Anda di halaman 1dari 18

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Kerja praktik adalah salah satu mata kuliah prasyarat dalam kurikulum
akademik di Jurusan Teknik Perminyakan, Fakultas Teknologi Mineral dengan
bobot akademis 2 SKS yang wajib ditempuh oleh mahasiswa Teknik Perminyakan,
Program Strata 1 (S1) di Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Yogyakarta.
Kerja praktik pada dasarnya merupakan aplikasi dari semua ilmu yang
didapatkan dari bangku kuliah dan kemudian diterapkan di lapangan pada kondisi
nyata. Dengan kerja praktik mahasiswa memperoleh kesempatan untuk dapat
mengamati, membandingkan, menerapkan teori yang diperoleh di bangku kuliah
serta dapat lebih memahami dan mampu untuk ikut memberikan kontribusi dalam
memecahkan kasus yang timbul di industri perminyakan.
Perkembangan ilmu dan teknologi dalam dunia Teknik Perminyakan yang
semakin canggih, menuntut mahasiswa Teknik Perminyakan untuk memahami
aplikasi dari teori-teori yang telah dipelajari dan mengetahui perkembangan
teknologi perminyakan tersebut, khususnya pada aspek reservoir meliputi: source
rock, reservoir rock, cap rock, dan trap. Aspek pemboran meliputi: well planning,
hole problem, well control, dan penggunaan teknologi pemboran yang canggih
dalam peningkatan hasil eksploitasi. Dan aspek produksi meliputi: perhitungan
produksi yang optimal dengan biaya yang rendah, melakukan optimasi suatu sumur
baik itu dengan natural flow atau dengan artificial lift (pengangkatan buatan), serta
perencanaan surface facilities di permukaan.
1.2. TUJUAN KERJA PRAKTIK
Tujuan dari diakukannya Kerja Praktik di PT PERTAMINA ASSET 4
FIELD CEPU adalah sebagai berikut :
1. Untuk memenuhi salah satu kurikulum pada Jurusan Teknik
Perminyakan, Fakultas Teknologi Mineral, Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Yogyakarta.
2. Mengetahui secara langsung bentuk, fungsi, maupun cara kerja dari
peralatan yang digunakan, serta perkembangan teknologi modern di bidang
industri migas, terutama yang diterapkan di PT PERTAMINA EP ASSET
4 FIELD CEPU.
3. Mengetahui bagaimana sistematika kerja di lapangan Minyak dan Gas
secara komprehensif.
4. Mengetahui permasalahan operasional yang ada di MGS Menggung.
5. Mendapatkan pengalaman praktik di lapangan dan mendapat peluang untuk
berlatih dalam suatu lingkungan kerja sehingga mampu mengaplikasikan
semua teori kuliah di lapangan yang sebenarnya serta melaksanakan studi
perbandingan antara teori yang didapat di kuliah dengan penerapannya di
lingkungan kerja.

1.3. MANFAAT KERJA PRAKTIK


Manfaat dari diakukannya Kerja Praktik di PT PERTAMINA ASSET 4
FIELD CEPU adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui secara langsung semua aspek yang terkait dalam eksplorasi
maupun eksploitasi minyak bumi dan beberapa metode peningkatan laju
produksi minyak bumi.
2. Dapat mengaplikasikan teori dan konsep-konsep dalam perkuliahan
Teknik Reservoir, Teknik Pemboran, Teknik Produksi, dan seluruh
praktikum yang telah diberikan dengan kondisi lapangan.
3. Dapat mengetahui secara langsung tentang pelaksanaan operasi dan
kegiatan dalam industri perminyakan serta untuk menambah wawasan.
1.4. WAKTU PELAKSANAAN
Pelaksaan Kerja Praktik di PT PERTAMINA EP ASSET 4 FIELD CEPU
dilaksanakan dari tanggal 01 Oktober – 31 Oktober 2019.
BAB II
GAMBARAN UMUM PT PERTAMINA EP ASSET 4 FIELD CEPU

