kimia dan sifat fisik lumpur. Kesalahan dalam mengontrol sifat – sifat fisik
lumpur pemboran akan menyebabkan kegagalan dari fungsi lumpur dan pada
gilirannya dapat menimbulkan hambatan pemboran (hole problem) dan akhirnya
mengakibatkan kerugian yang sangar besar.
Berdasarkan pernyataan diatas. Maka praktikum analisa lumpur pemboran
wajib dilakukan oleh setiap mahasiswa yang mengambil mata kuliah teknik
pemboran, agar mahasiswa mempunyai penetahuan tentang lumpur pemboran
secara komprehensif.
Adapun materi praktikum ini meliputi Pengukuran densitas, sand content,
dan pengukuran kadar minyak dalam lumpur pemboran ; pengukuran viskositas
dan gel strength ; Pengukuran tebal mud cake dan filtrasi ; Analisa kimia lumpur
pemboran ; Kontaminasi lumpur pemboran ; Pengukuran harga MBT (Methylene
Blue Test).
1
ACARA I
DENSITAS, SAND CONTENT DAN PENGUKURAN KADAR MINYAK
PADA LUMPUR PEMBORAN
1. Tujuan Percobaan
1. Mengenal material pembentuk lumpur pemboran serta fungsi utamanya.
2. Untuk menentukan densitas lumpur pemboran dengan menggunakan
alat mud balance.
3. Untuk menentukan kadar minyak dan padatan yang terdapat dalam
lumpur bor.
2. Teori Percobaan
2.1. Densitas Lumpur
Lumpur memiliki peranan yang sangat besar dalam menentukan
keberhasilan suatu operasi pemboran sehingga perlu diperhatikan
2
Keterangan :
Vs = Volume solid, gallon
Vml = Volume lumpur lama, gallon
Vmb = Volume lumpur baru, gallon
ρs = densitas solid, ppg
ρml = densitas lumpur lama, ppg
ρmb = densitas lumpur baru, ppg
% volume solid :
(− )
1 00% = 100% .......................... .................. (5)
−
% berat solid :
(− )
1 00% = 100% .................................. (6)
(− )
Maka bila yang digunakan sebagai solid adalah barite dengan SG 4.3
untuk menaikkan densitas lumpur lama seberat ρml ke lumpur baru
sebesar ρmb setiap bbl, lumpur lama memerlukan berat solid, Ws
sebanyak :
(− )
Ws = 684 ................................................................... (7)
(5.− )
Keterangan :
Ws = berat solid zat pemberat , kg barite/bbl lumpur.
Sedangkan jika yang digunakan sebagai pemberat adalah bentonite
dengan SG 2.5 maka untuk tiap barrel lumpur diperlukan :
3
(− )
Ws = 398 ................................................................ (8)
(2.5− )
Keterangan :
Ws = kg bentonite/bbl lumpur lama
n = Kandungan pasir
Vs = Volume pasir dalam lumpur
Vm = Volume lumpur
4
3. Peralatan & Bahan
Peralatan :
1. Mud Balance
2. Retort Kit
3. Multi Mixer
4. Wetting Agent
5. Sand Content Set
6. Gelas ukur 500 cc
Bahan:
1. Barite
2. Bentonite
3. Air tawar (aquades)
4. Prosedur Percobaan
1. Densitas Lumpur
a. Mengkalibrasi peralatan Mud Balance sebagai berikut :
Membersihkan peralatan mud balance
Mengisi cup dengan air hingga penuh, lalu ditutup dan
dibersihkan bagian luarnya. Keringkan dengan kertas tisue
Meletakkan kembali mud balance pada kedudukan semula
Menempatkan Rider pada skala 8.33 ppg
Mencek pada level glass bila tidak seimbang atur calibration
screw sampai seimbang.
b. Menimbang beberapa zat yang digunakan
5
d. Menutup Cup dan lumpur yang melekat pada dinding bagian luar
dan tutup dibersihkan dengan bersih.
e. Meletakkan balance arm pada kedudukan semula, lalu mengatur
rider hingga seimbang. Baca densitas yang ditunjukkan oleh skala.
f. Mengulangi langkah lima untuk komposisi campuran yang berbeda.
