Anda di halaman 1dari 5

Jurnal Petro 2018 P-ISSN : 1907-0438

VOLUME VII No. 1, APRIL 2018


http://trijurnal.lemlit.trisakti.ac.id/index.php/petro E-ISSN : 2614-7297

SQUEEZE CEMENTING DENGAN MENGGUNAKAN


METODE BRADENHEAD SQUEEZE

Teuku Revi Zuldiyan1*, M.G. Sri Wahyuni1


1
Program Studi Teknik Perminyakan Fakultas Teknologi Kebumian dan Energi Universitas Trisakti
Jl. Kyai Tapa No.1 Grogol, Jakarta Barat – Indonesia
E-mail: revi.teuku@gmail.com
Tel: +62-81360492002

ABSTRAK
Squeeze Cementing merupakan kegiatan penyemenan kedua. Latar belakang dilakukannya squeeze
cementing adalah untuk memperbaiki penyemenan primer atau untuk menutup zona produktif yang sudah tidak
ekonomis lagi. Tujuan dilakukannya penelitian terhadap pekerjaan squeeze cementing adalah untuk mengetahui
dan menganalisa pekerjaan kerja ulang pindah lapisan dan kebutuhan dari pekerjaan squeeze cementing yang
dilakukan. Analisa squeeze cementing dilakukan pada sumur T dan sumur R dengan kedalaman true vertical
depth sumur T sedalam 4238 feet dan sumur R sedalam 829 feet. Pada sumur T dan sumur R akan dianalisa
jenis metode squeeze yang akan dilakukan, teknik pemompaan, injectivity test, kebutuhan spacer, semen dan
displacement serta akan dianalisa tekanan dari semen dan tekanan pemompaan. Dari hasil analisa pada sumur T
dan sumur R diketahui metode squeeze cementing yang digunakan pada kedua sumur tersebut adalah dengan
menggunakan metode bradenhead squeeze cementing dan dengan menggunakan teknik pemompaan tekanan
rendah.

Kata kunci : Cementing, squeeze cementing, metode bradenhead.

ABSTRACT
Squeeze cementing is one of secondary cementing. The background of this job are to fix primary
cementing and to seal uneconomical zone. The purpose of this study is to analyze work over job and to know the
requirement of squeeze cementing job that has been done. The analysis squeeze cementing method used on the
“T” well and “R” well was bradenhead method with low pressure squeezing technique. On T well and R well
will be analyzed the type of squeeze method that been performed, the pumping technique, the injectivity test, the
required spacer, the cement, the displacement, and will be analyzed the pressure of slurry and pumping
pressure.

Keywords : Cementing, squeeze cementing, bradenhead method.

I. PENDAHULUAN tekanan dengan besaran tertentu kedalam lubang


Operasi penyemenan bertujuan untuk sumur dengan tujuan untuk menutup zona produksi
melekatkan casing dengan dinding bor, menyekat atau kerusakan pada penyemenan pertama. Pada
casing dengan formasi karena jika adanya kontak analisa ini akan dibahas mengenai pekerjaan
langsung antara casing dan formasi akan squeeze cementing dengan menggunakan metode
menyebabkan casing mengalami korosi, menutup bradenhead squeeze cementing. Prosedur dari
zona lost circulation agar fluida pemboran tidak pekerjaan yang akan dianalisa meliputi pemilihan
hilang ke formasi. Peyemenan merupakan suatu metode squeeze cementing, injectivity test, banyak
proses pendorongan sejumlah bubur semen yang semen yang dibutuhkan, spacer ahead dan
dialirkan dari permukaan sampai ke casing hingga displacement yang dibutuhkan serta tekanan yang
mengisi ruang pada dinding bor dan formasi. diberikan pada pemompaan bubur semen.
Tujuan dari penyemenan adalah untuk memperkuat
casing didalam sumur dan juga membatasi kontak II. TEORI DASAR
antara casing dengan dinding bor. Setelah Cementing atau penyemenan adalah operasi
dilakukan pemboran, biasanya dilakukan kerja pendorongan sejumlah bubur semen dengan
ulang untuk menyempurnakan sumur. Proses kerja besaran tekanan tertentu dari permukaan yang
ulang meliputi pekerjaan squeeze cementing untuk dialirkan ke casing hinggga anulus dan menyekat
memperbaiki kerusakan pada penyemenan primer dinding luar casing dengan formasi. Menurut
dan menutup zona perforasi yang sudah tidak alasan dan tujuannya, penyemenan dapat dibagi
produktif. menjadi dua yaitu: Primary cementing dan
Squeeze cementing merupakan proses secondary cementing.
penginjeksian bubur semen dengan diberikan