2.1. PROFIL PERUSAHAAN


PT Pertamina EP Cepu (PEPC) yang didirikan pada tanggal 14 September
2005 merupakan anak perusahaan PT Pertamina (Persero) untuk melakukan
kegiatan usaha sektor hulu di Wilayah Kerja Pertambangan (WKP) minyak dan
gas bumi di Blok Cepu yang mencakup wilayah Kabupaten Bojonegoro, Tuban di
Provinsi Jawa Timur, dan Kabupaten Blora di Provinsi Jawa Tengah.
Keberadaan PEPC tidak terlepas dari dikeluarkannya Undang-Undang Nomor
22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi serta Peraturan Pemerintah (PP)
Nomor 31 Tahun 2003 Tentang Pengalihan Bentuk Pertamina menjadi Perusahaan
Perseroan (Persero), dimana Pertamina tidak lagi memegang Kuasa Pertambangan
dan berubah bentuk menjadi PT Pertamina (Persero).
Selanjutnya, berdasarkan PP No. 35/2004 Tentang Kegiatan Usaha Hulu
Minyak dan Gas Bumi, kontrak-kontrak Pertamina Technical Assistant Contract
(TAC) dan Enhanced Oil Recovery (EOR) beralih ke PT Pertamina (Persero) dan
wilayah bekas kontrak tersebut tetap merupakan bagian wilayah kerja PT
Pertamina (Persero). Dengan demikian TAC Blok Cepu seharusnya menjadi
wilayah kerja PT Pertamina (Persero). Namun untuk mempercepat produksi
minyak dan gas (migas), Pemerintah menerbitkan PP No. 34/2005 tentang
Perubahan atas PP No. 35/2004 mengenai Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas
Bumi sehingga berdasarkan PP tersebut, Kontrak TAC Blok Cepu dapat diubah ke
Kontrak Kerja Sama (KKS) dan tidak otomatis dikembalikan sebagai Wilayah
Kerja Pertambangan (WKP) Pertamina.
2.2. VISI, MISI, DAN TATA NILAI PERUSAHAAN
2.2.1. VISI
Menjadi role model anak perusahaan hulu di bidang minyak dan gas di
dalam kegiatan kemitraan dan pembinaan SDM profesional.
2.2.2. MISI
1. Mendukung target yang dibebankan oleh Negara kepada PT Pertamina
(Persero) untuk menemukan cadangan migas baru dan meningkatkan
produksi migas Nasional, khususnya di Blok Cepu
2. Menjadi entitas bisnis yang memiliki reputasi tinggi yang dikelola
secara profesional, fokus dan memiliki keunggulan kompetitif dengan
menggunakan teknologi modern kelas dunia yang dihasilkan dari
kemitraan dengan World Class Company sehingga memberikan nilai
tambah lebih kepada para stakeholders terutama pemegang saham,
pelanggan, pekerja dan masyarakat luas
2.2.3. TATA NILAI
1. CLEAN (BERSIH)
Dikelola secara profesional, menghindari benturan kepentingan, tidak
menoleransi suap, menjunjung tinggi kepercayaan dan integritas.
Berpedoman pada asas-asas tata kelola korporasi yang baik.
2. COMPETITIVE (KOMPETITIF)
Mampu berkompetisi dalam skala regional maupun internasional,
mendorong pertumbuhan melalui investasi, membangun budaya sadar
biaya dan menghargai kinerja.
3. CONFIDENT (PERCAYA DIRI)
Berperan dalam pembangunan ekonomi nasional, menjadi pelopor
dalam reformasi BUMN, dan membangun kebanggaan bangsa.
4. CUSTOMER FOCUSED (FOKUS PADA PELANGGAN)
Berorientasi pada kepentingan pelanggan dan berkomitmen untuk
memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan.
5. COMMERCIAL (KOMERSIAL)
Menciptakan nilai tambah dengan orientasi komersial, mengambil
keputusan berdasarkan prinsip-prinsip bisnis yang sehat.
6. CAPABLE (BERKEMAMPUAN)
Dikelola oleh pemimpin dan pekerja yang profesional dan memiliki
talenta dan penguasaan teknis tinggi, berkomitmen dalam membangun
kemampuan riset dan pengembangan.
BAB IV
PETROLEUM SYSTEM

