Anda di halaman 1dari 30

PENILAIAN FORMASI NO : PF 21

Halaman : 1/30
Cement Bond Log (CBL)
Revisi/Thn : 2 / Juli
& 2003
Variable Density Log (VDL)

1. Tujuan

Tujuan : Evaluasi hasil penyemenan.

2. Metoda dan persyaratan

2.1 Metoda
Metoda grafis
2.2 Persyaratan
Rekaman log pada lubang tertutup (cased-hole)

3. Langkah Kerja

3.1 Metoda I

1. Siapkan data rekaman log CBL-VDL.


2. Baca rekaman log. Tentukan 100% semen yang merupakan harga amplitude paling kecil
(tidak terpengaruh oleh collar). Bila tidak ada maka teknik ini tidak dapat digunakan.
Ketidakhadiran 100% ini mengindikasikan adanya microannulus atau channeling.
3. Tentukan 0% semen, merupakan harga amplitude pada free casing. (Apabila tidak ada
maka boleh ditanyakan pada pabrik pembuatnya, biasanya amplitude > 45 mV).
4. Plot pada kertas semi-log (Gambar 6.14), langkah 2 dan langkah 3 (absis adalah % semen
merupakan sumbu linier dan ordinat adalah amplitude merupakan sumbu logaritma).
5. Untuk keperluan isolasi suatu zona, dibutuhkan 80% semen pada panjang minimum
tertentu sesuai dengan ukuran casingnya. Tentukan harga amplitude 80% semen dengan
menarik garis vertikal dari absis 80% memotong grafik (Gambar 6.14) dan dari titik potong
ini tarik garis horizontal ke sumbu ordinat dan baca harga amplitudenya.
6. Baca grafik Gambar 6.15, tentukan panjang vertikal minimum yang harus diisi 80% semen.
Apabila ternyata pada rekaman log ditemukan panjang yang kurang dari hasil pembacaan,
maka perlu dilakukan squeeze cementing (penyemenan tahap kedua). Bila perekahan
hidrolik dilakukan, maka panjang minimum yang didapatkan dari grafik Gambar 6.15 harus
dikalikan tiga.
Contoh Perhitungan:
1. Data pendukung: ukuran diameter luar casing 7 in.

Manajemen Produksi Hulu


PENILAIAN FORMASI NO : PF 21

Halaman : 2/30
Cement Bond Log (CBL)
Revisi/Thn : 2 / Juli
& 2003
Variable Density Log (VDL)

data rekaman log CBL-VDL

Gambar 3.1 Data Rekaman log CBL VDL (Metode I)

2. Baca rekaman log tersebut dan menentukan harga amplitude yang paling kecil dan tidak
terpengaruh oleh collar adalah titik A kedalaman 11490 ft dengan amplitude 0.8 mV . Titik
ini merupakan 100% semen, selanjutnya di plot pada kertas semilog (Gambar 6.14).

3. Baca kembali rekaman log untuk 0% semen (free casing), titik ini pada kedalaman 9910 ft
dengan amplitude 87 mV. Harga ini di plot pada kertas semilog (Gambar 6.14).

4. Penentuan zona isolasi yang membutuhkan 80% semen. Tarik garis vertikal dari absis 80%
memotong plot garis langkah 2 dan langkah 3. Dari titik potong ini tarik garis horizontal ke
sumbu ordinat dan terbaca harga amplitude 2 mV.

Manajemen Produksi Hulu


PENILAIAN FORMASI NO : PF 21

Halaman : 3/30
Cement Bond Log (CBL)
Revisi/Thn : 2 / Juli
& 2003
Variable Density Log (VDL)

5. Dari grafik Gambar 6.15, untuk ukuran diameter casing 7 in, maka diperoleh panjang
minimum yang harus diisi oleh 80% semen adalah 10 ft. Pada rekaman log setelah ditarik
garis cut-off amplitude 80% semen, tidak terdapat panjang melebihi 10 ft yang tidak terisi
semen, maka tidak perlu dilakukan penyemenan tahap ke dua.

