BAB I
PENDAHULUAN
1
Casing
2
Casing
Penulisan laporan Kerja Praktek (KP) ini didasarkan urutan jadwal yang
mahasiswa lakukan di PT. PERTAMINA EP ASSET 5 – SANGATTA
FIELD.
BAB PENDAHULUAN
BAB II PROFIL UMUM PERUSAHAAN
BAB III HSSE
BAB IV SRP
BAB V TEKNIK PRODUKSI
BAB VI WO & WS
BAB VII KESIMPULAN
3
Casing
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
2.1.Profil PT Pertamina EP
Sebagai lokomotif perekonomian bangsa, Pertamina merupakan
perusahaan milik negara yang bergerak di bidang energi meliputi minyak, gas,
serta energi baru dan terbarukan. Pertamina menjalankan kegiatan bisnisnya
berdasarkan prinsip-prinsip dan tata kelola korporasi yang baik sehingga dapat
berdaya saing yang tinggi di era globalisasi.
PT Pertamina EP merupakan KKKS Produksi yang didirikan pada
tanggal 13 September 2005 dengan Luas Wilayah Kerja sekitar 113,629.82 km 2.,
pengolahan Wilayah Kerja PT Pertamina EP melalui Own Operatian and
Partnership. Wilayah Kerja (WK) Pertamina EP terbagi menjadi ke dalam 5
asset. Operasi ke-5 asset tersebut terbagi dalam 21 Field, yakni Rantau,
Pangkalan susu, Lirk, Jambi, Ramba (Asset 1), Adera, Limau, Prabumulih,
Pendopo (Asset 2), Subang, Jatibarang, Tambun (Asset 3), Cepu, Poleng, Donggi
Matindok,Papua (Asset 4), Sangasanga, Sangatta, Tanjung, Bunyu,
Tarakan(Asset 5).
Dengan tingkat produksi yang terdapat di ASSET 5 Sangatta yaitu
sebesar, 1365 BBLS, dengan Jumlah sumur yang terdapat di Sangatta Field 65
sumur yang berproduksi dan 1 sumur gas dari total 218 sumur. Semberah 10
sumur dengan 4 SA(1 minyak , 3 oil) 6 sumur pengangkat buatan (5 Pu,1 GL)
(September 2018).
Disamping pengelolaan WK tersebut diatas, pola pengusahaan usaha
yang lain adalah dengan model pengelolaan melalui proyek-proyek, antara lain
Pondok Makmur Development Project di Jawa Barat, Paku Gajah Development
Project di Sumatera Selatan,dan Jawa Gas Development Project di Jawa Tengah.
4
Casing
B. Misi
Melaksanakan pengusahaan sektor hulu minyak dan gas dengan
berwawasan lingkungan, sehat dan mengutamakan keselamatan serta
keunggulan yang memberikan nilai tambah bagi pemangku kepentingan.
C. Tata Nilai: 6C
1. CLEAN (BERSIH)
Dikelola secara profesional, menghindari benturan kepentingan, tidak
menoleransi suap, menjunjung tinggi kepercayaan dan integritas.
Berpedoman pada asas-asas tata kelola korporasi yang baik.
2. COMPETITIVE (KOMPETITIF)
Mampu berkompetisi dalam skala regional maupun internasional,
mendorong pertumbuhan melalui investasi, membangun budaya sadar
biaya dan menghargai kinerja.
3. CONFIDENT (PERCAYA DIRI)
Berperan dalam pembangunan ekonomi nasional, menjadi pelopor dalam
reformasi BUMN, dan membangun kebanggaan bangsa.
5
Casing
5. COMMERCIAL (KOMERSIAL)
Menciptakan nilai tambah dengan orientasi komersial, mengambil
keputusan berdasarkan prinsip-prinsip bisnis yang sehat.
6. CAPABLE (BERKEMAMPUAN)
Dikelola oleh pemimpin dan pekerja yang profesional dan memiliki
talenta dan penguasaan teknis tinggi, berkomitmen dalam membangun
kemampuan riset dan pengembangan.
