Anda di halaman 1dari 68

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Seiring dengan perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan di bidan sains
terapan, Lembaga Pendidikan seperti Sekolah Menengah Kejuruan, Perguruan
Tinggi dituntut untuk meningkatkan metode pengajaran, salah satunya adalah
mengaplikasikan ilmu pengetahuan di Lapangan. Pengaplikasi ini memerlukan kerja
sama dan komunikasi yang baik antara Lembaga Sekolah, Industri, instansi
Pemerintah dan swasta.
Dalam Kerja Praktek ini Siswa di tuntut untuk belajar secara langsung
mengenai pekerjaan yang ada di lapangan, menggunakan keterampilan yang dimiliki
dan mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang telah di pelajari dengan menyesuaikan
diri dengan hal-hal yang praktis di lapangan, sehinga siswa mampu mengembangkan
kreativitasnya.
Indonesia mempunyai beberapa lembaga yang mengurus sumberdaya minyak
dan gas diantara yaitu PT. Pertaminayang berada di bawah Pusat Pengembangan
Sumberdaya Manusia (PPSDM) Migas yang berada naungan Kementrian Energi dan
Sumberdaya Mineral (ESDM). Kedua lembaga ini saling kerja sama dan mempunyai
tugas serta wewenag yang perbedaan. Pusat Pengembangan Sumberdaya Manusia
yang dahulu bernama (Pusdiklat Migas Cepu) menangani kegiatan kegiatan
operasional pengolahan minyak dan gas serta melakukan pelatihn dan pendidikan
tentang industri minyak dan gas.
Kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan merupakan suatu hal yang sangat
positif dan perlu disikapi secara arif dan bijaksana di era globalisasi seperti
sekarang ini. Dengan adanya hal tersebut maka tentu saja akan berpengaruh
terhadap segala aspek kehidupan masyarakat. Salah satu aspek kehidupan yang
sangat berpengaruh oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi adalah
pendidikan. Pengamatan ini terdiri dari Peralatan Separator Test yang ada di

1
lapangan Exploitasi Poduksi Menggung, dimana para saya melakukan pengamatan
secara langsung, untuk mengetahui fungsi dari peralatan separator test dan cara
menguji minyak mentah yang berfase Campuran Minyak, Gas dan Air menjadi
Fluida murni yang terpisah secara sendiri-sendiri. Minyak dialirkan ke tangki
pengumpul (Storage Tank), kemudian dikirim ke pusat penimbungan minyak dan
akhirnya ke proses Refinary. Gas dari separator akan dialirkan ke scrubber, dari
Scrubber gas akan dialirkan ke konsumen, apabila terjadi tekanan gas sangat tinggi
sisa gas akan dibuang dan selanjutnya dibakar (Flare) sampai tekanan gas menjadi
kecil. Sedangkan air ditampung pada tempat pembuangan air, selanjutnya dilakukan
proses water treatment untuk mengurangi kadar pencemaran minyak.

1.2. Maksud Dan Tujuan Kerja Praktek


1.2.1. Maksud Dari Kerja Praktek
a. Kerja praktek ini dilaksanakan untuk memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana Teknik Perminyakan pada Fakultas Teknik, di
Universitas Díli (UNDIL), Timor-Leste.
b. Memenuhi salah satu mata kuliah wajib dengan bobot 2 sks pada jurusan Teknik
Perminyakan, Fakultas Teknik.
1.2.2. Tujuan Dari Kerja Praktek
a. Untuk mengetahui tentang peralatan Sistem BOP dan fungsinya
masingmasing di lapangan pemgeborang minyak , Cepu,
b. Untuk mengetahui tentang prinsi dan proses pengontrolan tekanan di
dalam formasi .
c. Untuk dapat mengetahui system kerja dan proses transfer minyak dari
separator test ke Tangki Pengumpul (storage tank)) di Lapangan
Eksploitasi Produksi Menggung, Cepu.

1.3. Manfaat Kerja Praktek

2
Manfaat yang diperoleh dari kerja praktek lapangan;

a. Menambah wawasan dan pengetahuan bagi saya,


b. Dapat mengenal secara langsung peralatan Separator Test di Lapangan
Eksploitasi Produksi Menggung, Cepu,
c. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pemisahan pada
Separator Test,
d. Mendapatkan pengalaman untuk bekal pada saat bekerja nantinya.
1.4. Ruang Lingkup Kerja Praktek
Permasalahan yang dibahas pada penulisan kerja praktek ini adalah, sejarah
mengenai perusahan Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Minyak dan Gas
Bumi (PPSDM Migas Cepu), Pengamatan Peralatan Separator Test Di Pusat
Pengembangan Sumber Daya Manusia Minyak Dan Gas Bumi Cepu Lapangan Ep
Menggung.

1.5. Metodologi Penelitian


Metode dari penelitian ini, laporan yang digunakan dalam kerja praktek ini adalah
sebagai berikut:
a. Pelatihan dengan Tutor di laboratorium migas II, Pusat Pengembangan
Sumber Daya Manusia Minak dan Gas Bumi, (PPSDM Migas, CEPU),
b. Pembicaraan dengan pembimbing, staff dan karyawan yang ada di Pusat
Pengembangan Sumber Daya Manusia Minyak dan Gas Bumi (PPSDM
Migas, CEPU),
c. Pengamatan langsung terhadap kegiatan-kegiatan dan objek-objek yang
berkaitan dengan bidang minyak dan gas di Pusat Pengembangan Sumber
Daya Manusia Minyak dan Gas Bumi (PPSDM Migas, CEPU).

1.6. Sistematika Penulisan

3
Laporan kerja praktek ini terdiri dari tiga bagian utama yaitu bagian pendahuluan
, bagian isi, dan bagian akhir. Bagian pendahuluan berisi halaman judul, halaman
pengesahan, prakata, daftar isi, dan daftar gambar,daftar Tabel dan Intisari. Bagian
isi terdiri dari 5 bab yaitu:
Bab I Pendahuluan
Menjelaskan latar belakang, maksud dan tujuan praktek, manfaat praktek,
ruang lingkup, metodologi penelitian, serta sistematik laporan praktek.

4
Bab II Profil Perusahan
Menjelaskan tentang sejarah perusahan, visi dan misi, Struktur organisasi, dan Letak
Geografis yang dimiliki oleh Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Minyak
dan Gas Bumi (PPSDM MIGAS, CEPU).
Bab III Teori Dasar
Berisi tentang bentuk dan posisinya separator, bagian-bagian dan peralatan Separator
yang ada di dalam dan luar.
Bab IV Pembahasan
Berisi tentang hasil praktek yang didapat, yaitu fungsi dan cara kerja peralatan
Separator.
Bab V Penutup
Berisi tentang kesimpulan dan saran dari apa yang telah dilakukan pada
waktu Kerja Praktek Industri di Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Minyak
dan Gas Bumi (PPSDM Migas, CEPU). Pada bagian akhir terdiri dari lampiran-
lampirannya, yang berisi antara lain tugas khusus, dan bagian-bagian untuk
kelengkapan laporan kerja praktek ini, dan lain-lain.

5
BAB II
TINJAUAN UMUM LAPANGAN

2.1. Sejarah Perusahan (PPSDM MIGAS CEPU)


Lapangan minyak yang ada di Indonesia termasuk cukup banyak di berbagai
daerah dan salah satunya yang sudah lama adalah lapangan minyak di daerah Cepu,
pertama kali ditemukan oleh seorang Insinyur dari Belanda bernama Andrian Stoop
pada tahun 1886. Cepu merupakan suatu daerah yang terletak di perbatasan Jawa
Tengah dan Jawa Timur.
Perkembangan sejarah Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas
Bumi, telah mengalami pergantian nama sejak ditemukan minyak di Cepu sampai
sekarang. Pada awal berdirinya sekitar abad XIX tempat ini diberi nama DPM
(Dordtsche Petroleum Maarschappij).
Seiring perkembangannya, tempat ini mengalami perubahan nama, hingga pada
tahun 2016 sampai sekarang berubah nama menjadi Pusat Pengembangan Sumber
Daya Manusia Minyak dan Gas Bumi (PPSDM Migas). Selain diterangkan di atas,
sejarah mencatat bahwa perkembangan perminyakan di Cepu dapat diuraikan dalam
tiga periode, yaitu:

1. Periode Zaman Hindia Belanda ( Tahun 1886 - 1942 )


Zaman ini telah ditemukan rembesan minyak didaerah pulau Jawa
yaitu Kuwu, Merapen, Watudakon, Mojokerto serta penemuan minyak dan gas
di Sumatera. Eksplorasi minyak bumi di Indonesia di mulai pada tahun 1870 oleh
seorang Insinyur dari Belanda bernama P. Vandijk, di daerah Purwodadi
Semarang dengan mulai pengamatan rembesan-rembesan minyak di permukaan.
Kecamatan Cepu Provinsi Jawa Tengah terdapat konsesi minyak, dalam kota
kecil di tepi Bengawan Solo, perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur yang
bernama Panolan, diresmikan pada tanggal 28 Mei 1893 atas nama AB.

