qµB tp Δt
Pws = Pi – 162.6 . log ......................................................(5-1)
kh Δt
Dimana :
Pws = tekanan dasar sumur, psi
Pi = tekanan mula-mula reservoir, psi
q = laju (produksi) sebelum sumur ditutup, bbl/d
μ = viskositas minvak. cp
B = faktor volume formasi, bbl/stb
k = permeabilitas, mD
h = ketebalan formasi, ft
tp = waktu produksi sebelum sumur ditutup, jam
= (Np/q) x 24.
Δt = waktu penutupan sumur, jam
Shut-in
Production rate
q(t)
tp
∆t q(t)=0
p
0 Time
Dari persamaan (3-1), terlihat bahwa apabila Pws diplot terhadap log
(tp+Δt/Δt) akan merupakan garis lurus dengan kemiringan (slope, m) :
qµB
m = 162.6 ..................................................................................... (5-2)
kh
Berdasarkan konsep tersebut, maka harga permeabilitas dapat ditentukan
dari slope "m", sedangkan apabila garis tersebut diekstrapolasi ke harga Horner
Time (tp+Δt/Δt) sama dengan 1, maka secara teoritis harga Pws sama dengan
tekanan awal reservoir.
Possible P*
extrapolation
Wellbore pressure PR
Test data
C t rw
2
m
Selanjutnya apabila "S" ini :
Berharga positif berarti ada kerusakan (damaged) yang pada umumnya
dikarenakan adanya filtrat lumpur pemboran yang meresap kedalam
formasi atau endapan lumpur (mud cake) di sekeliling lubang bor pada
formasi produktif yang kita amati.
Berharga negatif berarti menunjukkan adanya perbaikan (stimulated),
yang biasanya teijadi setelah dilakukan pengasaman (acidizing) atau
suatu perekahan hidraulik (hydraulic fracturing).
Sedangkan adanya hambatan aliran yang terjadi pada formasi produktif
akibat adanya skin effect, biasanya diterjemahkan kepada besarnya penurunan
tekanan, ΔPs yang ditentukan menggunakan persamaan
ΔPs = 0.87 in S , Psi ..............................................................................(5-4)
Sehingga besarnya produktifitas formasi (PI) dan atau flow efficiency
(FE) berdasarkan analisa pressure build-up ini dapat ditentukan menggunakan
persamaan :
q
PI = , BPD/Psi .............................................................. (5-5)
P * - Pwf - Ps
dan
P * - Pwf - Ps
FE = x 100% ................................................................. (5-6)
P * - Pwf
Sedangkan untuk mengetahui besarnya radius of investigation (ri) dapat
ditentukan menggunakan persamaan:
kt
ri 0.03 , ft ………..................................................................(5-7)
μC t
dimana:
Ct = kompresibilitas, psi-1
Tahapan untuk melakukan analisa pressure build-up berdasarkan metode
Horner adalah :
a. Berdasarkan data-data PBU buat tabulasi yang menghubungkan harga
Pws terhadap Horner time (tp+∆t/∆t).
b. Plot harga-harga Pws vs (tp+∆t/∆t) pada grafik semilog.
c. Buat garis ekstrapolasi berdasarkan plot harga tersebut (langkah 2)
sampai harga (tp+∆t/∆t) = 1, maka akan didapatkan harga tekanan statis
reservoir (P*).
d. Tentukan besarnya slope (m) pada bagian garis yang lurus grafik
tersebut.
e. Tentukan besarnya permeabilitas (k).
f. Tentukan besarnya harga P1jam yang diambil pada bagian garis
ekstrapolasi.
g. Tentukan skin factor, dan berdasarkan harga skin tersebut tentukan apa
yang terjadi pada formasi produktif yang diamati.
h. Tentukan produktivitas formasi (PI).
i. Tentukan Flow Eficiency (FE).
j. Tentukan besarnya radius of investigation (ri).
k. Buat analisanya dari hasil-hasil yang didapatkan.
3.3. PROSEDUR ANALISA
1. Berdasarkan data yang diberikan, menghitung harga Horner time (tp+∆t)/
∆t dan mentabulasikan untuk setiap data ∆t yang diberikan (apabila ∆t
dalam menit maka tp juga dalam menit, bila ∆t dalam jam, maka tp juga
dalam jam).
2. Berdasarkan data-data Pws membuat tabulasi ∆Pws untuk setiap data yang
ada.
3. Memplot harga ∆t vs ∆Pws pada grafik log-log untuk menentukan harga
End of Wellbore Storage (EOWB) di mana ∆t sebagai sumbu x dan
∆Pws sebagai sumbu y.
4. Membuat garis 450 dan disejajarkan dengan hasil plot grafik pada
langkah ketiga untuk menentukan ∆t EOWB (EOWB ditentukan dari
titik pisah antara garis 450 dengan plot grafik pada langkah 3 dan
kemudian hasilnya ∆t ditambahkan 1.5 cycle dan mencatat harganya
sebagai ∆t EOWB).
