Keterangan :
1.T - Screw
2. Pressure Inlet
3. Cell
4. Base Cup
5. Frame
6. Thumb Screw
Percobaan yang dilakukan kali ini adalah pengujian filtration loss, Tujuan
dari percobaan ini adalah untuk menentukan filtration loss dari suspensi semen
serta mengidentifikasi pengaruh penambahan additive PAC-L pada volume filtrat.
Filtration loss adalah masuknya cairan semen ke dalam formasi yang permeabel
akibat tekanan hidrostatis semen yang lebih besar dari tekanan formasi. Filtration
loss harus dijaga agar tidak terlalu berlebihan untuk menghindari terjadinya flash
set. Flash set adalah fenomena di mana suspensi semen kehilangan banyak air
sehingga menyebabkan suspensi semen mengerosi dinding lubang bor dan
suspensi semen membutuhkan tekanan lebih banyak untuk dapat didorong.
Pada Percobaan ini menggunakan alat filter press untuk menekan suspensi
semen. Dengan prinsip kerja penekanan sebesar 100 psi selama beberapa menit
sehingga di peroleh volume air filtrat yang ditadahi dengan gelas ukur.
Alat dan bahan yang di gunakan dalam praktikum kali ini adalah mixer,
timbangan digital, stopwatch, filter press, gelas ukur, kertas saring (filter paper),
semen portland kelas a, additive (PAC-L) dan air.
Prosedur percobaan ini diawali dengan membuat bubur semen dengan
komposisi 400 gram semen + 4 gram PAC-L + 184,22 ml air. PAC-L merupakan
additive yang berfungsi sebagai Fluid Loss Control Agent (FLCA). Lalu
Mempersiapkan peralatan filter press yaitu memasang filter paper dan meletakkan
gelas ukur di bawah silinder (cell) untuk menampung fluida filtrat yang keluar
nantinya. Lalu Menuangkan suspensi semen ke dalam silinder (cell) dan
menutupnya rapat. Kemudian mengalirkan udara atau gas N2 dengan tekanan 100
psi selama 30 menit. Lalu mengamati dan mencatat volume filtrat yang
tertampung pada menit ke-5, menit ke-7,5 dan menit ke-30, kemudian
pengamatan dihentikan dan pressure dimatikan.
Dari hasil percobaan diperoleh jumlah volume filtrat setelah penekanan
selama 5 menit yaitu 29 ml, pada menit ke-7,5 volume filtrat menjadi 30,2 ml dan
pada menit ke-30 diperoleh volume filtrat yang tertampung senilai 62,6 ml. Nilai
filtration loss tersebut harus dikoreksi sehingga diperoleh filtration loss 30 menit.
Berdasarkan perhitungan, didapatkan filtration loss 30 menit sebesar 62,6 ml.
Dengan persentase kesalahan sebesar 3,34 %. Pada percobaan ini menggunakan
additive jenis PAC-L yang merupakan additive yang berfungsi sebagai Fluid Loss
Control Agent (FLCA). Yang bertujuan untuk mengontrol besarnya filtration loss.
Berdasarkan grafik percobaan, dapat disimpulkan apabila penambahan
PAC-L dapat mengurangi filtration loss, sementara kontaminasi lumpur bor dapat
menambah filtration loss. PAC-L dapat mengurangi filtraton loss karena PAC-L
bersifat FLCA.
Aplikasi lapangan dari percobaan ini adalah untuk membuat formulasi
suspensi semen yang tepat agar tidak terjadi flash set. Pada primary cementing,
filtration loss yang diizinkan adalah sekitar 150-250 ml yang diukur selama 30
menit, sedangkan pada squeeze cementing, filtration loss yang diizinkan sekitar
55-65 ml selama 30 menit. Sehingga pada percobaan ini, nilai filtration loss
suspensi semen cenderung kecil.
6.7. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diperoleh dari percobaan ini adalah:
1. Filtration loss adalah masuknya cairan semen ke dalam formasi yang
permeabel akibat tekanan hidrostatis semen yang lebih besar dari tekanan
formasi.
2. Flash set adalah fenomena di mana suspensi semen kehilangan banyak air
sehingga menyebabkan suspensi semen mengerosi dinding lubang bor dan
suspensi semen membutuhkan tekanan lebih banyak untuk dapat didorong.
3. Hasil percobaan dan perhitungan:
Filtration Loss @5 menit = 29 ml
Filtration Loss @7,5 menit = 30,2 ml
Filtration Loss @30 menit = 62,6 ml
Filtration Loss terkoreksi @30 menit = 64,769 ml
4. Filtration loss adalah masuknya cairan semen ke dalam formasi yang
permeabel akibat tekanan hidrostatis semen yang lebih besar dari tekanan
formasi. Filtration loss harus dijaga agar tidak terlalu berlebihan untuk
menghindari terjadinya flash set. Pada primary cementing, filtration loss
yang diizinkan adalah sekitar 150-250 ml yang diukur selama 30 menit,
sedangkan pada squeeze cementing, filtration loss yang diizinkan sekitar
55-65 ml selama 30 menit.
5. Berdasarkan grafik percobaan, dapat disimpulkan bahwa penambahan
PAC-L dapat mengurangi filtration loss, sementara kontaminasi lumpur
bor dapat menambah filtration loss.
6. Aplikasi lapangan dari percobaan ini adalah untuk membuat formulasi
suspensi semen yang tepat agar tidak terjadi flash set.