6
Versteegh. Kemudian beliau mengontrakkannya ke perusahaan DPM (Dordtsche
Petroleum Maarschappij) di Surabaya dengan membayar ganti rugi sebesar F.
10000 dan F. 0.1 untuk tiap peti (37,5 liter minyak tanah dari hasil
pengilangan). Penemuan sumur minyak bumi bermula di desa Ledok oleh Mr.
Adrian Stoop.
Januari 1893, ia menyusuri Bengawan Solo dengan rakit dari Ngawi menuju
Ngareng Cepu dan akhirnya memilih Ngareng sebagai tempat pabrik
penyulingan minyak dan sumurnya dibor pada Juli 1893. Daerah tersebut
kemudian dikenal dengan nama Kilang Cepu. Selanjutnya, berdasarkan akta No.
56 tanggal 17 Maret 1923 DPM diambil alih oleh BPM (Bataafsche Petroleum
Maarschapij) yaitu perusahaan minyak milik Belanda.

2. Periode Zaman Jepang ( Tahun 1942 - 1945 )


Periode zaman Jepang, dilukiskan tentang peristiwa penyerbuan tentara Jepang
ke Indonesia pada perang Asia Timur yaitu keinginan Jepang untuk menguasai
daerah-daerah yang kaya akan sumber minyak, untuk keperluan perang dan
kebutuhan minyak dalam negeri Jepang.
Terjadi perebutan kekuasaan Jepang terhadap Belanda, para pegawai perusahaan
minyak Belanda ditugaskan untuk menangani taktik bumi hangus instalasi
penting, terutama Kilang minyak yang ditujukan untuk menghambat laju serangan
Jepang. Namun akhirnya, Jepang menyadari bahwa pemboman atas daerah
minyak akan merugikan pemerintah Jepang sendiri.
Sumber-sumber minyak segera dibangun bersama oleh tenaga sipil Jepang,
tukang-tukang bor sumur tawanan perang dan tenaga rakyat Indonesia yang
berpengalaman dan ahli dalam bidang perminyakan, serta tenaga kasar diambil
dari penduduk Cepu dan daerah lainnya dalam jumlah besar.
Lapangan minyak Cepu masih dapat beroperasi secara maksimal seperti biasa dan
pada saat itu Jepang pernah melakukan pengeboran baru di lapangan minyak
Kawengan, Ledok, Nglobo dan Semanggi.

7
3. Periode Zaman Kemerdekaan ( Tahun 1945 )
Zaman kemerdekaan, Kilang minyak di Cepu mengalami beberapa perkemba
ngan sebagai berikut:

a. Periode 1945 – 1950


Tanggal 15 Agustus 1945 Jepang menyerah kepada Sekutu. Hal ini menyebabkan
terjadinya kekosongan kekuasaan di Indonesia. Pada tanggal 17 Agustus 1945,
Indonesia memproklamasikan kemerdekaan sehingga Kilang minyak Cepu
diambil alih oleh Indonesia. Pemerintah kemudian mendirikan Perusahaan
Tambang Minyak Nasional (PTMN) berdasarkan Maklumat Menteri
Kemakmuran No. 05.
Desember 1949 dan menjelang 1950 setelah adanya penyerahan kedaulatan,
Kilang minyak Cepu dan lapangan Kawengan diserahkan dan diusahakan kembali
oleh BPM perusahaan milik Belanda.

b. Periode 1950 – 1951


Selepas kegiatn PTMN dibekukan pada akhir tahun 1949, pengelolaan lapangan
Ledok, Nglobo dan Semanggi yang pada saat itu dikenal sebagai Cepu Barat
berpindah tangan kepada ASM (Administrasi Sumber Minyak) yang dikuasai oleh
Komando Rayon Militer Blora.

c. Periode 1951 – 1957


Pada tahun 1951 perusahaan minyak lapangan Ledok, Nglobo, Semanggi oleh
ASM diserahkan kepada pemerintah sipil. Untuk kepentingan tersebut dibentuk
panitia kerja yaitu Badan Penyelenggaraan Perusahaan Negara di bulan Januari
1951, yang kemudian melahirkan Perusahaan Tambang Minyak Republik
Indonesia (PTMRI).

8
d. Periode 1957 – 1961
Pada tahun 1957, PTMRI diganti menjadi Tambang Minyak Nglobo, CA.

e. Periode 1961 – 1966


Tahun 1961, Tambang Minyak Nglobo CA diganti PN PERMIGAN (Perusahaan
Minyak dan Gas Nasional) dan pemurnian minyak di lapangan minyak Ledok dan
Nglobo dihentikan. Pada tahun 1962, Kilang Cepu dan lapangan minyak
Kawengan dibeli oleh pemerintah RI dari Shell dan diserahkan ke PN
PERMIGAN.

f. Periode 1966 – 1978


Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Urusan Minyak dan Gas Bumi No.
5/M/Migas/1966 tanggal 04 Januari 1966, yang menerangkan bahwa seluruh
fasilitas/instalasi PN Permigan Daerah Administrasi Cepu dialihkan menjadi
Pusat Pendidikan dan Latihan Lapangan Perindustrian Minyak dan Gas Bumi
(PUSDIKLAP MIGAS). Yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Lembaga Minyak dan Gas Bumi (Lemigas) Jakarta. Kemudian pada tanggal 07
Februari 1967 diresmikan Akademi Minyak dan Gas Bumi (Akamigas) Cepu
Angkatan I (Pertama).

g. Periode 1978 – 1984


Berdasarkan SK Menteri Pertambangan dan Energi No. 646 tanggal 26 Desember
1977 PUSDIKLAP MIGAS yang merupakan bagian dari LEMIGAS (Lembaga
Minyak dan Gas Bumi) diubah menjadi Pusat Pengembangan Teknologi Minyak
dan Gas Bumi Lembaga Minyak dan Gas Bumi (PPTMGB LEMIGAS) dan
berdasarkan SK Presiden No. 15 tanggal 15 Maret 1984 pasal 107, LEMIGAS
Cepu ditetapkan sebagai Lembaga Pemerintah dengan nama Pusat Pengembangan
Tenaga Perminyakan dan Gas Bumi (PPT MIGAS).

9
h. Periode 1984 – 2001
Berdasarkan SK Menteri Pertambangan dan Energi No. 0177/1987 tanggal 05
Desember 1987, dimana wilayah PPT Migas yang dimanfaatkan Diklat
Operasional/Laboratorium Lapangan Produksi diserahkan ke PERTAMINA EP
ASSET 4 Cepu, sehingga Kilang Cepu mengoperasikan pengolahan crude oil
milik PERTAMINA.
Kedudukan PPT Migas dibawah Direktorat Jendral Minyak dan Gas Bumi,
Departemen Pertambangan dan Energi yang merupakan pelaksana teknis migas di
bidang pengembangan tenaga perminyakan dan gas bumi.
Keberadaan PPT Migas ditetapkan berdasarkan Kepres No. 15/1984 tanggal 18
Maret 1984, dan struktur organisasinya ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan
Menteri Pertambangan dan Energi No.1092 tanggal 05 November 1984.

i. Periode 2001 – 2016


Tahun 2001 PPT Migas Cepu diubah menjadi Pusdiklat Migas (Pusat Pendidikan
dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi) Cepu sesuai SK Menteri ESDM (Energi
dan Sumber Daya Mineral) nomor 150 Tahun 2001 dan telah diubah Peraturan
Menteri ESDM nomor 0030 Tahun 2005 tanggal 20 Juli 2005. Kemudian
diperbarui Peraturan Menteri No. 18 Tahun 2010 tanggal 22 November 2010.

j. Periode 2016 – Sekarang


Sesuai Peraturan Menteri No. 13 tahun 2016 tentang organisasi dan tata kerja
kementrian energi dan sumber daya mineral, Pusdiklat Migas Cepu berubah nama
menjadi Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Minyak Dan Gas Bumi
(PPSDM) Migas.