6
Casing
BAB III
Induction merupakan hal utama dan pertama yang harus dikenalkan dan
dipahami bagi siapapun yang akan melaksanakan studi, kunjungan maupun kerja di
Pertamina EP. Induksi atau Induction dikenalkan dan dijelaskan oleh Health Safety &
7
Casing
Security Environment (HSSE) dalam bentuk formulir yang mencakup beberapa aspek
yang harus dipahami sebelum melakukan kegiatan lebih lanjut di Pertamina EP.
Fase HSSE
Menurut Shell Int. BV terdapat 4 fase dalam HSSE hingga saat ini berdasarkan
risiko kecelakaan terhadap waktu.
100
Fase HSSE menurut Shell Int. BV
75
Jumlah insiden
50
25
0
0 1 2 3 4 5
Time
Gambar 3.1.
Gambar 3.1 Fase HSSE menurut Shell Int. BV
Fase 1 – Primitif
Hanya berdasarkan keputusan/undang-undang/titah dan juga pada fase
ini risiko kecelakaan atau jumlah insidennya sangat tinggi.
Fase 2 – Engineering
Semakin berkembangnya zaman orang-orang berpikir untuk
mengurangi jumlah kecelakaan yaitu secara teknis seperti penggunaan
wearpack, safety shoes, safety helm, dll.
8
Casing
Golden Rule
Patuh
Patuh terhadap aturan yang ada. (ISO 9000 ; apa yang kita tulis kita
lakukan dan apa yang kita lakukan kita tulis.)
Intervensi
Bila melihat sesuatu kesalahan tidak membiarkan kesalahan tersebut.
Contoh apabila kita melihat kesalahan atau ada prosedur yang
terlewati jangan diam atau membiarkan hal itu terjadi akan tetapi
mengingatkan dan memastikan bahwa prosedur yang dilakukan sudah
sesuai.
Peduli
Lebih pada kemanusiaan.
Potensi Bahaya di SP/BS/SKG/PPP/Sumur/Rig
Saat berada di lapangan tidak malu bertanya tentang potensi bahaya yang
terjadi.
Pelaporan PEKA (Prosedur Keselamatan Kerja)
APD (Alat Pelindung Diri)
SIKA (Surat Ijin Kerja Aman)
9
Casing
10
Casing
BAB IV
SRP
11
Casing
12
Casing
Untuk beberapa unit pada Pertamina ASSET 5 Sangatta Field ini sistem Prime
mover ditenagai menggunakan gas, maka dari itu diperlukan alat khusus yaitu Gas
Jack/Gas Boot yang berfungsi mengatur gas yang akan digunakan pada Prime Mover.
13
Casing
14
Casing
a. Prime Mover
Suatu motor listrik atau gas engine dengan putaran 800 – 1200 RPM
dipakai untuk menggerakkan Pumping Unit. Untuk motor listrik pada
umumnya 3-phase, 440 volt, 60 cycle. Untuk gas engine menggunakan
bahan bakar gas alam. Ada juga yang menggunakan motor dengan bahan
bakar solar atau diesel.
15
Casing
b. Stuffing box
Dipasang di atas kepala sumur (casing/tubing head) untuk mencegah atau
menahan minyak agar tidak ikut keluar bersama dengan naik turunnya
polished rod. Dengan demikian seluruh minyak hasil pemompaan akan
mengalir ke flow line lewat cross tree. Disamping itu juga berfungsi
sebagai tempat kedudukan polished rod sehingga polished rod dapat
bergerak naik turun tegak lurus dengan leluasa.
c. Polished rod
Merupakan bagian dari tangki atau string pompa yang terletak paling atas.
Fungsinya adalah untuk menghubungkan antara rangkaian sucker rod
dengan peralatan-peralatan di atas permukaan.
d. Carrier bar
Merupakan alat yang berfungsi sebagai penyangga polished rod clamp,
dan pada carrier bar ini dikaitkan dengan wire line hanger yang
selanjutnya dihubungkan dengan horse head.
e. Polished rod clamp
Komponen yang terletak di atas carrier bar yang berfungsi untuk
mengeraskan kaitan polished rod dengan komponen-komponen di atasnya
agar tidak dapat lepas selama operasi pemompaan minyak berlangsung.
f. Briddle
Merupakan nama lain dari wire line hanger, yaitu merupakan sepasang
kabel baja yang dihubungkan pada carrier bar, dengan demikian carrier
bar bergantung pada briddle dan briddle ini kemudian dihubungkan
dengan horse head.
g. Horse head
Fungsinya meneruskan gesekan dari walking beam ke unit pompa di
dalam sumur melalui briddle, polished rod dan sucker rod string atau
merupakan kepala dari walking beam yang menyerupai bentuk kepala
kuda.
