Anda di halaman 1dari 30

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Industri perminyakan penuh dengan resiko tinggi yang dimana memerlukan
biaya mahal serta teknologi canggih. PT. Scomi Oil Tools merupakan salah
satu perusahaan yang bergerak di bidang eksplorasi minyak dan gas bumi di
Indonesia. Keahlian dan keterampilan operator pelaksana merupakan
persyaratan wajib agar proses pengeboran dapat berjalan dengan aman, efektif,
efisien serta aman lingkungan.
Kerja praktek adalah salah satu mata Kuliah Prasyarat dalam kurikulum
akademik di Jurusan Teknik Perminyakan, STT MIGAS Balikpapan yang
wajib ditempuh oleh mahasiswa Teknik Perminyakan Program Strata 1 (S1) di
STT MIGAS Balikpapan.Kerja praktek merupakan aplikasi dari semua ilmu
yang telah didapat pada perkuliahan dan kemudian diterapkan di lapangan
pada kondisi nyata
Perkembangan ilmu dan teknologi dalam dunia Teknik Perminyakan yang
semakin canggih, menuntut mahasiswa S1 Teknik Perminyakan untuk
memahami aplikasi dari teori-teori yang telah dipelajari dan mengetahui
perkembangan teknologi perminyakan tersebut pada setiap aspek yaitu aspek
produksi, serta dalam rangka peningkatan wawasan keilmuan perminyakan
yang menunjang bagi mahasiswa.
Peningkatan kompetensi tenaga kerja dapat dilakukan melalui jalur
pendidikan dan/atau pelatihan. Pendidikkan akademis yang ditunjang dengan
praktek lapangan kerja (kerja Praktek) di dunia industri merupakan salah satu
upaya agar dapat terwujud SDM yang siap berkembang.
Atas dasar itu, saya selaku mahasiswa Sekolah Tinggi Teknologi Minyak
dan Gas Bumi (STT MIGAS) Balikpapan bermaksud melakukan kerja praktek
di perusahaan ini.

1
1.2 Tujuan Kerja Praktek
1.2.1 Tujuan Kerja Praktek

Proses belajar mengajar di bangku kuliah dan pemahaman operasi


lapangan adalah dua hal yang sangat diperlukan mahasiswa sebagai
persiapan untuk bekerja nantinya. Oleh karena itu, tujuan dilakukannya
kegiatan kerja praktek ini adalah sebagai berikut:

1. Melatih calon sarjana Teknik Perminyakan agar memiliki


kemampuan untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang telah
diperoleh di bangku kuliah pada kondisi yang sebenarnya.
2. Mendapat gambaran tentang proses operasi lapangan migas secara
menyeluruh.
3. Memahami dan mengetahui masalah tentang solid controls di PT.
Scomi Oil Tools
4. Memahami proses solid controls.
1.3 Ruang Lingkup Kerja Praktek

Fokus kegiatan yang dilakukan selama kerja prkatek adalah


kegiatan–kegiatan di fungsi Solid controls dan bidang–bidang yang
berhubungan dengan perminyakan di PT. Scomi oil tools.

1.4 Waktu dan Tempat Pelaksana


Kerja Praktek ini berlangsung pada tanggal 15 January sampai 22
February 2018 di lingkungan PT. Scomi Oil Tools.

2
BAB ll

PROFIL PERUSAHAAN

2.1. Profil Perusahaan

PT. Scomi oil tools ,perusahaan yang bertempat di jln.Mulawarman, Batakan,


Balikpapan Utara , Kalimantan Timur. PT. Scomi oil tools, bagian dari scomi
oil tools, perusahaan terkemuka yang menyediakan jasa, suplai drilling fluid
and drilling waste management, distribusi peralatan dan komponen di sektor
minyak dan gas.

