Anda di halaman 1dari 37

BAB XII

SAND CONTROL

OBJECTIVE

 Mengenal Sand Control untuk Mengatasi Problem Kepasiran


 Mengetahui Metoda dalam Analisa Butiran Pasir
 Mengenal Jenis-jenis serta Peralatan-peralatan dalan Sand Control
 Mengetahui Pertimbangan-pertimbangan dalam Perencanaan Gravel
Pack
 Mengatahui Cara-cara Pemilihan Ukuran Gravel
 Mengetahui Prosedur Pemasangan Gravel Pack
 Mengatahui Effect-effect Gravel Pack terhadap Produktivitas Sumur

Sand Control 1
1. Pendahuluan

Penurunan produktivitas sumur dapat disebabkan oleh beberapa hal, yaitu


kondisi reservoir, kondisi produksi, proses penyumbatan pada tubing,
lubang bor dan perforasinya, atau kerusakan mekanis. Plugging/
penyumbatan pada tubing, lubang bor dan perforasinya dapat disebabkan
oleh pasir, partikel-partikel formasi termasuk batuannya, partikel-partikel
lumpur, endapan paraffin, asphalt, scale atau collapse pada tubing/casing
(lihat Gambar 1).

Gambar 1

Sand Control 2
Penyumbatan pada Tubing

Terproduksinya air dalam sumur dapat menimbulkan bermacam-macam


masalah, diantaranya yaitu :
 Kerusakan peralatan dan fasilitas produksi
 Penyumbatan aliran fluida produksi dalam pipa alir
 Masalah-masalah lain yang sangat mengganggu produktivitas
sumur

2. Analisa Butiran Pasir

Analisa butiran pasir adalah untuk mengetahui distribusi besar butir dari
pada formasi pasir. Tujuan menganalisa butir pasir untuk menentukan
metoda-metoda penanggulangan masalah kepasiran. Contoh pasir yang
akan dianalisa butirannya diambil dari side wall atau convensional coring.

Adapun prosedur analisa pasir adalah contoh yang diambil dari side wall
atau convensional coring, ditumbuk agar butirannya terpisah. Kemudian
contoh tersebut ditimbang dan kalau memungkinkan ditentukan kadar
lempung, silt pasir. Selanjutnya dimasukkan ke dalam alat analisa butiran
yang mana alat ini tersusun dari beberapa saringan (sieve) dengan
bukaan saringan (sieve opening) berbeda-beda. Saringan dengan bukaan
paling besar diletakkan paling atas dan saringan dengan bukaan paling
kecil ditempatkan paling bawah, dan susunan saringan diletakkan pada
pengguncang (vibrator). Setelah butiran pasir cukup terpisah-pisah untuk
setiap saringan, kemudian masing-masing ditimbang beratnya. Ukuran
besar butir pada suatu saringan berada di antara ukuran saringan di
atasnya. Hasil penimbangan kemudian dibuat atau persen berat versus
ukuran butiran, seperti terlihat pada Gambar 2.

Sand Control 3
Gambar 2
Sand Control 4
Distribusi Butiran Pasir Hasil Analisa Saringan
Untuk mengkumulatifkan persen berat terhadap besar butir (grain size)
menentukan baik-buruknya pemilahan (sorted) diambil perbandingan
ukuran butiran pada kumulatif 40 % terhadap butiran pada kumulatif 90 %
berat, secara matematis ditulis :

d 40
C
d90

dimana :
1. Pemilihan baik (well sorted) bila C < 3
2. Pemilihan buruk (poar sorted) bila C > 5

Dengan mengetahui sifat-sifat butiran pasir dari analisa saringan (sieve


analysis) dapat dipakai sebagai penuntun untuk memilih sistem
penanggulangan kepasiran (sand control).

3. Sand Consolidation

Sand Consolidation dengan menggunakan material plastik. Pemilihan


metoda ini cocok untuk zona produksi yang pendek. Cara pelaksanaannya
adalah sebagai berikut :
a. Clean fluid uniform
b. Menginjeksikan material plastik ke zona produktif
c. Membersihkan pasir yang kotor dengan HF acid mutual solvent.
Merupakan teknik dengan menginjeksikan resin ke dalam
formasi, dimana resin tersebut diharapkan mengikat butir pasir
sehingga berfungsi sebagai material penyemen.

