Anda di halaman 1dari 15

TEKNIK PRODUKSI NO : TP.04.

02
JUDUL : PERANCANGAN PERFORASI Halaman : 1 / 15
SUB JUDUL : Penentuan Pola dan Jenis Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
Perforasi

PENENTUAN POLA DAN JENIS PERFORATOR

1. TUJUAN
Mendapatkan pilihan jenis perforator dan pola perforasi yang sesuai dengan keadaan batuan
berdasarkan variabel reservoir dan ulah laku sumur yang telah diperhitungkan sebelumnya.

2. METODE DAN PERSYARATAN


Metode grafis dari Hong, K.C. yaitu laju produksi maksimum yang dapat diharapkan apabila sumur
diselesaikan dengan konfigurasi perforasi tertentu dibandingkan dengan laju produksi sumur tersebut
apabila diselesaikan secara lubang terbuka.

Diperlukan data geometri sumur seperti diameter dalam dan luar selubung serta tebal semen, maupun
data reservoir seperti perkiraan radius pengurasan sumur (re) maupun compressive strength batuan,
permeabilitas vertikal dan horizontal, serta interval perforasi 1 (yang terakhir ini dapat dihitung
berdasarkan metode Chierici pada TP.04.01.

3. LANGKAH KERJA
1. Siapkan data penunjang
• Spesific Productivity Index (PIS)
• Konfigurasi perforasi (banyaknya lubang/kaki)
• Penetrasi (ap)
• Jari - jari daerah rusak atau damaged (rs)
• Geometri lubang (dw)
• Permeabilitas daerah rusak atau damaged (ks)
• Permeabilitas horizontal (kr)
• Pattern atau pola perforasi yang dinyatakan dengan sudut antar perforasi (θ)
• Jari-jari pengurasan sumur (re)
• Permeabilitas vertikal (kz)
• Viskositas minyak (µ) dan
• Diameter perforasi (inci).

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK PRODUKSI NO : TP.04.02
JUDUL : PERANCANGAN PERFORASI Halaman : 2 / 15
SUB JUDUL : Penentuan Pola dan Jenis Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
Perforasi

2. Dari rumus Thompson dapat diramalkan penetrasi suatu macam perforator pada formasi tertentu :
1.15
C 
untuk bullet perforator : a p = a p1  1 
C 
untuk jet perforator :
ln ap = ln apl + 0.086 (C1 - C) – 10-3
ap = penetrasi pada formasi sebenarnya (inci)
ap1 = penetrasi pada formasi pembanding (inci)
C1 = Compressive strength batuan sebenarnya (psi)

Data ap, dan C1 dapat diperoleh dari manual perusahaan yang mengerjakan perforasi mengikuti
petunjuk standar API RP 43. (contoh Gambar 1). Apabila data tersebut tidak tersedia, perkiraan
kasar dapat dilakukan dengan grafik Gambar 2, apabila data compressive strength langsung tidak
ada dapat diperkirakan dari Tabel 2.

3. Tentukan dw dengan persamaan :


dw = OD + 2 × tcement
OD = diameter lubang sumur
tcement = tebal semen
dw dapat juga diperkirakan dari log caliper.
4. Tentukan perbandingan permeabilitas vertikal dan horizontal ( kz/kr ).
5. Tentukan panjang selang perforasi b (lihat TP.04.01) dan pilihlah sudut perforasi (θ) dari Tabel 1
untuk pola sederhana dan selang-seling (staggered).
6. Secara berturut-turut pergunakanlah data b, dw, kz/kr, e dan ap pada grafik Gambar 3 dengan pola
sederhana dan Gambar 4 dengan pola selang seling, untuk mendapatkan harga Sp (perforator skin
factor).
7. Koreksilah dengan kurva Gambar 5 apabila diameter perforator yang digunakan bukan 1/2 inci.
8. Apabila diketahui pula adanya kerusakan permeabilitas akibat pemboran (formation damage),
bandingkan permeabilitas antara daerah rusak dan tidak rusak (ks/kr) serta perkirakan radius
kerusakannya rs. Apabila penetrasi perforasi berada dalam daerah kerusakan (ap<rs), secara
berturut-turut pergunakanlah data b, dw, e, ap dan ks/kr pada grafik Gambar 6 untuk mendapatkan
harga Sd (damage skin factor). Apabila penetrasi perforasi melampaui daerah kerusakan,

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK PRODUKSI NO : TP.04.02
JUDUL : PERANCANGAN PERFORASI Halaman : 3 / 15
SUB JUDUL : Penentuan Pola dan Jenis Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
Perforasi

gunakanlah kurva sejenis pada Gambar 7. St faktor skin akibat kerusakan pemboran (damage)
dan perforasi diperoleh dengan menjumlahkan Sd dan Sp :
St = Sd + Sp
9. Tentukan Productivity Ratio dengan persamaan :
qp ln (0.47 re / rw )
PR = =
qr S t + ln (0.47 re / rw )
qp = laju produksi maksimum apabila sumur di perforasi
qr = laju produksi apabila sumur diselesaikan secara terbuka (openhole)
10. Dapat dicoba untuk berbagai konfigurasi perforasi yang lain dan dipilih yang paling
menguntungkan, yaitu yang mempunyai PR paling tinggi.

