Anda di halaman 1dari 5

Jurnal Petro 2018 P-ISSN : 1907-0438

VOLUME VII No. 1, APRIL 2018


http://trijurnal.lemlit.trisakti.ac.id/index.php/petro E-ISSN : 2614-7297

PENANGGULANGAN LOSS FORMATION MENGGUNAKAN METODE DUAL


STAGE CEMENTING PADA SUMUR AR-001

Raihan Ramadhan1,2, Bayu Satiyawira2, Cahaya Rosyidan2


2
Program Studi Teknik Perminyakan, Universitas Trisakti
1
ranz12345@gmail.com

ABSTRAK
Pada penulisan tugas akhir ini dilakukan evaluasi penyemenan primer dengan menggunakan metode dual
stage cementing pada sumur AR-001 lapangan RR di daerah paluh tabuhan barat, kabupaten langkat, sumatera
utara yang dikelola oleh PT Pertamina EP. Pada sumur AR-001 pemilihan penggunaan penyemenan primer
dengan metode dual stage cementing dilakukan karena pada pemasangan intermediate casing 13 3/8 inch
dengan 1623 m yang cukup dalam dan terdapat permasalah loss formation. Penelitian tugas akhir ini bertujuan
untuk mengevaluasi permasalahan yang terjadi selama proses pekerjaan dual stage cementing, perbandingan
keekonomian biaya yang digunakan, dan dapat menjadi bahan evaluasi serta acuan pada pekerjaan penyemenan
dengan metode dual stage cementing berikutnya. Pada pelaksanaan penyemenan sumur AR-001 dengan metode
dual stage cementing dibagi menjadi dua tahap pengerjaan, yaitu stage pertama dan stage kedua. Kemudian juga
dilakukan pekerjaan penyemenan tambahan seperti top job cementing serta dua kali squeeze cementing pada
kedalaman yang berbeda. Berdasarkan perhitungan yang dilakukan pada pekerjaan penyemenan primer dengan
metode dual stage cementing didapatkan volume slurry yang digunakan pada stage pertama sebanyak 595,69
bbl dan stage kedua sebanyak 240,28 bbl serta tambahan pekerjaan top job cementing sebanyak 110,17 bbl.
Selanjutnya dapat diketahui selisih perbandingan biaya perhitungan dan pelaksanaan pada pekerjaan dual stage
cementing dengan nilai keekonomisan sebesar US$ 115895,56.

Kata kunci : Primary Cementing, Dual Stage Cementing, Loss Formation

ABSTRACT
This final project being evaluated the primary cementing by using dual stage cementing method on AR-
001 well field RR in west paluh tabuhan, regency of langkat, north sumatera managed by PT Pertamina EP.
Primary cementing being used dual stage cementing method at AR-001 well because of intermediate casing 13
3/8 inch with 1623 m depth which is deep enough and there was problem of loss formation. This thesis research
aims to evaluate the problems that occur during the dual stage cementing work process, the comparison of cost
economy used, and can be used as the material of evaluation and reference on cementing work with the next
dual stage cementing method. In the implementation of cementing wells AR-001 with dual stage cementing
method was divided into two stages of workmanship, the first stage and the second stage. Then also do
additional cementing work such as top job cementing and two times squeeze cementing at different depths.
Based on calculations performed on the primary cementing work with dual stage cementing method obtained
the slurry volume used on the first stage as much as 595.69 bbl and the second stage as much as 240.28 bbl and
additional top job cementing of 110.17 bbl. Furthermore, it can be seen the difference between computation cost
and implementation cost in dual stage cementing work with economic value of US $ 115895,56.

Keyword : Primary Cementing, Dual Stage Cementing, Loss Formation

I. PENDAHULUAN dikategorikan sebagai sumur dalam adalah metode


Penyemenan suatu sumur merupakan salah dual stage cementing.
satu faktor yang tidak kalah pentingnya dalam suatu Pada penyemenan dengan metode dual stage
operasi pemboran. Berhasil atau tidaknya suatu cementing pengerjaannya dilakukan secara bertahap
sumur pemboran diantaranya tergantung dari atau bertingkat yang pada proses penyemenannya
keberhasilan proses penyemenanya. Suatu operasi dilakukan lebih dari satu kali proses penyemenan
pemboran memerlukan kualitas penyemenan sumur untuk pengerjaan satu trayek casing, menggunakan
yang baik, karena akan mempengaruhi proses peralatan khusus yaitu DSCC, Plugs khusus, dan
komplesi dan produksi dari sumur itu sendiri. Salah Float Collar khusus. Pertimbangan dilakukan
satu metode penyemenan pada sumur yang memiliki penyemenan Dual Stage adalah Casing yang
formasi yang bermasalah maupun untuk sumur yang disemen panjang dan atau adanya zona loss pada