Sand Control 5
4. Resin Coated Gravelpack

Injeksi dengan menggunakan plastik coated sand dan viscous placement


fluid, biasanya metoda ini dipakai pada zona yang panjangnya medium,
dimana pasir telah diproduksikan dan memperlihatkan gejala caving.
Metoda yang digunakan adalah “sand lock”, yaitu dengan memasukkan
resin pembungkus gravel ke dalam formasi. Resin disini akan membentuk
jaringan batu pasir sintetis yang sangat permeabel.

5. Pipa Saringan

Metoda pipa saringan merupakan cara yang paling murah dan sederhana
di dalam penanggulangan pasir. Jenis pipa saringan ada beberapa
macam diantaranya sloted screen liner dimana pipa saringan dengan
lubang celah yang horizontal atau vertikal, wire wrapped screen liner
merupakan pipa saringan dengan anyaman kawat dan prepack sand
screen liner ialah pipa saringan yang diantaranya diisi gravel (krikil)
Gambar 3 memperlihatkan jenis-jenis pipa saringan untuk menahan pasir
formasi.

Adapun untuk menentukan lubang dari pipa saringan berdasarkan dari


hasil analisa butiran pasir formasi. Biasanya berdasarkan kepada ukuran
10 persentil kumulatif (d 10) berat, seperti tertera di bawah ini :

Coberly : w = 2 d 10 (4-1)
Wilson : w = d 10 (4-2)
Gill : w = d 10 (4-3)
G.L. De. Priester : w = 0,05 = w = d 20 (4-4)
Kelemahan dari persamaan (4) ialah bila formasi mempunyai ukuran
butiran 20 persentil kumulatif berat (d 20) di bawah 0,05 inc. Untuk hal ini

Sand Control 6
G.L. Priester menyarankan untuk membentuk persamaan baru dengan
berdasarkan kepada persamaan Coberly.

Gambar 3
Sand Control 7
Jenis-jenis Pipa Saringan
Selain cukup sederhana dan murah pipa saringnya ini mempunyai
keuntungan dan kerugiannya, yaitu :

Keuntungannya :

1. Kerusakan formasi sangat kecil


2. Biayanya cukup murah
3. Interpretasi log tidak kritis
4. Bisa ditambah dengan teknis khusus untuk penanggulangan
pasir
5. Masalah pembersihan sumur

Kerugiannya :

1. Ikut terproduksinya gas dan air sukar dikontrol


2. Casing produksi dipasang sebelum tujuan pemboran dicapai
3. Sukar didalam memilih stimulasi
4. Membutuhkan rig time yang lebih lama
5. Garis tengah melintang yang menghasilkan berkurang
6. Sukar apabila akan memperdalam sumur

6. Gravel Pack

Gravel pack merupakan workover yang terbaik untuk single completion


dengan zona produksi yang panjang. Pelaksanaannya adalah sebagai
berikut :
a. Pembersihan perforasi dengan clean fluid sebelum gravel pack
dipasang.
b. Penentuan ukuran gravel pack sesuai dengan ukuran butiran
pasir formasi

Sand Control 8
c. Squeeze gravel pack ke dalam lubang perforasi, digunakan
water wet gravel jika digunakan oil placement fluid
d. Produksikan sumur dengan segera setelah packing, aliran
produksi dimulai dengan laju produksi rendah kemudian
dilanjutkan dengan kenaikkan laju produksi sedikit demi sedikit.

Metoda ini merupakan metoda pengontrolan pasir yang paling sederhana


dan paling tua umurnya. Pada prinsipnya, adalah gravel yang ditempatkan
pada annulus antara screen/sloted dengan casing/lubang bor,
dimaksudkan agar dapat menahan pasir formasi.

Gravel pack adalah suatu cara untuk menanggulangi kepasiran yang


masuk ke dalam sumur dengan memasang krikil (gravel) di depan formasi
produktif dengan cara diijeksikan, yang mana gravel-gravel itu dapat
menahan butiran yang lepas dan berlaku sebagai penyaring.

Pemakaian gravel itu baik untuk formasi yang tebal, seragam (uniform)
dan halus. Keseragaman dan ukuran butiran berhubungan dengan
perencanaan ukuran gravel. Selain itu perencanaan gravel tergantung
pula kepada pengalaman seseorang. Dewasa ini para ahli cenderung
untuk memakai gravel berukuran lebih kecil.

Di dalam penempatan gravel pack dipasang saringan. Ukuran saringan


tergantung kepada distribusi ukuran gravel yang digunakan.

6.1 Jenis Gravel Pack

Jenis gravel pack pada umumnya dapat dibagi dua, yaitu :


1. Open Hole Gravel Pack (OHGP), yaitu gravel pack yang
ditempatkan di antara saringan dengan dinding bor pada formasi
produktif.

