Anda di halaman 1dari 106

III.

SIFAT-SIFAT GAS DAN


SIFAT FASA ZAT CAIR
oGas adalah suatu fluida homogen yang mempunyai density dan
viskositas yang rendah yang bentuknya tergantung pada bentuk
maupun volume ruang dimana gas berada.

oSifat gas dipengaruhi oleh: tekanan, volume dan temperatur,


Sifat gas antara lain :densitas, viskositas dan kompresibilitas,
dimana hubungannya satu dengan lainnya tergantung kepada
keadaan gas tersebut, yang dapat digolongkan sebagai gas ideal,
campuran gas ideal atau gas nyata (real gas).
3.1. GAS IDEAL
Gas ideal didefinisikan sebagai fluida yang mempunyai
sifat:
o Tidak ada gaya tarik menarik diantara molekul-
molekul dan dinding dimana gas berada
o Semua benturan molekul adalah elastis sempurna,
tidak ada energi yang hilang karena benturan
tersebut.
Hubungan volume, tekanan dan temperatur untuk gas
ideal dinyatakan oleh Hukum Boyle dan
Charles.Berdasarkan Hukum Boyle, maka pada
temperatur konstan volume dari gas ideal adalah
berbalikan dengan tekanan. Dalam bentuk formula,
Hukum Boyle dapat ditulis:
V ~ 1/P
Dimana : V = Volume, P = Tekanan
Sedangkan Hukum Charles mengatakan bahwa pada
konstan volume gas ideal berbanding langsung
dengan temperatur yaitu :

V ~ T atau V / T = konstan
Dimana :
V : volume
T : suhu absolut , oK atau oR

Dari kedua persamaan diatas setelah dirangkum didapat


persamaan Boyle-Charles

P1V1 P2V2
=
T1 T2
GAS IDEAL
PV = nRT
Dimana :
n : jumlah mole
T : suhu

Pada kondisi standart :


n : gr/MW n : lb /MW
Psc : 1 atm P : 14,7 psia
Vsc : 22,4 liter V : 379 Cuft
T : 0o C T : 60 oF
SATUAN

P v n T R
Psia Cuft lb/MW oR 10,72
Atm cc gr/MW oK 82

Konversi suhu :
oRankin (oR) = oF + 460

oKelvin (oK) = oC + 273

oFarenheid (oF) = 9/5 oC + 32


DENSITAS GAS ( ρg )

ρg = Wt
V

n= Wt
MW

PV = nRT
Wt
PV = RT ρgV
MW PV = RT
MW
ρg = MW.P
gas ideal
RT
Densitas gas ideal

Wt Wt = ρ g V
ρg =
V
Wt ρ gV
n= = PV =
Wt
RT
MW MW
MW
VRT
PV = ρ g
MW

MW .P
ρg =
RT
3.2.Densitas gas tidak ideal
(tidak pada keadaan standart )
PV = ZnRT
Wt
PV = Z RT
MW
V 1 ZRT
= =
Wt ρ PMW
R P
kons tan, = kons tan
MW ZρT
P Psc
=
ZρT ZscρscTsc
DENSITAS TIDAK PADA KEADAAN STANDART
Psc = 14,7 psia, Zsc = 1, Tsc = 460 + 60 = 520o R

ρudara = 0,0764lb / cuft , ρsc = 0,0764SGg


P 14,7 0,37
= =
ZρT (1)(0,0764)( SGg )(520) SGg
P.SGg
ρ = 2,7
ZT
SPESIFIC GRAVITY (SGg )

ρg MWg.P RT MWg
SGg = = =
ρu RT P.MWu MWu
MWudara ( MWu ) = 28,96

MWg
SGg =
28.96
GAS NYATA (REAL GAS)

Menurut persamaan Van Der Waals


kelakuan gas nyata mendekati kelakuan
gas ideal pada temperatur tinggi dan
tekanan rendah, tetapi pada tekanan
tinggi dan temperatur rendah volume
molekul-molekul tidak bisa diabaikan
terhadap volume tempat dimana gas
berada dan gaya tarik menarik antar
molekul mulai terasa.
CAMPURAN GAS

Komposisi campuran gas dapat dinyatakan dalam:


o Prosen volume (% volume)
o Prosen berat (% berat)
o Prosen mole (% mole)
o Fraksi mole

Prosen berat dari suatu komponen didapat dari hasil bagi


berat komponen dengan total berat campuran
dikalikan 100. untuk komponen ke i prosen berat jika
dinyatakan dengan rumus adalah:
Komposisi campuran gas

(%berat )i =
Wti
× 100
∑ Wti
(%volume )i = Vi
× 100
∑ Vi
(%mole )i = ni
× 100
∑ ni
molefraksi = Yi = ni
∑ ni
TEKANAN PARTIAL
Tekanan total dari campuran gas adalah sama
dengan jumlah tekanan partial tiap-tiap komponen

