Anda di halaman 1dari 17

a.

Static Fluid Level (SFL)


Static fluid level pada sumur dalam keadaan mati (tidak diproduksikan), sehingga tidak
ada aliran, maka tekanan didepan perforasi sama dengan tekanan sumur. Sehingga kedalaman
permukaan fluida di annulus (SFL, ft) adalah :

SFL=D mid perfo− ( GfPr + GfPc ) (2-11)

Dimana :

SLF : Statik Fluid Level, Ft


D mid perfo : Kedalaman Letak Lubang Perforasi, Ft
Pr : Tekanan Static Sumur, Psi
Pc : Tekanan di Casing, Psi
Gf : Gradien Fluida Sumur, psi/ft

b. Working Fluid Level (WFL)


Bila sumur diproduksikan dengan rate produksi sebesar q (bbl/day, dan tekanan alir dasar
sumur adalah Pwf (Psi), maka ketinggian (kedalaman bila diukur dari permukaan) fluida di
annulus adalah :

WFL=D mid Perfo − ( Pwf


Gf )
(2-12)

Dimana :
WFL : Working Fluid Level, Ft
Dmid perfo : Kedalaman Letak Lubang Formasi, Ft
Pwf : Tekanan Alir Dasar Sumur, Psi
Gf : Gradien Fluida Sumur, psi/ft

c. Pump Setting Depth Minimum (PSDmin)


Pump setting depth minimum merupakan keadaan yang diperlihatkan dalam gambar 2.16
B. Posisi minimum dalam waktu yang singkat akan terjadi pump-off, oleh karena ketinggian
fluida level diatas pompa relatif sangat kecil atau pendek sehingga hanya gas yang akan
dipompakan. Pada kondisi ini Pump Intake Pressure (PIP) akan menjadi kecil. PIP mencaoai di
bawah harga Pb, maka anak terjadi penurunan efisiensi volumetris dari pompa (disebabkan
terbebasnya gas dan larutan), PSD minimum dapat ditulis dengan persamaan.

Pc
PSD min =WFL+ (2-13)
Gf

Dimana :

PSDmin : Kedalaman Minimum Pompa Terbenam, ft


WFL : Working Fluid Level, ft
Pc : Tekanan Casing, Psi
Gf : Gradien Fluida Sumur, Psi/ft

d. Pump Setting Depth Maximum (PSDmax)


Merupakan keadan yang ditunjukkan oleh gambar 2.16 C. (Posisi maksimum) juga
kedudukan yang kurang menguntungkan. Keadaan ini memungkinkan terjadinya overload, yaitu
pengangkatan beban kolom fluida yang terlalu berat. PSD maksimum dapat di definisikan :

PSD max =D mid Perfo − ( GfPc ) (2-14)

Dimana :

PSDmax : Kedalaman Maksimal Pompa Terbenam, ft


Dmid perfo : Kedalaman Letak Lubang Perforasi, ft
Pc : Tekanan Casing, Psi
Gf : Gradien Fluida Sumur, Psi/ft
Sumber : Imam Ansori. 2016.

Gambar. 2.16. Berbagai Posisi Pompa Pada Kedalaman Sumur

e. Pump Setting Depth Optimum (PSD opt)


Merupakan kedudukan yang diharapkan dalam perencanaan pompa benam listrik seperti
dalam Gambar 2.16 D. (Pompa dalam keadaan optimum) menentukan kedalaman yang optimum
tadi (agar tidak terjadi pump-off dan overload serta sesuai dengan kondisi rate yang
dikehendaki), maka kapasitas pompa yang digunakan harus sesuai dengan produktivitas sumur,
yang dapat dituliskan sebagai berikut:

PIP−Pc
PSDopt=WFL+ (2-15)
Gf

Dimana :
WFL : Working Fluid Level, ft
PIP : Pump Intake Pressure, Psi
Pc : Tekanan Casing, Psi
Gf : Gradien Fluida Sumur, Psi/ft

2.5.1. Perhitungan Pump Intake Pressure


Untuk menghitung pump intakepressure fluida yang akan masuk ke dalam pompa, maka
kita menggunakan langkah seperti di bawah :
1. Penentuan Gradien Fluida
Gradien Fluida ( Gf )=SGFluida × 0,433 (2-16)

2. Penentuan HPIP
HPIP=Dmid Perfo−PSDopt (2-17)

3. Penentuan Pump Intake Pressure


Pump Intake Pressure ( PIP ) =Pwf −( HPIP × Gf ) (2-18)