2.2. Visi dan Misi

10
2.2.1. Visi
Menjadi pusat pendidikan dan pelatihan minyak dan gas bumi yang unggul
dengan mewujudkan tata kepemerintahan yang bersih, baik, transparan dan
terbuka.

2.2.2. Misi
- Meningkatkan kapasitas aparatur Negara dan pusdiklat migas untuk
mewujudkan tata kepemerintahan yang baik.
- Meningkatkan kompetensi tenaga kerja sub sector migas untuk
berkompetensi melalui mekanisme ekonomi pasar.
- Meningkatkan kemampuan perusahaan minyak dan gas bumi menjadi lebih
kompetitif melalui pengembangan sumber daya manusia.

2.3. Struktur Organisasi PPSDM Migas Cepu


Struktur organisasi yang ada di PPSDM Migas terdiri dari pimpinan tertinggi
sebagai kepala PPSDM. Pimpinan tertinggi membawahi kepala bagian dan kepala
bidang yang bertugas memimpin unit-unit di PPSDM Migas.
Kepala bagian dan kepala bidang membawahi sub. bagian dan sub. bidang
dari unit-unit yang terkait. Di setiap unit terdapat pengawas unit dan pengelola unit
yang dipimpin oleh sub bagian masing-masing unit. Selain itu, dalam kegiatan
operasional PPSDM Migas setiap unit memiliki masing-masing karyawan atau
bawahan yang handal dalam setiap masing-masing bidang yang dijalankan.

11
Gambar 2.1. Struktur Organisasi Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Minyak
dan Gas Bumi Cepu (PPSDM MIGAS CEPU)

2.4. Kondisi Geologi

  Untuk mengenal potensi geologi suatu wilayah diperlukan pemahaman tentang


kondisi geologi wilayah tersebut.Secara geologi, seluruh wilayah Kabupaten
Blora dibentuk oleh formasi-formasi batuan sedimen berumur Miosen (23 –
5 juta tahun y. l.) hingga Kwarter (1,8 juta tahun y.l. – sekarang) beserta
struktur-struktur yang menyertainya. Beberapa formasi batuan sedimen
tersebut dari yang berumur tertua hingga termuda dikenal sebagai berikut.

12
Gambar: 2.2 Kondisi Geologi Kabupaten Blora

1. Formasi Tawun terdiri atas batu lempung pasiran bersisipan batu pasir
dan batu gamping.
2. Formasi Ngarayong terdiri atas perselingan batupasir dan batu lempung
pasiran dengan sisipan batu lempung karbonatan dan batu gamping.
3. Formasi Bulu disusun oleh kalkarenit (batu gamping klastik).
4. Formasi Wonocolo disusun oleh napal bersisipan kalkarenit dan batu
lempung.
5. Formasi Ledok terdiri atas perselingan kalkarenit dan batu lempung
6. Formas iKalibeng terdiri atas napal (lempung karbonatan) dengan
setempat bersisipan batu pasir tufan, tuf dan kalkarenit.
7. Formasi Paciran disusun oleh terumbu koral.
8. Formasi Mundu disusun oleh napal.

13
9. Formasi Selorejo terdiri atas batu gamping, batu lempung
pasiran/gampingan.
10. Formasi Kerek terdiri atas perselingan batu pasir, batu lempung, tuf,
napal dan batu gamping.
11. Formasi Tambakromo disusun oleh batu lempung, napal dan batu
gamping.
12. Formasi lidah disusun oleh batu lempung dengan setempat sisipan
batupasir dan batu gamping.
13. Endapan undak terdiri atas batu pasir dan konglomerat.
14. Aluvium terdiri atas lempung, lanau, pasir dan kerikil.

Struktur-struktur geologi merupakan bentuk-bentuk fisik yang dihasilkan oleh


kegiatan tektonik, terdiri atas perlipatan batuan dan sesar-sesar.

Kondisi geologi suatu wilayah diartikan memiliki potensi positif apabila dari
padanya menghasilkan sumberdaya yang bermanfaat bagi kebutuhan
manusia.Terdapat beberapa formasi batuan sedimen di wilayah Kabupaten
Blora yang berpotensi positif menghasilkan sum berdaya geologi dan
geowisata, di antaranya :

Formasi Bulu, Wonocolo dan Ledok merupakan tiga formasi yang berpotensi
mengandung sum berdaya minyak dan gas bumi; serupa dengan formasi-
formasi batuan sedimen mengandung bahan galian dimaksud yang
ditemukan di Blok Cepu.Dari 648 sumur minyak dan gas bumi tertinggal
hasil eksplorasi oleh BPM pada tahun 1890, sejumlah 112 sumur masih
diproduksi secara tradisional oleh masyarakat setempat. Daerah ini telah
dimanfaatkan juga sebagai obyek geowisata.

14
Beberapa formasi batuan sedimen berpotensi mengandun gsum berdaya bahan
galian industri (Gambar 2.Peta Potensi Sumber Daya Non Logam di
Kabupaten Blora).

Formasi Ngrayong di Wilayah Kabupaten Blora berpotensi sebagai formasi


pembawa batubara (Gambar 3).  Endapan undak di sepanjang aliran
Bengawan Solo dalam wilayah Kabupaten Blora telah terbukti berpotensi
sebagai tempat ditemukannya fosil-fosil vertebrata dan manusia purba.

Formasi batu gamping dapat menbentuk bentangalam karst dengan asosiasi


goa-goa vertikal dan atau horizontal (dengan stalaktit dan stalagmit), dapat
dijadikan obyek geowisata.

Sementara geologi suatu wilayah disebut berpotensi negatif apa bila dari
kondisi geologi ter sebut dapat menimbulkan bencana bagi kehidupan
manusia. Proses perlipatan dan pensesaran terhadap formasi-formasi batuan
dalam periode waktu panjang biasanya dapat membentuk bentangalam yang
berpotensi menimbulkan bencana geologi. Tergantung kepada sifat fisik
batuan, iklim dan proses-proses yang mempengaruhinya (pelapukan dan
erosi), maka potensi bencana yang ditimbulkannya akan berbeda di setiap
daerah.

Namun tidak semua struktur geologi dapat menimbulkan bencana, di antaranya


struktur sesar dapat berperan penting sebagai faktor penunjang dalam
pembentukan reservoir minyak dan gas di bawah permukaan bumi.

2.5. Letak Geografis


Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Minyak dan Gas Bumi Cepu
(PPSDM MIGAS CEPU) berlokasi di Jalan Sorogo 1, Kelurahan Karangboyo,
Kecamatan Cepu, Kabupaten Blora, Provinsi Jawa Tengah, Indonesia dengan

areal sarana dan prasarana pendidikan dan pelatihan seluas area 120 hektar. Di

15
tinjau dari segi geografis dan ekonomis, lokasi tersebut cukup strategis karena
didukung oleh beberapa faktor, yaitu :

1. Lokasi Praktek
Lokasi Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Minyak dan Gas Bumi
Cepu (PPSDM MIGAS CEPU) berdekatan dengan lapangan minyak milik
Pertamina, Exxon Mobil Cepu Limited, Petrochina, tambang rakyat
Wonocolo serta singkapan-singkapan geologi, sehingga memudahkan peserta
diklat untuk melakukan field study.

1. Sarana Transportasi
Kota Cepu dilewati oleh jalur kereta api yang Surabaya–Jakarta dan jalan
raya yang menghubungkan kota–kota besar di sekitarnya, sehingga
memudahkan untuk bepergian.

2. Letaknya yang berbatasan antara Jawa Tengah dan Jawa Timur

16
Gambar: 2.2. Peta Lokasi Pusat Pengembangan Sumber Daya
Manusia Cepu (PPSDM MIGAS CEPU)

BAB III
ORIENTASI UMUM
3.1. Tata Tertib PPSDM Migas
1. Peserta PKL/Penelitian harap hadir sesuai waktu yg ditentukan, misalnya
mengisi absen hadir,menjaga ketertiban.
2. Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Minyak dan Gas Cepu
(PPSDM Migas), tidak menyediakan Fasilitas, Akomodasi, Transportasi,
Makan, Kesehatan dan biaya lain.
3. Selama Praktek/Penelitian wajib mengenakan Almamater.
4. Peserta PKL wajib Bio Data dan menyerahkan pas foto uk 3X4 cm.
5. Pesera PKL/Penelitian diwajibkan sopan, dan mampu bergaul dengan
Dosen/Rekan/Instruktur/Pembimbing.
6. Peserta PKL/Penelitian wajib menjauhkan dari perbuatan tercela al.
Pencurian barang, mengancam dosen/pembimbing.