Pi = YiP
ni
Yi =
∑ ni

P : tekanan total
Pi : tekanan partial tiap-tiap komponen ke I
ni : jumlah mole komponen ke i
CONTOH SOAL 1
Volume etana dalam tanki 20 cuft, dievakuasi (divakumkan)
sampai tekanan 0,1 psia. Jika temperaturnya 60OF berapa
berat yang tinggal dalam tanki? Dan berapa density etana?
(dianggap gas ideal) PR, V (tiga angka NIM dbelakang), P (2
angka dibelakang)
P = 0,1 psia, V = 20 cuft, T = 60OF = 520 0R
PV = nRT (0,1)(20)
n= = 0,000358lbmol
(10,72)(520)

berat etana = 0,000358 . MW etana


= 0,000358 . 30
= 0,01076 lb
Densiti Etana =
Wt 0,01076 lb
= = 0,000538lb / cuft
V 20 Cuft
Contoh soal 2
Suatu gas Hc komponen tunggal mempunyai densitas 2,550 gr/l
pada 1000C dan tekanan 1 atm. Berdasarkan analisa kimia
masing-masing carbon mengikat 1 atom hidrogen dalam 1
molekul apa rumus kimia Hc tersebut?
ρ = 2,550 gr / l = 0,00255 gr / cc
T = 100o C = (100 + 273) o K = 373o K
( MW )(1)
ρ=
(82,1)(373)
MW = 78,069
Rumus kimia Hc : CnHn
: (12n + 1n) = 78,069
n = 6,0068
Jadi rumus kimia hidrokarbon = C6H6
Contoh soal 3

Berapa pound metane yang dibutuhkan untuk mengisi tanki


dengan tekanan 3 atm, volume 20 Cuft dan suhu 110oF, jika
suhu berkurang menjadi 50oF, berapa tekanan yang diperlukan
? ( Dianggap gas ideal)
V = 20 Cuft, P = 3 atm = 44,1 psia, T = 110 oF = 570 oR
PV = nRT,
PV (44,1)(20)
n= = = 0,1443lbmol
RT (10,72)(570)
berat = nMW = (0,1443)(16) = 2,3095lb
T = 510o R, n,Vtetap
nRT (0,1443)(10,72)(510)
P= = = 39,4458 psia
V (20)
Contoh soal 4

 Hitung densiti gas propane pada tekanan


2000 psia dan suhu 180 oF

MW .P (44)(2000)
ρ= = = 12,8265lb / cuft
RT (10,72)(180 + 460)
Contoh soal 5

Tentukan densiti gas pada 3000 psia dan 200oF jika SGg = 0,70
dan Z = 0,90

PSGg (2,7)(3000)(0,70)
ρg = 2,7 = = 9,5454lb / cuft
ZT (0,90)(660)
Menghitung fraksi mole komponen2 campuran gas jika jenis
komponen dan komposisi dalam % berat diketahui
 Contoh soal 6
Komponen %berat MW ni=berat/MW Fraksi mole
Yi=ni/Σni

CH4 65 16 4,0625 0,8091


C2H6 12 30 0,4000 0,0796
C3H8 10 44 0,2272 0,0452
C4H10 3 58 0,0517 0,0103
CO2 6 44 0,1363 0,0271
N2 4 28 0,1428 0,0284
100 Σni = 5,0205 1,0000
Menghitung mole % komponen2 campuran gas jika jenis
komponen2 dan komposisinya dalam fraksi beratdiketahui

Contoh soal 7
komponen Fraksi MW Mole Mole%
berat
Metane 0,65 16 4,0625 82,6753

Etane 0,12 30 0,4000 8,1403

Propane 0,10 44 0,2272 4,6237

Butane 0,10 58 0,1724 3,5084

Pentane 0,03 72 0,0517 1,0521

4,9138 100,00
Contoh soal 8
Suatu campuran gas komposisi sbb :

Komposisi Fraksi mole MW mi = YiMWi

C1 0,70 16,04 11,2280


C2 0,12 30,07 3,6084
C3 0,05 44,10 2,2050
C4 0,13 58,12 7,5556
ΣYiMWi = 24,5970
Jika gas dianggap gas ideal, tentukan : MW semu,
SGgas, densitas gas dan Spesific volume
pada tekanan 1000psia dan suhu 100 oF

 MW semu (MWa) = 24,5970


 SGgas = MWa / 28,96 = 24,5970 /28,96
 SGgas = 0,8493
( MWa)( P ) (24,5970)(1000)
ρg = = = 4,0973lb / cuft
RT (10,72)(560)
1 1
= = 0,2445Cuft / lb
ρg 4,0974
GAS NYATA (REAL GAS)

 Menurut persamaan Van Der Waals kelakuan gas nyata


mendekati kelakuan gas ideal pada temperatur tinggi
dan tekanan rendah, tetapi pada tekanan tinggi dan
temperatur rendah volume molekul-molekul tidak bisa
diabaikan terhadap volume tempat dimana gas berada
dan gaya tarik menarik antar molekul mulai terasa.
 Untuk 1 molekul gas komponen tunggal murni,
menurut persamaan Van Der Waals berlaku rumus:

 a 
 P + 2 (V − b ) = RT
 V 
dimana:
P = tekanan, atm
V = volume, liter
a & b = konstanta yang mempunyai harga yang berbeda untuk
masing-masing gas
R = 0,08205
Ta= Temperatur (0K)
V 2 = Koreksi karena adanya gaya tarik menarik antara molekul
yang harus ditambahkan pada tekanan nyata (P), sebab jika
tidak ada gaya tarik menarik antar molekul tekanan gas akan
lebih besar.

