Anda di halaman 1dari 17

Pressure Losses

(Kehilangan Tekanan)

TUJUAN


Penentuan Kehilangan Tekanan Secara Analitik
Surface Connection Losses
(Kehilangan Tekanan pada sambungan permukaan)
Pipe and Annular Losses
(Kehilangan Tekanan di dalam pipa dan annulus)
Pressure drop across bit
(Kehilangan tekanan di bit)

Penentuan Kehilangan Tekanan Secara Praktis


Penentuan Kehilangan Tekanan dengan Slow Pump Rate Test (SPRT)

Dril-063 Pressure Losses (kehilangan Tekanan) 1


1. Pendahuluan
Gambar 1, menunjukkan skema bagian peralatan sistem sirkulasi yang
terdiri dari drill string, bit dan peralatan permukaan. Pada bagian-bagian
tersebut, fluida akan mengalami gaya gesek (friksi) sehingga sistem sirkulasi
akan kehilangan energi ketika fluida dipompakan mulai dari titik (1) sampai titik
(2) dan kembali ke titik (3) di mud tank.
Pada bab ini akan dijelaskan tentang perhitungan kehilangan tekanan
(pressure loss) akibat gaya friksi di setiap bagian dari sistem sirkulasi.
Perhitungan kehilangan tekanan tersebut dibagi kedalam 3 bagian yaitu:
i. Surface Connection Losses (Kehilangan Tekanan pada sambungan
permukaan)
ii. Pipe and Annular Losses (Kehilangan Tekanan di dalam pipa dan
annulus)
iii. Pressure drop across bit (Kehilangan tekanan di bit)

2 Dril-063 Pressure Losses (kehilangan Tekanan)


2. Perhitungan Kehilangan Tekanan Secara Analitik

2.1. Surface Connection Losses (Kehilangan Tekanan pada


sambungan permukaan)
Kehilangan tekanan pada sambungan di permukaan biasa terjadi di
standpipe, rotary hose, swivel dan kelly. Penentuan kehilangan tekanan di
permukaan cukup sulit karena kehilangan tekanan tergantung dari dimensi
dan geometri dari sambungan di permukaan. Persamaan berikut dapat
digunakan untuk mengevaluasi kehilangan tekanan pada sambungan di
permukaan:

P1 E p0,8 Q 1,8 PV
0, 2
, psi
...........................................................(1)
atau

P1 E p0,8 Q 1,8 PV
0, 2
, bar
..........................................................(2)
dimana :
= Densitas lumpur (lbm/gal atau kg/l)
Q = Flow rate (gpm atau l/min)
E = Konstanta, tergantung dari tipe peralatan permukaan
yang digunakan
PV = Plastic viscosity (cP)
Terdapat empat tipe peralatan permukaan, dimana tiap tipe
menunjukkan dimensi dari standpipe, kelly, rotary hose dan swivel (Tabel 1).
Nilai konstanta E ditunjukkan pada Tabel 2.

Tabel 1. Empat Tipe Peralatan Permukaan


Surface Standpipe Rotary Hose Swivel Kelly
Equipment Length ID Lengt ID Length ID Lengt ID
type (ft) (in) (ft) (in) (ft) (in) (ft) (in)
1 40 3.0 40 2.0 4 2.0 40 2.25
2 40 3.5 55 2.5 5 2.5 40 3.25
3 45 4.0 55 3.0 5 2.5 40 3.25
4 45 4.0 55 3.0 6 3.0 40 4.00

Tabel 2. Nilai konstanta E


Surface Equipment Value of E
type Imperials Units Metric Units
-4
1 2.5 x 10 8.8 x 10-6
-5
2 9.6 x 10 3.3 x 10-6
-5
3 5.3 x 10 1.8 x 10-6
-5
4 4.2 x 10 1.4 x 10-6

2.2. Pipe and Annular Losses (Kehilangan Tekanan di dalam pipa


dan annulus)
Kehilangan tekanan sepanjang pipa dapat terjadi di drillpipe dan
drillcollar yang ditunjukkan pada Gambar 1 (P2 dan P3). Kehilangan tekanan
di annulus ditunjukkan oleh P4 dan P5 pada Gambar 1. Besarnya kehilangan
tekanan di P2, P3, P4 dan P5 tergantung pada:

Dril-063 Pressure Losses (kehilangan Tekanan) 3


a. Dimensi dari drillpipe atau drillcollar (ID, OD, dan panjang DP atau
DC)
b. Rheologi lumpur pemboran (densitas, plastic viscosity dan yield
point)
c. Jenis aliran (turbulent, laminar atau plug)
Beberapa hal khusus yang menyebabkan naiknya kehilangan tekanan
di annulus adalah:
1.Surge pressure ketika menurunkan kembali pipa, setelah round trip.
2. Tekanan udara yang terjebak di dalam lumpur setelah terbentuk
gel strength.
3. Tekanan yang disebabkan oleh impact force ketika sirkulasi
dihentikan.
4. Flokulasi lumpur yang disebabkan oleh kontaminasi kimia pada
saat treatment lumpur.
5. Bertambahnya densitas lumpur karena perbandingan.

