Anda di halaman 1dari 16

Sand Control Dengan Menggunakan

Coiled Tubing

TUJUAN

Mengenal Operasi Sand Control Dengan Menggunakan Coiled Tubing


Mengenal Metoda-Metoda Pengontrolan Pasir Dengan Coiled Tubing
Menchanical Gravel Pack
Chemical Formation Consolidation
Resin Coated Sand Slurry Packo

CT-012 Sand Control dengan Menggunakan Coiled Tubing 1


1. Pendahuluan
Perkembangan teknologi coiled tubing telah menimbulkan kepercayaan untuk
melakukan aplikasi pengontrolan pasir melalui coiled tubing. Beberapa konfigurasi sumur
yang berbeda telah menunjukkan hasil yang ekonomis. Bahkan, beberapa sumur yang
mulanya tidak dikomplesi dengan gravel pack sudah didisain untuk kemungkinan melakukan
gravel pack untuk mengantisipasi terproduksinya pasir di masa depan. Pengontrolan pasir
dilakukan dengan gravel packing, meskipun dapat juga dipakai conventional pack. Gravel
packing konsentris dan konsolidasi pasir lebih banyak digunakan karena kemajuan dalam
peralatan, service, peralatan bawah lubang, dan fluida.
Terproduksinya pasir biasanya merupakan suatu hal yang tidak dikehendaki. Hal ini
disebabkan karena pasir sangat mempengaruhi kinerja sumur dengan cara:
¾ membahayakan peralatan produksi
¾ membuat plugging pada lubang.
Pengontrolan pasir (sand control) dibutuhkan karena :
¾ disain komplesi awal yang tidak memadai
¾ rekomplesi ke interval baru
¾ perubahan karakteristik produksi reservoir.
Teknik ini terutama diterapkan pada :
¾ komplesi konvensional yang mulai memproduksikan pasir
¾ sumur dengan gravel pack yang rusak.

2 CT-012 Sand Control dengan Menggunakan Coiled Tubing


2. Latar Belakang
Sand control melalui tubing pertama kali digunakan pada 1960 dan 1970-an dengan
kemampuan mengalirkan fluida dengan laju tinggi dan bebas pasir. Tetapi metoda ini
dianggap tidak menarik dan dilupakan pada tahun 1980-an. Perkembangan coiled tubing
membangkitkan kembali ketertarikan pada pengontrolan pasir untuk mempertahankan
produksi marginal dan mengembangkan lapangan kecil atau cadangan yang terbatas.

CT-012 Sand Control dengan Menggunakan Coiled Tubing 3


3. Pemilihan Tempat
Pengontrolan pasir melalui tubing dilakukan jika:
¾ Kondisi yang sulit atau daerah terpencil menyebabkan tidak dapat
dilakukannya operasi gravel pack menggunakan rig konvensional.
¾ Cadangan tidak dapat mengembalikan biaya gravel pack konvensional.
¾ Tidak dapat dilakukan gravel pack secara individu pada zona yang tipis dan
berlapis.
¾ Formasi bertekanan tinggi membutuhkan air asin (brine) yang berat dan
mahal untuk pengontrolan sumur.
Faktor-faktor lain yang perlu dipertimbangkan adalah:
¾ panjang interval
¾ laju produksi yang diinginkan
¾ produksi air
¾ biaya proyek secara keseluruhan.

4 CT-012 Sand Control dengan Menggunakan Coiled Tubing


4. Metoda Pengontrolan Pasir
Terdapat beberapa alternatif pengontrolan pasir yang dapat dilakukan dengan teknik
coiled tubing.
¾ Mechanical gravel pack
¾ Chemical formation consolidations
¾ Resin coated sand slurry packs
Ringkasan metoda pengontrolan pasir disajikan pada tabel 1.