 Persamaan diatas secara teknis tidak mudah


digunakan untuk campuran gas yang dapat
diatasi dengan melibatkan faktor kompesibilitas
sehingga rumus gas umum menjadi:
 PV = ZnRT
FAKTOR KOMPRESIBILITAS (Z)
 Z adalah faktor kompresibilitas gas atau faktor
deviasi gas yang didefinisikan sebagai
perbandingan volume nyata yang ditempati
oleh gas dengan volume yang ditempati oleh
gas ideal pada tekanan, dan temperatur yang
sama.
Vactual
Z=
Videal

 Besarnya Z tidak konstan, tetapi bervariasi


terhadap perubahan komposisi gas, tekanan
dan temperatur. Gambar 3.1. menunjukkan Z
sebagai fungsi tekanan Pada temperatur tetap.
Grafik Z sebagai fungsi tekanan dan temperatur dibuat
berdasarkan data eksperimen dari analisa hidrokarbon
murni.

 Bila suatu gas tertentu grafik Z = f (P,T) belum dibuat


maka harga Z dapat diperkirakan berdasarkan Hukum
Keadaan Berhubungan (Law of Coresponding State)
yang berbunyi: pada tekanan dan temperatur tereduksi
yang sama, semua hidrokarbon mempunyai harga Z
yang sama.

P T
Pr = Tr =
Ppc Tpc
Dimana:
Pr = Reduced Pressure, psia, Tr = Reduced
Temperature
Ppc =Pseudo Critical Pressure, psia
Tpc = Pseudo Critical Temperatur
Ppc = ∑ (Yi Pci ) Tpc = ∑ (Y Tc )
i i

 Pc dan Tc digunakan untuk gas tunggal komponen


satu. Apabila didalam campuran gas hidrokarbon
terdapat kandungan CO2, H2S, dan N2 maka
penggunaan cara-cara diatas tidak teliti atau
menimbulkan kesalahan dalam menghitung faktor
kompresibilitas Z.
GAMBAR Pr DAN Tr VERSUS Z
MENENTUKAN Ppc DAN Tpc
 KOMPOSISI

Ppc = ∑ YiPci Tpc = ∑ YiTci


 SPESIFIC GRAVITY GAS, STANDING , 1977
 UNTUK NATURAL GAS,

Tpc = 168 + 325γg − 12,5γg 2

Ppc = 677 + 15γg − 37,5γg 2


Gambar SGg versus Ppc, Tpc
UNTUK KONDENSATE

Tpc = 187 + 330γg − 71,5γg 2

Ppc = 706 − 51,7γg − 11,1γg 2

 Rumus Standing berdasar grafik Brawn et al


1948, max 5 % N2, 2 % CO2, 2 % H2S
Untuk kandungan 4 % CO2, kesalahan
perhitungan adalah 5 %. Untuk kandungan
20% N2, kesalahan perhitungan Z adalah 4
%.

 Sehingga dasar “Law of corresponding


state” tidak dapat digunakan. Oleh
Eykman untuk mengatasi hal tersebut
dapat dikembangkan teori EMR (Eykman
Molecular Refraction).
METODE EMR (EYKMAN
MOLECULAR REFRACTION)
CARA MENCARI EMR
1. Dicari harga Pc dan Tc dari campuran gas.
2. Harus diketahui fraksi mole tiap-tiap gas.
Langkah perhitungan untuk mencari Z dengan
cara EMR:
1. Campuran gas dibagi menjadi 2 kelompok
yakni:
o Kelompok I terdiri dari CH4, N2, H2S dan
CO2.
o Kelompok II terdiri dari C2H6 keatas.
2. Untuk tiap kelompok dicari EMR nya,
harga EMR bisa dicarI pada
APPENDIX

( EMR) I = Σ(Yi*)( EMR)i


( EMR ) II = Σ(Yi*)( EMR )i
 Dimana : Yi* adalah mole fraksi dari masing2
komponen dalam tiap2 kelompok
3.Dari gambar 3.2 KFHC
Tc
(EMR)I diketahui ( )I didapat
Pc
(EMR)II diketahui Tc didapat
( ) II
Pc
Dengan rumus :
Tc Tc Tc
( )camp = [ΣYi( ) I + ΣYi( ) II ]
Pc Pc Pc