Gambar 1. Skema Sistem Sirkulasi

Perlu diperhatikan bahwa kelakuan fluida pemboran di downhole tidak


dapat dipastikan dan sifat-sifat fluida yang diukur di permukaan diasumsikan
mempunyai nilai yang berbeda pada kondisi bottom hole. Beberapa model
perhitungan kehilangan tekanan yang sudah ada menghasilkan nilai yang
berbeda-beda pada kondisi yang sama. Dua model yang biasa digunakan
adalah Bingham plastic model dan Power-law model. Tabel 3 dan Tabel 4
menunjukkan ringkasan persaman yang digunakan.

4 Dril-063 Pressure Losses (kehilangan Tekanan)


Tabel 3. Ringkasan Persamaan

Dril-063 Pressure Losses (kehilangan Tekanan) 5


Tabel 4. Ringkasan Persamaan

2.3. Pressure drop across bit (Kehilangan tekanan di bit)


Tujuan dari pemrograman hydraulic adalah pengoptimisasian pressure
drop di bit agar pembersihan lubang bor berjalan dengan maksimum.
Kehilangan tekanan di bit dipengaruhi oleh ukuran nozzle yang digunakan
dan penentuan hydraulic horsepower. Semakin kecil ukuran nozzle maka

6 Dril-063 Pressure Losses (kehilangan Tekanan)


semakin besar pressure drop yang terjadi dan kecepatan nozzle akan
meningkat.
Untuk menentukan kehilangan tekanan di bit maka dipergunakan
persamaan:
m .Q 2
Pb 2
10858 . An .......................................................................(3)
dimana:
m = Densitas lumpur (ppg)
Q = Laju alir, gpm
An = Luas nozzle, in2
Pb = Kehilangan tekanan di bit, psi.

Dril-063 Pressure Losses (kehilangan Tekanan) 7


3. Penentuan Kehilangan Tekanan Secara Praktis
Dalam menghitung besarnya kehilangan tekanan dalam sistim sirkulasi
lumpur pemboran dengan menggunakan cara praktis yang biasa dipakai di
lapangan, dilakukan dengan menghitung tiap segmen dahulu, baru kemudian
dijumlahkan secara total.
Segmen-segmen tersebut adalah : peralatan permukaan, drill collar,
anulus Drill-collar, Drill-pipe dan anulusnya.
a. Peralatan permukaan
Peralatan permukaan ini biasanya dibagi menjadi 4 tipe rangkaian seperti
yang diperlihatkan pada Tabel (6), tiap tipe mempunyai koefisien
tersendiri yang akan dipakai dalam perhitungan sbb :
m
Ploss k l . k r
10 ......................................................................................... (4)
dimana:
kl = Koefisien loss, lihat Tabel (6)
kr = Koefisien rate, lihat Tabel (5)
b. Drill-collar
Perhitungan untuk bagian dalam Drill-collar menggunakan
rumus :

Ldc
Ploss k l . k r m
10 ................................................................................... (5)
dimana :
Ldc = Panjang Drill-collar, ft
c. Anulus Drill Collar
Untuk menghitung anulus drill collar seperti halnya drill collar
menggunakan Tabel (7) rumus yang dipakai sama dengan drillcollar.
d. Drill Pipe dan Anulusnya
Perhitungan drill pipe dengan anulus drill pipe dihitung bersama-sama
sekaligus, tidak seperti drill collar dipisahkan. Persamaan yang dipakai
adalah (5) dan yang dipakai untuk menentukan koefisien lossnya adalah
Tabel (8)

8 Dril-063 Pressure Losses (kehilangan Tekanan)


Tabel 5. Koefisien Rate

Tabel 6. Koefisien Loss Peralatan Permukaan


CASE STAND PIPE HOSE COEFFICIENT
Length I.D Length I.D
Feet Inches Feet Inches
1 40 3 45 2 19
2 40 3 55 2 7
3 45 4 55 3 4
4 45 4 55 3 3

CASE STAND KELLY COEFFICIENT


Length I.D Length I.D
Feet Inches Feet Inches
1 4 2 40 2 19
2 4 2 40 3 7
3 5 2 40 3 4
4 6 3 40 4 3

