SAND CONTROL
OBJECTIVE
Sand Control 1
1. Pendahuluan
Gambar 1
Sand Control 2
Penyumbatan pada Tubing
Analisa butiran pasir adalah untuk mengetahui distribusi besar butir dari
pada formasi pasir. Tujuan menganalisa butir pasir untuk menentukan
metoda-metoda penanggulangan masalah kepasiran. Contoh pasir yang
akan dianalisa butirannya diambil dari side wall atau convensional coring.
Adapun prosedur analisa pasir adalah contoh yang diambil dari side wall
atau convensional coring, ditumbuk agar butirannya terpisah. Kemudian
contoh tersebut ditimbang dan kalau memungkinkan ditentukan kadar
lempung, silt pasir. Selanjutnya dimasukkan ke dalam alat analisa butiran
yang mana alat ini tersusun dari beberapa saringan (sieve) dengan
bukaan saringan (sieve opening) berbeda-beda. Saringan dengan bukaan
paling besar diletakkan paling atas dan saringan dengan bukaan paling
kecil ditempatkan paling bawah, dan susunan saringan diletakkan pada
pengguncang (vibrator). Setelah butiran pasir cukup terpisah-pisah untuk
setiap saringan, kemudian masing-masing ditimbang beratnya. Ukuran
besar butir pada suatu saringan berada di antara ukuran saringan di
atasnya. Hasil penimbangan kemudian dibuat atau persen berat versus
ukuran butiran, seperti terlihat pada Gambar 2.
Sand Control 3
Gambar 2
Sand Control 4
Distribusi Butiran Pasir Hasil Analisa Saringan
Untuk mengkumulatifkan persen berat terhadap besar butir (grain size)
menentukan baik-buruknya pemilahan (sorted) diambil perbandingan
ukuran butiran pada kumulatif 40 % terhadap butiran pada kumulatif 90 %
berat, secara matematis ditulis :
d 40
C
d90
dimana :
1. Pemilihan baik (well sorted) bila C < 3
2. Pemilihan buruk (poar sorted) bila C > 5
3. Sand Consolidation
Sand Control 5
4. Resin Coated Gravelpack
5. Pipa Saringan
Metoda pipa saringan merupakan cara yang paling murah dan sederhana
di dalam penanggulangan pasir. Jenis pipa saringan ada beberapa
macam diantaranya sloted screen liner dimana pipa saringan dengan
lubang celah yang horizontal atau vertikal, wire wrapped screen liner
merupakan pipa saringan dengan anyaman kawat dan prepack sand
screen liner ialah pipa saringan yang diantaranya diisi gravel (krikil)
Gambar 3 memperlihatkan jenis-jenis pipa saringan untuk menahan pasir
formasi.
Coberly : w = 2 d 10 (4-1)
Wilson : w = d 10 (4-2)
Gill : w = d 10 (4-3)
G.L. De. Priester : w = 0,05 = w = d 20 (4-4)
Kelemahan dari persamaan (4) ialah bila formasi mempunyai ukuran
butiran 20 persentil kumulatif berat (d 20) di bawah 0,05 inc. Untuk hal ini
Sand Control 6
G.L. Priester menyarankan untuk membentuk persamaan baru dengan
berdasarkan kepada persamaan Coberly.
Gambar 3
Sand Control 7
Jenis-jenis Pipa Saringan
Selain cukup sederhana dan murah pipa saringnya ini mempunyai
keuntungan dan kerugiannya, yaitu :
Keuntungannya :
Kerugiannya :
6. Gravel Pack
Sand Control 8
c. Squeeze gravel pack ke dalam lubang perforasi, digunakan
water wet gravel jika digunakan oil placement fluid
d. Produksikan sumur dengan segera setelah packing, aliran
produksi dimulai dengan laju produksi rendah kemudian
dilanjutkan dengan kenaikkan laju produksi sedikit demi sedikit.
Pemakaian gravel itu baik untuk formasi yang tebal, seragam (uniform)
dan halus. Keseragaman dan ukuran butiran berhubungan dengan
perencanaan ukuran gravel. Selain itu perencanaan gravel tergantung
pula kepada pengalaman seseorang. Dewasa ini para ahli cenderung
untuk memakai gravel berukuran lebih kecil.
