Anda di halaman 1dari 32

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Alat pencegahan semburan liar (Blowout Preventer Equipment / BOP )
merupakan bagian penting dari peralatan rig. Dan salah satu sistem peralatan yang
harus terpasang dalam suatu operasi pemboran, karena bahaya terbesar yang dapat
menimpa rig pemboran adalah semburan liar (Blowout). Blowout merupakan
suatu kejadian yang tidak dapat diperkirakan dengan pasti, dan blowout sangat
membahayakan jiwa para pekerja pemboran dan menimbulkan kerugian yang
besar perusahaan, serta merusak lingkungan sekitar pemboran. Biasanya, blowout
terjadi didahulu oleh kick yang tidak bisa dikendalikan.
Didalam pemboran tekanan hidrostatik lumpur di dalam lubang selalu
dijaga agar lebih besar dari pada tekanan formasi, akan tetapi adakalanya tidak
normal terjadi dimana tekanan formasi lebih besar dari pada tekanan hidrostatik
Lumpur yang menyebabkan terjadinya proses aliran fluida formasi masuk
kedalam lubang bor yang disebut “kick”. Apabila terjadi kick, maka harus secepat
mungkin menutup sumur agar aliran fluida bisa dikendalikan dan selanjutnya
dilakukan sirkulasi untuk mematikan kick.
Dengan demikian alat pencegah semburan liar agar sangat diperlukan dan
dikondisikann sesuai dengan kepala sumur (Well Head) di lokasi pemboran
berlangsung, agar susunan alat pencegah semburan liar di rig terpasang dengan
benar dan berfungsi dengan baik.
1.2. MAKSUD DAN TUJUAN
1.2.1. Maksud Dari Seminar
a. Dalam proposal seminar ini dilaksanakan untuk memenuhi salah satu
syarat untuk memperoleh gelar sarjana Teknik Perminyakan pada
Fakultas Teknik, di Universitas Díli (UNDIL), Timor-Leste.
b. Menambah pengetahuan serta memahami lebih dalam mengenai
pemboran khususnya peralatan sistem pencegahan semburan liar.

1
1.2.2. Tujuan Dari Seminar
Tujuan dari penulis proposal seminar ini adalah sebagai berikut :
a. Memahami fungsi dan peralatan pencegah semburan liar (Blowout
Preventer Equipment / BOP).
b. memahami rangkaian BOP sesuai dengan keperluan sumur yang akan
diperbaiki, dan mengetahui cara penanggulangan kick apabila pada
sumur terjadi kick. Mengetahui kesiapan Rig LTO – 350/37 dalam
program Seminar ini
1.3. Manfaat
Manfaat pembuatan proposal seminar adalah Penulis dapat menambah
ilmu pengetahuan tentang BOP baik secara umum ataupun BOP yang digunakan
pada perbaikan sumur 035. Dan Penulis juga diharapkan dapat mengembangkan
ilmu pengetahuannya di lingkungan kerja, terutama di bidang perminyakan.
1.4. Ruang Lingkup
Pada pembahasan proposal seminar ini, Penulis membatasi masalah
mengenain cara kerja instalasi perlatan BOP yang digunakan di lapangan Y pada
sumur 035.
1.5. Metodologi Penelitian
Dalam proposal seminar ini yang digunakn metodologi penilitian untuk
mengumpulkan data adalah sebagai berikut:
1.5.1.  Observasi
Metologi pemgumpulan data yang  melakukan observasi di perpustakaan
khususnya universitas proklamsi 45, mengenai tentang peralatan sistem Bop
sendiri.
1.5.2.  Metode pustaka
Sumber data yang tertulis merupakan sumber data yang tetap menjadi
bahan acuan secara umum proposal seminar ini, dan sumber-sumbernya bisa
dapatkan berupa buku, bagian-bagian yang t bagian dari Migas PPSDM Cepu dan
Universitas Proklamsi 45 (UP 45) ini.
1.6. Sitematika Penulisan

BAB I: Pendahuluan.
Merupakan bab pendahuluan yang berisikan mengenai latar belakang
batasan masalah, tujuan dan manfaat dan sistematika penulisan.
dan peralatan dari BOP.
BAB II : Dasar Teori.
Merupakan bab yang berisikan mengenai teori-teori dasar tentang
devenisi, rangkaian
BAB III: Metodelogi Penelitian.
Merupakan bab yang berisiskan tentang waktu dan tempat penelitian,
metode
penelitian, tahap pengolahan data, tahap pembahasan dan identifikasi masalah.      
BAB IV: Hasil dan Pembahasan.
Merupakan penyebab terjadinya kick, tanda-tanda kick, blow out preventer
dan rangkaian BOP stack yang umum pada saat pemasangan BOP juga
menerapgkan pengujian BOP.