Sand Control 9
2. Inside Gravel Pack (IGP), yaitu gravel pack yang ditempatkan
antara casing yang diperforasi dengan pipa saringan.

Gambar 4 dan 5 memperlihatkan jenis dari gravel pack dan untuk


selanjutnya yang akan dibahas adalah Open Hole Gravel Pack
(OHGP).

Gambar 4
Sand Control 10
Gravel Placement Methodes in Open Hole or Underreamed
Casing Completion
OHGP mudah dilakukan untuk sumur-sumur baru dan baik untuk
sumur-sumur yang memerlukan laju produksi yang maksimum.
Sedangkan untuk sumur-sumur yang mempunyai sifat-sifat :
1. puncak formasi tidak diketahui dengan tepat
2. formasi pasir bagian bawahnya dibatasi oleh air
3. mekanisme pendorong tidak diketahui dengan tepat, dan
4. terdapat zona-zona produksi ganda, tidak baik menggunakan
OHGP.

Sand Control 11
Gambar 5
Jenis dari Proses Gravel Pack
6.2 Pertimbangan-pertimbangan di dalam Perancangan Gravel Pack

Ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan di dalam


perencanaan gravel pack, yaitu :
1. Ukuran gravel pack yang tersedia
Gravel pack tersedia dalam beberapa ukuran. Apabila ukuran
gravel hasil perhitungan tidak tersedia, umumnya memakai
ukuran yang lebih kecil. Kadang-kadang memakai ukuran yang
lebih besar apabila ukuran yang lebih kecil tidak tersedia. Tabel
1 memperlihatkan ukuran gravel yang tersedia.

Tabel 1
Ukuran Gravel Pack yang tersedia
Ukuran gravel/In U.S. mesh Diameter median
Rata-rata/In
0.006 x 0.017 40/100 0.012
0.008 x 0.017 40/70 0.013
0.010 x 0.017 40/60 0.014
0.017 x 0.033 20/40 0.025
0.023 x 0.047 16/30 0.035
0.033 x 0.066 12/20 0.050
0.039 x 0.066 12/18 0.053
0.033 x 0.079 10/20 0.056
0.047 x 0.079 10/16 0.063
0.066 x 0.094 8/12 0.080
0.079 x 0.132 6/10 0.106

2. Angularitas dan Besar Butir Gravel


Permeabilitas dan kompaksi gravel dapat dipengaruhi oleh
angularitas dan besar butir. Suman mengemukakan angularitas
secara relatif tidak begitu mempengaruhi terhadap permeabilitas
gravel. Akan tetapi Archie mengemukakan bahwa permeabilitas

Sand Control 12
angular jauh lebih besar bila dibandingkan dengan permeabilitas
yang bundar, Tabel 2
Tabel 2
Angularitas dan Besar Butir Gravel

8 – 12 10 – 20 10 – 20 10 – 30 20 – 40 40 – 60
Angular Angular Round Round Round Round
Permeability, Darcy’s (Approx) 1745 881 325 191 121 45
Porosity (Approx) 36 36 32 33 35 32

3. Kebasahan Gravel
Suman mengutif bahwa perubahan kebasahan gravel dari basah
air ke basah minyak, terutama pada perbandingan viskositas air
minyak yang besar, Gambar 6. Minyak kadang-kadang bersifat
senyawa polar yang apabila diserap oleh permukaan gravel,
menyebabkan gravel cenderung bersifat basah minyak (oil wet).
Oleh karena itu, jika minyak digunakan sebagai fasa kontinu
untuk fluida pembawa dalam penempatan gravel, material gravel
sebaiknya dibasahi dulu dengan air sebelum dinjeksikan ke
dalam sumur.

Sand Control 13
Gambar 6
Pengaruh Kebasahan Gravel pada Permeabilitas Batuan
Terhadap Minyak

Sand Control 14
6.3 Penentuan Ukuran Gravel dan Celah Saringan

Didalam menentukan ukuran gravel pada umumnya ada dua criteria


yaitu dengan 10 persentil kumulatif berat dan 50 persentil kumulatif
berat. Selain itu ada juga yang memakai 40 persentil kumulatif berat.
Gravel yang memakai 10 persentil kumulatif berat mengalami invasi
atau migrasi lebih besar dibandingkan dengan yang memakai 50
persentil kumulatif berat. Hal ini disebabkan penahan (bridge) dapat
segera terjadi apabila pembukaan antar butir gravel makin kecil.
Kriteria yang berdasarkan 10 persentil kumulatif berat hanya berhasil
pada formasi pasir yang buruk pemilahannya dan berbutir kasar.
Sedangkan untuk pemilahan yang baik dan halus lebih baik dipilih 50
persentil kumulatif berat. Selain itu titik 50 persentil kumulatif berat
lebih mudah didapat dari setiap contoh, sedangkan titik 10 persentil
kumulatif berat sering mengelirukan akibat pemisahan butir pasir.

