Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN MINGGUAN

PRAKTIKUM ANALISA TEKANAN


ANALISA PRESSURE DRAWDOWN (PDD) TESTING

Disusun Oleh :
NAMA : AKBAR PURNAMASIDI
NIM : 113170040
PLUG : SP

STUDIO PRAKTIKUM ANALISA TEKANAN


JURUSAN TEKNIK PERMINYAKAN
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ”VETERAN”
YOGYAKARTA
2019
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN MINGGUAN
PRAKTIKUM ANALISA TEKANAN
ANALISA PRESSURE DRAWDOWN (PDD) TESTING

Disusun Oleh :

NAMA : AKBAR PURNAMASIDI


NIM : 113170040
PLUG : SP

Disetujui untuk Praktikum Analisa Tekanan


Jurusan Teknik Perminyakan
Fakultas Teknologi Mineral
Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Yogyakarta

Asisten Praktikum

Ismi Hasanah
(113150021)
BAB IV
ANALISA PRESSURE DRAWDOWN

4.1. LATAR BELAKANG


Pressure drawdown test merupakan satu tes sumur yang bertujuan untuk
menetukan sifat fisik reservoir maupun tekanan reservoir. Pada prinsipnya, data
tekanan yang dicatat dalam funsi waktu dari hasil pressure drawdown test ini
sangat penting digunakan dalam menetukan sifat reservoir yang meliputi
permeabilitas formasi (k) dan faktor skin (S) yang menunjukan tingkat kerusakan
formasi. Pada pressure drawdown test laju alir dianggap tetap dan penurunan
tekanan dasar sumur dimonitor secara kontinyu. Terdapat keuntungan secara
ekonomis dari melakukan pengujian ini yaitu maish di perolehnya produksi
minyak selama pengujian (tidak seperti pressure build up test) sedangkan
keuntungan teknis yaitu dapat memperkirakan volume pori-pori yang berisi fluida
yang dapat di kuras. Tetapi juaga terdapat kelemahan dari pengujian ini, yaitu sulit
sekali dalam mempertahankan laju aliran tetap selama pengujian berlangsung.
4.2. TUJUAN ANALISA
Parameter yang didapat dari hasil analisa Pressure Drawdown Testing ini
diantaranya untuk menentukan:
a. Permeabilitas formasi (k)
b. Faktor skin (S)
c. Volume pori-pori yang berisi fluida (Vp)
4.3. DASAR TEORI
Pressure Drawdown Testing adalah suatu pengujian yang dilaksanakan
dengan jalan membuka sumur dan mempertahankan laju produksi tetap selama
pengujian berlangsung. Sebagai syarat awal, sebelum pembukaan sumur tersebut
tekanan hendaknya seragam di seluruh reservoir yaitu dengan menutup sumur
sementara waktu agar dicapai keseragaman tekanan di reservoirnya.
Gambar 4.1.
Aliran Radial ke Lubang Sumur Pada Pengujian PDD (Ideal)

Gambar 4.2.
Grafik Pengujian Pressure Drawdown
Pada dasarnya pengujian ini dapat dilakukan pada :
a. Sumur baru
b. Sumur-sumur lama yang telah ditutup sekian lama hingga dicapai
keseragaman tekanan reservoir.
c. Sumur-sumur produktif yang apabila dilakukan Pressure Build-Up test, yang
punya sumur akan sangat merugi.
Berdasarkan pada rejim aliran yang terjadi, maka metoda analisa Pressure
Drawdown Test dapat dibagi menjadi tiga, yaitu :
a. Pada saat periode transien.
b. Periode transien lanjut.
c. Periode semi mantap (pseudo steady-state atau semi steady state)
4.3.1. Analisa Pressure Drawdown Pada Periode Transien (Infinite Acting)
Apabila suatu sumur di produksi dengan laju aliran tetap dan tekanan awal
reservoirnya = Pi, maka persamaan tekanan pada lubang bor (r D = 1) yang
dinyatakan dalam variabel tidak berdimensi, adalah :
PD = ½ ln (tD) + 0.80907 …….....……………………………………….(4-1)

Gambar 4.3 Efek Batas Reservoir Terhadap Gangguan Tekanan


Setelah tD/rD2 > 100 dan setelah efek wellbore storage menghilang, maka
akhirnya akan didapat :