Dalam mencari minyak dan gas bumi diperlukan suatu eksplorasi. Eksplorasi
merupakan kegiatan mencari dan menemukan sumber daya hidrokarbon dan
memperkirakan potensi hidrokarbon di dalam sebuah cekungan. Namun untuk
melakukan suatu eksplorasi perlu adanya suatu sistem. Sistem ini disebut dengan
Basic Petroleum System yaitu proses untuk menemukannya kandungan
hidrokarbon dibawah permukaan. Di dalam Basic Petroleum System terdapat
komponen-komponen penting yang harus ada. Komponen-komponen tersebut
adalah :
1. Batuan Induk (Source Rock), yaitu batuan yang menjadi bahan baku
pembentukan hidrokarbon. Biasanya yang berperan sebagai batuan
sumber ini adalah serpih (shale). Batuan ini kaya akan kandungan unsur
atom karbon (C) yang didapat dari cangkang – cangkang fosil yang
terendapkan di batuan itu. Karbon inilah yang akan menjadi unsur utama
dalam rantai penyusun ikatan kimia hidrokarbon. Setelah mengalami
proses pematangan maka bahan organik ini menjadi fluida hidrokarbon.
2. Migrasi, yaitu proses berpindahnya hidrokarbon dari batuan induk sampai
terakumulasi pada suatu perangkap. Hidrokarbon yang telah terbentuk dari
proses di atas harus dapat berpindah ke tempat dimana hidrokarbon
memiliki nilai ekonomis untuk diproduksi. Proses perpindahannya
berdasarkan konsep perbedaan tekanan. Di batuan sumbernya sendiri
dapat dikatakan tidak memungkinkan untuk di ekploitasi karena
hidrokarbon di sana tidak terakumulasi dan tidak dapat mengalir. Sehingga
tahapan ini sangat penting untuk menentukan kemungkinan eksploitasi
hidrokarbon tersebut.
3. Reservoir Rock, adalah batuan yang merupakan wadah bagi hidrokarbon
untuk berkumpul atau mampu menampung fluida di pori-pori batuan.
Batuan reservoir sebagian besar adalah batuan sedimen meski tidak
jarang dalam kondisi tertentu batuan beku maupun batuan metamorf dapat
pula menjadi batuan reservoir hidrokarbon. Reservoir rock ini biasanya
adalah batu pasir dan batuan karbonat, karena kedua jenis batu ini memiliki
pori yang cukup besar untuk tersimpannya hidrokarbon. Reservoir rock
sangat penting karena pada batuan inilah minyak bumi di produksi.
4. Cap Rock, adalah atau lapisan yang menghalangi minyak untuk bermigrasi
lebih jauh, batuan ini bersifat impermeabel dengan ukuran butir yang
halus. Minyak dan atau gas terdapat di dalam reservoir, untuk dapat
menahan dan melindungi fluida tersebut, maka lapisan reservoir ini harus
mempunyai penutup di bagian luar lapisannya. Sebagai penutup lapisan
reservoir biasanva merupakan lapisan batuan yang rnempunyai sifat
kekedapan (impermeable), yaitu sifat yang tidak dapat meloloskan fluida
yarg dibatasinya. Jadi lapisan penutup didefinisikan sebagai lapisan yang
berada dibagian atas dan tepi reservoir yang dapat melindungi fluida yang
berada di dalam lapisan di bawahnya.
5. Trap, merupakan geometri atau facies batuan penyusun reservoir dan
penutup yang mampu menjebak hidrokarbon untuk berkumpul dan tidak
berpindah lagi sehingga minyak dapat terakumulasi. Ada beberapa jenis
perangkap yaitu :
a. Perangkap struktur, yaitu perangkap yang terjadi pada perubahan
bentuk dari batuan reservoir yang disebabkan oleh perlipatan, patahan,
retakan atau gabungan ketiganya.
b. Perangkap stratigrafi, adalah perangkap akibat perubahan struktur dan
lithologi batuan reservoir yang dapat berupa lensa, pembajian,
ketidakselarasan dan lain-lain.
c. Perangkap Kombinasi, disebabkan oleh gejala struktur dan statigrafi
sekaligus.
BAB V
LABORATORIUM

