Anda di halaman 1dari 35

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Alat pencegah semburan liar (Blowout Preventer Equipment / BOP )

merupakan bagian penting dari peralatan rig. Dan salah satu sistem peralatan yang

mutlak harus terpasang dalam suatu operasi pemboran, karena bahaya terbesar yang

dapat menimpa rig pemboran adalah semburan liar (Blowout). Blowout merupakasn

suatu kejadian yang tidak dapat diperkirakan dengan pasti, dan blowout sangat

membahayakan jiwa para pekerja pemboran dan menimbulkan kerugian yang besar

perusahaan, serta merusak lingkungan sekitar pemboran. Biasanya, blowout terjadi

didahului oleh kick yang tidak bisa dikendalikan.

Didalam pemboran tekanan hidrostatik lumpur di dalam lubang selalu dijaga

agar lebih besar dari pada tekanan formasi, akan tetapi adakalanya tidak normal

terjadi diman tekanan formasi lebih besar daripada tekanan hidrostatik Lumpur yang

menyebabkan terjadinya proses aliran fluida formasi masuk kedalam lubang bor yang

disebut “kick”. Apabila terjadi kick, maka harus secepat mungkin menutup sumur

1
agar aliran fluida bisa dikendalikan dan selanjutnya dilakukan sirkulasi untuk

mematikan kick.

Dengan demikian alat pencegah semburan liar agar sangat diperlukan dan

dikondisikann sesuai dengan kepala sumur (Wall Head) di lokasi pemboran

berlangsung, agar susunan alat pencegah semburan liar di rig terpasang dengan benar

dan berfungsi dengan baik.

B.Perumusan Masalah

Perumusan masalah pada laporan ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana fungsi dan cara kerja Peralatan Pencegah Semburan Liar (BOP) ?

2. Bagaimana Rangkaian BOP sesuai keperluan pada sumur ?

3,.Bagaimana kesiapan Rig X dalam program Kerja Ulang Pindah Lapisan (KUPL)

pada sumur Y

C.Tujuan Penelitian

Tujuan dari pembuatan laporan ini adalah sebagai berikut :

1 Memahami fungsi dan cara kerja peralatan pencegah semburan liar (Blowout

Preventer Equipment / BOP)

2
2. Memahami rangkaian BOP sesuai dengan keperluan sumur yang akan diperbaiki,

dan mengetahui cara penanggulangan kick apabila pada sumur terjadi kick.

3. Mengetahui kesiapan Rig X dalam program Kerja Ulang Pindah Lapisan (KUPL)

pada sumur Y

D.Batasan Masalah

Pada pembahasan Proposal Laporan Tugas Akhir ini, Penulis membatasi

masalah mengenai cara kerja dan fungsi BOP yang digunakan di lapangan.

E.Manfaat Penelitian

Manfaat pembuatan laporan ini adalah Penulis dapat menambah ilmu

pengetahuan tentang BOP, baik secara umum ataupun BOP yang digunakan pada

perbaikan sumur Y. Dan Penulis juga diharapkan dapat mengembangkan ilmu

pengetahuannya di lingkungan kerja, terutama di bidang perminyakan1.

1
BOP (Blow Out Preventer).www.wikipedia.org/Blowou_preventer.Diakses Pada 20 November 2018

3
BAB II

TELAAH PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN MODEL

Blow Out Preventer (BOP) adalah komponen utama unit drilling rig yang

fungsi utamanya adalah untuk mengendalikan suatu bahaya semburan liar (blow out),

dimana terdiri dari beberapa unit katup-katup, BOP ditempatkan diatas kepala sumur

(wellhead), dimana BOP in ibis ditutup untuk alasan keselamatan pada saat pekerjaan

pengeboran diloakukan. Ram atau BOP ini dirancang untuk menutup jika tekanan

dari dalam tanah menyebabkan fluida (minyak atau gas alam) masuk ke dalam lubang

pengeboran dan mengancam keselamatan rig.

Semburan liar adalah suatu aliran cairan atau gas dari formasi yang tidak

dikendalikan menuju ke permukaan tanah yang dimulai sebagai suatu kick. Kick

merupakan aliran cairan atau gas dari suatu formasi bertekanan tinggi dibawah

permukaan tanah kedalam lubang sumur.

Sistem BOP mempunyai 2 fungsi utama yaitu :

1. Untuk menutup rapat lubang sumur bor bila terjadi kick.

4
2. Untuk memisahkan tekanan balik yang cukup pada sumur bor dan mencegah

mengalirnya cairan formasi selama proses mematikan sumur.