ΣYi : Jumlah fraksi mole tiap kelompok

4. Dicari
n
( EMR)camp = ∑ Yi( EMR)i
i =1

( EMR)camp = ΣYi( EMR) I + ΣYi( EMR) II


5.Dengan gambar 3.3. KFHC, ( EMR)camp
versus
Tc Tc
0,5
, didapat 0,5
Pc Pc
6.Dari Tc Tc dicari harga Tc &Pc
( )camp & ( 0.5 )
Pc Pc
Tc Tc
( )camp = a, ( 0,5 ) = b
Pc Pc
 Terdapat 2 persamaan dengan dua bilangan yang tidak diketahui,
Pc dan Tc dapat dihitung

 7. Dari Tc,Pc dihitung

P T
Pr = & Tr =
Pc Tc
8.Dari gb.3.4 KFHC Pr, Tr versus Z Metode
EMR dicari harga Z
Contoh perhitungan Z dengan Metode EMR
Campuran gas dengan tekanan 2021 psia dan
suhu 331 OK, tentukan Z faktor

komposisi Yi Yi* EMRi Yi*.EMRi


N2 0,0046 0,0046 9,407 0,0436
CO2 0,0030 0,0030 15,750 0,0476
H2S 0,1438 0,1448 19,828 2,8719
nC1 0,8414 0,8475 14,115 11,9625
∑Yi= 0,9928 1 EMR I = 14,9256
Kelompok II

Komponen Yi Yi* EMRi Yi*EMRi

nC2 0,0059 0,8194 24,365 19,9647

nC3 0,0008 0,1111 34,628 3,8472

iC4 0,0003 0,0417 44,741 1,8657

nC4 0,0002 0,0278 44,243 1,2300

∑ Yi = 0,0072 1 EMR II 26,9076


Harga EMR didapat dari Tabel D.1 KFHC
( EMR ) I = 14,9256
( EMR ) II = 26,9076

Tc
Dari gambar ( EMR)versus didapat
Pc
Tc Tc
( ) I = 0,500 ; ( ) II = 0,855
Pc Pc
Tc Tc Tc
( )camp = ΣYiI ( ) I + ΣYiII ( ) II
Pc Pc Pc
didapat
Tc
( )camp = (0,9928)(0,50) + (0,0072)(0,855) = 0,5026
Pc
( EMR)camp = ΣYiI ( EMR) I + ΣYiII ( EMR) II
L4,
= (0,9928)(14,9256) + (0,0072)(26,9076) = 15,0113
 L5, dari gambar
Tc
( EMRcamp vs 0,5
)
Pc
Tc
( EMR )camp = 15,0113  0,5
= 14,801
Pc
 L6,
Tc
( )camp = 0,5026 → Tc = 0,5026 Pc
Pc
Tc 0,5026 Pc
0,5
= 14,801 → 0,5
= 14,801
Pc Pc
Pc = 867,2357 danTc = 435,8727
P 2021
Pr = = = 2,3310
L7
Pc 867
T 569
Tr = = = 1,3647
Tc 436

L8.Dari gambar 3.4. Pr,Tr vs Z (Metode EMR)


Pr = 2,33
Tr = 1,36
Z = 0,79
KOREKSI PSEUDOCRITICAL PROPRETIES H2S DAN
CO2 , METODE WICHERT DAN AZIZ

 Pada campuran gas yang mengandung H2S dan CO2

ε = 120( A0,9 − A1, 6 ) + 15( B 0,5 − B 4 )


dimana :
ε = faktor koreksi
A = jumlah mole fraksi H2S dan CO2
B = mole fraksi H2S
Menghitung T’pc dan P’pc

 T’pc dan P’pc


T ' pc = Tpc − ε
P' pc = PpcT ' pc /[Tpc + B(1 − B)ε ]
T ' pc = psedocritical temperatur adjusted , o R
P ' pc = pseudocritical pressure adjusted , psia
Tpc = uncorected pseudocritical temperature, o R
Ppc = uncorected pseudocritical pressure, psia
METODE CARR-KOBAYASHI-BURROWS

 Hitung Ppc dan Tpc , dari data ∂g (SGg)


 Tpc’=Tpc-80 YCO2+130YH2S-250YN2
 Ppc’=Ppc+440YCO2+600YH2S-170YN2
 Tpc’ dan Ppc’ adjusted pseudocritical
temperatur dan pseudocritical pressure
 Hitung Ppr dan Tpr
 Hitung Z faktor dari Z versus Ppr, Tpr
untuk natural gas
Contoh soal :
Tentukan ρ dari campuran gas, jika SGg=0,8054, fraksi CO2
10 % dan H2S = 20 %, pada tekanan 1000 psia dan 110 oF