21 Jurnal Petro  April, Th, 2018


Jurnal Petro 2018 P-ISSN : 1907-0438
VOLUME VII No. 1, APRIL 2018
http://trijurnal.lemlit.trisakti.ac.id/index.php/petro E-ISSN : 2614-7297

lubang sumur tersebut. Biasanya untuk Berdasarkan analisa sumur-sumur yang menembus
penyemenan Intermediate dan Production Casing. Formasi Bampo dan Baong, kematangan termal
Penyusunan tugas akhir ini bertujuan untuk sedimen menunjukkan kondisi telah matang dan
mengevaluasi kegiatan dual stage cementing yang puncak jendela minyak berada pada Formasi Baong
dilakukan pada sumur AR-001 dengan metode dual bagian tengah. Sampel sedimen yang telah matang
stage cementing yang di lakukan di sumur AR-001. didominasi tipe II-III diduga mampu menghasilkan
Sumur ini dibor secara vertikal selama 152.83 hari gas-prone. Batuserpih (shale) bagian atas Formasi
(dry hole basis) dan 70.67 hari (completion hole Baong dapat bertindak sebagai batuan penutup untuk
basis) di luar waktu rig move dan rig Up, dengan reservoir.
kedalaman akhir 3800 m di lapangan RR Proses migrasi dan akumulasi hidrokarbon
PT.Peramina EP yang berada di daerah Pangkalan melalui media struktur sesar (faults) dan rekahan
Susu, Sumatra Utara. Pada tahun 2016, Sumur AR- (fracture) mengikuti dampak aktivitas tektonik
001 merupakan sumur sidetrack pada oprasional Miosen Tengah hingga proses akumulasi
pemboran trayek 17 ½ inch yang disepakati untuk hidrokarbon yang dipengaruhi oleh aktivitas tektonik
early casing 13 3/8 inch dari sumur AR-001 yang Plio Pleistosen. Perkiraan puncak migrasi dan
terdapat permasalahan pada proses penyemenannya akumulasi Hidrokarbon terjadi pada Mosen tengah.
sehingga perlu dilakukan metode dual stage
cementing yang kemuadian juga dilakukan dua III. LANDASAN TEORI
tahap pengerjaan dual stage cementing. Penyemenan pada sumur pemboran adalah
Sumur ini mengalami masalah pada proses suatu proses pencampuran (mixing) dan pendesakan
pengeboran dan pemasangan casing yang (displacement) bubur semen (slury) melalui casing
disebabkan adanya zona loss yang cukup besar. sehingga mengalir ke atas melewati annulus di
Oleh karena itu, perusahaan memutuskan untuk belakang casing sehingga casing terikat dengan
melakukan pengerjaan penyemenan dengan metode formasi. Pada umumnya penyemena bertujuan untuk
dual stage cementing pada casing 13 3/8 inch untuk melekatkan casing pada dinding lubang bor,
zona intermediate casing. Pada pengerjaanya proses melindungi casing dari masalah-masalah mekanis
penyemenan mecapai lima tahap diantaranya Dual sewaktu pemboran berlangsung (seperti torsi yang
