Anda di halaman 1dari 5

August 7, 2014

[UNDERBALANCED DRILLING]

Drilling
UNDERBALANCED DRILLING

Underbalanced drilling (UBD) adalah metode pemboran dimana tekanan


hidrostatik kolom fluida pemboran yang dipakai akan lebih kecil daripada tekanan
formasi, sehingga akibatnya akan ada aliran gas, air maupun hidrokarbon dari
formasi ke lubang sumur secara terus-menerus.
Penggunaan metode UBD biasanya pada daerah bertekanan subnormal karena
mampu meminimalisasi dan menghindari terjadinya problem hilang lumpur (loss
circulation) dan terjadinya pipa terjepit (differential pipe sticking). Selain itu
dimaksudkan untuk menghindari terjadinya kerusakan formasi, serta pemboran
dapat berlangsung secara efektif dan efisien (meningkatkan laju penembusan pahat,
meningkatkan hasil penilaian formasi dan pengurangan penggunaan biaya lumpur ).
Identifikasi Zona yang sesuai dengan penggunaan Metode UBD
Pada umumnya suatu operasi pemboran memiliki harapan agar dapat dilakukan
secara efektif dan efisien sehingga diperoleh suatu hasil yang optimum. Pada
kenyataannya tidak semua metode pemboran ternyata cocok dengan kondisi daerah
dimana pemboran tersebut dilakukan. Sehingga identifikasi pada daerah operasi
pemboran merupakan hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan operasi
pemboran agar didapatkan hasil yang optimum. Demikian pula pada pemboran
underbalanced, aplikasi metode ini akan berpotensial terhadap hasil yang optimum
apabila dilakukan pada daerah-daerah, seperti :
1. Depleted Reservoir (subnormal pressure)
Depleted reservoir (daerah subnormal pressure), dimana gradien tekanannya
lebih rendah dibandingkan dengan tekanan hidrostatik kolom fluida pemboran.
Jika digunakan metode conventional maka daerah ini berpotensial terjadinya
fenomena lumpur masuk kedalam reservoir (hilang lumpur) dan pipa terjepit.
Hilang lumpur ini terjadi jika besarnya lubang pori lebih besar dari ukuran partikel
lumpur pemboran. Ukuran lubang pori yang mengakibatkan terjadinya hilang

August 7, 2014

[UNDERBALANCED DRILLING]

sirkulasi ini berada pada kisaran 0,1 - 1,00 mm. Biasanya terjadi pada daerah
yang memiliki lapisan dengan permeabilitas sangat besar, rekah-rekah, seperti
sandstone dan unconsolidated sand.
2. Reservoir rekahan
Reservoir dengan rekahan alami ini biasanya memperlihatkan hilang fluida
pemboran yang sangat besar. Kehilangan fluida ini akan membuat masalah
pemboran seperti well control atau memberikan terjadinya mechanical sticking,
karena tekanan hidrostatik fluida pemborannya lebih besar dari tekanan
formasinya. Sedangkan pada operasi pemboran underbalanced tekanan didesain
lebih kecil dari tekanan formasi.
3. Formasi yang terdiri atas batuan yang keras
Salah satu faktor yang dapat meningkatkan laju penembusan pahat pada batuan
adalah densitas fluida pemboran. Studi laboratorium dan lapangan memperoleh
kesimpulan bahwa semakin ringan densitas fluida pemboran yang dipakai, laju
penembusan pahat akan semakin cepat, karena dengan semakin kecilnya
perbedaan tekanan atau differential pressure, yaitu (ph-pf) akan semakin kecil
bahkan pada UBD, perbedaan tekanan tersebut akan berharga negatif.
Laju penembusan juga terpengaruh oleh kekuatan batuan (compressive strength)
yang ditembus, dengan menurunkan perbedaan tekanan yang dimaksud, maka
kekuatan batuan tadi akan menurun dan pahat bor dapat dengan mudah
menembus lapisan batuan. Contoh untuk formasi ini adalah Limestone padat
(batu gamping) dan jenis batuan yang faktor sementasinya besar (consolidated
sand).
4. Formasi dengan permeabilitas besar
Salah satu penyebab terjadinya pipa terjepit adalah mud cake, yang terjadi jika
perbedaan (selisih) antara tekanan hidrostatik lumpur pemboran dan tekanan
formasi menjadi sangat besar pada saat melewati formasi yang porous dan
permeabel, seperti batu pasir (sandstone) dan batu gamping (limestone).
5. Formation damage
Formasi yang berpotensi mengalami kerusakan (formation damage), bila dibor
dengan metode overbalanced drilling. Salah satu penyebab kerusakan formasi
(formation damage) adalah karena penggunaan lumpur yang terlalu berat
sehingga partikel padatan lumpur (innert solids) akan masuk ke dalam formasi
produktif. Partikel padatan dan filtrat lumpur pemboran yang masuk ke formasi
akan menyebabkan beberapa hal, yaitu :
Menutup pori-pori formasi produktif.
Meningkatkan water content pada formasi yang mengandung minyak
sehingga saturasi minyak menurun dan akhirnya ditempati oleh air.
Partikel clay pada formasi produktif mengembang dan menutup permeabilitas
formasi.
Dengan adanya kerusakan formasi tersebut tentunya akan meningkatkan
biaya stimulation suatu sumur dan berakibat terganggunya produktifitas
formasi.
Semua jenis batuan memiliki kemungkinan menjadi tempat terjadinya hilang
lumpur, akan tetapi formasi yang lemah dan bergua-gua adalah yang paling
sering. Pada formasi yang lunak seperti batupasir, hilang lumpur pada prinsipnya