Dril-063 Pressure Losses (kehilangan Tekanan) 9


Tabel 7. Koefisien Loss Drill-Collar

Tabel 8. Koefisien Loss Drill Pipe

10 Dril-063 Pressure Losses (kehilangan Tekanan)


4. Penentuan Kehilangan Tekanan dengan Slow Pump Rate Test
(SPRT)
Harg a kehilangan tekanan (pressure loss) dapat dicari dengan
pembacaan Slow Pump Rate Test (SPRT). Pertama dari pembacaan SPRT, dapat
diketahui normal rate dan slow rate dari pompa. Selain itu juga, dapat diketahui
pressure pump pada saat pemompaan normal rate dan pada saat pemompaan
slow rate.
Dari SPRT dapat diperoleh data-data:
1. Normal rate (Q1)
2. Slow Rate (Q2)
3. Pump pressure pada normal rate (P1 @ Q1)
4. Pump pressure pada slow rate (P2 @ Q2)
5. Luas nozzle (An)
6. Kehilangan tekanan di bit (Pb)
7. Mud Weight
Setelah itu, dilakukan perhitungan untuk menentukan luas nozzle, yaitu:
Q
An 0,32
V ............................................................................................. (6)
atau
2
ukuran nozzle
An 3 x
4 32 .......................................................................(7)
dimana :
An = Luas nozzle, in2
Q = Laju alir, gpm
V = Kecepatan lumpur di bit, ft/s
Kemudian ditentukan tekanan parasitik (Pp) pada saat normal rate dan
slow rate dengan rumus:
Q2
Pp Pm An 2
10858 .................................................................................. (8)
dimana :
Pp = Tekanan parasitik, psi
Pm = Tekanan maksimum pompa, psi
= Densitas lumpur, ppg
Q = Laju alir, gpm
An = Luas nozzle, in2
Perhitungan selanjutnya adalah menentukan besarnya faktor pangkat (Z)
dan konstanta kehilangan tekanan (Kp) dengan menggunakan persamaan (7-89)
atau (7-90) dan (7-91) atau (7-92):
log Pp1 / Pp 2
Z
log Q1 / Q2 ...................................................................................... (9)
log Pp 2 / Pp1
Z
log Q 2 / Q1

Dril-063 Pressure Losses (kehilangan Tekanan) 11


...............................................................................................................
(10)
z
K p Pp1 x Q1
...............................................................................................................
(11)
K p Pp 2 x Q 2 z
...............................................................................................................
(12)
Untuk menentukan kehilangan tekanan di bit maka digunakan
persamaan :
Q2
Pb
10858 . An 2
...............................................................................................................
(13)
dimana:
m = Densitas mud, ppg
Q = Laju alir, gpm
An = Luas nozzle, in2
Pb = Kehilangan tekanan di bit, psi.

12 Dril-063 Pressure Losses (kehilangan Tekanan)


Latihan 1 :
Data dari suatu sistem pemboran diketahui sebagai berikut :

Drillstring : 4-1/2 in
OD : 3.826 in
ID : 12600 ft
Drillcollar : 7 in
OD : 3 in
ID : 900 ft
Kedalaman sumur : 13500 ft
Sifat-sifat lumpur : 15 ppg
: 38 cp
: 10 lb/100 ft2
Laju alir : 7.5 bbl/min
Casing : 10500 ft
: 8.755 in ID
Open hole : 8.5 in
Bit size : 8.5 in
Kombinasi nozzle : 12-12-12
Surface loss : 52 psi
Berdasarkan data tersebut di atas :
Buatlah sketsa geometri lubang dan rangkaian pipa pemboran sesuai
dengan kondisi tersebut di atas.
Tentukanlah berapa tekanan minimum pompa yang harus
disediakan di permukaan dengan menggunakan metoda Bingham
dan Power Law
Bandingkan hasil perhitungan antara kedua metoda tersebut di
atas, bagaimana komentar saudara.

Dril-063 Pressure Losses (kehilangan Tekanan) 13


Latihan 2 :
Diketahui :
Kedalaman : 15000 ft
Diameter bit : 7-7/8 in
Drill pipe : 4-1/2" OD ; 3.82" ID, 14500 ft
Drill colar : 6" OD, 500 ft
600 100.0
300 44.0
200 22.0
100 11.0
6 3.5
3 3.0
Dari data-data tersebut diatas:
a. Berapa pressure loss seluruh annulus
b. Jika untuk mengimbangi tekanan formasi tersebut diperlukan tekanan
hidrostatik di dasar sumur sebesar 8000 psi, berapa densitas lumpur
yang diperlukan.