¯ Tabel 1. Ringkasan Metoda Pengontrolan Pasir


TREATMENT KOMENTAR APLIKASI
Mechanical Sering harus mematikan sumur. Interval sampai dan lebih
gravel pack Kehilangan tekanan di ID kecil dari 20 ft dan perbaikan
akan membatasi laju alir dan sulit mechanical gravel pack
untuk mencegah pack void dalam screen konvensional yang
interval yg. panjang. Penggunaan rusak.
lubang di masa depan mungkin
terbatas
Chemical Sederhana, cocok untuk interval Interval kurang dari 10 ft
formation pendek (di bawah 10 ft) dan perbaikan mechanical
consolidation gravel pack screen
konvensional yang rusak

Resin coated Diperlukan membor pilot hole Interval sampai dan lebih
sand slurry untuk zona fully deplete. Tidak dari 20 ft dan perbaikan
packs membor sumur akan meningkatkan mechanical gravel pack
kemungkinan kesuksesan screen konvensional yang
pengontrolan pasir, tetapi rusak.
membatasi laju alir. Sulit
mendapatkan kontak butiran ke
butiran dan compressive strength
yang cukup sepanjang pack

CT-012 Sand Control dengan Menggunakan Coiled Tubing 5


5. Mechanical Gravel Pack
Mechanical gravel pack dilakukan menggunakan through tubing screen yang dapat
melewati batasan tubing produksi minimum dan dipasang di dalam casing. Sekarang sedang
dibuat screen dengan presisi dan kualitas yang tinggi. Material yang lebih kuat, diameter
yang lebih besar, dan unit heavy duty yang mampu menekan/ menarik, dan fluida yang lebih
baik akan membuat instalasi dan pemompaan slurry menjadi lebih mudah dan efisien.
Terdapat dua metoda yang digunakan :
¾ ver the top squeeze
¾ Washdown

5.1. Pertimbangan Disain


Pembuatan disain untuk ukuran dan volume pasir gravel pack, screen gauge
adalah sama dengan conventional pack. Teknik through tubing ini juga meliputi
penempatan pasir di sekitar screen kecil dan blankpipe yang di-run melalui tubing
produksi.
Pertimbangan dan parameter disain untuk mechanical gravel pack meliputi:
Interval dan panjang assembly
Panjang bottomhole assembly untuk zona yang kecil saja dapat mencapai 50 ft,
biasanya 150-200 ft. Pada instalasi, screen adalah 5-10 ft lebih panjang daripada
interval yang diperforasi. Blankpipe di atas screen adalah 2-3 kali panjang screen
untuk menyediakan volume pasir cadangan jika terjadi pengendapan selama
produksi. Diperlukan juga wash shoes, stinger receptacle, pack-off, dan hold down.
Screen centralization
Centralizer dibutuhkan karena diameter screen adalah fleksibel dan cenderung
untuk tergeletak sepanjang sisi bawah casing, terutama jika screen dipasang di
dasar dan tidak digantung dari nipple tubing produksi atau diikatkan ke tubing.
Melakukan centralizing pada BHA dalam casing adalah sulit dan mungkin tidak
dapat dilakukan pada sumur sangat miring. Masalah ini mempengaruhi keefektifan
gravel pack karena dapat menyebabkan pack sand menjadi kosong dan centralizer
mengalihkan pasir dari perforasi. Kegagalan gravel pack terjadi jika pack void
membuat aliran dari perforasi yang akan membahayakan screen.
Screen type
Dapat digunakan dual and perforated prepacked, dan sintered metal screen untuk
meminimalkan kerusakan dari cutting produksi. Prepacked screen mempunyai
lapisan pasir antara dua screen dan ID yang lebih kecil daripada all-weld screen.
Teknologi penyaringan digunakan untuk menghasilkan porous outer metal yang
menutupi sintered metal screen untuk menahan cutting. Campuran sintered
stainless steel atau high nickel dilakukan dalam temperatur dan tekanan tinggi, dan
dibentuk menjadi tube untuk membentuk media berpori.
Keuntungan sintered screen:
¾ lebih tahan daripada disain wire-wrapped
¾ tahan asam
¾ fleksibel melalui lengkungan beradius pendek

