66
67
adalah API RP 13B untuk LPLT (Low Pressure Low Temperature). Lumpur
ditempatkan dalam silinder standar yang bagian dasarnya dilengkapi kertas saring
68
dan diberi tekanan sebesar 100 psi dengan lama waktu pengukuran 30 menit.
Volume filtrate ditampung dengan gelas ukur dengan cubic centimeter (cc).
Persamaan untuk volume filtrate yang dihasilkan dapat diturunkan dari
persamaan Darcy, persamaannya adalah sebagai berikut :
1
cc
Vf = A
Dimana:
[ ( )
2k −1
cm
μ
Δ PT ] 2
A : Filtration Area
k : Permeabilitas Cake
Cc : Volume fraksi solid dalam mud cake
Cm : Volume fraksi solid dalam lumpur
P : Tekanan filtrasi.
t : Waktu filtrasi = viskositas filtrate
μ : Viskositas mud cake
Pembentukan mud cake dan filtration loss adalah dua kejadian dalam
pemboran yang berhubungan erat, baik waktu kejadiannya maupun sebab dan
akibatnya. Oleh sebab itu, maka pengukurannya dilakukan secara bersamaan.
Persamaan yang umum digunakan untuk static filtration loss adalah :
1
t2
Q2 = Q1x
()
t1
2
Dimana:
Q1 t
: Fluida loss pada waktu 1
Q2 t
: Fluida loss pada waktu 2
V30 = 2 (V7.5– VSP) + VSP
Q 2−Q 1
Vsp = Q1-
( √t 2−√ t 1
X √t 1
)
69
Dimana:
1
6
2
7
4
8
5
9
Keterangan:
1. T-Screw
2. Frame
3. Base cap with filtrate tube
4. Support rod
5. Thumb screw
6. Pressure inlet
7. Cell
8. Gelas ukur
9. Support
5.5.2. Perhitungan
5.5.3. Grafik
5.6. PEMBAHASAN
Praktikum Analisa Lumpur Pemboran acara keempat berjudul Pengukuran
Filtration Loss dan Mud Cake. Tujuan dari praktikum ini adalah untuk
mempelajari pengaruh komposisi lumpur pemboran terhadap filtration loss dan
mudcake serta mengenal dan memahami alat-alat dan prinsip kerja dari filter
press.
Filtration loss adalah kehilangan sebagian dari fasa cair atau filtrat lumpur
yang masuk kedalam formasi permeabel. Jenis filtration yang terjadi selama
pemboran yaitu static filtration yang terjadi jika lumpur pemboran dalam keadaan
diam dan dynamic filtration yang terjadi ketika lumpur pemboran dalam keadaan
disirkulasikan. Filtration loss yang terlalu besar berpengaruh buruk terhadap
formasi maupun terhadap lumpurnya sendiri. Mud cake adalah padatan yang
menempel pada dinding lubang bor yang terbentuk akibat adanya filtrasi terhadap
lumpur yang disirkulasikan oleh batuan berporous. Mud cake yang baik itu tipis
dan kuat agar mengurangi terjadinya pipa pemboran yang terjepit, membantu
menjaga kestabilan lubang pemboran, dan juga agar filtrat yang masuk kedalam
formasi tidak berlebihan.
Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini meliputi filter press,
mud mixer, gelas ukur 50 ml, jangka sorong, filter paper, stopwatch, air,
bentonite, KOH, PAC-R dan PAC-L. Prinsip kerja alat pada praktikum ini dengan
penyaringan dan pemberian tekanan pada alat filter press untuk kemudian cairan
dan padatan yang didapat dihitung sebagai nilai volume filtrat dan mud cake.
Prosedur percobaan pada praktikum ini dimulai dengan membuat lumpur
dasar dengan komposisi 350 ml air; 22,5 gram bentonite; 0,3 gram KOH; dan 2
gram PAC-L menggunakan mud mixer. Setelah itu, rangkai alat filter press yang
diawali dengan memasukkan screen dengan ukuran 60 mesh ke dalam base cap,
dilanjutkan dengan filter paper, dan terakhir memasukkan karet. Selanjutnya,
merangkaikan base cap dengan sell tube dan memasukkan sampel lumpur ke
dalam sell tube. Setelah itu, menutup sell tube dengan top cap yang telah
dihubungkan dengan compressor memlalui gas inlet. Selanjutnya, memasang
rangkaian pada frame dan dikencangkan dengan T-screw. Setelah itu, meletakkan
85
gelas ukur pada bagian bawah base cap untuk mengukur filtration loss.