P wf =Pi−
162 . 6 qμB
kh [
logt +log
k
φμ Ctr 2w ( )
−3 .2275+ 0. 86859 S
] ..........(4-
2)
Dari persamaan (3-2), terlihat bahwa plot antara Pwf versus log (t)
merupakan garis lurus dengan kemiringan (slope = m) :
162. 6 qμB
m=−
kh ......................................................................................
(4-3)
Dalam dunia teknik perminyakan, biasanya orang memilih waktu t = 1 jam
dan mencatat Pwf pada saat itu sebagai P1hr. Dengan menggunakan konsep ini kita
dapat menentukan skin “S” menggunakan persamaan :

S=1 .151
[ Pi−P 1hr
m
−log
k
(
φμCtr 2w
+3 .2275
) ] .........................................

(4-4)

Ada dua grafik yang selalu harus dilakukan didalam menganalisa Pressure
Drawdown pada periode infinite acting ini, yaitu log-log plot untuk menentukan
wellbore storage dan semilog plot untuk menentukan karakteristik formasi.
a. Log-Log Plot Untuk Menentukan Wellbore Storage
Grafik log ( Pi – Pwf) vs log (t) ini digunakan untuk menentukan kapan saat
berakhirnya efek dari wellbore storage. Saat mencapai garis lurus semi-log
dapat diperkirakan dengan :
( 200 , 000+12 , 000 S ) Cs
t>
kh
μ ......................................................................(4-
5)
Perkiraan besarnya Cs (bbl/psi), adalah :
qB Δt
Cs=
24 ΔP ............................................................................................(4-
6)
dimana t dan P adalah harga yang dibaca dari suatu titik pada garis lurus
“unit slope” tersebut.
b. Semilog Plot Untuk Menentukan Karakteristik Formasi
Grafik ini adalah semilog plot antara Pwf vs log (t). Dengan membaca
kemiringannya (m), maka permeabilitas formasi dapat ditentikan, yaitu:
162 . 6 qμB
k=−
mh .....................................................................................
(4-7)
(Catatan : “m” akan berharga negatif sehingga menghasilkan permeabilitas
yang positif).
Satu hal yang harus dicatat :
P1hr harus dibaca pada garis lurus semilognya. Jika data tersebut tidak
terletak pada garis lurus, maka harus dilakukan ekstrapolasi dan harga
itulah yang digunakan untuk menghitung faktor skin menggunakan
persamaan (4-4).
Tahapan atau langkah-langkah untuk melakukan analisa Pressure
Drawdown Test berdasarkan periode Transien (Infinite Acting), adalah sebagai
berikut :
a. Memplot data Pwf vs log (t) pada kertas semilog.
b. Menentukan saat berakhirnya periode transien yang ditandai dengan telah
terjadinya deviasi dari garis lurus hasil plot Pwf vs log (t). Saat ini berarti
juga bahwa aliran memasuki periode transien lanjut dan Pseudosteadystate.
c. Menentukan kemiringan (slope m) pada daerah periode aliran transien
(garis lurus).
d. Menentukan besarnya permeabilitas formasi (k) menggunakan persamaan
(4-3).
e. Menentukan factor skin (S) menggunakan persamaan (4-4).
4.3.2. Analisa Pressure Drawdown Pada Periode Transien Lanjut
Pengembangan teori analisa tekanan pada periode transien lanjut didasarkan
pada persamaan untuk reservoir silindris yang terbetas dengan melibatkan
tambahan penurunan tekanan akibat adanya skin, yaitu :

[ re
( ) ]

qμ 2 kt 3
Pi−P wf = + ln − + S+ 2 ∑ Bn ( α n , r eD ) Exp ( −α 2n ,t DW )
2 π kh φμCtr 2 rw 4 n=1
w (4
-8)
Apabila laju aliran tetap, maka tekanan rata-rata pada reservoir ini adalah :
qt
P̄=Pi
φ Cthr
e2 .......................................................................................(4-
9)
Jadi persamaan yang umum dapat dituliskan sebagai :
Pwf −P=0 . 84
qμB
2 π kh
Exp
[
−14 .68919 kt
φμ Ctr 2
e
] ………..…………………..(4-