6 CT-012 Sand Control dengan Menggunakan Coiled Tubing


¾ satu ukuran cocok untuk berbagai macam pasir gravel pack
¾ halangan aliran lebih sedikit karena ketebalan dinding berkurang
(minimum OD dan maksimum ID).
Diameter downhole
Diameter dan luas daerah sangat kecil karena BHA harus dapat melewati diameter
minimum tubing produksi. Laju alir dibatasi oleh kehilangan tekanan dalam
assembly yang panjang. Screen ber-OD kecil juga membatasi laju alir karena
mengurangi radius efektif lubang bor dan memberikan tambahan kehilangan
tekanan.
Tieback ke tubing produksi
Jarak dari zona gravel pack ke akhir tubing (EOT) harus diperhitungkan jika BHA
digantung pada nipple tubing produksi. Tieback yang panjang dan berdiameter
kecil dapat menyebabkan friksi yang berlebihan sehingga mambatasi laju alir dan
produksi. Untuk mengatasi masalah ini, screen assemblies dapat ditengahkan
(centralized) dan dipasang di dasar.
Menempatkan bottomhole assembly
Running BHA yang panjang memerlukan persiapan dan perencanaan khusus.
Kedalaman tubing sampai subsurface safety valve dapat digunakan untuk
menambah pelumasan di permukaan, tetapi insertion bertekanan tidak
diperbolehkan dan sumur harus dimatikan sebelum BHA di-run pada coiled tubing.
Penempatan gravel
Pasir ditempatkan dengan:
¾ memompakan blender mixed gel slurry
¾ menggunakan sand injector
Slurry adalah sistem gel dengan kemampuan membawa pasir dari blender ke
pompa dan membuat pack mengendap dalam waktu tertentu untuk mencegah
kekosongan (void). Sand injector menginjeksikan pasir gravel pack ke dalam fluida,
biasanya air, downstream dari pompa. Pasir mengendap dengan cepat jika
menggunakan metoda water packing dan menghilangkan kerusakan formasi dari
gel. Wireline bailers juga dapat digunakan untuk menempatkan pasir.
Penggunaan lubang bor
Penggunaan lubang bor untuk workover dan komplesi di masa mendatang harus
dipertimbangkan sebelum running equipment. Melakukan fishing pada screen yang
kecil adalah sulit dan seringkali dilakukan pengambilan sebagian.

5.2. Over The Top Squeeze Pack


BHA gravel pack diatur pada dasar dan pasir di-bullhead ke anulus sekitar screen
(gambar 1). Prosedur :
¾ Pasang screen dan blankpipe pada dasar, jika perlu lakukan plugback
dengan atau tanpa tieback ke EOT atau gantung BHA dari nipple tubing
produksi.
¾ Pasang retrievable plug pada puncak blankpipe.
¾ Lakukan injeksi dan bullhead slurry pasir dari tubing produksi atau coiled
tubing ke perforasi dan anulus sekitar screen sampai terjadi sandout.

CT-012 Sand Control dengan Menggunakan Coiled Tubing 7


¾ Wash out sand yang berlebih ke puncak blankpipe menggunakan coiled
tubing.
¾ Buanglah bail cement ke puncak seal sand jika BHA tidak diikat ke tubing
produksi.
¾ Retrieve plug dari puncak blankpipe.
¾ Pasang packoff dan tahan ke puncak seal blankpipe dalam tubing produksi
jika BHA diikat ke tubing produksi atau digantung pada nipple.

⇪ Gambar 1. Over-The-Top Squeeze Pack


Keterangan gambar:
(a) Run BHA pada coiled tubing dan digantung pada nipple tubing produksi
atau dipasang pada dasar, dengan atau tanpa tieback pada tubing. Pasang
retrievable plug pada puncak BHA.
(b) Tempatkan pasir di anulus sekitar screen sampai terjadi sandout.
(c) Bersihkan pada puncak BHA dan retrievable plug. Pasang packoff dan tahan
pada puncak BHA.

5.3. Washdown Pack


Pasir diletakkan sepanjang perforasi dahulu, dan baru kemudian BHA
ditempatkan (gambar 2).