2. Sand Content
a. Mengisi tabung gelas ukur dengan lumpur pemboran dan tandai,
tambahkan air pada batas berikutnnya. Menutup mulut tabung dan
kocok dengan kuat.
b. Menuangkan campuran tersebut kesaringan. Menambahkan air ke
dalam tabung, Mengocok dan menuangkan ke dalam saringan.
Mengulangi hingga tabung menjadi bersih. Mencuci pasir yang
tersaring pada saringan untuk melepaskan sisa lumpur yang melekat.
c. Memasang Funnel tersebut pada sisi atas dari sieve. Dengan
6
e. Menambahkan setetes wetting agent pada gelas ukur dan tempatkan
dibawah kondensator.
f. Memanaskan lumpur samapai tak terjadi kondensasi lagi yang
ditandai dengan matinya lampu indikator.
7
ACARA II
PENGUKURAN VISCOSITAS DAN GEL STRENGTH
1. Tujuan Percobaan
1. Untuk menentukan viskositas relatif lumpur pemboran dengan metode
marsh funnel.
2. Untuk memahami rheology lumpur pemboran.
3. Untuk mengetahui efek penambahan thinner dan thickner pada lumpur
pemboran.
4. Mengetahui pentingnya viskositas dan gel strength pada lumpur
pemboran.
2. Teori Percobaan
2.1. Viskositas & Gel Strength
Viskositas dan gel strength merupakan bagian yang pokok
8
23
Viskositas yang diukur dengan marsh funnel adalah waktu
dalam detik yang dibutuhkan oleh 0,9463 liter fluida untuk mengalir
keluar dari corong marsh funnel. Untuk fluida non-newtonian data
yang didapat dari marsh funnel tidak dapat memberikan gambaran
lengkap dari rheology suatu fluida, maka biasa digunakan untuk
membandingkan fluida yang baru dengan kondisi sekarang.
Viskositas plastik (plastic viscosity) sering kali digambarkan
sebagai bagian dari resistensi untuk mengalir yang disebabkan oleh
friksi mekanik. Yield point adalah bagian resistensi untuk mengalir
yang merupakan akibat dari gaya tarik-menarik antar partikel, gaya ini
disebabkan oleh muatan-muatan pada permukaan partikel terdispersi
dalam fasa fluida.
Gel strength dan yield point adalah gaya tarik-menarik dalam
suatu sistem lumpur jika gel strength adalah gaya tarik-menarik yang
statik, maka yield point merupakan gaya tarik-menarik pada suatu
keadan dinamik.
9
2.3. Penentuan Harga Viskositas Nyata (Apparent Viscosity)
Viskositas nyata (µa) untuk setiap harga shear rate dihitung
dengan berdasarkan :
µa = 100 ................................................................................ (3)
(300 C )
µa = ............................................................................ (4)
RPM
didapat:
µp = C600 – C300.......................... ................................................. (6)
Yb = C300 - µp................................. ............................................. (7)
Dimana :
µp = plastic viscosity, cp
Yb = yielt point Bingham, lb/100 ft 2
C600 = dial reading pada 600 RPM, derajat
C300 = dial reading pada 300 RPM, derajat
10
3. Peralatan dan Bahan
Peralatan
1. Marsh Funnel
2. Timbangan
3. Gelas Ukur 500 cc
4. Fann VG meter
5. Mud Mixer
6. Cup Mud Funnel
Bahan
1. Bentonite
2. Air tawar (aquades)
3. Bahan-bahan pengencer (Thinner)
4. Prosedur Percobaan
11
4.3. Pengukuran Shear Stress Dengan Fann VG
1. Mengisi bejana dengan lumpur sampai batas yang telah
ditentukan.