32 Jurnal Petro  April, Th, 2018


Jurnal Petro 2018 P-ISSN : 1907-0438
VOLUME VII No. 1, APRIL 2018
http://trijurnal.lemlit.trisakti.ac.id/index.php/petro E-ISSN : 2614-7297

2.1 Primary Cementing squeeze cementing adalah suatu metode pada


Primary Cementing atau penyemenan pekerjaan squeeze cementing dengan tanpa
pertama adalah proses penyemanan yang dilakukan menggunakan packer pada tubing dalam
pertama kali setelah casing diturunkan ke dalam pengaplikasiannya. Metode ini biasanya digunakan
lubang bor. Penyemenan ini dilakukan mulai dari pada sumur dengan batuan formasi yang berupa
penyemenan conductor casing, surface casing batuan pasir atau sandstone. Sedangkan metode
hingga sampai ke production casing atau liner bullhead squeeze cementing adalah suatu metode
production. Penyemenan conductor casing operasi pekerjaan squeeze cementing dengan
bertujuan sebagai untuk mencegah terjadinya menggunakan packer pada tubing dalam
kontaminasi fluida pemboran (lumpur pemboran) pengaplikasiannya. Packer pada tubing sendiri
terhadap lapisan tanah permukaan. Penyemenan berfungsi agar tekanan pemompaan dari bubur
Surface casing bertujuan untuk melindungi air semen yang diberikan tersalurkan secara merata.
tanah agar tidak tercemar dari fluida pemboran, Metode bullhead squeeze cementing biasanya
memperkuat surface casing sebagai tempat digunakan pada formasi yang permeabilitasnya
dipasangnya alat BOP ( Blow Out Preventer ), rendah dengan tujuan agar bubur semen yang
untuk menahan beban casing yang terdapat di dipompakan dapat masuk menutup formasi secara
bawahnya dan untuk mencegah terjadinya aliran sempurna.
fluida pemboran atau fluida formasi yang akan
melalui surface casing. Penyemenan Production III. PERMASALAHAN
Casing bertujuan untuk mencegah terjadinya aliran Dalam pekerjaan secondary cementing atau
antar formasi ataupun aliran fluida formasi yang lebih tepatnya squeeze cementing, perlu diketahui
tidak diinginkan yang akan memasuki sumur. profil dari sumur yang akan dikerjakan dan
Selain itu, penyemenan production casing karakteristik formasi. Karakteristik dari formasi
bertujuan untuk mengisolasi zona produktif yang mencakup hal-hal seperti tekanan formasi, tekanan
akan diproduksikan fluid (perforated completion) rekah formasi, kedalaman sumur, kapasitas
disebabkan oleh material korosif. wellbore dan juga jenis batuan dari formasi
tersebut. Maka dari itu perlunya dilakukan analisa
2.2 Secondary Cementing terhadap karakteristik formasi. Permasalahan yang
Secondary cementing adalah penyemenan sering terjadi dalam operasi pekerjaan squeeze
tahap kedua atau penyemenen ulang untuk cementing adalah terjadinya lost, semen menutup
memperbaiki atau menyempurnakan penyemanan dengan tidak sempurna, semen cepat mengeras dan
di tahap pertama. masalah kepasiran.
Kegunaan dari penyemenan ini adalah: Pada dua sumur yang akan dilakukan
 Memperbaiki semen yang tidak sempurna analisa, diketahui kedua sumur tersebut memiliki
 Memperbaiki casing yang bocor masalah yang sama. Sumur T dan sumur R
 Menutup lubang perforasi yang salah diketahui memiliki nilai rasio watercut yang sangat
 Menutup lubang yang sudah tidak produktif tinggi. Hal ini tentu berdampak pada nilai
Secondary Cementing terbagi menjadi beberapa keekonomisan dari kedua sumur tersebut. Nilai dari
kegiatan yaitu : watercut pada sumur T adalah sebesar 99%,
 Squeeze Cementing Penyemenan ini bertujuan sedangkan pada sumur R adalah sebesar 90%.
untuk memperbaiki atau menutup rongga- Selain itu pada kedua sumur ini akan dilakukan
rongga yang masih ada setelah primary kerja ulang pindah lapisan, sehingga pada lapangan
cementing dan juga untuk memperbaiki ini akan dilakukan squeeze cementing dengan
kebocoran atau kerusakan casing. menggunakan metode low pressure squeeze untuk
 Re-Cementing Penyemenan ini dilakukan untuk menjaga tekanan squeeze agar tidak merusak
memperluas perlindungan casing di atas top formasi dari kedua sumur. Maka pada kedua sumur
cement serta menyempurnakan penyemenan tersebut akan dilakukan operasi pekerjaan squeeze
pertama. cementing yang bertujuan untuk menutup zona
produksi yang tidak produktif lagi dan
 Plug Back Cementing Penyemenan ini
diproyeksikan akan dibuka lapisan baru dengan
bertujuan menutup atau meninggalkan sumur
formasi yang sama.
(Abandonment Well) dan menutup zona air
dibawah zona produksi minyak. Operasi ini
meliputi penempatan cement plug sepanjang IV. METODELOGI
Metodelogi yang digunakan dalam analisa
zona yang akan di plug off.
pekerjaan squeeze cementing dengan metode
bradenhead adalah dengan :
Metode yang biasanya digunakan dalam
1. Pengumpulan data : data yang dikumpulkan
operasi pekerjaan squeeze cementing terbagi dua,
yaitu metode bradenhead squeeze cementing dan untuk dianalisa berupa DDR, Well History dan
Job Procedure.
metode bullhead squeeze cementing. Bradenhead

