Pwf
transient
Transient
Konstan
mantap
lanjut
Semi
0 t
92
93
laju produksi dan tekanan alir dasar sumur (Pwf), tergantung pada seberapa jauh
perambatan impuls (transient) itu berlangsung. Pada suatu saat impuls ini akan
mencapai batas yang kedap aliran (no-flow boundary). Perubahan harga Pwf selama
aliran berlangsung dapat dibagi atas tiga periode, yaitu: transient, transient lanjut,
dan semi mantap (pseudo steady state). Perubahan ini diperlihatkan pada Gambar
3.1. dimana pada periode semi mantap penurunan tekanan terhadap waktu adalah
p
tetap = konstan .
t
3.1.1. Persamaan Aliran
3.1.1.1. Aliran Mantap (Steady State Flow)
A. Aliran Laminer
Gambar 3.2 memperlihatkan tekanan dan distribusi aliran yang terjadi
secara radial, yaitu aliran steady state ke dalam sumur. Distribusi tekanan ini akan
menjadi konstan selama radius yang sedang dialirkan sumur konstan.
Hukum Darcy untuk aliran dalam media berpori:
kA dp
atau q = vA = −
k dp
v=− ………………………………….(3-1)
dx dx
keterangan :
v = Fluid velocity.
q = Volumetric flow rate.
k = Effective permeability.
= Fluid viscosity.
dp/dx = Pressure gradient in the direction of flow.
94
Laju aliran untuk gas biasanya pada beberapa kondisi dari tekanan dan
temperatur, Psc dan Tsc. Dengan menggunakan kondisi ini dalam Persamaan 3-3 dan
mengkombinasikan antara Persamaan 3-3 dengan Persamaan 3-4 didapat :
ρq = ρsc qsc ……………………………………………………………(3-5)
atau :
pM p M
q = q sc sc ………………………………………………… (3-6)
zRT z sc RTsc
pe − p w q p T z re
2 2
= sc sc Ln ……………………………………..(3-9)
2 Tsc 2kh rw
atau :
q sc =
(
khTsc pe 2 − pw 2 ) ……………………………………………..(3-10)
r
p scT z Ln e
rw
Pada penurunan ini, diasumsikan bahwa g dan Z tidak tergantung dengan
tekanan, sehingga dapat dievaluasikan pada temperatur dan tekanan reservoir rata-
rata dalam areal pengurasan sebagai berikut:
pe + p w
p= ………………………………………………………….(3-11)
2
Persamaan 3-10 dapat diaplikasikan pada beberapa unit satuan lapangan, sehingga
persamaannya menjadi :
q sc =
(
0.007027kh pe − p w
2 2
) ………………………………………….(3-12)
r
z T log e
rw
96
q sc =
(
0.000305kh pe − p w
2 2
) ………………………………………….(3-13)
r
z T ln e
rw
keterangan :
qsc = Mscf/day.
k = Permeabilitas, md.
h = Ketebalan lapisan formasi, ft.
pe = Tekanan pada re, psia.
pw = Tekanan lubang sumur pada rw, psia.
= Viscositas gas, cp.
Persamaan-persamaan ini berdasarkan pada tekanan dan temperatur pada
keadaan standar, yaitu :
psc = 14,7 psia
Tsc = 60°F = 520°R
Laju aliran gas secara langsung sebanding dengan pseudo-pressure.
Pseudo-pressure didefinisikan sebagai:
p
p
ψ(p) = 2
p ref
z
dp ………………………………………………….(3-14)
( p ) − ( pw ) = 2
pdp pdp
p ref
g z
−2
p ref
g z
B. Aliran Turbulen
Persamaan aliran steady state di atas menganggap tidak ada aliran turbulen
dalam formasi dan tidak ada kerusakan formasi/skin disekitar sumur. Sedangkan
untuk pengaruh turbulensi dan skin seperti dibawah ini. Walaupun aliran steady
state dalam reservoir gas jarang tercapai, kondisi di sekitar lubang bor dapat
mendekati steady state. Persamaan steady state dengan pengaruh turbulensi adalah
:
r
1422Tzqsc Ln e
rw 3.161x10−12 g zqscT 1 1
pe − p w = + −
2 2
……….(3-17)
kh h2 rw re
Di sebelah kanan tanda sama dengan adalah penurunan tekanan dari aliran
laminer atau aliran Darcy, sedangkan terminologi kedua memberikan penambahan
penurunan tekanan sampai mengalami turbulen. Jika karakteristik fluida dan
permeabilitas diketahui dari beberapa sumber seperti drawdown test, maka
pengaruh turbulensi dapat dihitung dengan menggunakan hasil test tersebut. Hal ini
nantinya akan membedakan antara kerusakan formasi nyata dan turbulensinya.