Coberly menyarankan ukuran terbesar adalah 10 kali dari ukuran


garis tengah butiran pasir formasi pada 10 persentil kumulatif berat
hasil saringan, akan tetapi Hill menyarankan untuk menurunkan
sampai 8 kali. Tausch & Corley menyarankan ukuran gravel terbesar
adalah 6 kali garis tengah butiran pasir formasi 50 persentil kumulatif
berat. Beberapa pendapat mengenai hal ini dan dinyatakan sebagai
persamaan-persamaan (5) sampai (10) pada Tabel 3 dan D adalah
garis tengah gravel dalam inci, sedangkan d adalah garis tengah
butir pasir. Konversi satuan mesh terhadap in dan mm diperlihatkan
pada Tabel 4.

Kecenderungan ahli akhir-akhir ini untuk memilih gravel yang lebih


kecil dengan tujuan untuk menahan invasi pasir lebih ketat. Gravel
dengan ukuran lebih kecil telah sukses dan dipakai secara luas di
lapangan Gulf Coast dan dijadikan bahan penyelidikan di mana-
mana.
Sand Control 15
Tabel 3
Rumus-rumus untuk menentukan ukuran gravel
Sumber Interval Interval Rumus
Gravel Pasir
1. Butiran bentuk bola Satu ukuran Satu ukuran D = 2.24 d10
2. Ukuran untuk media
Sederhana
a. Coberly dan Wagul (1937) Kecil Besar D  10 d10
b. Gumpertz (1940) Kecil Besar D  11 d10
3. Ukuran untuk
menjaga invasi butiran halus
a. Hill (1941) Kecil Besar D  8 d10
b. De Priester (1957) Besar Besar D50  8 d50
D90  12 d90
D20  6 d90
c. Steins (1969) Besar Besar D85  4 d15
d. Karpopt D0  10 d50
D100  5 d50

Sand Control 16
Tabel 4
Ukuran Gravel
Standar Sieve Sizesa
Sieve Opening
U.S. Standard Mesh Size (in) (mm)
2.5 0.315 8.00
3 0.265 6.73
3.5 0.223 6.68
4 0.187 4.76
5 0.157 4.00
6 0.132 3.36
7 0.111 2.83
8 0.0937 2.38
10 0.0787 2.00
12 0.0661 1.68
14 0.0555 1.41
16 0.0469 1.19
18 0.0394 1.00
20 0.0331 0.840
25 0.0280 0.710
30 0.0232 0.589
35 0.0197 0.500
40 0.0165 0.420
45 0.0138 0.351
50 0.0117 0.297
60 0.0098 0.250
70 0.0083 0.210
80 0.0070 0.177
100 0.0059 0.149
120 0.0049 0.124
140 0.0041 0.104
170 0.0035 0.088
200 0.0029 0.074
230 0.0024 0.062
270 0.0021 0.053
325 0.0017 0.044
400 0.0015 0.037

Sand Control 17
Saucier merupakan salah seorang ahli yang mempunyai
kecenderungan untuk memasang gravel yang berukuran kecil-kecil
seperti diperlihatkan pada Gambar 7 sebagai hasil penyelidikannya
bahwa perbandingan ukuran gravel dan pasir formasi, maka pasir
formasi itu akan mengalir secara bebas dan relatif tidak tertahan di
dalam sistem gravel pack.

Gambar 7
Penurunan Permeabilitas Gravel Pack karena Invasi Pasir

Penurunan permeabilitas gravel pack karena invasi pasir terjadi di


daerah perbandingan ukuran gravel dan pasir 6 sampai 14. Saucier
mengajurkan perbandingan itu antara 5 sampai 6 kali, dimana sistem
gravel dapat menahan sistem pasir secara ketat. Sedangkan pada
perbandingan yang lebih kecil, permeabilitas absolut pada sistem
gravel yang rendah akan menimbulkan kesulitan aliran.