17
7. PKL/Penelitian dilarang membuat keributan/berkelehi dng siapapun selama
diruang lingkup PKL.
3.2. Humas PPSDM Migas
Keberadaan humas sangat dibutuhkan dan penting untuk membangun
dan menjaga adanya saling pengertian antar organisasi dengan
stakeholder dan masyarakat umum, dengan tujuan menyangkut tiga hal yaitu
reputasi, citra dan komunikasi mutual benefit relationship.
Untuk berkomunikasi dengan publik, Humas PPSDM Migas
menyediakan layanan informasi berupa Call Center yang diperuntukkan bagi
stakeholder ataupun masyarakat umum yang ingin menyampaikan keluhan
dan pertanyaannya di bidang layanan organisasi. Call Center PPSDM Migas
dapat dihubungi melalui nomor 081390107701 telpon (jam kerja), sms atau
WA. Humas PPSDM Migas juga menyediakan informasi mengenai
perkembangan organisasi terkini melalui Buletin Patra yang terbit setiap 3
bulan sekali.

3.3. Keamanan PPSDM Migas


Mengingat kompleksnya kegiatan yang terdapat di PPSDM Migas
Cepu baik proses industri, kegiatan pengajaran dan segala jenis kegiatan
lainnya, unit keamanan PPSDM Migas Cepu memiliki peran yang penting
untuk menjaga keamanan dan stabilitas kerja di PPSDM Cepu. Secara umum
unit keamanan memiliki 4 macam objek pengamanan yaitu pengamanan
personil, pengamanan material, pengamanan informasi danpengamanan
operasional.
3.4. Fire Safety PPSDM Migas
Unit K3LL (Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lindungan
Lingkungan) dibentuk dengan tujuan untuk mencegah dan menanggulangi
segala sesuatu yang menyebabkan kecelakaan kerja yang mempengaruhi
terhadap proses produksi, sehingga sumber-sumber produksi dapat

18
digunakan secara efisien dan produksi dapat berjalan lancar tanpa adanya
hambatan yang berarti.Unit K3LL PPSDM Migas Cepu mempunyai tugas
yang meliputi :
1. Tugas rutin
a. Menyusun rencana pencegahan terhadap kecelakaan kerja.
b. Melakukan inspeksi secara berkala atau khusus.
c. Melakukan pemeriksaan alat - alat pemadam kebakaran.
d. Mengadakan safety trainning baik kepada personil pemadam api maupun
pegawai biasa.
2. Tugas Non Rutin
a. Melaksanakan pelayanan pemadam api dan keselamatan kerjadiluar
PPSDM Migas Cepu.
b. Melakukan penyelidikan terhadap kecelakaan kerja yang sama.
c. Menanamkan kesadaran kepada semua pegawai akan pentingnya
pencegahan kebakaran dan keselamatan kerja.
d. Melakukan kampanye keselamatan kerja kepada para pegawai.

3. Tugas Darurat
a. Memberikan pertolongan dan penanggulangan terhadap terjadinya
kecelakaan kerja.
b. Memadamkan api jika terjadi kebakaran baik dilingkungan Pusdiklat
Migas Cepu maupun diluar.
3.5. Unit Kilang dan Laboratorium Kilang PPSDM Migas
Proses pengolahan minyak bumi di PPSDM Migas Cepu terdiri dari
dua unit utama yaitu Crude Destilation Unit(CDU) dan Wax Plant (tidak
beroperasi lagi). Proses Pengolahan di Unit Kilang antara lain :

a. Crude Distilation Unit (CDU)

19
Pengolahan Minyak Mentah (crude oil) di PPSDM Migas Cepu
dilaksanakan dengan sistem pemisahan yang terjadi pada CDU. Proses ini
terjadi di Distilasi Atmosferik. Unit distilasi atmosferik adalah suatu unit
yang bertugas melaksanakan seluruh rangkaian kegiatan pemisahan minyak
mentah (crude oil) menjadi produk-produk minyak bumi berdasarkan trayek
titik didihnya pada tekanan satu atm.
1. Bahan Baku
Sumber bahan baku (yakni campuran minyak mentah) berasal dari
lapangan Kawengan dan Ledok yang diambil dari sumur milik PT.
Pertamina EP Asset 4 Field Cepu. Adapun karakteristik minyak mentah dari
sumur-sumur minyak tersebut yaitu :
a. Lapangan Kawengan
Minyak Mentah dari lapangan Kawengan merupakan minyak HPPO
(High Pour Point Oil) bersifat parafinis, yaitu mengandung lilin, alkana
rantai lurus dan nilai oktan rendah.
b. Lapangan Ledok
Minyak Mentah bersifat aspaltis, yaitu mengandung Aspal, struktur
rantai tertutup, nilai oktan tinggi. Minyak mentah Ledok sering disebut
minyak LPPO (Light Pour Point Oil).
Seiring dengan Meningkatnya produksi sumur minyak maka untuk
bahan baku crude oil yang digunakan adalah merupakan crude oil campuran
antara Kawengan dan Ledok. Oleh karena itu untuk spesifikasi dari crude oil
ini dapat kita lakukan uji densitiy, pour point dan uji distilasiASTM D – 86,
untuk mengetahui sifat volatility dari crude oil.

2. Proses Pengolahan
Proses pengolahan minyak mentah yang dilakukan di unit CDU
PPSDM Migas Cepu meliputi 2 proses yaitu:

a) Proses Distilasi Atmosferik

20
Pengolahan minyak di PPSDM Migas Cepu menggunakan metode
distilasi atmosferik, antara lain:
1. Pemanasan Awal dalam HE (Heat Exchanger)
2. Pemanasan pada Furnace
3. Pemisahan atau Penguapan dalam Evaporator
4. Distilasi dalam Kolom Fraksinasi dan Stripper
5. Pengembunan dan Pendinginan pada Condensor dan Cooler

b) Proses Treating

Pada umumnya minyak mentah dan produk masih mengandung


kotoran-kotoran atau impurities berupa hydrogen sulfide (H2S), Merchaptan
(RSH), MgCl2, NaCl dan lain-lain dalam jumlah tertentu. Proses treating
adalah proses yang bertujuan untuk mengurangi atau menghilangkan
impurities yang terdapat dalam produk.
Unit pengolahan di PPSDM Migas Cepu proses treating hanya
dilakukan pada produk Pertamina Solvent (Pertasol CA,CB dan CC) yaitu
dengan cara injeksi amoniak (NH3) pada puncak kolom dan dengan proses
pencucian menggunakan soda caustic (NaOH).

1. Produk yang Dihasilkan


Produk utama dari pengolahan minyak mentah di PPSDM Migas
Cepu saat ini adalah sebagai berikut:

a) Pertasol CA
Pertasol ini merupakan campuran hidrokarbon cair yang merupakan
trayek didih 30 – 200 0C. Pertasol atau gasoline merupakan produk yang
terpenting karena digunakan sebagai solvent/pelarut, pembersih dan lain-

21
lain. Spesifikasi pertasol CA yang ditetapkan oleh Pertamina dalam hasil
rapat pada tanggal 06 Februari 2012 dapat dilihat pada tabel 3.1.
Kegunaan Pertasol CA yaitu:
1. Industri cat, lacquers dan varnish
2. Untuk tinta cetak sebagai pelarut dan diluen.
3. Industri cleaning dan degreasing

Tabel 3.1. Tabel Petrasol CA

Metode Spek. Pertasol

Satu ASTM CA
Lain Baru
No Parameter Uji a Min Mak
n s
.
o
1 Density at 15 C Kg/m D-1298 720 735
2

Distilasi : D-86
O
2 IBP C 45
O
End Point C 150
3 Warna sybolt : D-156 +25
4 Korosi bilah
Tembaga D-130 No 1
2hrs/100 OC
5 Doctor Test D-4952 Negative
6 Aromatic content %
v
o
l D-1319 20
u
m
e
b) Pertasol CB

22
Spesifikasi pertasol CByang ditetapkan oleh Pertamina dalam hasil
rapat pada tanggal 06 Februari 2012 terdapat dalam tabel 3.2.
Tabel 3.2. Tabel Petrasol CB

Metode Spek. Pertasol


ASTM CA
Lain Baru
No Parameter Uji Satuan Min Mak
s
.
o 2
1 Density at 15 C Kg/m D-1298 765 780
Distilasi : D-86
O
2 IBP C 100
O
End Point C 200
3 Warna sybolt D-156 +18
4 Korosi bilah
Tembaga D-130 No 1
2hrs/100 OC
5 Doctor Test D-4952 Negative
6 Aromatic content %
vol D-1319 25
ume

c) Pertasol CC
Produk pertasol CC, Kilang PPSDM Migas Cepu memproduksi
dalam waktu-waktu tertentu dalam arti hanya memproduksinya secara on
demand. Pertasol CC memiliki spesifikasi yang ditetapkan oleh Pertamina
dalam hasil rapat tanggal 06 Februri 2012 terdapat dalam tabel 3.3.
Tabel 3.3. Tabel Petrasol CC

No Parameter Uji Satuan Metode Spek. Pertasol


ASTM CA
Lain Baru
Min Mak

23
s
.
o 2
1 Density at 15 C Kg/m D-1298 782 796
Distilasi : D-86
O
2 IBP C 124
O
End Point C 250
3 Warna sybolt D-156 +16
4 Korosi bilah
Tembaga D-130 No 1
2hrs/100 OC
5 Doctor Test D-4952 Negative
6 Aromatic content %
vol D-1319 25
ume

d) Solar (Jenis minyak solar 48)


Solar mempunyai trayek didih 250 - 350 0C. BBM jenis solar 48
memiliki spesifikasi berdasarkan ketentuan Dirjen Migas yang terdapat
dalam tabel 3.4.