2. Meletakkan bejana pada tempatnya, serta atur kedudukannya
sedemikian rupa sehingga rotor dan bob tercelup ke dalam lumpur
menurut batas yang telah ditentukan.
3. Menggerakkan rotor pada posisi High dan tempatkan kecepatan
putar rotor pada kedudukan 600 RPM. Pemutaran terus dilakukan
sehingga kedudukan skala (dial) mencapai keseimbangan. Catat
harga yang ditunjukkan skala.
4. Mencatat harga yang dilakukan oleh skala penunjuk setelah
mencapai keseimbangan, dilanjutkan untuk kecepatan 300, 200,
100, 6 dan 3 RPM dengan cara yang sama seperti diatas.
12
ACARA III
FILTRASI DAN MUD CAKE
1. Tujuan Percobaan
1. Mempelajari pengaruh komposisi lumpur bor terhadap filtration loss
dan mud cake.
2. Mengenal dan memahami alat alat dan prinsip kerja filter press.
3. Mengetahui hubungan antara filtrasi dan mud cake.
2. Teori Dasar
Ketika terjadi kontak antara lumpur pemboran dengan batuan porous,
batuan tersebut akan bertindak sebagai saringan yang memungkinkan fluida
dan partikel-partikel kecil melewatinya. Fluida yang hilang ke dalam batuan
disebut ”Filtrate”. Proses filtasi diatas hanya terjadi apabila terdapat
perbedaan tekanan positif kearah batuan. Pada dasarnya ada dua jenis
filtration yang terjadi selama operasi pemboran , yaitu static filtration dan
dynamic filtration. Static filtration terjadi jika lumpur berada dalam keadaan
diam dan dyanamic filtration terjadi ketika lumpur disirkulasikan.
Apabila filtration loss dan pembentukan mud cake tidak dikontrol maka
akan menimbulkan berbagai masalah, baik selama operasi pemboran
maupun evaluasi pipa pemboran dan permukaan lubang bor. Mud cake yang
tebal akan menjepit pipa pemboran sehingga sulit diangakat dan diputar,
sedangkan filtrat akan menyusup ke formasi dan dapat menimbulkan
damage pada formasi.
Dalam percobaan ini akan dilakukan pengukaran volume filtrtion loss
dan tebal mud cake untuk static filtration . Standar prosedur yang digunakan
adalah APIRP 13 B untuk LPLT ( low pressure low temperature ). Lumpur
ditempatkan dalam silinder standar yang bagian dasarnya dilengkapi kertas
saring dan diberi tekanan sebesar 100 psi dengan lama waktu pengukuran 30
menit. Volume filtrat ditampung dalam gelas ukur dengan cubic centimeter
(cc).
13
Persamaan untuk volume filtrate yang dihasilkan dapat diturunkan dari
persamaan darcy. Persamaannya adalah sebagai berikut :
1
Cc 2
2k Cm 1
Vf = A Pt
Dimana :
A : Filtration Area
K : Permeabilitas cake
Cc : Volume fraksi solid dalam mud cake
Cm : Volume fraksi solid dalam lumpur
P : Tekanan Filtrasi
T : Waktu filtrasi = viskositas filtrate
Pembentukan mud cake dan filtration loss adalah dua kejadian dalam
14
3. Peralatan dan Bahan
Peralatan
1. Filter Press
2. Mud Mixer
3. Stop Watch
4. Gelas ukur 50 cc
5. Jangka sorong
6. Filter paper
Bahan
1. Bentonite
2. Aquadest
3. Lumpur
15
ACARA IV
ANALISA KIMIA LUMPUR PEMBORAN
1. Tujuan Percobaan
1. Memahami prinsip – prinsip dalam analisa kimia lumpur pemboran.
2. Mengetahui alat dan bahan yang di perlukan dalam analisa kimia
lumpur pemboran.
3. Menentukan PH, alkalinitas, kesadahan total dan kandungan ion – ion
yang terdapat dalam lumpur.