Laboratorium di Pertamina EP Asset 4 digunakan untuk menganalisa hasil


produksi dari setiap sumur di Field Cepu. Analisa dilakukan rutin setiap periode
waktu tertentu. Analisa pada laboratorium terdiri dari analisa fluida reservoir,
analisa fluida pemboran, dan analisa pada gas. Hasil analisa dapat digunakan untuk
mengetahui problem-problem yang terjadi di lapangan.
Pengujian dilakukan untuk mengetahui sifat dari sample minyak,
diantaranya:
 Pengukuran Densitas dan Spesific Gravity
Pengujian dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui densitas dan spesifik
gravity dari sample minyak. Alat yang digunakan adalah hidrometer. Prinsip
kerja alat tersebut adalah memanfaatkan bouyancy factor untuk mengetahui
nilai densitas dari sampel minyak. Densitas ini kemudian dikonversi
berdasarkan temperatur menjadi spesific gravity dan API.
(FOTO)
 Pengukuran Viskositas Kinematis
Pengujian dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui nilai viskositas
kinematis suatu sampel minyak. Alat yang digunakan adalah viscometer.
Prinsip kerja alat tersebut adalah memanfaatkan perubahan viskositas
sampel minyak terhadap temperatur. Sampel minyak dimasukkan ke dalam
tabung kapiler kemudian diukur waktu yang dibutuhkan untuk mengalir
pada batas tertentu.
(FOTO)
 Pengujian Titik Tuang (Pour Point)
Minyak mentah atau crude oil sangat rentan dengan adanya perubahan
temperature. Dari pengujian ini dapat diketahui titik tuang suatu sampel
minyak. Penentuan titik tuang sangat diperlukan untuk mengetahui kapan
minyak pada saat temperatur terendah masih bisa mengalir yang nantinya
akan di gunakan untuk mendesain fasilitas transportasi crude oil.
(FOTO)
 Pengujian %BS&W
Pengukuran %BS&W untuk mengetahui kandungan endapan dan air pada
crude oil. Pengukuran dilakukan menggunakan centrifuge. Alat ini bekerja
dengan prinsip menggunakan gaya putaran. Hasil dari pengukuran ini dapat
digunakan untuk mencegah terjadinya korosi serta scale yang akan
mengurangi produktivitas sumur dalam berproduksi.
(FOTO)
BAB VI
MAIN GATHERING STATION MENGGUNG

 OVERVIEW MAIN GAHTERING STATION MENGGUNG


Main Gathering Station Menggung (MGS Menggung) merupakan pusat
pengumpulan crude oil hasil produksi dari seluruh sumur yang dikelola oleh PT.
Pertamina EP Field Cepu dan sumur minyak tua yang dikelola oleh warga. Fasilitas
produksi MGS Menggung memiliki 6 storage tank utama yaitu storage tank T-
0001, storage tank T-0002, storage tank T-0003, storage tank T-0004, storage tank
T-0005, dan storage tank T-0006. Storage Tank tersebut berfungsi untuk
menampung minyak hasil produksi. Main Gathering Station Menggung memiliki 2
tangki tambahan yang berfungsi menampung kondensat hasil produksi dari CPP
Gundih. Selain itu juga terdapat 4 tangki baru untuk menampung minyak hasil
produksi dari KUD.
Proses distribusi crude oil dari seluruh sumur PT. Pertamina EP Field Cepu
dilakukan dengan menggunakan pipa (flowline). Sedangkan, minyak mentah hasil
produksi sumur-sumur tua di distribusikan menuju Menggung menggunakan road
tank. Setiap harinya sekitar 600 bbl minyak diterima MGS Menggung dari sumur
tua yang dikelola warga di Ledok dan Wonocolo. Minyak hasil produksi dari
sumur-sumur warga harus melalui serangkaian tes sebelum dapat diterima di MGS
Menggung. Serangkaian test tersebut meliputi water level test, pengukuran
%BS&W, dan unloading muatan. Test pertama yang dilakukan meliputi
pengukuran water level menggunakan stick yang diolesi dengan water finding
pasta. Minyak hasil produksi dinyatakan lolos apabila level air di road tank lebih
kecil atau sama dengan 10% dari tinggi total cairan. Selanjutnya, sampel minyak
dari road tank diuji kandungan BS&Wnya di laboratorium produksi. Minyak hasil
produksi dari KUD dinyatakan lolos apabila %BS&W lebih kecil dari 10%. Proses
selanjutnya yaitu unloading minyak dari road tank untuk mengukur kembali
volume minyak yang akan diganti lifting cost nya oleh pertamina.
 ALUR PENERIMAAN MINYAK MENTAH MAIN GATHERING
STATION MENGGUNG

