Anda di halaman 1dari 40

a. intake bar rack b. traveling screen c.

drum screen

d. microstrainer

Beberapa jenis penyaring yang sering digunakan dalam sistem pengolahan. (a). intake bar rack , (b)
traveling screen, (c) rotary drum screen, (d) microstrainer
Diskripsi Saringan Kasar (coarse screen)

Tipe Lokasi Diskripsi

Bar Rack atau Bar Di depan stasiun Bar screen dapat dibersihkan secara manual atau
Screen pompa atau unit mekanik. Untuk pembersihan secara manual
pemisah pasir (grit biasanya digunakan untuk instalasi pengolahan air
chamber) limbah kapasitas kecil.

Coarse woven-wire Di belakang bar screen Bentuknya bermacam-macam : datar, keranjang,


screen atau di depan trickling sangkar (cage), disk. Digunakan untuk
filter. memisahkan padatan dengan ukuran yang relatif
kecil. Pembersihan dilakukan dengan cara
mengambil saringan dari bak atau saluran. Ada
tipe yang menggunakan screen yang dapat
digerakkan atau dipindahkan seperti pada saringan
halus. Padatan yang tersaring dipisahkan secara
kontinyu kedalam penampung, bukaan screen
bervariasi antara 3 –20 mm tergantung kebutuhan.

Comminutor Digabungkan dengan Comminutor terdiri dari peralatan seperti grinder


saringan kasar (coarse dan memotong material yang tertangkap oleh
screen) screen. Comminutor dilengkapi dengan gigi
pemotong atau peralatan pencacah dalam drum
yang berputar.
Kriteria Perencanaan Bar Screen

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam merencanakan bar screen


antara lain yakni :

Kecepatan atau kapasitas rencana.

Jarak antar bar

Ukuran Bar (batang).

Sudut Inclinasi.

Head loss yang diperbolehkan.


Kreteria desain untuk bar screen.

Kriteria Desain Pembersihan Pembersihan


Manual Mekanis

Kecepatan aliran melalui screen (m/det) 0.3 – 0,6 0,6 – 1,0

Ukuran Bar (batang)


Lebar (mm) 4–8 8 – 10
Tebal (mm) 25 - 50 50 - 75

Jarak antar bar (batang) (mm) 25 - 75 75 - 85

Slope dengan horizontal (derajad) 45 - 60 75 – 85

Head loss yang dibolehkan, clogged 150 150


screen (mm) 800 800
Maksimum head loss, clogged screen
(mm)
Self-Cleaning Suction Strainer
The self-cleaning suction strainer is designed to protect pumps from becoming
clogged by debris, trash and solid dirt. It is connected to the pump intake and
submerged in the water source (river, lake, etc).
Principle of Operation
As the pumped water flows through the strainer, all the debris is trapped on
the screen, protecting the pump from clogging or damage, resulting in increased
pump efficiency and reducing maintenance costs.
The screen is kept clean by the continuously rotating jets (using pump pressure
through the return line), that sweep away the debris from the screen.
The Amiad Spectrum
GSI-II
GSI-II
System description
Total flow rate 220 m3/h
• Stage 1: 200 micron - 2 x EBS (100% standby)
• Stage 2: 25 micron - 2 x EBS (100% standby)
• Stage 3: 5 micron - cartridge system, skid
mounted complete with valves & pipes (100%
standby)
• Specially designed air purging St.St. Control
panels. (1 Master and 4 local controllers).
Bak pemisah lemak sederhana.

Foto bak pemisah lemak dan bak ekualisasi tertutup.


Foto bak pemisah lemak sederhana.
Unit Pemisah Pasir (Grit Removal)
Fungsi :

Melindungi kerusakan pada peralatan mekanik seperti pompa, flow meter dll
agar tidak terjadi abrasi atau kebuntuan.

Untuk menjaga atau mencegah kebuntuan di dalam sistem perpipaan dan


terjadinya pengendapan di dalam saluran.

Untuk mencegah pengerakan (cementing) di dasar bak pengendapan awal


atau bak pengolah lumpur (sludge digesting).

Untuk mengurangi atau menghilangkan akumulasi dari material inert yang


tidak dapat terurai di dalam bak aerasi atau reaktor biologis serta bak
pengolah lumpur yang akan mengakibatkan kerugian volume (loss of usable
volume).
Keuntungan atau kerugian mengenai berbagai letak bak pemisah pasir.

Lokasi Bak Keuntungan Kerugian


pemisah Pasir

Sebelum pompa air Perlindungan terhadap Seringkali kontruksinya


limbah kerusakan poma maksimum terletak di dalam tanah
sehingga biaya konstruksi
lebih mahal, dan
pengambilan pasir (grit) ke
permukaan lebih susah.

Sesudah Pompa Tidak terlalu masuk ke Kadang-kadang terjadi


dalam tanah dan masalah pada pemakaian
pengambilan material pompa. Operasi pompa
endapan lebih mudah. tidak normal.

