NAMA : Redynadam
KELAS : PRD II C
NIM : 171410051
1. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Menentukan nilai plastic viscosity, gel strength, dan yield point pada
sampel lumpur pemboran menggunakan viscometer.
2. Memahami rheologi lumpur pemboran.
3. Mengetahui fungsi dan cara penggunaan viscometer.
2. DASAR TEORI
Lumpur pemboran merupakan faktor yang penting dalam operasi
pemboran. Kecepatan pemboran, efisiensi, keselamatan dan biaya pemboran
sangat bergantung dari lumpur pemboran yang dipakai. Lumpur pemboran
diperkenalkan pertama kali dalam pemboran putar pada sekitar awal tahun
1900. Pada umumnya orang hanya menggunakan air dalm mengangkat
serbuk bor (cutting) secara kontiyu. Kemudian dengan berkembangnya
teknologi pemboran, lumpur mulai digunakan, dan fungsi lumpur menjadi
semakin komplek serta untuk memperbaiki sifat-sifat lumpur tersebut
ditambahkan bahan-bahan kimia (additive).
Terdapat beberapa sifat penting pada lumpur yang dikontrol pada setiap
operasi pemboran sumur migas maupun panas bumi, yakni rheologi (sifat
aliran). Pengontrolan rheologi diperlukan untuk mengangkatat serbuk bor
(cuttings) pada saat pemboran berlangsung. Dalam terminologi lapangan
minyak, istilah “sifat aliran” (flow properties) dan viscositas adalah
merupakan ungkapan yang umum digunakan untuk menggambarkan perilaku
lumpur pemboran dalam keadaan bergerak. Sifat aliran lumpur yang
terpenting diantaranya adalah : plastic viscosity, gel strengh, dan yield point.
1. Plastic Viscosity
Viskositas adalah sifat fisik yang mengontrol bsarnya shear stress
akibatadanya pergeseran antar lapisan fluida. Oleh karena itu, viskositas
adalah merupakan ukuran gesekan atara perlapisan-perlapisan fluida yang
dapat menggambarkan kekentalan dari suatu fluida. Secara ilmiah, adalaah
suatu konstanta antara shear stress dan shear rate untuk fluida Newtonian
dalam aliran laminer. Karena konsatan, shear rate tidak mempunyai pengaruh
terhadap viskositas.
2. Yield Point
Yield point adalah merupakan suatu pseudo number yang diperoleh
dengan ekstrapolasi garis lurus antara pembacaan dial 300 dan 600 rpm pada
viscometer. Yield point ditentukan secara kuantitatif degan pembacaan dial
300 dan plactic viscosity.
3. Gel Strenght
Gel strenght merupakan suatu harga yang menunjukkan kemempuan
lumpur untuk menahan padatan (cutting). Satuan yield point dan gel strnght
adalah b/100 sgft. Jika yield pont atau gel stenght terlalu besar, dapat
diturunkan dengan mengurangi kadar padatan atau dengan menggunakan
pengencer (thinner).
Metoda pengukuran rheologi lumpur salah satunya menggunakan
viscometer. Model lapangan biasanya merupakan tipe untuk temperatur
normal, yang dioprasikan hanya pada dua kecepatan, yaitu 300 dan 600 rpm.
Kecepatan 300 rpm merepresentasikan shear rate 511 detik-1, dan kecepatan
600 rpm merepresentasikan shear rate 1.022 detik-1 selain itu ada juga model
rotating viscometer dengan enam kecepatan, yang dirancang untuk kecepatan
3, 6, 100, 200, 300, dan 600 rpm. Disamping normal temperature rotating
viscometer, ada juga jenis high temperature rotating viscometer yang
digunakan di laboratorium. Model high-temperature dapat digunakan untuk
menguji lumpur pada temperatur tinggi.1
Salah satu jenis viscometer lainnya yakni Fann Model 35, viscometer
jenis ini adalah alat pembacaan akurat yang didesain pada enam serta dua
belas kecepatan yang digunakan di 50 Hz atau 60 Hz.