14 Dril-063 Pressure Losses (kehilangan Tekanan)


DAFTAR PARAMETER DAN SATUAN

f =Density fluida, ppg


V =Kecepatan aliran,
fpsd =Diameter pipa, in
=Viscositas, cp
=Gaya shear per unit luas (shear stress) dVr/dr
=Shear rategc
=Convertion constant
HP =Horse power yang diterima pompa dari mesin penggerak setelah
dikalikan effisiensi mekanis dan safety,
hpP = Tekanan Pemompaan, phi
Q = Kecepatan alir,
gpmS = Panjang stroke, inchs
N = Rotasi per menit, rpm
d = Diameter tangkai piston, inchs
D = Diameter liner, inchse
= Effisiensi volumetric
Vs = Kecepatan slip, ft/menit
V1 = Kecepatan lumpur, ft/menit
Vp = Kecepatan partikel, ft/menit
dc = Diameter cutting terbesar, inchs
= Berat cutting, ppg
= Berat lumpur, ppg
Qm = Rate minimum, gpm
ROP = Kecepatan Penembusan
Ca = Fraksi volum cutting di annulus
dp = Diameter pipa, inchs
dh = Diameter lubang, inchs
A = Luas Anulus, in2
Vca = Kecepatan di annulus, ft/det
v = Viskositas plastik, cp
Yb = Yield point bingham, lb/100 ft2
kl = Koefisien loss
kr = Panjang drill collar, ft
Qopt = Laju optimum, gpm
Pb = Pressure loss di bit, phi
Kp = Konstanta kehilangan tekanan
Pp = Tekanan parasistik, phi
Pm = Tekanan maksimum, phi
HPm = Horse power maksimu, hp
Qmak = laju maksimum gpm
Z = faktor pangkat
Ps = Tekanan dipermukaan, phi
HPS = Horse Power di permukaan, hp
rm = Densitas lumpur (lbm/gal atau kg/l)
An = Luas nozzle, in2
E = Konstanta, tergantung dari tipe peralatan permukaan yang digunakan
k1 = Koefisien loss)
= Koefisien rate
Ldc = Panjang Drill-collar, ft
Pb = Kehilangan tekanan di bit, psi.
Pm = Tekanan maksimum pompa, psi

Dril-063 Pressure Losses (kehilangan Tekanan) 15


Pp = Tekanan parasitik, psi
PV = Plastic Viscosity (cP)
Q = Laju alir, gpm

16 Dril-063 Pressure Losses (kehilangan Tekanan)


DAFTAR PUSTAKA

1. Alliquander, "Das Moderne Rotarybohren", VEB Deutscher Verlag Fuer


Grundstoffindustrie,Clausthal-Zellerfeld, Germany, 1986
2. nn., "Principles of Drilling Fluid Control", Twelfth Edition, Petroleum Extension Service The
University of Texas of Austin, Texas, 1969.
3. Azar J.J., "Drilling in Petroleum Engineering", Magcobar Drilling Fluid Manual.
4. Moore P.L., "Drilling Practices Manual", Penn Well Publishing Company, Second Edition,
Tulsa-Oklahoma, 1986.
5. Rabia. H., "Oil Well Drilling Engineering : Principles & Practice", University of Newcastle
upon Tyne, Graham & Trotman, 1985.
6. Adam T. Bourgoyne Jr., Keith K. Millhelm, Martin E. Chenevert, F.S. Young Jr., SPE
Textbook Series Vol. 2, "Applied Drilling Engineering", First Printing
Society of Petroleum Engineers, Richardson TX, 1986.
7. Beyer, A.H., et. al, "Flow Behaviour of Foam as Well Circulating Fluid", SPE Reprint
Series 6A, Drilling, SPE of AIME, Dallas, Texas, 1973.
8. Craft, B.C., et.al., "Well Design, Drilling & Production", Prentice Hall Inc., New Jersey,
1962.
9. Dodge, D.G. and Metzner, A.B. , " Turbulent Flow of Non Newtonian System ", AIChE J.,
1959.
10. Gatlin, Carl., "Petroleum Engineering : Drilling and Well Completions", Prentice Hall Inc.,
1960.
11. J.M. Peden, J.T. Ford, and M.B. Oyenenin, Heriot-Watt U., SPE Paper, " Comprehensive
Experimental Investigation of Drilled Cuttings Transport in Inclined
Wells Including the Effects of Rotation and Eccentricity", Oktober 1990,
SPE No. 20925.
12. Lord, D.L., "Mathematical Analysis of Dynamic & Static Foam Behaviour", SPE
Symposium on Low Gas Permeability Reservoir, Dencer, Colorado,
1979.
13. Lucky., Shindu, " Persamaan Baru Penentuan Kecepatan Minimum Lumpur Untuk
Mengangkat Cutting Sumur Vertikal, Miring dan Horizontal", Tugas
Akhir, Jurusan Teknik Perminyakan, FIKTM, 1999.
14. Marsden, S.S., et.al., "The flow of Foam Through Short Porous Media & Apparent
Viscosity Measurements", Trans AIME, 1966.

Dril-063 Pressure Losses (kehilangan Tekanan) 17

Anda mungkin juga menyukai