3.2 Metoda II

1. Siapkan data ukuran casing, berat casing, compressive strength semen dan hasil rekaman
log.
2. Tentukan amplitude 100% semen dari Gambar 6.16.
- Dari data compressive strength tarik garis memotong ketebalan casing menuju titik
signal attenuation.
- Dari titik ini tarik garis horizontal memotong suatu titik di garis ukuran casing.
- Dari titik ini tarik garis sejajar garis amplitude dan baca harganya.
3. Tentukan amplitude 0% (free casing) dari Tabel 1, dengan menggunakan data casing.
- Tentukan travel time pada data ID casing dari Tabel 1.
- Tentukan travel time actual dari rekaman log, jika hampir sama dengan travel time
pada Tabel 1, maka amplitude pada Tabel 1 dapat dipakai pada persamaan (1).
4. Tentukan amplitude 80%, dengan menggunakan persamaan:
A80 = 10 [log A100 + 0.2 (log AFP −log A100 )]
............................................. (1)
5. Buat cut-off A80 , baca rekaman log, tentukan panjang zona minyak yang akan diisolasi.

Jika tidak cukup terdapat semen, lakukan squeeze.


Contoh Perhitungan
1. Data pendukung: ukuran diameter luar casing, 9 5 8 in
berat casing, 47 /ft
compressive strength semen, 3000 psi
hasil rekaman CBL-VDL

Manajemen Produksi Hulu


PENILAIAN FORMASI NO : PF 21

Halaman : 4/30
Cement Bond Log (CBL)
Revisi/Thn : 2 / Juli
& 2003
Variable Density Log (VDL)

Gambar 3.2 Data Rekaman log CBL VDL (Metode II)

2. Penentuan amplitude 100 ( A100 ) dari chart Gambar 6.16 adalah 2.5 mV.

Manajemen Produksi Hulu


PENILAIAN FORMASI NO : PF 21

Halaman : 5/30
Cement Bond Log (CBL)
Revisi/Thn : 2 / Juli
& 2003
Variable Density Log (VDL)

3. Dari Tabel 1. travel time yang diperkirakan pada ukuran casing yang digunakan adalah 311
µs . Travel time actual dari data log adalah 309 µs . Maka dari Tabel 1. harga amplitude 0%
semen ( AFP ) adalah 52 mV.

4. Amplitude 80% semen ( A80 )

A80 = 10 [log 2.5 + 0.2 (log 52 − log 2.5 )] = 4.6 mV ................................... (2)

5. Dari Gambar 6.15, panjang minimum yang diperlukan yang diperlukan untuk isolasi zona
(80%) semen adalah 15 ft. Dari rekaman CBL-VDL terlihat bahwa untuk isolasi zona tidak
cukup terdapat semen, sehingga harus dilakukan squeeze.

3.3 Metoda III

Jika sekeliling pipa/casing diselimuti paling sedikit 75% semen, maka terdapat hubungan
amplitude dan compressive strength cement seperti yang ditampilkan pada Gambar 6.17. Metoda
ini valid untuk alat yang dikalibrasi pada fresh water, namun berdasarkan eksperimen lapangan
untuk fluida lain dapat digunakan faktor koreksi pada Gambar 6.18.
1. Siapkan data diameter dan ketebalan casing, compressive strength cement rekaman log
CBL.
2. Tarik garis horizontal dari sumbu ketebalan pipa memotong kurva compressive strength
semen. Dari titik ini tarik garis vertikal ke atas memotong kurva bonded pipe pada ukuran
casing, kemudian tarik garis horizontal menuju absis 100% semen, grafik % semen (pipe
circumference bonded) vs amplitude CBL. Titik ini merupakan bonded pipe/100% semen
(BP).
3. Tarik garis vertikal ke bawah pada ukuran casing memotong kurva free pipe (0% semen).
Dari titik ini tarik garis horizontal menuju absis 0% semen, grafik % semen (pipe
circumference bonded) vs amplitude CBL. Titik ini merupakan free pipe/0% semen (FP).
4. Tarik garis dari titik FP dan BP.
5. Tentukan amplitude CBL paling kecil dari rekaman log, yang tidak terpengaruh oleh collar.
6. Tarik garis horizontal memotong garis FP dan BP, dari titik ini tarik garis vertikal ke
bawah, dan baca harga % semen.
Contoh Perhitungan:

Manajemen Produksi Hulu


PENILAIAN FORMASI NO : PF 21

Halaman : 6/30
Cement Bond Log (CBL)
Revisi/Thn : 2 / Juli
& 2003
Variable Density Log (VDL)

