Anda di halaman 1dari 14

II.

ORIENTASI UMUM

2.1 Sejarah Singkat Lapangan

PT. VICO Indonesia adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang


eksplorasi dan produksi minyak dan gas bumi yang terletak di Kalimantan Timur
yang terbagi menjadi empat wilayah operasi yaitu Lapangan Badak, Lapangan
Nilam, Lapangan Mutiara dan Lapangan Semberah.
Perusahaan VICO mulai didirikan di Houston, Amerika Serikat yang
ditandai dengan pengeboran minyak pertama di Pensylvania. Pada saat itu
pemanfaatan minyak pada umumnya untuk pembuatan kerosin (minyak tanah).
Pada awalnya perusahaan VICO Indonesia dikenal dengan HUFFCO.
Perusahaan HUFFCO tersebut didirikan pada tahun 1958 oleh Roy M.
Huffington. Nama HUFFCO sendiri berasal dari singkatan Huffington Companies
yang merupakan nama dari pendiri sekaligus pemilik perusahaan tersebut.
Di Indonesia, HUFFCO berdiri pada tanggal 8 Agustus 1968 di Jakarta.
Perusahaan ini merupakan divisi dari perusahaan Roy M. Huffington. Pada saat
yang bersamaan dilakukan penandatanganan kontrak bagi hasil antara HUFFCO
dengan PERTAMINA. Dalam kontrak tersebut disetujui juga kesepakatan
bersama bahwa HUFFCO bertindak sebagai operator pelaksana produksi.
Pada tanggal 1 April 1990, operator produksi yang awalnya dipegang
HUFFCO dari divisi Roy M. Huffington, diserahkan kepada perusahaan minyak
asing lainnya yaitu Virginia Indonesia Company (VICO). Dalam peralihan ini
tidak ada perubahan mengenai kontrak bagi hasil dengan PERTAMINA maupun
peraturan-peraturan yang berlaku bagi pegawainya.
PT. VICO Indonesia merupakan Contractor Production Sharing (CPS)
dengan PERTAMINA, maka seluruh kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan
Vico Indonesia harus dikoordinasikan dengan suatu badan dimana sebagian besar
anggotanya berasal dari PERTAMINA. Badan yang dimaksud adalah Badan dan
Koordinasi Kontraktor Asing (BKKA). Tugas badan ini adalah untuk
mengkoordinir seluruh kegiatan karyawan yang ada pada perusahaan-perusahaan
asing yang bekerjasama dengan PERTAMINA.

4
Penyelidikan geologis dilakukan secara terus-menerus di Kalimantan
Timur sejak tahun 1970, sehingga ditemukannya Lapangan Badak pada tahun
1971 yang merupakan lapangan minyak dan gas alam. Kemudian pada tahun 1972
dilakukan beberapa eksploitasi dan berhasil menemukan gas berlebih yang
menandakan awal keberhasilan produksi.
Untuk mendukung kelancaran aktivitas tersebut, perusahaan VICO
Indonesia bekerjasama dengan PERTAMINA, agar dapat menggabungkan seluruh
proyek Liquid Natural Gas (LNG) sebagai industri minyak dan gas yang dapat
memenuhi sebagian permintaan minyak dan gas alam dari pembeli mancanegara.
Hubungan kerja yang dijalin VICO Indonesia tidak hanya dengan PERTAMINA
saja, tetapi juga dengan beberapa perusahaan asing.
Sejak didirikannya perusahaan HUFFCO, VICO Indonesia hingga saat ini
telah banyak melakukan pengembangan, antara lain dimulainya produksi di
lapangan Semberah pada bulan Desember 1991 dan dimulainya pengalihan gas
Lapangan Tatun Badak milik TOTAL Indonesie.
Saat ini produksi enam lapangan (Badak, Mutiara, Pamaguan, Nilam,
Lempake dan Semberah) menghasilkan 13000 BPD minyak dan kondensat, serta
360 MMSCFD gas alam.
Para ahli memperkirakan dalam masa yang akan datang, Indonesia tidak
akan mampu memproduksi minyak yang cukup untuk memenuhi kebutuhan
domestik. Skenario pesimistik mendorong PERTAMINA dan kontraktor lain bagi
hasil dan mengambil langkah penting untuk mencegah Indonesia menjadi importir
minyak.
PT. VICO Indonesia, sebagai perusahaan minyak dan gas utama yang
beroperasi di Indonesia mendukung upaya ini. Untuk mencapai tujuan tersebut,
perusahaan akan terus melanjutkan evaluasi terhadap potensi yang tersisa dan
mengebor seluruh prospek yang ekonomis. Cadangan tambahan sedang
dikembangkan sepanjang program eksplorasi dan pengembangan dapat menjamin
kemampuan pengiriman.
Proyek konstruksi pada tahun 1998 mencakup pipe line minyak Mutiara-
Nilam, perluasan fasilitas minyak Mutiara untuk pengembangan Lapangan Badak,