BAB V : Penutup.
Merupakan bab penutup ini yang berisikan kesimpulan dari Seminar ini
dan saran yang diberikan penulis.
BAB II
DASAR TEORI

2.1. Pencegahan Semburan Liar (Bop System)


Blow Out Preventer (BOP) adalah komponen utama unit drilling rig yang
fungsi utamanya adalah untuk mengendalikan suatu bahaya semburan liar (blow
out), dimana terdiri dari beberapa unit katup-katup, BOP ditempatkan diatas
kepala sumur (wellhead), ini ditutup untuk alasan keselamatan pada saat pekerjaan
pengeboran dilakukan. Ram atau BOP ini dirancang untuk menutup jika tekanan
dari dalam tanah menyebabkan fluida (minyak atau gas alam) masuk ke dalam
lubang pengeboran dan mengancam keselamatan rig.
Sistem pencegahan semburan liar (Bop System) merupakan sistem yang
berfungsi untuk mencegah semburan liar sebagai akibat dari kick yang tidak
terkendali. Sistem pencegahan semburan liar sendiri terdiri dari (3) sub
komponent yaitu; Bop Stack, Accumulator, dan Supporting System.
Semburan liar adalah suatu aliran cairan atau gas dari formasi yang tidak
dikendalikan menuju ke permukaan tanah yang dimulai sebagai suatu kick. Kick
merupakan aliran cairan atau gas dari suatu formasi bertekanan tinggi dibawah
permukaan tanah kedalam lubang sumur.
Pencegahan terhadap kemungkinan terjadinya semburan liar adalah
dengan program cairan pemboran yang baik berarti bahwa lubang sumur berisi
cairan pemboran  yang beratnya dapat menahan masuknya cairan formasi yang
menekan dinding sumur.
Dalam menutup BOP maka, aliran dari fluida yang tidak diinginkan
tersebut dapat dicegah, sehingga lubang sumur (wellhead) memungkinkan untuk
dapat dikontrol kembali. Sekali sumur telah ditutup, selanjutnya situasi dapat
dievaluasi untuk menentukan prosedur yang dipersyaratkan dalam rangka
melanjutkan operasi dalam keadaan aman.
BOP ini dapat dipasang diatas tanah maupun di dalam air, BOP untuk
sumur-sumur diperairan yang dalam, digerakkan dan dikontrol dari jarak jauh
actuator hidrolis. Pada saat ini,  rata-rata BOP untuk laut dalam dapat mengontrol
15.000 psi untuk kedalaman air sampai dengan 10.000 feet (sekitar 300 meter).
Blowout prevention system terdiri dari tiga sub komponen utama, yaitu:
a. BOP Stack
b. Accumulator dan
c. Supporting System
2.1.1. Bop Stack
Fungsi utama dari blow out prevention system (BOP) digunakan untuk
menutup lubang bor ketika terjadi kick. Blow out merupakan suatu aliran fluida
formasi yang tak terkendalikan sampai ke permukaan.
Blowout merupakan  suatu  kejadiaan yang tidak dapat diperkirakan
dengan khususnya bisa membahayakan jiwa para pekerja bor,  menghancurkan rig
dan merusak lingkungan.
Blowout biasanya diawali dengan adanya “kick” yang merupakan intrusi
fluida bertekanan tinggi kedalam lubang bor. Intrusi ini dapat berkembang
menjadi blow out bila tidak segera diatasi.  Bop Stack merupakan peralatan
dengan valve tekanan tinggi yang didesain untuk menahan tekanan lubang  bor
bila terjadi “kick”. Ditempatkan pada kepala casing atau kepala sumur yang
langsung dibawah rotari table pada lantai bor. BOP Stack meliputi peralatan
sebagai berikut : Annular preventer, Ram preventer, Drilling Spool, Casing head.

Gambar: 2.1. Bop Stack


2.2. Peralatan Bagian-bagian dari BOP Sistim
1. BOP dari luar pipa adalah alat yang ditempatkan atau dipasang dibagian
luar seperti: annular, ram, dan diverter.
2. BOP dari dalam pipa adalah alat yang dipasang atau berada dibagian
dalam pipa seperti : upper & lower Kelly cock, safety valve, inside BOP,
drop in check valve, drill pipe valve.
3. Saluran pengendali adalah alat yang terdiri dari pipa-pipa yang saling
berhubungan dan beberapa valve, berrfungsi untuk mengarahkan aliran
Lumpur ataupun gas ke tempat yang aman. Seperti : drilling spool, kill
line, choke line, BPM (back pressure manifold).
4. System control yaitu Accumulator Unit adalah alat untuk mengoperasikan
buka tutup BOP.
2.2.1. Peralatan BOP dari Luar Pipa
2.2.1.1. Annular Preventer
Merupakan alat penutup lubang yang paling fleksibel karena dapat
dipergunakan untuk menutup lubang pada segala keadaan baik ada pipa dengan
berbagai ukuran dan bentuk,maupun untuk menutup lubang pada keadaan kosong
tidak ada pipa (emergency).

