Anda di halaman 1dari 19

III.

DASAR TEORI

Alat pengkondisi terletak diatas tangki lumpur dan didekat rig, alat ini
merupakan perlengkapan khusus yang berguna untuk mengkondisikan lumpur agar
sesuai dengan keadaan yang dibutuhkan.
Macam-macam alat pengkondisi lumpur diantaranya yaitu :
- Shale Shaker.
- Sand Trap
- Degasser.
- Desander.
- Desilter.

Gambar 3.1 Layout Peralatan

17

3.1

Shale Shaker
Shale shaker merupakan salah satu peralatan solid control yang pertama

digunakan dalam penyaringan padatan atau pemisahan serbuk bor (cutting) dari
lumpur pemboran yang berukuran lebih besar dari lubang ayakan (screen) akan
terbuang sedangkan yang lebih kecil dari ayakan akan terikut lumpur masuk kedalam
tangki.
Jenis dan bentuk dari shale shaker ini sendiri memiliki banyak jenis yang
dibuat dan dipakai dalam operasi pemboran, mulai yang berbentuk ayakan segi empat
dengan bujur sangkar yang paling banyak dipakai, dan ayakan berbentuk lingkaran,
dengan padatan terbuang melalui lubang di tengah ayakan, pemilihan screen pada
shale shaker perlu diperhatikan dan diusahakan harus semaksimal mungkin dalam
proses penyaringan cutting terhadap lumpur pemboran

Gambar 3.2 Shale Shaker


18

3.1.1

Saran Umum Operasi

1. Jumlah shale shaker yang dipakai tergantung dengan kapasitas volume dari
lumpur yang dipompakan maupun solid yang digunakan pada saat proses
pemboran berlangsung, usahakan siapkan shale shaker cadangan.
2. Pakai bantalan saringan yang baik, sesuai dengan yang disarankan pabrik,
kekerasan dari karet serta keeratannya memiliki pengaruh terhadap kedudukan
dan umur screen tersebut.
3. Tegangan dari screen diatur mengikuti saran pabrik, karena bila tidak akan
dapan menurunkan umur dari screen
4. Ukuran dari screen yang digunakan dianggap telah sesuai apabila dapat
mengover 75% - 80% dari total aliran waktu bekerja , dan pada multiple deck
kita dapat mengkombinasikan ukuran screen yang berbeda, tetapi bila kita
menggunakan single deck ukuran dari screen yang digunakan haruslah sama.
5. Kita perlu memperhatikan kebersihan dari screen karena pada waktu tripping
bisa saja screen buntu, maka dari itu pada saat sirkulasi berhenti screen harus
dibersihkan.
3.1.2

Basket Assembly

Basket Assmbly merupakan vibrating assembly tempat dudukan deck saringan


dipasang dimana ia digetarkan untuk menyaring lumpur agar padatan terbuang.
Basket ini didudukan pada pengisolir getaran seperti perlingkar atau karet.
Macam-macam konstruksi bentuk basket yaitu :
19

- Fixed Horizontal Basket terdiri dari 3 macam type yaitu single deck single screen,
single deck double screen dan double deck double screen. Jenis basket ini
terpasang permanen mendatar.
- Fixed Sloping Basket terdiri dari 2 macam type yaitu single deck single sreen,
single triple screen. Jenis ini terpasang permanen dengan posisi miring.
-

Adjustable Position Basket

jenis ini

posisi kemiringan dapat diatur

menyesuaikan kombonasi flowrate serta kekentalan cairan dan jumlah cutting


yang tersaring agar penyaringan terlaksana optimal.
3.1.3
Mud Box dan Skid Assembly
Mud Box merupakan suatu bak yang berfungsi untuk menerima aliran dari
sumur dan mengalirkan serta meratakan ke permukaan saringan
Sedangkan Skid Assembly merupakan bagian-bagian pengisolir getaran duduk
pada suatu kontruksi pendukung yang sekaligus juga dipakai untuk mengatur arah
aliran yang diinginkan dan juga merupakan tempat kedudukan pengisolir getaran.
3.1.4

Screen Motion

Gerakkan screen mengontrol kemampuan ketajaman penyaringan, kecepatan


gerakkan dari cutting, kapasitas pemisahan padatan dan kapasitas fluida yang dapat
disaring. Bentuk dan arah axial dari gerakkan vibrator sepanjang deck tergantung dari
posisi relatif vibrator di deck dan arah putaran dari vibrator. Ada beberapa 3 jenis
pemasangan vibrator yaitu :