Pencegahan terhadap kemungkinan terjadinya semburan liar adalah dengan

program cairan pemboran yang baik berarti bahwa lubang sumur berisi cairan

pemboran yang beratnya dapat menahan masuknya cairan formasi yang menekan

dinding sumur.

Dalam menutup BOP maka, aliran dari fluida yang tidak diinginkan tersebut

dapat dicegah, sehingga lubang sumur (wellhead) memungkinkan untuk dapat

dikontrol kembali. Sekali sumur telah ditutup, selanjutnya situasi dapat dievaluasi

untuk menentukan prosedur yang dipersyaratkan dalam rangka melanjutkan operasi

dalam keadaan aman.

BOP ini dapat dipasang diatas tanah maupun di dalam air, BOP untuk sumur-

sumur diperairan yang dalam, digerakkan dan dikontrol dari jarak jauh actuator

hidrolis. Pada saat ini, rata-rata BOP untuk laut dalam dapat mengontrol 15.000 psi

untuk kedalaman air sampai dengan 10.000 feet (sekitar 300 meter).

Ada tiga tipe katup (valve) yang bisa dipakai untuk BOP di perairan dalam :

satu katup adalah “ram” yang berfuungsi sebagai penutup / segel (seal) pada pipa

dengan d2iameter yang spesifik dengan membentuk sebuah gerakan horizontal yang

tajam. Tipe yang lain dengan beerfungsi sebagai penutup / segel pada pipa dengan

2
Dokumen Rig LTO 350/37.2011.”Kumpulan Dokumen”.Jambi : PT.PDSI Jambi

5
diameter yang bervariasi. Sedangkan tipe ketiga adalah katup BOP adalah katup yang

menutup langsung kelubang sumurnya. Untuk horizon deepwater BOP mengandung

ketiga element dari jenis-jenis katup tersebut.

Sistem pencegahan semburan liar (PSL) terdiri dari 2 komponen utama yaitu :

a. Susunan BOP (BOP Stack) dan Accumulator adalah suatu susunan alat-alat

penahan tekanan yang khusus dirancang untuk menutup rapat lubang bor pada saat

ada pipa (annulus) ataupun tidak ada pipa bila terjadi kick.

b. System Choke dan Kill Line System diletakkan secara strategis dan dirancang

untuk mengontrol cairan pemboran didalam operasi mengendalikan kick atau

mematikan sumur dan mengatur aliran pompa dan membuang serta untuk

memberikan back pressure kedalam sumur selama mematikan kick.

Komponen Kode
Annular Preventer A
Rotating Head Preventer G
Single Ram Preventer R
Double Ram Preventer Rd
Triple Ram Preventer Rt
Tabel 1. Komponen BOP beserta Kode

Sumber : Peralatan Pencegah Semburan Liar : “ Kursus Well Control”(2007)

2.1 Bagian-bagian dari BOP

6
BOP dari luar pipa adalah alat yang ditempatkan atau dipasang dibagian luar

seperti: annular, ram, dan diverter.

BOP dari dalam pipa adalah alat yang dipasang atau berada dibagian dalam pipa

seperti : upper & lower Kelly cock, safety valve, inside BOP, drop in check valve,

drill pipe valve.

Saluran pengendali adalah alat yang terdiri dari pipa-pipa yang saling berhubungan

dan beberapa valve, berrfungsi untuk mengarahkan aliran Lumpur ataupun gas ke

tempat yang aman. Seperti : drilling spool, kill line, choke line, BPM (back pressure

manifold).

System control yaitu Accumulator Unit adalah alat untuk mengoperasikan buka tutup

BOP.

2.2.1 BOP dari Luar Pipa

1. Annular BOP

Merupakan alat penutup lubang yang paling fleksibel karena dapat

dipergunakan untuk menutup lubang pada segala keadaan baik ada pipa dengan

berbagai ukuran dan bentuk,maupun untuk menutup lubang pada keadaan kosong

tidak ada pipa (emergency).

7
Gambar 1.Annular BOP

Sumber : Van Vegchel J,.(2006.)

2.Ram BOP

Ram BOP adalah alat pencegah semburan liar,tipe ram ini berbeda dengan

pencegah semburan liar tipe annular.Apabila BOP tipe annular mampu menutup

sumur pada segala macam kondisi lubang tertentu,misalnya dalam keadaan tidak ada

pipa atau satu ukuran pipa tertentu maupun variasi ukuran pipa ,dalam hal ini sangat

tergantung dari desain ram yang dipasang

Gambar 2.Ram BOP

8
3
Sumber : Van Vegchel J,.(2006.)