4
fasilitas eksport kondensat Bontang, pekerjaan kemampuan pengiriman tinggi
sumur-sumur Badak, modifikasi pabrik Badak untuk proyek North Tunu TOTAL
Indonesie, dan penekanan yang tinggi pada pekerjaan sumur digabungkan dengan
teknologi baru untuk meningkatkan pengiriman gas, ditambah fokus baru dalam
produksi minyak.

2.1.1 Geologi Lapangan Badak

Lapangan Badak pertama kali ditemukan oleh Huffco pada bulan januari
1972 setelah dilakukan pengeboran sumur Badak #1. Lokasi lapangan Badak
terletak di wilayah VICO Indonesia yang sebelumnya bernama HUFFCO terletak
di sekitar delta sungai Mahakam.
Lokasi lapangan Badak berada di Kalimantan Timur terletak pada
koordinat 117o20’ 59,88” bujur timur dan 0o10’ 46,89” lintang selatan. Dan kira-
kira 150 km disebelah timur laut Balikpapan dan 60 km di sebelah timur
Samarinda. Lokasi lapangan Badak ini dapat di lihat pada gambar 2.1.

Gambar 2.1 Peta Lokasi Lapangan Badak

5
 Stratigrafi lapangan Badak

Stratigrafi lapangan Badak terdiri dari tiga bagian, yaitu: bagian bawah,
tengah, dan atas. Seluruh formasi yang di tembus oleh sumur-sumur merupakan
sedimen klastik berupa batu pasir, batu lanau, dan serpih yang beselang-seling
dengan batu gamping dan batubara yang diendapkan dalam berbagai lingkungan
delta selama kurun waktu miosen tengah hingga pliosen awal. Karena
keterbatasan data, batas lithostratigrafi pada penampang tidak dapat di tetapkan
secara jelas dan data yang ditampilkan hanya pada zona produktifnya.

 Bagian Badak Bawah ( Lower Badak Sequence) 


Terdapat pada interval kedalaman 11.021 – 7.540 ft lithologi terdiri dari
batu lanau, batupasir kwarsa, serpih dengan beberapa sisipan lapisan batu
gamping. Lapisan batu gamping mempunyai penyebaran lateral dan konsisten,
sehingga dapat digunakan untuk korelasi di lapangan Badak. Di bagian bawah
urutan ini batu pasir relatif lebih tipis dan kompak dengan semen karbonat. Fauna
jarang ditemukan, kebanyakan bentos dan plantonik. bagian ini mewakili suatu
lingkungan distal-delta front

 Bagian Badak tengah (Middle Badak Sequence)


Terdapat pada interval kedalaman 7.540-2.450 ft dengan lapisan batupasir kwarsa
lebih banyak, lebih bersih dan lebih berporous dibandingkan dengan bagian
Badak. Bawah. Lapisan batubara atau lignite lebih dari 1% dari total bagian
ini.sedangakan batu gamping merupakan lapisan yang tipis. Kumpulan fauna
secara berangsur-angsur berkurang kearah atas dan tidak dijumpai formasi
plantonik. Berdasarkan pemeriaan batuan dan kumpulan fauna, bagian ini
menunjukkan lingkungan proximal-delta front.

 Bagian Badak Atas ( Upper Badak Sequence)


Terdapat pada interval kedalaman 2.450 ft sampai 200 ft. Lithologinya
terdiri dari batupasir kwarsa ke lanau, selang-seling batu lanau dan lempung.