2. Teori Dasar
Dalam operasi pemboran, pengontrolan kualitas lumpur pemboran
harus terus menerus dilakukan sehingga lumpur bor tetap berfungsi dengan
kondisi yang ada. Perubahan kandungan ion-ion tertentu dalam lumpur
16
Analisa kandungan ion klor (C1-) diperlukan untuk mengetahui
kontaminasi garam yang masuk ke dalam system lumpur pada waktu
pemboran menembus formasi garam ataupun kontaminasi yang berasal dari
air formasi.
Air yang mengandung sejumlah besar ion Ca +2 dan Mg+2 dikenal
sebagai Hard water atau air sadah. Ion-ion ini bisa berasal dari lumpur pada
waktu member formasi gypsum (CaSO4.2H2O).
Metode utama yang digunakan dalam analisa kimia lumpur pemboran
adalah titrasi. Titrasi meliputi reaksi dari sample yang diketahui volumenya
dengan sejumlah volume suatu larutan standar yang diketahui
konsentrasinya. Konsentrasi dari ion yang kita analisa dapat ditentukan dari
pengetahuan tentang reaksi yang terjadi pada waktu titrasi.
Bahan
4. Prosedur Percobaan
4.1. Analisa Kimia Alkalinitas
Buatlah lumpur dengan komposisi sebagai berikut:
17
350 ml aquadest + 22,5 gram bentonite + 0,5 gram NaHCO 3 + 0,4 gram
aquadest NaOH + 0,2 gram CaCO 3.
1. Ambil 3 ml filtrate tersebut dan memasukkan ke dalam labu titrasi
250 ml, kemudian menambahkan 20 ml aquadest.
2. Tambahkan 2 tetes indicator phenolphytalein dan titrasi dengan
H2SO4 hingga warna merah tepat hilang. Reaksi yang terjadi:
OH- + H+ H2O
3. Catat volume pmakaian H2SO4 (P ml)
4. Pada larutan titrasi, tambahkan 2 tetes indicator metyl jingga. Dan
titrasikan kembali dengan H 2SO4 standar hingga berwarna jingga
tua. Reaksi yang terjadi:
HCO3 + H+ H2O + CO2
5. Catat volume pemakaian H2SO4 total (M ml)
Catatan, jika:
2P > M menunjukkan adanya gugus ion OH - dan CO3-.
2P = M menunjukkan adanya gugus ion CO - saja.
2P < M menunjukkan adanya gugus ion CO 3- dan HCO3-.
P = 0 menunjukkan adanya gugus ion HCO 3- saja.
P = M menunjukkan adanya gugus ion OH - saja.
Perhitungan:
1. Total alkalinity
= epm total
2. CO3-2 Alkalinity
Jika ada OH-
(−)
ppm CO3-2 = CO−2
18
Jika tidak ada OH-
ppm CO3-2 = −2
3. OH- Alkalinity
(2−)
ppm OH- =
−
4. HCO3- Alkalinity
(−2)
ppm HCO3- = −2
19
3. Titrasi dengan EDTA standar sampai terjadi warna biru.
4. Catat volume pemakaian EDTA
20
4.5. Menentukan Kandungan Ion Besi (Metode I)
Buat filtrate lumpur bor dari campuran sebagai berikut:
350 ml aquadest + 22.5 gram bentonite + 0.1 gram quebracho
1. Tuang 5 ml filtrate lumpur ke dalam gelas kimia kemudian
tambahkan 1 tetes sampai 2 tetes HCl konsentrat.
2. Tambahkan 0.5 ml larutan Hidrogen Peroxyde, sampai didapat
warna kuning muda (end point).
3. Tambahkan 1 ml larutan indicator besi. Timbulnya warna ungu
menunjukkan adanya ion besi dalam filtrate lumpur.
4. Tambahkan 0.5 ml larutan buffer besi. Ukur harga pHnya. Jika
terlalu banyak larutan buffer yang ditambahkan maka akan timbul
endapan berwarna kecoklatan. Tambahkan satu tetes atau lebih HCl
konsentrat sampai endapan hilang.