3.Diverter

Diverter biasa digunakan pada awal-awal trayek pemboran,Diverter tidak di

desain untuk menghentikan aliran akan tetapi sebagai jalur bagi aliran dari dalam

sumur untuk mengalir menjauhi rig.Alat ini digunakan untuk melindungi pekerja dan

alat-alat pemboran dengan cara mengarahkan aliran dari dalam sumur ke jalur yang

aman.

2.2.2 BOP dari Dalam Pipa

1.Upper Kelly Cock

Upper Kelly Cock merupakan peralatan BOP yang penting karena bisa jadi

alat ini adalah pengaman terakhir terhadap blowout yang melewati drill pipe,terutama

pada saat Kelly berada didalam rotary teble.Alat ini dipasang diantara kelly joint dan

swivel yang memiliki ulir kiri.Dan berfungsi untuk mengisolasi lumpur dari drill stem

dengan swivel,rotary hose dan stand pipe bila terjadi kebocoran dan untuk mencegah

pecahnya peralatan tersebut karena tekanan dari sumur yang tinggi.

3
Departemen ESDM.Peralatan Pencegah Semburan Liar Hal: VIII/1-VIII-59.2007

9
Dengan adanya Kelly cock memungkinkan untuk mereparasi dan mengganti

peralatan di swivel dan lain-lain.Kelly cock harus memiliki tekanan kerja sama atau

lebih besar dari blowout preventer yang dipakai dan harus mempunyai diameter

permukaan sama dengan Kelly.Kelly cock umumnya tersedia dengan tekanan kerja

5000 dan 10000 psi,dan mampu menahan berat string.

Gambar 3 Upper Kelly Cock

Sumber : Van Vegchel J,.(2006.)

10
2. Lower Kelly Cock

Alat ini termasuk jenis bal valve dan bisa juga disebut kelly valve atau mud saver

valve,dipasang diantara bagian bawah kelly dengan top joint dari drill pipe dan

adakalanya dipakai untuk mencegah lumpur dari kelly yang keluar saat

dilepas.Lower kelly cock ini bisa dioperasikan saat Kelly diatas rig floor.

Gambar 4. . Lower Kelly Cock

Sumber : Van Vegchel J,.(2006.)

3.Safety Valve / Full Opening Safety Valve (FOSV)

Safety valve termasuk jenis ball valve yang dapat terbuka penuh (full open

ball type safety valve).Oleh karena dapat dibuka penuh,maka safety valve lebih

11
mudah untuk dipasang pada kondisi ada aliran dalam string.Alat ini harus selalu siap

dilantai bor ditempat yang mudah dijangkau oleh kru dalam keadaan valve posisi

terbuka dan memiliki connection atau sambungan harus sesuai dengan yang

diperlukan di drill stem untuk itu perlu juga disiapkan crossover yang sesuai.

Safety valve dapat dibuat dari lower Kelly cock yang kemudian dilengkapi

dengan tangkai yang dapat dengan mudah dilepas kembali agar dapat dengan mudah

untuk memasangnya.Setelah safety valve dipasang dilakukan pekerjaan stripping dan

dapat dilakukan pemasangan inside BOP atau drop in safety valve dart type.

4.Inside BOP

Inside BOP atau disebut juga gray valve merupakan tipe float,dimana alat

tersebut memiliki mekanisme check valve (valve insert),sehingga tetap memiliki

hambatan untuk mengalirnya semburan meskipun dalam posisi terbuka,oleh karena

itu inside BOP lebih susah dipasang pada string yang sudah menyembur.

12
Gambar 5. Inside BOP

Sumber : Van Vegchel J,.(2006.)

5.Drop in Check Valve

Sering disebut juga pump down check valve,berfungsi untuk mencegah aliran

balik dalam pipa.Drop in check valve ini memerlukan sub khusus yaitu landing sub

yang dipasang di cross over drill colar.Pemasang check valve ke dalam string setelah

kelly dilepas.Setelah kelly disambung kembali check valve dipompakan ke landing

sub.

Pencegahan semburan model ini diperlukan untuk pekerjaan stripping khususnya

operasi stripping out.Beberapa model alat ini dapat diambil kembali dengan wireline.

6.Bit Float Valve (DP Float Valve)

Bit Float Valve sering disebut juga Drill Pipe Float Valve terletak diujung

drill stem diatas pahat.Alat ini berfungsi untuk mencegah aliran balik lumpur dari

dalam pipa selama operasi pemboran,tripping dan untuk mencegah swab effect saat

mencabut directional survey instrument.