10)

atau persamaan (4-10) tersebut dapat dituliskan sebagai :

[ (
log ( Pwf −P )= log 118 . 6
qμB
2 π kh )]

0 . 00168 kt
φμ Ctr 2
e ......................................(4-

11)

Dari persamaan (3-11) grafik log (Pwf-P) vs t harus merupakan garis lurus
dengan kemiringan :
kt
β=0 . 00168
φμ Ctr
e3 .............................................................................(4-

12)

dan titik potong terhadap sumbu tegak (b), adalah :


qμB
b=118. 6
kh .......................................................................................(4-

13)

Plot antara log (Pwf-P) vs t akan linier asalkan P diketahui besarnya. Tetapi
sayangnya tidak, sehingga pada metoda ini harus dilakukan coba-coba
menggunakan suatu harga P. Apabila harga P tadi cocok dengan kondisi yang ada,
maka akan didapatkan garis lurus dan apabila garis lurus telah didapatkan, maka
permeabilitas dihitung dengan :
qμB
k =118 .6
bh ......................................................................................(4-

14)

Volume pori sejauh daerah pengurasan (drainage volume) sumur yang diuji
dapat diperkirakan (bbl), yaitu:
qB
Vp=0 . 1115
β bC ..................................................................................(4-

15)

Faktor skin dapat pula ditentukan, yaitu :


re
S=0 . 84 ( Pave−P
b
−ln ) ( )
rw
+0 . 75
.....................................................(4-

16)

bS
P(skin )=
0 .84 ......................................................................................(4-
17)
Tahapan atau langkah-langkah untuk melakukan analisa Pressure
Drawdown Test berdasarkan periode transien lanjut, adalah sebagai berikut :
a. Memplot data log (Pwf-P) vs t pada kertas semilog.
b. Menentukan besarnya harga P secara coba-coba sampai memberikan garis
lurus pada plot grafik log (Pwf-P) vs t.
c. Mengekstrapolasikan grafik pada harga P yang memberikan garis lurus
tersebut sampai harga t = 0, sehingga didapatkan harga titik potongnya
(harga b).
d. Menentukan kemiringan (slope, ).
e. Menentukan permeabilitas (k) menggunakan persamaan (4-14).
f. Menentukan besarnya volume pori-pori sejauh daerah pengurasan (Vp)
dengan persamaan (4-15).
g. Menentukan factor skin (S) menggunakan persamaan (4-16).
4.3.3. Analisa Pressure Drawdown Pada Periode Semi Steadystate
Pengujian ini terutama untuk menentukan volume reservoir yang
berhubungan dengan sumur yang diuji, oleh sebab itu disebut “reservoir limit
testing”. Persamaan dasar yang digunakan adalah :
Pwf =Pi−141 .2
kh [
qμB 0 . 000527 kt
2
φμ Ctr e
+ln r eD −
3
4 ] .………………………(4-

18)

Dari persamaan (4-18), plot antara Pwf vs t merupakan suatu garis lurus
dengan kemiringan :
q
βL=
πφ Ctr
e2 .........................................................................................(4-

19)

Kemudian dengan mengetahui kemiringan ini, maka drainage volume (bbl)


dapat ditentukan, yaitu :
qB
Vp=0 . 0418
β L C ................................................................................. (4-

20)

Tahapan atau langkah-langkah untuk melakukan analisa Pressure


Drawdown Test berdasarkan periode Semi Steadystate, adalah sebagai berikut :
a. Memplot antara Pwf vs t pada kertas Cartesian.
b. Menentukan kemiringan (slope, ) dari grafik tersebut.
c. Menentukan besarnya volume pori-pori sejauh daerah pengurasan (Vp)
dengan persamaan (4-20).
Catatan :
Vp yang didapatkan dengan menganalisa periode transien lanjut dan periode
semi steady-state biasanya akan memberikan harga yang relatif sama. Apabila
tidak sama, maka Vp yang didapatkan dari periode semi steadystate lebih
representatif.
4.3.4. Penentuan Bentuk Reservoir Dari Data Pressure Drawdown Test
Berdasarkan Periode Semi Steadystate dan Infinite Acting
Pada umumnya persamaan aliran pada periode Pseudosteadystate untuk
setiap bentuk reservoir, adalah :
Pd ( t D ) =2 πt DA +1/ 2 ln
[( ) A
r 2
w
+ ln
2 . 2458
(
CA )] ........................................(4-
21)
Dengan mengkombinasikan persamaan diatas pada persamaan :
kh ( Pi−Pwf )
PD =
141. 2 qμB ...................................................................................(4-