Sumuran

Unloading Road Tank KUD


Condensate
Dock
Tank
Road Tank Condensate
Cek level air
Minyak dengan oil stick
Boiler

Cek Density
Uap Air
BS&W

Storage Tank Heater Storage Unloading


Pengiriman ke MUDI Tank Dock

Kilang PPSDM

Minyak
Sumur
Oil Catcher Air Water Treatment
Injeksi

Sludge Sludge Pond

Gambar.
Diagram Alir Penerimaan Produksi di Main Gathering Station Menggung
MGS Menggung menerima minyak mentah hasil produksi sumur dari
Distrik I dan Distrik II yang dikelola oleh Pertamina EP Cepu. Distribusi dilakukan
menggunkana pipa flowline, kemudian ditampung dalam storage tank. Selain itu,
MGS Menggung juga menerima minyak mentah hasil produksi sumur-sumur tua
yang dikelola oleh warga yang bekerjasama dengan KUD. Minyak mentah tersebut
di distribusi menggunakan road tank. Untuk dapat diterima di MGS Menggung,
minyak hasil produksi sumur yang dikelola warga harus melewati sejumlah tahap
test meliputi tes water level, tes kandungan %BS&W, dan uloading dock untuk
mengetahui volume minyak yang akan diganti biaya liftingnya. Minyak yang sesuai
standar akan ditampung dalam storage tank khusus. Apabila kualitasnya kurang
baik, minyak akan dipanaskan dalam heater treater dengan cara mensirkulasikan
uap air panas yang dihasilkan oleh boiler. Apabila sudah sesuai standar, minyak
hasil produksi sumur warga akan ditampung dalam storage tank.
Selain minyak MGS Menggung juga menerima kondensat hasil produksi
dari CPP Gundih. Setelah melalui proses unloading, kondensat akan ditampung
dalam condensate tank. Kandungan minyak dalam condensate tank akan
dipisahkan dan ditampung dalam storage tank. Demikian juga dengan kandungan
minyak yang masih tercampur dalam air, minyak akan dipisahkan menggunakan oil
catcher. Selanjutnya minyak yang sudah terpisah akan ditampung dalam storage
tank sedangkan air akan dipompakan menuju sumur-sumur di Kawengan sebagai
fluida injeksi. Crude Oil yang sudah terkumpul dalam storage tank akan di
distribusikan ke kilang PPSDM Cepu, sedangkan kondensat akan dikirim ke Mudi
menggunakan road tank.
 PERALATAN PENGUMPUL MAIN GATHERING STATION
MENGGUNG
a. Unloading Dock
Merupakan bak penampung crude oil hasil produksi sumur warga yang
dibawa menggunakan road tank. Pada tahap ini kembali dilakukan
pengecekan terhadap tinggi water level menggunakan water stick pasta.
Volume minyak yang ditampung di unloading dock merupakan volume
minyak yang akan diganti biaya lifting nya.
(FOTO)
b. Storage Tank
Storage tank merupakan fasilitas produksi yang berfungsi untuk
menampung crude oil hasil produksi dari seluruh sumur di Field Cepu.
Storage tank di MGS Menggung terdiri dari 6 tanki utama dengan kapasitas
sebesar __, dan 4 tangki pengumpul untuk minyak hasil produksi dari KUD
dengan kapasitas ___.
(FOTO).
c. Boiler
Boiler merupakan peralatan yang terdapat di MGS Menggung yang
berfungsi untuk memanaskan air yang digunakan untuk proses treatment
minyak.
d. Oil Catcher
Oil Catcher merupakan fasilitas pemisah yang berfungsi untuk memisahkan
kandungan minyak yang masih terdapat dalam air. Minyak yang sudah
dipisahakan akan dialirkan kembali ke storage tank, sedangkan air hasil
pemisahan akan dialirkan menuju water treatment untuk diinjeksikan ke
dalam sumur.
e. Sludge Pond
Merupakan fasilitas di main gathering station Menggung yang berfungsi
untuk menampung endapan lumpur yang terdapat dalam storage tank.
 PENGUKURAN MINYAK DAN FREE WATER PADA TANGKI
Pengukuran minyak dan free water dilakukan untuk mendapatkan data yang
dapat digunakan untuk mengetahui kualitas dan menghitung kuantitas minyak
pada setiap pergerakannya. Ada dua sistem pengukuran minyak, yakni:
1. Sistem pengukuran statis
2. Sistem pengukuran dinamis
Pengukuran level minyak dan air di lapangan dilakukan pada tangki
penimbun atau storage tank. Sistem pengukuran tersebut dinamakan pengukuran
statis Pengukuran statis dilaksanakan pada saat minyak dalam keadaan diam dan
memerlukan waktu pengendapan yang cukup.
Dalam melakukan pengukuran minyak dan free water dengan tangki ukur
diperlukan beberapa peralatan seperti :
1. Measuring depth tape/gauging tape/pita ukur