1. Data pendukung : diameter luar casing 7 in


ketebalan casing/pipa 8 mm
compressive strength cement 2000 psi
rekaman log CBL-VDL

Gambar 3.3 Data Rekaman log CBL VDL (Metode III)

2. Tarik garis horizontal (Gambar 6.17) dari sumbu ketebalan pipa memotong kurva
compressive strength semen 2000 psi. Dari titik ini ditarik garis vertikal ke atas memotong

Manajemen Produksi Hulu


PENILAIAN FORMASI NO : PF 21

Halaman : 7/30
Cement Bond Log (CBL)
Revisi/Thn : 2 / Juli
& 2003
Variable Density Log (VDL)

kurva bonded pipe pada ukuran casing 7 in, kemudian tarik garis horizontal menuju absis
100% semen (BP), dibaca harga amplitude CBL 1.8 mV.

3. Tarik garis vertikal ke bawah pada ukuran diameter luar casing 7 in, memotong kurva free
pipe (0% semen). Dari titik ini tarik garis horizontal menuju absis 0% semen (FP), dibaca
harga amplitude CBL 60 mV.

4. Tarik garis dari titik FP dan BP.

5. Amplitude CBL paling kecil dari rekaman log CBL-VDL, yang tidak terpengaruh oleh collar
adalah 7 mV.
6. Tarik garis horizontal amplitude 7 mV memotong garis FP dan BP, dari titik ini tarik garis
vertikal ke bawah, dan terbaca harga 60% semen.

Manajemen Produksi Hulu


PENILAIAN FORMASI NO : PF 21

Halaman : 8/30
Cement Bond Log (CBL)
Revisi/Thn : 2 / Juli
& 2003
Variable Density Log (VDL)

4. Daftar Pustaka

1. Bigelow, E.L. : “A Practical Approach To The Interpretation Of Cement Bond Logs”, Journal of
Petroleum Technology, Richardson - Texas, July 1985.
2. Bihn, G.C.: “An Introduction To Cement Bond Evaluation”, Atlantic Richfield Indonesia Inc.
3. Fitzgerald, D.D., McGhee, B.F., dan McGuire, J. A. : “Guidelines For 90% Accuracy In Zone
Isolation Decision”, Journal of Petroleum Technology, Richardson - Texas, November 1985.
4. Schlumberger : “Cased Hole Log Interpretation Principles/Applications”, fourth printing,
Houston-Texas., 1997.
5. Website Schlumberger

Manajemen Produksi Hulu


PENILAIAN FORMASI NO : PF 21

Halaman : 9/30
Cement Bond Log (CBL)
Revisi/Thn : 2 / Juli
& 2003
Variable Density Log (VDL)

5. Daftar Simbol

A80 = Amplitude 80% semen, mV

A100 = Amplitude 100% semen, mV


AFP = Amplitude Free Casing (0% semen), mV

Manajemen Produksi Hulu


PENILAIAN FORMASI NO : PF 21

Halaman : 10/30
Cement Bond Log (CBL)
Revisi/Thn : 2 / Juli
& 2003
Variable Density Log (VDL)

6. Lampiran

6.1 Latar Belakang

Bagian utama alat ini adalah transmitter (pemancar), yang bekerja berganti-ganti antara on dan
off seperti switch pada kecepatan tertentu, menyebabkan suatu klep bervibrasi menghasilkan
gelombang kompresi elastis. Gelombang vibrasi ini akan merambat seperti gelombang
bunyi/akustik secara spherical (bola) ke segala arah, setelah melewati fluida sumur, menumbuk
casing. Sebagian kecil energinya akan dipantulkan kembali oleh casing dan sebagian yang
lainnya akan diteruskan melewati casing, semen dan formasi.

Semua material yang ada di sekeliling transmitter akan bergetar dilewati gelombang akustik
dalam bentuk gelombang yang elastis. Material ini mempengaruhi kecepatan gelombang,
amplitude dan frekwensi dari gelombang tersebut, setelah melewati lumpur bor, casing, semen,
formasi dan kembali ke receiver, gelombang ini akan mengalami perubahan, membentuk tipe
gelombang shear dalam material padat dan mengalami pengurangan amplitude. Tipe gelombang
shear merambat lebih lambat daripada gelombang kompresi dan tidak dapat merambat melewati
fluida. Gelombang akustik termasuk keduanya, yaitu: gelombang kompresi dan gelombang shear.