Tpc=168 +(325)(0,8054) – (12,5)(0,8054)2= 421,65 oR


Ppc=677 + 15(0,8054) – 37,5(0,8054)2 = 650,9 psia
Koreksi Tpc  Tpc’ dan Ppc  Ppc’
Tpc’ = 421,65 – 80(0,10) + 130(0,20) = 427,15 oR
Ppc’ = 650,9 +440(0,10) + 600(0,20) = 763,9 psia
Ppr = 1000 / 763,9 = 1,31
Tpr = 570 / 427,15 = 1,33
Dari grafik Ppr, Tpr versus Z, diperoleh Z = 0,808

(1000)(23,324)
ρg = = 4,72lb / cuft
(0,808)(10,72)(570)
PR. Tentukan ρ dari campuran gas pada tekanan 2400 psia dan
suhu 160 0F dg metode, Standing, EMR, Wichert Azis dan Carr
Kobayashi-Burrows

Komponen Fraksi mole


CO2 0,0034
N2 0,0050
H2S 0,1534
C1 0,8310
C2 0,0050
C3 0,0008
iC4 0,0007
nC4 0,0007
1
Kerjakan PR tgl 21/03 dikumpul
Komposisi gas 1
 Calculate the apparent molecular weight,
gas gravity, and pseudocritical pressure
and temperature of the sweet gas
described in the table below. The
molecular weight of the C7+ fraction is
114.2 lbmJlbm-mole, while the gravity of
the C-j+ fraction is 0.7070. Compare the
results to those obtained in Example 1.
 M7+ = 114.2 lbmllbm-mole
Komposisi contoh gas 2
Obtain the critical pressures and temperatures of the remaining
components. These values are summarized in the table below.
Contoh gas 1
KOREKSI NON HC (IMPURITIS)

METODE SUTTON’S

 Ppc dan Tpc  ƒ(∂g)


 Persamaan empiris diperoleh dari 264 data contoh gas
 Koreksi untuk natural gas yang mengandung
CO2,H2S,N2 dan uap air
Estimasi (∂h)
o Digunakan untuk gas <12 % mole CO2, <3%mole
N2atau tidak ada H2S
o Jika “dry gas” (tidak ada kondensate) ∂h = ∂g
o Jika gravity wellstream fluid, ∂w dihitung ∂h = ∂w
o Jika gas mengandung > 12 % CO2, > 3%N2 dan H2S ,
spesific gravity gas dihitung dengan rumus :
γw − 1,1767γH 2 S − 1,5196γCO 2 − 0,9672γN 2 − 0,6220γH 2O
RUMUS: γh =
1 − γH 2 S − γCO 2 − γN 2 − γH 2O

 Dimana
γw = γg , jika separator gas digunakan
 Ppch dan Tpch dari komposisi hidrokarbon dihitung :

Ppch = 756,8 − 131,0γh − 3,6γh 2


Tpch = 169,2 + 349,5γh − 74γh 2
 Ppch :pseudocritical pressure dari komponen HC, psia
 Tpch :pseudocritical temperatur dari komponen HC,oR
 γh : spesific gravity gas komponen HC (udara=1)

Hitung Ppc dan Tpc

 Pseudocritical Pressure dan Pseudocritical temperature:

Ppc = (1 − γH 2 S − γCO 2 − γN 2) Ppch + 1,306γH 2 S


+ 1,071γCO 2 + 493,1γN 2 + 3,200.1γH 2O
Tpc = (1 − γH 2 S − γCO 2 − γN 2)Tpch + 672,35γH 2 S
+ 547,58γCO 2 + 227,16γN 2 + 1,164.9γH 2O
C0NTOH :SWEET GAS DENGAN SPESIFIC GRAVITY 0,61,
TENTUKAN PSEUDOCRITICAL PRESSURE DAN

PSEUDOCRITICAL TEMPERATUR

 Ppch dan Tpch :


Ppch = 756,8 − 131,0γh − 3,6γh 2
= 756,8 − 131,0(0,61) − 3,6(0,61) 2 = 675,6 psia
Tpch = 169,2 + 349,5(0,61) − 74,0(0,61) 2 = 354,9 o R

 Jika impuritis diabaikan maka Ppc dan Tpc :


 Ppc = Ppch = 675,6 psia
Tpc = Tpch = 1354,9 o R
SIFAT FASA ZAT CAIR
 ZAT CAIR ADALAH CAIRAN HOMOGEN YANG
MEMPUNYAI DENSITAS LEBIH TINGGI DARI
GAS
 MOLEKUL2 TERSUSUN LEBIH MAMPAT DP
MOLEKUL2 GAS SHG GAYA TARIK ANTARA
MOLEKUL LEBIH TERASA DAN CUKUP BESAR
 MOLEKUL2 BEBAS BERGERAK SEHINGGA
DAPAT MENGALIR
 TEKANAN UAP ZAT CAIR ADALAH TEKANAN
PARTIAL UAP YANG BERADA DALAM
KESETIMBANGAN DENGAN FASA CAIRNYA
DALAM WADAH YANG TERTUTUP
GAMBAR TEKANAN UAP VERSUS SUHU