August 7, 2014

[UNDERBALANCED DRILLING]

diakibatkan oleh tingginya permeabilitas dan kemungkinan terjadinya rekahan.


Pada batuan keras, seperti batu gamping, dolomit dan serpih yang keras, hilang
lumpur terjadi sebagai akibat adanya vugs, caverns, rekahan alami dan induced
fracture.

Perencanaan Lumpur Pemboran Underbalanced


Pada pemboran UBD, besarnya tekanan hidrostatik fluida yang digunakan lebih kecil
dari tekanan formasi. Untuk itu digunakan fluida pemboran yang memiliki harga
densitas relatif rendah, seperti : gas, udara kering (O2), busa (foam), gas yang
dilarutkan kedalam fluida cairan (aerated liquid) dan beberapa jenis fluida fasa cair
lainnya.
Dalam perencanaan lumpur perlu diperhatikan komposisi fluida underbalanced
sehingga nantinya lumpur tersebut sesuai dengan formasi yang akan ditembus.
Tekanan lumpur underbalanced 200-500 psi dibawah tekanan formasi. Sifat fisik dari
lumpur underbalanced perlu diperhatikan karena nantinya akan berpengaruh pada
tekanan hidrostatik dan pembersihan lubang sumur.Hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam perencanaan lumpur underbalanced antara lain :volume fluida injeksi,
densitas lumpur, fraksi cairan dan gas dalam lumpur(lumpur aerasi),viskositas
lumpur, kecapatan serta pola aliran lumpur.
Pada pemboran dengan menggunakan lumpur aerasi, gas yang diinjeksikan ke
dalam lumpur berfungsi untuk meringankan berat lumpur dasar tersebut sampai
didapat berat yang diinginkan untuk memberikan kondisi underbalanced terhadap
formasi yang sedang dibor. Sedangkan salah satu fungsi lumpur aerasi yang
bersirkulasi adalah untuk mengeluarkan serbuk bor dari lubang bor. Volume gas
berpengaruh terhadap kondisi temperatur dan tekanan pada sutu kedalaman.
Dengan demikian fraksi udara atau nitrogen dan lumpur dasar akan berubah
terhadap kedalaman. Perubahan fraksi ini akan mempengaruhi perubahan densitas
dan viskositas lumpur pada setiap kedalaman.
Selain masalah fluidanya, dalam merencanakan suatu pemboran UBD perlu
diperhatikan hal-hal sebagai berikut agar keberhasilan UBD dapat dicapai secara
optimum. Perencanaan itu meliputi peralatan yang akan digunakan untuk menunjang
pemboran UBD, baik dibawah maupun dipermukaan sumur, desain wellhead, drill
string, casing dan pemilihan bitnya. Untuk wellhead, drill string, casing dan bit pada
prinsipnya sama dengan pemboran dengan menggunakan kondisi overbalanced
(konvensional), hanya saja mengalami sedikit modifikasi yang disesuaikan dengan
jenis fluida yang akan digunakan.
Kendala yang dihadapi
Kendala-kendala yang sering dihadapi dalam pemboran underbalanced, seperti :
Kestabilan sumur akan terganggu dan lubang akan gugur sehingga menyebabkan
drill string terjepit.
Adanya aliran air formasi menuju lubang sumur dapat menyebabkan
penyumbatan pada annulus sumur karena penggunaan fluida dari gas sehingga
air formasi dapat membasahi serpih bor dalam annulus.
Terjadinya ledakan didalam sumur, ini terjadi apabila menggunakan udara
sebagai fluida pemboran.