20

- Dipasang ditengah dekat dengan screen, dengan pesangan vibrator tersebut


akan menimbulkan gerakkan melingkar. Kecepatan gerak cutting pada deck
horizontal tergantung arah putaran, frekuensi vibrator dan amplitudo
motion. Pemasanga vibrator jenis ini dapat dilihat pada gambar A.
- Dipasang ditengan diatas deck, akan menimbulkan gerakkan elep dikedua
ujung shaker dan gerakkan melingkar ditengah shaker. Kecepatan gerak
cutting tergantung axis dari elips, kemiringan screen dan arah putaran.
Pemasanga vibrator jenis ini dapat dilihat pada gambar B.
- Dipasang diatas deck tetapi agak kedepan dari titik tengah, dengan
pemasangan jenis ini akan menimbulkan gerakkan lurus, kecepatan gerak
cutting tergantung pada kemiringan gerakkan axis, kemiringan screen dan
frequensi vibrator. Pemasanga vibrator jenis ini dapat dilihat pada gambar C.

Gambar 3.3Screen

Conventional shale shaker mempunyai vibrator dengan G force kurang dari 3


dan untuk shale shaker dengan screen halus nilai G force antara 4 sampai 6. Untuk

21

jenis shale shaker yang modern dengan screen 210 mesh sampai 325 mesh nilai G
force vibratornya 7 sampai 7,3.
3.1.5

Capasity Shale Shaker

Shale shaker sendiri memiliki kapasitas dalam pengoperasiannya, bila


kapasitas dari shale shaker ini terpenuhi tidak menutup kemungkinan maka lumpur
akan terbuang bersama dengan cutting (overshaker), kapasitas ini sendiri dirasa sudah
memadahi bila screen tidak dalam kondisi buntu dan ukuran dari screen itu sendiri
telah sesuai dengan ukuran dari cutting yang akan dipisahkan dari lumpur pemboran.
Disini kapasitas dari shale shaker dapat dilihat dari:
1. Solid capacity limit, dimana ini merupakan batas maksimum dari ukuran solid
yang dapat diambil atau dipisahkan, biasanya solid capacity ini ditemui bila
proses pemboran melalui lapisan yang lunak sehingga cutting yang terangkat
ke permukaan semakin banyak.
2. Liquid limit, ini merupakan pengaruh dari batas maksimum GPM berbagai
macam lupur yang dapat disaring tetapi tidak sampai tumpah (overshaker),
screen yang digunakan biasanya berukuran kecil yang bisa dipakai pada saat
sirkulasi tertentu, dan bila pada saat penggunaan lumpur HIVIS maka lumpur
yang digunakan ini akan tumpah (overshaker)
3.1.6

Screen Shale Shaker

22

Screen dari shale shaker ini sendiri memiliki berbagai macam bentuk dan
ukuran tergantung dari design shale shaker, properties lumpur yang digunakan
maupun banyaknya lumpur yang digunakan, karena bila pemilihan dari screen ini
tidak sesuai maka akan mengakibatkan terbuangnya lumpur bor dengan percuma.
Macam macam bentuk screen shale shaker :

Plain square weave


Rectangular opening
Plain dutch weave
Twiled square weave

Gambar 3.4Plain Dutch

Gambar 3.5Plant Square


Weave

23
Gambar

Rectangular opening

Gambar 3.6Rectangular
Opening

Gambar 3.7Twilled Square


Weave

24

Dari ke 4 macam tersebut yang sering digunakan adalah square mesh dan
rectangular. Untuk menyaring aliran langsung dengan partikel-partikel yang sama
menggunakan square mesh. Rectangulae mesh untuk pembukaan yang besar, gunanya
untuk mencegah kebuntuan oleh material cutting dan lain-lain yang besar. Macammacam screen dalam dilihat pada gambar 6. Untuk pemilhan screen yang akan
digunakan tergantung dari shaker design, mud properties, debit pompa (flow rate).
Untuk ukuran saringan 30 mesh sampai dengan 40 mesh adalah standard
shale shaker conventional, sedangkan 80 mesh sampai dengan 120 mesh merupakan
jenis shale shaker baru untuk pemboran yang dalam dan ROP rendah dengan drilled
solid yang tersaring terbuang berukuran 95 micron atau lebih.
Derrick equipment Co memberikan 2 jenis screen untuk pengendali drilled
solid 74 micron lebih atau 40 micron lebih yaitu sandwich screen yang halus 2 lapis
untuk menghindari kebuntuan oleh cutting seperti yang terjadi pada conventional
screen, sedangkan pyramid screen dan pyramid plus screen merupakan screen
berseign bergelombang sehingga mapu meningkatkan kapasitas penyaringan sampai
150 %.
3.1.7