13
Gambar 6. Bit Float Valve (DP Float Valve)

Sumber : Van Vegchel J,.(2006.)

Apabila bit float valve mengalami haus dan bocor,diperlukan drop in check

valve atau inside BOP untuk pekerjaan stripping dan lain-lain.

7.Regan Fast Shut off Coupling

Alat ini dapat dengan cepat dipasang pada drill stem yaitu hanya dengan

menjatuhkan ke coupling pipa (drill pipe,tubing,atau casing) secara otomatis akan

mengunci dengan rapat (tidak bocor) karena ada packer (khusus untuk integral joint

tubing,setelah dijatuhkan masih perlu diputar seperempat putaran agar mengunci dan

duduk di upset).Setelah terpasang valve baru dapat ditutup.

2.2.3 Saluran Pengendali

14
Dalam rangkaian BOP terdapat saluran pengendali yang menghubungkan

rangkaian BOP dengan peralatan penunjang,yang berfungsi sebagai saluran

penghubung kedalam sumur.Diameter flange yang digunakan untuk menghubungkan

peralatan saluran pengendali tersebut biasanya berukuran 4” dan 2”.Peralatan-

peralatan pengendali sebagai berikut:

1.Drilling Spool

Pada awalnya drilling spool merupakan satu satunya cara untuk

menghubungan choke dan kill line ke alat pencegah semburan liar.Tapi sekarang

choke dan kill line dapat dipasang langsung pada side outlet BOP,hal ini akan

menghemat ruangan dan memperpendek tinggi BOP stack.Fungsi lain dari drilling

spool adalah untuk meninggikan posisi choke line agar selalu lurus dengan back

pressure manifold

Gambar 7. Drilling Spool

Sumber : Van Vegchel J,.(2006.)

15
2.Kill line

Berfungsi untuk saluran injeksi ke sumur apabila diperlukan untuk mematikan

kick,alat ini biasa dipasang pada drilling spool bersama-sama kill valve (HCR dan

manual operated valve).

3.Chock Flow Line

Disebut juga choke line,berfungsi untuk mengalirkan fluida bertekanan dari

sumur ke choke manifold.Choke line ini terdiri dari sebuah manual operated valve

disebut master valve yang dipasang sedekat mungkin dengan BOP dan sebuah

hydraulic power operated valve dipakai sebagai valve primer (utama) dipasang

dibagian luar dari master valve.Choke line ini disambung sampai ke choke manifold

dan diusahakan dipasang selurus mungkin.

4.Choke Manifold / Back Presure Manifold (BPM)

Berfungsi untuk menerima aliran dari sumur untuk dapat dialirkan ke ground

pit / flare dan separator.Kontruksi dari choke manifold ini terdiri dari kerangan-

kerangan,manometer dan choke.Pada choke manifold ini dipasang hydraulic

adjustable choke yang dapat dioperasikan dari jarak jauh,dimana umumnya control

panelnya ditempatkan diatas rig floor.

16
Gambar 8. Choke Manifold / Back Presure Manifold (BPM)

Sumber : Van Vegchel J,.(2006.)

2.2.4 Accumulator Unit

Pada umumnya BOP yang digunakan di unit pemboran dibuka dan ditutup

dengan menggunakan tenaga hidrolik dan sering dilengkapi dengan alat penutup

manual dan sekaligus berfungsi sebagai pengunci

Mengingat apabila terjadi kick harus diambil tindakan dengan cepat dan tepat untuk

menghindari membesarnya kick seehingga tidak terjadi blowout. Untuk itu

diperlukan unit pengendali yang dapat menyediakan tenaga hidrolik yang terus

menerus sehingga dapat dengan cepat, mudah dan aman untuk menutup BOP dari

17
luar pipa. Alat ini di unit pemboran disebut juga accumulator unit, closing unit dan

juga operating unit.

Accumulator unit tersedia untuk tekanan kerja 1500, 2000, 3000 psi dan 5000 psi.

dan keempat system tekanan kerja tersebut, sistem tekanan kerja 3000 psi merupakan

tipe yang paling banyak dipakai pemboran.

Gambar 9. Accumulator Unit

Sumber : Van Vegchel J,.(2006.)

