p
0.0002637kt p C A
=
ct A
D. Metode MDH
Metode ini juga menggunakan plot MDH, tetapi metode ini terbatas hanya
untuk menentukan tekanan rata-rata pada reservoir tertutup berbentuk lingkaran
atau dengan daerah pengurasan berbentuk persegi dan untuk sumur yang beroperasi
saat kondisi semi mantap sebelum dilakukan buildup test. Metode ini menggunakan
persamaan 4-151. Persamaan 4-129 dapat dituliskan kembali untuk waktu produksi
yang lama atau tp ≫ ∆t menjadi:
……..(4-151)
Oleh karena itu, plot ( p ws ) terhadap ∆t pada koordinat semilog akan
memberikan garis lurus dengan kemiringan m, dari harga ini dapat dihitung kh.
Faktor skin tampak s’, dapat dihitung dengan persamaan 4-131. Kemudian
menentukan harga ∆tDe, yang dapat dihitung pada saat penutupan ∆t kapan saja:
191
……………………………………………...(4-152)
A
Dimana re2 = untuk reservoir dengan geometri tidak bundar.
Tekanan rata-rata reservoir dapat dihitung dengan persamaan:
………………………………….(4-153)
Dimana ∆pD diperoleh dari pembacaan grafik hubungan ∆tDe dengan ∆pD
sesuai dengan bentuk reservoirnya (lampiran). m adalah slope garis lurus semilog
plot MDH. ( p ws ) adalah harga pseudopressure saat dilakukan penutupan ∆t dari
E. Metode Dietz
Dietz mengusulkan ekstrapolasi garis lurus dari plot MDH secara langsung
sebagai p . Dietz mengasumsikan bahwa sumur telah diproduksikan dengan laju
alir yang konstan dalam kurun waktu yang cukup lama hingga mencapai kondisi
semi mantap sebelum penutupan, skin faktor harus lebih besar dari -3 dan bahwa
garis lurus semilog plot kemiringannya akan berkembang. Dietz menetapkan bahwa
p bisa dibaca secara langsung dari ekstrapolasi garis lurus semilog plot:
g ct A
tp = …………………………………………..(4-154)
lingkaran
0.0002637C A k
………………………………………(4-155)