2.5.2. Penentuan Total Dynamic Head (TDH)


Untuk menghitung TDH fluida yang akan diangkat oleh pompa, maka menggunakan
langkah seperti di bawah ini :
2. Penentuan Tubing Friction Loss ( H f )

1,85 1,85
100 Qt
Friction loss=
2,0830 × [ ] [ ]
c
4,8655
34,3 (2-19)
ID

Tubing Friction Loss ( H f ) =Friction Loss × PSDopt (2-20)

3. Penentuan Tubing Head ( H T ¿


Tubing Pressure
Tubing Head ( H T )= (2-21)
Gf

3. Penentuan Total Dynamic Head (TDH)


TDH =PSDopt+ H F + H T (2-22)

2.5.3. Penentuan Jumlah Stage Pompa


Untuk menghitung jumlah tingkat pompa (stage), digunakan total dynamic head (TDH)
dibagi dengan harga head/stages yang didapatkan dari memplotkan pada grafik pump
performance curve.
TDH
Jumlah Stage= (2-23)
Head / Stage

Setelah mendapatkan hasil jumlah stage dengan rumus di atas kemudian kita memilih
sate tandem pompa pada katalog pompa yang tersedia. Jika jumlah stage hasil perhitungan tidak
tersedia pada suatu tandem pada katalog pompa maka pilihlah stage yang terdekat lebih banyak
dari jumlah stage hasil perhitungan. Jika jumlah stage terlalu banyak dan tidak tersedia pada
jumlah tersebut dalam satu tandem maka kita bisa memakai dua tandem pompa dengan
konsekuensi harga lebih mahal.

2.5.4. Pemilihan Motor dan Horse Power


Brake horse power adalah sebuah satuan penunjuk daya sebuah mesin sebelum dikurangi
oleh losses akibat desain sistem atau losses lainnya. HP yang dibutuhkan pompa dapat diperoleh
dengan menggunakan rumus :

HHP=HP motor ×Jumlah Stage× SG mix (2-24)

Setelah mendapat hasil HP yang dibutuhkan motor maka kemudian kita melihat pada
katalog motor. Sama seperti jumlah stage, jika tidak ada HP yang tersedia pada suatu motor
maka gunakanlah HP terdekeat yang lebih besar atau gunakan dua motor.

2.5.5. Pemilihan Transformer dan Switchboard


Menentukan transformer dan switchboard yang akan dipakai, perlu diketahui terlebih
dahulu berapa besar voltage yang akan bekerja dan berapa besar KVA yang akan gunakan pada
transformer dan switchboard tersebut. Adapun langkah-langkah untuk menentukan transformer
dan switchboard adalah sebagai berikut.
1. Menentukan Panjang Kabel
L=PSDopt +100 ft (2-25)

2. Menentukan ∆ V Kabel
∆V
∆ V kabel=Vmotor+ (2-26)
1000 ft

3. Menentukan Total Tegangan


Vtotal=Vmotor+ ∆ V kabel (2-27)

4. Menentukan KVA
1,73× Vtotal × a
KVA= (2-28)
1000

Setelah mengetahui jumlah KVA yang akan digunakan pada rangkaian pompa ESP,
untuk pemilihan dari transformer dapat dipilih pada katalog yang tersedia, untuk pemilihannya
jika jumlah KVA yang dibutuhkan tidak tersedia pada katalog maka dipilihlah jumlah KVA yang
tidak jauh di atas dari jumlah KVA yang dibutuhkan. Sedangkan untuk pemilihan dari
switchboard dengan menggunakan katalog dengan cara melihat jumlah ampere dan jumlah
KVA yang dibutuhkan, jika jumlah ampere dan KVA yang dibuthkan tidak tersedia maka
pilihlah dengan jumlah yang tidak jauh diatas dari jumlah ampere dan KVA yang dibutuhkan.
3.5 Tahap-tahap mendesain pompa ESP
A. Data Sumur
B. Proses perhitungan

1. Water Phase = Wc x Spesific Gravity Water


2. Oil Phase = Oil Cut x Spesific Gravity Oil
3. Spesific Gravity Campuran = Spesific Gravity Water Phase + Oil
4. Gradient Fluida = SG Fluida Campuran x 0.433 Psi/ft
5. Penentuan Produktivity Index (PI)

Q
PI ¿
Ps−Pwf

6. Penentuan Q max
400
2
Q max = Pwf Pwf
1−0.2
Ps ( ) ( )
−0.8
Ps

7. Penentuan Q Optimum melalui kurva IPR


Dengan mengasumsikan beberapa nilai Pwf, dapat dihitung besarnya laju alir
pada berbagai kondisi.
2
Pwf Pwf
Qo = Q max *( 1−0.2 ( ) ( )
Ps
−0.8
Ps

Q optimum = 80% x Q max

Setelah mendapatkan curva IPR tarik garis yang di dapatkan hasil dari 80% x Q
max dan di dapat harga Pwf nya.