Sand Control 18
Untuk menentukan celah saringan, didapat dari persamaan berikut :
Coberly dan Wagner : w = D100 (11)
Tausch dan Corley : w = D50 (12)
 D1  Ds 
H.J. Ayrees : w  2  Ds   (13)
 2 

dimana :
Ds = diameter terkecil, inc
D1 = diameter gravel terbesar, inc
Dx = diameter gravel pada x % kumulatif berat gravel, inc
w = ukuran celah saringan, inc

Dengan melihat rumus-rumus, membuktikan bahwa untuk


menentukan ukuran garis tengah gravel dan celah saringan liner
perlu diketahui kondisi lapangan dan pengalaman.

6.4 Pemilihan Gravel

1. Untuk menentukan pasir formasi, maka perlu diadakan


pengambilan sampel (contoh) yang kemudian dianalisa di
laboratorium. Beberapa metoda pengambilan sampel pasir
formasi antara lain adalah

Convensional core
Didapat dari sumber sleeve core barrel dan hasilnya cukup baik
dan dapat dipercaya, karena mempunyai recovery core yang
tinggi

Sidewall core
Didapat melalui electrical wire line dan hasil yang diperoleh
cukup dapat dipercaya, karena sampel dapat diambil di setiap
kedalaman.

Sand Control 19
Bailed sampling
Dioperasikan melalui konvensional wireline dan hasilnya kurang
dapat dipercaya karena keharusan mengangkat drill pipe dalam
memperoleh core.

Produced sand
Hasil yang diperoleh kurang dapat dipercaya, karena pasir
formasi yang didapatkan hanya yang berukuran kecil.

2. Menentukan penyebaran (distribusi) batuan formasi produktif,


dengan analisa sieve analisis, yaitu metoda yang proses
pengayakan dari suatu sampel yang telah dibersihkan dengan
menggunakan beberapa tingkatan saringan yang mempunyai
ukuran (skala mesh) berbeda, dimana ukuran saringan terbesar
terletak di atas dan seterusnya ke bawah makin kecil.
Langkah kerjanya adalah sebagai berikut :
a. Ambil contoh batuan yang sudah berupa butiran dan sudah
bebas minyak (kering)
b. Sediakan dan timbang 100 atau 200 gram sampel tersebut
c. Sediakan sieve analysis yang telah bersih
d. Susunlah sieve di atas alat pengguncang dengan mangkuk
pada dasar, sedangkan sieve diatur dari yang paling halus di
atas mangkuk dan yang paling besar di puncak
e. Tuangkan dengan hati-hati sampel ke dalam sieve yang
paling atas, kemudian pasang tutup dan kencangkan bagian
penguatnya
f. Guncangkan selama 30 menit
g. Tuang isi sieve yang paling kasar (atas) ke dalam mangkuk
penimbang, kemudian ditimbang
h. Tuangkan isi sieve yang paling halus berikutnya ke dalam
mangkuk itu juga, kemudian timbang berat kumulatifnya.

Sand Control 20
Turuskan cara tersebut sampai isi seluruh sieve ditimbang
secara kumulatif
i. Dari berat timbangan secara kumulatif dapat dihitung juga
berat sampel dalam tiap-tiap sieve dengan mengurangi suatu
berat kumulatif sebelumnya

Dari hubungan antara prosentase butiran yang lolos dengan


diameter saringan dalam skala logaritma, dapat diketahui kurva
sebaran (distribusi) pembagian ukuran butiran yang dapat
menunjukkan keseragaman sampel yang bersangkutan.

Tiga karakteristik kurva distribusi ukuran butiran yang seringkali


digunakan untuk menggambarkan deskripsi pasir yaitu :
a. Median, d50, yaitu diameter butir pada titik 50 % pada kurva
Median = d50
b. Koefisien kekompakan (sorting coeficient) yang didefiniskan oleh
corelab sebagai berikut :

d 25

d75

c. Koefisien keseragaman (uniformity coeficient)

d 40
C
d 90

dimana d90, d75, d50, d40, dan d25 adalah diameter ukuran butir
pada titik 90, 75, 50, 40, dan 25 yang lolos saringan.
Jika C =1 dan  = 1 sampel bergradasi baik (well graded/perfect
uniform).