Stage Cementing, Top Job, serta squezee cementing tinggi dan lain-lain), melindungi casing dari fluida
hingga zona loss dapat ditanggulangi. formasi yang bersifat korosif dan untuk memisahkan
Pada proses penyemenan dual stage zona yang lain dibeleakang casing. Penyemenan
cenenting ini menggunakan tools DSCC dan merupakan faktor yang paling penting dalam operasi
External Casing Packer (ECP) guna menyekat dua pemboran sehingga dapat mereduksi kemungkinan-
zona yang akan di semen pada trayek casing 13 3/8 kemungkinan permasalahan secara mekanis ketika
inch. Dimana pada Pressure Test didapat kebocoran melakukan pemboran pada trayek selanjutnya.
pada kedalaman diatas 900m, untuk itu perlu Menurut alasan dan tujuannya, proses
diperbaiki sebelum proses produksi dari sumur penyemenan dapat dibagi dua, yaitu Penyemenan
tersebut. Penelitian ini meliputi evaluasi Pertama (Primary Cementing) dan Penyemenan
perhitungan volume cement slurry, volume Kedua atau Penyemenan Perbaikan (Secondary or
displacement, dan volume spacer yang dibutuhkan Remedial Cementing). Berikut ini adalah penejelasan
dalam kegiatan dual stage cementing. Selain itu, dari masing-masing fungsi penyemenan.
dihitung tekanan rekah formasi dan tekanan Penyemenan adalah proses pendorongan
maksimum pompa, volume aditif yang digunakan, bubur semen ke dalam casing dan naik ke annulus
dan biaya aditif yang digunakan, sehingga dapat yang kemudian didiamkan sampai semen tersebut
dilakukan perbandingan terhadap nilai hasil mengeras hingga mempunyai sifat melekat baik
perhitungan dengan nilai aktual yang digunakan terhadap casing maupun formasi. Fungsi
pada pekerjaan dual stage cementing pada sumur penyemenan dalam suatu pemboran menurut (Rudi
AR-001. Rubiandini, 2001) adalah :
1. Melindungi casing / liner dari tekanan yang
II. TINJAUAN LAPANGAN datang dari bagian luar casing yang dapat
Lapangan RR berlokasi dan terletak pada menimbulkan collapse (mengkerut).
kemenerusan trend antiklin Paluh Tabuhan Barat 2. Mencegah adanya migrasi fluida yang tidak
berarah barat laut - tenggara yang merupakan produk diinginkan dari suatu formasi ke formasi lain.
tektonik terakhir Plio-Pleistosen di Cekungan 3. Melindungi casing dari fluida yang bersifat
Sumatra Utara. korosif.
Menurut (PT.Pertamina EP, 2015) konsep
yang digunakan pada prospek lapagan RR adalah Untuk memenuhi fungsi-fungsi tersebut,
batupasir basin floor fan dengan geometri submarine maka semen pemboran menurut (Rudi Rubiandini,
fan. Batuan Induk berasal dari Formasi Bampo dan 2001) harus memenuhi beberapa syarat, yaitu :
Baong bagian bawah pada dalaman lokal.