6
Lapisan batu bara yang tebal hingga 46% dari total urutan ini menunjukkan
lingkungan pengendapan delta plain.
Gambaran urutan sedimen diatas memperlihatkan progradasi delta
Mahakam kearah timur. Stratigrafi lapangan Badak dapat dilihat pada gambar
2.2

Gambar 2.2 Stratigrafi Lapangan Badak

7
2.1.2 Sarana dan Fasilitas Produksi
Terdapat beberapa sarana dan fasilitas yang digunakan untuk menopang
produksi minyak dan gas bumi yang digunakan oleh VICO Indonesia. Sarana
dan fasilitas tersebut adalah :
1. Badak Wells
Dari data terakhir,lapangan badak memiliki 248 Wells dengan
85 active strings, dan produksi mencapai 65-70 MMscfd natural gas, 40-
60 BOPD oil, 500-700 BCPD kondensat dan 6000-12000 BWPD. Badak
wells tersebar di sekitar badak area, ini berbeda bedathan other field
that producing at flank area.

Posisi sumur di Badakterbagi menjadi3 region (North, Central


danSouth). Beberapa tipe sumur di Badak ;

Berdasarkan produksi :

a. GasWell : Sumur yang memproduksi gas


b. OilWell : Sumur yang memproduksi minyak

Adaptor Top
Connection SSV
Wing
Valve
Flowline
Valve

Topmaster
Swab
Valve Test -1

Bottom
Valve Test -2
master

Cassing

Gambar 2.3 Production Well

8
Berdasarkan tipe string :

a. Monobore : Hanya menggunakan 1 string pada 1 sumur


b. Dual String : Menggunakan 2 production tubing pada1 well
(Short String (Upper) & Long String(Lower))

Gambar 2.4 Tipe String

Berdasarkan arah sumur :

a. Vertical Well : Arah pemboran (Production tubing) berbentuk


vertical dari surface
b. Horizontal Well : Arah pemboran (Production tubing)
vertical dan berbelok beberapa derajat dari surface

Wellstatus :

a. Activestrings : Production tubing masih aktif dalam


production status
b. Cyclicwell : Production tubing masih aktif dalam
production status, tetapi tekanan fluida sudah lemah dan
membutuhkan build up dari tekanan tersebut
c. Deadwell : Sumur telah tidak berproduksi (shut in)

2. Jaringan pipa
Jaringan pipa yang digunakan memiliki macam diameter yang berbeda,
berikut diameter pipa yang digunakan dalam jaringan pipa VICO
Indonesia :

9
a. Pipa alir produksi (flowline), untuk pipa alir produksi dari sumur
minyak ke satelit digunakan pipa berdiameter 3 inci, sedangkan untuk
gas digunakan pipa berdiameter 6 inci.
b. Pipa transportasi minyak dan gas (pipeline), minyak dari lapangan
Pamaguan dan Mutiara dikirim via kapal ponton ke pelabuhan Saliki,
kemudian dipompakan ke pusat penampung minyak di Badak melalui
pipa diameter 6 inci. Sedangkan dari lapangan Nilam dipompakan
langsung dengan menggunakan pipa diameter 12 inci, demikian juga
kondensat yang dikirim dari Bontang menggunakan pipa ukuran 12
inci. Hasil produksi gas dari Handil (Total Indonesie) dan dari lapangan
Nilam dialirkan ke stasiun pengolahan gas di Badak dengan
menggunakan pipa diameter 24 inci. Setelah mengalami pengeringan
gas, gas dikirim ke Bontang dengan menggunakan pipa berdiameter 36
inci dan 42 inci.

3. Pabrik (plant)
a. Badak oil plant
Fasilitas produksi yang digunakan untuk keperluan proses pemisahan
minyak dibagi menjadi tiga bagian, yaitu :
 High pressure (HP) facility 

Terdiri dari high pressure manifold, high pressure
productionseparator dan high production test separator. Aliran
fluida darisumur yang diproses pada fasilitas ini mempunyai tekanan
tubing (THP) 1.000 psig hingga 1.800 psig dengan tekanan operasi
separator 750 psig hingga 800 psig. Associated gas yang dihasilkan
oleh fasilitas ini dialirkan ke high pressure compressor di
stasiunkompresor.