Sand Control 9
2. Inside Gravel Pack (IGP), yaitu gravel pack yang ditempatkan
antara casing yang diperforasi dengan pipa saringan.
Gambar 4
Sand Control 10
Gravel Placement Methodes in Open Hole or Underreamed
Casing Completion
OHGP mudah dilakukan untuk sumur-sumur baru dan baik untuk
sumur-sumur yang memerlukan laju produksi yang maksimum.
Sedangkan untuk sumur-sumur yang mempunyai sifat-sifat :
1. puncak formasi tidak diketahui dengan tepat
2. formasi pasir bagian bawahnya dibatasi oleh air
3. mekanisme pendorong tidak diketahui dengan tepat, dan
4. terdapat zona-zona produksi ganda, tidak baik menggunakan
OHGP.
Sand Control 11
Gambar 5
Jenis dari Proses Gravel Pack
6.2 Pertimbangan-pertimbangan di dalam Perancangan Gravel Pack
Tabel 1
Ukuran Gravel Pack yang tersedia
Ukuran gravel/In U.S. mesh Diameter median
Rata-rata/In
0.006 x 0.017 40/100 0.012
0.008 x 0.017 40/70 0.013
0.010 x 0.017 40/60 0.014
0.017 x 0.033 20/40 0.025
0.023 x 0.047 16/30 0.035
0.033 x 0.066 12/20 0.050
0.039 x 0.066 12/18 0.053
0.033 x 0.079 10/20 0.056
0.047 x 0.079 10/16 0.063
0.066 x 0.094 8/12 0.080
0.079 x 0.132 6/10 0.106
Sand Control 12
angular jauh lebih besar bila dibandingkan dengan permeabilitas
yang bundar, Tabel 2
Tabel 2
Angularitas dan Besar Butir Gravel
8 – 12 10 – 20 10 – 20 10 – 30 20 – 40 40 – 60
Angular Angular Round Round Round Round
Permeability, Darcy’s (Approx) 1745 881 325 191 121 45
Porosity (Approx) 36 36 32 33 35 32
3. Kebasahan Gravel
Suman mengutif bahwa perubahan kebasahan gravel dari basah
air ke basah minyak, terutama pada perbandingan viskositas air
minyak yang besar, Gambar 6. Minyak kadang-kadang bersifat
senyawa polar yang apabila diserap oleh permukaan gravel,
menyebabkan gravel cenderung bersifat basah minyak (oil wet).
Oleh karena itu, jika minyak digunakan sebagai fasa kontinu
untuk fluida pembawa dalam penempatan gravel, material gravel
sebaiknya dibasahi dulu dengan air sebelum dinjeksikan ke
dalam sumur.
Sand Control 13
Gambar 6
Pengaruh Kebasahan Gravel pada Permeabilitas Batuan
Terhadap Minyak
Sand Control 14
6.3 Penentuan Ukuran Gravel dan Celah Saringan
Sand Control 16
Tabel 4
Ukuran Gravel
Standar Sieve Sizesa
Sieve Opening
U.S. Standard Mesh Size (in) (mm)
2.5 0.315 8.00
3 0.265 6.73
3.5 0.223 6.68
4 0.187 4.76
5 0.157 4.00
6 0.132 3.36
7 0.111 2.83
8 0.0937 2.38
10 0.0787 2.00
12 0.0661 1.68
14 0.0555 1.41
16 0.0469 1.19
18 0.0394 1.00
20 0.0331 0.840
25 0.0280 0.710
30 0.0232 0.589
35 0.0197 0.500
40 0.0165 0.420
45 0.0138 0.351
50 0.0117 0.297
60 0.0098 0.250
70 0.0083 0.210
80 0.0070 0.177
100 0.0059 0.149
120 0.0049 0.124
140 0.0041 0.104
170 0.0035 0.088
200 0.0029 0.074
230 0.0024 0.062
270 0.0021 0.053
325 0.0017 0.044
400 0.0015 0.037
Sand Control 17
Saucier merupakan salah seorang ahli yang mempunyai
kecenderungan untuk memasang gravel yang berukuran kecil-kecil
seperti diperlihatkan pada Gambar 7 sebagai hasil penyelidikannya
bahwa perbandingan ukuran gravel dan pasir formasi, maka pasir
formasi itu akan mengalir secara bebas dan relatif tidak tertahan di
dalam sistem gravel pack.