1
Bambang Yudho Suranto, Pengantar Teknik dan Pengetahuan Peralatan Pemboran
(Yogyakarta:Amara Books,2017), hal.86-88.
2
Fann Instrument Company, “Model 35 Viscometer Instruction Manual”, 2016, hal. 2.
Gambar 2.2 Bagian-bagian
viscometer
3. LANGKAH KERJA
3.1 Pengukuran Nilai Viscositas Lumpur
3.1.1 Persiapan
1. Siapkan alat dan bahan
2. Timbang masing masing additive
a. Na2CO3 0,3 gr
b. Bentonite 7 gr
c. PAC-LV 2 gr
d. PAC-R 1 gr
e. Barite 20 gr
f. Air 350 cc
3. Nyalakan Automatic Voltage Stabilizer untuk menghidupkan Fann
Constant Speed Mixer
4. Lakukan proses mixing mud sesuai Standar Operating Procesure
4.2 Bahan
2
NO Properties PV Yp GS 10” GS 10’
1 Mud 17 cp 8 lb/ft2 3 100/lb/ft2 4 100/lb/ft2
5. ANALISA
Sifat rheologi, viskositas, dan gel strenght lumpur pemboran
mendeskripsikan kemampuan lumpur untuk mengangkat cuttings ke
permukaan saat pemboran berlangsung dan menahannya saat proses sirkulasi
sedang berhenti.3
Pengukuran sifat-sifat rheologi fluida pemboran penting mengingat
efektivitas pengangkatan cutting merupakan fungsi langsung dari viskositas.
Sifat gel pada lumpur juga penting pada saat round trip sehingga dapat
mencegah cutting mengendap didasar sumur yang dapat menyebabkan
masalah pemboran selanjutnya. Viskositas dan gel strength merupakan
sebagian dari indikator baik tidaknya suatu lumpur.
Pada praktikum pengukuran viskositas dan gel strength menggunakan
viscometer, diperoleh harga viskositas dari water base mud yang bervariasi
tergantung dari kecepatan (rpm) yang digunakan. Skala penunujuk pada
viscometer akan berbanding lurus dengan kecepatan putarannya. Semakin kuat
putaran dari viscometer maka skalanya juga akan semakin besar. Dan untuk
simpangan pada pengukuran gel strenght, semakin lama waktu yang
ditentukan dalam menentukan simpangan, maka skala simpangan
maksimumnya juga akan semakin besar. Melalui praktikum pengukuran
viscositas dan gel strenght menggunakan visometer ini, didapatkan nilai
plastic viscosity dan yield point berdasarkan perhitungan berikut :
Pada pembacaan harga gel strength dengan rpm 600 selama 10 detik
didapatkan hasil 3 cP sedangkan pengukuran gel strenght pada 10 menit
adalah 4 cP. Harga gel strenght pada 10 detik selalu lebih kecil dibandingkan
gel strength pada 10 menit. Karena lumpur memerlukan waktu untuk menjadi
3
Baker Huges Drilling Fluids, “Fundamental of Drilling Fluids”, 2006. Hal. 1-5
gel yang sebanding dengan lama waktu. Maka, harga gel strength pada 10
menit mempunyai waktu yang lebih lama sehingga partikel didalam lumpur
melakukan gaya tarik menarik.
Dalam aplikasinya dilapangan, apabila nilai gel strength sangat besar dapat
mempersulit sirkulasi dalam lumpur pemboran dan menambah beban dari
pompa serta mempersulit pemisahan cutting dari lumpur pemboran.
7. DAFTAR PUSTAKA
1. Fann Instrument Company. 2016. Viscometer, Model 35 Instruction
Manual
2. Yudho Suranto, Bambang. 2013. Pengantar Teknik dan Pengetahuan
Peralatan Pemboran. Yogyakarta : Amara Books
3. Baker Huges Drilling Fluids. 2006. Drilling Fluids Reference Manual
Cepu, November 2018
Menyetujui,
Asisten Laboratorium
Eksplorasi dan Produksi
`
Renno Setianto
NIM. 15412026