Anda di halaman 1dari 19

PROPOSAL

PRAKTEK KERJA LAPANGAN


PERALATAN DAN PROSES SIRKULASI LUMPUR PEMBORAN
PT. PERTAMINA EP ASSET 2 FIELD PENDOPO
SUMATERA SELATAN
02 AGUSTUS 02 SEPTEMBER 2017

Dibuat Untuk Memenuhi Persyaratan Permohonan

Praktek Kerja Lapangan Pada Semester VI

Oleh :

MUHAMMAD AL FICKRIE Z (NPM. 1503011)


DWI SYAPUTRA IBRAHIM (NPM. 1503023)

PROGRAM STUDI TEKNIK EKSPLORASI PRODUKSI MIGAS


JURUSAN TEKNIK PERMINYAKAN
POLITEKNIK AKAMIGAS PALEMBANG
2016
PROPOSAL PRAKTEK KERJA LAPANGAN

I. PENDAHULUAN
Mahasiswa merupakan generasi penerus yang gilirannya akan
memikul tanggung jawab guna mensukseskan pembangunan nasional dan
memajukan bangsa dan Negara. Maka, hendaknya ada tindak lanjut dan
aplikasi yang nyata bagi kami para mahasiswa guna mengembangkan
pengetahuan di bidang perminyakan.
Dunia migas dan perguruan tinggi merupakan satu kesatuan yang
sangat berkaitan. Hubungan tersebut sering di sebut kemitraan. Seorang
mahasiswa yang sedang menuntut ilmu, khususnya mahasiswa teknik
eksplorasi produksi migas perlu memahami kondisi nyata yang ada di dunia
migas. Mahasiswa tidak hanya paham teori saja namun juga perlu mengerti
akan kondisi nyata di dunia perminyakan. Lumpur bor merupakan bahan yang
paling penting peranannya didalam dunia migas selama masih berlangsungnya
operasi pengeboran. Kegunaan pokok antara lain adalah menahan dinding
sumur agar tidak rontok, mendinginkan mata pahat dan menahan tekanan gas
dari formasi supaya tidak terjadi Blow out atau semburan gas liar yang
mengakibat kan kebakaran dan kehancuran peralatan bor atau korban jiwa.
Program studi teknik eksplorasi produksi migas merupakan salah satu
program studi yang terdapat di Politeknik Akamigas Palembang, yang dalam
penerapannya di lapangan memerlukan banyak aplikasi, salah satunya dengan
melakukan Praktek Kerja Lapangan pada perusahaan yang bergerak di bidang
eksplorasi, eksploitasi dan produksi migas.
Praktek kerja lapangan juga akan lebih bermanfaat bagi mahasiswa dan
pihak terkait. Peran perguruan tinggi sebagai penghasil sumber daya manusia
(SDM) yang memiliki tingkat kredibilitas tertentu mampu berperan di dunia
industri. Sehingga dengan adanya Praktek Kerja Lapangan akan tercipta kerja
sama yang saling menguntungkan dan kemitraan yang saling mendukung
antara perguruan tinggi dan industri.
II. TUJUAN DAN MANFAAT
2.1 Tujuan

Tujuan yang ingin di capai melalui Praktek Kerja Lapangan ini


adalah sebagai berikut :
1. Melihat alat-alat yang digunakan pada sirkulasi sistem pemboran
2. Mengenal seluruh rangkaian proses kegiatan sistem sirkulasi
lumpur pemboran
3. Memahami segala hal mengenai alat, sistem, dan proses sirkulasi
lumpur pemboran.

2.2 Manfaat
Adapun manfaat Praktek Kerja Lapangan ini antara lain :
1. Menambah pengetahuan dan wawasan tentang perkembangan
teknologi yang digunakan dan di terapkan di dunia perminyakan
2. Dapat mengenal secara dekat dan nyata kondisi di lingkungan kerja
serta dapat menjadi tenaga kerja di bidang eksplorasi dan produksi
3. Mengetahui seluruh rangkaian proses kegiatan eksplorasi migas
khususnya pada kegiatan pemboran