Kemudian, mengatur tekanan pompa pada 100 psi. Hal tersebut dikarenakan
tekanan hidrostatik lumpur harus 100-200 psi diatas tekanan formasi sebagai
safety factor-nya. Selanjutnya, gas inlet di buka dan dicatat jumlah filtrat air yang
keluar pada gelas ukur pada waktu 7,5 menit dan 30 menit. Setelah itu, lepaskan
cell dari filter press dan membuka top cap lalu diukur ketebalan padatan yang
tertahan pada filter paper yang diasumsikan sebagai mud cake menggunakan
jangka sorong.
Berdasarkan percobaan yang dilakukan diperoleh nilai volume filtrat pada
7,5 menit sebesar 7 mL, volume filtrat pada 30 menit sebesar 15 mL dan tebal
mud cake sebesar 2,7 mm. Berdasarkan grafik additive vs volume filtrat, semakin
banyak penggunaan additive baik PAC-R maupun PAC-L dalam lumpur
pemboran, maka volume filtrat loss yang dihasilkan semakin sedikit. Hal ini
selaras dengan fungsi PAC-R dan PAC-L sebagai FLCA (Filtration Loss Control
Agent) yakni untuk mengurangi volume filtrat loss dari lumpur. Berdasarkan
grafik additive vs mud cake, semakin banyak penggunaan additive baik PAC-R
maupun PAC-L dalam lumpur, maka semakin tipis mud cake yang terbentuk. Hal
ini tentunya berhubungan dengan peran PAC-R dan PAC-L sebagai FLCA yakni
untuk mengurangi filtration loss pada lumpur. Semakin sedikit filtration loss,
maka semakin sedikit pula mud cake yang terbentuk.
Aplikasi lapangan dari praktikum ini adalah untuk mengontrol besarnya
filtrat yang hilang dari lumpur ke formasi. Apablia filtration loss terlalu besar,
dapat menyebabkan formation damage seperti pengembangan clay (swelling).
Semakin banyak filtration loss maka semakin banyak pula mud cake yang akan
terbentuk. Mud cake yang tipis akan menjadi bantalan yang baik bagi pipa
pemboran agar tidak meruntuhkan formasi, sedangkan mud cake yang terlalu tebal
akan menyebabkan hole problem, seperti pipe sticking atau pipa terjepit.
86
5.7. KESIMPULAN
1. Hasil Percobaan Plug G:
Volume filtrat 7,5 menit = 7 mL
Volume filtrat 30 menit = 15 mL
Tebal Mud Cake = 2,7 mm
2. Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mempelajari pengaruh komposisi
lumpur pemboran terhadap filtration loss dan mudcake serta mengenal dan
memahami alat-alat dan prinsip kerja dari filter press.
3. Filtration loss adalah kehilangan sebagian dari fasa cair atau filtrat lumpur
yang masuk kedalam formasi permeabel. Mud cake adalah padatan yang
menempel pada dinding lubang bor yang terbentuk akibat adanya filtrasi
terhadap lumpur yang disirkulasikan oleh batuan berporous.
4. Prinsip kerja alat pada praktikum ini dengan penyaringan dan pemberian
tekanan pada alat filter press untuk kemudian cairan dan padatan yang
didapat dihitung sebagai nilai volume filtrat dan mud cake.
5. Semakin banyak filtration loss, maka semakin banyak mud cake yang
terbentuk. Sebaliknya semakin sedikit filtration loss, maka semakin tipis
pula mud cake yang terbentuk.
6. Aplikasi lapangan dari praktikum ini adalah untuk mengontrol besarnya
filtrat yang hilang dari lumpur ke formasi dimana semakin banyak
filtration loss maka semakin banyak pula mud cake yang akan terbentuk.