⇪ Gambar 2. Washdown Pack

8 CT-012 Sand Control dengan Menggunakan Coiled Tubing


Keterangan gambar :
(a) Spot pasir atau ceramic beads sepanjang perforasi dan bullhead ke
perforation tunnel dan casing sampai terjadi sandout.
(b) Matikan sumur dan run BHA pada coiled tubing.
(c) Bersihkan BHA ke tempat pack material. Release wash pipe dan tarik
bersama dengan coiled tubing.
(d) Pasang packoff dan tahan pada puncak BHA.
Seringkali digunakan ceramic beads sebagai pasir gravel pack standar. Hal ini
disebabkan karena ceramic beads mempunyai :
¾ kebundaran yang baik
¾ densitas lebih tinggi
¾ kontrol ukuran lebih baik
Kualitas ini memberikan permeabilitas yang baik dan juga membuat penempatan
screen lebih mudah karena karakteristik washing lebih baik. Jika digunakan ceramic
beads, tidak dapat dilakukan acidizing pada sumur dengan asam HF. Ceramic beads
akan kehilangan compressive strength dan menjadi collapse dalam asam, sehingga
mengurangi permeabilitas.

CT-012 Sand Control dengan Menggunakan Coiled Tubing 9


6. Chemical Consolidation
Pengertian dasar :
¾ Dilakukan dengan memompakan resin sehingga mengikat butiran pasir
saat plastik mengeras (gambar 3).
¾ Secara mekanis, treatment ini tidak membutuhkan peralatan down-hole
dan dapat dipompakan tanpa mematikan sumur.
¾ Secara operasional, tetap memerlukan bahan kimia dan penjadwalan
pemompaan.
¾ Dilakukan dalam beberapa tahap dan terdapat masalah dalam
pembagiannya.
¾ Dibatasi hanya pada interval perforasi kurang dari 10 ft.
Perkembangan peralatan coiled tubing telah memudahkan cleanout lubang,
fleksibilitas penempatan sistem resin, zone coverage yang lebih baik, dan kemampuan
mengalir kembali (flowback) yang baik.

⇪ Gambar 3. Chemical Consolidation

6.1. Tipe Treatment


Beberapa sistem treatment yang telah digunakan :
¾ Furan
¾ epoxy
¾ phenolic resins
Sistem furan mempunyai beberapa kelebihan:
¾ lebih sederhana pada pemompaan
¾ dikatalisasi secara eksternal
¾ dapat dicampur dahulu (pre-mixed) untuk menghindari pencampuran
bahan kimia yang kompleks di lokasi
¾ karena dikatalisasi eksternal, furan tidak mengalami masalah premature
set-up yang muncul pada sistem katalisasi internal, yang diatur dengan
waktu dan temperatur.

10 CT-012 Sand Control dengan Menggunakan Coiled Tubing


Compressive strength hasil laboratorium pada temperatur tinggi (160o):
¾ Oil based furan sekitar 2200 psi
¾ Water based furan dan oil based epoxy hanya 1700 psi.
¾ Tidak ada informasi pada phenolic resin, tetapi dari literatur "sekitar 2000
psi".
Pengaruh asam
¾ Asam HF melemahkan konsolidasi formasi kimia sehingga pengasaman
dengan mud acid setelah konsolidasi harus dihindarkan.
¾ Setelah terbentuk plastik, asam HCl dapat digunakan dengan efek yang
kecil.
Karena konsolidasi formasi tidak mempunyai tambahan kehilangan tekanan
(tidak seperti gravel pack dan RCSSP), laju alirnya dapat mencapai seperti pada
komplesi tanpa gravel pack. Laju alir dapat sampai 15-20 MMcfd, tetapi dibatasi
hanya 5-8 MMcfd.
Laju alir dapat diprediksikan dengan program analisa sistem non-gravel pack.
Studi lab menunjukkan bahwa setelah treatment, permeabilitas for-masi berkurang
60 %, tetapi hasil lapangan tidaklah sebesar itu. Untuk pemodelan digunakan
pengurangan 15-25 %.