Gambar 2.2. Annular Preventer


2.2.1.2. Ram Preventer
Ram Preventer adalah alat pencegah semburan liar,tipe ram ini berbeda
dengan pencegah semburan liar tipe annular. Apabila BOP tipe annular mampu
menutup sumur pada segala macam kondisi lubang tertentu,misalnya dalam
keadaan tidak ada pipa atau satu ukuran pipa tertentu maupun variasi ukuran
pipa ,dalam hal ini sangat tergantung dari desain ram yang dipasang
Gambar 2.3. Ram Preventer
2.2.1.3. Diverter
Diverter biasa digunakan pada awal-awal trayek pemboran,Diverter tidak
di desain untuk menghentikan aliran akan tetapi sebagai jalur bagi aliran dari
dalam sumur untuk mengalir menjauhi rig.Alat ini digunakan untuk melindungi
pekerja dan alat-alat pemboran dengan cara mengarahkan aliran dari dalam sumur
ke jalur yang aman.

Gambar 2.4. Diverter

2.3. BOP dari Dalam Pipa


2.3.1. Upper Kelly Cock
Upper Kelly Cock merupakan peralatan BOP yang penting karena bisa
jadi alat ini adalah pengaman terakhir terhadap blowout yang melewati drill
pipe,terutama pada saat Kelly berada didalam rotary teble.Alat ini dipasang
diantara kelly joint dan swivel yang memiliki ulir kiri.Dan berfungsi untuk
mengisolasi lumpur dari drill stem dengan swivel,rotary hose dan stand pipe bila
terjadi kebocoran dan untuk mencegah pecahnya peralatan tersebut karena
tekanan dari sumur yang tinggi.
Dengan adanya Kelly cock memungkinkan untuk mereparasi dan
mengganti peralatan di swivel dan lain-lain.Kelly cock harus memiliki tekanan
kerja sama atau lebih besar dari blowout preventer yang dipakai dan harus
mempunyai diameter permukaan sama dengan Kelly.Kelly cock umumnya
tersedia dengan tekanan kerja 5000 dan 10000 psi,dan mampu menahan berat
string.
Gambar 2.5. Upper Kelly Cock

2.3.2. Lower Kelly Cock


Alat ini termasuk jenis bal valve dan bisa juga disebut kelly valve atau
mud saver valve,dipasang diantara bagian bawah kelly dengan top joint dari drill
pipe dan adakalanya  dipakai untuk mencegah lumpur dari kelly yang keluar saat
dilepas.Lower kelly cock ini bisa dioperasikan saat Kelly diatas rig floor.

Gambar 2.5. Lower Kelly Cock

2.3.3. Safety Valve / Full Opening Safety Valve (FOSV)


atau sambungan harus sesuai dengan yang diperlukan di drill stem untuk
itu perlu juga disiapkan crossover yang sesuai.
Safety valve dapat dibuat dari lower Kelly cock yang kemudian dilengkapi
dengan tangkai yang dapat dengan mudah dilepas kembali agar dapat dengan
mudah untuk memasangnya.Setelah Safety valve termasuk jenis ball valve yang
dapat terbuka penuh (full open ball type safety valve).Oleh karena dapat dibuka
penuh,maka safety valve lebih mudah untuk dipasang pada kondisi ada aliran
dalam string.Alat ini harus selalu siap dilantai bor ditempat yang mudah dijangkau
oleh kru dalam keadaan valve posisi terbuka dan memiliki connection safety valve
dipasang dilakukan pekerjaan stripping dan dapat dilakukan pemasangan inside
BOP atau drop in safety valve.

Gambar 2.6. Full opening Safety Valve


2.3.4. Inside BOP
Inside BOP atau disebut juga gray valve merupakan tipe float,dimana alat
tersebut memiliki mekanisme check valve (valve insert),sehingga tetap memiliki
hambatan untuk mengalirnya semburan meskipun dalam posisi terbuka,oleh
karena itu inside BOP lebih susah dipasang pada string yang sudah menyembur.

Gambar: 2.7. Drop in valve

2.3.5. Drop in Check Valve


Sering disebut juga pump down check valve,berfungsi untuk mencegah
aliran balik dalam pipa.Drop in check valve ini memerlukan sub khusus yaitu
landing sub yang dipasang di cross over drill colar.Pemasang check valve ke
dalam string setelah kelly dilepas.Setelah kelly disambung kembali check valve
dipompakan ke landing sub.
Pencegahan semburan model ini diperlukan untuk pekerjaan stripping
khususnya operasi stripping out. Beberapa model alat ini dapat diambil kembali
dengan wireline.
Gambar 2.8. Drop in Check Valve

2.3.6. Bit Float Valve (DP Float Valve)


Bit Float Valve sering disebut juga Drill Pipe Float Valve terletak diujung
drill stem diatas pahat.Alat ini berfungsi untuk mencegah aliran balik lumpur dari
dalam pipa selama operasi pemboran,tripping dan untuk mencegah swab effect
saat mencabut directional survey instrument.
Apabila bit float valve mengalami haus dan bocor,diperlukan drop in check valve
atau inside BOP untuk pekerjaan stripping dan lain-lain.