16
Casing
h. Walking beam
Merupakan tangkai horisontal di belakang horse head.
Walking beam berfungsi untuk :
Mengubah gerak berputar dari prime mover menjadi gerak naik turun
Meneruskan energi prime mover ke rangkaian pompa di dalam sumur
melalui polished rod dan sucker rod string.
i. Pitman
Merupakan sepasang tangkai yang menghubungkan antara crank pada
pitman bearing dengan ujung belakang dari walking beam pada tail
bearing. Fungsinya mengubah dan meneruskan gerak berputar menjadi
gerak bolak-balik naik turun dan pitman ini akan menggerakkan walking
beam.
j. Crank
Merupakan sepasang tangkai yang menghubungkan crank shaft pada gear
reducer dengan counter balance. Pada crank ini terdapat lubang-lubang
tempat kedudukan pada pitman bearing dan ujung bawah dari pitman.
Besar kecilnya langkah atau stroke pemompaan yang diinginkan dapat
diatur dari sini dengan mengubah-ubah letak ujung bawah pitman, bila
mendekatkan atau ke arah counter balance maupun menjauhi counter
balance. Apabila kedudukan ujung bawah pitman digeser ke posisi
lubang mendekati counter balance, maka langkah pemompaan menjadi
bertambah besar, demikian pula sebaliknya apabila menjauhi counter
balance yaitu ke arah crank shaft maka langkah pemompaan menjadi
kecil.
k. Gear reducer
Merupakan transmisi yang berfungsi untuk mengubah kecepatan putar
dari prime mover. Gerak putaran dari prime mover diteruskan ke gear
reducer dengan menggunakan belt.
17
Casing
l. Crank shaft
Merupakan poros dari crank. Gerakan berputar yang telah diperlambat
oleh gear reducer akan menggerakkan crank shaft dan crank.
m. Counter balance
Adalah sepasang pemberat yang berfungsi untuk :
Mengubah gerakan berputar dari prime mover menjadi gerakan bolak-
balik naik turun.
Menyimpan tenaga prime mover pada saat down-stroke atau pada saat
counter balance menuju ke atas yaitu pada saat kebutuhan tenaga kecil
atau minimum.
Membantu tenaga prime mover pada saat up-stroke atau saat counter
balance bergerak ke bawah, sebesar tenaga potensialnya, karena kerja
prime mover terbesar yang dibutuhkan adalah pada saat up-stroke,
dimana minyak ikut terangkat ke atas atau ke permukaan.
n. Sampson post
Merupakan kaki-kaki penyangga atau penompang walking beam.
o. Saddle bearing
Adalah tempat kedudukan dari walking beam pada sampson post bagian
atas.
p. Equalizer
Adalah bagian atas dari pitman yang dapat bergerak secara leluasa
menurut kebutuhan pada saat operasi pemompaan minyak berlangsung.
q. Brake
Berfungsi untuk mengerem gerakan pompa jika dibutuhkan, misalnya
pada saat dilakukan reparasi sumur atau unit pompanya sendiri.
18
Casing
19
Casing
e. Traveling Valve
Merupakan bola yang ikut bergerak naik turun menurut gerakan plunger
dan berfungsi mengalirkan minyak dari working barrel masuk ke plunger
dan hal ini terjadi pada saat plunger bergerak ke bawah serta menahan
minyak keluar dari plunger pada saat plunger bergerak ke atas.