2.2.4.a Komponen Utama Accumulator Unit 1

Komponen-komponen utama dari accumulator unit adalah tabung-tabung atau

bejana penampung cairan hidrolik, pompa, control manifold, cairan hidrolik, pipa 1”

dan remote control. Sistem accumulator harus memenuhi kapasitas menyuplai

18
volume yang diperlukan untuk menutup sistem BOP dan membuka HCR. Komponen

utama dari accumulator unit meliputi:

1. Botol Accumulator Unit

Botol-botol accumulator, yaitu botol yang berisi cairan hidrolis yang

bertekanan

tinggi bersama gas nitrogen terkompresi, yang dapat dengan cepat dapat dialirkan

untuk dipergunakan mengoprasikan BOP.

Botol accumulator yang dipakai terdapat beberapa model, antara lain:

Berbentuk silinder (cylindrical), berkapasitas 5, 10, 11, atau 15 gallon/botol.

Berbentuk bola (spherical) berkapasitas 80 gallon/botol.

Tekanan kerja botol 3000 psi atau 5000 psi.

Didalam botol atau tabung accumulator untuk model yang stanndart terdapat

bledder sebagai pemisah gas nitrogen dengan cairan hidrolis atau terdapat pelampong

dari mantel yang dilengkapi dengan penuntun pelampung tersebut (guide float). Float

valve dipasang diujung bawah botol untuk mencegah keluarnya nitrogen dapat larut

atau tercampur didalam hydraulic fluid, sehingga sedikit demi sedikit gas nitrogen

akan berkurang, yang dalam hal ini tidak terjadi untuk botol yang memakai

“bledder”. Apabila gas nitrogen, kapasitas accumulator unit akan turun, sehingga

perlu dilakukan penambahan nitrogen.

19
Model baru botol accumulator, yaitu model “Top loading”, yang untuk

mengeluarkan karet atau pelampung khusus (bukan metal) tidak perlu melepas botol

accumulator dari manifold, tetapi dapat langsung melepas dari bagian atas/tutup botol

accumulator. Tabung-tabung accumulator tersebut dihubungkan satu sama lainnya,

dengan system manifold.

2. Pompa bertekanan kerja tinggi

Dilengkapi dengan automatic hydrolic pressure switch (kontak listrik

otomatis),

sehingga pompa dapat mengisi accumulator turun, dan otomatis mengembalikan

tekanan kerja accumulator.

3. Control manifold

Terdiri dari beberapa four way valve, pressure regulator yang dipergunakan

untuk mengatur arah aliran dan besarnya tekanan dari cairan hidrolis ke masing-

masing BOP.

4. Tangki penampung (cadangan)

Dipergunakan untuk menampung cairan hidrolis dengan tekanan sama dengan

udara luar setelah dipakai mengoperasikan BOP. Cairan hidrolis yang dipergunakan

harus bertekanan rendah, tidak mudah terbakar, tidak dapat menyebabkan matinya

20
karet dan memiliki sifat melumasi dengan baik dan khusus untuk dilaut tidak boleh

menyebabkan matinya makhluk laut (non toxict in marine life).

5. Pipe rack

Berupa pipa tahan bertekanan tinggi untuk mengalirkan cairan tenaga hidrolis

ke BOP dan aliran kembalinya cairan dari BOP ke bak penampung.

6. Remote control panel

Merupakan alat pengendali accumulator unit dari jarak jauh.

2.2.4.a Komponen Utama Accumulator Unit 2

Unit accumulator biasanya diletakkan agak jauh dari rig untuk keamanan,

standar jarak minimalnya adalah 30 m. Fungsi utamanya adalah untuk menutup

secara cepat unit-unit akat pencegahan semburan liar jika terjadi suatu keadaan kick

atau blow out.

Ada beberapa alat untuk menyuplai tenaga di accumulator untuk menekan oli di

tabung:

1. Dengan kompresor

2. dengan Elektrik Pump

3. Pressure angina dari tabung cadangan (digunakan jika listrik dan suplai dari

kompresor mati).

21
4. Nitrogen Back Up.

2.3 Pemasangan dan Pengujian BOP

Untuk mendapatkan kondisi blowout preventer yang baik mencegah

terbuangnya waktu apabila setelah blowout preventer terpasang maka perlu dilakukan

pemasangan serta pengujian.

2.3.1 Pemasangan BOP

Susunan BOP (BOP strack) dipasang pada casing atau wellhead dibawah meja

putar dan berfungsi menutup sumur untuk menahan aliran fluida dari dalam sumur.

Penentuan susunan BOP yang akan digunakan dipengaruhi oleh tekanan sumur yang

dihadapi, ukuran dari peralatan pemboran yang akan masuk dan keadaan drilling rig,

terutama masalah ruangan antara tinggi cellar dan tinggi permukaan cellar ke rotary

table untuk memasang BOP.