5. Memplot harga Horner time (sumbu x) vs ∆Pws (sumbu y) pada grafik
semilog.
6. Membuat grafik ekstrapolasi (dengan menghitung harga (tp+∆t EOWB)/
∆t EOWB ) pada grafik langkah 5 dan memplot harga tersebut pada
grafik, kemudian menarik trendline pada titik-titik di sekitar harga (tp+∆t
EOWB)/ ∆t EOWB kemudian menentukan persamaan garisnya.
7. Mengekstrapolasikan garis pada langkah 6 sampai pada harga (tp+∆t)/ ∆t
= 1, maka didapatkan harga tekanan statis reservoir (P*).
P1 - P2
8. Menentukan besarnya slope m = pada bagian garis lurus dari
1 cycle
grafik tersebut (misal P1 = harga P pada (tp+∆t)/ ∆t =0,1 ; P2 = harga P
pada (tp+∆t)/ ∆t = 0,01).
9. Menentukan permeabilitas dengan persamaan :
qxxB
k = 162,6 x
mxh
10. Menentukan besarnya harga P 1 jam yang diambil pada bagian garis
ekstrapolasi dengan menghitung harga Horner time pada waktu <tp+1
jam>.
11. Menentukan besarnya Faktor Skin dengan persamaan :
P -P k
S = 1.151 1 jam 3,23
wf
- log
m ..Ct.rw 2
12. Menentukan harga ∆Ps dengan persamaan :
∆Ps = 0.87 x m x s
13. Menentukan produktivitas formasi/Productivity Index (PI) dengan
persamaan :
q
PI =
P * -Pwf - Ps
14. Menentukan Flow Efficiency (FE) dengan persamaan :
P * -Pwf - Ps
FE = x 100%
P * -Pwf
15. Menentukan besarnya Radius of Investigation (ri) dengan persamaan
k xt
ri = 0,03
x x Ct
16. Membuat analisa dari hasil yang didapatkan.
17. Metode yang digunakan adalah metode MBH.
- Mendapatkan harga P* dari metode Horner (untuk reservoir terbatas,
P* ini dikenal sebagai ‘false Pressure’)
- Mendapatkan juga harga kemiringanya (slope,m).
- Memperkirakan besarnya harga tekanan rata-rata reservoir (P)
menggunakan persamaan :
m
P = P*- PDMBH (tpDA)
2,303
di mana : PDMBH atau dikenal sebagai ‘MBH dimensionless
pressure’ tergantung pada daerah pengurasanya,
sedangkan harga absisnya (tpDA) didapat dengan
persamaan : tpDA = 0,0002367.k.tp/(Ф.µ.Ct.A)
3.4. DATA DAN PERHITUNGAN
3.4.1. Data
Diketahui data-data reservoir sebagai berikut:
Laju produksi, (q) = 381,4 bbl/day
Tekanan alir dasar sumur, (Pwf) = 1354,28 psi
Jari-jari sumur, (rw) = 0,35417 ft
Porositas, () = 0,15
Ketebalan formasi produktif, (h) = 101,706 ft
Viscositas minyak , (o) = 0,67971 cp
Kompressibilitas total, (Ct) = 4 x 10-5 psi-1
Faktor Volume Formasi Minyak, (Bo) = 1,32356 RB/STB
Lama sumur diproduksikan (tp) = 13 jam
Tabel III-3.
Data Tekanan dan Waktu Test
3.4.2. Perhitungan
1. Menentukan harga EOWB
Berdasarkan data awal waktu mulai produksi hingga waktu awal analisa
pressure build up untuk case PARANGTRITIS#2 diperoleh harga EOWB
= 10 jam.
2. Menentukan m (dari grafik tp t Vs. P)
t
m = 1595 psi – 1568 psi
= 3 psi/cycle
3. Menentukan P* (P Statik)
P* diperoleh dengan jalan meneruskan garis plot antara Pws dengan
tp t
sampai memotong sumbu Pws, sehingga didapat harga :
t
P* = 1595 psi.
4. Menentukan k (Permeabilitas)
162.6q B
k =
mh
= 182,8523 mD
5. Menentukan P 1 jam
tp t
Dapat ditentukan dari data grafik Vs. P dimana t = 1 jam
t
diperoleh harga :
P 1 jam = 1858,59 psi
6. Menentukan S (Skin)
P1 jam Pwf k
S = 1.151 log 3.23
2
m Ct rw
= 86,22922
7. Menentukan Ps
Ps = 0,87 m s
= 225,0583 psi
8. Menentukan PI (Productivity Index)
q
PI =
P * Pwf Ps
= 0,818845 bbl/day/psi
9. Menentukan FE (Flow Efficiency)
P * Pwf Ps
FE = x100 %
P * Pwf
= 6,5 %
10. Menentukan ri (Radius of Investigation)
kt
ri = 0.03
Ct
= 200,8788 ft
3.4.3. GRAFIK