22 Jurnal Petro  April, Th, 2018


Jurnal Petro 2018 P-ISSN : 1907-0438
VOLUME VII No. 1, APRIL 2018
http://trijurnal.lemlit.trisakti.ac.id/index.php/petro E-ISSN : 2614-7297

1. Semen setelah ditempatkan harus mempunyai Rangkaian casing disemen langsung dari bawah
kekuatan atau stregth yang cukup besar dalam ke atas sepanjang kedalamannya.
waktu tertentu. 2. Two Stage Cementing (Penyemenan Dua Tahap)
2. Semen harus memberikan daya ikat casing Penyemenan ini biasanya dilakukan pada
dengan formasi yang cukup baik. intermediate atau production casing yang
3. Semen tidak boleh terkontaminasi fluida formasi intervalnya cukup dalam.
atau fluida pendorong.
4. Semen harus impermeable (permeabilitas harus dengan tujuannya untuk:
nol).  Penyemenan didaerah tertentu saja karena
Semen mempunyai beberapa sifat yang dipastikan tidak diperlukan suatu kolom semen
berpengaruh dalam proses penyemenan dan harus yang menutupi semua formasi
disesuaikan dengan kondisi sumur. Beberapa sifat  Mencegah kemungkinan pecahnya formasi
semen yang harus dibahas menurut (Satiyawira, dikarenakan beban yang terlalu berat
2015) yaitu : (Hydrostatic Pressure Tinggi)
a) Kekuatan semen (Strength).  Memungkinkan penyemenan dilakukan diatas
b) Perbandingan jumlah air dan semen yang lost circulation zone
dicampurkan (Water Cement Ratio).  Mencegah terjadinya casing collapse karena
c) Densitas (Density). tekanan Hydrostatic semen lebih besar dari daya
d) Waktu Pemompaan (Thickening Time). tahan casing
e) Viscositas (Viscosity).
f) Sifat Filtrasi (Water Loss). IV. ANALISA DAN HASIL PEMBAHASAN
g) Permeabilitas (Permeability). Penyemenan primer dengan metode dual
h) Waktu pengerasan semen (Waiting On Cement). stage cementing yang dilakukan pada sumur AR-001
khususnya pada zona intermediate casing 13 3/8 inch
Primary cementing adalah adalah proses ini bertujuan untuk menanggulangi permasalahan
penempatan bubur semen pada anunulus yang pada penyemenan pada formasi dengan zona loss
terletak diantara casing dan formasi. Pada primary yang besar. Pada pengerjaan penyemenan primer
cementing, penyemenan casing pada dinding lubang dengan metode dual stage cementing ternyata
sumur dipengaruhi oleh jenis casing yang akan mengalami beberapa kendala sehingga
disemen. Primary cementing dilakukan dari membutuhkan tambahan pengerjaan proses
pemasangan conductor casing sampai dengan penyemenan hingga tiga pekerjaan penyemenan
production casing / liner production. Menurut ( Rudi tambahan seperti top job cement, dan squeeze
Rubiandini, 2001) penyemenan casing pada dinding cementing yang dilakukan pada dua titik kedalaman
lubang sumur dipengaruhi oleh jenis casing yang yaitu, pada kedalaman 980 m dan 1620 m yang
akan di semen, antara lain menyebabkan adanya biaya tambahan pada
 Penyemenan conductor casing bertujuan untuk penyemenan untuk zona intermediate casing 13 3/8
mencegah terjadinya kontaminasi fluida inch.
pemboran dengan formasi. Pada sumur AR-001 terdapat beberapa
 Penyemenan surface casing bertujuan untuk permasalahan yang menjadi bahan evaluasi pada
melindungi air tanah agar tidak tercemar dari penelitian kali ini. Permasalahan utama
fluida pemboran, memperkuat dudukan surface digunakannya metode dual stage cementing pada
casing sebagai tempat dipasangnya alat BOP penyemenan primer dikarenakan terdapat zona total
(Blow Out Preventer), untuk menahan beban loss pada formasi di interval kedalaman trayek
casing yang ada di bawahnya dan untuk casing 13 3/8 inch. Bahkan pada design casing sumur
mencegah terjadinya aliran fluida pemboran atau AR-001 diantara surface casing 20 inch dan
fluida formasi yang akan melalui casing ini. intermedate casing 13 3/8 inch terdapat liner casing
 Penyemenan intermediate casing bertujuan untuk 16 inch yang di gantungkan pada kedalaman 226.35
menutup tekanan formasi abnormal atau m – 948.62 m yang juga berfungsi untuk
mengisolasi daerah lost circulation. menanggulangi loss formation yang menjadi salah
satu masalah utama pada operasi pemboran sumur
Primary Cementing dilakukan setelah AR-001 lapangan RR. Dapat diketahui pada saat
menurunkan Casing (Pipa Selubung) kedalam lubang proses pemboran untuk set casing intermediate 13
sumur, selanjutnya bubur semen dipompakan 3/8 inch dilakukan beberapa kali uji tes break
kedalam annulus diantara selubung dan dinding circulation pada kedalaman yang diindikasikan
lubang. memiliki permasalahan loss seperti yang dilakukan
Metode Penyemenan : pada kedalaman 482 m dan dinyatakan baik terlihat
1. Single Stage Cementing (Penyemenan Satu pada aliran balik lumpur yang disirkulasikan,
Tahap) kemudian dilanjutkan break circulation pada
kedalaman 948 m didapatkan hasil yang

23 Jurnal Petro  April, Th, 2018


Jurnal Petro 2018 P-ISSN : 1907-0438
VOLUME VII No. 1, APRIL 2018
http://trijurnal.lemlit.trisakti.ac.id/index.php/petro E-ISSN : 2614-7297

