ORIENTASI UMUM
4
Penyelidikan geologis dilakukan secara terus-menerus di Kalimantan
Timur sejak tahun 1970, sehingga ditemukannya Lapangan Badak pada tahun
1971 yang merupakan lapangan minyak dan gas alam. Kemudian pada tahun 1972
dilakukan beberapa eksploitasi dan berhasil menemukan gas berlebih yang
menandakan awal keberhasilan produksi.
Untuk mendukung kelancaran aktivitas tersebut, perusahaan VICO
Indonesia bekerjasama dengan PERTAMINA, agar dapat menggabungkan seluruh
proyek Liquid Natural Gas (LNG) sebagai industri minyak dan gas yang dapat
memenuhi sebagian permintaan minyak dan gas alam dari pembeli mancanegara.
Hubungan kerja yang dijalin VICO Indonesia tidak hanya dengan PERTAMINA
saja, tetapi juga dengan beberapa perusahaan asing.
Sejak didirikannya perusahaan HUFFCO, VICO Indonesia hingga saat ini
telah banyak melakukan pengembangan, antara lain dimulainya produksi di
lapangan Semberah pada bulan Desember 1991 dan dimulainya pengalihan gas
Lapangan Tatun Badak milik TOTAL Indonesie.
Saat ini produksi enam lapangan (Badak, Mutiara, Pamaguan, Nilam,
Lempake dan Semberah) menghasilkan 13000 BPD minyak dan kondensat, serta
360 MMSCFD gas alam.
Para ahli memperkirakan dalam masa yang akan datang, Indonesia tidak
akan mampu memproduksi minyak yang cukup untuk memenuhi kebutuhan
domestik. Skenario pesimistik mendorong PERTAMINA dan kontraktor lain bagi
hasil dan mengambil langkah penting untuk mencegah Indonesia menjadi importir
minyak.
PT. VICO Indonesia, sebagai perusahaan minyak dan gas utama yang
beroperasi di Indonesia mendukung upaya ini. Untuk mencapai tujuan tersebut,
perusahaan akan terus melanjutkan evaluasi terhadap potensi yang tersisa dan
mengebor seluruh prospek yang ekonomis. Cadangan tambahan sedang
dikembangkan sepanjang program eksplorasi dan pengembangan dapat menjamin
kemampuan pengiriman.
Proyek konstruksi pada tahun 1998 mencakup pipe line minyak Mutiara-
Nilam, perluasan fasilitas minyak Mutiara untuk pengembangan Lapangan Badak,
4
fasilitas eksport kondensat Bontang, pekerjaan kemampuan pengiriman tinggi
sumur-sumur Badak, modifikasi pabrik Badak untuk proyek North Tunu TOTAL
Indonesie, dan penekanan yang tinggi pada pekerjaan sumur digabungkan dengan
teknologi baru untuk meningkatkan pengiriman gas, ditambah fokus baru dalam
produksi minyak.
Lapangan Badak pertama kali ditemukan oleh Huffco pada bulan januari
1972 setelah dilakukan pengeboran sumur Badak #1. Lokasi lapangan Badak
terletak di wilayah VICO Indonesia yang sebelumnya bernama HUFFCO terletak
di sekitar delta sungai Mahakam.
Lokasi lapangan Badak berada di Kalimantan Timur terletak pada
koordinat 117o20’ 59,88” bujur timur dan 0o10’ 46,89” lintang selatan. Dan kira-
kira 150 km disebelah timur laut Balikpapan dan 60 km di sebelah timur
Samarinda. Lokasi lapangan Badak ini dapat di lihat pada gambar 2.1.
5
Stratigrafi lapangan Badak
Stratigrafi lapangan Badak terdiri dari tiga bagian, yaitu: bagian bawah,
tengah, dan atas. Seluruh formasi yang di tembus oleh sumur-sumur merupakan
sedimen klastik berupa batu pasir, batu lanau, dan serpih yang beselang-seling
dengan batu gamping dan batubara yang diendapkan dalam berbagai lingkungan
delta selama kurun waktu miosen tengah hingga pliosen awal. Karena
keterbatasan data, batas lithostratigrafi pada penampang tidak dapat di tetapkan
secara jelas dan data yang ditampilkan hanya pada zona produktifnya.
6
Lapisan batu bara yang tebal hingga 46% dari total urutan ini menunjukkan
lingkungan pengendapan delta plain.