Gelombang kompresi yang berupa energi mekanik dari transmitter akan ditransformasikan ke
dalam bentuk energi akustik selama transmisinya menuju receiver. Amplitude dan waktu
kedatangannya di receiver akan direkam dan selanjutnya digunakan untuk evaluasi hasil
Manajemen Produksi Hulu
PENILAIAN FORMASI NO : PF 21

Halaman : 11/30
Cement Bond Log (CBL)
Revisi/Thn : 2 / Juli
& 2003
Variable Density Log (VDL)

penyemenan. Dari referensi SPE 16817, bila amplitude mempunyai harga lebih besar dari 50 mV,
maka interpretasi ikatan semen adalah jelek (sangat sedikit semen atau bahkan tidak ada sama
sekali). Bila amplitude mempunyai harga lebih kecil dari 5 mV, maka ikatan yang ditunjukkan
adalah baik. Pada gambar berikut menerangkan hal tersebut.

Gambar 6.1 Interpretasi ikatan Semen

Cement Bond Logs (CBL) melakukan tiga pengukuran dan merekamnya secara simultan ke dalam
kertas log, yaitu: pengukuran travel time (lama waktu perambatan gelombang), amplitude sinyal
casing dan tampilan atau display spectrum energy (tipe Variable Density Log-VDL dan Full
Waveform Signature/Wave Train).

a. Travel time

Travel time adalah total waktu yang diperlukan energi akustik yang dipancarkan dari
transmiter melewati fluida casing, casing, kembali ke fluida casing dan masuk ke receiver.
Hasil rekaman ini terdapat pada jalur/track kiri, digunakan untuk meyakinkan bahwa
amplitude sinyal casing yang terekam adalah merupakan data yang akurat. Asumsi yang
digunakan adalah bahwa fluida dalam casing adalah homogen. Bila fluida dalam casing tidak
homogen, maka penyimpangan tidak dapat diprediksi.

Manajemen Produksi Hulu


PENILAIAN FORMASI NO : PF 21

Halaman : 12/30
Cement Bond Log (CBL)
Revisi/Thn : 2 / Juli
& 2003
Variable Density Log (VDL)

Pertambahan harga travel time menyebabkan travel time lebih lama dari harga travel time
pada free casing/norma, kemungkinan disebabkan oleh casing collar, stretching atau cycle-
skipping. Hal ini tidak berpengaruh merugikan terhadap kualitas dari data amplitude sinyal
casing.

Stretching terjadi karena gelombang akustik yang datang lemah, sehingga pengukuran travel
time menjadi terlambat sekitar 2 µs sampai 3 µs. Gambar berikut menunjukkan adanya
stretch.

Gambar 6.2 Stretching akibat gelombang akustik

Manajemen Produksi Hulu


PENILAIAN FORMASI NO : PF 21

Halaman : 13/30
Cement Bond Log (CBL)
Revisi/Thn : 2 / Juli
& 2003
Variable Density Log (VDL)

Gambar 6.3 Stretching

Apabila travel time menunjukkan harga yang lebih besar daripada harga waktu perambatan
dalam casing yang dihitung, maka biasanya hal tersebut dikatakan sebagai cycle-skip yang
menunjukkan ikatan semen yang baik. Hal ini juga terjadi pada amplitude dari casing, yang
disebabkan karena amplitude yang dilemahkan, sehingga tiba di receiver belakangan dan
merupakan sinyal kuat dari formasi seperti yang ditampilkan pada gambar berikut.

Manajemen Produksi Hulu


PENILAIAN FORMASI NO : PF 21

Halaman : 14/30
Cement Bond Log (CBL)
Revisi/Thn : 2 / Juli
& 2003
Variable Density Log (VDL)

Gambar 6.4 Skipping akibat gelombang akustik

Gambar 6.5 Skipping

Travel time yang lebih pendek mengindikasikan bahwa pengukuran amplitude sinyal casing
tidak representatif terhadap adanya semen di annulus. Rekaman VDL dapat digunakan untuk
mengetahui apakah sinyal dari formasi yang menyebabkan turunnya travel time. Apabila
berkurangnya travel time ini disebabkan oleh sinyal dari fast formation, maka tidak ada
problem terhadap hasil penyemenan. Fast formation ialah formasi dimana sinyal dapat
merambat dengan kecepatan tinggi, sehingga travel time-nya menjadi rendah.