Harga koefisien kecepatan dapat dihitung dengan menggunakan persamaan
sebagai berikut :
2.33 x1010
= ………….……………………………………………(3-18)
k 1 .2
dengan k dalam milidarcy (md).
98
tekanan t3, t4 dan t5. Situasi ini akan berlanjut dengan perubahan konstan tekanan
terhadap waktu di seluruh reservoir dan dengan distribusi tekanan yang paralel
sampai reservoir tidak lagi mampu menjaga laju alir yang konstan di lubang sumur.
Ini akan terjadi ketika tekanan pada sumur, p w, telah mencapai batas fisik
terendahnya.
Aliran semi mantap terjadi di reservoir setelah reservoir diproduksi pada
laju alir yang konstan dalam waktu yang cukup lama untuk menyebabkan suatu
perubahan yang konstan tekanan di seluruh reservoir, menghasilkan distribusi
tekanan paralel dan menyesuaikan dengan distribusi laju alir yang tetap. Aliran
semi mantap adalah sebuah kasus yang khusus dari aliran tidak mantap dan kadang-
kadang disebut sebagai aliran yang stabil. Kebanyakan dari riwayat reservoir akan
bertindak dalam aliran semi mantap.
Persamaan aliran pseudo steady state dapat diturunkan menjadi :
q sc =
(
703x10−6 kh p R − p w
2 2
) ……………………………………(3-19)
0.472re
TZLn
rw
Gambar 3.4.
Aliran Radial Unsteady State dengan Laju Produksi Pseudo Steady State t2
Sampai t5 Konstan,
(Beggs, Dale. H.;”Gas Production Operation”,1995)
100
q sc =
(
703x10−6 kh p R − p w
2 2
) ……………………………………….(3-20)
0.472re
TZ Ln + s + Dq sc
rw
keterangan :
s = Dimensionless skin factor.
D = Koefisient turbulensi.
Sehingga untuk mencari kehilangan tekanan dengan qsc diketahui, maka
Persamaan 3-20 menjadi :
Dimana:
1422T g z 0.472re 1422 g z T
A= ln + s dan B = D
kh rw kh
Ini merupakan hal yang sangat mudah untuk menetapkan suatu hubungan
antara kedua parameter yang menandakan adanya tingkat turbulensi yang terjadi
pada reservoir gas. Parameter-parameter ini adalah koefisien kecepatan, β dan
koefisien turbulensi, D. Persamaan 3-22 dapat ditulis untuk aliran pseudo-steady-
state sebagai berikut:
0.472re 3.161 10−12 g z T 2
2 2
pR − pw = 1422T g z ln
+ s qsc + qsc
rw h 2 ……(3-23)
rw
Bentuk persamaan diatas mengasumsikan bahwa re >> rw. Dengan menyamakan
dan mengalikan qsc2 persamaan 3-22 dan 3-23 menjadi:
1,422 103 g z T 3,16110−12 g z T
D =
kh rw h 2
2,22 10−15 g k
D=
g hrw
101
Gambar 3.4. menunjukkan distribusi tekanan dan laju untuk sistem radial
dengan berbagai waktu pada reservoir tertutup (tidak ada aliran di re). Dalam
masalah ini, selama produksi adalah akibat dari ekspansi fluida dalam reservoir.