 GB.3.6kfhc
Puap

T
GB. 3.7. TEKANAN UAP VERSUS SUHU UNTUK FLUIDA
HIDROKARBON (DIAGRAM COX)

 GB.3.7kfhc
RUMUS TEKANAN UAP

 Jika uap adalah gas ideal, PV=nRT


m RT
P=
M V
V 1P = V 2( P − p )
V 1P
V2 =
P− p

 V1= volume udara yang masuk


 V2=volume udara yang jenuh dengan uap
Rumus tekanan uap

mRT
p=
MV 1P /( P − p )
mRT /( MV 1)
p=
1 + (mRT ) /(mV 1P)
Rumus Clausious Clapeyron

dP ∆H
=
dT T∆V
∆H = kalor penguapan zat cair
∆V = perubahan volume zat cair
dP
= perubahan tekanan uap (T berubah)
dT
dP ∆Hm
=
dT TVv
Rumus Clausious Clayperon

 Gas ideal PV=nRT, n=1


RT dp ∆Hm
Vv = =
P dT RT
T
P
dP ∆HmP
=
dT RT 2
P2 ∆Hm 1 1
ln = ( − )
P1 R T1 T2
SATUAN

∆Hm = kal/gram - mol, T K


o

Btu/lb - mol, T o R
R = 1,987
P = sebarang , P1 dan P2 satuannya sama
∆Hm = kalor penguapan molal ialah energi
yang diperlukan untuk menguapkan 1 mol zat cair
Contoh soal 1

 Suatu HC murni mendidih pada 100 oF pada tekanan


atmosfir, perkirakan harga tekanan uap pada 150 oF
 T = 100 oF, Ppada 100 oF = 1 atm =14,7 psia
 Dari diagram Cox  HC adalah pentane 100 oF
 Pada T = 150 oF, Puap = 33,6 psia

33,6 psia

Puap
14,7 psia

100 oF
150 oF
T
Contoh soal 2

 Tekanan uap suatu HC murni 6,36 psia pada -75 oF. Bila kalor
penguapan hidrokarbon 8450 Btu/lbmol, hitung tekanan uap
pada 40 oF
 P1o = 6,36 psia, T1 = -75 oF
 T2 = 40 oF
∆H = 8450 Btu/lbmol
∆H 1
o
p 1
ln 2o = ( − )
p1 R T1 T2
o
p 8450 1 1
ln 2 = ( − )
6,36 1,987 − 75 + 460 40 + 460
o o
p p2
ln 2 = 2,5405 = 12,6864
6,36 6,36
Tekanan uap pada 40 o F (p 2 ) = 80,6853 psia
o
Kuis 1

 Hitung berat dari campuran gas yang


berada dalam tanki bertekanan 2000 psig
dan suhu 150 oF volume 35 cuft jika
komposisi gas berturut2 metane, etane
butane mempunyai % berat 70 %, 20 %
dan 10 %
a. gas ideal
b. gas nyata
KUIS I

 Suatu sumur memproduksi gas dengan spesific gravity


0,68 Tekanan reservoir 2100 psig , suhu 200 oF
Volume 1,5 x 10 6 Cuft. Berapa jumlah gas dalam SCF
yang diproduksi jika tekanan turun hingga 1500 psig.( 1
lbmol gas pada kondisi standart mempunyai volume
379 SCF )
IV. KELAKUAN FASA SISTEM HIDROKARBON

SECARA KWALITATIF

 Fasa didefinisikan sebagai bagian dari zat yang


memiliki sifat fisika dan kimia yang seragam secara
keseluruhan. Sehingga suatu sistem yang terdiri dari
uap, air dan es disebut sistem tiga fasa
 Terdapat dua macam sifat fasa yaitu sifat intensif dan
sifat ekstensif. Sifat intensif tidak tergantung pada
jumlah total masa dalam sistem. Sedangkan sifat
ekstensif besarnya tergantung pada jumlah zat dalam
sistem, seperti masa dan volume sistem.
 Secara Kwalitatif sistem hidrokarbon dapat kita
bedakan menjadi tiga, yakni sistem komponen tunggal,
dua komponen dan multi komponen.
4.1. SISTEM KOMPONEN TUNGGAL

 Pada cairan tunggal murni, bila suhu tetap dan


tekanannya lebih besar dari tekanan gelembung, maka
sistem mempunyai fasa cair pada saat kesetimbangan
telah tercapai. Sebaliknya apabila tekanan lebih kecil
dari tekanan gelembung sistim akan berubah menjadi
fasa gas setelah kesetimbangan tercapai .