f. Gas Anchor
Merupakan komponen pompa yang dipasang dibagian bawah dari pompa
yang berfungsi untuk memisahkan gas dari minyak agar gas tersebut tidak
ikut masuk ke dalam pompa bersama-sama dengan minyak, untuk
menghindari masuknya pasir atau padatan ke dalam pompa, dan
mengurangi atau menghindari terjadinya tubing stretch.x
Gas ini dialirkan masuk ke annulus dan dilepaskan ke permukaan melalui
Ada dua macam type Gas Anchor, yaitu :
Poorman type
Larutan gas dalam minyak yang masuk ke dalam anchor akan
melepaskan diri dari larutan (bouyancy effect). Minyak akan masuk ke
dalam barrel melalui suction pipe, sedangkan gas yang telah terpisah
akan dialihkan melalui annulus. Apabila suction pipe terlalu panjang
atau diameternya terlalu kecil, maka akan terjadi pressure loss yang
cukup besar sehingga menyebabkan terjadinya penurunan PI sumur
pompa. Sedangkan apabila suction pipe terlalu besar akan
menyebabkan annulus antara dinding anchor dengan suction pipe
menjadi lebih kecil, sehingga kecepatan aliran minyak besar dan
akibatnya gas masih terbawa oleh butiran-butiran minyak. Diameter
gas anchor yang terlalu besar akan menyebabkan penurunan PI sumur
pompa.
20
Casing
Packer type
Minyak masuk melalui ruang antara dinding anchor dan suction
pipe, kemudian minyak jatuh di dalam annulus antara casing dan gas
anchor dan ditahan oleh packer, selanjutnya minyak masuk ke pompa
melalui suction pipe. Disini minyak yang masuk ke dalam annulus
sudah terpisah dari pompa.
g. Tangkai Pompa
Tangkai pompa (sucker rod string) terdiri dari :
Sucker rod
Pony rod
Polished rod
Sucker rod
Merupakan batang/rod penghubung antara plunger dengan peralatan di
permukaan. Fungsi utamanya adalah melanjutkan gerak naik turun dari
horse head ke plunger. Berdasarkan konstruksinya, maka sucker rod dibagi
menjadi 2 (dua) :
a. Berujung box-pin
b. Berujung pin-pin
Untuk menghubungkan antara dua buah sucker rod digunakan sucker
rod coupling. Umumnya panjang satu single dari sucker rod yang sering
digunakan berkisar antara 20-30 ft. Terdapat beberapa macam ukuran
sucker rod, seperti pada tabel di bawah ini, di mana ukuran-ukuran tersebut
merupakan standart API. Dalam perencanaan sucker rod selalu diusahakan
atau yang dipilih yang ringan, artinya memenuhi kriteria ekonomis, tetapi
dengan syarat tanpa mengabaikan kelebihan (allowable stress) pada sucker
rod tersebut. Sucker rod yang dipilih dari permukaan, sampai unit pompa
di dasar sumur (plunger) tidak perlu sama diameternya, tetapi dapat
21
Casing
Poni rod
Merupakan rod yang mempunyai panjang yang lebih pendek dari
panjang rod umumnya (25 feet). Fungsinya adalah untuk melengkapi
panjang dari sucker rod, apabila tidak mencapai kepanjangan yang
dibutuhkan ukurannya adalah : 2, 4, 6, 8, 12 feet.
Polished rod
Adalah tangkai rod yang berada di luar sumur yang mengubungkan
sucker rod string dengan carrier bar dan dapat naik turun di dalam stuffing
box. Diameter stuffing box lebih besar daripada diameter sucker rod, yaitu :
1 1/8, 1 ¼, 1 ½, 1 ¾. Panjang polished rod adalah :8,11,16, 22 feet.
22
Casing
23
Casing
guide pada daerah yang sering putus, sehingga yang aus akibat gesekan
dengan tubing adalah sucker rod guide nya.
7. Valve bocor
Baik standing valve maupun traveling sering bocor pada umumnya
disebabkan haus karena pasir atau kemakan aliran gas.
8. Scale dan paraffin deposite
Scale atau endapan parafin dapat menyebabkan pompa stuck (macet)
karena terjepit scale atau paraffin.
24
Casing
BAB V
TEKNIK PRODUKSI
Proses produksi di PT. Pertamina EP Sangatta field yaitu dimulai dari proses
pengangkatan fluida produksi dari dalam sumur ke permukaan Kemudian dialirkan
melalui pipa alir atau flow line ke Gathering station atau Station Pengumpul dan
untuk sumur yang bertekanan rendah liquid disimpan sementara di TOS (Tank on
Side) yang berada disekitar sumur yang kemudian dari TOS akan diangkut oleh mobil
tanki ke Gathering Station terdekat, dari Gathering Station Fluida Produksi
dipompakan ke Main Gathering Station untuk diproses sehingga minyak dan air
terpisah.