Hal ini menyebabkan laju pada re menjadi nol dan laju bertambah sampai
maksimum pada jari-jari sumur, rw. Seperti yang diperlihatkan pada Gambar 3.5.
dalam plot dari q pada t1 laju re nol dan bertambah dengan reduksi dalam radius
sampai laju maksimum di reservoir tercapai sampai rw. Distribusi tekanan dan laju
pada t1 kembali muncul segera dan distribusi tekanan dan laju berpindah sampai
posisi ini dengan segera, sebagaimana produksi berlanjut terus menerus
mempengaruhi reservoir. Laju q pada t2 mengindikasikan bahwa laju alir pada saat
ini meluas sepanjang reservoir ketika semua reservoir telah dipengaruhi dan sudah
mempunyai pressure drop yang berarti. Laju pada sumur telah menurun dari t1 ke
t2 sampai pressure drop (pi–pw) sama, lebih tepatnya pada volume reservoir yang
besar. Suatu waktu tekanan dalam reservoir telah dipengaruhi, maka tekanan akan
menurun terus sebagaimana produksi berlanjut terus dan distribusi tekanan
ditunjukkan sebagai p pada t3. Laju tersebut akan menurun selama t1 ke t2 akan
bertambah dalam radius yang melewati dimana aliran terjadi, dan akan berlanjut
menurun dari t2 ke t3, penurunan total pressure drop dari re sampai rw (pe – pw).
102
Gambar 3.5.
Aliran Radial Unsteady state dengan Tekanan Sumur Konstan
(Beggs, Dale H;“Gas Production Operations”1990)
Penurunan dari waktu t = 0 sampai waktu t 2, ketika pressure drop akhirnya
dipengaruhi seluruh reservoir, distribusi tekanan dan laju alir tidak akan
dipengaruhi oleh ukuran reservoir atau posisi dari jari-jari pengurasan terluar (re).
Selama waktu ini reservoir dikatakan tidak terbatas (infinite acting) karena selama
periode ini jari-jari pengurasan terluar, re, secara matematis tidak terbatas (infinite).
Sama pada sistem reservoir yang didominasi oleh aliran steady-state, pengaruh
perubahan laju alir dan tekanan sumur pada sumur tersebut akan diselesaikan oleh
persamaan aliran unsteady-state sampai hasil perubahan interval waktunya telah
cukup untuk mempengaruhi seluruh reservoir dan reservoarnya telah mencapai
kondisi steady-state.
Persamaan 3-24 di atas dapat digunakan untuk tekanan sebagai fungsi dari
laju alir dan waktu, tetapi pemecahan dan aplikasinya menjadi sederhana apabila
persamaan diffusivitas ditulis dalam bentuk tanpa dimensi (dimensionless).
Parameter-parameter berikut ini digunakan dalam menghitung harga dimensionless
pada Tabel III-1:
k = mD. C = psi-1.
t = Jam. r = ft.
103
= cp. T = 0R.
qsc = Mscfd. h = ft.
p = psia.
Tabel III-1
Variabel Tak Berdimensi
Dimensionless
Symbol Definition
Variables
2.64x10 −4 kt
Time tD
Cr 2
r
Radius rD
rw
1422Tq sc Z
Flow rate qD 2
khpi
p2
Pressure pD 2
pi q D
pi − p 2
2
Pressure drop pD 2
pi q D
Tabel III-2
Faktor Geometri Berbagai Bentuk Reservoir untuk Aliran Pseudo Steady
State
(Beggs, Dale H;“Gas Production Operations”1990)
105
Faktor bentuk CA pada harga tDA yang memenuhi syarat untuk mencapai
kondisi aliran pseudo steady state dapat diperoleh dari Tabel III-2.
3. Laju alir sumur konstan, tekanan konstan pada batas luar atau outer
boundary (steady state).
4. Tekanan sumur konstan.
Tabel III-3
Exponential Integral, -Ei (-x)
(Chaudhry, Amanat U.:”Gas Well Testing Handbook”2003)
108
(Lanjutan…)
Tabel III-3
Exponential Integral, -Ei (-x)
3.1.2.2. Laju alir Sumur Konstan Pada Reservoir Terbatas (Closed Reservoir)
Untuk Pseudo Steady State
Penyelesaian untuk aliran yang mencapai kondisi semi-mantap telah
diberikan oleh Van Everdingen dan Hurst pada tahun 1949. Penyelesaian tersebut
dapat diterapkan untuk menghitung tekanan pada setiap jari-jari bila laju alirannya
diketahui, dimana dapat juga diterapkan untuk menghitung tekanan sumur.
