PENDAHULUAN
Dalam mencari minyak dan gas bumi diperlukan suatu eksplorasi. Eksplorasi
merupakan kegiatan mencari dan menemukan sumber daya hidrokarbon dan
memperkirakan potensi hidrokarbon di dalam sebuah cekungan. Namun untuk
melakukan suatu eksplorasi perlu adanya suatu sistem. Sistem ini disebut dengan
Basic Petroleum System yaitu proses untuk menemukannya kandungan
hidrokarbon dibawah permukaan. Di dalam Basic Petroleum System terdapat
komponen-komponen penting yang harus ada. Komponen-komponen tersebut
adalah :
1. Batuan Induk (Source Rock), yaitu batuan yang menjadi bahan baku
pembentukan hidrokarbon. Biasanya yang berperan sebagai batuan
sumber ini adalah serpih (shale). Batuan ini kaya akan kandungan unsur
atom karbon (C) yang didapat dari cangkang – cangkang fosil yang
terendapkan di batuan itu. Karbon inilah yang akan menjadi unsur utama
dalam rantai penyusun ikatan kimia hidrokarbon. Setelah mengalami
proses pematangan maka bahan organik ini menjadi fluida hidrokarbon.
2. Migrasi, yaitu proses berpindahnya hidrokarbon dari batuan induk sampai
terakumulasi pada suatu perangkap. Hidrokarbon yang telah terbentuk dari
proses di atas harus dapat berpindah ke tempat dimana hidrokarbon
memiliki nilai ekonomis untuk diproduksi. Proses perpindahannya
berdasarkan konsep perbedaan tekanan. Di batuan sumbernya sendiri
dapat dikatakan tidak memungkinkan untuk di ekploitasi karena
hidrokarbon di sana tidak terakumulasi dan tidak dapat mengalir. Sehingga
tahapan ini sangat penting untuk menentukan kemungkinan eksploitasi
hidrokarbon tersebut.
3. Reservoir Rock, adalah batuan yang merupakan wadah bagi hidrokarbon
untuk berkumpul atau mampu menampung fluida di pori-pori batuan.
Batuan reservoir sebagian besar adalah batuan sedimen meski tidak
jarang dalam kondisi tertentu batuan beku maupun batuan metamorf dapat
pula menjadi batuan reservoir hidrokarbon. Reservoir rock ini biasanya
adalah batu pasir dan batuan karbonat, karena kedua jenis batu ini memiliki
pori yang cukup besar untuk tersimpannya hidrokarbon. Reservoir rock
sangat penting karena pada batuan inilah minyak bumi di produksi.
4. Cap Rock, adalah atau lapisan yang menghalangi minyak untuk bermigrasi
lebih jauh, batuan ini bersifat impermeabel dengan ukuran butir yang
halus. Minyak dan atau gas terdapat di dalam reservoir, untuk dapat
menahan dan melindungi fluida tersebut, maka lapisan reservoir ini harus
mempunyai penutup di bagian luar lapisannya. Sebagai penutup lapisan
reservoir biasanva merupakan lapisan batuan yang rnempunyai sifat
kekedapan (impermeable), yaitu sifat yang tidak dapat meloloskan fluida
yarg dibatasinya. Jadi lapisan penutup didefinisikan sebagai lapisan yang
berada dibagian atas dan tepi reservoir yang dapat melindungi fluida yang
berada di dalam lapisan di bawahnya.
5. Trap, merupakan geometri atau facies batuan penyusun reservoir dan
penutup yang mampu menjebak hidrokarbon untuk berkumpul dan tidak
berpindah lagi sehingga minyak dapat terakumulasi. Ada beberapa jenis
perangkap yaitu :
a. Perangkap struktur, yaitu perangkap yang terjadi pada perubahan
bentuk dari batuan reservoir yang disebabkan oleh perlipatan, patahan,
retakan atau gabungan ketiganya.
b. Perangkap stratigrafi, adalah perangkap akibat perubahan struktur dan
lithologi batuan reservoir yang dapat berupa lensa, pembajian,
ketidakselarasan dan lain-lain.
c. Perangkap Kombinasi, disebabkan oleh gejala struktur dan statigrafi
sekaligus.
BAB V
LABORATORIUM
Sumuran
Cek Density
Uap Air
BS&W
Kilang PPSDM
Minyak
Sumur
Oil Catcher Air Water Treatment
Injeksi
Gambar.