Gambar 7
Penurunan Permeabilitas Gravel Pack karena Invasi Pasir
Sand Control 18
Untuk menentukan celah saringan, didapat dari persamaan berikut :
Coberly dan Wagner : w = D100 (11)
Tausch dan Corley : w = D50 (12)
D1 Ds
H.J. Ayrees : w 2 Ds (13)
2
dimana :
Ds = diameter terkecil, inc
D1 = diameter gravel terbesar, inc
Dx = diameter gravel pada x % kumulatif berat gravel, inc
w = ukuran celah saringan, inc
Convensional core
Didapat dari sumber sleeve core barrel dan hasilnya cukup baik
dan dapat dipercaya, karena mempunyai recovery core yang
tinggi
Sidewall core
Didapat melalui electrical wire line dan hasil yang diperoleh
cukup dapat dipercaya, karena sampel dapat diambil di setiap
kedalaman.
Sand Control 19
Bailed sampling
Dioperasikan melalui konvensional wireline dan hasilnya kurang
dapat dipercaya karena keharusan mengangkat drill pipe dalam
memperoleh core.
Produced sand
Hasil yang diperoleh kurang dapat dipercaya, karena pasir
formasi yang didapatkan hanya yang berukuran kecil.
Sand Control 20
Turuskan cara tersebut sampai isi seluruh sieve ditimbang
secara kumulatif
i. Dari berat timbangan secara kumulatif dapat dihitung juga
berat sampel dalam tiap-tiap sieve dengan mengurangi suatu
berat kumulatif sebelumnya
d 25
d75
d 40
C
d 90
dimana d90, d75, d50, d40, dan d25 adalah diameter ukuran butir
pada titik 90, 75, 50, 40, dan 25 yang lolos saringan.
Jika C =1 dan = 1 sampel bergradasi baik (well graded/perfect
uniform).
Sand Control 21
6.5 Perencanaan Penentuan Gravel
6.5.1 SCHWARTZ
dimana
C = koefisien keseragaman
d40 = diameter butir pada proses berat kumulatif 40 %
d90 = diameter butir pada proses berat kumulatif 90 %
Jika :
C<3 = adalah ukuran pasir formasi yang seragam, ditujukan
oleh ukuran d40.
C>5 = adalah ukuran pasir formasi yang tidak seragam,
ditujukan oleh ukuran d40.
C > 10 = adalah ukuran pasir formasi yang sangat tidak
seragam, ditujukan oleh ukuran d70.
Sand Control 22
Gravel pada 70 persentil
atau
pasir pada 70 persentil
1,3 x 10 4 qo
V
A
dimana
V = kecepatan aliran, ft/dt
qo = laju produksi
A = luas area celah atau perforasi, ft2
Sand Control 23
1. Jika v < 0.05 ft/dt dan pasir seragam (C < 3), ukuran butiran
kritisnya adalah :
D10 = 6 d10 (16)
2. Jika v < 0.05 ft/dt dan pasir tidak seragam (C > 5), ukuran
butiran kritisnya adalah :
D40 = 6 d40 (17)
3. Jika v > 0.1 ft/dt dan pasir sangat tidak seragam dan (C > 5),
maka ukuran butiran kritisnya adalah :
D70 = 6 d70 (18)
d 40
C (19)
d 90
Sand Control 24
d 40
Ratio C
d 90
6.5.2 SAUCIER
dimana :
Sand Control 25
d50 : diameter median (50%) berat kumulatif gravel pack (inci).
d50 : diameter median (titik 50 % pada kurva distribusi) ukuran pasir
formasi produktif (inci).