Gambar 2.9. Bit Float Valve (DP Float Valve)

2.4. Saluran Pengendali


Dalam rangkaian BOP terdapat saluran pengendali yang menghubungkan
rangkaian BOP dengan peralatan penunjang, yang berfungsi sebagai saluran
penghubung kedalam sumur. Diameter flange yang digunakan untuk
menghubungkan peralatan saluran pengendali tersebut biasanya berukuran 4” dan
2”.Peralatan-peralatan pengendali sebagai berikut:
2.4.1. Drilling Spool
Pada awalnya drilling spool merupakan satu satunya cara untuk
menghubungan choke dan kill line ke alat pencegah semburan liar.Tapi sekarang
choke dan kill line dapat dipasang langsung pada side outlet BOP,hal ini akan
menghemat ruangan dan memperpendek tinggi BOP stack.Fungsi lain dari drilling
spool adalah untuk meninggikan posisi choke line agar selalu lurus dengan back
pressure manifold.

Gambar 2.10. Drilling Spool


2.4.2. Kill line
Berfungsi untuk saluran injeksi ke sumur apabila diperlukan untuk
mematikan kick,alat ini biasa dipasang pada drilling spool bersama-sama kill
valve (HCR dan manual operated valve).

Gambar: 2.11. Kill Line


2.4.3. Chocke Line Dan Flow Line
Disebut juga choke line,berfungsi untuk mengalirkan fluida bertekanan
dari sumur ke choke manifold.Choke line ini terdiri dari sebuah manual operated
valve disebut master valve yang dipasang sedekat mungkin dengan BOP dan
sebuah hydraulic power operated valve dipakai sebagai valve primer (utama)
dipasang dibagian luar dari master valve.Choke line ini disambung sampai ke
choke manifold dan diusahakan dipasang selurus mungkin.

Gambar : 2.12. Chocke Line

2.4.4. Choke Manifold / Back Presure Manifold (BPM)


untuk menerima aliran dari sumur untuk dapat dialirkan ke ground pit /
flare dan separator.Kontruksi dari choke manifold ini terdiri dari kerangan-
kerangan,manometer dan choke.Pada choke manifold ini dipasang hydraulic
adjustable choke yang dapat dioperasikan dari jarak jauh,dimana umumnya
control panelnya ditempatkan diatas rig floor.
Gambar : 2.13. Choke Manifold
2.4.5. Accumulator Unit
Pada umumnya BOP yang digunakan di unit pemboran dibuka dan ditutup
dengan menggunakan tenaga hidrolik dan sering dilengkapi dengan alat penutup
manual dan sekaligus berfungsi sebagai pengunci Mengingat apabila terjadi kick
harus diambil tindakan dengan cepat dan tepat untuk menghindari membesarnya
kick seehingga tidak terjadi blowout. Untuk itu diperlukan unit pengendali yang
dapat menyediakan tenaga hidrolik yang terus menerus sehingga dapat dengan
cepat, mudah dan aman untuk menutup BOP dari luar pipa. Alat ini di unit
pemboran disebut juga accumulator unit, closing unit dan juga operating unit.
            Accumulator unit tersedia untuk tekanan kerja 1500, 2000, 3000 psi dan
5000 psi. dan keempat system tekanan kerja tersebut, sistem tekanan kerja 3000
psi merupakan tipe yang paling banyak dipakai pemboran.
Mengingat apabila terjadi kick harus diambil tindakan dengan cepat dan
tepat untuk menghindai membesarnya kick sehingga tidak terjadi blowout.
Untuk itu diperlukan unit pengendali yang dapat menyediakan tenaga hidrolik
yang terus menerus sehingga dapat dengan cepat, mudah dan aman untuk
menutup BOP dan Juan pipa. Alat ini di unit pemboran disebut juga accumulator
unit, closing unit dan juga operating unit. Sistem accumulator harus memenuhi
kapasitas menyuplai volume yang diperlukan untuk menutup sistem BOP dan
membuka HCR. Perhitungan perencanaan/pemilihan accumulator dapat
mengunakan persamamaan:
V3 = VR [ P2 )-(P3: P1)]
P1 = Tekanan tertinggi accumulator saat bekerja penuh (psi)
P2 = Tekanan terendah yang diizinkan saat operasi dan accumulator
yaitu 200 psi diatas tekanan precharger (psi)
P3 = Tekanan precharge gas Nitrogen di accumulator (psi)
V3 = Total nominal atau aktual fluida (gallon)
VR = Total volume yang dipakai (gallon)

Gambar : 2.14. Accumulator

2.4.5.1. Komponen Utama Accumulator Unit


            Komponen-komponen utama dari accumulator unit adalah tabung-tabung
atau bejana penampung cairan hidrolik, pompa, control manifold, cairan hidrolik,
pipa 1” dan remote control. Sistem accumulator harus memenuhi kapasitas
menyuplai volume yang diperlukan untuk menutup sistem BOP dan membuka
HCR. Komponen utama dari accumulator unit meliputi:
1. Botol Accumulator Unit
Botol-botol accumulator, yaitu botol yang berisi cairan hidrolis yang
bertekanan tinggi bersama gas nitrogen terkompresi, yang dapat dengan cepat
dapat dialirkan untuk dipergunakan mengoprasikan BOP. Botol accumulator yang
dipakai terdapat beberapa model, antara lain:

a. Berbentuk silinder (cylindrical), berkapasitas 5, 10, 11, atau 15


gallon/botol.
b. Berbentuk bola (spherical) berkapasitas 80 gallon/botol.
c. Tekanan kerja botol 3000 psi atau 5000 psi.
Didalam botol atau tabung accumulator untuk model yang stanndart terdapat
bledder sebagai pemisah gas nitrogen dengan cairan hidrolis atau terdapat
pelampong dari mantel yang dilengkapi dengan penuntun pelampung tersebut
(guide float). Float valve dipasang diujung bawah botol untuk mencegah
keluarnya nitrogen dapat larut atau tercampur didalam hydraulic fluid, sehingga
sedikit demi sedikit gas nitrogen akan berkurang, yang dalam hal ini tidak terjadi
untuk botol yang memakai “bledder”.  Apabila gas nitrogen, kapasitas
accumulator unit akan turun, sehingga perlu dilakukan penambahan nitrogen.
Model baru botol accumulator, yaitu model “Top loading”, yang untuk
mengeluarkan karet atau pelampung khusus (bukan metal) tidak perlu melepas
botol accumulator dari manifold, tetapi dapat langsung melepas dari bagian
atas/tutup botol accumulator. Tabung-tabung accumulator tersebut dihubungkan
satu sama lainnya, dengan system manifold.
2. Pompa bertekanan kerja tinggi
Dilengkapi dengan automatic hydrolic pressure switch (kontak listrik
otomatis), sehingga pompa dapat mengisi accumulator turun, dan otomatis
mengembalikan tekanan kerja accumulator.
3. Control  manifold
Terdiri dari beberapa four way valve, pressure regulator yang
dipergunakan untuk mengatur arah aliran dan besarnya tekanan dari cairan
hidrolis ke masing-masing BOP.
4. Tangki penampung (cadangan)
Dipergunakan untuk menampung cairan hidrolis dengan tekanan sama
dengan  udara luar setelah dipakai mengoperasikan BOP. Cairan hidrolis yang
dipergunakan harus bertekanan rendah, tidak mudah terbakar, tidak dapat
menyebabkan matinya karet dan memiliki sifat melumasi dengan baik dan khusus
untuk dilaut tidak boleh menyebabkan matinya makhluk laut (non toxict in marine
life).
5. Pipe rack
Berupa pipa tahan bertekanan tinggi untuk mengalirkan cairan tenaga
hidrolis ke BOP dan aliran kembalinya cairan dari BOP ke bak penampung.
6. Remote control panel
Merupakan alat pengendali accumulator unit dari jarak jauh.
Sistem Tekanan Kerja Tekanan Pengisian
Nitrogen
3.000 psi 1.000 psi
2.000 psi 1.000 psi
1.500 psi 750 psi
Tabel 2.2 Tekanan Precharge
2.5. Kick
Kick adalah proses merembesnya fluida formasi (minyak, gas, atau air)
dan dalam tanah masuk ke lubang yang sedang dibor tanpa disengaja. Hal
ini dapat terjadi ketika tekanan di dalam lubang lebih kecil dari tekanan
formasi yang ditembus, yang seharusnya justru tekanan hidrostatis lumpur
lebih besar dari formasi yang sedang ditembus pahat pemboran.
Definisi Kick: Kick adalah masuknya fluida formasi kedalam lubang bor
yang masih dapat dikendalikan /dikontrol.
mekanisme terjadinya kick:
a. Tekanan Hidrostatis lumpur turun.
b. Berat jenis lumpur turun dikarenakan:
 Swab effect
 Bj lumpur tinggi
c. Tingi Kolom lumpur turun
 Squeeze effext
 Berat jenis lumpur tingi
 Viscositas Tingi
 Gell strenght tingi
 Pemompaan mendadak
d. Tekanan formasi naik dikarenakan
 Proses Formasi kompaksi
 Formasi Patahan
Indikasi terjadi kick
a. Drilling break
b. Kenaikan volume pit
c. Kenaikan flow indicator
d. Adanya fole walaupun pompa berhenti
e. Kenaikan rate pompa
f. Perubahan di cutting
Well control
a. Primary control: yaitu dengan mengunakan material lumpur seperti
mengunakan peralatan control seperti melakukan Bop stack
b. Secondary control:
a. Drillers method
Proses ini dilakukan dimana fluida disirkulasikan segera dengan
lumpur yang ada pada akhir sirkulasi maka tekanan casing pada SIDP
yang kemudian tekanan drill pipe konstant (assumsi pres. Loss di
annulus karena besar, dalam contoh nanti akan diberikan bila ini tidak
benar) selanjutnya setelah semua fluida kick di keluakan, maka
sirkulasi dengan lumpur lebih berat ynag dapat mengimbangi tekanan
formasi, dilakukan dan akir sirkulasi kedua ini harus menghasilkan
tekanan SIDP dan SICP
Weight and wait methoddari lumpur baru dibuat (engineer)
Ketika terjadi kick, SIDP dicatat dari lumpur baru dibuat. Setelah selesai
lumpur baru disirkulasikan sambil mendesak gas keluar di annulus. Extra lumpur
berat sebagai batch bisa ditambahkan supaya tekanan gas mengkecil dipenuhkaan
selanjutnya sam seperti tadi, buat grafik untuk sirkkulasi lumpur baru menganti
lumpur baru.
Volumteric method
Volumetric method disebut dengan Mud Lubricate Technique” terpaksa
kadang- kadang dilakukan kalau drill stirng mampu atau bantu sehinga cara
sirkulasi gas dengan driller, engineer dan concurent method tak mungking
dilakukan lagi.
Cara ini kandang jug dilakuan bila drill pipe lebih dari 2000 ft dari dasar
dan masih terlalu jauh drill pipe dasar serta tidak sempat untuk stripping selain itu
selama trip drill string sedang datas terjadi kick.
2.5.1. Tahapan kerja penutupan Bop stack saat terjadi kick
Adapun tahap-tahap yang dilakukan pada saat terjadi kick:

2.5.2. Prosedur saat menghadapi kick


1. Beri tanda/signal klakson panjang selama 10 detik
2. Stop meja putar, angkat drill string sampai ke toll joint diatas rotary table
kemudian matikan pompa
3. Check kalau flow apabila ada semburan buka HCR kemudian tutup BOP
pada annular
4. Assistant driller dan floorman bersiap di BPM menungu perintah
5. Floorman melaporkan kejadian kepada company man dan rig sup
6. Derickman di rig floor membantu toolpusher dan drille

2.5.3. Prosedur penutupan sumur saat terjadi kick


1. Kick pada saat pahat berada di dasa lubang borr (sedang bor)
a. Angkat kelly sampai ke tool joint diatas meja putar
b. Hentikan meja putar
c. Matikan pompa dan periksa aliran pada floe line
d. Buka choke line
e. Tutup annular preventer
f. Lapor company man
2. Kick pada saat pahat tidak berada di dasar lubang bor
a. Pasang savety valve dan tutup alve
b. Pasang inside Bop
c. Buka choke line
d. Tutup annular preventer
e. Lapor company man
f. Turunkan kembali pahat sampai dasar lubang bor
3. Kick pada saat pipa bor tidak ada lubang bor
a. Buka choke line
b. Tutup blind ram
c. Tutup choke
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Data Sumur 035 Rig N55


Lokasi pemboran sumur BD-035 terletak di Lapangan Y , Desa Benakat Barat,
Kecamatan Talang Ubi, Propinsi Sumatra Selatan yang tennasuk dalam
Wilayah Kerja KSO. PT. Pertamina EP - PT. Benakat Barat Petroleum.
Lapangan Minyak Benakat Barat terletak ± 60 km arah barat laut kota Prabumulih
dengan luas area 73 Km.
3.1.1. Pengumpulan Data Sumur 035 Di Rig N55
Pada lokasi Benakata Barat sumur 035 melakukan proses pemboran dengan
sumur vertikal. Sumur ini di target sampai 3550 ft sumur yang memiliki 4
trayek, trayek yang pertama 0-60 ft dengan Casing 20” trayek yang kedua
0-1400 ft dengan casing 13 3/8” trayek yang ketiga 0-1800 ft dengan
Casing 9 5/8” trayek yang kempat 0-3550 ft dengan casing 7”.
3.1.2. Data Teknis Sumur

Nama Sumur : BD – 035

Lapangan Y
Area Sumbgasel
Jenis Pekerjaan Pembran vertikal
Tipe Sumur Sumur pengembangan
Klasifikasi Sumur Sumur Produksi
Kedalaman Akhir /TD ± 3550 ft
Casing 20 60 ft
Casing 13 3/8 1400ft
Casing 95/8 1800 ft
Casing 7 3550 ft
Rig LTO -350/37
Bop 13 x5/8” x 5000 psi
Tabel: 3.1. Data Teknis Sumur
3.1.3. Teknik Pengumpulan Data
            Dalam mendapatkan data-data yang berhubungan dengan objek yang
diteliti, penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :
.
3.1.4. Penelitian Keperpustakaan (Library Research)
            Dilakukan dnegan mempelajari literature serta segala sesuatu yang ada
kaitannya dengan objek yang diteliti dan dapat menunjang pembuatan seminar ini
sehingga dapat mempertegas teori dan keperluan analisa serta mendapatkan data
yang sebenarnya.
3.2. Konstruksi/Susunan BOP
Susunan BOP atau BOP stack merupakan beberapa blowout preventer yang
disusun untuk dipasang pada well head susunan Blow out preventer yang di
pasang pada waktu dilakukan pemboran penentuan susunan yang digunakan
dipengaruhi oleh tekanan sumur yang di hadapi, ukuran dan peralatan pemboran
yang akan masuk ke dalam drilling rig terutama masalah ruangan antara top cellar
dan dan rotary table untuk mesang BOP.
Berdasarkan bulentin API tipe susunan Bop Stack yang dipakai berdasarkan
tekanan kerja yang dihadapi selama pemboran. Sealin fari pada itu nama dan
singkatan peralaatn BOP juga tealh disntandarisasi seabagai berikut:
A = Annular preventer
G = rotating head
R = single ram preventer
Rd = double Ram preventer
Rt = triple rampreventer
S = drilling Spool
Gambar
3.2.1. Instalasi BOP 13 5/8 x 5000 psi
Proses yang sebelum operasi pembirsn terlebih dahulu dilakukan pemasangan
Blowout preventer Bop.
Gambar
3.2.2. Persiapan Instalasi BOP 13 5/8x15000 psi
1. Periksa kembali semua komponent Bop apabila ada rusak segerah diganti
terlebi dahulu
2. Ring gas ket dan baut denga ukuran dari jumlah yang benar, harus
dibersihkan dan ditempatkan pada posisi yang mudh untuk dipakai.
3. Periksa peralatan dengan ukuran yang benar harus posisi yang dibutuhkan.