 Medium pressure (MP) facility 



Terdiri dari pressure manifold, production separator dan
productiontest separator medium. Aliran fluida dari fluida dari sumur
yang diproses pada fasilitas ini mempunyai tekanan tubing (THP) 500
psig hingga 800 psig dengan tekanan operasi separator 240 psig
hingga 270 psig.

10
Assosicated gas yang dihasilkan oleh fasilitas ini dialirkan ke medium
pressure compresor di stasiun kompresor. 

 Low pressure (LP) facility 

Terdiri dari low-pressure manifold, low-pressure
productionseparator dan low-pressure test separator. Aliran fluida
dari sumur yang diproses pada fasilitas ini adalah yang mempunyai
tekanan tubing (THP) antara 200 psig hingga 500 psig dengan
tekanan operasi separator berkisar antara 80 psig dan 100 psig.
Associated gas yang dihasilkan oleh fasilitas ini dialirkan ke low-
pressure compressor di stasiun kompresor. Pemisahan pada separator
duafasa, dihasilkan gas dan liquid, dimana liquid tersebut selanjutnya
mengalami proses pemisahan secara tiga fasa pada kondisi low-low
pressure dengan tekanan operasi separator 34 psig. Minyak yang
dihasilkan oleh fasilitas ini, dialirkan ke chamber electric heater-
treater untuk proses terakhir sebelum dialirkan ke pusat pengumpulan
minyak. Proses pemisahan tiga fasa pada heater-treater pada tekanan
22 psig. Associated gas hasil pemisahan dialirkan ke low-low
pressure compressor di stasiun kompresor, sedangkan air hasil
pemisahan, dialirkan ke pollution control plant untuk proses 
selanjutnya agar kandungan minyak berkurang menjadi lebih
kecil dari 25 ppm.
Medium dan high pressure facility untuk saat ini berstatus idle,
karenatekanan sumur di lapangan Badak telah mengalami penurunan status
tekanan menjadi low pressure dan very low pressure.

b. Badak Gas plant


Fasilitas untuk proses pengeringan gas terdiri dari :

 Plant-B dengan 3 unit dehydrator namun yang dua dalam kondisi
idle. Unit ini mampu memproses gas sebanyak 600 MMCFD 

 Condensate stabilizer 1 unit mampu memproses condensate 
sebanyak 15.000 BPD
Gas kering hasil pemisahan dikirim ke Bontang, sedangkan
condensate dialirkan ke pusat pengumpul minyak dan air dialirkan ke
polution control plant.

11
c. Badak gas compressor plant
Fasilitas untuk pemampatan gas atau pemampatan associated gas terdiri
dari :
 Low-low pressure (LLP) compressor 1 unit, mempunyai
tekananhisap 16 psig dan tekanan kompresi 60 psig dengan kapasitas
1.8 mmcfd. 

 Low pressure (LP) compressor 4 unit, mempunyai tekanan hisap 60
psig dan tekanan kompresi 240 psig dengan kapasitas 35.0 mmcfd. 

 Medium Pressure (MP) Compressor 2 Unit,mempunyai tekanan
hisap 260 psig dan tekanan kompresi 720 psig dengan kapasitas 240
mmscfd. 

 High pressure (HP) compressor 3 unit, mempunyai tekanan hisap
680 psig dan tekanan kompresi 2000 psig dengan kapasitas 16
mmcfd (setiap unit).

Gambar 2.5 Kompresor MP

12
4. Stasiun pengumpul minyak dan gas
Di lapangan Badak untuk produksi minyak hanya tersedia satu stasiun
pengumpul minyak dan disebut Badak oil station. Untuk uji produksi
masing-masing sumur minyak dilakukan pada fasilitas yang sudah ada di
stasiun ini, sedangkan untuk produksi gas ada tiga stasiun pengumpul yang
disebut satellite (north, central dan south). Ketiga satelit tersebut
menerima aliran fluida dari sumur-sumur gas sesuai dengan lokasi
terdekat, kemudian meneruskan aliran gas melalui pipa induk berdiameter
16 inci ke Badak gas-plant. Uji produksi masing-masing sumur gas
dilakukan pada fasilitas yang sudah tersedia di satelit-satelit tersebut.