6.2. Kesimpulan
Konsolidasi formasi adalah pengontrolan pasir yang paling tidak efisien, tetapi
menarik untuk diterapkan pada beberapa aplikasi.
Keuntungannya adalah :
¾ tidak meninggalkan pasir atau peralatan di dalam sumur
¾ membuat mudah untuk remedial work dan pengontrolan sumur di masa
mendatang
¾ treatment-nya sederhana
¾ hanya membutuhkan peralatan permukaan yang minimum, dan setelah
dipasang, tidak memerlukan tambahan mobilisasi
¾ karena tidak ada halangan di dalam casing, laju alir yang tinggi dan bebas
dari pasir dapat diperoleh.
Konsolidasi resin adalah efektif untuk pengontrolan pasir pada interval pendek
(kurang dari 10 ft). Karena treatment dipompakan bertahap, yang harus masuk semua
perforasi, problem pembagian membatasi keefektifan pada interval panjang.
Biaya treatment konsolidasi resin terutama pada bahan kimia jika treatment
dapat di-bullhead ke tubing produksi. Biaya meningkat jika ditempatkan melalui coiled
tubing atau jika ruang kerja dibatasi atau memerlukan lift boat atau peralatan
pendukung. Pengalaman menunjukkan bahwa konsolidasi resin digunakan pada zona
dengan cadangan (reserve) kecil, sekitar 1-2 Bcf.

CT-012 Sand Control dengan Menggunakan Coiled Tubing 11


7. Resin Coated Sand Packs
Resin coated sand slurry packs (RCSSP) adalah penempatan resin coated sand
(RCS) dalam perforasi dan berfungsi sebagai plug yang permeabel (gambar 4). Teknik ini
sudah digunakan sejak 1960. Jika ditempatkan dengan benar, pasir ini mempunyai
kekuatan yang cukup dan permeabilitas yang tinggi. Jika diperlukan, lubang pilot dapat
dibor melalui bagian tengah plug untuk mengurangi kehilangan tekanan akibat aliran
linier vertikal.

⇪ Gambar 4. Resin Coated Sand Slurry Pack (RCSSP)


Keterangan gambar:
¾ (a) Spot RCS dan bullhead ke perforation tunnel dan casing sampai terjadi
sandout. Test sumur melalui plug permeabel.
¾ (b) Lakukan pemboran lubang seluruhnya atau sebagian melalui bagian
tengah plug menggunakan mud motor.
¾ (c) RCSSP dengan lubang ’donat’ memberikan pengontrolan pasir tanpa
screen dan blankpipe.
Terdapat dua tipe RCS:
¾ Pasir yang dilapisi dahulu dengan phenolic resin
¾ Liquid epoxy resin yang dipompakan dalam sand slurry
Pada beberapa kasus, karena tingginya permeabilitas, dimungkinkan untuk
mengalirkan sumur tanpa membor pilot hole. Jika RCS tidak lebih 5 ft di atas puncak
perforasi, diperoleh laju alir yang ekonomis.

7.1. Pertimbangan Disain


Program analisa sistem dapat memprediksikan kinerja aliran RCSSP yang
mempunyai pilot hole melalui pusat dasar perforasi. Jika belum dibor, dapat digunakan
analisa elemen terbatas (finite element). Teknik ini membagi plug menjadi zona-zona
yang tipis, yang dapat dianalisa untuk memprediksikan kontribusi berbagai susunan
perforasi.