 Supaya zat cair dan uap ada bersama-sama dalam


kesetimbangan maka tekanan sistem harus tepat sama
dengan tekanan uap pada suhu itu
Gambar 4.1 KFHC
Diagram PT (pressure-temperatur) sistim komponen tunggal

 Gb.4.1
A’ A

P
C

liquid

padat

gas
O

T
Keterangan gambar 4.1 KFHC
 O=Menunjukkan tekanan, suhu dmana kondisi padat,
cair dan uap dalam kesetimbangan, O = titik triple
 OB = garis padat uap yaitu garis yang memisahkan
daerah padat dan daerah uap, OB = garis sublimasi
 OA = garis padat – cair , yaitu garis yang memisahkan
daerah padat dan cair (melting point line), OA =
menunjujkkan daerah dua phasa yakni padat dan cair
ada bersama-sama
 OA = slope positip dengan naiknya tekanan ,
hidrokarbon
 OA’ = slope negatip, dg naiknya tekanan, air
 OC = vapor pressure line, dew point pressure line dan
bubble point pressure line berimpit (coincide)
Gambar 4.2. Diagram Tekanan Volume
(Diagram P-V)
 Gb.4.2
D
P

cair uap
C B

V
KETERANGAN GAMBAR 4.2.

 Komponen tunggal (murni) –isoterm


 B= dew point, titik dimana setitik embun (cairan) mulai
terbentuk
 A = sistim dalam kondisi uap
 C = bubble point, titik dimana gelembung uap mulai
terbentuk
 D = sistim dalam kondisi cair / liquid
 Titik kritik terletak pada titik dimana bubble point dan
dew point berimpit
GAMBAR 4.3. DIAGRAM TEKANAN VOLUME
DUA KOMPONEN
 Gb.4.3 P T

P D

liquid

C bubble point
B dew point

A
gas

V
KETERANGAN GAMBAR 4.3

o BC = proses perubahan fasa gas menjadi fasa cair


seluruhnya
o B = setetes cairan mulai timbul
o C = gelembung gas mulai timbul
o Volume semakin kecil , tekanan semakin besar
o BC tidak sejajar sumbu horizontal
GAMBAR 4.4. DIAGRAM PT
SISTIM DUA KOMPONEN

 Gb.4.4

cricondenbar

Pc C
P cair

cricondenterm
cair dan gas
A

B gas

Tc
T
DIAGRAM TEKANAN SUHU (P-T)
DUA KOMPONEN

 AC = Bubble point line, yakni tempat kedudukan titik2


dimana gelembung uap pertama mulai tampak (100%
cair)
 BC = dew point line, yakni tempat kedudukan
titik 2 dimana setetes embun mulai tampak
 Daerah antara AC dan BC adalah daerah 2 fasa
GAMBAR 4.5. DIAGRAM TEKANAN KOMPOSISI
SISTIM DUA KOMPONEN

 Gb.4.5

nv x − z DE
P uap liquid = =
u&l n x − y CE
C D E
nl CD
=
uap n CE

Y Z X
komposisi
KETERANGAN GAMBAR 4.5

nv/n = (x-z)/(x-y) = DE/CE


nv/n = CD/CE
nv = jumlah mol uap
nl = jumlah mol liquid
n = jumlah mol total dalam sistim
z = mol fraksi dari komponen berat dalam sistim
x = mol fraksi dari komponen cair
GAMBAR 4. 6. DIAGRAM TEKANAN SUHU
SISTIM MULTI KOMPONEN
 Gb. 4.6 MRCS & NHCG daerah retograde
cair
P M
S
Pc Q R C
H

G N
cair uap

I uap

Tc T
KETERANGAN GAMBAR 4.6
 CRICONDENBAR : Tekanan tertinggi dimana fasa uap
masih terdapat
 CRICONDENTERM : Suhu tertinggi dimana fasa cair
masih terdapat
 RETOGRADE PHENOMENA : Peristiwa yang berjalan
terbalik dari peristiwa yang biasa
 Q =gelembung uap mulai terbentuk
 R = jumlah uap maximum
 S = uap yang terbentuk terkondensasi kembali
 SR = isobaric retograde vaporization
 RS = isobaric retograde condenzation
 QRS = proses perubahan suhu secara isobaric pada
Pc<P<Pcricondenbar
DIAGRAM P-T MULTI KOMPONEN

• I = cairan mulai terbentuk


• G = jumlah cairan maximum
• H = cairan yang terbentuk teruapkan
 GH = isoterm retograde vaporization
 HG = isoterm retograde condenzation
 IGH = proses perubahan tekanan secara isoterm pada
Tc<T<Tcricondenterm
Diagram Tekanan Volume (P-V)
komponen banyak

 Gb 4.10 tidak terdapat dew point sebab sangat sulit ditentukan


karena pengembunan membutuhkan tekanan yang sangat rendah

B bubble point

1 atm
T konstan

V
DIAGRAM P-T
MULTI KOMPONEN

 Gb.4.11 E D = under saturated res


F
D G = saturated res
P FJ = condensate retograde res
C EI = condensate reservoir
EH = dry gas res (non associated)
)