Gambar 2.1 Denah Perusahaan

3
2.2. Bagan Organisasi

Gambar 2.2 Bagan Organisasi

4
BAB III
ANALISA LAPANGAN

Pada kesempatan kerja praktek ini, saya berkesempatan untuk meninjau


kegiatan yang ada di workshop, di antaranya mengetahui system kerja solid
controls. Berdasarkan hasil tinjauan tersebut, dapat di analisa proses serta system
kerja solid controls di PT. Scomi Oil Tools.
3.1 pengertian solid controls

Solids control adalah proses pengendalian dari pembentukan Padatan


(solids) yang tidak diinginkan pada mud system karena dapat menimbulkan
efek yang buruk pada performa drilling fluid dan proses drilling. istilah yang
digunakan dalam proses pengeboran Minyak/Gas untuk menjelaskan proses
pemindahan partikel-partikel padat dari cairan yang diedarkan selama
pengeboran, Sehingga cairan atau “ Lumpur” ini bisa digunakan lagi tanpa
merusak lubang sumur atau peralatan Pompa. Solid control terbagi menjadi 3
yaitu:

Solid Control Equidment Particle Size


Removed
Screen Devices 61micrin cut with
250 mesh Screen
Centrifugal Separation Devices

Dua sumber utama dari solids(partikel) adalah bahan tambahan chemical dan
cutting dari formasi. Kebanyakan solids dari formasi dapat dipisahkan
dengan peralatan mekanis di permukaan.

5
Diameter
Material diameter screen mesh

ukuran untuk
(inches)
(microns) pemisahan

0.00004
Clay 1

0.00002
Colloidals 5

bentonite

0.00004-
0.0015
Silt 44-6 1,470-400

Barites

Debu
semen
halus

0.0015
pasir halus 44 325

0.002
53 270

0.003
74 200

0.004
Pasir API 105 140

0.006
145 100

0.02
Pasir kasar 500 35

0.04
1000 18

6
Metode lain dari solids control adalah dengan menggunakan peralatan mekanis
solids removal.Peralatan yang memisahkan solids secara mekanis dapat dibagi
menjadi 2 klasifikasi.
1. Screen devices
Peralatan screen identik dengan shale shaker, yang berisi satu atau lebih
screen yang bergetar di mana mud melewatinya pada saat sirkulasi keluar
dari dalam sumur.
2. Centrifugal separation device.
Sistem mekanis yang memanfaatkan gaya centrifugal untuk
memisahkan solids.

3.2 alat – alat utama solid controls

Alat – alat utama solid control yang di gunakan, meliputi :

 Shale shaker
 Mud cleaner
 Desander desilter (Hydrocyclone )
 Centrifuge

3.2.1. Shale Shaker


Pada unweighted mud, fungsi utamanya adalah memisahkan sebanyak
mungkin solids dan mengurangi solids yang masuk ke input hydrocyclones
dan centrifuge untuk meningkatkan efisiensi kedua unit tersebut.
Pada mud yang mengandung weighting solids seperti barite, shale shaker
adalah pemisah solids yang utama antara cuttings dengan weighted material.

 Prinsip kerja
Memisahkan mud dengan solids melalui screen yang bergetar berdasarkan
ukuran fisik dari partikel
Shale shaker diklasifikasikan menjadi 2 yaitu:

7
A. circular/elliptical motion shaker.
Shaker ini menggunakan gerakan lingkaran-lingkaran
elliptical untuk menghasilkan getaran sehingga menghasilkan
solids removal yang lebih baik melalui screen. System kerjanya
Bergetar di tempat.

B. Linear motion shaker.


Shaker ini menggunakan gerakan lurus kedepan dan
belakang untuk menjaga sirkulasi fluid melalui screen. System
kerjanya bergerak sambil jalan kedepan.

Gambar 3.1 Shale Shaker Motion

1. Jenis screen yang di pakai untuk alat shale shaker


2. Pyramid screen

Gambar 3.2 Pyramid Screen

8
3. square screen

Gambar 3.3 Square Screen

2. ukuran screen berdasarkan API

API Screen
D100 Separation (µ)
Number

> 462.5 to 550.0 API 35

> 390.0 to 462.5 API 40

> 327.5 to 390.0 API 45

> 275.0 to 327.5 API 50

> 231.0 to 275.0 API 60

> 196.0 to 231.0 API 70

> 165.0 to 196.0 API 80

> 137.5 to 165.0 API 100

> 116.5 to 137.5 API 120

> 98.0 to 116.5 API 140

> 82.5 to 98.0 API 170

9
> 69.0 to 82.5 API 200

> 58.0 to 82.5 API 230

> 49.0 to 58.0 API 270

> 41.5 to 49.0 API 325

> 35.0 to 41.5 API 400

> 28.5 to 35.0 API 450

3. Beberapa tipe shale shaker


1. BRANDT VSM 300 / double dack
2. DERRICK FLC 200, 3 PANEL, 4 PANEL

Gambar 3.4 Shale Shaker

4. PANDUAN OPERASIONAL

• Gunakan shaker yang cukup untuk memproses drilling fluid pada


maximum flow rate.