22)

maka akan diperoleh :


Pwf = m*t + Pint ...................................................................................(4-23)
Dimana:

Pin =Pi−70 . 6
qμB
kh [()
A
ln 2 +ln
rw
2 .2458
CA (
+2 S
) ] ..…..………………...(4-

24)

m* dan Pint didapat dari plot Pwf vs t (periode semi steady state), yaitu :
m* adalah kemiringan dan Pint didapat dengan mengekstrapolasi garis liniernya ke
t = 0.
Selanjutnya bentuk reservoir (reservoir shape) diperkirakan dari :

C A =5 . 456
m
m∗¿ [ P −Pint
Exp 2 . 303 1 hr
m ]
¿ ...................................................(4-

25)

dimana : m dan P1hr diperoleh dari semilog plot Pwf vs log (t) untuk periode
infinite acting.
Tahapan atau langkah-langkah untuk penentuan bentuk reservoir (reservoir
shape) dari data Pressure Drawdown Test Berdasarkan Periode Semi Steadystate
dan Infinite Acting, adalah sebagai berikut :
a. Memplot antara Pwf vs t pada kertas Cartesian, kemudian lakukan
ektrapolasi sampai pada t = 0, kemudian tentukan titik potongannya (Pint.).
b. Menentukan kemiringan periode semi steady-state pada grafik tersebut
(slope, m*).
c. Memplot antara Pwf vs t pada kertas semilog, kemudian tentukan
kemiringan periode transien pada grafik tersebut (slope, m).
d. Menentukan harga P1 jam pada grafik langkah c.
e. Menentukan besarnya shape factor (CA) menggunakan (4-25).
f. Dengan menggunakan Tabel Dietz Shape Factor (lampiran 6) untuk
mendapatkan bentuk reservoir yang mendekati harga shape factor (C A) hasil
perhitungan pada langkah e.
g. Tentukan besarnya harga (tDA)PSS tersebut tentukan bentuk reservoir yang
sesuai dengan table Dietz tersebut (langkah f).
4.3.5. Prosedur Analisa
1. Dari data yang diberikan, menghitung harga ∆P untuk setiap data yang
ada.
2. Dari data yang ada, membuat plot grafik sebagai berikut :
a. Grafik log ∆t (sumbu x) vs log ∆P (sumbu y)
b. Grafik log ∆t (sumbu x) vs Pwf (sumbu y)
c. Grafik kartesian ∆t (sumbu x) vs Pwf (sumbu y)
3. Menentukan harga EOWB dari grafik ∆t vs log ∆P dengan membuat
garis lurus 45o. Kemudian menggeser sejajar sampai menyinggung
grafik. Harga EOWB diperoleh dari pembelokan pertama grafik dengan
garis 45o ditambah 1,5 cycle.
4. Menentukan nilai slope (m), P 1 jam , k, S, ∆P, Pwf, PI, dan FE dengan
menggunakan grafik log ∆t vs Pwf.
5. Memasukkan nilai EOWB pada grafik log ∆t vs Pwf, kemudian
menentukan trendline dan persamaan garis dari titik-titik di sekitar harga
EOWB tersebut. Kemudian memperpanjang trendline yang sudah
terbentuk.
6. Menentukan harga slope (m) dengan pembacaan harga tekanan pada
trendline yang terbentuk.
7. Menentukan P 1 jam yang diperoleh dengan menarik garis ke atas pada ∆t
= 1 jam sampai menyentuh trendline yang ada dan membaca harga
tekanannya.
8. Menentukan besarnya harga permeabilitas (k) dengan persamaan :

q×μ×Β
k = 162,6 m×h
9. Menentukan besarnya harga faktor skin (S) dengan persamaan :