Manajemen Produksi Hulu


PENILAIAN FORMASI NO : PF 21

Halaman : 15/30
Cement Bond Log (CBL)
Revisi/Thn : 2 / Juli
& 2003
Variable Density Log (VDL)

Gambar 6.6 Fast Formation

Bila casing terikat baik dengan fast formation, maka amplitude sinyal yang datang dari
formasi akan lebih dulu terdeteksi. Hal yang sama juga akan terjadi bila casing bersentuhan
langsung dengan fast formation. Contoh fast formation ialah limestone dengan viskositas
rendah dan dolomite, dimana mempunyai kecepatan rambat gelombang antara 45 – 50
µs ft . Ini lebih cepat dari cepat rambat gelombang di casing, yaitu: 57 µs ft . Dalam hal
ini, kurva amplitude menunjukkan energi dari formasi bukan energi dari casing dan energi ini
dapat lebih dulu datang dari energi casing apabila antara casing dan formasi terdapat cukup
semen yang merekatkannya. Kurva amplitude ini tidak dapat digunakan untuk interpretasi
kwalitatif dan memang tidak perlu. Apabila turunnya travel time bukan disebabkan karena
adanya fast formation, maka disebabkan oleh ketidak-centre-an alat log. Gambar berikut
menunjukkan contoh rekaman dari tiga alat yan dijalankan dengan ketidak-centre-an yang
berbeda.

Manajemen Produksi Hulu


PENILAIAN FORMASI NO : PF 21

Halaman : 16/30
Cement Bond Log (CBL)
Revisi/Thn : 2 / Juli
& 2003
Variable Density Log (VDL)

Gambar 6.7 Rekaman log akibat ketidak-center-an

Setiap run A, B dan C mengindikasikan banyaknya penurunan amplitude sebagai fungsi


besarnya ketidak-centre-an alat yang ditunjukkan oleh rekaman travel time. Sebagai contoh
gambar, travel time kurva A pada 300.5 µs direkam bersamaan dengan amplitude kurva A
sebesar 17 mV pada kedalaman 10960 ft. Travel time kurva B pada 308 µs direkam
bersamaan dengan amplitude kurva B sebesar 55 mV. Travel time kurva C pada 312 µs
direkam bersamaan dengan amplitude kurva C sebesar 77 mV. Amplitude dari A ke C sebesar
60 mV adalah akibat dari ketidak-centre-an alat yang ditunjukkan dengan perubahan travel
time dari 300.5 µs menjadi 312 µs (sebesar 11.5 µs ). Gambar berikut menunjukkan
contoh rekaman CBL pada free casing dengan alat log tepat ditengah lubang bor.

Manajemen Produksi Hulu


PENILAIAN FORMASI NO : PF 21

Halaman : 17/30
Cement Bond Log (CBL)
Revisi/Thn : 2 / Juli
& 2003
Variable Density Log (VDL)

Gambar 6.8 Rekaman CBL pada free casing (alat log tepat di tengah lubang bor)

Dari gambar tersebut terlihat bahwa kurva travel time berbentuk garis lurus (konstan) dan
harga pada casing collar saja akan sedikit membesar. Untuk perekaman VDL pada sumur dan
kedalaman yang sama dengan posisi alat tidak tepat di pusat lubang bor (eccentred),
penurunan amplitudenya dapat dilihat pada gambar berikut.

Manajemen Produksi Hulu


PENILAIAN FORMASI NO : PF 21

Halaman : 18/30
Cement Bond Log (CBL)
Revisi/Thn : 2 / Juli
& 2003
Variable Density Log (VDL)

Gambar 6.9 Kurva CBL-VDL pada Critical Travel Time

Hal ini dapat mengakibatkan kesalahan interpretasi, dimana dengan kecenderungan


mengecilnya harga amplitude mengindikasikan adanya semen, padahal alat di run pada free
casing. Dalam hal ini harus diusahakan ke-centre-an alat log dengan menambahkan
centralizer atau mengganti centralizer yang tidak memadai. Besarnya penurunan travel time
adalah merupakan fungsi dari derajat ketidak-centre-an alat log.

b. Amplitude sinyal casing

Pengukuran amplitude sinyal yang merupakan besarnya rambatan energi akustik melewati
casing dari transmitter ke reciever. dimaksudkan untuk menyediakan data yang akan
digunakan dalam interpretasi kwantitatif log CBL. Hasil rekaman ini terdapat pada jalur/track
kanan kertas log.