• Untuk double deck shaker, gunakan screen yang lebih kasar pada bagian
atas dan yang lebih halus dibawah. Screen yang kasar setidaknya harus 2

10
mesh lebih kasar. Tutupi 75% -80% permukaan screen yang bawah dengan
mud untuk memaksimalkan penggunaan screen area.

• Untuk single deck dengan paralel screen, coba operasikan dengan


menggunakan ukuran mesh yang sama. Jika screen yang lebih kasar
diperlukan untuk mencegah mud loss, tidak lebih dari 2 mesh screen yang
lebih kasar ada pada shaker pada satu waktu, dengan screen yang lebih
halus dekat possum belly. 2 mesh screen yang lebih kasar harus
mempunyai ukuran bukaan yang hampir sama. Tutupi 75%-80% dari
screen area dengan mud untuk penggunaan screen area yang benar.

• Gunakan pipa penyemprot seperlunya untuk clay yang lengket. Gunakan


hanya pada unweighted muds (WBM).

• Jangan bypass atau operasi dengan screen yang koyak, dapat


menyebabkan hydrocyclones buntu.

• Untuk memperpanjang umur screen, pastikan componen dari tensioning


sistem, termasuk rubber support, nuts, bolt, springs, etc. pada tempatnya
dengan kondisi yang bagus.

• Periksa lubrikasi bearing sesuai dengan schedule maintenance dari


pabrikan.

• Install dengan ruang yang cukup agar mudah pada saat melakukan
perawatan dan shaker skid harus level.

• Periksa kebenaran putaran motor vibrator.

• Flow line harus masuk melaui dasar dari possum belly untuk mencegah
solids setling. Jika flow line masuk melalui atas possum belly, flow line
harus diperpanjang 10-12 inc. dari dasar possum belly.

• Instal untuk disatribusi solids dan fluid yang merata bila lebih dari satu
shaker digunakan. By pass untuk semen perlu diperhitungkan.

11
3.2.2. HYDROCYCLONE DESENDER-DESILTER

Hydrocyclone berfungsi untuk memisahkan partikel berukuran solids dari


drilling fluid. Biasanya digunakan pada top hole section dimana ukuran
screen yang sangat halus tidak dapat digunakan pada shale shaker. Desender
terdiri dari beberapa cone berukuran 10” atau cone-cone yang lebih besar.
Desilter terdiri dari beberapa cone berukuran 4” atau lebih kecil. Meskipun
desender dan desilter dapat memproses mud dalam volume yang besar tetapi
minimum ukuran partikel yang dapat dipisahkan berada pada range 6-40
micron.

Gambar 3.5 Hydrocyclone

1. Prinsip kerja Hydrocyclone (desander,desilter)

Mud masuk pada feed chamber secara tangensial pada kecepatan tinggi akibat
dari tekanan pompa. Bersamaan dengan putaran menurun melalui conical section,
gaya centrifugal dan inersia menyebabkan solids mengendap kearah dinding cone.
Kemudian solids turun sesuai dengan beratnya. Bersamaan dengan semakin
kecilnya cone, lapisan paling dalam dari fluid berputar kembali ke atas, overflow
menciptakan tekanan pusaran rendah pada pusat dari cone. Area tekanan rendah
menyebabkan udara terhisap dari underflow outlet.

12
2. Cone

Gambar 3.6 Cone

3. MAINTENANCE DAN TROUBLE SHOOTING DESENDER DAN


DESILTER

Tidak ada solids keluar dari apex(dasar)

a) Dasar lubang(apex) buntu. Matikan unit. Kendorkan apex dorong


dengan bilah kayu melaui lobang di dasar cone untuk memecah solids
tyang menumpuk. Jika ini tidak berhasil, buka cone dan bersihkan dari
benda yang membuat apex buntu. Pastikan shale shaker tidak di by pass.
Atur kembali apex jika perlu ganti nozle.
b) Feed pressure(head) terlalu tinggi. Atur bypass agar mendapatkan head
pressure yang sesuai atau 75± 5 ft, gunakan pressure gauge yang akurat.
c) Mud bersih dari solids partikel yang dapat dipisahkan hydrocyclone.
Jika drilling sangat pelan bisa tidak ada pemisahan di underflow dan unit
harus dimatikan dan hanya dioperasikan secara periodik.
d) Inlet nozzle aus, vortex finder atau hydrocyclone finder. Buka
hydrocyclone dan inspect untuk kerusakan. Ganti hydrocyclone jika
kondisinya meragukan.
e) Kesalahan instal Hydrocyclone. Buka dan inspect hydrocyclone dan
instal kembali sesuai dengan instruksi dari manufactur.
2. Liquid banjir keluar dari apex(dasar)
a) Feed pressure(head) to low. Periksa suction pompa untuk gangguan,
kecukupan level liquid untuk dihisap pompa atau udara memasuki suction.