33 Jurnal Petro  April, Th, 2018


Jurnal Petro 2018 P-ISSN : 1907-0438
VOLUME VII No. 1, APRIL 2018
http://trijurnal.lemlit.trisakti.ac.id/index.php/petro E-ISSN : 2614-7297

2. Proses Data : data yang sudah dikumpulkan Tabel 2


kemudian dirangkum dan dilakukan analisa Volume Semen dan Displacement Pada Sumur T
terhadap formasi dan karakteristik dari sumur. dan Sumur R
3. Analisa Data : data yang sudah dirangkum Volume Semen
kemudian dilakukan analisa terhadap sumur dan Keterangan Sumur T Sumur R Satuan
kebutuhan dari semen dan tekanan yang akan
diberikan. Slurry 12.69 9,61 Bbl
4. Kesimpulan Volume
33.4 2,21 Bbl
Displacement
Volume Water
V. HASIL DAN ANALISIS 10 10 Bbl
Ahead
Pada sumur T dan sumur R diketahui
memiliki rasio watercut yang sangat tinggi. Hal ini Pelaksaan pekerjaan squeeze cementing
tentu berdampak pada keekonomisan dari kedua pada sumur T dilakukan dengan menutup zona
sumur tersebut. Nilai dari watercut pada sumur T produksi pada casing produksi 7” pada kedalaman
adalah sebesar 99%, sedangkan pada sumur R 4075 feet sampai kepada 4200 feet. Pada sumur T
adalah sebesar 90%. Oleh karena itu perlu diketahui memiliki interval perforasi sebanyak 6
dilakukannya kerja ulang untuk menutup lapisan interval dengan total lubang perforasi sebanyak 165
zona produksi yang ada dan memindahkan lapisan lubang. Hasil injectivity test pada sumur T didapat
produksi. Kerja ulang yang dilakukan disini adalah 7,5 barrel fresh water diinjeksikan dengan rate 1,5
dengan melakukan operasi pekerjaan squeeze barrel per minute dengan tekanan sebesar 1660 psi.
cementing pada sumur T dan sumur R. Maka dari Kebutuhan semen pada sumur ini yaitu sebesar
itu diperlukan beberapa data dari kedua sumur 12,67 barrel dengan spacer ahead sebanyak 10
untuk dilakukan operasi pekerjaan squeeze barrel fresh water dan 33,4 barrel fresh water
cementing. sebagai displacement.
Berikut adalah data wellbore dari kedua Sedangkan dalam pelaksanaan pekerjaan
sumur, yang akan dilakukan pekerjaan squeeze squeeze cementing pada sumur R dengan
cementing, yaitu sumur T dan sumur R : menggunakan metode bradenhead squeeze dan low
pressure squeeze dilakukan untuk menutup zona
Tabel 1 produksi pada interval 552 feet sampai dengan 562
Wellbore Data feet dengan banyak lubang pada zona produksi