S = 1,151

[ i ( P −P
10. Menghitung
m
1jam
∆t EOWB
) k
−log dengan menggunakan
Φ×μ×C t ×r 2 ]
+3 .23 persamaan :
a. Menghitung konstanta wellborew storage dengan persamaan

Cs =
b. Membuat garis trendline
q×B o×Δtdari grafik log ∆t vs log ∆P. Harga ∆t dan
24×ΔP dengan menentukan titik pada saat dimulai
∆P pada rumus diperoleh
perpisahan garis linier (trendline) pada grafik log ∆t vs log ∆P.
Kemudian dari titik tersebut menarik garis sehingga berpotongan
dengan sumbu x dan sumbu y. Membaca harga ∆t pada sumbu x dan
membaca harga ∆P pada sumbu y.
c. Menghitung twbs dengan persamaan :

(20 .000 + 12 . 000 x S) x Cs


twbs = (k×h)/μ

11. Menentukan ∆P skin dengan persamaan :

∆Ps = 0,87 x m x S

12. Menentukan harga Pwf dengan persamaan :

Pwf =
13. Menentukan FE dengan persamaan :

Ρi−
FE =
162.6×q×μ×B
k×h
P*− P wf - ΔPs
14. Menentukan
log ( t )+log

PI dengan
[ k
(
Φ×μ×Ct×r w
persamaan :
x 100 %
2 )
−3.2275+0.86859S
]
P* - P wf
PI =
q
P*− P wf -harga
15. Menentukan ΔPs re. Dari grafik log ∆t vs Pwf dapat diketahui harga tpss
selanjutnya dihitung harga re

re =

√ 0,0015 x k x t
16. Penentuan volume pss
pori dengan grafik kartesian ∆t vs ∆P. Menentukan :
φ x μ x Ct
δ P wf P wf 1 - P wf 2
( )
δ t
=
t1 - t 2
17. Menghitung volume pori dengan persamaan :

Vp = -
0,234 x q x Bo
Ct x δ P wf /δ t

4.4. DATA DAN PERHITUNGAN


4.4.1. Data Analisa
a. Laju Produksi = 500 bbl/day
b. Porositas (Ф) = 0,2
c. Viskositas minyak (μo) = 0,8 cp
d. Kompressibilitas total (Ct) = 0,00001 psi-1
e. Jari-jari sumur (rw) = 0,328 ft
f. Ketebalan formasi produktif (h) = 33 ft
g. Faktor volume formasi (Bo) = 1,2 RB/STB
h. Tekanan mula – mula (Pi) = 3000 Psi
i. Temperatur (T) = 210 oF = 210 + 460 = 670 oR

Tabel III-1
Data
Analisa
Pressure
Draw
Down
(PDD)
TestXNo t, Jam Pwf, psi dP, psi
1 0,0109 2976 24
2 0,0164 2964 36
3 0,0218 2953 47
4 0,0273 2942 58
5 0,0328 2930 70
6 0,0382 2919 81
7 0,0437 2908 92
8 0,0441 2897 103
9 0,0546 2886 114
10 0,109 2785 215
11 0,164 2693 307
12 0,218 2611 389
13 0,273 2536 464
14 0,328 2469 531
15 0,382 2408 592
16 0,437 2352 648
17 0,491 2302 698
18 0,546 2256 744
19 1,09 1952 1048
20 1,64 1828 1172
21 2,18 1768 1232
22 2,73 1734 1266
23 3,28 1712 1288
24 3,82 1696 1304
25 4,37 1684 1316
26 4,91 1674 1326
27 5,46 1665 1335
28 6,55 1651 1349
29 8,74 1630 1370
30 10,9 1587 1413
31 16,4 1568 1432
32 27,3 1554 1446
33 32,8 1543 1457
34 38,2 1533 1467
35 43,7 1525 1475
36 49,1 1517 1483
37 54,6 1511 1489
38 65,5 1500 1500
39 87,4 1482 1518
40 109,2 1468 1532
41 163,8 1440 1560
42 218,4 1416 1584
43 273 1393 1607
44 327,6 1370 1630
Tabel III-2