Tabel 3.4. Tabel Bahan Bakar Minyak Jenis Solar

Batuan Metode
Saatu Min Mak
Karakteristik AS
an s
TM
Bilangan Cetana : - - - -
Angka Cetana - 48 - D-613-95
1 Indeks Cetana D-4737-
- 45 -
96A
Berat Jenis (pada Suhu D-
o
15 C) 1298
2 Kg/m3 815 870
/405
2
Viskositas (Pada Suhu 40 D-445-97
3 o
mm2/s 2 -
C)

24
Kandungan Sulfur D-2622-
4 % m/m - 0,35
98
Distilasi : - - - -
5 o
T95 c - 370 -
Titik nyala o
D-93-
6 c 60 -
99C
o
7 Titik Tuang c - 18 D-97
Residu D-4530-
8 %m/m - 0,1
93
Kandungan Air D-1744-
9 mg/kg - 500
92
10 Biologikal Growth - - Nihil -
11 Kandungan Fame % v/v - 10 -
Kandungan Metanol & Tak D-4815
12 Etanol % v/v Terdetek
si
Korosi Bilah Tembaga Kelas D-130-94
13 Menit -
1
14 Kandungan Abu % m/m - 0,01 D-482-95
15 Kandungan Sedimen % m/m - 0,01 D-473
Bilangan Asam Kuat Mg D-664
K
16 O - 0
H/
g
Bilangan Asam Total Mg D-664
K
17 O - 0,6
H/
g
Partikulat D-2278-
18 Mg/1 - -
99
Penampilan Visual Jernih & -
19 -
Terang
20 Warna No.AS - 3 D-1500
T

25
M

e) Residu
Residu merupakan fraksi berat dari minyak bumi yang mempunyai titik
didih paling tinggi yaitu 350 0C dan merupakan hasil bawah dari residue stripper.
Residu biasanya digunakan sebagai bahan bakar dalam pabrik karena
mempunyai heating value yang tinggi.
Produk residu di Kilang PPSDM Migas Cepu dikenal dengan nama
Minyak Bakar Cepu (MBC). MBC memiliki spesifikasi yang telah diuji pada
tanggal 08 Mei 2015 dengan sampel dari T. 138 terdapat dalam tabel 3.5.

Tabel 3.5. Tabel Minyak Bakar Cepu (Residu)

NO Parameter Uji Satuan Metode Hasil


Uj
i
1 Nilai Kalori MJ/kg ASTM D 240 42,23
2 Densitas pada kg/m3 ASTM 1298 934,4
15oC
3 Viskositas mm2/det ASTM D 445 129,58
Kinematic
4 Kandungan % m/m ASTM D 0,124
Sulfur 1552/2622
o
5 Titik Tuang C ASTM D 97 45
o
6 Titik Nyala C ASTM D 93 130

26
7 Kandungan Air % vol ASTM D 95 0,15

3.6. Unit Boiler PPSDM Migas


Boiler merupakan peralatan yang sangat diperukan untuk menunjang
proses Kilang pada industry Migas. Boiler atau biasa di sebut ketel uap
adalah suatu bejana tertutup yang digunakan untuk mengubah air menjadi
uap atau dengan kata lain mentransfer panas yang dihasilkan oleh
pembakaran bahan bakar (baik dalam bentuk padat, cair atau gas) sehingga
berubah wujud menjadi uap. Di dalam boiler, energi kimia dari bahan bakar
di ubah menjadi panas melalui proses pembakaran dan panas yang
dihasilkan sebagian besar diberikan kepada air yang berada di dalam ketel,
sehingga air berubah menjadi uap.
Boiler tersebut dibuat dari bahan baja dengan bentuk bejana tertutup
yang di dalamnya berisi air, sedangkan air tersebut dipanasi dari hasil
pembakaran bahan bakar residu. Untuk menyediakan kebutuhan uap atau
steam di PPSDM Migas Cepu maka boiler yang tersedia berjumlah 3 unit,
yang terdiri dari:

1) 2 (dua) unit boiler tipe AL-LSB-6000 dengan masing-masing memiliki kapasitas


sebesar 6 ton/jam.
2) 1 (satu) unit boiler tipe Wanson yang memiliki kapasitas sebesar 6,6 ton/jam.
Dalam pengoperasiannya, boiler di PPSDM Migas Cepu hanya dioperasikan 1
unit saja karena kebutuhan steam untuk Kilang sudah tercukupi.

27
3.7. Laboratorium Dasar
PPSDM Migas Cepu memiliki Laboratorium dasar atau yang biasa
disebut dengan laboratorium pengujian.Laboratorium yang tersedia adalah :

1. Laboratorium Kimia
2. Laboratorium Migas
3. Laboratorium Sipil
4. Laboratorium Geologi
5. Laboratorium Lindungan Lingkungan

3.8. Water Treatment PPSDM Migas


Unit pengolahan air bersih atau WTP (Water Treatment Plant)
merupakan unit pengolahan air yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan
manusia dan untuk menunjang kebutuhan operasi dari pabrik.Untuk itu
diperlukan air yang bersih, jernih dan bebas dari kuman penyakit. Air mudah
didapat dari permukaan bumi, tetapi air yang mutunya sesuai dengan mutu
penggunaannya masih sulit untuk diperoleh.Untuk memenuhi kebutuhan
tersebut maka PPSDM Migas Cepu mengambil air dari sungai Bengawan
Solo yang kemudian diolah sehingga dapat memenuhi berbagai kebutuhan
antara lain: air minum, air pendingin, air umpan ketel uap dan pemadam
kebakaran. Unit water treatment memiliki kapasitas sebesar 105.090 m3

28
3.9. Power Plant PPSDM Migas
Power plant adalah unit di PPSDM Migas Cepu yang menangani
penyediaan tenaga listrik menggunakan tenaga diesel. Bahkan bahan bakar
untuk ini menggunakan solar yang disediakan oleh PPSDM Migas Cepu
sendiri, dengan demikian tidak bergantung dengan PLN (Perusahaan Listrik
Nasional) disamping tenaga listrik yang dihasilkan oleh unit ini cukup besar.
PLTD (Perusahaan Listrik Tenaga Diesel) di PPSDM Migas Cepu mulai
didirikan pada tahun 1973.

3.10. Perpustakaan PPSDM Migas


Perpustakaan PPSDM Migas,mempunyai sistem pelayanan terbuka
(open access) yang meliputi:
a. Pelayanan reguler (Mahasiswa Akamigas, Pegawai dan Dosen)
b. Pelayanan non reguler (Peserta kursus, praktikan)
Koleksi perpustakaan antara lain: buku–buku diklat, majalah ilmiah,
laporan penelitian, skripsi, ebook, laporan kerja praktek dan bahan audio
visual.Sejarah berdirinya perpustakaan PPSDM Migas Cepu erat kaitannya
dengan berdirinya Akamigas yang pada awalnya terkenal dengan nama
AMGB (Akademi Minyak dan Gas Bumi). Akamigas yang berdirinya pada
tahun 1967 sebagai salah satu wadah untuk membina kader-kader
perminyakan nasional yang siap pakai. Adapun tugas–tugas perpustakaan
PPSDM Migas Cepu yaitu:
a. Melakukan perencanaan, pengembangan koleksi, yang mencakup buku, majalah
ilmiah, laporan penelitian, skripsi, laporan kerja praktek, diklat/ hand out serta
bahan audio visual.
b. Melakukan pengolahan dan proses pengolahan bahan pustaka meliputi
refrigrasi/inventaris, katalogisasi, klasifikasi, shelfing dan filing.