Kegiatan utama Proses Produksi di PT. Pertamina EP Sangatta Field yaitu
Mengelola kegiatan operasi minyak dan gas bumi seoptimal mungkin sesuai potensi
dan sasaran yang ditargetkan, Mengkoordinir kegiatan penampungan, penyaluran
produksi minyak dan gas sehingga produksi minyak dapat dikapalkan dan produksi
gas dapat dimanfaatkan untuk utilities dan fasilitas yang lain, serta Mengkoordinir
pendataan / penyelidikan sumur-sumur penghasil untuk dapat dievaluasi guna
langkah-langkah penanggulangan sedini mungkin bila terjadi penyimpangan/ ulah
sumur produksi ( Low ) atau mati sumur ( Off ).
Secara umum proses produksi Crude Oil (Minyak Mentah) di Sangatta Field
terbagi menjadi empat tahapan proses yaitu, Pengangkatan, Pengumpulan,
Pemisahan, dan Penampungan.
25
Casing
26
Casing
27
Casing
Field dilakukan proses separasi (pemisahan) minyak dari unsur BS&W tersebut,
sehingga minyak yang dihasilkan dapat memenuhi standard permintaan dari pihak
customer (buyer) yaitu pertamina refinery.
Fluida produksi yang telah diinjeksikan Chemical Demulsifier sebanyak 50
ppm dipompakan menuju MGS. Injeksi Chemical Demulsifier dilakukan sebelum
memasuki proses selanjutnya diharapkan chemical tersebut dapat dengan cepat
bercampur dengan fluida dengan adanya aliran turbulen dalam pipa, sehingga reaksi
chemical dalam membantu proses pemecah emulsi minyak dapat maksimal.
Fluida produksi masuk ke tanki FWKO untuk dipisahkan antara minyak dan
air, Fluida produksi di FWKO kemudian Steam menggunakan boiler melalui
jaringan Steam agar dapat memecah kandungan air didalam minyak, suhu ideal di
dalam tanki FWKO adalah 79-85◦C. Outlet Minyak yang berada di atas dan outlet
air yang berada di bawah, hal ini memungkinkan minyak yang telah tertampung di
Tanki tampung lebih bagus kualitasnya.
Minyak yang keluar dari tanki FWKO masih mengandung BS&W
sehingga minyak ditampung di tanki tampung kemudian dilakukan proses setling
( Pengendapan ) dan pemanasan dengan steam. Setelah Setling dilakukan di Tanki
tampung,selanjutnya dilakukan drain untuk mengeluarkan kandungan air dalam
tanki, selanjutnya minyak siap di pompakan ke Loading Terminal.Kemudian untuk
proses Treatment air setelah dari wash tank air dialirkan ke Nutshell filter untuk
menyaring kembali sisa – sisa minyak dan padatan yang terkadung didalam air
menggunakan filter.
Secara umum proses separasi crude oil yang ada di MGS Sangatta Field dapat kita
lihat sebagai berikut:
28
Casing
G
gambar 5.2. Sistem alur produksi
29
Casing
Free Water Knock Out berfungsi untuk memisahkan air dan emulsi dari
minyak . Air yang terpisahkan dari emulsi disebut free water. Saat air dan
minyak dipisahkan oleh separator dan fluida tersebut akan masuk ke tangki
penanpungan awal dan akan di panaskan dengan mengunakan boiler untuk
memisahkan air dan minyak atau bisa juga dipisahkan dengan gaya gravitasi
(settling). Di Sangatta Field Tangki FWKO hanya terdapat di Main Gathering
Station dan Loading Terminal.
30
Casing
31
Casing
Water injection plant berfungsi untuk menampung air formasi yang telah
dipisahkan melalui serangkaian proses pemisahan dari FWKO, dan Nutshell.