13
Periksa impeler pompa untuk keausan dan ukuran yang benar. Periksa
keluaran dari pompa untuk memastikan kebenaran jalur pipa menuju
hanya ke satu hydrocyclone solids control unit. Periksa Kondisi packing
pompa dan jarak bebas impeler pompa. Pastikan suction pompa didasar
atau dibawah keluaran dari overflow penampungan sebelumnya.
b) hydrocyclone inlet buntu menghasilkan feed pressure yang tidak sesuai.
Buka hydrocyclone dan inspect, bersihkan dari objek yang membuat inlet
buntu. Jika kebuntuan ini sering terjadi, periksa bypass cutting shale
shaker dan screen dari kerusakan. Install suction screen pada centrifugal
pump. Jangan bypass shale shaker.
c) Vortex finder buntu, menghasilkan tekanan balik pada hydrocyclone.
Buka hydrocyclone dan periksa, bersihkan dari objek yang membuat
tabung vortex buntu. Jika hal ini sering terjadi, periksa bypass cutting
shale shaker dan screen dari kerusakan. Install suction screen pada
centrifugal pump. Jangan bypass shale haker.
d) Inlet nozzle aus, vortex finder atau hydrocyclone finder. Buka
hydrocyclone dan inspect untuk kerusakan. Ganti hydrocyclone jika
kondisinya meragukan.
e) Kesalahan instal Hydrocyclone. Buka dan inspect hydrocyclone dan
instal kembali sesuai dengan instruksi dari manufactur.
3. Hydrocyclone buntu.
a) Pangkal masukan(pangkal masukan hydrocyclone) buntu. Stop pompa,
buka victaulic clamp pada pangkal masukan dan bersihkan dari kotoran
yang mengganggu. Ganti gasket dan hidupkan kembali pompa setelah
memeriksa suction screen. Jangan bypass shale shaker.
b) Hydrocyclone overloaded(roping). Diperlukan lebih banyak kapasitas
solid control. Sistem pemisahan solids tidak mampu memproses drilling
rate dan atau muatan solids yang berlebihan.

14
4. Input tidak stabil.
a) Gangguan suction pompa. Periksa untuk kebuntuan, gas-cut mud atau
foam pada suction pompa. Periksa kondisi pompa dan line pipa secara
general.

3.2.3. MUD CLEANER


Merupakan alat yang digunakan untuk digunakan untuk memisahkan
padatan lebih besar dari API >230 yang ikut tersirkulasi bersama lumpur
pengeboran pada weighted mud system

Gambar 3.7 Mud Cleaner

3.2.4. CENTRIFUGE
Centripuge berfungsi untuk memisahkan partikel kecil dimana ukuran
screen yang sangat kecil atau sangat halus dari 2 sampai 10 micron.
Prinsip kerja dari centrifuge adalah percepatan pengendapan. Dengan
melibatkan tambahan G force untuk isi dari centrifuge, solids akan
mengendap lebih cepat.
Ada beberapa tipe centrifuge:
1. GBD ( gear box drive )
2. FHD (full hydrolic drive)

15
3. VFD (variable frequency drive)
 System kerja centrifuge
A. unit centrifuge yang digunakan hanya untuk mebuang solids harus
digunakan untuk system low-density. Fungsi utamanya bukan
mengontrol total persen solids pada sistem, tetapi lebih kepada
memelihara penerimaan dan keinginan propertis flow pada sistem.
B. centrifuge operasi seri direkomendasikan untuk system:
. Membalik emulsi ( sintetik dan oil base sistem)
. High density, water base system
. Water base sistem dimana bahan dasar fluid mahal(brine)
. Close loop.
. Zero discharge.
Centrifuge pertama memisahkan barite dan kembali ke sistem. Unit ke
dua memproses overflow dari unit pertama, membuang solids dan
mengembalikan liquid ke sistem.
Centrifuge efisiensi dipengaruhi oleh berat lumpur dan viscositas.
Centrifuge biasanya digunakan untuk:
 Memisahkan drill solids dari active mud sistem untuk
meminimalisasi dilution rate pada unweighted mud.
 Untuk meminimalisasi limbah drilling pada weighted
muds(oil/water).
 Control rheological properties dengan memisahkan LGS partikel
pada weighted drilling fluid.