Wellbore Data sebanyak 6 shoot per feet. Hasil injectivity test pada
Data Sumur T Sumur R sumur R didapati rate injeksi 7,5 barrel fresh water
dengan rate 1,5 barrel per minute didapati tekanan
Casing 7”- N80 – 26 ppf 7” – K55 – 23 ppf
sebesar 60 Psi. Selanjutnya, dilakukan pemompaan
Tubing 3 ½” 3 ½” terhadap spacer ahead, cement slurry dan
Depth 4238’ 829’ displacement. Kebutuhan semen pada sumur R
Interval 4075’ 4200’ 552’ –562’ adalah sebanyak 9,61 barrel semen dengan spacer
ahead sebanyak 10 barrel fresh water dan 2,21
barrel displacement.
Dari analisa data DDR dan well history Adapun penggunaan aditif pada campuran
diketahui kedua sumur tersebut memiliki masalah semen pada sumur T dan sumur R adalah untuk
kepasiran sehingga pada kedua sumur baik sumur T memperkuat dan menyempurnakan komposisi dari
dan sumur R digunakan metode bradenhead bubur semen sehingga semen yang nantinya akan
squeeze cementing. Pemilihan metode ini sendiri diinjeksikan akan cocok dengan karakteristik dari
dikarenakan metode bradenhead squeeze lebih masing-masing sumur yang akan dilakukan squeeze
cocok digunakan pada sumur yang memiliki cementing. Penggunaan dari accelerator pada
masalah kepasiran. Kemudian untuk tekanan sumur T adalah untuk mempercepat pengerasan
pemompaan dari sumur T dan sumur R digunakan dari bubur semen. Sedangkan penggunaan fluid
teknik pemompaan rendah atau low pressure loss agent pada sumur T adalah untuk mencegah
squeeze. Hal ini dikarenakan karakteristik dari hilangnya fluida dari bubur semen. Penggunaan
formasi pada kedua sumur yang permeabilitasnya antifoam pada sumur T adalah untuk mencegah
tinggi dan tidak diinginkan untuk merusak formasi adalahnya buih-buih pada campuran bubur semen,
dalam pelaksanaannya. sehingga mengakibatkan penyemenan tidak
sempurna. Pada penggunaan retarder adalah untuk
menaikkan nilai dari thickening time pada sumur T.
Pada penggunaan aditif pada sumur R juga
mempunyai kegunaan dan fungsi yang sama seperti
sumur T. Penggunaan dispersant pada sumur R
adalah untuk mengurangi nilai dari viskositas pada

34 Jurnal Petro  April, Th, 2018


Jurnal Petro 2018 P-ISSN : 1907-0438
VOLUME VII No. 1, APRIL 2018
http://trijurnal.lemlit.trisakti.ac.id/index.php/petro E-ISSN : 2614-7297