4. DAFTAR FUSTAKA
1. Thomas, G. D. : “Effect of Formation Compressive strength on Perforator Performance”, Drilling
and Production Practice, 1962.
2. Hong, K. C, : “Productivity of Perforated Completion in Formation with or without Damage”, JPT
August, 1975.

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK PRODUKSI NO : TP.04.02
JUDUL : PERANCANGAN PERFORASI Halaman : 4 / 15
SUB JUDUL : Penentuan Pola dan Jenis Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
Perforasi

5. DAFTAR SIMBOL
ap = penetrasi pada formasi sebenarnya, inci.
apl = penetrasi pada formasi pembanding, inci.
b = panjang selang perforasi, kaki.
C1 = compressive strength pada batuan sebenarnya.
dw = OD + 2 ( tcement)
kr = permeabilitas horizontal, mD.
ks = permeabilitas daerah rusak atau damaged, mD.
kz = permeabilitas vertikal, mD.
OD = diameter lubang sumur, inci.
PIS = Spesific Productivity Index,
PR = Productivity Ratio.
qp = laju produksi maksimum bila sumur diperforasi, B/D,
qr = laju produksi maksimum bila sumur diselesaikan secara terbuka (openhole), B/D.
re = jari - jari pengurasan sumur, feet.
rw = jari - jari lubang sumur, feet.
Sd = Damage Skin Factor.
Sp = Perforation Skin Factor.
St = faktor Skin akibat pemboran.
tcement = tebal semen, inci.
θ = sudut antar perforasi, °.
µ = viskositas minyak, cp.

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK PRODUKSI NO : TP.04.02
JUDUL : PERANCANGAN PERFORASI Halaman : 5 / 15
SUB JUDUL : Penentuan Pola dan Jenis Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
Perforasi

6. LAMPIRAN
6. 1 LATAR BELAKANG DAN RUMUS
Ada 3 jenis peralatan perforator :
1. Hidraulik, semburan fluida berpasir melalui nozzle jet ke arah casing.
Karena pertimbangan waktu operasi yang lama, biaya serta pengendalian yang sulit. Jenis ini
jarang digunakan.
2. Shape Charge /Jet perforator, peledak dinyalakan secara elektrik dan diarahkan sedemikian
rupa sehingga membentuk jet berkekuatan tinggi menembus casing dan perforasi.
Kelebihannya :
- mekanismenya sederhana dan operasinya mudah.
- mudah disesuaikan dengan kebutuhan penyelesaian sumur.
- performancenya tinggi.
3. Bullet perforator, prinsip kerjanya mirip senapan mesin dengan pelatuknya dilengkapi peralatan
elektrik.
Keuntungan dan kerugiannya :
- ekonomis untuk interval perforasi kecil.
- dapat diharapkan menimbulkan rekahan yang menaikkan permeabilitas.
- tidak terpengaruh clearance,
- penetrasi bagus pada formasi lunak,
- tidak dapat digunakan pada suhu tinggi.
- pada lapisan tipis , pengaruh peretakan dapat juga merugikan jika ternyata menyebabkan
terproduksinya fluida dari daerah yang sedianya tidak diharapkan mengalir.

6. 2 CONTOH PERHITUNGAN
Perhitungan pengaruh penambahan perforasi terhadap produktivitas.
Specific Productivity Index (PIS) untuk sumur yang di perforasi dicari dari :
kr
7.08
µ
PI S = ,B/D/psi/ft
 r 
S t + ln 0.47 e 
 rw 

µ = viskositas minyak, cp

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK PRODUKSI NO : TP.04.02
JUDUL : PERANCANGAN PERFORASI Halaman : 6 / 15
SUB JUDUL : Penentuan Pola dan Jenis Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
Perforasi

Suatu sumur dengan konfigurasi perforasi 2 lubang/ft. Penetrasi (ap) = 6 inci, rs = 16 inci, dw = 12
inci, ks = 0.25 darcy, kr = 0.5 darcy, θ = 180° (simple pattern), re = 660 ft, kz/kr = 1, kr/µ = 0.1
darcy/cp, diameter perforasi ½ inci.