5. Titrasi dengan KMnO4 0.1 N seperti langkah 2 (kuning muda).
21
BAB V
KONTAMINASI LUMPUR PEMBORAN
1. Tujuan Percobaan
1. Untuk mengetahui macam-macam kontaminasi lumpur.
2. Mempelajari sifat-sifat fisik lumpur yang berubah akibat kontaminasi
garam, gypsum dan semen.
3. Memahami cara menanggulangi kontaminasi lumpur.
2. Teori Dasar
Sejak digunakannya teknik rotary drilling dalam operasi pemboran
dilapangan minyak, lumpur pemboran menjadi faktor penting. Bahkan
lumpur pemboran menjadi salah satu pertimbangan dalam
mengoptimasikan operasi pemboran. Oleh sebab itu mutlaklah untuk
22
Gypsum dapat masuk ke dalam lumpur pada saat pemboran
menembus formasi gypsum, lapisan gypsum yang terdapat pada
formasi shale dan limestone. Akibat adanya gypsum dalam jumlah
yang cukup banyak dalam lumpur pemboran, maka kan merubah
sifat-sifat fisik lumpur tersebut seperti viscosity plastic, yield point,
gel strength dan fluid loss.
3. Kontaminasi semen
Kontaminasi semen dapat terjadi akibat operasi penyemanan
yang kurang sempurna atau setelah pengeboran lapisan semen
dalam casing, float collar, dan casing shoe, kontaminasi semen
akan mengubah viscosity plastic, yield point, gel strength, fluid loss
dan pH lumpur.
23
8. Stop Watch
9. Titration Disk
10. Jangka Sorong
11. Filter Trap
Bahan
1. Aquades
2. Bentonite
3. NaCl
4. Gypsum
5. Semen
6. Soda Ash
7. Monosodium Phosphate
8. Caustic Soda
9. EDTA standar
10. Murexid
11. Asam Sulfat
12. Indikator Phenolphtalin
13. indikator Methyl Jingga
4. Prosedur Percobaan
4.1. Kontaminasi NaCl
1. Buat lumpur standar:
22.5 gram bentonite + 350 cc aquadest, ukur pH, viscositas, gel
strength, fluid loss dan ketebalan mud cake.
2. Tambahkan NaCl sebanyak 1 gram ke dalam lumpur standar. Ukur
pH, viscositas, gel strength, fluid loss dan ketebalan mud cake.
3. Lakukan langkah b dengan penambahan NaCl masing – masing 3.5
gram, 7.5 gram, dan 17.5 gram. Ukur pH, viscosity, gel strength,
fluid loss dan ketebalan mud cake.
24
4. Buatlah lumpur baru dengan komposisi: lumpur standar + 7.5 gram
NaCl + 0.5 gram NaOH. Ukur pH, viskositas, gel strength, fluid
loss dan ketebalan mud cake.
25
5. Lakukan langkah 4 dengan penambahan 1 gram monosodium
phosphate.
26
BAB VI
PENGUKURAN HARGA MBT ( ME TH YLE NE B LUE TE ST )
1. Tujuan Percobaan
1. Untuk mengetahui proses pengukuran harga MBT.
2. Untuk menentukan kemampuan clay dalam mengikat kation dari suatu
larutan.
3. Menetukan harga CEC (Cation Exchange Capacity) atau KTK
(kapasiats tukar kation)
2. Teori Dasar
Shale adalah batuan sedimen yang terjadi dari endapan-endapan
lempung (clay). Pengembangan mineral clay sebagai akibat terjadinya
invasi fasa cair dari Lumpur ke dalam formasi yang mengandung clay
27
Kemampuan pertukaran kation didasarkan atas urutan dari kekuatan
ikatan-ikatan ion-ion berikut ini :
Li+<Na+<H+<K+<NH4+Mg2+<Ca2+<Al3+
Harga pertukaran kation yang paling besar dimilki oleh mineral allogenic
(pecahan batuan induk). Sedangkan yang paling kecil dimiliki oleh
mineral authogenic (proses kimiawi). Kapasitas tukar kation dari beberapa
jenis mineral clay dapa dilihat dari tabel 7.1.