August 7, 2014

[UNDERBALANCED DRILLING]

Kesulitan pada penggunaan MWD, Pada pemboran dimana menggunakan udara


kering dan gas sebagai fluidanya, karena tidak adanya media lumpur untuk
meneruskan pulse kepermukaan untuk mendapatkan data.

Hubungan antara UBD dengan formasi yang ditembus


Beberapa kondisi yang mendasari kita untuk merencanakan model Underbalanced
Drilling tertentu berdasarkan formasi yang ditembus dan jenis fluida yang akan
digunakan, yaitu :
1. Pada formasi yang terdiri atas batuan yang keras
Cara UBD yang sebaiknya dipakai adalah dengan menggunakan udara kering
sebagai fluida pemborannya, tetapi bila permeabilitasnya besar sehingga
memungkinkan air formasi mengalir ke dalam lubang sumur, maka model mist
drilling atau mengebor dengan fluida pemboran yang dibuat menyerupai kabut
bisa digunakan. Sedangkan pemboran dimana busa digunakan sebagai fluidanya
atau foam drilling sangat baik digunakan pada formasi yang berpermeabilitas
besar sehingga aliran air formasi mampu mencapai lubang sumur. Tapi jika
terdapat aliran gas dari formasi ke dalam lubang sumur, nitrogen atau gas alam
dapat digunakan sebagai fluida yang akan diinjeksikan kedalam sumur dengan
menggunakan bantuan tubing berdiameter 1- 2 yang ditempatkan pada salah
satu sisi luar casing (parasite tubing injection).
2. Pada formasi dengan porositas dan permeabilitas batuan yang besar
Bila terdapat aliran gas dari formasi ke dalam lubang sumur, maka penginjeksian
nitrogen kedalam sumur yang berisi lumpur bor bisa digunakan sebagai fluida
UBD. Dan jika aliran gasnya tidak dijumpai, maka fluida campuran antara cairan
dan gas dapat digunakan. Sedangkan bila pipa terjepit terjadi pada formasi yang
bertekanan sangat rendah dan formasinya keras, maka busa dapat digunakan
sebagai fluida UBD. Untuk mencegah terjadinya pipa terjepit tersebut secara
umum dapat digunakan semua jenis fluida yang direkomendasikan pada model
UBD.
3. Pada formasi yang berpotensi mengalami kerusakan (formation damage)
Bila kerusakan formasi terjadi pada suatu reservoir yang mengalami penurunan
tekanan dapat digunakan nitrogen atau crude oil sebagai fluida UBD. Adapun
cara untuk mendapatkan kondisi UBD bila menggunakan fluida jenis ini adalah :
Dengan menginjeksikan fluida pemboran pada drill string melalui stand pipe,
jika tekanan formasinya sangat rendah.
Parasite tubing injection, bila tekanan formasinya agak tinggi dan pemboran
sumur membutuhkan MWD.
Temporary casing injection, jika tekanan formasi medium dan diperlukan laju
gas yang cukup tinggi.
Busa, jika tekanan formasi kecil dan menggunakan sistem terbuka (jika tidak
dijumpai kandungan gas H2S pada formasi).
Bila kerusakan formasi terjadi pada reservoir dengan tekanan normal, disarankan
menggunakan UBD dengan model flow drilling (menggunakan sistem tertutup bila
ada gas H2S dari formasi). Hilang lumpur atau kerusakan formasi pada reservoir
fractured dan bertekanan normal, flow drilling dengan sistem terbuka tanpa ada H2S

August 7, 2014

[UNDERBALANCED DRILLING]

dapat diterapkan. Bila kerusakan formasi pada reservoir yang bertekanan sangat
tinggi, digunakan UBD dengan model Snubb Drilling.

Anda mungkin juga menyukai