campuran bubur semen. Kemudian penggunaan waktu tunggu semen mengeras selama 8 jam.
fluid loss pada sumur R adalah untuk Selanjutnya dilakukan pekerjaan drill out of cement
mengantisipasi hilangnya fluida dari campuran dengan cara mengebor semen yang sudah tidak
bubur semen. Sedangkan penggunaan antifoam diperlukan yang masih tersisa didalam casing.
pada sumur R adalah untuk mencegah adanya foam Setelah lubang dibersihkan, maka pekerjaan
atau buih-buih yang terbentuk didalam campuran selanjutnya adalah dengan melakukan squeeze job
bubur semen. test. Tujuan dilakukannya squeeze job test adalah
untuk mengetahui bahwa pekerjaan squeeze
Tabel 3 cementing yang dilakukan pada sumur T dan sumur
Aditif Sumur T dan sumur R R telah menutup zona perforasi secara sempurna.
Aditif Semen Adapun squeeze job test yang dilakukan meliputi
Jenis Aditif Sumur T Sumur R positive test dan negative test. Positive test
dilakukan dengan mengisi fluida pada sumur
Accelerator 1546,2 lbs - sampai penuh, kemudian diberikan sejumlah
Retarder 28,72 lbs - tekanan pada sumur tersebut. Apabila tidak ada
Anti Foam 2,2 Gal 45 lbs perubahan tekanan pada pembacaan pressure
Fluid Loss 30,86 Lbs 43 Lbs gauge, maka pekerjaan squeeze cementing dapat
dikatakan berhasil. Adapaun negative test
Friction
- 60 lbs dilakukan dengan cara swabbing. Apabila tidak ada
Reducer
partikel-partikel dari semen yang terbawa hingga
kepermukaan, maka dapat disimpulkan bahwa
Kemudian dihitung tekanan untuk
pekerjaan squeeze cementing pada sumur tersebut
mendorong bubur semen kedalam formasi.
berhasil.
Tekanan yang dihitung adalah tekanan rekah
Positive test dilakukan dengan memberikan
formasi, tekanan bubur semen, tekanan
tekanan pada sumur T sebesar 1400 Psi kemudian
displacement dan tekanan pemompaan yang akan
ditahan selama 15 menit. Kemudian dilakukan
diberikan. Tekanan formasi merupakan tekanan
pembacaan pada pressure gauge. Diketahui dari
yang diberikan oleh formasi yang akan dilakukan
pembacaan pressure gauge bahwa tidak ada
squeeze cementing. Tekanan bubur semen
perubahan tekanan yang terjadi, maka dapat
merupakan tekanan yang diberikan oleh suspensi
disimpulkan penyemenan sumur T berhasil.
bubur semen terhadap formasi tersebut. Tekanan
Kemudian dilakukan negative test dengan cara
displacement merupakan tekanan yang diberikan
swabbing. Pada proses ini tidak terdapat partikel
oleh fluida pendorong bubur semen. Dan tekanan
semen yang terhisap sampai kepermukaan, maka
pompa maksimum merupakan tekanan yang
dapat disimpulkan bahwa pekerjaan squeeze
diberikan oleh pompa untuk melakukan pekerjaan
cementing pada sumur T dengan menggunakan
squeeze cementing. Adapun perhitungan tekanan
metode bradenhead squeeze dan low pressure
pada sumur T dan sumur R dapat dilihat pada tabel
squeeze berhasil.
berikut :
Pada sumur R dilakukan positive test dengan
Tabel 4
memberikan tekanan sebesar 30 Psi dan ditahan
Tekanan Squeeze Sumur T dan Sumur R
selama 15 menit. Pada pembacaan pressure gauge
Tekanan Squeeze tidak terdapat perubahan tekanan yang terjadi.
Jenis Tekanan Sumur T Sumur R Sehingga dapat dikatakan bahwa operasi pekerjaan
Tekanan Rekah squeeze cementing pada sumur R berhasil.
2817,5 407,4
Formasi Kemudian dilakukan negative test dengan prosedur
Tekanan semen 296,59 209,5 yang sama seperti yang dilakukan pada sumur T.
Tekanan Dari hasil negative test, tidak terdapat partikel-
156,37 82,3 partikel dari semen yang ikut terbawa sampai
Displacement
Tekanan Pompa kepermukaan. Dari kedua hasil squeeze job test
758 344,3 yang dilakukan meliputi positive test dan negative
Max
test pada sumur R dapat dikatakan bahwa operasi
Setelah dilakukan pemompaan sejumlah pekerjaan squeeze cementing dengan menggunakan
bubur semen kedalam formasi sumur T, maka meode bradenhead squeeze dan low pressure
semen tersebut ditunggu hingga mengeras. Waktu squeeze pada sumur ini berhasil menutup dengan
tunggu untuk semen mengeras pada sumur T sempurna.
adalah selama 8 jam. Selanjutnya dilakukan drill Setelah dilakukan analisa perhitungan pada
out of cement dengan mengebor semen yang tidak kedua sumur tersebut, yaitu sumur T dan sumur R
diperlukan yang masih tersisa didalam casing. Pada maka tidak didapati masalah kebocoran semen dari
sumur R juga dilakukan proses pekerjaan yang kedua sumur tersebut. Maka dengan ini, dapat
sama seperti pada sumur T. Pada sumur ini didapati dikatakan pekerjaan squeeze cementing dengan