8. Menentukan kedalaman pompa.

= HP + 200

10. Menentukan Total Dynamic Head


A. Menentukan Vertical Lift (Hd)
PWF
depth perfo −
Sgmix X 0.433 X 3.281

B. Menentukan Tubing Friction Loss (Hf)

ΔPf =518 ρ 0.79 . q1.79 μ0.207


L
1,000 D 4.79
B. Tubing head (HT)
PWH
=
Sgmix X 0.433 X 3.281
C. Total Dynamic head
= HD+HF+HT
11. Milih Jenis dan Ukuran Pompa Dari Grafik Pump Performance Curve pada frekuensi
40 Hz

12. Menghitung Jumlah Stages Pompa


TDH
Jumlah Stages =
HC

13. Menghitung Horse Power Motor yang di perlukan (HHIP) pada frekuensi 50 Hz
HHP = HP motor x Stages

14. Memilih Motor Dari Tabel

15. Menghitung Kecepatan Alir di Anulus motor (FV)


0,019 x Q
FV =
( ID casing )2−( OD motor )2

16. Memilih jenis kabel pada arus yang di pakai

17. Memilih Transformator


= Volt motor + Voltage Drop

18. Memilih Switchboard yang di inginkan

V . I . 1.73
= KVA =
1000

19. Hasil Desain Pompa Esp

Data Sumur MT-07


Tabel 4.1 Data Sumur MT-07 Lapangan Riq
Parameter Nilai Satuan

Top Perforasi 1192 Ft

Bottom Perforasi 1198 Ft

Mid Perforasi 1195 Ft

OD Tubing 2 7/8 Inch

ID Tubing 2,411 Inch

OD Casing 7 Inch

ID Casing 6,5 Inch

DFL 836.9676 Ft

SFL 0 Ft

Q GROSS 165 BFPD

Q NET 57 BOPD

Water Cut 0,5 %

SG Oil 0,946

SG Water 1,02

SG Fluida 1,02

Ptubing 240 Psi


PWF 334,9
PR 1375
PWH 210
Pwf Est 500

4.2. Proses Perhitungan IPR


Metode yang digunakan dalam perhitungan Inflow Performance Relationship di dalam
Tugas Akhir ini adalah metode Vogel 2 phasa. Hasil perhitungan IPR ini akan digunakan untuk
mengetahui apakah sumur MT-07 bisa di optimasi atau tidak dengan langkah- langkah
perhitungan sebagai berikut :

1. Menghitung Gradient Fluida ( GF )


a. SG Fluida Campuran
= ( Water Cut x SGw ¿ + (1- water cut ) x SGo )
= ( 0,5 x 1,02 ) + (1-0.5) x 0.946
= 0.983
b. Gradient Fluida ( GF ) = SG Fluida Campuran x 0,433 psi/ft
= 0,983 x 0,433 psi/ft
= 0.425639 Psi/ft

2. Menghitung Productivity Index ( PI )


Q
Productivity Index ( PI ) =
Ps−Pwf
165 BPD
=
1375−334,9 Psi
= 0.158 BDP/Psi

3. Menghitung Q max
Q
2
Q max = Pwf Pwf
1−0.2 ( ) ( )
Ps
−0.8
Ps

165 BFPD
2
= 334,9 334.9
1−0.2
1375( −0.8 ) (
1375 )
= 182.556 BFPD

Tabel 4.2. Hasil Perhitugan IPR Sumur MT-07


pwf,psi Q
1375 0
39.4563
1200 9
78.7558
1000 7
111.875
800 6
138.815
600 5
149.968
500 1
159.575
400 7
167.638
300 3
174.156
200 1
179.128
100 9
182.556
0 7

Sumur MT-07 Lapangan Riq

IPR
1600

1400

1200

1000

800

600

400

200

0
0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200

Grafik 4.1. Kurva IPR Sumur MT 07

Berdasarkan kurva IPR Sumur MT-07 pada lapangan Riq memiliki harga Qmax sebesar
182.55 BFPD sedangkan laju alir yang dilihat dari data produksi hanya 165 BFPD dan water cut
nya 50% bisa dilihat bahwa laju alir maksimalnya masih sangat tinggi dibandingkan laju alir
yang sekarang, oleh karena itu sumur MT-07 masih bisa dioptimasi untuk menaikkan dan
menurunkan produksinya. Dan dari kurva ipr ini laju alir yang di ambil adalah 150 BFPD,karena
laju alir yang dipilih masih berada dibawah laju alir maksimal.