Diagram Alir Penerimaan Produksi di Main Gathering Station Menggung
MGS Menggung menerima minyak mentah hasil produksi sumur dari
Distrik I dan Distrik II yang dikelola oleh Pertamina EP Cepu. Distribusi dilakukan
menggunkana pipa flowline, kemudian ditampung dalam storage tank. Selain itu,
MGS Menggung juga menerima minyak mentah hasil produksi sumur-sumur tua
yang dikelola oleh warga yang bekerjasama dengan KUD. Minyak mentah tersebut
di distribusi menggunakan road tank. Untuk dapat diterima di MGS Menggung,
minyak hasil produksi sumur yang dikelola warga harus melewati sejumlah tahap
test meliputi tes water level, tes kandungan %BS&W, dan uloading dock untuk
mengetahui volume minyak yang akan diganti biaya liftingnya. Minyak yang sesuai
standar akan ditampung dalam storage tank khusus. Apabila kualitasnya kurang
baik, minyak akan dipanaskan dalam heater treater dengan cara mensirkulasikan
uap air panas yang dihasilkan oleh boiler. Apabila sudah sesuai standar, minyak
hasil produksi sumur warga akan ditampung dalam storage tank.
Selain minyak MGS Menggung juga menerima kondensat hasil produksi
dari CPP Gundih. Setelah melalui proses unloading, kondensat akan ditampung
dalam condensate tank. Kandungan minyak dalam condensate tank akan
dipisahkan dan ditampung dalam storage tank. Demikian juga dengan kandungan
minyak yang masih tercampur dalam air, minyak akan dipisahkan menggunakan oil
catcher. Selanjutnya minyak yang sudah terpisah akan ditampung dalam storage
tank sedangkan air akan dipompakan menuju sumur-sumur di Kawengan sebagai
fluida injeksi. Crude Oil yang sudah terkumpul dalam storage tank akan di
distribusikan ke kilang PPSDM Cepu, sedangkan kondensat akan dikirim ke Mudi
menggunakan road tank.
PERALATAN PENGUMPUL MAIN GATHERING STATION
MENGGUNG
a. Unloading Dock
Merupakan bak penampung crude oil hasil produksi sumur warga yang
dibawa menggunakan road tank. Pada tahap ini kembali dilakukan
pengecekan terhadap tinggi water level menggunakan water stick pasta.
Volume minyak yang ditampung di unloading dock merupakan volume
minyak yang akan diganti biaya lifting nya.
(FOTO)
b. Storage Tank
Storage tank merupakan fasilitas produksi yang berfungsi untuk
menampung crude oil hasil produksi dari seluruh sumur di Field Cepu.
Storage tank di MGS Menggung terdiri dari 6 tanki utama dengan kapasitas
sebesar __, dan 4 tangki pengumpul untuk minyak hasil produksi dari KUD
dengan kapasitas ___.
(FOTO).
c. Boiler
Boiler merupakan peralatan yang terdapat di MGS Menggung yang
berfungsi untuk memanaskan air yang digunakan untuk proses treatment
minyak.
d. Oil Catcher
Oil Catcher merupakan fasilitas pemisah yang berfungsi untuk memisahkan
kandungan minyak yang masih terdapat dalam air. Minyak yang sudah
dipisahakan akan dialirkan kembali ke storage tank, sedangkan air hasil
pemisahan akan dialirkan menuju water treatment untuk diinjeksikan ke
dalam sumur.
e. Sludge Pond
Merupakan fasilitas di main gathering station Menggung yang berfungsi
untuk menampung endapan lumpur yang terdapat dalam storage tank.
PENGUKURAN MINYAK DAN FREE WATER PADA TANGKI
Pengukuran minyak dan free water dilakukan untuk mendapatkan data yang
dapat digunakan untuk mengetahui kualitas dan menghitung kuantitas minyak
pada setiap pergerakannya. Ada dua sistem pengukuran minyak, yakni:
1. Sistem pengukuran statis
2. Sistem pengukuran dinamis
Pengukuran level minyak dan air di lapangan dilakukan pada tangki
penimbun atau storage tank. Sistem pengukuran tersebut dinamakan pengukuran
statis Pengukuran statis dilaksanakan pada saat minyak dalam keadaan diam dan
memerlukan waktu pengendapan yang cukup.
Dalam melakukan pengukuran minyak dan free water dengan tangki ukur
diperlukan beberapa peralatan seperti :
1. Measuring depth tape/gauging tape/pita ukur
Measuring depth tape atau gauging tape merupakan pita ukur berskala
yang dilengkapi dengan bandulan runcing. Pita ukur ini digunakan untuk
mengukur level cairan minyak dan air yang terdapat di dalam tangki
timbun.