Penyelesaiannya dapat diberikan dalam bentuk grafis maupun persamaan. Harga
∆pD versus tDw diberikan pada Gambar 3.6 untuk berbagai ukuran reservoir, dan
berbagai harga rDe. Bentuk persamaannya adalah :
2t Dw
p Dw = 2
+ Ln (0.472rDe ) ………………………………………(3-33)
rDe
Dimana
𝑟𝑒
𝑟𝑒𝐷 =
𝑟𝑤
Gambar 3.6.
Harga ∆PD Pada Berbagai Kondisi Batas Reservoir
(Beggs, Dale H;“Gas Production Operations”1990)
110
Dimana
𝐺𝑝 = Komulatif produksi gas,
𝑄𝑝𝐷 = banyaknya produksi total tak berdimensi
Untuk tD < 0.01
𝑡 0.5
𝑄𝑝𝐷 = ( 𝜋𝐷 )
−4.29881+2.02566𝑡𝐷
Untuk tD ≥ 200 atau tD ∝ 𝑄𝑝𝐷 = ln 𝑡𝐷
0.0002637kt
tD =
C rw 2
111
Gambar 3.7.
Harga QtD versus tD pada Tekanan Konstan
(Beggs, Dale H;“Gas Production Operations”1990)
112
Gambar 3.8.
Harga QtD versus tD pada Tekanan Konstan
(Beggs, Dale H;“Gas Production Operations”1990)
keterangan :
v = Kecepatan aliran fluida, cm/dt.
k = Permeabilitas, darcy.
μ = Viskositas, cp.
p
= Gradient tekanan, atm/cm.
x
113
1424q z T μ re
p e − p wf =
2 2
ln + s ……………………………………(3-43)
kh rw
sehingga persamaan aliran Darcy untuk aliran radial di reservoir adalah :
kh(p e − p wf )
2 2
keterangan :
q = Laju alir, Mscfd.
k = Permeabilitas, mD.
h = Ketebalan reservoir, ft.
pe = Tekanan reservoir, psia.
pwf = Tekanan alir dasar sumur, psia.
μ = Viscositas, cp.
GAS
Linear
𝛍z
Constant
P2 𝛙(p) p
2000 4000
Gambar 3.9. Data PVT Gas dan Solusi Persamaan Aliran Gas
(__,University of Houston;“Pressure Transient Analysis”2001)
Dimensionless time, tD
0.000266337𝑘𝑡 1
𝑡𝐷 = 2 (𝜇𝑐) …..……………………………………………(3-51)
∅𝑟𝑤
Akan tetapi definisi ∆𝑝𝐷 berbeda dalam pendekatan ini. Untuk persamaan dalam
bentuk p
117
𝑝 −𝑝
∆𝑝𝐷 = 70.85×10𝑖4𝑇𝑞𝑠𝑐 𝜇𝑧
……………………………………………….(3-52)
( )
𝑘ℎ 𝑝
1 𝜇𝑧
Kedua-duanya baik ( ) maupun ( ) pada persamaan di atas diperoleh pada (pi +
𝜇𝑐 𝑝
p)/2.
Akan tetapi definisi ∆𝑝𝐷 berbeda dalam pendekatan ini. Untuk persamaan dalam
bentuk p2
𝑝2 −𝑝2
∆𝑝𝐷 = 1.417×10𝑖 3𝑇𝑞𝑠𝑐 ……………………………………………….(3-55)
(𝜇𝑧 )
𝑘ℎ
1
Kedua-duanya baik (𝜇𝑐) maupun (𝜇𝑧) pada persamaan di atas diperoleh pada pi.
𝜓𝑖 −𝜓
∆𝜓𝐷 = 1.417×103 𝑇𝑞𝑠𝑐
……………………………………………………(3-59)
𝑘ℎ
Zona ini dapat meluas dari beberapa inci sampai dengan beberapa ft dari lubang
sumur. Selain itu, banyak sumur-sumur lain yang distimulasi dengan melakukan
pengasaman (acidizing) atau perekahan (fracturing), yang pada hakekatnya dapat
meningkatkan permeabilitas di dekat lubang sumur. Dengan demikian,
permeabilitas di dekat lubang sumur selalu berbeda dengan permeabilitas yang
berada jauh di dalam formasi dimana formasi belum terpengaruh oleh operasi
pengeboran atau stimulasi.