Gambaran urutan sedimen diatas memperlihatkan progradasi delta
Mahakam kearah timur. Stratigrafi lapangan Badak dapat dilihat pada gambar
2.2
7
2.1.2 Sarana dan Fasilitas Produksi
Terdapat beberapa sarana dan fasilitas yang digunakan untuk menopang
produksi minyak dan gas bumi yang digunakan oleh VICO Indonesia. Sarana
dan fasilitas tersebut adalah :
1. Badak Wells
Dari data terakhir,lapangan badak memiliki 248 Wells dengan
85 active strings, dan produksi mencapai 65-70 MMscfd natural gas, 40-
60 BOPD oil, 500-700 BCPD kondensat dan 6000-12000 BWPD. Badak
wells tersebar di sekitar badak area, ini berbeda bedathan other field
that producing at flank area.
Berdasarkan produksi :
Adaptor Top
Connection SSV
Wing
Valve
Flowline
Valve
Topmaster
Swab
Valve Test -1
Bottom
Valve Test -2
master
Cassing
8
Berdasarkan tipe string :
Wellstatus :
2. Jaringan pipa
Jaringan pipa yang digunakan memiliki macam diameter yang berbeda,
berikut diameter pipa yang digunakan dalam jaringan pipa VICO
Indonesia :
9
a. Pipa alir produksi (flowline), untuk pipa alir produksi dari sumur
minyak ke satelit digunakan pipa berdiameter 3 inci, sedangkan untuk
gas digunakan pipa berdiameter 6 inci.
b. Pipa transportasi minyak dan gas (pipeline), minyak dari lapangan
Pamaguan dan Mutiara dikirim via kapal ponton ke pelabuhan Saliki,
kemudian dipompakan ke pusat penampung minyak di Badak melalui
pipa diameter 6 inci. Sedangkan dari lapangan Nilam dipompakan
langsung dengan menggunakan pipa diameter 12 inci, demikian juga
kondensat yang dikirim dari Bontang menggunakan pipa ukuran 12
inci. Hasil produksi gas dari Handil (Total Indonesie) dan dari lapangan
Nilam dialirkan ke stasiun pengolahan gas di Badak dengan
menggunakan pipa diameter 24 inci. Setelah mengalami pengeringan
gas, gas dikirim ke Bontang dengan menggunakan pipa berdiameter 36
inci dan 42 inci.
3. Pabrik (plant)
a. Badak oil plant
Fasilitas produksi yang digunakan untuk keperluan proses pemisahan
minyak dibagi menjadi tiga bagian, yaitu :
High pressure (HP) facility
Terdiri dari high pressure manifold, high pressure
productionseparator dan high production test separator. Aliran
fluida darisumur yang diproses pada fasilitas ini mempunyai tekanan
tubing (THP) 1.000 psig hingga 1.800 psig dengan tekanan operasi
separator 750 psig hingga 800 psig. Associated gas yang dihasilkan
oleh fasilitas ini dialirkan ke high pressure compressor di
stasiunkompresor.
10
Assosicated gas yang dihasilkan oleh fasilitas ini dialirkan ke medium
pressure compresor di stasiun kompresor.
Low pressure (LP) facility
Terdiri dari low-pressure manifold, low-pressure
productionseparator dan low-pressure test separator. Aliran fluida
dari sumur yang diproses pada fasilitas ini adalah yang mempunyai
tekanan tubing (THP) antara 200 psig hingga 500 psig dengan
tekanan operasi separator berkisar antara 80 psig dan 100 psig.
Associated gas yang dihasilkan oleh fasilitas ini dialirkan ke low-
pressure compressor di stasiun kompresor. Pemisahan pada separator
duafasa, dihasilkan gas dan liquid, dimana liquid tersebut selanjutnya
mengalami proses pemisahan secara tiga fasa pada kondisi low-low
pressure dengan tekanan operasi separator 34 psig. Minyak yang
dihasilkan oleh fasilitas ini, dialirkan ke chamber electric heater-
treater untuk proses terakhir sebelum dialirkan ke pusat pengumpulan
minyak. Proses pemisahan tiga fasa pada heater-treater pada tekanan
22 psig. Associated gas hasil pemisahan dialirkan ke low-low
pressure compressor di stasiun kompresor, sedangkan air hasil
pemisahan, dialirkan ke pollution control plant untuk proses
selanjutnya agar kandungan minyak berkurang menjadi lebih
kecil dari 25 ppm.