29
c. Laporan penggunaaan laboratorium bahasa untuk mahasiswa Akamigas,
pegawai, dosen, instruksi, peserta khusus dan lain-lain.
d. Layanan audio visual pemutaran film dan kaset video ilmiah untuk mahasiswa
Akamigas, pegawai, dosen, instruksi, peserta khusus dan lain-lain.
Layanan kerjasama antara perpustakaan dan jaringan informasi nasional.

30
BAB IV
DASAR TEORI
Operasi pemboran merupakan suatu kegiatan yang terpadA dengan
kegiatan-kegiatan lainnya dalam industri perminyakan.

Pada masa sekarang, operasi pemboran dapat dilaksanakan baik di


darat (on-shore) maupun di lepas pantai (off-shore). Peralatan yang
digunakan untuk operasi pada kedua tempat tersebut pada prinsipnya sama,
perbedaannya adalah tempat untuk menempatkan menara (rig) serta
perlengkapannya.

Dalam operasi pemboran, peralatan pemboran yang digunakan dapat


dikelompokkan menjadi 5 sistem, yaitu :
a. Sistem Pengangakatan (Hoisting System)
b. Sistem Pemutar (Rotating System)
c. Sistem Sirkulasi (Circulating System)
d. Sistem Pencegah Semburan Liar (BOP System)
e. Sistem Tenaga (Power System)

4.1.2. SISTEM PENCEGAHAN SEMBURAN LIAR (BOP SYSTEM)


Fungsi utama dari blow out prevenition system (BOP) adalah
menutup lubang bor ketika terjadi kick. Blow out merupakan suatu aliran
fluida formasi yang tak terkendalikan sampai ke permukaan.
Blowout merupakan suatu kejadiaan yang tidak dapat diperkirakan
dengan pasti khusunya pada saat dilakukan pemboran sumur-sumur
eksplorasi, dan blowout dapat berakibat membahayakan jiwa para pekerja
bor, menghancurkan rig dan merusak lingkungan. Karena bahaya yang
terbesar yang menimpa rig adalah semburan liar atau blowout yang tidak
terkendali dengan baik.

31
Blowout biasanya diawali dengan adanya “kick” yang merupakan
intrusi fluida bertekanan tinggi kedalam lubang bor. Intrusi ini dapat
berkembang menjadi blow out bila tidak segera diatasi.
Blowout prevention system terdiri dari tiga sub komponen utama,
yaitu :
1. BOP Stack
2. Accumulator
3. Supporting System

1. Bop Stack

Gambar: Bop stack

BOP Stack merupakan peralatan dengan valve tekanan tinggi yang


didesain untuk menahan tekanan lubang bor bila terjadi “kick”. Ditempatkan
pada kepala casing atau kepala sumur langsung dibawah rotary table pada
lantai bor.
BOP Stack meliputi peralatan berikut :

32
 Annular preventer
 Ram preventer
 Pipe rams
 Blind or Blank rams
 Shear rams
 Drilling Spool

Peralatan-peralatan Blowout terdiri dari:


4. BOP pada luar Pipa
1. Annular Type BOP
Annular preventer merupakan alat penutup lubang yang paling fleksibel
karena dapat dipergunakan untuk menutup lubang pada segala keadaan baik
ada pipa dengan berbagai ukuran dan bentuk, maupun untuk lubang pada
keadaan tidak ada pipa.

33
Gambar 5.2. Annular Type BOP

2. Ram Type BOP


Ram preventer hanya dapat menutup lubang annulus untuk ukuran
pipa tertentu, atau pada keadaan tidak ada pipa bor dalam lubang. Pipe
rams : digunakan untuk menutup lubang bor pada waktu rangkaian pipa bor
barada dalam lubang. Ram type BOP meliputi :
1. Pipe ram
2. Blind Ram
3. Shear Ram

34
Gambar 5.4. Ram Type BOP
a. Pipe Ram
Untuk menutup lubang bor pada waktu rangkaian pipa bor berada
dalam lubang bor. Pipe ram didesain untuk menutu annulus disekeliling
peralatan-peralatan yang berupa drillpipe, tubing atau casing. Ram ini dapat
menutup disekeliling drillpipe, tubing, drill colar, kelly atau casing
tergantung dari ukuran ram yang dipilih.

b. Blind Ram
Menutup lubang bor pada waktu rangkaian pipa bor tidak berada dalam
lubang bor. Blind ram hampir mirip dengan pipe ram, kecuali packer diganti
dengan packer tanpa cutouts (lengkungan pipa). Ram ini didesain untuk
menutup dan mengisolasi lubang bor pada saat drill string atau casing tidak
berada dalam lubang pemboran.

35
Pipe
ram

Blind
ram

Gambar: 5.5. Pipe ram dan Blind Ram

c. Shear Ram
Bagian dari Ram BOP untuk menutup lubang bor. Memotong drill pipe dan seal
sehingga lubang bor kosong, biasanya terdapat pada pemboran lepas pantai.

4.1.4. BOP di dalam Pipa


Ketika terjadi kick saat sedang trip dan sumur telah ditutup dengan
menggunakan annular atau ram BOP ada kemungkinan aliran dari dalam
lubang bor mengalir keatas melalui pipa bor. Untuk mencegah terjadinya
semburan dan  dalam pipa ini maka dipasanglah peralatan pencegah
semburan liar dan dalam pipa, yang termasuk dalam kelompok peralatan ini
dan dipasang ditempat tertentu adalah: upper dan lower kelly cock safety
valve (full opening safely valve), inside BOP, drop in check valve dan drill
pipe float valve

.
a. Upper Kelly cock

36
Biasa disebut juga dengan upper kelly valve atau kelly cock, dipasang
diantara kelly joint dan swivel & memiliki ulir kiri. Upper kelly cock
merupakan peralatan BOP yang penting karena bisa jadi alat pengaman
terakhir terhadap blowout yang melewati drill pipe,terutama pada saat kelly
berada didalam rotary table. Alat ini berfungsi untuk mengisolasi lumpur
dari drill strem dengan swivel, rotary hose dan stand pipe bila terjadi
kebocoran dan untuk mencegah pecahnya peralatan tersebut karena tekanan
dari sumur yang tinggi.

Gambar: 5.6. Upper Kelly cock

b. Lower Kelly cock


Alat ini termasuk jenis ball valve dan biasa disebut juga kelly valve
atau mud saver valve, dipasang diantara bagian bawah kelly dengan top
joint dan drill pipe dan adakalanya dipakai untuk mencegah lumpur dan
kelly berjatuhan saat melepasnya. Lower kelly cock ini bisa dioperasikan
saat kelly diatas rig floor.

37
Gambar: 5.7. lower Kelly cock

c. Safety valve
Safety valve termasuk jenis ball valve, alat ini harus selalu siap di
lantai bor di tempat yang mudah dijangkau oleh kru dalam keadaan valve
posisi terbuka dan memiliki connection atau sambungan yang sesuai dengan
yang dipergunakan di drill strem untuk itu perlu juga disiapkan crossover
yang sesuai. Safety valve atau juga biasa disebut stabbing valve haruslah
ringan sehingga mudah diangkat oleh kru, selain itu kunci penutupnya harus
siap ditempat yang mudah dijangkau didekat safely valve.

38
Gambar : 5.8 Safety valve

d. Inside BOP
Inside BOP merupakan tipe float, dimana ia memiliki
mekanisme check valve (valve insert), sehingga tetap memiliki hambatan
untuk mengalirnya semburan meskipun dalam posisi terbuka, oleh karena itu
inside BOP lebih susah dipasang pada string yang sudah menyembur. Inside
BOP atau disebut juga Gray valve dapat dilalui fluida untuk mensirkulasi
sumur akan tetapi dapat mencegah tekanan atau aliran dari dalam lubang
yang mengalir keluar melalui string. Untuk memudahkan pemasangan inside
BOP pada kondisi ada semburan maka perlu dipasang safety valve terlebih
dahulu.

39
Gambar: 5.9. Inside BOP

e. Drop in check valve


Drop in check valve atau pump down check valve berfungsi untuk
mencegah aliran balik dalam pipa. Drop in check valve ini memerlukan sub
khusus yaitu landing sub yang dipasang di cross over drill
colar. Pemasangan check valve dapat dilakukan dengan menjatuhkan check
valve ke dalam string setelah kelly dilepas. Setelah kelly disambung kembali
check valve dipompakan ke landing sub.