5. Pusat pengumpul minyak


Fasilitas produksi pada pusat pengumpul minyak lapangan Badak
terdiri dari tangki-tangki dan pompa-pompa
a. Tangki timbun
Produksi minyak dan kondensat dari seluruh lapangan milik VICO
ditampung di tangki penimbun yang ada di pusat pengumpul minyak
lapangan Badak sebelum dikirim ke terminal Tanjung Santan.
Sedangkan minyak dari lapangan Wailawi di kirim ke kilang minyak
PERTAMINA di Balikpapan. Berikut jumlah tangki timbun dan
kapasitasnya yang terdapat di lapangan Badak :
Tabel 2.1 Tangki Timbun di Lapangan Badak

Tipe tangki Kapasitas / tangki Jumlah Keterangan


Floating Roof 110.000 bbl 2 buah blending
Floating Roof 30.000 bbl 2 buah minyak
Fixed roof 10.000 bbl 2 buah minyak
Fixed roof 30.000 bbl 2 buah condensate

b. Pompa transfer
Kegiatan memindahkan minyak dan kondensat dari masing-masing
tangki ke tangki blanding maka digunakan pompa listrik. Demikian

13
juga pengiriman minyak yang sudah di blending, menggunakan
pompa
listrik. Banyaknya pompa dan kapasitasnya adalah sebagai berikut :

Tabel 2.2 Tipe Pompa


Type pompa Kapasitas/pompa Banyaknya Keterangan
Rotary 2000 BPH 3 buah Minyak ke Santan
Vertical centrifugal 60 BPH 2 buah Minyak ke blending
Vertical centrifugal 60 BPH 2 buah Condensate ke blending
Vertical centrifugal 60 BPH 2 buah Booster

6. Shutdown system
Fasilitas Badak Central Plant dilengkapi dengan shutdown system
untuk mengamankan fasilitas dan juga pekerjanya jika terjadi
ketidak-normalan dalam operasi. Shutdown system akan aktif bekerja
secara otomatis dan juga bisa diaktifkan secara manual dari control
room atau lokasi dari local plant.
Badak plant dilengkapi empat shutdown system yaitu :
a. Shutdown oil process (SDO)
b. Shutdown gas process (SDG)
c. Shutdown oil and gas process (SDN)
d. Emergency shutdown (ESD)

7. Control room
Semua aktifitas dalam plant maupun di stasiun-stasiun
dikendalikan dan diawasi dari control room. Untuk keperluan
pengendalian dan pemantauan VICO lapangan Badak mempunyai
fasilitas :
a. Distributed control system
b. Pipeline telemetry

14
2.2 Tugas dan Fungsi Bagian Produksi
Tugas utama bagian operasi produksi adalah mengelola sumur
produksi dan memproses fluida produksi dari sumur. Pengelolaan tersebut
meliputi proses memproduksikan maupun perawatan sumur untuk
mengoptimalkan hasil produksi. Secara umum, tugas bagian operasi produksi
antara lain sebagai berikut
1. Memproduksi minyak dan gas bumi dari dasar sumur ke permukaan.
2. Mengalirkan produksi minyak dan gas bumi dari sumur ke Stasiun
Pengumpul hingga Pusat Penampungan Produksi.
3. Memisahkan fluida produksi menjadi komponen minyak, gas, dan air.
4. Melakukan pengukuran-pengukuran dari dasar sumur hingga konsumen.
5. Melakukan perawatan atas semua fasilitas produksi.
6. Mengatasi permasalahan-permasalahan produksi dengan tujuan
mempertahankan kemampuan produksi.
7. Mengalirkan produksi minyak dan gas bumi ke konsumen.
8. Mengolah air formasi yang ikut terproduksi sehingga tidak
mencemari
lingkungan.

2.3 Struktur Organisasi


Struktur organisasi Badak Operation (VICO Indonesia) dapat dilihat
pada
gambar 2.3 berikut :

15
Gambar 2.6 Skema Organisasi Vico Indonesia

16

Anda mungkin juga menyukai