Anda di halaman 1dari 13

72

BAB VII
PENGUJIAN FREE WATER

7.1. TUJUAN PERCOBAAN


1. Mengetahui kandungan free water dari suspensi semen.
2. Mengetahui pengaruh penambahan additive terhadap free water.
3. Mengetahui batas kadar air maksimum yang diizinkan dari suspensi semen.

7.2 DASAR TEORI


Free Water didefinisikan sebagai kandungan air bebas yang terpisahkan dari
suspensi semen, apabila harga free water ini terlalu besar melebihi batas
maksimum maka akan mengakibatkan terbentuknya pori-pori pada semen karena
air bebas tersebut tidak ikut mengeras. Pori-pori yang terjadi akan mengakibatkan
permeabilitas semen menjadi lebih besar, sehingga menyebabkan kontak fluida
antara formasi dengan annulus dan juga strength semen berkurang. Hal tersebut
mengakibatkan fungsi semen tidak seperti yang diinginkan yaitu menyekat fluida
formasi yang korosif dengan casing. Oleh karena itu dalam hasil penyemenan,
permeabilitas semen yang diinginkan adalah tidak ada atau sekecil mungkin.
Bertambahnya permeabilitas semen dapat disebabkan karena air pencampur
terlalu banyak, karena kelebihan additif atau temperatur formasi yang terlalu
tinggi.
Hal yang perlu diperhatikan dalam penentuan harga free water ini adalah
WCR (Water Cemen Ratio), yaitu perbandingan air yang dicampur terhadap
bubuk semen sewaktu suspensi semen dibuat) dari suspensi semen tersebut.
Jumlah air yang dicampurkan tidak boleh melebihi kadar air maksimum atau
kurang dari kadar air minimum yang telah ditetapkan karena akan mempengaruhi
baik buruknya ikatan cementingnya.
Batasan air dalam suspensi semen didefinisikan sebagai kadar air minimum
dan kadar air maksimum.
a. Kadar air minimum

72
73

Adalah jumlah air yang dicampurkan tanpa menyebabkan konsistensi suspensi


semen lebih dari 30 UC. Bila air yang ditambahkan lebih kecil dari kadar
minimumnya maka akan terjadi gesekan-gesekan (friksi) yang cukup besar di
annulus sewaktu suspensi semen dipompakan dan juga akan menaikkan tekanan
di annulus.
b. Kadar air maksimum
Adalah batas air yang dicampurkan ke dalam suspensi semen tanpa menyebabkan
pemisahan lebih dari 3,5 ml dalam 250 ml suspensi semen, jika didiamkan selama
2 (dua) jam pada temperatur kamar. Bila air bebas yang digunakan lebih dari 3,5
ml maka akan terjadi pori-pori pada semen, dan ini mengakibatkan semen
mempunyai permeabilitas yang besar.
Kandungan air normal dalam suspensi semen yang direkomendasikan oleh
API dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel VII-1 Kandungan Air Normal dalam Suspensi Semen

API Class Water (%) By Water


Cement Weight of Cement Gal per Sack Liter per Sack
A and B 46 5,19 19,6
C 56 6,32 23,9
D, E, F, and H 38 4,29 16,2
G 44 4,97 18,8
Tentative - - -
74

7.3 ALAT DAN BAHAN


7.3.1. Alat :
a. Timbangan digital
b. Gelas ukur
c. Mixer (blender)
7.3.2. Bahan :
a. Semen Portland Kelas A
b. Air
c. Kontaminan Gypsum (CaCO3)
75

7.3.3 Gambar Alat

Gambar 7.1 Mixer


(Laboratorium Analisa Semen Pemboran)
76

Gambar 7.3 Gelas Ukur


(Laboratorium Analisa Semen Pemboran)
77

Gambar 7.2 Timbangan digital


(Laboratorium Analisa Semen Pemboran)
78

7.4. PROSEDUR PERCOBAAN


1. Menggunakan tabung ukur, kemudian mengisi tabung dengan suspensi
semen yang akan diukur kadar airnya sebanyak 184 ml. Sebelum tabung
ukur diisi semen, tabung ukur tersebut diolesi grase (pelumas) pada bagian
dalamnya.
2. Mendiamkan selama 2 jam sehingga terjadi air bebas pada bagian atas
tabung, mencatat harga air bebas yang terbentuk.
3. Air bebas yang terjadi tidak boleh lebih dari 3,5 ml.
79