4. Mendesain Pompa ESP

Kedalaman POmpa ( PSD ) = HP + 200 ft

= 836,9676 ft +200 ft

= 1036,9676 ft

5. Menghitung Total Dynamic Head ( TDH )


a. Menentukan Vertikal Lift ( H D )
Pwf est
Vertical Lift ( H D ) =depth perfo-
Sgmix x 0.433 x 3,281
500
= 1195-
0.983 x 0.433 x 3,281
= 836,976

b. Menentukan ( H F )

ΔPf =518 ρ 0.79 . q1.79 μ0.207


= L
1,000 D 4.79

ΔPf =518 x 0.9830.79 . 0,104161.79 300.207


= (1036,96 x 3,281)
1000 x 2,441 4.79

= 0.853521

PWH
c. Menentukan Tubing Head ( H T )=
Sgmix X 0.433 X 3.281

210
=
0.983 x 0,433 x 3,281

=150.3736
c. Menentukan Total Dynamic Head ( TDH )
Total Dynamic Head ( TDH ) = H D +¿ H F + H T
= 836,976 + 0.853521+150,3736

= 988.1947 x 3,281
= 3242.267

6. Menentukan Seri Pompa, Head Capacity, Daya Pompa, Melalui Kurva Kinerja
( Curve Performance ) Dari Pompa ESP
Dalam penentuan pompa yang dibutuhkan. Pompa IND-230 ini mampu mengangkat
atau memproduksikan fluida yang di inginkan yaitu 150 BFPD karena laju alir yang kita
inginkan masih berada di operating range pada pompa IND-230.

Dari Pump Performance Curve Pompa IND 230/40 Hz/ 2333 RPM diketahui :
 Batas bawah kapasitas produksi yang direkomendasikan = 67 BPD
 Batas atas kapasitas produksi yang direkomendasikan = 267 BPD

Grafik 4.2Pump Curve Performance 1 Stages IND 230, 40 Hz


Dalam penentuan spesifikasi pompa ESP dilakukan pemilihan terhadap curve
performance yang sesuai dengan cara memilih kurva yang memberikan nilai efisiensi
maksimum. Dari plot dengan Q = 150 BFPD didapat hasil sebagai berikut :
1. Jenis pompa seri IND 230,
2. Head Capacity 9.6 Ft
3. Daya 0,22 HP dengan frekuensi 40 Hz

7. Menghitung Jumlah Stages


TDH
Jumlah Stages =
Head/Stages
3242,267
=
9,6 Ft
= 337 Stages

8. Menghitung Horse Power Motor yang diperlukan ( HHIP ) pada Frekuensi 50 Hz.
HHP = HP Motor x Stages
= 0,22 x 337 Stages
= 74,14 HP

9. Menghitung Kecepatan Alir di Anulus Motor ( FV )


0,019 x Q
FV = 2 2
(ID Casing) −(OD Motor)
0,019 x 150
=
(6,5)2−(4,56)2

= 0.083192ft/detik
10. Penentuan Jenis Kabel dan Voltage Drop

Gambar 4.3 Cable Voltage Drop

Memilih jenis kabel pada arus yang dipakai 45 Amper dan didapatkan hasil jenis kabel 4
AWG, kehilangan tegangan 24 Volt per 1000 Ft.

A. Penentuan Panjang Kabel (L) = 1036.968

∆v
ΔVkabel =L×
1000

24
= 1036.968 ×
1000
= 24.88766 Volt

11. Memilih Transformator dan Switchboard


Total tegangan yand diperlukan :
(1) Vtot = Volt Motor + Voltage Drop
= 1295 Volt + 24,88 Volt
= 1283.888 Volt

V x α 1,73
(2) KVA =
1000
1283,888Volt x 45 ampere x 1,73
=
1000

= 99.95065 KVA
. Hasil Desain Pompa ESP Sumur MT-07

Tabel 4.3 Hasil Desain Pompa ESP Sumur MT-07 Lapangan Riq

Spesifikasi Nilai Satuan


Jenis Pompa IND 230/40Hz
Pump Setting Depth 1036.967 Ft
Total Dynamic Head 3242.267 Ft

Capacity Pompa 67-267 Bfpd


Stages 337 Stages
Horse Motor 60 HP
Motor Type 540 Series
Motor Voltage 1295 Volt
Motor Ampere 45 Ampere
Cable Type Awg #AWG4 -
Transfomer Type 1317.814 Volt

Switchboard Type 102.5918 KVA

Anda mungkin juga menyukai