3.2.3. Instalasi BOP 13 5/8 x 5000 psi


Proses yang sebelum operasi pembirang terlebih dahulu dilakukan pemasangan
BOP (blowout preventer)
Persiapan Instalasi BOP 13 5/8 5000 psi
1. Periksa kembali semua bagian atau komponen dari Bop apabila ada yang
rusak segeran diganti terlebih dahulu.
2. Rig gas ket dan baut dengan ukuran dari jumlah yang benar, harus
dibersihkan ditempatkan pada posisi yang mudah untuk dipakai.
3. Periksa peralatan denganukuran yang benar harus ditempatkan pada posisi
yang dibutuhkan.
4. Bila memungkinan BOP dan komponenya dari ditempat yang dekat
dengan sumur.
5. Pakai overhead crame untuk memudahkan pemasangan BOP dan
komponenya.
3.2.4. Proses Instalasi BOP 13 5/8 x 5000 psi
1. Pasang susunan dengan urutan dan bawah ke atas drilling spool, blind ram,
shear ram, pipe ram, dan annular. Letak pada blind ram dan pipe ram bisa
di tukar sesuai dengan kebutuhan di operasi pemboran.
2. Teliti ring joint setiap pemasangan ring joint ke dalam flange groove harus
dalam keadaan kering tanpa adanya grease maupun oil minyak pelumas.
3. Pasang saluran kill line dan choke line pada body BOP ukuran yang telah
kecil sehingga kill line dan choke line tidak bisa bisa di pasang pada
drilling spool.
4. Pasang salurang flare dan arah ke tempat yang aman terhadap semburan
minyakdan gas.
5. Isi accumulator unit dengan tekanan hidrolik gunakan automatic swith
dimana tekanan tersebut pompa harus dapat mati dan hidup dengan
sendiriya:
6. Pasang saluran tutup dan buka accumulator unit sesuai dengan saluran
masin-masin perhatikan tandat-tanda pemasangan saluran accumulator
agar tidak salah jalur.
7. Setelah semua terpasang lakukan pengujian untuk meyakinkan apakah
sambungannya telah terpasang dengan baik dan sesuai dengan tanda-tanda
pengoperasian.
Gambar.

3.2.5. Pengujian BOP 13 5/8 x 5000 psi


Pengujian sangat pentin sekali sebagai usaha pencegahan semburan liar karena
bainyak peristiwa terjadinya semburan liar dikarenakan kegagalan kerja BOP yang
diantara desebabkan oleh:

a. Peralatan mungking tidak sempurna.


b. Seal gas ket dari ring joint bocor karena pertambahan beban.
c. Kill line dan choke line serta sambungan bocor karena erosi, tersumbat,
karena endapan lumpur , cement dan lain-lain
3.3. Peralatan Uji BOP 13 5/8 x 5000 psi
a. Berapa peralatan khusus dipakai untuk menguji BOP misalnya tester cup
atau tester pelug.
b. Tester plug dipasang pada pipa bor dan diletakan pada casing head.
c. Portable hydrolic test unit.
3.3.1. Proses Pengujian BOP 13 5/8 5000 psi
Proses pengujian tekanan presure test dengan mengunakan alat portabke
hydrolic test unit dan tester plug yang dipasang kan pada pipa bor yang didudukan
pada CHS casing head dan diberikan tekanan pressure.

a. Masukan DP + tester plug sampai duduk path CHS isi Bop dengan air dan
tutup annular
b. Isi tekanan kerja mengcapai accumulator unit
c. Low pressure test 500 psi ditahan selama 10 menit dengan haik
d. High pressure test 1500 psi ditahan selama 10 menit didapatkan hasil baik
e. Buang pressure pada unit penguji dan buka annular

Pipe ram

 Isi Bop denganair tutup pipe ram


 Isi uint presure mencapai tekenan kerja
 Low pressure 500psi ditahan selama 10 menit dengan hasil yang baik
 High pressure test 2000 psi di tahan selama 10 menit didapatkan hasil
yang baik
 Buka pada pressure unit penguji dan buka pipe ram

Blind Ram

 L/Dtester plug+DP
 Isi Bop dengan air
 Isi unit pressure hinga mengcapai tekanan kerja
 Low pressure test 500 psi ditahan selama 10 menit dengan hasil baik
 High pressure 1000 psi ditahan selama 10 menit didapatkam hasil baik
 Buka pressure unit penguji dan buka blind ram.