Standart Pengkodean Screen

Didalam pengkodean ukuran screen menurut API menganjurkan pengkodean


daftar pada screen yang meliputi, ukuran lubang screen dan persentase open area
Pengkodean API adalah sebagai berikut :

25

80 x 80 ( 178 x 178, 31,4 )


Square
Nominal
178 micron pada
kedua sisi
Open area

Api juga telah menentukan Standart pengukuran micron untuk


mempermudah pemilihan screen agar dapat mengetahui kemampuan penyaringan
dari screen itu sendiri contohnya :
API 100

137.5 165.0 micron

Yang berarti screen API 100 dapat menyaring partikel dengan ukuran 137.5
hingga 165.0 micron, berikut adalah kemampuan screen oleh API :

26

Gambar 3.8 Standart


3.2

Penyaringan Screen

Sand

Sand

Trap

trap

merupakan

yang berbentuk tirus

kebawah

dibawahnya memiliki

valve

padatan

discharge

(solid

bejana
dan
pembuang
valve)

yang dapat dibuka dan

ditutup cepat , valve

ini dibuat agar pasir

dapat dibuang cepat

tanpa membuang mud

dan bersih dengan

sendirinya ukuran dari valve ini 12 atau lebih


Sand trap merupakan bagian tangki pertama yang dilewati oleh lumpur
pemboran dan berfungsi untuk membuang padatan yang mengendap setelah lumpur
keluar dari shale shaker atau mud gas separator. Tangki ini berukuran kecil dan
kemiringan dinding adalah 45o atau lebih kecil. Perangkap pasir ini sangat membantu
mengendapkan partikel besar, apabila ada kebocoran pada shale shaker yang bocor
agar partikel besar tidak masuk ke sistem sirkulasi lainnya
3.3

Degasser

27

Degasser adalah alat yang berguna untuk memisahkan gas yang terlarut
dalam lumpur pemboran. Dalam memisahkan gas alat ini bekerja terus menerus. Gas
harus dipisahkan dari lumpur karena gas bisa menimbulkan permasalahan seperti :

Menurunkan berat jenis lumpur.


Merendahkan effisiensi pompa
Merendahkan tekanan hydrostatis lumpur.
Memperbanyak isi tangki
Menimbulkan kebakaran
Jika tidak dipisahkan dalam kondisi yang tidak diinginkan, gas gas yang

berjumlah besar akan memasuki sumur bor, maka bisa menimbulkan terjadi kick
dan dapat mengakibatkan semburan liar (Blowout)

Gambar 3.9Degasser

3.4

Desander

28

Desander merupakan alat yang berguna untuk memisahkan pasir yang


berada dalam lumpur pemboran, alat ini terdiri dari beberapa buah cilinder yang
berbentuk kerucut yang disebut hydrocyclone. Biasanya desander itu sendiri terdiri
dari 2 hingga 3 cone Cairan pengeboran dipaksakan lewat hydrocyclone yang mana
padatan yang berat akan terlempar ke dinding cyclone dikarenakan gaya sentrifugal
dan keluar melalui underflow discharge.
Hydroclone sendiri sangat penting sekali dalam usaha pemisahan antara
padatan dengan lumpur pemboran, karena bila hydrocyclone ini tidak dapat bekerja
dengan optimal maka padatan masih akan terikut didalam lumpur pemboran.

Gambar 3.10

29

Desander

Ukuran partikel solid hasil dari pemboran yang terbawa ke permukaan pada
saat proses sirkulasi berlangsung, mempunyai bermacam macam ukuran mulai dari
yang terkecil hingga yang terbesar.
Ukuran solid partikel dipengaruhi banyak faktor, tetapi ada beberapa faktor utama
yang memperngaruhi factor tersebut adalah :
1. Tipe formasi yang sedang di bor
2. Tipe bor yang sedang dipakai.
3. Kecepatan laju penembusan (Rate of penetration)
Bila saat proses pengeboran kita melewati formasi yang lunak biasanya
ukuran solid yang terikut ke permukaan akan berukuran lebih besar dan berjumlah
banyak, pada formasi yang lunak ini biasanya laju pemboran akan lebih cepat
sehingga peralatan solid control di permukaan harus mampu mengkondisikan lumpur
pemboran agar solid yang terbawa akan dapat dipisahkan secara maksimal, dan bila
pembersihan