12 CT-012 Sand Control dengan Menggunakan Coiled Tubing


7.2. Penempatan
¾ RCSSP dipompakan dengan cara bullheading atau spotting sand-fluid
slurry dengan coiled tubing.
¾ Slurry terus didesak sampai terjadi sandout, meninggalkan resin coated
sand plug dalam casing sepanjang perforasi.
¾ Setelah memberikan tekanan untuk meyakinkan bahwa terdapat kontak
butiran ke butiran yang baik, sumur ditutup sampai resin masuk.
Pada banyak kasus, puncak sand plug adalah jauh di atas perforasi,
menyebabkan kehilangan tekanan yang besar melalui sand plug. Membor plug
menggunakan mud motor pada coiled tubing akan memberikan bentuk seperti donat di
dalam casing dengan diameter pilot hole sekitar 2". Hal ini akan mengurangi kehilangan
tekanan dan menyebabkan laju alir menjadi ekonomis.
RCSSP mempunyai keuntungan dibandingkan gravel pack konvensional :
¾ Tidak meninggalkan screen atau blankpipe dalam rekomplesi di masa
mendatang.
¾ Karena tidak memerlukan BHA, RCSSP dapat ditempatkan dan dibor tanpa
mematikan sumur.
Prosedur :
¾ Spot atau bullhead slurry dengan coiled tubing
¾ Displace dengan air laut atau air asin sampai terjadi sandout
¾ Pack sampai densitas maksimum
¾ Tes aliran sumur melalui plug
¾ Jika laju melalui plug tidak memadai, drill pilot hole melalui plug
menggunakan mud motor
¾ Produksikan sumur melalui ’donat’ yang terbentuk

7.3. Perbaikan Gravel Pack


RCSSP dapat digunakan untuk memperbaiki gravel pack yang gagal jika RCS
dapat ditempatkan di luar screen. Untuk penempatan yang baik, lakukan perforasi pada
screen sebelum memompakan RCSSP. Penempatan dengan coiled tubing dapat
membantu dalam hal ini.

7.4. Batasan
Terdapat dua kerugian RCSSP :
¾ Pemilihan teknik penempatan pasir yang menjamin bahwa pack yang tebal
akan memberikan compressive strength yang cukup di sepanjang perforasi
¾ kemungkinan perlunya membor plug
Saat slurry RCSSP dipompakan, perforasi tertentu mengandung fluida. Saat
slurry mencapai perforasi, resin coated sand cenderung mengalami dehidrasi sebelum
perforasi yang bawah mengalami packing. Hal ini menyebabkan zone coverage tidak
lengkap, sehingga terdapat pack void atau mengurangi kontak butiran ke butiran, yang
membatasi densitas dan compressive strength pack. Metoda coiled tubing untuk
menempatkan sand plug dan RCSSP akan menaikkan tingkat kesuksesan.

CT-012 Sand Control dengan Menggunakan Coiled Tubing 13


Jika diperlukan pemboran perforasi bawah, sisa resin coated sand pada interval
itu dapat rusak. Problem ini menjadi berarti pada interval yang panjang.
Problem compressive strength RCSSP dapat diselesaikan dengan re-treating
zona, tetapi biayanya besar
Pada banyak sumur, membor pilot hole melalui bagian tengah RCSSP ke dasar
perforasi dapat menjadi masalah.
1. Meskipun terdapat perkembangan dalam mud motor berdiameter kecil, masih
terdapat batasan torsi. Peralatan pemboran dan underreaming mudah
mengalami stall, terbakar, atau terpuntir.
2. Deviasi lubang menyebabkan plug dibor hanya pada bagian dalam casing (casing
low side) sampai ke perforasi. Dalam hal ini, hanya resin coated sand di dalam
perforasi saja yang mengontrol produksi pasir dari formasi, dan seringkali terjadi
kerusakan pada pack.
Seringkali direkomendasikan bahwa pilot hole hanya dibor pada 3-5 ft dari
puncak perforasi. Hal ini menghasilkan kehilangan tekanan aliran linier pada sand plug,
tetapi memberikan pengontrolan pasir yang lebih baik. Pada interval panjang,
kehilangan tekanan melalui plug dapat mengurangi recovery dari perforasi bawah.

14 CT-012 Sand Control dengan Menggunakan Coiled Tubing


DAFTAR PUSTAKA

1. nn., "Coiled-Tubing Technology", SPE Reprint Series no.38, Society of Petroleum


Engineers Inc., Richardson TX, 1994.
2. Teel. M.E., "Coiled Tubing Handbook", World Oil, Gulf Publishing Company, Houston,
1993.
3. nn., "Coiled Tubing Client School Manual", Schlumberger, 1996.

CT-012 Sand Control dengan Menggunakan Coiled Tubing 15


16 CT-012 Sand Control dengan Menggunakan Coiled Tubing

Anda mungkin juga menyukai