Sedangkan laju reaksi pergantian kation tergantung pada jenis kation
yang dipertukarkan dan jenis serta kadar mineral clay (konsentrasi ion).
Adapun hal yang menyebabkan mineral clay memiliki kapasitas tukar
kation adalah :
a. Adanya ikatan yang putus disekeliling sisi unit silika alumina, akan
menimbulkan muatan yang tidak seimbang sehingga agar
28
Tabel 6.1. Kapasitas Tukar Kation Dari Beberapa Jenis Mineral Clay
Halloysite.2H2O 5-10
Halloysite.4H2O 10-40
Montmorillonite 80-150
Lllite 10-40
Vermiculite 100-150
Chlorite 10-40
Spiolite-Attapulgite 20-30
29
7. Pipet
8. Buret titration
9. Kertas saring
10. Stopwatch
Bahan
1. Bentonite
2. Aquades
3. H2SO4 5 N
4. Methylene Blue
4. Prosedur Percobaan
1. Timbang 1 gram clay sudah siap untuk dianalisis mesh 270 (baik
setelah teraktivasi maupun sebelum teraktivasi) ke dalam Erlenmeyer
flask 250 cc.
30
7. Kemudian catat pertukaran kation dari larutan tersebut yang besarnya
sama dengan jumlah cc dari larutan titrasi methylene blue dalam
satuan meq/100 gram.
31
PRAKTIKUM ANALISA LUMPUR PEMBORAN
Jurusan Teknik Perminyakan
Sekolah Tinggi Teknologi Minyak dan Gas Bumi Balikpapan
Tujuan Praktikum :
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
Analisa :
Pertanyaan :
1. Dilihat dari data percobaan tersebut jelaskan apakah Barite dan CaCO3
mempunyai fungsi yang sama ?
2. Jika saudara bekerja sebagai Mud Engineer pada suatu operasi pemboran.
Dari dua jenis material pemberat diatas material manakah yang akan saudara
gunakan ? berikan alasannya.
3. Barite (BaSO4) mempunyai SG dari 4,2 – 4,5. Dari data diatas perkirakan SG
dari barite tersebut. Jika diketahui SG bentonite = 2,6
4. Dari jawaban soal no.3, perhatikan harga yang diperoleh tersebut berada di
dalam range SG barite seperti tertulis dalam soal? Jika ya tentukan apakah
barite tersebut termasuk pure barite / API 0 Barite? Jika tidak jelaskan
sebabnya !
PRAKTIKUM ANALISA LUMPUR PEMBORAN
Jurusan Teknik Perminyakan
Sekolah Tinggi Teknologi Minyak dan Gas Bumi Balikpapan
5. Dari tabel diatas terlihat bahwa selain densitas juga diukur kadar pasir.
Jelaskan secara singkat mengapa perlu dilakukan pengukuran kadar pasir dan
bagaimana cara mengatasi masalah tersebut dalam operasi pemboran !
6. Pada saat ini selain Barite dapat juga digunakan Hematite (Fe2O3) dan
Ilmenite ( FeO.TiO2 ) sebagai density control additive. Hematite mempunyai
harga SG antara 4,9 – 5,3. Sedangkan ilminate dari 4,5 – 5,11 dengan
kekerasan masing – masing 2 kali lebih dari barite. Dari data tersebut, buatlah
analisa kelebihan dan kekurangan addictive tersebut jika di bandingkan
dengan barite !
7. Galena ( PbS ) mempunyai harga sekitar 7,5 dan dapat digunakan untuk
membuat lumpur dengan densitas lebih dari 19 ppg. Pada penerapannya,
Galena jarang digunakan sebagai additive pemboran. Jelaskan mengapa
material ini jarang digunakan sebagai density control addictive dan hanya
digunakan untuk masalah – masalah pemboran khusus.?