Manajemen Produksi Hulu


PENILAIAN FORMASI NO : PF 21

Halaman : 19/30
Cement Bond Log (CBL)
Revisi/Thn : 2 / Juli
& 2003
Variable Density Log (VDL)

Amplitude dari gelombang vibrasi pipa/casing ini menunjukkan banyaknya energi yang
diterima oleh receiver yang berjarak 3 ft dari transmitter. Gambar berikut menunjukkan
pengukuran amplitude pada kondisi ikatan semen.

Gambar 6.10 Pengukuran amplitude pada kondisi ikatan semen

Energi yang hilang selama transmisi gelombang dipakai istilah attenuation. Sedangkan
amplitude yang diukur ialah amplitude yang pertama kali datang/diterima di receiver. Dari
amplitude ini didapatkan nilai compressive strength semen dan indeks ikatannya. Indeks
ikatan semen adalah perbandingan antara pelemahan gelombang pada zone of interest (zona
yang diukur) terhadapa pelemahan gelombang pada seksi semen.

Rambatan energi akustik selama perjalanannya mengalami kehilangan energi ke material-


material di dalam maupun di luar casing. Material yang ada di dalam casing biasanya ialah
fluida homogen, yang hanya sedikit sekali menghilangkan energi sehingga efek terhadap
sistem pengukuran juga kecil. Material yang ada di luar casing bermacam-macam. Bila
material tersebut liquid misalnya Lumpur bor atau air, maka kehilangan energi dalam
material ini kecil dan amplitude yang terekam biasanya sebesar kira-kira 50 mV sampai 90
mV. Bila semen merekat kuat di sekeliling luar casing, maka kehilangan energi oleh semen
Manajemen Produksi Hulu
PENILAIAN FORMASI NO : PF 21

Halaman : 20/30
Cement Bond Log (CBL)
Revisi/Thn : 2 / Juli
& 2003
Variable Density Log (VDL)

ini besar, sehingga amplitude yang terekam oleh receiver menjadi kecil, yaitu sekitar 0.2 mV
sampai 8 mV. Bila sebagian annulus terisi semen dan sebagian lagi terisi oleh fluida
(katakanlah ada channeling), maka besarnya amplitude yang terekam juga diantara keduanya.
Pengukuran amplitude ini proporsional terhadap banyaknya semen yang merekat di sekeliling
casing. Amplitude yang kecil menunjukkan kondisi ikatan semen yang baik, sedangkan
semakin besar amplitude menunjukkan mutu ikatan semen semakin menurun. Bila amplitude
memiliki harga lebih besar dari 50 mV maka dikatakan bahwa ikatan semennya jelek (sangat
sedikit semen atau bahkan tidak ada sama sekali).Bila amplitude mempunyai harga lebih
kecil dari 5 mV maka ikatan semen baik.

c. Display spectrum energy

Alat yang digunakan adalah Variable Density Log yang merekam amplitude sinyal yang
datang dalam bentuk pengaturan intensitas sepanjang sumbu z dan ditampilkan dengan
bayangan hitam sampai putih pada track/jalur kertas log. Perekaman ini dilakukan sepanjang
skala waktu dan kedalamannya, sehingga memungkinkan untuk melihat keadaan lubang bor
secara menyeluruh. Prisip perekaman seperti yang terlihat pada gambar berikut.

Manajemen Produksi Hulu


PENILAIAN FORMASI NO : PF 21

Halaman : 21/30
Cement Bond Log (CBL)
Revisi/Thn : 2 / Juli
& 2003
Variable Density Log (VDL)

Gambar 6.11 Display spectrum energy

Rekaman pada sebelah kanan adalah tampilan pada tekanan 0 psi, sedangkan sebelah kiri
direkam pada tekanan 1500 psi. Pada 0 psi di kedalaman 12750 ft sampai 12800 ft, sinyal
casing tampak jelas. Namun demikian ketika tekanan menjadi 1500 psi, sinyal casing
menjadi hilang dan mengidentifikasikan adanya microannulus.