III. DASAR TEORI


Sistem Sirkulasi Lumpur Pemboran

Pada dasarnya sistem sirkulasi sangat erat kaitannya dengan fluida


pemboran (drilling fluids) yang fungsi utamanya adalah mengangkat
material pahatan (cutting) hasil dari mata bor (drill bits) dari dasar sumur
ke atas permukaan melalui anulus, selain itu fluida pemboran juga
berfungsi untuk menjaga keseimbangan antara tekanan hidrostastik
(hidrostatic pressure) dengan tekanan formasi (formation pressure) agar
fluida reservoir tidak masuk kedalam lubang bor selama kegiatan
pemboran.
Fungsi dari sistem sirkulasi adalah menyediakan fasilitas untuk
mensirkulasikan lumpur pemboran (drilling fluid) dari mud tanks dengan
menggunakan mud pumps masuk ke drill system, kemudian keluar dari bit
dan kembali melalui annulus ke mud tanks.
Sistem sirkulasi terdiri dari empat komponen utama antara lainnya
adalah :
1. Fluida Pemboran (Drilling Fluid)
2. Tempat Persiapan (Preparation Area)
3. Peralatan Sirkulasi (Circulation Equipment)
4. Penempatan Area (Conditioning Area)

3.1 Fluida Pemboran (Drilling Fluid)


Fluida pemboran merupakan suatu campuran cairan (Liquid) dari
beberapa komponen yang terdiri dari : air tawar atau air formasi, minyak,
tanah liat (Clay), bahan-bahan kimia (Chemical Additives), gas, udara,
busa maupun detergen. Di lapangan, fluida pemboran di kenal sebagai
lumpur (Mud)
Ada tiga jenis fluida pemboran, yaitu :
1. Water-based mud, lumpur pemboran yang paling di gunakan adalah
water-base mud, (80%). Komposisi lumpur ini terdiri dari air tawar
atau air asin, clay dan chemical additives. Komposisi ini di
tentukan oleh kondisi lubang bor
2. Oil-based mud, digunakan pada pemboran dalam, hot holes,
formasi shale dan sebagainya. Lumpur ini lebih mahal, tetapi
mengurangi terjadinya korosi pada rangkaian pipa bor, dsb.
3. Air or gas-based mud, keuntungan dari lumpur jenis ini terutama
adalah dapat menghasilkan laju pemboran yang lebih besar. Karena
di gunakan kompressor, kebutuhan peralatan dan ruang lebih
sedikit.

3.1.1 Fungsi Lumpur Pemboran


Pada awal penggunaan pemboran berputar, fungsi utama fluida
pemboran hanyalah mengangkat serpih dari dasar sumur ke permukaan.
Tetapi pada saat ini fungsi utama lumpur pemboran adalah
a) Pengangkatan Serpih Bor (Cutting Removal)
Lumpur yang disirkulasi membawa serpih bor menuju permukaan
dengan adanya pengaruh gravitasi serpih cenderung jatuh, tetapi dapat
di atasi oleh daya sirkulasi dan kekentalan lumpur. Dalam melakukan
pemboran serbuk bor (cutting) dihasilkan dari pengikisan formasi oleh
pahat, harus di keluarkan dari dalam lubang bor.
b) Mendinginkan Dan Melumasi Pahat
Panas yang cukup besar terjadi karena gesekan pahat dengan formasi
maka panas itu harus di kurangi dengan mengalirkan lumpur sebagai
pengantar panas kepermukaan. Semakin besar ukuran pahat, semakin
besar pula aliran yang di alirkan
c) Membersihkan Dasar Lubang (Botton Hole Cleaning)
Ini adalah fungsi yang sangat penting dari lumpur bor, lumpur mengalir
melalui corot pahat menimbulkan daya sembur yang kuat sehingga
dasar lubang dan ujung-ujung pahat menjadi bersih dan serpih atau
serbuk bor. Ini akan memperpanjang umur pahat dan akan mempercepat
laju pengeboran.
d) Melindungi Dinding Lubang Supaya Stabil
Lumpur bor harus membentuk deposit dari ampas lapisan pada dinding
lubang sehingga formasi menjadi kokoh dan menghalangi masuknya
fluida ke dalam formasi.
e) Menjaga Atau Mengimbangi Tekanan Formasi
Pada kondisi normal gradient tekanan normal 0.465 psi/ft, berat dari
kolom lumpur yang terdiri dari fase air, partikel-partikel padat lainnya
cukup memadai untuk mengimbangi tekanan formasi.