8. Suatu saat saudara berada dilokasi pemboran. Pada saat itu bit mencapai
kedalaman 1600 ft. Saudara diharuskan menaikkan densitas dari 200 bbl
lumpur 11 ppg menjadi 11,5 ppg dengan menggunakan barite (SG = 4,2)
dengan catatan bahwa volume akhir tidak dibatasi hitung jumlah barite yang
dibutuhkan (dalam lb) !
9. Sebutkan Hal-hal yang terjadi akibat sand content terlalu besar!
Kesimpulan Sementara :
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
PRAKTIKUM ANALISA LUMPUR PEMBORAN
Jurusan Teknik Perminyakan
Sekolah Tinggi Teknologi Minyak dan Gas Bumi Balikpapan
Anggota Kelompok :
Balikpapan,
1. .................................................
Disetujui untuk Laboratorium
2. .................................................
Analisa Lumpur Pemboran
3. .................................................
4. .................................................
5. .................................................
6. .................................................
7. .................................................
Asisten Praktikum
8. .................................................
PRAKTIKUM ANALISA LUMPUR PEMBORAN
Jurusan Teknik Perminyakan
Sekolah Tinggi Teknologi Minyak dan Gas Bumi Balikpapan
Tujuan Praktikum :
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
Analisa :
2 LD + 2 gr dextrid 61 6 24 5 14
3 LD + 2.6 gr dexrtid - 11 27 18 72
4 LD + 3 gr bentonite 50 2 3.4 7 20
5 LD + 9 gr bentonite - 12 50 24 104
Pertanyaan :
1. Berikan penjelasan analog antara dextrid dan bentonite jika berdasarkan table
hasil percobaan diatas!
2. Dengan melihat data, jelaskan maksud penambahan dextrid ke dalam lumpur
dan jelaskan bagaimana additive tersebut dapat melakukan fungsinya!
3. Dari 2 additive diatas, manakan additive yang lebih signifikan menaikan gel
strength!
4. Dari data di atas terlihat bahwa harga GS 10 menit selalu lebih besar dari 10
detik, jelaskan!
5. Dari suatu percobaan yang dilakukan dalam pembuatan lumpur dengan barite
seberat 4 gram, kemudian itu didapatkan deal reading pada 600 RPM sebesar
PRAKTIKUM ANALISA LUMPUR PEMBORAN
Jurusan Teknik Perminyakan
Sekolah Tinggi Teknologi Minyak dan Gas Bumi Balikpapan
155 dan dial reading pada 300 RPM sebesar 130, Hitunglah nilai plastic
viscosity dan yield point dair percobaan tesebut!
Kesimpulan Sementara :
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
Anggota Kelompok :
Balikpapan,
1. .................................................
Disetujui untuk Laboratorium
2. .................................................
Analisa Lumpur Pemboran
3. .................................................
4. .................................................
5. .................................................
6. .................................................
7. .................................................
Asisten Praktikum
8. .................................................
PRAKTIKUM ANALISA LUMPUR PEMBORAN
Jurusan Teknik Perminyakan
Sekolah Tinggi Teknologi Minyak dan Gas Bumi Balikpapan
Tujuan Praktikum :
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
Analisa :
Pertanyaan :
1. Berdasarkan data, jelaskan fungsi dextrid, bentonite, dan quebracho!
2. Dalam percobaan ini, selain mengukur volume filtrate juga dilakukan
pengukuran pH. Apakah pengaruh pH terhadap kondisi lumpur pemboran?
3. Apakah mud cake diharapkan pada operasi pemboran?
4. Bagaimana cara mencegah filtrate loss yang terlalu besar?
Kesimpulan Sementara :
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
Anggota Kelompok :
Balikpapan,
1. .................................................
Disetujui untuk Laboratorium
2. .................................................
Analisa Lumpur Pemboran
3. .................................................
4. .................................................
5. .................................................
6. .................................................
7. .................................................