Sand Control 21
6.5 Perencanaan Penentuan Gravel

Perencanaan penentuan ukuran gravel yang tepat dan optimum


dalam menahan pasir telah dilakukan oleh beberapa ahli, antara lain
adalah :
a. SCHWARTZ : berdasarkan keseragaman butir formasi produktif
b. SAUCIER : Berdasarkan konsep median ukuran butir

6.5.1 SCHWARTZ

a. Menentukan keseragaman butir formasi


d 40
C
d 90

dimana
C = koefisien keseragaman
d40 = diameter butir pada proses berat kumulatif 40 %
d90 = diameter butir pada proses berat kumulatif 90 %

Jika :
C<3 = adalah ukuran pasir formasi yang seragam, ditujukan
oleh ukuran d40.
C>5 = adalah ukuran pasir formasi yang tidak seragam,
ditujukan oleh ukuran d40.
C > 10 = adalah ukuran pasir formasi yang sangat tidak
seragam, ditujukan oleh ukuran d70.

b. Menentukan perbandingan antara pasir dengan gravel (GS)

Gravel pada 10 persentil


GS 
pasir pada 10 persentil

Gravel pada 40 persentil


atau 
pasir pada 40 persentil

Sand Control 22
Gravel pada 70 persentil
atau 
pasir pada 70 persentil

(G-S)  = menghasilkan pengepakan yang stabil, tetapi akan


mengurangi produktifitas formasi
(G.S) = antara 10-8 memberikan permeabilitas pengepakan
yang memadai
(G.S) = 6 6 merupakan angka optimum, karena (G-S) = 8
dianggap sebagai perbandingan maksimum

Berdasarkan pengalaman dan pengamatan menunjukkan bahwa


titik d10 design point yang sesuai dengan formasi pasir yang
seragam. Titik d40 adalah design point yang sesuai untuk formasi
sumur yang tidak seragam.

c. Menentukan butiran kritis


Ukuran butiran kritis pasir ditentukan berdasarkan beberapa
kecepatan aliran (flow velocity), yaitu :

1,3 x 10 4 qo
V 
A

dimana
V = kecepatan aliran, ft/dt
qo = laju produksi
A = luas area celah atau perforasi, ft2

Dari persamaan aliran di atas maka :

Sand Control 23
1. Jika v < 0.05 ft/dt dan pasir seragam (C < 3), ukuran butiran
kritisnya adalah :
D10 = 6 d10 (16)

2. Jika v < 0.05 ft/dt dan pasir tidak seragam (C > 5), ukuran
butiran kritisnya adalah :
D40 = 6 d40 (17)

3. Jika v > 0.1 ft/dt dan pasir sangat tidak seragam dan (C > 5),
maka ukuran butiran kritisnya adalah :
D70 = 6 d70 (18)

4. Menentukan keseragaman Butiran Pasir Gravel

d 40
C (19)
d 90

dimana C diusulkan lebih kecil atau sama dengan 1,5,


sehingga
Dmin = 0,615 d40 (20)
Dmax = 1,383 d40 (21)
5. Urutan design
Proses selengkapnya dalam mendesain gravel pack menurut
Schwartz adalah :
a. Memperoleh contoh sampel dengan metoda-metoda
yang telah dijelaskan di atas
b. Analisa sampel dengan cara sieve analysis
c. Dari data masing-masing sampel tentukan harga-harga
berikut :
 Titik d10 (ukuran butir)
 Titik d40 (ukuran butir)
 Titik d90 (ukuran butir)

Sand Control 24
d 40
 Ratio C 
d 90

d. Plot data-data pada langkah 3 ke sebuah kertas grafik.


e. Hitung kecepatan aliran (dalam ft/dt) dengan cara
membagi laju produksi (ft3/dt) terhadap 50 % dari luas
perforasi (ft2), menggunakan rumus No. (15)
f. Dari data pada langkah 4 & 5 pilih ukuran kritis butir pasir,
yaitu 10, 40, atau 70 persentil
g. Tentukan ukuran kritis gravel dengan cara ukuran kritis
butir pasir dikalikan dengan 6, seperti persamaan (16),
(17), atau (18).
h. Tarik garis melalui ukuran kritis gravel sehingga diperoleh
ratio C  1.5
i. Tentukan range ukuran gravel (inci) dari titik D 0 dan D100
kemudian sesuaikan harga ini dengan harga ukuran
gravel yang tersedia di pasaran atau gunakan rumus
(20) dan (21) lihat pula Tabel 1.
j. Ukuran perforasi standar atau ukuran celah pipa atau
saringan diambil dari titik D100 terhadap kurva gravel.
Sebagai contoh, jika titik D 100 = 0.047 inci, maka gunakan
(mesh) berukuran 0.050.

6.5.2 SAUCIER

Penentuan ukuran efektif gravel pack yang dibutuhkan dalam kontrol


kepasiran dinyatakan dalam persamaan :

D50 (5 sampai 6) d50

dimana :

Sand Control 25
d50 : diameter median (50%) berat kumulatif gravel pack (inci).
d50 : diameter median (titik 50 % pada kurva distribusi) ukuran pasir
formasi produktif (inci).