2.3.2 Yang perlu diperhatikan dalam memasang BOP:

Semua ring groove yang harus dibersihkan dari grease atau corrosion

inhibitor. Hindari pemakaian sikat baja didalam pekerjaan membersihkan karena akan

dapat merusak permukaannya. Bersihkan dengan kain kering dan periksa dengan teliti

adanya kemungkinan yang dapat menyebabkan kebocoran4

4
Departemen ESDM.Peralatan Pencegah Semburan Liar Hal: VIII/1-VIII-59.2007

22
Beri pelumas minyak ringan, dan jangan pakai grease karena akan menyebabkan

kebocoran.

ikat dengan torsi yang cukup pada flange, clamp ataupun pada bonnet.

Semua sambungan choke line, kill line, relief line dan choke manifold harus minimal

sama dengan tekanan kerja BOP, choke line, kill line harus dijangarkan dan diikat

kuat-kuat.

Swivel joint pipe choke line dapat memudahkan pemasangan tetapi sebaiknya

dihindari pemakaian seperti ini, choke flow line sebaiknya lurus atau boleh

melengkung dengan radius besar.

Choke line sebaiknyan berukuran besar (minimum 3” ID) khusus untuk flow line,

diverter line usahakan juga dipasang lurus dengan ukuran minimum 6” sebanyak 2

buah dan dilengkapi dengan valve yang bersifat dapat terbuka penuih.

BOP terdiri dari peralatan khusus yaitu :

Annular Blow Out Preventer

Pipe ram Blow Out Preventer

Blin ram Blow Out Preventer

23
Drilling Spool

Well Head (Bottom Flage)

2.4 Pengujian BOP (Testing BOP)

Testing BOP adalah penting sekali di laksanakan karena banyak penyebab

kegagalann karena :

a. Peralatan mungkin dipasang tidak benar/sempurna.

b. BOP seal gasket dan ring joint bocor karena vibrasi pertambahan beban

c. Casing aus.

d. Kill line dan choke line serata sambungan bocor karena erosi, tersumbat, karena

endapan Lumpur, cement dan lain-lain.

Untuk menjamin kesiapan peralatan pencegah semburan liar dari segi

peralatan diantaranya harus dilakukan pengujian.

a) Frekuensi Pengujian BOP

1. Setelah pemasangan/penyusunan BOP stack.

2. Sebelum semen dibor.

24
3. Tidak lebih cepat dari seminggu sekali dan tidak lebih dari seminggu atau pada

waktu yang dianggap perlu saat akan memberi lapisan tekanan tinggi.

4. Sehabis melakukan reparasi BOP.

5. Khusus blind ram test sebelum mulai memberi semen setelah casing dipasang.

b) Tekanan Pengujian

1. Semua komponen BOP kecuali annular BOP ditest tidak boleh lebih dari

tekanan keja maksimum BOP, atau tidak lebih dari 70% dan tekanan minimum yield

strength dari casing.

2. khusus untuk annular BOP disarankan 50%v dari maksimum tekanan kerja

(agar usia packing element panjang) dan tidak melebihi 70% dari maksimum tekanan

kerja annular BOP.

2.5 Sistem Kerja BOP

Fungsi Utama dari BOP adalah untuk menutup lobang bor ketika terjadi kick.

Blowout terjadi karena masuknya aliran fluida formasi yang tidak terkendali ke

permukaan sumur.

25
Rangkaian peralatan system BOP terdiri dari tiga sub komponen, yaitu ;

rangkaian BOP stack, accumulator dan sistem penunjang. Ketiga komponen tersebut,

mempunyai fungsi dan cara kerjanya masing-masing yaitu:

1. Rangkaian BOP stack, berfungsi untuk menahan tekanan lobang bor saat terjadi

kick, dimana rangkaian tersebut terdiri dari sejumlah valve yang dapat menutup

lobang bor.

2. Accumulator, bekerja pada BOP stack dengan high pressure hydraulic (saluran

hidrolik bertekanan tinggi) pada saat terjadi kick crew dapat langsung menutup sumur

dengan menggunakan panel yang ada di unit accumulator.

3. Sistem penunjang terdiri dari choke manifold dan kill line yangb berfungsi

untuk mengatasi bila terjadi kick dengan cara mengoperasikan remote control

manifold pada rig floor atau dengan cara membuka manual choke.