mengindikasikan terdapat zona loss pada kedalaman sebanyak 1955,89 sak serta volume displacement
tersebut karena tidak didapat aliran balik ( no return yang digunakan sebesar 782,78 bbl dengan tekanan
Oleh karena itu dilakukan pekerjaan tambahan top maksimal pompa sebesar 1603,2 psi. Sedangkan
job cementing hingga squezee cementing yang pada perhitungan penyemenan stage kedua di dapat
dilakukan sampai dengan dua kali di kedalaman yang volume slurry sebesar 240,28 bbl dengan berat
berbeda yang terindikasi terdapat masalah formation semen sebesar 74596,52 lb dan jumlah sak yang
loss pada kedalaman tersebut. Kemudian juga digunakan sebenyak 793,58 sak serta volume
terdapat permasalahan pada peralatan penyemenan displacement yang di gunakan sebesar 437,86 bbl
dual stage cementing collar yang diindikasin dengan dengan tekanan maksimal pompa untuk penyemenan
fleksible plug yang tidak latch dengan baik pada stage kedua sebesar 3101,2 psi. Setelah penyemenan
dudukan stage collar dan juga tidak terjadi bumping primer dengan metode dual stage cementing
pressure dengan max pressure sebesar 1530 psi. diakukan pada pekerjaan tambahan top job cement
Sehingga external casing packer pun tidak yang terhitung menggunakan volume slurry sebesar
mengembang saat proses penyemenan tahap kedua. 110,17 bbl dengan berat semen sebesar 34201,9 lb,
Pada saat melakukan top job cement juga terdapat maka jumlah sak yang digunakan sebanyak 363,85
sedikit masalah saat memasukan pipa galvanis sak.
bengkok pada kedalaman 18 m. Dari hasil evaluasi jika penyemenan berhasil
Setelah mengetahui beberapa permasalahan dengan baik tapa perlunya ada penambahan
pada pengerjaan penyemenan primer dengan metode pengerjaan penyemenan sesuai dengan hasil
dual stage cementing pada intermediate casing 13 perhitungan maka penyemenan primer dengan
3/8 inch sumur AR-001. Berikut ini adalah hasil metode dual stage cementing hanya membutuh biaya
evaluasi pada penyemenan primer menggunakan sebesar US$ 182606,73. Selisih biaya yang
metode dual stage cementing untuk fleksible plug digunakan cukup besar diantara hasil perhitungan
yang tidak latch seharusnya dilakukan pembersihan dan pengerjaan yang mencapai nilai sebesar US$
pada alat sebelum penggunaan, melakukan visual 115895,56 dengan biaya pada pengerjaan dual stage
check pada alat yang hendak digunakan serta cementing sebesar US$ 298502,28 oleh karena itu
rabbit/drift pada saat function test. Pada penelitian ini dilakukan guna menjadi bahan evaluasi
permasalahan external casing packer yang tidak pada pengerjaan penyemenan primer dengan metode
mengembang wajib diperhatikan saat proses dual stage cementing agar pada pengerjaan
pembersihan agar tidak terdapat bridge atau kotoran mengunakan metode yang sama bisa menghasilkan
tertinggal. Kemudian pada permasalahan zona total pekerjaan yang lebih maksimal dengan biaya yang
loss pada proses operasi pemboran lebih ekonomis.
direkomendasikan untuk menggunakan LCM serta
memastikan maksimum working pressure dan V. KESIMPULAN
melakukan monitoring pressure saat pelaksnaan Berdasarkan penelitian dan analisis yang
pekerjaan. Kemudian saat menurunkan casing harus sudah dikerjakan, maka diperoleh kesimpulan
dilakukan dengan perlahan untuk menjaga surge sebagai berikut :
pressure yang sehingga tidak melebihi tekanan rekah 1. Penggunaan metode dual stage cementing
dan merusak formasi karena window formation yang dilakukan karena adanya zona total loss
tipis diantara tekanan rekah sebesar 2,16 SG dan formation pada intermediate casing 13 3/8 inch
hydraulic pressure sebesar 2,07 SG dengan clearen sumur AR-001 lapangan RR.
annulus yang kecil diantara casing 13 3/8 inch dan 2. Pada sumur AR-001 intermediate casing 13 3/8
16 inch. Selanjutnya densitas semen juga dapat inch dengan bottom hole pressure 2,07 SG pada
diturunkan atau menggunakan light cement pada proses penurunan casing terjadi penambahan
formasi dengan masalah loss dan juga melakukan surge pressure sehingga melebihi fract pressure
penambahan volume spacer agar zona 2,16 SG yang menyebabkan terjadi loss
kontaminasinya lebih kecil guna menjaga cement formation.
integrity. 3. Tidak mengembangnya external casing packer
Setelah mengetahui volume capacity dan disebabkan karena tidak terjadinya bumping
interval kedalaman zona yang akan diisi dengan pressure dan tidak duduknya fleksible plug pada
bubur semen maka penulis dapat menentukan volume stage collar seat, Penempatan posisi external
slurry yang dibutuhkan untuk penyemenan primer casing packer yang di set pada kedalaman 1080
dengan metode dual stage cementing pada m seharusnya di set pada kedalaman 920 m
intermediate casing 13 3/8 inch sumur AR-001. karena zona loss formation diindikasi berada
Berikut ini adalah hasil perhitungan volume slurry pada casing shoe 16 inch pada kedalaman 948,62
pada penyemenan primer dengan metode dual stage m.
cementing pada stage pertama didapatkan volume 4. Didapatkan selisih perbandingan harga pada
sebesar 595.69 bbl dengan berat semen sebesar pengerjaan penyemenan data perhitungan sebesar
183853.66 lb dan jumlah sak yang digunakan US$ 128340,31 dengan volume digunakan