Terdapat dua gejala yang membuat penyemenan tidak sempurna, yaitu: channeling dan
microannulus. Channneling terjadi bila semen berhasil ditempatkan pada annulus tapi tidak
seluruhnya menempati/memenuhi annulus dan mengelilingi casing. Sedangkan microannulus
adalah merupakan rongga kecil yang terbentuk diantara casing dan semen atau antara semen
dan dinding sumur. Perbedaan keduanya adalah pada microannulus terdapat beberapa
penyekat, tetapi pada channeling penyekat tidak terbentuk.

Bentuk gelombang akustik ideal yang dipancarkan oleh sebuah transmitter seperti tampilan
gambar berikut, dimana amplitudenya sebagai ordinat dan waktu perambatan sebagai absis.

Manajemen Produksi Hulu


PENILAIAN FORMASI NO : PF 21

Halaman : 22/30
Cement Bond Log (CBL)
Revisi/Thn : 2 / Juli
& 2003
Variable Density Log (VDL)

Gambar 6.12 Gelombang Akustik Ideal

Dalam perambatannya ada 4 tipe gelombang yang berbeda, yaitu secara urut dari yang paling
dekat dengan pemancar : (1) Gelombang kompressional (P-Wave), (2) Gelombang Shear atau
gelombang Rayleigh (S-Wave), (3) Mud Wave (M-Wave), (4) Gelombang Stonely (St-
Wave). Intepretasi gelombang sear menunjukkan integritas semen.

Gelombang kompresional ditransmisikan dengan gerakan partikel ke depan dan ke belakang


searah dengan arah rambat gelombang. Tipe gelombang ini mungkin ditransmisikan melewati
kolom Lumpur, pipa, semen dan formasi.

Ketika energi akustik sampai pada formasi, molekul-molekul batuan akan bervibrasi dengan
cara compressive, kemudian dengan cepat molekul batuan tersebut berubah bervibrasi dengan
cara shear. Dalam medium padat, gelombang shear ini mempunyai persentasi yang tinggi,
tetapi kecepatan rambatnya lebih lambat dari gelombang kompressional. Karena fluida dalam
sumur tidak dapat mendukung gelombang shear ini, maka setengah dari energi yang
dipancarkan oleh transmitter sampai ke sisi lubang adalah sebagai gelombang kompressional
(P-Wave). Pada antar muka semen-formasi, gelombang kompressional dan gelombang shear
ini sebagian energinya akan dipantulkan, karena terjadi perubahan dalam impedansinya.
Impedansi ini dinyatakan sebagai perkalian antar densitas dan kecepatan. Semakin besar
perubahan impedansi ini semakin besar pula energi yang dipantulkannya.

Gelombang shear berbeda dengan gelombang kompressional, karena gelombang shear


mempunyai kecepatan yang lebih rendah. Waktu rambat gelombang shear kira-kira 1.6
sampai 1.9 kali lebih lama daripada waktu rambat gelombang kompressional. Gelombang
Manajemen Produksi Hulu
PENILAIAN FORMASI NO : PF 21

Halaman : 23/30
Cement Bond Log (CBL)
Revisi/Thn : 2 / Juli
& 2003
Variable Density Log (VDL)

shear biasanya mempunyai amplitude yang lebih tinggi, tetapi karena gas dan cairan tidak
mempunyai shear strength, maka mereka tidak akan mendukung gelombang shear ini.
Gelombang shear ini ditransmisikan dengan gerakan partikel yang tegak lurus terhadap arah
rambat gelombang. Kecepatan gelombang shear dan gelombang kompressional dalam
berbagai medium dapat dilihat pada table berikut:

1. Raymer-Hunt data (1980)


2. Borehole conditions
3. Average value

Gelombang Rayleigh ditransmisikan oleh gerakan-gerakan partikel yang membentuk elips.


Setiap partikel bergerak ke depan dan belakang dan dari sisi-sisi lain membentuk elips.
Gelombang ini ialah paling kuat dalam lubang bor dan berkurang dengan cepat setelah lewat
dari lubang bor.

Mud wave (M-wave) adalah gelombang kompresional yang dirambatkan melewati lumpur
dari transmitter ke receiver. Dalam fluida, waktu rambatnya lebih lama daripada dalam pipa
atau formasi. M-wave ini tiba di receiver terlambat (belakangan), sehingga memudahkan
dalam indikasinya/interpretasinya.