Pengaruh zona skin adalah mengurangi distribusi tekanan di sekitar lubang
sumur. Pada kasus kerusakan di sekitar lubang sumur, zone skin menyebabkan
penambahan kehilangan tekanan di dalam formasi. Sedangkan pada kasus
perbaikan formasi merupakan kebalikan dari kerusakan formasi. Jika ditinjau dari
besarnya kehilangan tekanan di sekitar lubang sumur ∆pskin, gambar 3.11
membandingkan perbedaan kehilangan tekanan akibat skin dengan tiga
kemungkinan yang terjadi.
• ∆pskin > 0, dimana mengindikasikan penambahan kehilangan tekanan akibat
kerusakan di sekitar lubang sumur, atau dengan kata lain kskin < k.
Menurut Hawkins, skin faktor dapat dihitung sebagai daerah jarak rskin dengan
permeabilitas kskin, yang didefinisikan sebagai:
𝑘 𝑟𝑠𝑘𝑖𝑛
𝑠=( − 1) ln …………………………………………….(3-61)
𝑘𝑠𝑘𝑖𝑛 𝑟𝑤
Ada tiga kemungkinan hasil yang diperoleh dalam mengevaluasi faktor skin
yang tergantung pada perbandingan permeabilitas formasi terhadap permeabilitas
skin (k/kskin), dan jika ln(rskin/rw) selalu bernilai positif, yaitu:
1. Faktor skin positif, s > 0: jika terdapat kerusakan di sekitar lubang sumur,
kskin < k sehingga bernilai positif.
121
2. Faktor skin negatif, s < 0: Ketika permeabilitas di sekitar lubang sumur lebih
besar dari pada permeabilitas formasi (kskin > k) akan diperoleh harga skin
negatif yang mengindikasikan adanya perbaikan di sekitar lubang sumur.
3. Faktor skin = 0, s = 0: hal ini terjadi ketika tidak terjadi perubahan
permeabilitas di sekitar lubang sumur yang diamati, kskin = k.
3.3.2. Inersia-Turbulensi
Dalam sistem radial, kecepatan aliran makin bertambah besar bila
mendekati sumur, sehingga pengaruh inersia-turbulensi akan semakin terasa.
Pengaruh ini dinyatakan sebagai kehilangan tekanan yang sejenis seperti
kehilangan tekanan akibat “skin”. Kehilangan tekanan ini tidak konstan, tetapi
berbanding lurus dengan laju produksi. Kehilangan tekanan akibat dari inersia-
turbulensi adalah sebagia berikut :
(p)IT = D.qsc …………………………………………………….(3-62)
sehingga tekanan pada sumur :
(p) = pt + (s .D. qsc) ……………………………………………..(3-63)
Kehilangan tekanan di dekat sumur merupakan penjumlahan dari pengaruh “skin”
dan “IT”.
s’ = (pD)skin + (pD)IT = s + D qsc …………………………..(3-64)
Penentuan harga s dan D yang konstan diperoleh dari dua hasil tes produksi yang
berbeda, dengan cara simultan. Harga D juga dapat diperkirakan dari persamaan
analitis, yaitu :
2,715x10−12 k M psc rd 1
D= 2 dr …………………………(3-65)
r
hTsc rw
keterangan :
D = Faktor inersia – turbulensi, MMscfd-1.
k = Permeabilitas reservoir, md.
h = Ketebalan bersih formasi, ft.
= Vicositas gas,cp.
= Faktor turbulensi, ft-1.
122
cs
C sD = 0,159 ………………………………………………(3-69)
hc rw
2
keterangan :
tws = Lama waktu wellbore storage, jam.
= Viscositas gas, cp.
Vws = Volume dari tubing (ditambah volume annulus bila tidak dipasang
packer), ft3.
Cws = Kompresibilitas dari fluida dalam tubing pada harga tekanan dan
temperatur rata-rata dalam tubing, 1/psi.
k = Permeabilitas reservoir, md.
h = Ketebalan bersih formasi, ft.