3.1.2 Komposisi Lumpur Pemboran


Komposisi lumpur pemboran di tentukan oleh kondisi lubang bor
dan jenis formasi yang di tembus oleh mata bor. Ada dua hal penting
dalam penentuan komposisi lumpur pemboran, yaitu :
a. Semakin ringan dan encer suatu lumpur pemboran, semakin besar
laju penebusannya.
b. Semakin berat dan kental suatu lumpur pemboran, semakin mudah
untuk mengontrol kondisi di bawah permukaan seperti masuknya
fluida formasi bertekanan tinggi di kenal sebagai (kick). Bila
keadaan ini tidak dapat diatasi maka akan menyebabkan semburan
liar (blowout).
Lumpur umumnya campuran dari tanah liat (clay), biasanya
bentonite, dan air yang digunakan untuk membawa cutting keatas
permukaan. Lumpur berfungsi sebagai lubrikasi dan medium pendingin
untuk pipa pemboran dan mata bor. Lumpur merupakan komponen penting
dalam pengendalian sumur (well-control), karena tekanan hidrostatisnya di
pakai untuk mencegah fluida formasi masuk kedalam sumur. Lumpur juga
di gunakan untuk membentuk lapisan solid sepanjang dindng sumur
(filter-cake) yang berguna untuk mengontrol fluida yang hilang ke dalam
formasi (fluid-loss).
Empat macam komposisi yang umum di gunakan di dalam lumpur
pemboran adalah sebagai berikut :
1. Fasa cair, air atau minyak
2. Padatan yang bereaksi dengan air membentuk koloid (Reactive solids)
3. Zat padat yang tidak bereaksi (Insert solids)
4. Fasa kimia

3.2 Tempat Persiapan (Preparation Area)


Ditempatkan pada tempat di mulainya system sirkulasi. Tempat
persiapan lumpur pemboran terdiri dari peralatan-peralatan yang di atur
untuk memberikan fasilitas persiapan atau treatment lumpur bor.
Tempat persiapan lumpur pemboran terdiri dari peralatan-peralatan
yang diatur untuk memberikan fasilitas persiapan treatment lumpur bor.
Tempat ini meliputi :
1. Mud House, merupakan gudang untuk menyimpan addivities.
2. Steel Mud Pits/Tank, merupakan bak penampung lumpur di permukaan
yang terbuat dari baja.
Gambar 3.1 Mud Pits

3. Mixing Hopper, merupakan peralatan yang di gunakan untuk


menambah sddivities ke dalam lumpur.

Gambar 3.2 Mixing Hooper

4. Chemical Mixing Barrel, merupakan peralatan untuk


menambahkan bahan-bahan kimia (Chemical) ke dalam
lumpur.

Gambar 3.3 Chemical Mixing Barrel

5. Bulk Storage Bir, merupakan bin yang berukuran besar di


gunakan untuk menambah addivities dalam jumlah banyak.
6. Water Tank, merupakan tangki penyimpan air yang digunakan
pada tempat persiapan lumpur.
7. Reserve Pit, merupakan kolam yang besar di gunakan untuk
menyimpan kelebihan lumpur.

Gambar 3.4 Reserve Pits

3.3 Peralatan Sirkulasi


Peralatan sirkulasi merupakan komponen utama dalam system
sirkulasi. Peralatan ini mengalirkan lumpur pemboran dari peralatan
sirkulasi, turun ke rangkaian pipa bor dan naik ke annulus mengangkat
serbuk bor ke permukaan menuju conditioning area sebelum kembali ke
mud pits untuk sirkulasi kembali.
Berfungsi mengalirkan lumpur dari mud pits ke rangkaian pipa bor
dan naik ke annulus membawa serbuk bor ke permukaan menuju ke solid
control equipments, sebelum kembali ke mud pits untuk disirkulasikan
kembali. Peralatan sirkulasi terdiri dari beberapa komponen khusus, yaitu :
1. Mud Pit

Gambar 3.5 Mud Pit


Mekanisme : Pompa memompakan zat cair pemboran dengan tekanan
tinggi kedalaman pipa penyalur sampai ke system
sirkulasi.