16
Gambar 3.8 Centrifuge

 System kerja Centrifuge

Gambar 3.9 System Kerja Centrifuge

17
 Gambar Grafik pembuangan Cenrifuge

Gambar 3.10 Grafik Pembuangan Centrifuge

A. TOUBLESHOOTING (Electric Drive)

PROBLEM KEMUNGKINAN SOLUSI


PENYEBAB

Centrifuge tidak - Vibrasi switch trip - Reset


bisa start - Over torque switch
switch trip - Reset
- Tidak ada power switch
- Drive overheat - Check
sumber
- Dinginkan,
check
sumber

18
Centrifuge shut -Vibrasi switch trip -Reset switch,
down -overload clutch trip check
-overload relay trip penyebab
-Unplug
conveyor,
Reset clutch
-Reset, Check
penyebab

Vibrasi berlebihan -Flexible connection -Re-pipe


tidak digunakan masukan,
sesuai kebutuhan. connect ulang
-Conveyor/bowl plug keluaran
-Gearbox tidak lurus -Flush out
-Lokasi tidak rata -shim
-Componen kendor -shim
-hancur, conveyor -inspect,
kotor/bowl bearings kencangkan
-Component aus -install baru
- perbaiki,
balance ulang

19
Hasil -Feed rate terlalu tinggi -Turunkan
proses
-Pond depth terlalu -Atur
(cuttings)
dalam
terlalu -Consultasi dengan teknisi

basah. -Differential terlalu


cepat

Hasil -Feed rate terlalu tinggi - Turunkan


proses
-Pond depth terlalu - Atur
(liquid
dangkal
discharge) - Atur

tidak -Feed temperatur terlalu


-Check ukuran partikel yang
Bagus. rendah
masuk.
-Solids terdegradasi.

3.3. alat – alat pendukung solid control


3.3.3. dog house
adalah ruangan untuk mengontrol alat-alat elektrikal seperti
centrifuge ,auger, cutting dryer, necz pump, genset. mixing tank,
submersible pump,

Gambar 3.11 Dog house

20
3.3.4. auger
berfungsi untuk mengalirkan atau mengantarkan cutting dari shale
shaker menuju ground pit dan cutting bag.

Gambar 3.12 Auger

3.3.5. husky pump


berfunsi sebagai penghisap/ memompa lumpur dan air.

Gambar 3.13 Husky Pump

3.3.6. pitless tank/strorage tank


berfungsi sebagai penampung lumpur pada saat ingin melakukan
penggeboran, maupun pada proses drilling.

Gambar 3.14 Pitless Tank

21
3.3.7. cutting drayer
berfungsi untuk memisahkan dan mengeringkan solid/cutting yang
berasal dari pemisahan shale shaker.

Gambar 3.15 Cutting Drayer

3.3.8. Submesible pump


Berfungsi sebagai menghisap air yang berlebihan di area
pengaboran.

Gambar 3.16 Submesible Pump

3.3.9. Necz pump


Berfungsi sebagai memompa/ mendorong lumpur dari intermedian
tank menuju centrifuge.

22
Gambar 3.17 Necz pump

3.3.10. Control panel


Berfungsi sebagai alat untuk mengatur dan mengawasi centrifuge
elektrikal yang sedang bekerja.alat ini merupakan sebuah system
operasi yang berisi fasilitas untuk mengatur alat centripuge.

Gambar 3.18 Control Panel

3.3.11. Mixing
Berfungsi untuk mencampur chemical yang bertujuan untuk
menambah berat jenis lumpur dan klarifikasi air.

23
Gambar 3.19 Mixing

3.3.12. Holding tank


Berfungsi untuk menapung lumpur yang ikut terbuang dari hasil
pemisahan centrifuge.

3.3.13. Centrifugal pump


Berfungsi untuk mentransfer lumpur dari pitless tank menuju mud
tank dan sand trap menuju groun pit.