Gelombang stoneley (St Wave) adalah gelombang dengan frekwensi rendah, yang merambat
sepanjang dinding lubang. Gelombang ini datang lebih terlambat dari pada mud wave.

Gelombang shear dapat diidentifikasi dengan mencari dua ciri; perubahan waktu kedatangan
gelombang shear tidak akan selalu paralel dengan perubahan waktu kedatangan gelombang
Manajemen Produksi Hulu
PENILAIAN FORMASI NO : PF 21

Halaman : 24/30
Cement Bond Log (CBL)
Revisi/Thn : 2 / Juli
& 2003
Variable Density Log (VDL)

kompresional dan pertambahan amplitude, diindikasikan dengan kontras gelap atau terang
dalam VDL. Secara normal, gelombang shear mempunyai amplitude kira-kira 1.5 kali
amplitude gelombang kompresional. Kita sering tidak mendapatkan gelombang shear ini,
terutama pada formasi dengan kecepatan rendah, sehingga ditutup oleh kedatangan
gelombang kompresional. Hal ini biasanya terjadi bila cepat rambat gelombang kompresional
dalam formasi lebih besar dari 100 µs ft .

M-Wave dikenali dari waktu kedatangannya yang lebih konstan. Karena jarak antara
transmitter dan receiver konstan, serta sifat-sifat lumpur yang relatif tidak berubah, maka
diharapkan bentuk rekaman M-wave adalah lurus. Namun demikian, sebagai akibat
interferensi, maka bentuknya terkadang tidak lurus. Selain itu, perubahan ukuran lubang juga
berpengaruh. Kemudian amplitudenya terpengaruh, dalam pipa dengan ID lebih besar, maka
amplitude dari M-Wave ini juga membesar. Gelombang ini tampak pada VDL, biasanya pada
190 µs/ft kali jarak antara transmitter dan receiver (bila jarak transmitter-reciever 5 ft, maka
M wave tampak pada 190 x 5 = 950 µs/ft). Untuk interpretasi, dapat dilihat pada gambar.

Gambar 6.13 Interpretasi M-Wave

Apabila tiga sinyal dari casing, formasi dan lumpur dapat diidentifikasi dengan jelas, maka
ada tidaknya semen dalam annulus dapat lebih dipastikan.

6.2 Daftar Gambar dan Tabel

Manajemen Produksi Hulu


PENILAIAN FORMASI NO : PF 21

Halaman : 25/30
Cement Bond Log (CBL)
Revisi/Thn : 2 / Juli
& 2003
Variable Density Log (VDL)

Gambar 6.14. Semilog Plot

Manajemen Produksi Hulu


PENILAIAN FORMASI NO : PF 21

Halaman : 26/30
Cement Bond Log (CBL)
Revisi/Thn : 2 / Juli
& 2003
Variable Density Log (VDL)

Gambar 6.15. Grafik ukuran casing terhadap panjang minimum


interval semen yang diperlukan

Manajemen Produksi Hulu


PENILAIAN FORMASI NO : PF 21

Halaman : 27/30
Cement Bond Log (CBL)
Revisi/Thn : 2 / Juli
& 2003
Variable Density Log (VDL)

Gambar 6.16. Chart Amplitude CBL 100% semen terhadap compressive strength,
Manajemen Produksi Hulu
PENILAIAN FORMASI NO : PF 21

Halaman : 28/30
Cement Bond Log (CBL)
Revisi/Thn : 2 / Juli
& 2003
Variable Density Log (VDL)

diameter casing, ketebalan casing, dan signal attenuation

Gambar 6.17. Penentuan % semen yang menyelimuti pipa/casing


dari interpretasi rekaman CBL

Manajemen Produksi Hulu


PENILAIAN FORMASI NO : PF 21

Halaman : 29/30
Cement Bond Log (CBL)
Revisi/Thn : 2 / Juli
& 2003
Variable Density Log (VDL)

Gambar 6.18. Faktor pengali amplitude untuk fluida selain fresh water

Manajemen Produksi Hulu


PENILAIAN FORMASI NO : PF 21

Halaman : 30/30
Cement Bond Log (CBL)
Revisi/Thn : 2 / Juli
& 2003
Variable Density Log (VDL)

Manajemen Produksi Hulu

Anda mungkin juga menyukai