Measuring depth tape atau gauging tape merupakan pita ukur berskala
yang dilengkapi dengan bandulan runcing. Pita ukur ini digunakan untuk
mengukur level cairan minyak dan air yang terdapat di dalam tangki
timbun.
2. Water stick bar
Water Stick Bar merupakan tongkat/batang berskala yang mempunyai
panjang 1 meter. Tongkat ini biasanya digunakan untuk mengukur
ketinggian air bebas di tangki darat atau di tanker.
3. Cup case/flashing case thermometer assembly (ASTM D.1086-API
2543)
Suatu alat ukur suhu minyak dalam tangki berupa termometer yang
berskala oC atau oF. Pada bagian bawah alat ini dilengkapi dengan
bejana kecil berukuran 200 ml untuk menampung cairan yang akan
diukur suhunya.
4. Weighted beaker/botol pengambil contoh (ASTM D.270-API 2545)
Alat yang digunakan untuk mengambil contoh minyak yang terdapat di
dalam tangki.
5. Paste/pasta
a. Oil indicating paste
Pasta pencari minyak yang memberikan tanda batas level atas pada
pita ukur.
b. Water indicating paste
Pasta pencari air yang memberikan tanda batas level atas pada pita
ukur atau water stick bar.
 Pengukuran Water Level Pada Storage Tank
Pengukuran water level pada storage tank dilakukan dengan tujuan untuk
mengetahui zona kontak antara minyak dengan air yang masih terdapat di
dalam tangki pengumpul.
Secara umum, metode pengukuran water level pada storage tank terdiri
dari dua metode yaitu :
1. Metode Pengukuran Innage
2. Metode Pengukuran Outtage
Pengkuruan water level yang dilakukan di Main Gathering Station
Menggung menggunakan metode pengukuran innage. Pada metode innage ini,
hal yang diukur ialah ketinggian atau level cairannya. Pada metode innage,
observasi pengukuran mengandalkan datum plate atau yang biasa di sebut meja
ukur. Bob innage atau bandul roll meter harus dapat menyentuh titik datum
plate. Dari jarak antara titik datum plate sampai ke reference gauge hatch, kita
dapat mendapatkan hasil berupa nilai level sounding.
Peralatan yang digunakan dalam metode pengukuran Innage meliputi :
 Measuring depth tape
 Pasta minyak dan pasta air
 Majun (kain lap pembersih)
Prosedur pengukuran minyak dan free water dengan metode innage adalah
sebagai berikut :
a. Siapkan alat yang diperlukan
b. Konfirmasi perkiraan tinggi minyak sebelum dilakukan pengukuran
c. Naik ke tangki, perhatikan faktor keselamatan
d. Berdiri di tempat yang aman, dan perhatikan arah mata angin. Kemudian
buka penutup lubang ukur.
e. Baca reference depth
f. Oleskan pasta air dan pasta minyak pada skala measuring depth tape yang
diperkirakan, kemudian turunkan measuring depth tape perlahan-lahan
sedemikian rupa.
g. Turunkan measuring depth tape secara perlahan sampai bandul menyentuh
meja ukur dengan catatan pita ukur tetap dalam keadaan tegang. Tunggu
sejenak. Lama waktu tunggu berdasarkan pada jenis minyak yang ada :
 Minyak Ringan : 5-10 detik
 Minyak Sedang : 10-30 detik
 Minyak Berat & Crude Oil : 30-60 detik
h. Tarik/gulung ke atas dan baca cut point batas permukaan minyak
i. Teruskan gulung dan baca cut point batas permukaan free water.
j. Lakukan minimal dua kali sampai mendapat angka identik dan catat pada
tank ticket.
 Pengukuran Water Level Pada Road Tank
Pengukuran ini bertujuan untuk mengetahui tinggi level air yang terdapat
pada road tank. Hal tersebut dilakukan karena minyak hasil produksi dari
sumur-sumur yang dikelola warga tidak dilakukan pengolahan terlebih dahulu,
sehingga perlu ditetapkan standar minimal sebagai syarat dapat diterima di
stasiun pengumpul.
Alat yang digunakan dalam mengukur water level di road tank yakni :
1. Water Stick Bar
2. Water Indicating Pasta
Prosedur pengukuran water level pada road tank sebagai berikut :
a. Persiapkan perlatan yang akan digunakan
b. Oleskan pasta air (water indicating pasta) pada stick bar.
c. Masukan stick bar hingga mencapai dasar tangki, tunggu bebrapa saat.
d. Tarik stick bar dari tangki, dan lihat hasil pengujian. Apabila warna pasta
berubah menjadi kuning menunjukan indikasi adanya sejumlah air dalam
minyak.
e. Berdasarkan standar, ketinggian maksimal water level untuk setiap road
tank adalah 10% dari total tinggi fluida tangki.
BAB
TINJAUAN SUMUR LAPANGAN TAPEN