Tabulasi pada Grafik Log Δt vs Log ΔP


XGRAFIK 1: Log dt vs Log dP
EOWB 6,55 jam
dP 215 psi
dt 0,11 jam
Cs 0,012790698

Tabel III-3
Tabulasi pada Grafik Log Δt vs Pwf
XGRAFIK 2: Log dt vs Pwf
Log dt (X) Pwf (y)
1 1820
10 1624
100 1428
P* = 2196 psi
m = 196
P1 jam = 1820 psi
k = 10,05565863 mD
S = 1,707928974
Cs = 0,010658915
twbs = 5,666012787 jam
dPs = 291,2360487 psi
Pwf = 1672,431156 psi
FE = 44,37483209 %
PI = 2,152085327 BPD/Psi

Tabel III-4
Tabulasi pada Grafik Δt vs Pwf
XGRAFIK 3: dT vs Pwf
dt (X) Pwf (y)
50 1515
100 1428
150 1341
tPss = 87,4 jam
re = 411967,7644 ft
dPwf/dt = -1,74
Vp = 6724137,931 cuft
Vp = 1197531,243 bbl

4.4.2. Perhitungan
1. Mengkonversikan harga rw dan h kedalam satuan ft
2. Mencari harga Δpwf
ΔP = Pi – Pwf
3. Membuat grafik dan menentukan harga t EOWB
4. Menghitung konstanta wellbore storage (Cs)

Cs = 0,012790698
5. Menentukan harga m (slope) dari grafik log t vs Pwf

= 196
6. Menentukan harga permeabilitas formasi (k)

k= = = 10,05565863
mD
7. Menentukan harga P1 jam dari grafik t vs pwf
Didapat harga P1 jam adalah 1820 psi.
8. Menentukan harga S (skin factor)
S = 1,151 x

= 1,151 x

= 1,707928974
9. Menentukan harga Δt pada wellbore storage (twbs)

200000  12000 xS ) xCs


twbs = (kxh) / 

= 5,666012787 jam
10. Menentukan harga Pskin
Pskin = 0.87 x m x S

= 0.87 x 196 x 1,707928974 = 291,2360487 psi


11. Menentukan harga Pwf

162,6QB   k  
Pwf  Pi  log(t wbs )  log 2
  3,23  0,86859S 

kh   C t rw  
= 1672,431156 psi
12. Menentukan harga FE
 Pi  Pwf  PSKIN 
 P *  Pwf 
FE =   x 100%

FE = x 100%
= 44,37483209 %
13. Menentukan harga PI
q
PI 
Pi  Pwf  Ps

= 2,152085327 BPD/psi
14. Menentukan waktu pseudo steady state (tpss) dari grafik log Δt Vs Pwf
didapat harga tpss adalah 87,4 jam
15. Menentukan harga re

0,0015ktpss
re = Ct

re =
re = 411967,7644 ft
16. Menentukan Volume pori (Vp)
Dari grafik Cartesian Δt vs Pwf dapat ditentukan:

= -1,74
Maka dapat dihitung volume pori :