40
Gambar: 5.10. Drop in Check Valve

f. Drill pipe float valve


Drill pipe float valve sering disebut juga bit float valve terletak di
ujung drill stem diatas pahat. Alat ini berfungsi. Untuk mencegah aliran
balik lumpur selama operasi pemboran dan mencegah kick akibat swab
effect saat mencabut rangkaian. Bit float valve ini dapat aus akibat aliran
lumpur selama sirkulasi sehingga tidak dapat berfungsi sempurna. Oleh
karena itu meskipun telah terpasang bit float valve masih diperlukan alat
BOP dan dalam string yang lain untuk pencegahan.

Gambar: 5.11. Drill Pipe float Valve

41
4.1.5. Saluran Pengendali
a. Drilling Spools
Drilling spools adalah terletak diantara preventer. Drilling spools berfungsi
sebagai tempat pemasangan choke line (yang mensirkulasikan “kick” keluar dari
lubang bor) dan kill line (yang memompakan lumpur berat). Ram preventer pada
sisa-sisanya mempunyai “cutlets” yang digunakan untuk maksud yang sama.

Gambar 5.12. Drilling Spools

b. Kill Line
Kill Line bekerja pada BOP Stack biasanya berlawanan berlangsung dengan
choke manifold (dan choke line). Lumpur berat dipompakan melalui kill line
kedalam lumpur bor sampai tekanan hidrostatik lumpur dapat mengimbangi tekanan
formasi.

42
Kill
L

Gambar: 5.13. Kill Line

b. Choke flow line


Choke flow line atau choke line berfungsi untuk mengalirkan fluida
bertekanan dan sumur ke choke manifold. Choke line ini terdiri dari sebuah
manual operated valve disebut master valve yang dipasang sedekat mungkin
dengan BOP dan sebuah hidraulic power operated valve dipakai sebagai
valve primer (utama) dipasang dibagian luar dan master valve. Choke line ini
disambung sampai ke choke manifold dan diusahakan dipasang selurus
mungkin.

43
Choke
Fl
ow

Gambar: 5.14. Choke Flow Line

c. Choke manifold (Back Pressure man (BPM)


Choke man atau BPM ini berfungsi untuk menerima aliran dan
sumur untuk dapat dialirkan ke ground pit/flare dan separator. Konstruksi
dan choke man ini terdiri dari kerangan-kerangan, manometer dan choke.
Pada choke manifold ini dipasang hydraulic adjustable choke yang dapat
dioperasikan dan jarakjauh, dimana umumnya kontrol panelnya ditempatkan
diatas rig floor.

44
Gambar: 5.15. Choke Manifold

5.2.4. Sistem Kontrol


a. Accumulator Unit
Biasanya ditempatkan pada jarak sekitar 100 meter dari rig. Accumulator
bekerja pada BOP stack dengan “high pressure hydraulis” (saluran hidrolik

45
bertekanan tinggi). Pada saat terjadi “kick” Crew dapat dengan cepat menutup
blowout preventer dengan menghidupkan kontrol pada accumulator atau pada
remote panel yang terletak pada lantai bor.
Unit accumulator dihidupkan pada keadaan darurat yaitu untuk menutup
BOP Stack. Unit ini dapat dihidupkan dari remote panel yang terletak pada lantai bor
atau dari accumulator panel pada unit ini terdiri dalam keadaan crew harus
meninggalkan lantai bor.

Gambar: 5.16. Accumulator

BAB V

46
PEMBAHASAN

5.1. PERALATAN BOP SISTEM DI PPSDM MIGAS, CEPU

1) BOP Sistem
Fungsi utama dari sistem pencegahan semburan liar (BOP Sistem)
adalah untuk menutup lubang bor ketika terjadi “kick”. Blow out terjadi
karena masuknya aliran fluida formasi yang tak terkendalikan ke permukaan.
Blow out biasanya diawali dengan adanya “kick” yang merupakan suatu
intrusi fluida formasi  bertekanan tinggi kedalam lubang bor. Intrusi ini dapat
berkembang menjadi blowout bila tidak segera diatasi.
5.1.1. Rangkaian peralatan (BOP System)

Rangkaian peralatan system pencegahan semburan liar (BOP system) terdiri dari
tiga sub komponen utama yaitu : Rangkaian BOP Stack.Acculator,dan
System penunjang

 Peralatan – peralatanutama BOP system terdiri dari :


 BOP Stack
 Accmulator
 Supporting System
 BOP Stack terdiri dari :
 Annular Preventer
 Ram Preventer
 Drilling Spools
 Supporting System terdiri dari :
 Choke Manifold
 Kill Line
 Accumulator
 Peralatan Di Dalam Pipa:

47
 Upper Kelly cock
 Lower Kelly cock
 Safety valve/full safety valve
 Inside BOP
 Drop in check valve
 Bit Float Valve

5.1.2. Deskripsi Alat

1. Nama Alat:Annular Preventer

 Fungsi:Untuk menutup lubang annulus baik terdapat pipa atau tidak ada pipa
bor.
 Mekanisme kerja: Terdapat pada kepala sumur dibawah rotary table dan
terdiri dari sejumlah valve (prevention) yang dapat menutup lubang bor
secara otamatis setelah control pada accumulator dihidupkan.

48
Gambar: 5.13.Annular Preventer.

 Spesifikasi

Tabel: 5.1.2. Spesifikasi Annular Preventer

Model FH 18/21
Api Size deseription 7 1/16 inch
Rated Working Pressure 3000 psi
Temperature Rating T20
Product Description Code 200210
Linsence No. XK 14 – 209 – 000013
Rate Operation 3000 psi
Operation Pressure 1200 – 1500 psi

49
Serial Number 1002012

Date of Manufacture 2010,02

5.1.3. Nama Alat: Rubber Packing

 Fungsi: Bagian (berbentuk karet) yang ada di dalam annular preventer, yang
dapat menutup lubang bor saat terjadi kick.
 Mekanisme kerja: Menutup lubang pada annular preventer jika terjadi
tekanan yang tingi dari dalam lubang sumur.

b.Rubber Packer

50
Gambar: 5.1.3.Rubber Packing

Spesifikasi.

Tabel: 5.1.3. Spesifikasi Rubber packer

Type Nitrile rubber berwarna merah dan


Natural rubber berwana hitan

Tekanan
Working
hidrolis
pressure
penutup
(wp) tidak lebih dari 1500 psi

Temperature Untuk nitrile rubber sebesar 20 f -190


f

5.1.4. Nama Alat: Ram preventer

 Fungsi: Menutup lubang bor saat terjadi kick.


 Mekanisme Kerja: Menutup lubang annular dengan ukuran pipa tertentu

C.Ram preventer

51
Gambar: 5.1.4. Ram preventer

 Spesifikasi
Tabel: 5.1.4. Spesifikasi Ram Preventer

Model ZFZ 18/21

Api Size description 71/16 inch

Rate Working pressure 3000 psi

Temperature Rating T20

Product Description code 201001

Lisence No XK 14 – 001 – 00025

Rate Operation 3000 psi

Operatio pressure 1200 – 1500 psi

Dimension 85,8 – 29,9 x 40,9 inch

Weigth 6086 Lbs

52
Serial Number 1002013

Date of Manufacture 2010,02

5.1.5. Nama Alat: pipe Ram

 Fungsi: untuk menutup lubang bor saat rangkaian pipa bor berada pada
lubang.
 Mekanisme Kerja: Ketika terjadi kick’ Bind ram akan menutup lubang
sumur.Sehingga instrusi fluida formasi tidak dapat keluar ke permukaan.
 Pipe Ram dapat digunakan untuk melakukan stripping (selama stripping
pengerakan pipa 80 psi.Hal ini dimasukkan untuk mengurangi kerusakan /
keausan pada element packer dari ram.
 Tekanan hidrolik penuntupan ram tipe BOP umumnya hampir sama yait 1500
psi

53
a. Pipe Ram

Gambar: 5.17. Pipe Ra

 Spesifikasi

Tabel: 5.1.5. Spesifikasi Pipe Ram

Size 3 ½ inch
Working Pressure 300 0 Psi

5.1.6. Nama Alat: Blind Ram

54
 Fungsi: Menutup luban bor pada waktu rangkaian pipa bor tidak berada
dalam luban bor.
 Mekanisme kerja: ketika terjadi kick ,blind ram akan menutup lubang
sumur. Sehingga instrusi fluida formasi tidak dapat keluar ke permukaan.