Sand Control 26
Gambar 8
Kertas Grafik untuk Analisa Distribusi Pasir
Sand Control 27
Gambar 9
Step in a Crosover Method of Gravel Pack Placement
Sand Control 28
Gambar 10
Gravel Placement Methods for Inside Casing Graver Pack
Sand Control 29
6.7 Pengaruh Gravel Pack terhadap Produktivitas
2 kh P
q
r (22)
ln e
rw
re
ln
rw
K avg (23)
1 r 1 r
ln ln e
K1 rw k 2 r
Sand Control 30
Sehingga laju produksi yang melalui media gravel :
2 h P
qg
1 r 1 r (24)
ln ln e
K 1 rw k 2 r
re
ln
qg rw
(25
q 1 r 1 r
K 2 ln ln e
K 1 rw k 2 r
dimana :
qg = laju produksi dari media gravel pack, B/D
q = laju produksi tanpa gravel pack, B/D
K1 = permeabilitas dari media gravel, md
K2 = permeabilitas formasi, md
r = jari-jari media gravel, inci
re = jari-jari pengurasan minyak, inci
rw = jari-jari produksi, inci
Sand Control 31
kemiringan. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 12 hasil dri
pengamatan Maly G.P.
Gambar 11
Hubungan Perubahan Produktivitas vs. Ketebalan Sistem Gravel Pack
Sand Control 32
Gambar 12
Hole Angle Degrees From Vertical
Sand Control 33
6.8 Keuntungan dan Kerugiannya
Keuntungan :
1. Menanggulangi ikut terproduksinya pasir lebih ketat
2. Tidak tergantung pada tebalnya interval produktif
3. Pemasangannya relatif mudah
4. Pembersihan sumur relatif dapat ditanggulangi
Kerugiannya :
1. Dapat ikut terproduksinya gas dan/atau air
2. Casing produksi dipasang sebelum pemboran dicapai
3. Sukar memilih interval produktif untuk distimulasi
4. Membutuhkan rig time yang lebih lama
5. Sukar untuk memperdalam lagi sumur
6. Biayanya mahal
Pemilihan ukuran screen atau slot liner pada gravel pack completion,
dimasukkan untuk menahan gravel agar tidak ikut terproduksi.
Penentuan celah screen dapat dilakukan dengan beberapa
persamaan yang diturunkan oleh :
Sand Control 34
4. SCHWARTZ, Coberly, Rogers, bahwa slot adalah :
W = d100
dimana
W = lebar screen/slot, inci
d10 = diameter butir pada titik 10 % berat kumulatif, pada kurva
distribusi, inci
d15 = diameter pada titik 15 % berat kumulatif, pada kurva
distribusi, inci
d20 = diameter butir pada titik 20 % berat kumulatif, pada kurva
distribusi, inci
d100 = diameter butir pada titik 100 % berat kumulatif, pada kurva
distribusi, inci
Ukuran lebar celah 0.05 inci merupakan ukuran minimum yang dapat
mencegah tersumbatnya celah tersebut. Apabila harga d 20 lebih kecil
dari 0.05 inci, maka perlu digunakan metoda sand control yang lain.
Sand Control 35
Memberikan kapasitan aliran yang optimum
0 ,0025 x 10 6 k z N z E s z Az
qz (20)
Bz u z AT
dimana :
qz = laju produksi kritis, STB/hari
(Es) = shear modulus, psi
Bz = faktor volume formasi, RB/STB
uz = viskositas fluida, cp
kz = permeabilitas formasi, md
Nz = jumlah lubang perforasi
Az = luas lengkungan pasir kondisi penentuan, ft 2
AT = luas lengkungan pasir kondisi test, ft 2
Laju produksi kritis dari formasi produktif lapisan batu pasir konglomerat
ini ditentukan dengan mempergunakan data-data dari sumur X7, yaitu
seperti di bawah ini :
kz = 22,3 md
(Es)z = 1,3210 psi
Bz = 0,55 RB/STB
uz = 1,0 cp
Nz = 40
Sand Control 36
Dengan anggapan Az = AT (ukuran lengkungan pasir pada keadaan stabil
untuk kondisi penentuan dan test adalah sama), besaran-besaran di atas
dimasukkan dalam persamaan (15), maka laju produksi kritisnya adalah
41 STB/hari. Ternyata laju produksi kritisnya lebih kecil dibandingkan
dengan laju produksi hasil test dari sumur X7, yaitu 818 STB/hari.
Begitu pula dengan laju produksi hasil test sumur yang lain. Selain itu
diharapkan sumur-sumur di lapangan ini laju produksinya maksimum,
maka pada sumur-sumur yang termasuk pada jenis pasir lepas atau
tersemen sangat tipis cenderung terjadi masalah kepasiran.
Sand Control 37