26
BAB III

METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

3.1 Lokasi Penelitian

Pelaksanaan penelitian untuk pembuatan laporan tugas akhir ini berlokasi di :

1. Rig X Lokasi sumur Y

3.2 Teknik Pengumpulan Data

Dalam mendapatkan data-data yang berhubungan dengan objek yang diteliti,

penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :

3.2.1 Pengumpulan Data Tertulis

27
Dilakukan dengan melihat dan mengutip catatan-catatan, dokumen serta buku-

buku yang berhubungan dengan objek penelitian yang nantinya akan digunakan

sebagai data penunjang tugas akhir.

3.2.2 Penelitian Keperpustakaan (Library Research)

Dilakukan dnegan mempelajari literature serta segala sesuatu yang ada

kaitannya dengan objek yang diteliti dan dapat menunjang pembuatan laporan akhir

ini sehingga dapat mempertegas teori dan keperluan analisa serta mendapatkan data

yang sebenarnya.

3.3 Metode Pembahasan

Metodologi yang digunakan dalam pembahasan laporan TA ini adalah metode

analisis pustaka terkait tentang kinerja BOP pada proses KUPL ( Kerja Ulang Pindah

lapisan ) di sumur Y Analisis pustaka yang disampaikan adalah mengenai fungsi dan

cara kerja dari BOP yang digunakan di lapangan.

3.4 Identifikasi Masalah

28
Berdasarkan kebutuhan di lokasi sumur Y, Rig X menggunakan susunan

BOP yang hanya menggunakan jenis ram preventer, dikarenakan tinggi permukaan

cellar ke rotary table tidak memungkinkan untuk menggunakan annular preventer.

Dari data lokasi sumur Y, hanya digunakan satu jenis BOP pada trayek 7.

Dikarenakan kegiatan perbaikan di lokasi Rig X adalah KUPL.

3.5 Susunan BOP di lokasi sumur Y

Susunan BOP yang digunakan oleh Rig X pada perbaikan sumur Y adalah 3M-7 1/16

SRR. Maksudnya adalah Blowout Preventer ini mempunyai tekanan kerja 3000 psi,

ukuran lubang adalah 7 1/16” dan susunan dari bawah ke atas adalah single ram

preventer.

Gambar10. Contoh Susunan BOP di lokasi sumur

Sumber : Van Vegchel J,.(2006.)

29
Pada perbaikan sumur ini tida menggunakan annular preventer dikarenakan packing

element annular preventer yang dimiliki oleh rig bocor dan tinggi cellar ke rotary

table di lokasi adalah 3,3 M . Jadi, tidak memungkinkan untuk menggunakan annular,

maka harus cari rig yang lebih tinggi.

3.6 Tahapan Pemasangan BOP

Waktu pemasangan BOP dari awal sampai dengan pengetesan adlah 2 jam,

berarti tidak melebihi waktu yang ditentukan oleh PJP Amandemen 7. Tahapan

pemasangan BOP : Ukuran wellhead yang digunakan adalah 7 1/16” – 3000 jadi tidak

perlu menggunakan DSAF lagi, diatasnya langsung didudukkan ram tipe blind ram 7

1/16” x 3000 psi, kemudian di atsanya lagi didudukkan ram tipe pipe ram 7 1/16” x

3000 psi.

Function Test BOP

Waktu Function test ram preventer di lokasi sebagai berikut :

Jenis Waktu

Pipe Ram 3 detik

Blind Ram 5 detik

30
HCR 3 detik

Jenis Waktu

Pipe Ram 9 detik

Blind Ram 12 detik

HCR 9 detik

Tabel 2. Function test ram preventer

Sumber : Hidayat (2015)

Dari data table di atas berarti ram preventer berfungsi dengan baik dan layak

digunakan apabila waktunya lebih dari 20 detik maka ram preventer memerlukan

perawatan atau perbaikan.

3.7 Pemilihan Acculumator di Sumur Y

Di Rig X menggunakan acculumator dengan tekanan di tabung 1000 psi pada

saaat tidak beroperasi. Jarak acculumator dengan BOP adalah 30 m dengan diameter

31
land 1”, kapasitas cairan hidrolis di accumulator 280 gallon. Pressure yang

distanbykan di accumulator adalah :

Tipe BOP Tekanan (Psi)

HCR 1500

Blind Ram 1500

Pipe Ram 1500

Tabel 3. Pressure accumulator

Sumber : Hidayat (2015)

3.8 Pressure Test BOP dan Sistem Kerja BOP

Beberapa blowout preventer yang disusun untuk dipasang disebut stack. Pada

lokasi perbaikan sumur Y hanya satu kali BOP stack yaitu 7 1/16” x 3000 psi pada

trayek 7” dikarenakan hanya satu kali melakukan pengeboran yaitu mengebor cement

plug yang membatasi antar formasi sumur.