Air yang tertampung di Water injection plant ini nantinya akan kembali di
injeksikan ke formasi melalui sumur injeksi menggunakan pompa. Pompa yang
digunakan adalah pompa centrifugal
32
Casing
33
Casing
5.6.2. Pompa
34
Casing
BAB VI
WORKOVER & WELL SERVICE (WO-WS)
6.1. WOWS
Work over & well service adalah suatu bagian yang bertugas
menangani segala bagian yang berhubungan dengan sumur. Kegiatan tersebut
meliputi usaha agar sumur siap berproduksi (initial completion) maupun usaha
perbaikan sumur akibat kerusakan saat berproduksi (work over). Work over &
well service merupakan bagian dari Pertamina Asset 5 Sangatta Field yang
bergerak di bagian pengerjaan ulang sumur dan Perawatan sumur. Bagian ini
sangat penting untuk menunjang keberlangsungan produksi yang ada
pada Sangatta field. Kegiatan yang sering di lakukan oleh bagian
WOWS berupa :
35
Casing
Rig jenis ini cukup simple dan biaya operasional tidak terlalu besar.
Yang mana pada trailer sudah terinstal engine berikut primover, drawwork,
drilling line, unit menara, dan meja rack atau dalam dunia rig dinamakan
monkey board.
Mobile rig dikelompokkan lagi menurut kegunaan dan kekuatan rig.
Untuk pengerjaan perawatan sumur, rig yang digunakan hanya berkapasitas
kecil mulai dari 250 HP sampai 450 HP saja.
36
Casing
Fungsi rig ini hanya sebagai rig service untuk perawatan sumur-sumur
minyak. Rangkaian pipa yang di angkatnya pun berkisar sekitar 60 Pound atau
sekitar 30 ton beban angkat (bisa lebih, namun bisa juga kurang) tergantung
Horse Power rig dan spesifikasi dari pabrik pembuatannya. Biasanya akan
tertera pada rig carrier sebuah chart yang menerangkan detail rig keseluruhan.
Namun lazimnya, maksimum daya angkat rig ini mencapai 150 pound.
Rig ini juga bisa di gunakan untuk pengeboran. Namun hanya sebatas
pengeboran tambahan atau pengeboran semen atau juga melakukan
pengeboran benda jatuh dalam sumur yang menghambat laju operasi suatu
sumur. Rig ini tidak lazim untuk melakukan operasi pengeboran sumur baru
karena biasanya tak difasilitasi dengan meja putar dan kelly sebagai penggerak
pipa yang meneruskan putaran dari meja putar. Rig ini lazim digunakan pada
pengeboran ringan dengan menambah sebuah unit hydraulic swivel untuk
memutar pipa.
6.1.2 Toolshop
Toolshop merupakan tempat perbaikan penunjang fasilitas pada rig (lebih
mudahnya biasa kita sebut Bengkel). Pada toolshop ini kami jumpai berupa
alat alat bengkel seperti alat pemotong plasma, alat pembuat ulir, dll
Pada tempat ini juga kami jumpai berbagai macam perlatan penunjang rig
berupa fishng tool, tubing tong, rod tong, dan beberapa peralatan peralatan rig
lainnya.
37
Casing
38
Casing
6.1.3 PumpShop
PumpShop merupakan penunjang dari fasilitas pompa dan perawatan
pompa. Pada tempat ini kami jumpai berbagai perwatan pada pompa seperti
perbaikan pada plunger, Ball&seat,, dan peralatan pompa lainnya.
39
Casing
40
Casing
41
Casing
6.2.1. Peralatan
a) Gas Gun
Alat ini digunakan untuk mengolah data dari sensor agar dapat
diterima oleh komputer dan mengolah perintah dari komputer agar dapat
dieksekusi oleh sensor.
c) Komputer
42
Casing
d) Catu gas
43
Casing
e) Peralatan Tambahan
Gambar 6.10. Amplifer, Kabel, Polished Rod Tranducer, Horse Shoe Tranducer
44
Casing
6.3. Dynamometer
Dynamometer adalah alat yang dapat mencatat (merecord) beban pada
polished rod selama gerakan rod ke atas maupun ke bawah. Dynamometer dapat
digunakan untuk mengetahui kinerja pompa yang digunakan berdasarkan
penyimpangan terhadap beban yang seharusnya diderita oleh polished rod
Dynamometer sendiri pada prinsipnya adalah alat pengukur beban pada
polished rod yang merupakan batang paling atas dari rangkaian pipa sepanjang
siklus pemompaan.
Secara umum terdapat dua type dynamometer yaitu yang mengukur
beban secara langsung dan yang mengukur beban secara tidak langsung.
45
Casing
46
Casing
47
Casing
BAB VII
KESIMPULAN
48