Medium dan high pressure facility untuk saat ini berstatus idle,
karenatekanan sumur di lapangan Badak telah mengalami penurunan status
tekanan menjadi low pressure dan very low pressure.
11
c. Badak gas compressor plant
Fasilitas untuk pemampatan gas atau pemampatan associated gas terdiri
dari :
Low-low pressure (LLP) compressor 1 unit, mempunyai
tekananhisap 16 psig dan tekanan kompresi 60 psig dengan kapasitas
1.8 mmcfd.
Low pressure (LP) compressor 4 unit, mempunyai tekanan hisap 60
psig dan tekanan kompresi 240 psig dengan kapasitas 35.0 mmcfd.
Medium Pressure (MP) Compressor 2 Unit,mempunyai tekanan
hisap 260 psig dan tekanan kompresi 720 psig dengan kapasitas 240
mmscfd.
High pressure (HP) compressor 3 unit, mempunyai tekanan hisap
680 psig dan tekanan kompresi 2000 psig dengan kapasitas 16
mmcfd (setiap unit).
12
4. Stasiun pengumpul minyak dan gas
Di lapangan Badak untuk produksi minyak hanya tersedia satu stasiun
pengumpul minyak dan disebut Badak oil station. Untuk uji produksi
masing-masing sumur minyak dilakukan pada fasilitas yang sudah ada di
stasiun ini, sedangkan untuk produksi gas ada tiga stasiun pengumpul yang
disebut satellite (north, central dan south). Ketiga satelit tersebut
menerima aliran fluida dari sumur-sumur gas sesuai dengan lokasi
terdekat, kemudian meneruskan aliran gas melalui pipa induk berdiameter
16 inci ke Badak gas-plant. Uji produksi masing-masing sumur gas
dilakukan pada fasilitas yang sudah tersedia di satelit-satelit tersebut.
b. Pompa transfer
Kegiatan memindahkan minyak dan kondensat dari masing-masing
tangki ke tangki blanding maka digunakan pompa listrik. Demikian
13
juga pengiriman minyak yang sudah di blending, menggunakan
pompa
listrik. Banyaknya pompa dan kapasitasnya adalah sebagai berikut :
6. Shutdown system
Fasilitas Badak Central Plant dilengkapi dengan shutdown system
untuk mengamankan fasilitas dan juga pekerjanya jika terjadi
ketidak-normalan dalam operasi. Shutdown system akan aktif bekerja
secara otomatis dan juga bisa diaktifkan secara manual dari control
room atau lokasi dari local plant.
Badak plant dilengkapi empat shutdown system yaitu :
a. Shutdown oil process (SDO)
b. Shutdown gas process (SDG)
c. Shutdown oil and gas process (SDN)
d. Emergency shutdown (ESD)
7. Control room
Semua aktifitas dalam plant maupun di stasiun-stasiun
dikendalikan dan diawasi dari control room. Untuk keperluan
pengendalian dan pemantauan VICO lapangan Badak mempunyai
fasilitas :
a. Distributed control system
b. Pipeline telemetry
14
2.2 Tugas dan Fungsi Bagian Produksi
Tugas utama bagian operasi produksi adalah mengelola sumur
produksi dan memproses fluida produksi dari sumur. Pengelolaan tersebut
meliputi proses memproduksikan maupun perawatan sumur untuk
mengoptimalkan hasil produksi. Secara umum, tugas bagian operasi produksi
antara lain sebagai berikut
1. Memproduksi minyak dan gas bumi dari dasar sumur ke permukaan.
2. Mengalirkan produksi minyak dan gas bumi dari sumur ke Stasiun
Pengumpul hingga Pusat Penampungan Produksi.
3. Memisahkan fluida produksi menjadi komponen minyak, gas, dan air.
4. Melakukan pengukuran-pengukuran dari dasar sumur hingga konsumen.
5. Melakukan perawatan atas semua fasilitas produksi.
6. Mengatasi permasalahan-permasalahan produksi dengan tujuan
mempertahankan kemampuan produksi.
7. Mengalirkan produksi minyak dan gas bumi ke konsumen.
8. Mengolah air formasi yang ikut terproduksi sehingga tidak
mencemari
lingkungan.
15
Gambar 2.6 Skema Organisasi Vico Indonesia
16