Digabungkan Biasanya biaya konstruksi Perlindungan terhadap


dengan bak lebih murah, pemeliharaan pompa kurang.
pengenadap awal dan pembersihan mudah.
Tipikal aerated grit chamber

Jalur aliran helical di dalam aerated grit chamber


Kreiteria perencanan untuk tipikal bak pemisah pasir dengan aerasi.
Kriteria Perencanaan Besaran (range value) Keterangan

Demnsi : Lebar bak adalah terbatas untuk


Panjang (m) 7,5 – 20 memberikan aksi putaran aliran dalam
Lebar (m) 2,5 – 7,0 bak.
Kedalaman (m) 2–5
Ratio lebar/kedalaman 1:1–5:1
Ratio Panjang/lebar 2,5 : 1 – 5 : 1

Kecepatan aliran pada permukaan 0,6 – 0,8


(m/detik)

Waktu Tingga pada aliran puncak 2-5 Jika bak pemisah pasir digunakan untuk
(menit) pre aerasi atau untuk memisahkan grit
dengan ukuran yang lebih kecil dari 65
mesh (0,21mm) maka dibutuhkan waktu
tinggal yang lebih lama.

Suplai Udara 4,6 – 12,4 liter/det per Udara yang lebih banyak diberikan untuk
meter panjang bak. bak pemisah pasir yang lebih lebar dan
(3 – 8 cfm/ft) lebih dalam. Untuk kecepatan udara 4,6 –
8 lt/det.m dan untuk ukuran bak 3,5 –5 m
lebar, kedalaman 4,5 m akan memberikan
kecepatan permukaan (surface velocity)
sekitar 0,5 – 0,7 m/detik. Kecepatan di
dasar bak kurang lebih 75 % dari
kecepatan permukaan. Kecepatan0,23
m/det dibutuhkan untuk dapat
bergeraknyanya partikel 0,2 mm bergerak
sepanjang dasar tangki.
Proses Nertalisasi atau Pengontrolan pH

Proses netralisasi bertujuan untuk menetralkan pH atau keasaman air limbah


sampai menjadi netral. Hal ini dimaksudkan agar proses pengolahan air limbah
secara biologis dapat berjalan dengan baik.

Bahan kimia yang digunakan adalah asam sulfat (H2SO4) atau asam khlorida (HCl)
untuk menetralkan air limbah yang bersifat alkali. Sedangkan untuk zat alkali yang
banyak digunakan antara lain yakni soda ash atau soda abu (NaHCO3), Kapur
tohor (CaO), Ca(OH)2 , CaCO3, natrium hidroksida (NaOH).

Proses penetralan umumnyan dilakukan dengan pengadukan di dalam bak


pencampur dengan waktu tinggal 5 – 30 menit, dan biasanya dilengkapi dengan
kontroler pH. Untuk penetralan dengan menggunakan kapur, dapat menimbulkan
endapan garam kalsium.
KONTROL pH
FOTO SISTEM KONTROL PH IPAL PRODUKSI UCC
Proses Koagulasi – Flokulasi
Koagulasi adalah proses destabilisasi partikel koloid dengan cara
penambahan senyawa kimia yang disebut koagulan. Koloid mempunyai ukuran
tertentu sehingga gaya tarik menarik antara partikel lebih kecil dari pada gaya tolak
menolak akibat muatan listrik.

Melalui proses koagulasi terjadi destabilisasi, sehingga partikel-partikel koloid


bersatu dan menjadi besar. Dengan demikian partikel-partikel koloid yang pada
awalnya sukar dipisahkan dari air, setelah proses koagulasi akan menjadi
kumpulan partikel yang lebih besar sehingga mudah dipisahkan dengan cara
sedimentasi, filtrasi atau proses pemisahan lainnya yang lebih mudah.

Bahan kimia yang sering digunakan untuk proses koagulasi umumnya


dikalsifikasikan menjadi tiga golongan, yakni Zat Koagulan, Zat Alkali dan Zat
Pembantu Koagulan.

Zat koagulan digunakan untuk menggumpalkan partikel-partikel padat


tersuspensi, zat warna, koloid dan lain-lain agar membentuk gumpalan partikel
yang besar (flok).
Sedangkan zat alkali dan zat pembantu koagulan berfungsi untuk mengatur pH
agar kondisi air baku dapat menunjang proses flokulasi, serta membantu agar
pembentukan flok dapat berjalan dengan lebih cepat dan baik.
Stabilitas Suspensi Koloid.
Stern (1924) / Grahame (1947) Model
Distance from Surface
x
- Diffusion layer
-
- −
- −
+
Ψζ -
- + +
-
- −
-
- −
- +
- + +
-

− −
+

Ψ0 −

Stern Plane Gouy Plane Bulk Solution


Shear Plane

Gouy/Chapman diffuse double layer and layer of adsorbed


charge
Konsep Zeta Potensial di dalam teori difusi lapisan ganda
(diffuse double-layer theory).
DISTRIBUSI MUATAN DI DALAM TEORI DOUBLE LAYER

Anda mungkin juga menyukai