Vp =

Vp =
Vp = 6724137,931 cuft x 5,615
Vp = 1197531,243 bbl
4.5. PEMBAHASAN
Pressure Drawdown Testing adalah suatu pengujian yang dilaksanakan
dengan jalan membuka sumur dan mempertahankan laju produksi tetap selama
pengujian berlangsung, sebagai syarat awal sebelum pembukaan sumur tersebut ,
tekanan hendaknya seragam di seluruh reservoir. Tekanan yang seragam ini dapat
diperoleh dengan jalan menutup sumur sementara waktu dengan tujuan agar
dicapai keseragaman tekanan di reservoirnya. Pada dasarnya pengujian ini dapat
dilakukan pada sumur baru, sumur –sumur lama yang telah ditutup sekian lama
hingga dicapai keseragaman tekanan reservoir, dan sumur-sumur produktif yang
apabila dilakukan build up test, yang punya sumur akan sangat rugi.
Parameter-parameter yang didapat untuk analisa Pressure Drawdown Testing
ini diantaranya adalah : permeabilitas (k), faktor skin (S), dan volume pori-pori
yang berisi fluida (Vp). Dimana analisa pada Pressure Drawdown Testing
dilakukan pada tiga priode yaitu saat priode early time, priode middle time, dan
priode late time.
Dari data-data sumur hasil pengujian pada PDD dimana dalam hal ini adalah
data pressure drawdown type 1, dapat diplot beberapa grafik diantaranya: grafik
log ∆t Versus ∆P, grafik log ∆t Versus Pwf dan grafik kartesien ∆t Versus Pwf.
Hasil dari plot log ∆t Vs log ∆P maka kita bisa menentukan harga ∆tEOWBnya
dengan membuat garis 450 sejajar dengan hasil plot. Ditambah dengan 1,5 Cycle,
yang bertujuan untuk menghindari adanya efek Wellbore Storange. Dan hasil
akhirnya untuk ∆tEOWB = 6,55 jam. Selain itu pula diperoleh dt dan dP untuk
menentukan nilai Cs, dimana diperoleh Cs sebesar 0,012790698 bbl/psi.
Hasil dari plot log ∆t Vs Pwf kita bisa menentukan harga slope (m) didapat
dari dari straight line dan perhitungan sesuai dengan rumus yang ada. Harga yang
didapat sebesar 196 psi/cycle. Selanjutnya kita bisa menentukan harga P1 jam yang
diperoleh dengan menarik keatas pada ∆t = 1 jam sampai menyentuh garis
straight line harga yang didapat dari pembacaan harga tekanan yaitu sebesar 1820
psi dengan ini kita bisa menentukan besarnya harga permeabilitas (k) dari
menentukan slope (m) atau penyimpangan dari log straight line, sehingga harga
yang didapat sebesar 10,05565863 mD. Setelah harga slope (m), P1jam dan harga
permeabilitas (k) diketahui maka kita bisa menentukan nilai skin factor yang
untuk menunjukan bahwa pada formasi kita mengalami perbaikan yaitu ditandai
dengan harga yang didapat bernilai positif (+) = 1,707928974 dan hambatan aliran
atau penurunan tekanan yang terjadi pada formasi produktif akibat adanya skin
effect (∆Ps) yaitu sebesar 291,2360487 psi.
Dengan adanya harga twbs 0,11 jam maka untuk tekanan dasar sumur (Pwf)
bisa kita ketahui yaitu sebesar 1672,431156 psi. Dari perhitungan didapatkan
besarnya produktifitas formasi (PI) sebesar 2,152085327 BPD/psi. dan flow
effisiensi (FE) sebesar 44,37483209 %. Selanjutnya diperoleh harga re sebesar
411967,7644 ft. Volume pori yang didapatkan dari analisa ini adalah 1437037,492
bbl.
Keuntungan dari analisa PDD ini yakni, kita tetap dapat memproduksikan
sumur saat melakukan pengujian, berbeda dengan pengujian PBU yang tidak
dapat memproduksi sumur saat pengujian. Sedangkan kesulitan dari pengujian
PDD adalah sulit untuk mempertahankan laju produksi konstan.
Aplikasi lapangan dari analisa PDD ini yakni, mengetahui apakah terjadi
kerusakan formasi atau tidak pada sumur kita, dan juga mengetahui radius
pengurasan kita serta mengetahui volume pori yang terisi oleh fluida.

4.6. KESIMPULAN
1. Dari hasil analisa Pressure drawdown test dan perhitungan diperoleh
parameter meliputi:
a. m = 196 psi/cycle
b. k = 10,05565863 mD
c. P1jam = 1820 psi
d. S = 1,707928974
e. ΔPs = 291,2360487 psi
f. twbs = 0,11 jam
g. Pwf = 1672,431156 psi
h. FE = 44,37483209 %
i. PI = 2,152085327 bpd/psi
j. re = 411967,7644 ft
k. ΔPwf/Δt = -1,74 jam
l. Cs = 0,0349 psi-1
m. Vp = 1437037,492 bbl
2. Harga skin factor (s) positif (+) disini menunjukkan telah terjadi
kerusakan pada formasi.
3. Pressure Drawdown Testing adalah suatu pengujian yang dilaksanakan
dengan jalan membuka sumur dan mempertahankan laju produksi tetap
selama pengujian berlangsung.
4. Berdasarkan pada flow regime yang terjadi, maka pengujian analisa
pressure drawdown test dibagi menjadi tiga bagian:
· Pada saat periode early time
· Periode middle time
· Periode early time (pseudo steady-state atau semi steady-state)

Anda mungkin juga menyukai