Anda di halaman 1dari 10

Contoh Pemboran Multi Lateral

CT-018 Contoh Pemboran Multilateral 1


1. TEXACO FEE BROOKELAND #1
(dikutip dari buku Multilateral An Overview and Primer Course with Design
Considerations, Presented by Philip C. Crouse Petroleum Network Education Conferences)

1.1. Pemboran
1.1.1. Lateral Pertama
Setelah penyemenan caisng 9-5/8" dilakukan diatas top formasi Chalk,
pemboran berarah mulai dilakukan. Karena titik Kick- Off terlalu dekat dengan
casing seat, penggunaan MWD tidak dapat dilakukan karena interferensi
magnetik dari casing. Untuk mengarahkan lubang, digunakan gyro hingga
pemboran cukup jauh sehingga penggunaan MWD dimungkinkan.
MWD kemudian diangkat pada MD 9425 ft. Top dari ash marker adalah
pada 9900 ft MD, 9785 ft TVD. Pada 100 ft MD diatas marker, kenaikan
kandungan gas terlihat dalam log lumpur. Pada 10063 ft MD, 9822 ft TVD, terjadi
kick dan annular preventer ditutup dan kemudian sumur dikill dengan
mensirkulasi gas keluar dengan 10 ppg brine. Kick ini terjadi pada end dari build
section sehingga trip harus dilakukan untuk mengganti BHA angle hold. BHA
untuk bagian lateral ini terdiri atas :
PDC bit - Single Adjustable motor - Float Sub - Pup Joint - Mule shoe sub
-Drill Collar - Flow Sub - Drill Collar - Cross Over - 1 JT Jars - 1 Jt HW - 147 JTS 4-
1/2 " S-135 DP.
Setelah running 21 stand kedalam lubang, sumur kembali mengalir.
Untuk itu 500 bbl brine 10 ppg disirkulasi ke dalam annulus tetapi gas tetap
bermigrasi ke permukaan. Untuk itu pemasangan karet dari rotating head
dilakukan. Beberapa saat setelah operasi pemboran dilanjutkan kembali, MWD
fail dan harus di-retrieve dengan wireline. Kegagalan MWD ini dikarenakan oleh
temperatur formasi yang mencapai 290 F dan tetap bertambah dengan gradient
2 derajat/ 100 ft. MWD diganti dengan peralatan steering setelah terjadi
kegagalan beberapa kali.
Penggunaan peralatan steering ini dibatasi oleh rotasi dari drillstring.
Sehingga survey harus dilakukan saat drillstring tidak berputar untuk itu waktu
pemboran menjadi lama dimana ROP rata-rata hanya 115 ft/hari. Temperatur
pada saat penggunaan alat ini berkisar antara 200 -295 F dan terlihat
bergantung pada jumlah patahan yang dibor dan volume gas. Untuk itu
diputuskan untuk mencoba menggunakan MWD kembali.
MWD baru ini bertahan hingga 5 • hari dan rata-rata 237 ft/hari berhasil
dibor dengan kebanyakan waktu dipakai untuk mensirkulasikan gas. Secara
keseluruhan terjadi 13 kali kegagalan alat dalam 28 hari dengan ROP 116 ft/hari
dan pemboran berhasil mencapai 13051 ft MD, 10016 ft TVD.
1.1.2. Lateral Kedua
Pemboran lateral pertama dihentikan setelah over budget hingga $
268M. Untuk lateral kedua, kick off point adalah pada kedalaman 9395 ft dengan
inklinasi +5 derajat. Sidetrack dilakukan dengan WOB rendah dan RPM tinggi

2 CT-018 Contoh Pemboran Multilateral


pada bit. Lubang 8 •" sepanjang 45 ft berhasil dibor untuk sidetrack dan
kemudian BHA ditrip untuk pemasangan angle build assembly.
Sewaktu trip ini, dilakukan pemasangan high pressure rotating head
untuk alasan keamanan dan mengurangi waktu sirkulasi gas. Pemboran
dilanjutkan untuk build section dan memakan waktu 2 • hari ( 546 ft MD) dan
tiga buah peralatan MWD. Lateral kedua berhasil dibor sepanjang 3000 ft dalam
8 hari. Selama itu hanya 2 jam waktu pemboran yang hilang untuk keperluan
sirkulasi gas karena pemasangan high pressure rotating head.

1.2. Komplesi
Sebuah retrievable packer diset dibawah 9 5/8" casing pada kedalaman 9235 ft.
Setelah pemasangan packer tersebut, drill pipe dirun kedalam lubang untuk
mensirkulasi corrosion inhibited packer fluid. Drill pipe kemudian dilepas dan drilling rig
diganti dengan rig komplesi untuk memasang 2 7/8" internally plastic coated tubing.

CT-018 Contoh Pemboran Multilateral 3


2. Idd El Shargi North Dome field, Qatar
(dikutip dari Field Experience With Multilaterals in the Idd El Shargi North Dome Field,
Qatar, SPE Drilling and Completion, March 1998)

2.1. Well Planning


Pemilihan sistem multilateral didasarkan atas beberapa kriteria yang harus
dipenuhi untuk memungkinkan operasi-operasi berikut :
1. Re-entry ke dalam cabang lateral berapapun jumlahnya tanpa
memperdulikan letak dalam lubang utama.
2. Penggunaan selective locating nipple (latch coupling) yang memungkinkan
penembpatan akurat dari peralatan pemboran atau komplesi pada premilled
casing window.
3. Instalasi peralatan defleksi yang retrievable ( whipstock pemboran, workover
dan produksi).