7.5. HASIL PERCOBAAN DAN PERHITUNGAN


7.5.1. Hasil Percobaan
Tabel VII-2
Data Free Water Semua Plug
Kontaminan Free
Air Semen
Plug Water
(ml) (gr) Lumpur CaCO3
(Ml)
A 184 400 5 11 ml
B 184 400 5 5,5 ml
C 184 400 7 6,5 ml
D 184 400 10 5,6 ml
E 184 400 9 8,2 ml
F 184 400 15 5,8 ml
G 184 400 11 3,2 ml
H 184 400 20 10 ml
I 184 400 13 20 ml
J 184 400 25 4,3 ml
K 184 400 15 15 ml
L 184 400 30 25 ml

7.5.2. Perhitungan
Tipe Semen :Portland Kelas A
Berat Semen :400 gr
Kontaminan yang digunakan :Lumpur
Berat Kontaminan :11 ml
Water Cement Ratio : 46%
Volume Air : WCR X Berat Semen
:184 ml
Free Water selama 2 jam : 3.2 ml
80

7.5.3. Grafik
12

10

8
Free Water (ml)

6
caco3 vs free water
Linear (caco3 vs free water)
4

0
0 5 10 15 20
CaCO3 (gr)

Grafik 7.1 CaCO3 vs Free Water

80
Tabulasi % Kadar Air dan Endapan (BS&W) Centrifuge Tabung Kecil
81

18

16

14

12
Free Water (ml)

10

kontaminan lumpur vs free water


8
Linear (kontaminan lumpur vs free water)

0
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18
Lumpur (ml)

Grafik 7.2 Kontaminan Lumpur vs Free Water

81
Tabulasi % Kadar Air dan Endapan (BS&W) Centrifuge Tabung Kecil
82

7.6. PEMBAHASAN
Praktikum pada minggu ini dilakukan Pengujian Free Water pada suspensi
semen. Free Water adalah air bebas yang terpisahkan dari suspensi semen.dimana
jumlah atau volume free water di dalam suspensi semen tidak boleh terlalu
banyak karena mempengaruhi baik-buruknya kualitas ikatan antar partikel semen.
Adapun batas maksimal kadar free water adalah 3,5 ml air yang bebas di dalam
250 ml suspensi semen yang didiamkan selama 2 jam. Tujuan dari praktikum ini
yaitu untuk mengetahui kandungan free water dari suspensi semen, mengetahui
batas kadar air maksimum yang diizinkan dari suspensi semen, serta untuk
mengetahui dampak kontaminasi fluida di dalam lubang bor terhadap volume free
water. Prinsip kerja dari praktikum ini yaitu dengan mendiamkan suspensi semen
selama 2 jam untuk mengetahui banyak kandungan air pada susppensi semen.
Free Water didefinisikan sebagai kandungan air bebas yang terpisah
kandari suspensi semen, apabila harga free water ini terlalu besar melebihi batas
maksimum maka akan mengakibatkan terbentuknya pori-pori pada semen karena
air bebas tersebut tidak ikut mengeras. Pori-pori yang terjadi akan mengakibatkan
permeabilitas semen menjadi lebih besar, sehingga menyebabkan kontak fluida
antara formasi dengan annulus dan juga strength semen berkurang. Hal tersebut
mengakibatkan fungsi semen tidak seperti yang diinginkan yaitu menyekat fluida
formasi yang korosif dengan casing. Hal yang perlu diperhatikan dalam penentuan
harga free water ini adalah WCR (Water Cemen Ratio), yaitu perbandingan air
yang dicampur terhadap bubuk semen sewaktu suspensi semen dibuat) dari
suspensi semen tersebut. Jumlah air yang dicampurkan tidak boleh melebihi kadar
air maksimum atau kurang dari kadar air minimum yang telah ditetapkan karena
akan mempengaruhi baik buruknya ikatan cementingnya.
Pada praktikum ini alat yang diggunakan antara lain timbangan digital,
gelas ukur, dan mixer. Sedangkan untuk bahannya antara lain semen, air, lumpur
dan CaCO3. Langkah awal yang dilakukan yaitu mencampurkan semen sebanyak
400 gr dengan air dan lumpur. Setelah itu di mixer dengan menggunakan alat
mixer. Selanjutnya semen tersebut didiamkan selama 2 jam pada gelas ukur
83