A G

J
I B H

T
Contoh soal 1
Suatu campuran gas HC terdiri dari dua komponen masing2 berat 50
berbanding 50. Tekanan dinaikan secara isotermal shg didapat
komposisi komponen campuran fasa cair 40 % dan fasa uap 65 %.
Jika berat total 80 lb. Berapa berat fasa cair dan fasa uap campuran

 Kurva komposisi versus tekanan


wl AC wl 65 − 50
P = −> =
wt BC 80 65 − 40
liquid
15
B A C wl = (80) = 48lb
25
L &v
wv = 80 − 48 = 32lb
uap

0 40 50 65 100
komposisi
HUKUM PHASA GIBBS (1876)

 Kelakuan fasa secara kualitatif dapat dijelaskan dengan


hukum phasa Gibbs
 Dapat menunjukkan jumlah fasa suatu sistim dalam
keseimbangan pada suatu kondisi tekanan dan suhu
 Jika suatu sistim komponen tunggal berada pada
daerah satu phasa maka untuk menentukan kondisi
sistim tersebut tekanan dan suhu harus tertentu
 Sistim tersebut disebut bivarian atau sistim yang
mempunyai dua tingkat kebebasan
 Sistim komponen tunggal jika berada didaerah dua
phasa hanya perlu satu variable untuk menentukan
kondisi sistim
HUKUM FASA GIBBS

 Jika suatu sistim komponen tunggal merupakan tiga


fasa maka sistim ada pada titik triple

 F=C–P+2
Dimana : F = jumlah tingkat kebebasan
C = jumlah komponen atau komposisi kimia
sistim
P = jumlah fasa sistim pada keadaan kesetim-
bangan
Persamaan Gibbs digunakan untuk sistim dimana kelaku-
An fasa ditentukan oleh suhu, tekanan dan komposisi
Contoh soal ,Hukum Gibbs

 Jelaskan dengan Hukum Gibbs, air, es dan uap air hanya akan
berada bersama2 pada suatu kondisi tekanan dan suhu tertentu 1
atm, 0 oC dan tidak mungkin ditemukan bersama2 pada tekanan
dan suhu yang lain .

 F=C–P+2
C = 1 (H2O)  komposisi
P = 3 ( gas, cair dan padat)  jumlah fasa

F = 1 – 3 + 2 = 0  persamaan menyimpang dan hanya terjadi di


titik triple untuk komponen tunggal
Berdasar sifat fisik dan komposisi kimia , GOR, crude oil
diklasifikasikan :
 Ordinary Black Oil
 Low Shrinkage Crude Oil
 High – Shrinkage (volatile) Crude Oil
 Near critical Crude oil

 Low shrinkage Oil


 GOR < 200 SCF/STB
 Oil Gravity < 15 oAPI
 Black /Deeply Coloured
 Kondisi Separator 85 % liquid recovery
Volatile Crude Oil

 GOR : 2000 – 3000 SCF /STB


 Oil Gravity : 45 – 55 oAPI
 Kondisi separator , liquid recovery rendah
 Greenish to Orange in color

 Near Critical Crude Oil


 T dekat titik kritis
 Tekanan 10 -50 psi dibawah Pb

 Reservoir gas
 P > Pc
Berdasar diagram fasa Natural Gas dapat
diklasifikasikan

 Retograde gas Condensate


 Near Critical Gas Condensate
 Wet Gas
 Dry Gas

 Retograde Gas Condensate


Tc < Tres < Tcricondenterm

 Wet Gas Reservoir


GOR = 60.000 – 100.000 SCF/STB
Wet gas Reservoir dan Dry Gas

 Wet Gas
 GOR = 60.000 – 100.000 SCF/STB
 STO Gravity > 60 oAPI
 Liquid = water – white color
 Kondisi separator : P, T terletak pada daerah dua
phasa

 Dry gas reservoir


 GOR > 100.000 SCF/STB
 Kondisi separator P dan T terletak pada daerah fasa
gas
DIAGRAM FASA “Black Oil ”

 Gb
DIAGRAM FASA “volatile oil”

 Gb
DIAGRAM FASA “retrogade gas reservoir “

 Gb
DIAGRAM FASA “wet gas reservoir”

 Gb
DIAGRAM FASA “dry gas reservoir”

 Gb
Contoh soal 1
Suatu reservoir X dan Y mempunyai tekanan dan suhu berturut2 3000
psia dan 3000 psia serta 120 oF dan 180 oF Reservoir tsb. Diproduksi
hingga tekanan 1500 psia pada suhu tetap. Apabila tekanan dan suhu
kritis 2600 psia dan 160 oF serta cricondenbar 2900 psia dan
cricondenterm 190 oF

Pertanyaan :
1. Buat gambar digram fasa untuk fluida reservoir X
dan Y
2. Plot kondisi reservoir X dan Y pada kondisi mula
hingga proses produksinya
3. Apa jenis reservoir dan jelaskan perubahan
fasanya selama proses produksi
Kerjakan PR tgl 15/11 dikumpul

Anda mungkin juga menyukai