35 Jurnal Petro  April, Th, 2018


Jurnal Petro 2018 P-ISSN : 1907-0438
VOLUME VII No. 1, APRIL 2018
http://trijurnal.lemlit.trisakti.ac.id/index.php/petro E-ISSN : 2614-7297

menggunakan metode bradenhead squeeze dan 4. Bapak Meulisa Din Kelana, ST, selaku Drilling
dengan teknik low pressure squeeze berhasil Engineer Pedada Field dan Pembimbing
menutup zona produksi dengan sempurna. lapangan yang sudah meluangkan waktu dan
membimbing penulis selama berada dilapangan.
VI. KESIMPULAN 5. Bapak Romi Hendra, ST, selaku Drilling
Berdasarkan hasil analisis dan perhitungan Engineer Pedada Field dan Pembimbing
pada penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa : lapangan yang sudah banyak memberikan
1. Pekerjaan squeeze cementing pada sumur T dan arahan dan juga membimbing penulis selama
sumur R dengan menggunakan metode dilapangan
bradenhead squeeze baik untuk kerja ulang
menutup zona produksi yang memiliki masalah REFERENSI
kepasiran. 1. “Data-Data Lapangan”. DWO File Room, Siak.
2. Penggunaan low pressure squeeze baik 2017
digunakan pada payzone dengan tujuan untuk 2. Adams, Neil J. 1985. “Drilling Engineering: A
menjaga formasi tersebut agar tidak rusak dan Complete Well Planning Approach”
baik digunakan pada formasi dengan 3. Cesar Bardales Alvard. “Squeeze Cementing
permeabilitas yang tinggi. Slideshare”, BJ. 2014.
3. Kebutuhan semen pada sumur T adalah 4. Rabia H. 1985. “Oil Well Drilling Engineering
sebanyak 12,69 barrel dan sumur R adalah Principles and Practices”. University of New
sebanyak 9,61 barrel. Castle Upon Tyne, Graham Trotman, Newcastle
4. Tekanan rekah formasi pada sumur T didapat 5. Rubiandini, Rudi. 2012. ”Teknik Operasi
sebesar 2817,5 Psi dan pada sumur R adalah Pemboran”. Departemen Teknik Perminyakan
sebesar 407,4 Psi. ITB Bandung.
5. Tekanan semen yang didapat pada sumur T 6. Zuldiyan, Teuku Revi. 2018. “Analisis
adalah sebesar 296,59 Psi dan pada sumur R Pekerjaan Squeeze Cementing Pada Sumur T
adalah sebesar 209,5 Psi. dan Sumur R Pada Lapangan Z”. Jakarta:
6. Tekanan pemompaan pada sumur T didapat Universitas Trisakti
sebesar 758 Psi dan pada sumur R adalah
sebesar 344,5 Psi.
7. Pekerjaan squeeze cementing pada sumur T dan
sumur R dapat dikatakan berhasil setelah
dilakukannya squeeze job test dan tidak adanya
perubahan pada pressure gauge dan partikel-
partikel semen yang terhisap kepermukaan.

UCAPAN TERIMAKASIH
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat
Allah SWT atas berkat dan rahmat-Nya yang telah
memberikan nikmat berupa pikiran, kesehatan
lahiriah dan jasmaniah sehingga penulisi dapat
menyelesaikan penelitian ini. Terima kasih sebesar-
besanya kepada kedua orang tua dan keluarga besar
yang terus mendoakan dan mendukung penulis
secara moral dan materil sehingga dapat
menyelesaikan penelitian ini. Tidak lupa juga saya
ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada :
1. Ibu Ir. M.G. Sri Wahyuni, M.T., Selaku
Pembing I dan Pembimbing Akademik penulis
yang sudah meluangkan waktu untuk
membimbing dan memberikan bantuan disaat
penulis mendapat beberapa kendala dalam
menulis penelitian ini.
2. Bapak Rizki Akbar, ST, yang sudah
membimbing penulis dalam menyusun
penelitian ini.
3. Ibu Nurhayati, selaku HRD BOB PT Bumi Siak
Pusako – Pertamina Hulu yang telah menerima
dengan baik dan memberi arahan penulis.

36 Jurnal Petro  April, Th, 2018

Anda mungkin juga menyukai