Berfungsi sebagai tempat menyimpan lumpur atau air (pada


pemboran panas bumi), juga sebagai tempat dari pada lumpur atau air baik
sebelum ataupun sesudah disirkulasikan. Letak dari mud pit ini sendiri di
dekat rig (tergantung pada kondisi lapangan dan luas area)

2. Mud Pump

Gambar 3.6 Mud Pump

Mekanisme : Memompakan lumpur pemboran yang bertekanan tinggi


ke pipa penyalur sampai ke system sirkulasi.

Fungsi dari mud pump sendiri memompakan fluida pemboran (mud)


dalam jumlah besar dan bertekanan tinggi, letak dari mud pump ini di
dekat sekitaran rig.

3. Stand Pipe
Mekanisme : stand pipe adalah suatu pipa baja yang terjepit secara
vertical di samping derrick, dan menghubungkan pipa-pipa sirkulasi
dengan selang pemutar (Kelly House).
Fungsi dari stand pipe ini sendiri sebagai menyalurkan lumpur
pemboran untuk berlangsungnya sirkulasi, dimana letaknya di sisi rig
(dekat menara bor). Dengan mekanisme kerjanya stand pipe adalah
suatu pipa baja yang di jepit secara vertikal pada samping derrick, dan
menghubungkan pipa-pipa sirkulasi dengan selang pemutar (Kelly
House). Selang pemutar ini di sambung pada gooceneck penyambung
pada stand pipe. Sedang pemutar ini memindahkan lumpur
pemboranke swivel dan kemudian di salurkan ke bawah ke dalam
drillstring. Stand pipe ini memungkinkan swivel dan selang pemutar
untuk bergerak vertikel ke atas atau ke bawah.

3.4 Penempatan Area (Conditioning Area)


Di tempatkan di dekat rig, area ini terdiri dari peralatan-peralatan
khusus yang digunakan untuk clean up (pembersihan) lumpur bor setelah
keluar dari lubang bor. Fungsi utama peralatan-peralatan ini adalah untuk
membersihkan lumpur bor dari serbuk bor (cutting dan gas-gas yang terikut).
Dua metode pokok untuk memisahkan cutting dan gas dari dalam
lumpur bor, yaitu :
a. Menggunakan pribsip akuntansi, dimana lumpur dialirkan melalui shale
shaker dan settling tanks.
b. Secara mekanik, dimana peralatan-peralatan khusus yang dipasang pada
mud pits dapat memisahkan lumpur dan gas.
Peralatan conditioning area terdiri dari :
a. Settling Tanks, merupakan bak terbuat dari baja digunakan untuk
menampung lumpur bor selama condittioning.
b. Reserve Pits, merupakan kolom besar yang digunakan untuk
menampung cutting dari dalam lubang bor dan kadang-kadang untuk
menampung kelebihan lumpur bor.
c. Mud-Gas Separator, merupakan suatu peralatan yang memisahkan gas
yang terlarut dalam lumpur bor dalam jumlah yang besar. Biasanya di
pakai saat terjadi kick.
Mekanisme : prinsip kerja mud gas and separator yaitu gas yang
terikut dalam lumpur di pisahkan dalam mud gas
separator.

d. Shale Shaker, merupakan peralatan yang memisahkan cutting yang


besar-besar dari lumpur bor.

Gambar 3.7 Shale shaker

Mekanisme : fluida pemboran di salurkan saring-saringan yang bergetar


dan memisahkan potong (cutting) berukuran besar yang
tidak di perlukan.

e. Desander, merupakan peralatan yang memisahkan butir-butir pasir dari


lumpur bor.

Gambar 3.8 Desander

Mekanisme : desander memisahkan padatan berukuran pasir yang di


lewatkan oleh saringan shale shaker yaitu dengan memaksa
masuk fluida pemboran dengan tekanan tinggi melalui
silinder,

f. Desilter, merupakan peralatan yang memisahkan partikel-partikel


cutting yang berukuran paling halus dari lumpur bor.

Gambar 3.9 Desilter

Mekanisme : lumpur masuk kedalam desilter kemudian di pisahkan dari


pertikel cutting yang paling halus.

g. Degasser, merupakan peralatan yang secara continue memisahkan gas


terlarut dari lumpur bor.