 Blind Ram digunakan menutup rapat lubang yang tidak ada pipa pipa.
 Setiap PSL tipe ram dilengkapi dengan mekanisme pengunci (locking
mecanish),untuk mengunci ram pada saat posisi tertutup.Sehingga ram tidak
dapat bergerak membuka meskipun tekanan hidrolis dibuang.

Gambar: 5.18. Blind Ram

55
 Spesifikasi

Tabel: 5.1.6. Spesifikasi Blind Ram

Size 7 1/6 inch

Working Pressure 3000 psi

5.2.7. Nama Alat: Accumulator

 Fungsi: untuk menutup BOP stack pada keadaan darurat.


 Mekanisme kerja: Pada saat terjadi “kick” crew dapat dengan cepat
menutup blow out preventer dengan menhidupkan control pada accumulator
panel atau pada remote panel yang terletak pada lantai bor.

56
e. Accumulator Unit

57
Gambar: 5.19.Accumulator Unit.

58
 Spesifikasi
Tabel: 5.2.1. Spesifikasi Accumulator

Model FKQ – 480


Quantity of pressure operated 5 psi
Total volume of accumulator 12 x 40 Liter
Effective Reservoir Capacity 1100gallon
Motor Power 18,5 KW
Shipment Date 2013 – 12
System working Pressure 21 Mpa
Air Pressure 0,65 – 0,8 Mpa
Nitrogen Pressure accumulator 7 + 0,7 kg

Weigth 6400 kg

Serial Number 0908198

5.2.8. Nama Alat: Botol accumulator unit

59
 Fungsi: sebagai tempat tekanan untuk menoperasikan bop dengan system
hidrolik.
 Mekanisme kerja: ketika cairan dipompakan kedalaman botol chamber,gas
dimampatkan menghasilkan tekanan untuk mengerakan cairan hidrolik untuk
bila bias menggoperasikan system bop.

Gambar 5.20.Botol Accumulator

5.2.9. Nama Alat:Choke manifold

 Fungsi: untuk membantu dan menjaga back pressure dalam lubang bor,dan
untuk mencegah terjadinya intrusi fluida formasi.Lumpur bor dapat dialirkan
dari bop stack kesejumlah valve (yang membatasi aliran dan langsung ke
resaeve pits),mud gas ,separator,atau conditioning area back pressure dijaga
lubang bor dapat dikontrol kembali.
 Mekanisme kerja: Choke manifold bekerja pada bop stack dengan high
pressure line.Apabiala dihidupkan choke manifold membantu menjaga back
pressure di dalam lubang bor.

g.Choke Manifold

60
Gambar: 5.2.3. Choke Manifold.

 Spesifikasi

Tabel: 5.2.3. Spesifikasi Choke Manifold

Size 21 1/16 inch


API 16 A
Serial Number 0912244
Date 2013 11
Wp 5000 Psi

5.2.10. Nama Alat: Choke Line

Fungsi: untuk mengalirkan fluida bertekanan dari sumur ke choke manifold.

61
Gambar: 5.2.4.choke line

5.2.11. Nama Alat: Drilling spols

 Fungsi: sebagai tempat pemasangan choke line dan kill line.


 Mekanisme Kerja: Terletak diantara preventers untuk tempat pemasangan
choke line dan kill line.(Yang mensirkulasikan “kick” keluar dari lubang bor)
dan kill line memompakan lumpur berat.

g. Drilling Spools.

62
Gambar: 5.2.5. Drilling Spools

5.2.13. Nama Alat: Gate Valve

 Fungsi: merupakan salah satu bagian dari spesial tool (IBOP) untuk
mencegah blowout. Tool ini terletak pada rangkaian pipa.
 Mekanisme kerjanya :adalah ketika terjadi kick, maka system BOP akan
mulai bekerja sehingga annular preventer akan menutup. Pada saat itu valve-
valve akan menutup juga secara otomatis.

63
I. Gate Valve.

Gambar: 5.11. Gate Valve

BAB VI

64
PENUTUP
6.1. Kesimpulan
Setelah melakukan praktek kerja lapangan yang dilaksanakan di
PPSDM Migas Penulis menyimpulkan bahwa :
1. Dalam Operasi Pemboran diperlukan Lima system, terdiri dari :
a. Hoisting System
b. Rotating System
c. Circulating System
d. BOP System
e. Power System
2. Hoisting System: adalah system yang mempunyai kapasitas untuk
menurunkan dan menaikan Drill String.
3. Rotating System : Untuk memutar rangkaian pipa bor
4. Circulating System: Untuk mensirkulasikan Lumpur ke dalam
Lubang bot.
5. BOP System : Untuk mencegah, menahan dan mengontrol tekanan
dari dasar sumur.
6. Power Sistem: Untuk memberikan Tenaga Otomatis pada system
lainnya tapi tidak termasuk BOP System.
7. BOP adalah alat yang digunakan untuk menutup/menahan semburan
liar atau mengalirnya fluida formasi ke dalam lubang bor secara tak
terkendali (Menghentikan laju kick dan mencegah terjadinya Blow
Out)
8. Annular Type BOP berisi Rubber Packing Element yang dapat
menutup lubang annulus baik lubang dalam keadaan kosong ataupun
rangkaian pipa bor.
9. Ram type BOP hanya dapat menutup lubang annulus untuk ukuran
pipa tertentu atau pada keadaan tidak ada pipa dalam lubang.

65
10. Pipe Ram digunakan untuk mrenutup lubang bor pada waktu
rangkaian pipa bor berada dalam lubang bor.
11. Blind ram digunakan untuk menutup lubang bor pada waktu
rangkaian pipa bor tidak berada di dalam lubang bor.
12. Shear ram digunakan untuk memotong pipa sehingga lubang bor
kosong.
13. Accumulator adalah botol tekanan atau pressure Bottle yang
berfungsi menutup Blow Out Preventer dengan menghidupkan
control pada remote control panel.
14. Choke Line berfungsi membuang lumpur atau gas pada sumur
pemboran ke flare dan biasanya berukuran lebig besar ketimbang kill
line.

6.2. Saran
Dengan melihat kondisi yang ada di Rig R-600 selama praktek maka penulis
dapat menyarankan bahwa:
1. Untuk Universitas Dili (Undil) :
 Membuat lapangan simulasi drilling dan produksi agar bisa
meningkatkan kemampuan mahasiswa/i Universitas Dili di bidang
perminyakan.
 Menjaga kedisiplinaan dan efisiensi kerja yang selama ini telah
dilaksanakan antara Universitas Dili(Undil) dengan PPSDM Migas
Cepu Indonesia.
2. Untuk PPSDM Migas Cepu Indonesia:
 Sebaiknya peralatan yang mulai rusak segera di perbaiki atau di ganti
untuk mencegah terjadinya kerusakan yang lebih parah.

66
DAFTAR PUSTAKA
1. Applied drilling Engineering, Adam T. Bourgoyne Jr. Keith
K. Millhein, Martin E. Chenevert, F.S Young Jr. First Printing Society of
Petroleum Engineers, Richardson, TX, 1986
2. Chevron Drilling Reference Series, volume Eleven, well control
.and Blowout Prevention
3. Drilling Engineering Note Book, Shell International petroleum
Masatschappij B.V, Training Divition Drilling Engineering.
4. Drilling Engineering; Dipl.-Ing. Wolfgang F. Prassl; Curtin
University Technology
5. Drilling Engineering a well completion Palning Approach, Neal J. Adams,
Tommie Charrier, Research Associate, Penn Well Books, Penn Well
Publishing Companya, TulsaL, Oklahoma, copy Right@1985
6. Rig Induction, Schlumberger, April 2004

67
7. Oil &Gas well drilling & Servicing eTool, U.S.Departament of Labour,
Occupational Safety & Health Administration.
8. http://petroleum-learning.blogspot.co.id/2015/12/sistem-angkat-hoisting-
system.html
9. http://petroleum-learning.blogspot.co.id/2015/12/sistem-putar-rotating-
system.html
10. http://petroleum-learning.blogspot.co.id/2015/12/sistem-sirkulasi-circulating-
system.html
11. http://petroleum-learning.blogspot.co.id/2015/12/sistem-pencegah-semburan-
liar-blow-out.html
12. http://petroleum-learning.blogspot.co.id/2015/12/sistem-tenaga-power-
system.html
13. https://ngelmumigas.wordpress.com/2013/08/13/5-sistem-pengendalian-
semburan-liar-bop-system/

68

Anda mungkin juga menyukai