Harga tws menjadi patokan lama minimum suatu test produksi dilakukan.
merupakan rumus untuk aliran mantap, dari fluida. Penggunaannya pada aliran
stabil, radial silinder, pada laju produksi yang konstan, dari suatu reservoir, dengan
tekanan sebesar pi yang konstan diluar batas reservoirnya sejauh re. Dalam bentuk
tekanan kuadrat dinyatakan sebagai berikut :
pi2 − pwf
2
pD = …………………………………………………….(3-71)
pi2 qD
Pada kejadian reservoir yang tidak terbatas, dan reservoir yang tertutup pada
batas luarnya, pada keadaan ini sebenarnya aliran mantap tidak pernah tercapai,
tetapi persamaan diatas dapat digunakan dengan baik, karena tekanan mula-mula Pi
tidak pernah tercapai.
124
Dengan demikian persamaan aliran mantap ini dapat mewakili tingkah laku
volumetrik, hal ini berhubungan dengan material balance terhadap tekanan Formasi
mula-mula pi, dan jumlah dari deplesinya. Istilah rd adalah jari-jari pengurasan
efektif yang didefinisikan sebagai jari-jari yang diharapkan untuk mendukung pada
persamaan aliran mantap.
rw rd re
Gambar 3.12.
Ilustrasi jari-jari efektif
(ERCB, “Theory and Practice of the of Gas Wells” 1975)
p D =
1
(ln t D + 0,80907) ………………………………..………..(3-73)
2
pada reservoir yang tidak terbatas tidak terjadi deplesi yang berarti pi = p R ,
dominan, untuk harga t d 0,25 reD2 , jumlah dari deplesinya harus dihitung
pi - p R = depletion term
qtt
pi − p R = …………………………………………………(3-75)
re2 h C
dalam persamaan kuadrat tekanan :
qscT z psc pi2 kt
pi − p R =
pTsc pi2 kre 2 h C
1 qscT z psc 2 kt
pi − p R = pi
p kTsc pi2 h re2
Cr 2
2
w
rw
1 q D pi2 t D
pi − p R =
p reD2
bila harga p diambil harga rata-rata antara pi dan pR, maka persamaan menjadi :
1 q D pi2t D
pi − p R =
pi + p R reD2
2
2 2q D pi2 t D
pi2 − p R =
reD2
2
pi2 − p R 2t D
= 2 …………………………………………………….(3-76)
pi2 q D reD
dari Persamaan (3-63) untuk aliran mantap akan sama dengan Persamaan (3-78),
maka persamaan dapat menjadi (untuk reservoir yang terbatas tekanan mula-mula
tidak tercapai) :
rd 3
ln = ln reD −
rw 4
rd r
ln = ln e + ln 0,472
rw rw
rd 0,472re
ln = ln
rw rw
rd 0,472re
=
rw rw
rd = 0,472re ………………………………………………………..(3-79)
hal ini menunjukkan bahwa beberapa saat kemudian jari-jari efektif reservoir, tidak
selamanya tergantung dari jari-jari sumur (rw), tetapi jari-jari pengurasan (re).
1 2t D 3
(ln t + 0.80907) = + ln r −
t D 2 t
D eD
2
D reD 4
1 2
= 2
2t D reD
2
t D = 0.25 reD
𝑘𝑡
Bila 𝑡𝐷 = 𝜙𝑢
̅ 𝐶̅ 𝑟 2
, dan t dinyatakan sebagai waktu stabil(𝑡𝑠 , maka:
𝑤
2
𝑘𝑡𝑠 0.25𝑟𝑒𝐷
2
̅ 𝐶̅𝑟𝑤
= 2
𝜙𝑢 𝑟𝑤
̅ 𝐶̅ 𝑟𝑒2
𝜙𝑢
𝑡𝑠 = 0.25
𝑘
Dalam satuan lapangan dinyatakan sebagai:
̅ 𝐶̅ 𝑟𝑒2
𝜙𝑢
𝑡𝑠 = 948 ..................................................................................... (3-80)
𝑘
Keterangan:
𝜙 = Porositas, fraksi
𝑢̅ = Viscositas, cp (dievaluasi pada tekanan rata-rata)
𝐶̅ = Kompressibilitas, psia-1
𝑟𝑒 = Jari-jari pengurasan, ft
𝑘 = Permeabilitas, md
𝑡𝑠 = Waktu stabil, jam