 Overview Lapangan Tapen


Lapangan Tapen merupakan lapangan produktif yang terletak di _____. Pada
lapangan ini terdapat 6 sumur yaitu sumur TPN 01-TW, TPN 02, TPN 03, TPN 04,
TPN 05, dan TPN 06. Saat ini sumur yang aktif memproduksi minyak adalah sumur
TPN 04, TPN 05, dan TPN 06, dengan gross total sebesar 400 BOPD. Sumur TPN
01-TW saat ini berstatus shut in dan dikonversi dari sumur minyak menjadi sumur
gas. Namun, hingga saat ini cadangan gas yang ada belum diproduksikan. Sumur
TPN 02 memiliki produksi gross mencapai ____ bopd. Sumur TPN 04, TPN 05,
dan TPN 06 masing-masing memproduksi minyak sebesar ____ bopd. Sedangkan
pada sumur TPN 03, saat ini sedang dilakukan kegiatan optimalisasi dan reparasi
berupa kegiatan re-perforasi, dan stimulasi yang dilanjutkan dengan kegiatan
pemasangan pompa Electric Submersible Pump (ESP) dengan harapan dapat
meningkatkan produksi dari sumur TPN-03.
Sumur TPN-03 merupakan sumur directional dengan inklinasi maksimal
sebesar 32,34⁰ yang berproduksi pada lapisan T-1 pada kedalaman 2296,5-2300 m.
Pada awalnya sumur ini dapat memproduksikan minyak hingga 50 BOPD. Namun,
saat ini sumur TPN-03 berstatus sebagai sumur suspended. Oleh karena itu,
direncanakan program reparasi sumur meliputi pemasangan bridge plug,
reperforasi, matrix acidizing, dan pemasangan ESP.
 Program Reparasi Sumur TPN-03
1.

Anda mungkin juga menyukai