Type Funtion Pressure


BOP test test
Open Close Low High Time Result
pressure pressur
e
Annula 10 15 detik 500 psi 1500 10 Baik
r detik psi menit
Pipe 4 detik 6 detik 500 psi 2000 10 Baik
ram psi menit
Blind 4 detik 5 detik 500 psi 1000 10 Baik
ram psi menit
HCR4” 2 detik 3 detik 500 psi 2000 10 Baik
psi menit
HCR2” 2 detik 2 detik 500 psi 2000 10 Baik
psi menit
Surface 500 psi 2000 10 Baik
ling psi menit
BPM 500 Psi 2000 psi 10 Baik
menit
Casing 500 psi 10 Baik
menit

3.3.2. Function Test BOP


Waktu Function test ram preventer di lokasi adalah :
Jenis Waktu
Pipe Ram 3 detik
Blind Ram 5 detik
HCR 3 detik
Tabel: 3.2. Waktu Closing Test

Jenis Waktu
Pipe Ram 9 detik
Blind Ram 12 detik
HCR 9 detik
Tabel: 3.3. Waktu Opening Test

            Dari data table di atas berarti ram preventer berfungsi dengan baik dan
layak digunakan apabila waktunya lebih dari 20 detik maka ram preventer
memerlukan perawatan atau perbaikan.
3.3.3. Pemilihan Acculumator di Sumur 035
Di Rig LTO-350/37 menggunakan acculumator dengan tekanan di tabung
1000 psi pada saat tidak beroperasi. Jarak acculumator dengan BOP adalah 30 m
dengan diameter land 1”, kapasitas cairan hidrolis di accumulator 280 gallon.
Pressure yang distanbykan di accumulator adalah :
Tipe BOP Tekanan ( Psi )
HCR 1500
Blind Ram 1500
Pipe Ram 1500
Tabel: 3.4. Tekanan Stanby Di Accumulator
BAB IV

PEMBAHASAN

Blowout preventer system sangat diperlukan dalam operasi pemboran


untuk mencegah jika sewaktu-waktu terjadi kick.
Kick merupakan hal yang sangat penting diperhatikan selama operasi
pemboran berlangsung. Hal tersebut dilakukan karena kick merupakan indikasi
untuk terjadinya blow out, maka dari itu bila kick terjadi maka kita sudah harus
bersiap diri seperti menghitung tekanan pada casing head, tekanan pada choke
manifold, tekanan pompa lumpur, kelebihan volume lumpur di mud pit, dan yang
terpenting pengendalian tekanan dengan menyiapkan BOP.

Faktor utama yang penting adalah sangat diperhatikannya lumpur


pemboran, pengamatan dan perhitungan terus menerus harus dilakukan pada saat
operasi pemboran untuk mengetahui ada tidaknya tanda-tanda kick.

Blow out preventer sistem sangat berguna untuk mencegah terjadinya


suatu aliran fluida formasi yang tidak terkendalikan sampai ke permukaan, yaitu
dengan menutup lubang bor ketika terjadi ‘kick’. Faktor utama yang harus
diperhatikan adalah tentang keadaan lumpur bor. Lumpur bor harus terus
dikontrol sehingga kita dapat mengetahui kalau terjadi  ‘kick’. Tanda-tanda
terjadinya ‘kick’ antara lain lumpur bor memberikan tekanan hidrostatik lebih
kecil dari tekanan formasi, volume lumpur dalam mud pit terlalu besar, dan lain-
lain.
BAB V
PENUTUP

5.1. KESIMPULAN

1. Dari pengamatan yang dilakukan, Penulis dapat menyimpulkan:Proses

instalasi BOP yang baik dan benar yaitu dengan memasang komponen dari

bawah ke atas drilling spooi, blind ram, pipe ram dan anular.

2. Proses pengujian tekanan (pressure test) dengan menggunakan

alat Portable Hydrolic Test Unit dan tester plug yang dipasangkan pada

pipa bor yang di dudukan pada CHS (casing head spool) dan dibenikan

tekanan (pressure).

3. Permasalahan yang sering terjadi pada saat pengujian BOP adalah

kebocoran pada flange HCR 4” yang disebabkan oleh ring joint yang rusak

5.2. Saran

1. Pada saat pemasangan BOP harus dipastikan tidak ada tanikan pada tali
pengangkat BOP sehingga BOP dapat duduk dengan sempurna, untuk
pemasangan Killing line dan choke line ditambahkan penyangga agar pada
saat pemasangan lebih mudah dan tidak menggantung.
2. Sebelum dilakukan pemasangan dan pengujian sebaiknya semua
komponen BOP di periksa dan dibersihkan terlebih dahulu.

Anda mungkin juga menyukai