3.9 Cara Pelaksanaan Pengujian BOP

32
Beberapa catatan penting cara pelaksanaan yang perlu mendapat

pertimbangan dan perhatian adalah sebagai berikut :

1. Pengetesan Casing String dan Casing Head Valve, beberapa perusahaan

melakukan langsung ketika Bumping Pressure sewaktu penyemnan dicapai. Hal ini

dimaksudkan untu menghindari timbulnya retakan retakan halus pada Cement yang

mungkin terjadi akibat penekanan dilakukan seteah Cement mulai mengeras.

2. Pengetesan Joint Casing bagian atas setelah pemboran casing shoe atau

setelah minggu-minggu berikutnya dan mengetes casing head diperlukan casing cup

tester. Casing cup tester bekerja mirip Swab oleh karena itu harus memilih OD yang

sesuai dengan ukuran dan berat/ft dari casing. Cup tester diletakkan kurang lebih 90 ft

dibawah Casing head dan ada juga beberapa perusahaan yang menghendaki cup tester

diletakkan sampai kedalaman puncak cement da nada pula yang menginginkan

sampai di bawah kick off point pada sumur directional drilling.

3. Tekanan yang diberikan kepada tester cup akan langsung memberikan

beban pada drill pipe yang dipakai untuk test dan dapat menyebabkan putus, terutama

untuk grade E drill pipe. Problem yang lani adalah collapse karena kombinasi

tekanan dari luar dan tarikan.

4. Langkah untuk pengaman adalah mempergunakan drill pipe drede S135

atau heavy wall drive pipe untuk mengetes semua jenis casing. Cara lain untuk

melakukan pengetesan adalah mempergunakan casing head plug taster. Cup taster

33
dihubungkan dengan heavy wall DP sepanjang 90 ft dan ujung atas dipasang casing

head plug. Setelah casing head plug didudukkan pada casing head, penekanan untuk

test dapat dilakukan melalui casing head outet. Dengan demikian beban yang

diakibatkan cup taster ditahan oleh casing head. Untuk mencegah swab, maka

mengangkat cup taster harus pelan pelan dan bagian bawah taster cup dibuat

berhubungan dengan atmosfer melalui bagian dalam drill pipe.

5. Pengetesan pipe rams, annular BOP, choke line, kill line BOP. Khusus

pengetesan ram preventer dan annular preventer harus di test dalam 2 tahap. Tahap

pertama dilakukan dengan menekan dengan tes tekanan rendah 200 psi sampai 300

psi ditahan selama 3 menit tekanan casing atau sumur menyebaabkan gaya penutupan

dari ram menjadi lebih besar. Sehingga ada kemungkinan bocor saat di test tekanan

rendah dibanding saat test dengan tekanan tinggi, padahal kenyataannya tekanan kick

sekitar 300 psi. Khusus pengetesan annular BOP, perlu diingat bahwa hidrolis untuk

menutup BOP saat test diperlukan hanya sekitar 700 psi sampai 1000 psi. Karena ada

beberapa annular BOP yang berkarakter well pressure energized, maka semakin

tinggi tekanan tes, tekanan hidrolis untuk menutup harus diturunkan sesuai dengan

saran / ketentuan dari pabriknya. Tahap pengujian tidak boleh dilakukan uji tekanan

timggi lebih dahulu baru kemudian tekanan dibuang untuk menguji tekanan rendah.

Fluida yang dipergunakan untuk pengujian adalah air.

34
6. Waktu reaksi operasi penutupan untuk ram type BOP tidak boleh lebih dari

20 second, sedangkan khusus annular type BOP ukuran <20” tidak boleh lebih dari

30 second sedangkan untuk annular BOP 20” tidak boleh lebih dari 45 second.

DAFTAR PUSTAKA

Aminuddin,Ardian.2007.Peralatan Pencegah Semburan Liar.Jakarta : Kertas Kerja

Wajib Tidak Diterbitkan

Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral.2007.Peralatan Pencegah Semburan

Liar.Halaman VIII/1-VIII/59.IADC:”Kursus Well Control”..

Van Vegchel J,.2006.Well Control and Blowout Prevention.University of New South

Wales,Australia

35

Anda mungkin juga menyukai