Berapakah penambahan produktivitas apabila perforasi melampaui zona yang rusak (damage)
sepanjang 3 inci.

Penyelesaian :
ap + dw
Bila penetrasi sampai zona damage, 〈 rs gunakan grafik Gambar 6. untuk menentukan Sd.
2
Dari data yang ada diperoleh Sd = 2.4
Sp dari grafik Gambar 4. diperoleh = 1.1
St = Sp + Sd =3.5
Dimasukkan harga-harga kr/µ = 0,1 darcy/cp, St = 3.5
dw
re = 660 ft, rw = = 0.5 ft pada persamaan PIS tersebut di atas diperoleh :
2
PIS = 0.0712 B/D/psi/ft

Bila perforasi diperpanjang 3 inci melebihi radius kerusakan, maka :


ap= 18+3 – 6 = 15 inci.
(ap diukur dari bagian permukaan luar lapisan semen). Dengan menggunakan grafik Gambar 7
diperoleh Sd = 0.77 dan dari grafik Gambar 4 diperoleh
Sp = - 0.1.
St = Sp + Sd = - 0.1 + 0.77 = 0.67
7.08(0.1)
PIS yang baru = = 0.0996 B/D/psi/ft
0.67 + 6.44
Jadi prosentase penambahan produktivitas adalah :
0.0996 − 0.0712
100% × = 40%
0.0712

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK PRODUKSI NO : TP.04.02
JUDUL : PERANCANGAN PERFORASI Halaman : 7 / 15
SUB JUDUL : Penentuan Pola dan Jenis Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
Perforasi

6.3 GAMBAR DAN TABEL YANG DIPERLUKAN


TABEL 1.

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK PRODUKSI NO : TP.04.02
JUDUL : PERANCANGAN PERFORASI Halaman : 8 / 15
SUB JUDUL : Penentuan Pola dan Jenis Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
Perforasi

GAMBAR 2. KELAKUAN PERFORATOR DALAM BATUAN FORMASI

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK PRODUKSI NO : TP.04.02
JUDUL : PERANCANGAN PERFORASI Halaman : 9 / 15
SUB JUDUL : Penentuan Pola dan Jenis Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
Perforasi

GAMBAR 3. NOMOGRAM PERHITUNGAN SKIN FACTOR


UNTUK POLA SEDERHANA, PERFORASI ½ in

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK PRODUKSI NO : TP.04.02
JUDUL : PERANCANGAN PERFORASI Halaman : 10 / 15
SUB JUDUL : Penentuan Pola dan Jenis Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
Perforasi

GAMBAR 4. NOMOGRAM PERHITUNGAN SKIN FACTOR


UNTUK POLA SELANG-SELING, PERFORASI ½ in

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK PRODUKSI NO : TP.04.02
JUDUL : PERANCANGAN PERFORASI Halaman : 11 / 15
SUB JUDUL : Penentuan Pola dan Jenis Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
Perforasi

GAMBAR 5. PENENTUAN SKIN FACTOR AKIBAT PERFORASI DENGAN DIAMETER


PERFORASI ¼ DAN ½ in

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK PRODUKSI NO : TP.04.02
JUDUL : PERANCANGAN PERFORASI Halaman : 12 / 15
SUB JUDUL : Penentuan Pola dan Jenis Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
Perforasi

GAMBAR 6. KURVA PENENTUAN SKIN FAKTOR AKIBAT PEMBORAN (Sd) BILA


PENETRASI TIDAK MELAMPAUI RADIUS KERUSAKAN

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK PRODUKSI NO : TP.04.02
JUDUL : PERANCANGAN PERFORASI Halaman : 13 / 15
SUB JUDUL : Penentuan Pola dan Jenis Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
Perforasi

GAMBAR 7. KURVA PENENTUAN SKIN AKIBAT PEMBORAN (Sd) BILA PENETRASI


MELAMPAUI RADIUS KERUSAKAN

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK PRODUKSI NO : TP.04.02
JUDUL : PERANCANGAN PERFORASI Halaman : 14 / 15
SUB JUDUL : Penentuan Pola dan Jenis Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
Perforasi

TABEL 1. TABEL UNTUK POLA PERFORASI SIMPLE DAN STAGGERED

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK PRODUKSI NO : TP.04.02
JUDUL : PERANCANGAN PERFORASI Halaman : 15 / 15
SUB JUDUL : Penentuan Pola dan Jenis Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
Perforasi

TABEL 2.

Manajemen Produksi Hulu

Anda mungkin juga menyukai