2.2. Perencanaan Profil Directional


Profil directional didesain sedemikian rupa sehingga memungkinkan exit dari
window pada inklinasi dan azimuth yang optimum. Penempatan window exit dilakukan
hampir horisontal sehingga dog-leg yang terbentuk ketika build dari whipstock ke
formasi baru dapat dibatasi hingga 7 o/100 ft. Dengan DLS ini, kesulitan sewaktu
running peralatan pemboran, production liner, peralatan stimulasi, peralatan logging
melalui window exit dapat dikurangi.
Pengeboran direncanakan untuk dilakukan dengan sistem top-down. Lapisan
Shuaiba A akan dibor hingga total depth dan kemudian dicased off. Shuaiba B akan
dibor kemudian hingga total depth sebelum re-entry Shuaiba A untuk komplesi.
Dengan demikian, diharapkan setiap lateral dapat dibor tanpa loss fluida dan
cutting ke dalam lateral yang sebelumnya. Selain itu, kemungkinan untuk crossflow
dapat dikurangi melalui pemasangan short liner.

4 CT-018 Contoh Pemboran Multilateral


⇪ Gambar 1.
Lokasi Lapangan ISND di Teluk Arab. Lapangan ditemukan pada 1960 dan
pengembangan dilakukan pada 1964. Reservoir Shuaiba direncanakan untuk
dieksploitasi dengan sumur-sumur multilateral.

⇪ Gambar 2. Profil Sumur Shuaiba melalui survey MWD.

CT-018 Contoh Pemboran Multilateral 5


2.3. Pemasangan 9 5/8-in. Casing ( Orientasi Multilateral Window )
Pemasangan casing 9 5/8-in. yang melibatkan multilateral window joint didahului
dengan perencanaan terlebih dahulu untuk menjamin penempatan yang tepat
orientasinya. Penentuan MD window exit dilakukan dari analisis openhole log. Setelah
window joint dipasang pada casing string, pipa dirotasi hingga orientasi yang diinginkan
sebelum pipa diturunkan. Untuk kasus beberapa window joint harus dipasang, tanda
harus dibuat pada pipa untuk menjamin agar orientasi window joint berikutnya dapat
benar.
Casing kemudian dirun kedalam lubang hingga window joint mencapai inklinasi
lubang hingga 20o dan gyro check dilakukan untuk memastikan orientasi window exit.

2.4. Pemboran melalui 9 5/8-in. Window


2.4.1. Orientasi Whipstock
Setelah pemasangan dan testing 9 5/8-in. casing, peralatan retrieving diturunkan
untuk mengangkat isolation sleeve. Pemasangan whipstock drilling dilakukan melalui
latch coupling pada bagian bawah whipstock. Setelah terpasang, orientasi yang tepat
akan terjadi antara whipstock dengan window exit.
2.4.2. Pemboran melalui Window Opening
Pemboran melalui window dilakukan dengan menggunakan milled tooth bit
yang didesain untuk digunakan dengan motor. Setelah pemboran melalui window, hole
angle dibuild dari 5 hingga 7o/100 ft. Pemboran dilanjutkan hingga total depth dari
lateral A. Bit ditrip untuk kemudian dilakukan logging dan dipasang liner 7- in.

6 CT-018 Contoh Pemboran Multilateral


⇪ Gambar 3. Sistem Multi-Lateral
2.4.3. Penyemenan Liner
Liner yang digunakan memiliki panjang sekitar 250 ft. Sebuah external
casing packer digunakan untuk mencegah migrasi semen ke bawah ke reservoir
produktif. Semen yang digunakan adalah semen slurry dengan additif latex dan
fiber.
2.4.4. Washover Transition Joint dan Whipstock
Setelah penyemenan 7-in. liner dilakukan, sumur dibersihkan hingga top
dari transition joint. Peralatan washover diturunkan untuk menghancurkan
whipstock untuk kemudian whipstock diretrieve kembali.
Dengan demikian pemboran lateral Shuaiba B dapat dilanjutkan kembali.
Setelah pemboran lateral B selesai dilakukan, whipstock dipasang pada
lateral window exit A untuk membersihkan liner 7 -in.
2.4.5. Re-entry Cabang Lateral
Untuk re-entry ke cabang lateral dapat dilakukan setelah pemasangan
workover whipstock dilakukan. Entry ke cabang yang lain dilakukan setelah
whipstock diangkat kembali.

CT-018 Contoh Pemboran Multilateral 7


2.5. Hasil Lapangan
Sewaktu pemboran sumur IS-75, build section dibor secara medium-radius 12 •
in. Build up rate berkisar antara 3 hingga 7o/100 ft sebelum mencapai casing point pada
5852 ft MD dengan inklinasi lubang akhir adalah 84o. Casing shoe diset 212 ft kedalam
Shuaiba B dan window joint ditempatkan pada 5291 ft MD Shuaiba A. Inklinasi lubang
pada window exit adalah 74o. Sumur kemudian dibor melalui window sepanjang 12425
ft total depth dengan menggunakan MWD/FEWD tool untuk geosteering dan kontrol
directional.
Liner 234 ft kemudian dipasang setelah openhole logging dan cleanout
dilakukan. Liner ditahan pada top window joint dengan menggunakan 7-in. transition
joint. Komponen liner terdiri atas guide shoe, ball catcher, external casing packer,
multistage cementing collar, dan transition joint. Washout kemudian dilakukan.

⇪ Gambar 4. Well IS - 75 adalah sumur yang pertama kali dibor. Sumur ini
direncanakan untuk digunakan sebagai sumur injeksi air.

8 CT-018 Contoh Pemboran Multilateral


DAFTAR PUSTAKA

CT-018 Contoh Pemboran Multilateral 9


DAFTAR PARAMETER DAN SATUAN

halaman pelengkap

10 CT-018 Contoh Pemboran Multilateral

Anda mungkin juga menyukai