Gambar 3.20 Centrifuge pump

24
3.3.14. Mud cooler
Berfungsi untuk mendinginkan lumpur sebelum di injeksikan
kedalam sumur.

Gambar 3.21 Mud cooler

3.3.15. Triplex pump


Alat ini berfungsi untuk memompa/ menginjeksikan mud dari
active tank ke dalam sumur.

Gambar 3.22 Triplex Pump

25
3.4. System aliran untuk solid control barite recovery
Tujuan barite recovery adalah untuk menjaga agar komposisi barite
dan chemical lumpur OBM (oil base mud ) tetap stabil tanpa adanya
dolution (tambahan).

SYTEM BARITE RECOVERY

Mud in Centripuge 1 mud out Centripuge 2

Solid=barite Holding

Active tank tank


pump

Mud liquid/mud MUD HGS +LGS

Gambar 3.23 System Barit recovery

 Gambar ukuran potongan alat Solid control

Gambar 3.24 Ukuran Potongan alat solid contro

26
3.5. Keuntungan penggunaan solids control
• Meningkatkan penetrasi
• Menghindari kerusakan yang berlebihan akibat pemakaian pada bit dan
pompa-pompa.
• Mengurangi biaya untuk pengolahan lumpur dan limbah hasil drilling.
• Mengurangi kerusakan formasi sumur.
• Meminimalisasi lost sirkulasi.
• Mengurangi tekanan anular.
• Menghindari pipa tersangkut.
• Mengurangi gaya gesek dan torsi sumur.

3.6. Water Clarification Proses/ Dewatering


Water klarifikasi adalah dimana proses klarifikasi air dengan
menggunakan perawatan kimia dan mekanik seperti menggunakan Alum
dan Polimer sebagai Koagulan danMembentuk flok.untuk memisahkan air
dari flok yang di bentuk menggunakan centrifuge dengan gaya centrifugal
sebagai perlakuan mekanik, sebelum air di buang kelingkungan.

3.6.1. Water Analisis Data


Ada 8 Parameter Water Clarification.
1. PH
2. TDS( total padatan terlarut )
3. T ( temperature )
4. Oil content
5. Sulfide
6. COD
7. Ammonia
8. Phenol

27
 alat untuk Water Clarification

Gambar 3.26 Alat water Clarification

3.6.2. Proses Kerja Water Clarification

Ground pit Mixing tank centrifuge

Water tank

water

Solid

Gambar 3.25 system kerja water Clarification

28
BAB IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan
1. PT.Scomi oil tools merupakan salah satu perusahaan yang menguasai
di bidang jasa minyak dan gas bumi dalam pengerjaan Solid control.
2. Solid control adalah proses pengendalian dari pembentukan Padatan
(solids) yang tidak diinginkan pada mud system karena dapat
menimbulkan efek yang buruk pada performa drilling fluid dan proses
drilling.
3. Pada operasi pemboran menggunakan Solid control dapat mengurangi
biaya untuk pengolahan lumpur dan limbah hasil drilling,
meningkatkan penetrasi, mengurangi kerusakan yang berlebihan akibat
pemakaian pada bit dan pompa-pompa.

29
4.2. Saran
Selaku mahasiswa praktek di PT. Scomi Oil Tools memberikan saran
untuk perusahaan dan saran untuk mahasiswa praktek agar dapat berguna
membangun kemajuan pada perusahaan maupun terhadap mahasiswa itu
sendiri.
4.2.1. Bagi Perusahaan
1. Terus berusaha meningkatkan kualitas dan pelayanan demi
mencapai kepuasan pelanggan.
2. Meningkatkan kedisiplinan dan tanggung jawab atas pekerjaan.
3. Bagi para pekerja di workshop hendaknya tidak lupa memakai
peralatan PPE yang lengkap dan sesuai prosedur agar terhindar
dari bahaya
4.2.2. Bagi Mahasiswa
1. Dalam melaksanakan kerja praktek, sebelum terjun ke lapangan
kita harus memiliki bekal materi.
2. Kita harus aktif untuk memperoleh keterangan apa saja yang
masih belum diketahui dengan bertanya kepada pembimbing.
3. Selama kerja praktek hendaknya melaksanakan pekerjaan
dengan disiplin, tanggung jawab, ikhlas dan giat untuk
mencapai hasil yang memuaskan.

30

Anda mungkin juga menyukai