Oleh
Indra Wibawa
14010070
Oleh
Indra Wibawa
14010070
PENDAHULUAN
Tema yang akan diambil dalam tugas akhir ini adalah. “Evaluasi Kinerja
Peralatan Solid Control dilihat dari Nilai Effisiensi Solid Control.
DASAR TEORI
Solid control merupakan dasar dari setiap sistem lumpur pemboran semakin
sedikit kadar solid pada lumpur maka semakin fungsional sistem tersebut. Selain
itu penggunaan peralataan solid control yang tepat sangat penting untuk dilakukan
untuk menjaga agar rheology lumpur pemboran tetap sama seperti yang diinginkan
selama pemboran berlangsung. Selain itu rheology lumpur pemboran sangat
berpengaruh terhadap drilling speed, efficiency, safety dan drilling cost. Pada
banyak kasus sistem solid control yang baik dapat mengurangi potensi terjadinya
pipa bor terjepit, loss circulation, menghemat biaya lumpur pemboran. Pentingnya
menjaga agar setiap komponen solid control berkerja dengan baik salah satu
langkah yang bisa dilakukan dengan mengunakan adalah mud distributor yang
berguna untuk mengatur aliran lumpur kembali ke dalam sumur
1. Shale shaker
Shale shaker merupakan peralatan yang umumnya digunakan untuk
memisahkan material padatan dari hasil pemboran dengan ukuran 160
mikron, menggunakan mekanisme getaran dan komponen berupa
saringn. Shale shaker bisa digunakan pada seluruh jenis lumpur
pemboran. Pemiliahan penggunaan screen dikontrol oleh laju alir
sirkulasi lumpur, shaker design, well-bore properties, dan drilling
fluid properties, kebanyakan operasi pemboran biasanya melibatkan
perencanaan yang didasarkan pada pengalaman dan design teknis
untuk konstruksi sumur. Perencanaan konfigurasi peralatan
diharapkan bisa dilihat dari grafik guna menetukan ukuran shale
shaker yang dibutuhkan untuk seluruh sumur didunia. Namun
kenyataanya terlalu banyak variabel yang mempengaruh selama
pemboran berlangsung salah satu faktor yang ditimbulkan mengikat
nya kadar solid (plastic viscosity) lumpur bemboran. Penigkatan
plastic viscosity menyebabkan permasalahan seperti :
a. Mengurangi kapasitas laju alir pada screen mash
b. Tidak ada perubahan cut point pada setiap kombiasi mesh yang
digunakan
2. Desander
Desander juga merupakan alat pemisah padatan dari lumpur
pemboran dengan ukuran (40-50) mikron dengan diameter dasar
desander 12”, (30-35) mikron dengan diameter bawah desander 8”
dengan menggunakan gaya sentrifugal dimana lumpur pemboran
masuk ke dalam kerucut desander pada sisi dekat puncak lalu lumpur
berputar menuruni bagian dalam kerucut yang menciptakan gaya
sentrifugal. Gaya sentrifugel ini memisahkan padatan yang lebih
berat dari lumpur dan padatan tersebut keluar dari dasar kerucut dan
lumpur diteruskan pada puncak kerucut ke rig tank untuk diproses
lebih lanjut.
Gambar 2.2 Desander/Desilter
(http://www.shaleshakerdc.com 2013)
3. Desilter
Desilter sama dengan desander seperti bentuk yang kerucut dan cara
pemisahaan padatan dengan lumpur juga menggunakan gaya
sentrifugal hanya saja yang membedakan desilter dengan desandar
adalah kemampuan pemisah ukuran padatan desilter lebih kecil lagi
ukuran yang dipisahkan dengan ukuran (10-20)mikron dengan
diameter dasar kerucut 4”.
4. Mud cleaner
Mud cleaner adalah kombinasi antara kerucut desilter/desander
dengan screen shaker. mud cleaner digunakan untuk
mengoptimalkan padatan basah yang dikeluarkan oleh
desander/desliter untuk disaring kembali dengan tujuan untuk
mendapatkan lumpur yang masih menempel pada padatan basah
tersebut yang bisa menghemat biaya.
Gambar 2.3 Mud Cleaner (http://gnsolidseurope.com 2013)
5. Centrifuge
Centrifuge digunakan untuk membagi fluida pemboran menjadi dua
jenis aliran fluida yaitu aliran high-density dan aliran low-density.
Umunya centrifuge pada unweighted mud memisahkan padatan yang
tidak diingingkan dari lumpur yang keluar dari underflow desander
dan desilter, sedangkan centrifuge pada weighted mud untuk
memproses lumpur yang diperberat pada active system dan
mengurangi kekentalan lumpur dengan membuang padatan yang
sangat halus sedangkan padatan yang besar seperti barite drill solid
yang seukuran barite kembali kelumpur. Terdapat dua tipe
centrifuge, yaitu :
- Decanting solid bowl centrifuge
- Perforated rotor centrifuge separator
Dimana :
- Vm : Volume of mud bulid, bbls
- Vw : Water add volume, bbls
- Kw : Average water fraction, fraction
4. Hitung nilai volume drilled solids (Vc)
𝑣𝑐 = 0,000971 × 𝐷 2 × 𝐿 × 𝑊 ............................................................... (2)
Dimana :
- Vc : Volume of drilled solid generatet, bbls
- D2 : Hole diameter, in
- L : Section lenght, ft
- W : Washout, fraction
5. Hitung nilai dilution volume required jika ada solid yang dibuang (Vd)
𝑣
𝑣𝑑 = 𝑘𝑐 .................................................................................................... (3)
𝑠
Dimana :
- Vd : Volume of addition/delution fluid required, bbls
- Vc : Volume of drilled solid generated, bbls
- Ks : Average water fraction, fraction
Dimana :
- DF : Dilution factor, fraction
- Vm : Volume of mud bulid, bbls
- Vd : Volume of addition/delution fluid required, bbls