Bila metoda Schwartz diadaptasi untuk diterapkan, maka :


Dmin = 0,667 D50
Dmax = 1,5 D50

6.6 Prosedur Pemasangan Gravel Pack

Adapun prosedur pemasangan gravel pack di dalam lubang sumur


mengikuti urutan-urutan sebagai berikut :
1. Pembesar lubang pada formasi produktifnya dan bersihkan
dengan air garam.
2. Turunkan rangkaian pipa dan injeksikan gravel ke dalam sumur
untuk mengisi lubang tadi dengan tekanan tertentu.
3. Turunkan pipa saringan dengan packer yang dilengkapi pipa
pembersih (wash pipe) untuk membersihkan pasir yang ada di
dalam lubang sumur. Biasanya dengan sirkulasi balik atau
dengan sirkulasi biasa.
4. Setelah selesai penurunan pipa saringan pada kedalaman
tertentu dudukkan packer, baru diangkat pipa pembersih.

Sebagai ilustrasi dari pemasangan gravel pack pada Gambar 9


dengan metoda sirkulasi terbalik (Reverse Circulation) dan crossover
untuk interval open hole yang pendek dan Gambar 10 untuk interval
inside casing.

Sand Control 26
Gambar 8
Kertas Grafik untuk Analisa Distribusi Pasir

Sand Control 27
Gambar 9
Step in a Crosover Method of Gravel Pack Placement

Sand Control 28
Gambar 10
Gravel Placement Methods for Inside Casing Graver Pack

Sand Control 29
6.7 Pengaruh Gravel Pack terhadap Produktivitas

Adanya gravel pada sumur (formasi produktif) sampai jarak rg (jari-


jari gravel) dari pusat sumur, maka daerah ini terdapat porositas dan
permeabilitas baru yang berbeda dengan permeabilitas formasi.
Hubungan antara ukuran gravel dengan porositas dan permeabilitas
diperlihatkan pada Tabel 3.

Begitu pula dengan gravel yang mempunyai permukaan bersifat


basah air (water wet), maka permeabilitas efektif terhadap minyak
akan lebih besar dari pada sistem gravel pack yang mempunyai
permukaan butiran yang basah minyak (oil wet) seperti tampak pada
Gambar 6.

Adapun yang berhubungan dengan produktivitas secara langsung


adalah permeabilitas, dan pengaruh pemasangan gravel dapat
dihitung sebagai berikut, misalkan gravel menempati ruangan
sampai jarak r dari pusat sumur dan membentuk susunan seri yang
konsentris dengan formasi produktif. Rumus Darcy untuk aliran radial
adalah :

2 kh P
q
r (22)
 ln e
rw

D.D. Sparlin menurunkan rumus permeabilitas rata-rata dari susunan


seri radial untuk dua lapisan adalah :

re
ln
rw
K avg  (23)
1 r 1  r
  ln   ln e
 K1 rw k 2  r

Sand Control 30
Sehingga laju produksi yang melalui media gravel :

2 h P
qg 
 1 r 1 r  (24)
  ln  ln e 
 K 1 rw k 2 r 

Jadi perbandingan dengan produktivitas semula adalah :

re
ln
qg rw
 (25
q 1 r 1 r 
K 2  ln  ln e 
 K 1 rw k 2 r 

dimana :
qg = laju produksi dari media gravel pack, B/D
q = laju produksi tanpa gravel pack, B/D
K1 = permeabilitas dari media gravel, md
K2 = permeabilitas formasi, md
r = jari-jari media gravel, inci
re = jari-jari pengurasan minyak, inci
rw = jari-jari produksi, inci

Van Pollen, dkk. Mengemukakan dengan bantuan persamaan (22)


dengan menganggap (re/rw) tetap didapat grafik perubahan
produktivitas vs. Ketebalan sistem gravel pack untuk berbagai harga
K1/K2, seperti terlihat pada Gambar 11.

Kemiringan lubang sumur akan mempengaruhi proses pengisian


gravel. Semakin besar sudut kemiringan, semakin besar pula
ruangan yang tidak terisi gravel. Dengan menggunakan unipack tool
(memasangan sambungan buffel pada wash pipe), maka efisiensi
dari pada pengisian dapat dipertinggi sampai beberapa derajat sudut

Sand Control 31
kemiringan. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 12 hasil dri
pengamatan Maly G.P.