2. Water stick bar
Water Stick Bar merupakan tongkat/batang berskala yang mempunyai
panjang 1 meter. Tongkat ini biasanya digunakan untuk mengukur
ketinggian air bebas di tangki darat atau di tanker.
3. Cup case/flashing case thermometer assembly (ASTM D.1086-API
2543)
Suatu alat ukur suhu minyak dalam tangki berupa termometer yang
berskala oC atau oF. Pada bagian bawah alat ini dilengkapi dengan
bejana kecil berukuran 200 ml untuk menampung cairan yang akan
diukur suhunya.
4. Weighted beaker/botol pengambil contoh (ASTM D.270-API 2545)
Alat yang digunakan untuk mengambil contoh minyak yang terdapat di
dalam tangki.
5. Paste/pasta
a. Oil indicating paste
Pasta pencari minyak yang memberikan tanda batas level atas pada
pita ukur.
b. Water indicating paste
Pasta pencari air yang memberikan tanda batas level atas pada pita
ukur atau water stick bar.
Pengukuran Water Level Pada Storage Tank
Pengukuran water level pada storage tank dilakukan dengan tujuan untuk
mengetahui zona kontak antara minyak dengan air yang masih terdapat di
dalam tangki pengumpul.
Secara umum, metode pengukuran water level pada storage tank terdiri
dari dua metode yaitu :
1. Metode Pengukuran Innage
2. Metode Pengukuran Outtage
Pengkuruan water level yang dilakukan di Main Gathering Station
Menggung menggunakan metode pengukuran innage. Pada metode innage ini,
hal yang diukur ialah ketinggian atau level cairannya. Pada metode innage,
observasi pengukuran mengandalkan datum plate atau yang biasa di sebut meja
ukur. Bob innage atau bandul roll meter harus dapat menyentuh titik datum
plate. Dari jarak antara titik datum plate sampai ke reference gauge hatch, kita
dapat mendapatkan hasil berupa nilai level sounding.
Peralatan yang digunakan dalam metode pengukuran Innage meliputi :
Measuring depth tape
Pasta minyak dan pasta air
Majun (kain lap pembersih)
Prosedur pengukuran minyak dan free water dengan metode innage adalah
sebagai berikut :
a. Siapkan alat yang diperlukan
b. Konfirmasi perkiraan tinggi minyak sebelum dilakukan pengukuran
c. Naik ke tangki, perhatikan faktor keselamatan
d. Berdiri di tempat yang aman, dan perhatikan arah mata angin. Kemudian
buka penutup lubang ukur.
e. Baca reference depth
f. Oleskan pasta air dan pasta minyak pada skala measuring depth tape yang
diperkirakan, kemudian turunkan measuring depth tape perlahan-lahan
sedemikian rupa.
g. Turunkan measuring depth tape secara perlahan sampai bandul menyentuh
meja ukur dengan catatan pita ukur tetap dalam keadaan tegang. Tunggu
sejenak. Lama waktu tunggu berdasarkan pada jenis minyak yang ada :
Minyak Ringan : 5-10 detik
Minyak Sedang : 10-30 detik
Minyak Berat & Crude Oil : 30-60 detik
h. Tarik/gulung ke atas dan baca cut point batas permukaan minyak
i. Teruskan gulung dan baca cut point batas permukaan free water.
j. Lakukan minimal dua kali sampai mendapat angka identik dan catat pada
tank ticket.
Pengukuran Water Level Pada Road Tank
Pengukuran ini bertujuan untuk mengetahui tinggi level air yang terdapat
pada road tank. Hal tersebut dilakukan karena minyak hasil produksi dari
sumur-sumur yang dikelola warga tidak dilakukan pengolahan terlebih dahulu,
sehingga perlu ditetapkan standar minimal sebagai syarat dapat diterima di
stasiun pengumpul.
Alat yang digunakan dalam mengukur water level di road tank yakni :
1. Water Stick Bar
2. Water Indicating Pasta
Prosedur pengukuran water level pada road tank sebagai berikut :
a. Persiapkan perlatan yang akan digunakan
b. Oleskan pasta air (water indicating pasta) pada stick bar.
c. Masukan stick bar hingga mencapai dasar tangki, tunggu bebrapa saat.
d. Tarik stick bar dari tangki, dan lihat hasil pengujian. Apabila warna pasta
berubah menjadi kuning menunjukan indikasi adanya sejumlah air dalam
minyak.
e. Berdasarkan standar, ketinggian maksimal water level untuk setiap road
tank adalah 10% dari total tinggi fluida tangki.
BAB
TINJAUAN SUMUR LAPANGAN TAPEN