24 Jurnal Petro  April, Th, 2018


Jurnal Petro 2018 P-ISSN : 1907-0438
VOLUME VII No. 1, APRIL 2018
http://trijurnal.lemlit.trisakti.ac.id/index.php/petro E-ISSN : 2614-7297

sebanyak 6361,62 galon dan pelaksanaan sebesar


US$ 149441,62 dengan volume digunakan
sebanyak 31269,47 galon untuk 1ststage dengan
selisih biaya sebesar US$ 21101,31.
5. Didapatkan selisih perbandingan harga pada
pengerjaan penyemenan data perhitungan sebesar
US$ 54266.42 dengan volume digunakan
sebanyak 2576.95 galon dan pelaksanaan sebesar
US$ 75041.4969 dengan volume digunakan
sebanyak 15159.3 galon untuk 2ndstage dengan
selisih biaya sebesar US$ 20775,08.
6. Hasil evaluasi keekonomisan pada keseluruhan
pekerjaan penyemenan menggunakan metode
dual stage cementing pada sumur AR-001
didapatkan selesih biaya sebesar US$ 115895,56.

DAFTAR PUSTAKA
1. Bowden, Joe R. 2006. “Technical Data Book : A
Quick Reference Book of Formulas, Chart and
Table”. Houston : Wild Well Control.
2. Nelson, Erik B. 2012. “Well Cementing”.
Amerika Serikat : Schlumberger.
3. Pertamina EP. 2016. “1338 inch Cementing
Program”. Jakarta : PT. Pertamina EP.
4. Pertamina EP. 2016. “Evaluasi loss pada saat
masuk & semen casing 13 3/8 inch”. Jakarta : PT.
Pertamina EP.
5. Pertamina EP. 2016. “Rincian Tentatif Oprasi :
Drilling Program” Jakarta : PT. Pertamina EP.
6. Rubiandini, Rudi. 2012. “Teknik Oprasi
Pemboran : Volume I”. Bandung : Insitut
Tekhnologi Bandung & Ikatan Ahli Teknik
Perminyakan Indonesia.
7. Rosyidan, Cahaya. 2015. “EVALUASI
PENGGUNAAN MATERIAL DAN PROGRAM
LUMPUR PEMBORAN PADA SUMUR “DR”
LAPANGAN CC PT PERTAMINA EP”. Jakarta
: Seminar Nasional Cendikiawan.
8. Satyawira, Bayu. 2015. “PENGARUH
PENAMBAHAN ACCELERATOR “CaCl2”,
“NaCl”, DAN “NaNo3” SEBAGAI ADDITIVE
SEMEN KELAS B TERHADAP THICKENING
TIME, COMPRESSIVE STRENGTH, DAN
RHEOLOGY BUBUR SEMEN DENGAN
VARIASI TEMPERATUR (BHCT) DI
LABORATORIUM PEMBORAN DAN
PRODUKSI UNIVERSITAS TRISAKTI”.
Jakarta : Seminar Nasional Cendikiawan.
9. Schlumberger. 2016. “End of Well Report”.
Jakarta : Schlumberger.
10. William, Richard. 1996. “Drilling Engineering”.
Edinsburg, Scotland : Heriot-watt University.

25 Jurnal Petro  April, Th, 2018

Anda mungkin juga menyukai