tujuannya untuk mengetahui free water. Dimana air yang terbebaskan tidak boleh
lebih dari 3,5 ml pada 250 ml.
hasil percobaan pada pengujian free water ini adalah dengan menggunakan
tipe semen kelas A, dengan berat 400 gr, menggunakan kontaminan lumpur.
Water cement ratio yaitu 46%. Didapatkan volume air sebesar 184 ml. Kandungan
free water yaitu 10 ml yang didiamkan selama 2 jam.
Pada grafik terlihat bahwa free water vs kontaminan lumpur memiliki
kurva yang cenderung naik turun, dimana seharusnya semakin banyak
penambahan kontaminan lumpur pada suspensi semen maka akan semakin besar
nilai dari volume free water. Sedangkan pada grafik free water vs kontaminan
CACO3 terlihat hasil yang fluktuasi yang seharusnya seiring dengan penambahan
CACO3 maka volume free water akan semakin sedikit. Perbedaan ini dapat
dikarenakan kesalahan praktikum pada saat melakukan prosedur kerja ataupun
kurang teliti. Secara teoritis, adanya CACO3 dapat menurunkan volume free
water sedangkan kontaminasi lumpur dapat menaikkan volume free water.
Terdapat tiga jenis free water antara lain fully free water, sedimentation, dan
segregation. Fully free water terjadi ketika free water terbentuk di dalam semen,
sedimentation terjadi ketika free water berada di atas semen namun belum terpisah
dan segregation terjadi ketika free water terpisah diatas semen.
Dalam aplikasi lapangannya, dapat mengontrol free water di dalam
suspensi semen agar tidak terlalu banyak kandunggannya. Jika kadar free water
melebihi kadar maksimumnya akan menyebabkan terbentuknya pori-pori di dalam
semen setelah mengering dan adanya permeabilitas di dalam semen tersebut. Jika
permeabilitas semen besar, maka strength menjadi berkurang. Masalah yang dapat
timbul adalah microannulus, channeling, dan fingering. Penanggulangannya dpat
dilakukan dengan menggunakan squeeze cementing. Selain itu, kemampuan
semen untuk mengisolasi fluida formasi agar tidak terjadi kontak dengan casing
juga berkurang. Hal ini dapat menyebabkan masalah korosi pada casing sehingga
fluida formasi bersifat korosif.
84

7.7. KESIMPULAN
1. Berat Semen :400 gr
Kontaminan yang digunakan :Lumpur
Berat Kontaminan :14 ml
Water Cement Ratio : 46%
Volume Air : 184 ml
Free Water selama 2 jam : 10 ml
2. Jumlah air yang dicampurkan tidak boleh melebihi kadar air maksimum
atau kurang dari kadar air minimum yang telah ditetapkan karena akan
mempengaruhi baik buruknya ikatan cementingnya.
3. Pada grafik terlihat bahwa free water vs kontaminab lumpur memiliki
kurva yang cenderung naik turun, dimana seharusnya semakin banyak
penambahan kontaminan lumpur pada suspensi semen maka akan semakin
besar nilai dari volume free water. Sedangkan pada grafik free water vs
kontaminan CaCO3 terlihat hasil yang fluktuasi yang seharusnya seiring
dengan penambahan CaCO3 maka volume free water akan semakin
sedikit.
4. Dalam aplikasi lapangannya, dapat mengontrol free water di dalam
suspensi semen agar tidak terlalu banyak kandunggannya. Jika kadar free
water melebihi kadar maksimumnya akan menyebabkan terbentuknya
pori-pori di dalam semen setelah mengering dan adanya permeabilitas di
dalam semen tersebut. Jika permeabilitas semen besar, maka strength
menjadi berkurang.

Anda mungkin juga menyukai