solid kurang baik akan mengakibatkan rusaknya sifat lumpur

pemboran, yang berakibat harus menggunakan lumpur baru untuk proses pengeboran
selanjutnya.
Pada awalnya hydrocyclone dibuat untuk memisahkan partikel pada 74
micron atau lebih yang disebut desander, ukuran cyclone itu sendiri antara 4 inch 30
inch dan yang umum di pakai pada desander adalah cyclone berukuran antara 4 inch
12 inch. Dalam perkembangan selanjutnya hydrocyclone digunakan pada header
30

unit yang mampu memproses debit untuk membersihkan lumpur dari solid secara
penuh, unit ini disebut desilter. Dengan perkembangan pada unit hydroclone ini ada
beberapa keuntungan antara lain :

3.5

Umur bit dapat lebih panjang.


Pengurangan biaya perbaikan pompa.
Kecepatan laju pemboran bertambah besar.
Biaya pemeliharaan rendah karena cutting tidak terikut dengan lumpur.

Desilter
Desilter merupakan salah satu peralatan solid control yang berfungsi untuk
memisahkan lumpur pemboran dari solid solid yang berukuran silt, prinsip kerja
dari desilter sendiri hampir sama dengan prinsip kerja dari desander, , Desilter
sendiri terdiri dari beberapa cone digunakan untuk memisahkan solid berukuran silt
dengqan lumpur pemboran cara kerja dari desilter sendiri hampir menyerupai cara
kerja dari desander yaitu dengan memasukkan fluida pemboran dengan tekanan
tinggi melalui silinder dengan bagian-bagian yang berat dikeluarkan oleh tenaga
sentrifugal dan dikeluarkan melalui silinder.
keefektipan dalam memisahkan solid yang sangat halus ini dapat mengurangi
keausan pada peralatan peralatan yang nantinya akan dilewati oleh lumpur
pemboran. Sehingga usia pakai peralatan tersebut menjadi lebih lama, selain dapat

31

mengurangi keausan peralatan sirkulasi, pemisahaan ini akan menjaga berat jenis dari
lumpur.

Gambar 3.11

3.6

Mud Cleaner
Mud cleaner adalah sistem solid control yang terakhir yang merupakan
kombinasi dari peralatan peralatan solid control sebelumnya yaitu, shale shaker,
desander dan desilter , sehingga mud cleaner sendiri dipergunakan untuk
memisahkan lumpur dari partikel partikel yang lebih halus lagi dengan
menggunakan screen dari shale shaker yang mampu menyaring solid yang terbawa
berukuran 44 150 mikron.

32

Gambar 3.12

3.7

Mud

Operation Pressure
Operation pressure merupakan tekanan yang didapat pada saat peralatan
sedang beroperasi, tekanan ini dapat dilihat pada pressure gauge pada peralatan
peralatan tersebut, selain itu kita dapat menentukan operation pressure melalui
perhitungan seperti.

Operation Pressure =
(
Dimana :

feet of head mud weight


)(
)
2.309
8.33

Specific Gravity

mud weight
)
8.33

33

Feet of head

= merupakan panjang aliran , ft

1 psi

= 2.309 feet of head


Operation pressure ini biasanya digunakan untuk mengevaluasi tekanan

yang didapat pada peralatan seperti desander dan desilter, kita juga bisa mendapatkan
operation pressure ini dengan cara mengkalikan 4 x mud weight yang digunakan.
Pada dasarnya telah ada rekomendasi tekanan untuk operation pressure
pada desander dan desilter yaitu :

Mud Weight (PPG)

Specific Gravity

Operating Pressure (Psi)

8.33

1.00

32

9.00

1.08

35

10.00

1.20

39

11.00

1.32

43

12.00

1.44

47

13.00

1.56

51

14.00

1.68

54

15.00

1.80

58

16.00

1.92

62

34

17.00

2.04

66

Tabel 3.1 Rekomendasi Operation Pressure

Dengan mengetahui rekomendasi dari operation pressure ini sendiri maka


kita akan dapat mengetahui apabila ada kerusakan pada peralatan peralatan solid
control seperti desander dan desilter.

35

Anda mungkin juga menyukai