Gambar 11
Hubungan Perubahan Produktivitas vs. Ketebalan Sistem Gravel Pack

Sand Control 32
Gambar 12
Hole Angle Degrees From Vertical

Sand Control 33
6.8 Keuntungan dan Kerugiannya

Keuntungan :
1. Menanggulangi ikut terproduksinya pasir lebih ketat
2. Tidak tergantung pada tebalnya interval produktif
3. Pemasangannya relatif mudah
4. Pembersihan sumur relatif dapat ditanggulangi

Kerugiannya :
1. Dapat ikut terproduksinya gas dan/atau air
2. Casing produksi dipasang sebelum pemboran dicapai
3. Sukar memilih interval produktif untuk distimulasi
4. Membutuhkan rig time yang lebih lama
5. Sukar untuk memperdalam lagi sumur
6. Biayanya mahal

6.9 Screen Design

Pemilihan ukuran screen atau slot liner pada gravel pack completion,
dimasukkan untuk menahan gravel agar tidak ikut terproduksi.
Penentuan celah screen dapat dilakukan dengan beberapa
persamaan yang diturunkan oleh :

1. Coberly, dengan koefisien keseragaman 2,5 – 7,5 sebagai


berikut :
W= 2 x d10

2. Wilson, dengan ukuran butir pasir yang lebih seragam, sebagai


berikut :
W = d10

3. Wilson, adalah sebagai berikut :


W = d15

Sand Control 34
4. SCHWARTZ, Coberly, Rogers, bahwa slot adalah :
W = d100

Dalam prakteknya, lebar slot yang sering digunakan adalah sebagai


berikut :

0.05 inci  W  d20

dimana
W = lebar screen/slot, inci
d10 = diameter butir pada titik 10 % berat kumulatif, pada kurva
distribusi, inci
d15 = diameter pada titik 15 % berat kumulatif, pada kurva
distribusi, inci
d20 = diameter butir pada titik 20 % berat kumulatif, pada kurva
distribusi, inci
d100 = diameter butir pada titik 100 % berat kumulatif, pada kurva
distribusi, inci

Persamaan yang diajukkan Schwartz, Coberly, Rogers akan


memberikan hasil yang memuaskan, terutama apabila masalah-
masalah kepasiran djumpai pada formasi-formasi baru.

Ukuran lebar celah 0.05 inci merupakan ukuran minimum yang dapat
mencegah tersumbatnya celah tersebut. Apabila harga d 20 lebih kecil
dari 0.05 inci, maka perlu digunakan metoda sand control yang lain.

Dianjurkan, bahwa beberapa jenis screen slot yang digunakan


mempunyai sifat antara lain :
 Stainless Steel
 Mempunyai daya tahan yang sangat tinggi terhadap korosi

Sand Control 35
 Memberikan kapasitan aliran yang optimum

7. Laju Produksi Kritis

Untuk menghitung laju produksi kritis dari formasi tanpa terjadinya


masalah kepasiran, dipergunakan persamaan yang diturunkan oleh Stain.
N., yaitu :

0 ,0025 x 10 6 k z N z  E s  z Az
qz  (20)
Bz u z AT

dimana :
qz = laju produksi kritis, STB/hari
(Es) = shear modulus, psi
Bz = faktor volume formasi, RB/STB
uz = viskositas fluida, cp
kz = permeabilitas formasi, md
Nz = jumlah lubang perforasi
Az = luas lengkungan pasir kondisi penentuan, ft 2
AT = luas lengkungan pasir kondisi test, ft 2

Laju produksi kritis dari formasi produktif lapisan batu pasir konglomerat
ini ditentukan dengan mempergunakan data-data dari sumur X7, yaitu
seperti di bawah ini :

kz = 22,3 md
(Es)z = 1,3210 psi
Bz = 0,55 RB/STB
uz = 1,0 cp
Nz = 40

Sand Control 36
Dengan anggapan Az = AT (ukuran lengkungan pasir pada keadaan stabil
untuk kondisi penentuan dan test adalah sama), besaran-besaran di atas
dimasukkan dalam persamaan (15), maka laju produksi kritisnya adalah
41 STB/hari. Ternyata laju produksi kritisnya lebih kecil dibandingkan
dengan laju produksi hasil test dari sumur X7, yaitu 818 STB/hari.

Begitu pula dengan laju produksi hasil test sumur yang lain. Selain itu
diharapkan sumur-sumur di lapangan ini laju produksinya maksimum,
maka pada sumur-sumur yang termasuk pada jenis pasir lepas atau
tersemen sangat tipis cenderung terjadi masalah kepasiran.

Sand Control 37

Anda mungkin juga menyukai