Gambar 3.10 Degasser

Mekanisme : lumpur yang masuk di pisahkan dari gas secara terus


menerus.
Alur Pada Sistem Sirkulasi Lumpur Pemboran

Alur sirkulasi pengoboran berawal dari hasil cutting yang di


keluarkan oleh sumur pengeboran melalui annulus yang kemudian dialiri
menuju shale shaker melalui pipa penyalur yang tersambung dengan BOP.
Saat shale shaker di lakukan proses pemisahan lumpur pemboran dengan
cutting, setelah itu lumpur pemboran akan di salurkan menuju desander, di
dalam sesander di lakukan proses hydroclone yaitu proses pemutaran
sentrifugal yang memisahkan cairan dengan pengeboran.
Lumpur pengeboran yang keluar dari desander kemudian masuk ke
desilter. Prinsipnya sama dengan desander, namun untuk melakukan
pemisahan dengan pertikel yang lebih halus, sehingga jumlah pedatan
dalam lumpur berada pada level terendah. Setelah itu lumpur menuju
degaser untuk dilakukan pemisahan gas dari lumpur pemboran, kemudian
lumpur dialirkan ke mud tank. Yang kemudian di lakukan pencapura bahan
kimia agar kualitas lumpur sesuai dengan kriteria yang di butuhkan mixing
hopper. Setelah lumpur siap di pompakan ke proses operasi pemboran
dengan mud pump melalui stand pipe.

Gambar 3.11 Alur Sistem Sirkulasi Lumpur Pemboran


IV. RENCANA KEGIATAN
4.1 WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN

Tempat: PT. Pertamina EP Asset 2 Field Pendopo


Alamat : Jl. Plaju No. 38 Komperta Pendopo Kab. Pali
Praktek kerja lapangan akan di laksanakan selama satu bulan yakni
pada tanggal 02 Agustus s/d 02 September 2017 kegiatan Praktek Kerja
Lapangan akan di lakukan pada jam kerja perusahaan akan di
konsultasikan dengan dosen pembimbing.
Adapun jadwal rencana praktek kerja lapangan adalah sebagai berikut :
Minggu Pelaksana
No Rencana kegiatan
1 2 3 4
1 Safety Induction
2 Orientasi Lapangan
3 Praktek Kerja Lapangan
4 Pengumpulan Data
5 Penyusun Laporan Akhir
Keterangan : = Pelaksanaan kegiatan

4.2 DATA-DATA YANG DI PERLUKAN


Dalam pelaksanaan di perlukannya data-data yang digunakan untuk
melengkapi penyusunan proposal, di antaranya :
- Data profil perusahaan.
- Aturan keamanan perusahaan.
- Peralatan pada sistem sirkulasi yang di gunakan selama proses
pemboran.
- Data stratigrafi lapangan dan profil sumur
- Data permasalahan pada proses sistem sirkulasi lumpur yang pernah
terjadi
- Alur kerja kegiatan pemboran
- Data-data pendukung yang dapat menunjang penulisan laporan

4.3 PARAMETER KEBERHASILAN


- Seluruh rangkaian kegiatan praktek kerja lapangan terikuti minimal
80% (biasa di buktikan melalui absensi kegiatan harian mahasiswa
PKL).
- Tujuan PKL dan semua kegiatan dapat terlaksana dengan lancer dari
awal hingga akhir.
- Seluruh data yang di perlukan berhasil di peroleh
- Laporan hasil kegiatan dapat di susun dengan baik dan di
presentasikan kepada pihak perusahaan pada akhir masa pelaksanaan
PKL
- Mahasiswa praktek dapat menjelaskan secara umum proses dari
persiapan, pelaksanan dan penyelesaian pada proses pemboran.

V. PENUTUP
Demikian proposal kegiatan ini kami susun dengan harapan dapat
memberikan gambaran singkat mengenai maksud dan tujuan
diadakannya kegiatan praktek kerja lapangan di perusahaan untul
memenuhi mata kuliah Praktek Kerja Lapangan. Demikian atas
bantuan kerjasama semua pihak yang terkait kami sampaikan terima
kasih.
BIODATA PELAKSANA KEGIATAN

Nama : Muhammad Al Fickrie Z


Tempat/ Tanggal Lahir : Palembang, 23 Oktober 1997
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Status : Mahasiswa
Alamat Orang Tua : Jl. Sei Selan No. 150 Rt. 02 Rw. 01 Kec. Ilir Barat
1 Kel.Siring Agung, Pakjo, Palembang, 30138
No. Handphone : 0823-7246-8827
Email : mhdfickrie@gmail.com/alfickrie@gmail.com

PENDIDIKAN FORMAL
2002 2003 : TK Pertiwi
2003 2009 : SDN 18 Palembang
2009 2012 : MTs N 2 Model Palembang
2012 2015 : MAN 2 Palembang
2015 Sekarang : Program Studi Teknik Eksplorasi Produksi Migas,
Politeknik Akamigas Palembang.