8. ................................................. Asisten Praktikum
PRAKTIKUM ANALISA LUMPUR PEMBORAN
Jurusan Teknik Perminyakan
Sekolah Tinggi Teknologi Minyak dan Gas Bumi Balikpapan
Tujuan Praktikum :
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
Analisa :
Vol KmnO4 = 7 ml
Vol filtrate = 10 ml
Kandungan Ion Besi (II) N K2Cr2O4 = 0.01 N
Vol K2Cr2O4 = 10 ml
PRAKTIKUM ANALISA LUMPUR PEMBORAN
Jurusan Teknik Perminyakan
Sekolah Tinggi Teknologi Minyak dan Gas Bumi Balikpapan
Pertanyaan :
1. Dari data, tentukan :
a. Total Alkalinitas
b. Kesadahan Total
c. Kesadahan Ca2+ dan Mg2+
d. Konsentrasi Klorida
e. Konsentrasi Ion Besi (I)
f. Konsentrasi Ion Besi (II)
2. Apa yang dimaksud dengan volume EDTA?
3. Jelaskan masing-masing kegunaan alkalinitas, kesadahan, kandungan ion
klor, dan ion besi serta analisa kegunaan kimia lumpur pemboran secara
umum!
Kesimpulan Sementara :
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
Anggota Kelompok :
Balikpapan,
1. .................................................
Disetujui untuk Laboratorium
2. .................................................
Analisa Lumpur Pemboran
3. .................................................
4. .................................................
5. .................................................
6. .................................................
7. .................................................
Asisten Praktikum
8. .................................................
PRAKTIKUM ANALISA LUMPUR PEMBORAN
Jurusan Teknik Perminyakan
Sekolah Tinggi Teknologi Minyak dan Gas Bumi Balikpapan
Tujuan Praktikum :
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
Analisa :
LD 16 9 4 32 1 5 9.5 11 13
LD + 7.5 gr NaCl 43 40 21 25 5 17 25 27 30
LD + 1.5 gr semen + 46 29 71 73 2 8 15 17 18
NH(H2PO4)
PRAKTIKUM ANALISA LUMPUR PEMBORAN
Jurusan Teknik Perminyakan
Sekolah Tinggi Teknologi Minyak dan Gas Bumi Balikpapan
LD + 15 gr Gypsum +
2.8 2.9 2.5 5.3 1.1
soda ash
LD + 1 gr semen 3 3.1 3 1
Pertanyaan :
1. Apa yang saudara dapatkan simpulkan tentang perubahan sifat fisik lumpur
setelah terkontaminasi?
2. Jika tidak ditanggulangin apa yang akan terjadi dengan pemboran sumur “X”
selanjutnya?
3. Jika ingin menangulangi setiap jenis kontaminan, langkah apa yang Saudara
lakukan! (analisa untuk masing-maing kontaminan)
PRAKTIKUM ANALISA LUMPUR PEMBORAN
Jurusan Teknik Perminyakan
Sekolah Tinggi Teknologi Minyak dan Gas Bumi Balikpapan
Kesimpulan Sementara :
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
Anggota Kelompok :
Balikpapan,
1. .................................................
Disetujui untuk Laboratorium
2. .................................................
Analisa Lumpur Pemboran
3. .................................................
4. .................................................
5. .................................................
6. .................................................
7. .................................................
Tujuan Praktikum :
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
Analisa :
Harga kapasitas tukar kation bentonite indobent : 75 meq/100 gr
Harga kapasitas tukar kation bentonite baroid : 48 meq/100 gr
Pertanyaan :
1. Bandingkan dari 2 jenis bentonite tersebut mana yang lebih bagus ? berikan
alasan!
Kesimpulan Sementara :
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
Anggota Kelompok :
Balikpapan,
1. .................................................
Disetujui untuk Laboratorium
2. .................................................
Analisa Lumpur Pemboran
3. .................................................
4. .................................................
5. .................................................
6. .................................................
7. .................................................
8. ................................................. Asisten Praktikum