PENGALAMAN ORGANISASI
2015 Sekarang : Anggota Himpunan Teknik Eksplorasi Produksi
Migas (HIMATEP) Politeknik Akamigas Palembang
2013 2014 : Ketua PMR MAN 2 Palembang

PENDIDIKAN NON-FORMAL
2013 2015 : Bimbingan Belajar Ganesha Operation
2015 : Kuliah Umum Bidang Perminyakan Hulu Migas
oleh Bapak
Ir. H. Ekariza, MM
2015 : Training ESQ 165, Opdik dan Madabintal Politeknik
Akamigas Palembang.
2016 : Kuliah Umum Bidang Perminyakan Hulu Migas,
oleh Ibu Meidawati
(serves as Senior Vice President of Upstream
Strategic Planing & Operation Eval PT. Pertamina
Persero)

PENGALAMAN
2015/2016 : Kegiatan Field Trip (Kunjungan Lapangan) ke PT.
Pertamina EP Region Sumatera Prabumulih (1 Hari).
2016 : Studi Geologi Lapangan (SGL) Palembang
Banyuasin Air Batu Prodi Tek. Eksplorasi
Produksi Migas Politeknik Akamigas Palembang
(1 Hari).

HOBI : Futsal/Sepak Bola, Drum


Demikian Daftar Riwayat hidup sementara di atas adalah benar dan dapat
dipertanggung jawabkan kebenarannya.
Palembang, 7 November 2016

MUHAMMAD AL FICKRIE Z

NPM. 1503011
BIODATA PELAKSANA KEGIATAN

Nama : Dwi Syaputra Ibrahim


Tempat/ Tanggal Lahir : Kayuagung, 04 Februari 1998
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia
Jenis Kelamin : Laki - laki
Status : Mahasiswa
Alamat Orang Tua : Jl. Lasykar jakpar No.30 RT. II Kel. Kedaton Kec.
Kayuagung Kab. Ogan Komering Ilir Prov. Sumsel
No. Handphone : 0853-1119-9539
Email : dwisyaputra98@gmail.com

PENDIDIKAN FORMAL
2003 2009 : SDN 17 KAYUAGUNG
2009 2012 : SMP Negeri 3 KAYUAGUNG
2013 2015 : SMAN 1 KAYUAGUNG
2015 Sekarang : Program Studi Teknik Eksplorasi Produksi Migas
Politeknik Akamigas Palembang.

PENGALAMAN ORGANISASI
2013 : Anggota Paskibra
2014 : Anggota Pengurus Marching band OKI
2015 Sekarang : Anggota HIMATEP Politeknik Akamigas PLG

PENDIDIKAN NON-FORMAL
2015 : Kuliah Umum Bidang Perminyakan Hulu Migas
oleh Bapak
Ir. H. Ekariza, MM
2015 : Training ESQ 165, Opdik dan Madabintal Politeknik
Akamigas Palembang.
2016 : Kuliah Umum Bidang Perminyakan Hulu Migas,
oleh Ibu Meidawati
(serves as Senior Vice President of Upstream
Strategic Planing & Operation Eval PT. Pertamina
Persero)
2015/2016 : Kegiatan Field Trip (Kunjungan Lapangan) ke PT.
Pertamina EP Region Sumatera Prabumulih (1 Hari).
2016 : Studi Geologi Lapangan (SGL) Palembang
Banyuasin Air Batu Prodi Tek. EksplorasiProduksi
Migas Politeknik Akamigas Palembang (1 Hari).
HOBI : Futsal/Sepak Bola, Mancing, Trumpet

Demikian Daftar Riwayat hidup sementara di atas adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Palembang, 7 November 2016

DWI SYAPUTRA IBRAHIM


NPM. 1503023

Anda mungkin juga menyukai