Anda di halaman 1dari 27

PRESSURE TRANSIENT ANALYSIS

UNTUK SUMUR GAS

Pengantar
Pressure Transient analysis yang lazim digunakan dalam industri untuk
suatu sumur adalah :
- Pressure Drawdown (Uji Alir)
- Presure Build Up (Uji Tutup Sumur)

Uji Pressure Drawdown Test yang lebih dikenal dengan Drawdown Test
dimulai dengan menyeragamkan semua tekanan di dalam reservoir
dengan jalan menutup sumur sementara waktu. Setelah itu surface valve
pada kepala sumur dibuka. Hal ini mengakibatkan laju produksi pada
kepala sumur akan terjaga konstan, seperti Gambar 1. Sedangkan Build
Up Test dimulai dengan menutup sumur, sehingga tidak terjadi laju alir
pada kepala sumur. Hasil dari Build Up Test diperlihatkan pada Gambar 1

Laju Alir di Kepala


Sumur (q, BBL)
Buka/Alir Tutup
(Draw Down Test) (Build Up Test)

Waktu
Gambar1 Laju Alir di Kepala Sumur Terhadap Waktu
pada Draw Down Test dan Build Up Test

Biasanya kedua uji tersebut dilakukan secara berurutan dimana untuk


Pressure Drawdown (Draw Down Test), laju alir sumur diusahakan tetap
dan tekanan dasar sumur dicatat pada waktu uji tertentu, sedangkan
untuk Pressure Buildup, sumur ditutup dan tekanan dasar sumur dicatat.
Setelah diamati, hasil pencatatan tekanan dasar sumur terhadap waktu

1
2

adalah berupa garis melengkung, baik untuk Draw Down Test maupun
Build UP Test. Terlihat perbedaan lengkungan antara Draw Down Test dan
Build Up Test. Gambar tekanan dasar sumur terhadap waktu terlihat pada
Gambar 2.
Tekanan
Dasar Sumur
(BHP, psig)

Buka/Alir Tutup
(Draw Down Test) (Build Up Test)

Waktu
Gambar 2 Tekanan di Dasar Sumur Terhadap Waktu
pada Draw Down Test dan Build Up Test

I. DRAW DOWN
Pada bagian Draw down ini akan dibahas secara sistimatis tentang :
A. Uji Draw Down pada Reservoir yang Tidak Terbatas
1. Draw Down Test pada Laju Alir Konstan
2. Draw Down Test pada Laju Alir Berubah-ubah
2.1 Draw Down Test pada Laju Alir Berubah-ubah tanpa Non-
Darcy Flow Effect.
2.2 Draw Down Test pada Laju Alir Berubah-ubah dengan Non-
Darcy Flow Effect.
B. Uji Draw Down pada Reservoir yang Terbatas
C. Uji Draw Down pada Reservoir yang sedang dikembangkan

A. Uji Draw Down pada Reservoir yang Tidak Terbatas


Disini reservoir yang tidak terbatas maksudnya adalah reservoir yang
sangat
luas dan diasumsikan tidak memiliki batas.
3

1. Draw Down Test pada Laju Alir Konstan


Pada laju alir konstan (setelah tekanan seragam) terlebih dahulu harga
tekanan awal (Pi) diukur. Lalu sumur diproduksi dengan menjaga laju alir
di kepala sumur konstan. Selama menjaga laju alir konstan, harga
tekanan alir dasar sumur (Pwf) dicatat.

Tujuan dari DrawDown Test ini adalah :


 Penentuan nilai k (permeability)
 Penentuan nilai S (Skin Faktor)
 Penentuan nilai FE (Flow Efficiency)
 Penentuan nilai ri (radius investigation)

Persamaan untuk kasus Draw Down dengan laju alir konstan adalah :
162.6 q g B g μ   kt  
p a,i - p a,wf  log  - 3.23  0.869. S
kh   μ c t rw2 
 

(1)
dimana :
Pa,i = Tekanan reservoir awal semu, psia
Pa,wf = Tekanan alir dasar sumur semu, psia
qg = Laju alir gas, STB/D
C t = Kompresibilitas total, 1/psi
= kompresibilitas batuan+ kompresibilitas
B
cairan+kompresibilitas gas
g = Faktor volume formasi gas.
S = Faktor skin, dimensionless
k = Permeabilitas, mD
h = ketinggian formasi, ft
 = Porositas, fraksi
rw = Jari-jari sumur, feet (ft)
 = Viskositas, cP
4

Maka untuk kasus ini terdapat dua variabel (parameter yang berubah),
yaitu waktu (t) dan tekanan alir dasar sumur (P wf). Selanjutnya kedua
variabel ini diplot dalam semilog sehingga titik-titik pada grafik akan
menyerupai garis lurus dengan kemiringan (slope atau gradien) sebesar
m. Pwf pada sumbu Y dan time (hr) pada sumbu X. Jika nilai gradien ini
didapatkan maka harga permeabilitas dapat ditentukan. Lihat persamaan
berikut :
162.6 q g B g μ
k
mh
(2) q g B gμ

Harga h merupakan data dan nilai m dari hasil plot grafik.


g q B μ
Dengan memasukkan nilaig m dan h maka harga k bisa
didapatkan.
Selanjutnya dengan harga m dan k ini maka nilai skin faktor dapat
diketahui.
Persamaan untuk menentukan nilai Skin Faktor untuk Drawdown laju alir
konstan adalah :
 p - p   kt  
S  1.151 i wf
- log    3.23
 m  μ c t r 2  
 w 

(3)
Jika nilai S positif, berarti sumur yang diteliti dalam keadaan rusak.
Rumus Flow Efficiency dari sumur adalah :
Pi  Pwf  Ps
FE = , dimensionless
Pi  Pwf

(4)
Dimana ;
141.2.( q g .B g . )
 Ps = , psia
k.h
(5)
Sedangkan persamaan untuk radius investigation :
5

1/ 2
 k.t m 
ri =   , feet (ft).
 948...C t 
(6)

Soal Contoh 1 . (Soal Single Rate Draw Down Test )


Untuk menjaga agar sumur tetap berproduksi konstan pada q = 300
STB/D , sejumlah set data waktu (hrs) dan data tekanan alir dasar sumur
(Pwf) yang diketahui adalah sebagai berikut :
rw = 0.3 ft h = 20 ft  = 0.3 Pi = 2000 psi
 = 0.5 cp Ct = 1.5 x 10 –6 psi –1 B = 1.2 RB/STB

Tabel Data t (hr) dan Pwf (psi)


t (hrs) Pwf (psi)
0.00 2000
1.50 1765
2.50 1745
4.00 1725
7.00 1718
12.00 1711
18.00 1706
27.00 1698
35.00 1677
50.00 1660
70.00 1633
100.00 1594
150.00 1527

Dengan data-data diatas tentukanlah harga m, k, P wf @ t = 1 hour, S, FE


dan ri

Pembahasan Contoh 1 . (Soal Single Rate Draw Down Test )


Langkah-Langkah Penyelesaian :
1. Plot pada semi log antara time (hr) vs Pwf (psia).
Penggambaran secara semi log dimaksudkan agar titik-titik hasil plot
1730
berkecenderungan membentuk garis lurus. Lihat Gambar3
1720
Pwf (psi)

1710
1700
1690
1 10 100
Flowing Time (hr)
6

Gambar 3 Plot pada semi log antara time (hr) vs P wf (psia),Contoh 1

2. Tarik garis lurus pada titik-titik berkecenderung sama, sehingga didapat


harga kemiringan :
m = 29.2 psi/cycle
3. Menentukan nilai permeabilitas :
162.6 q g B g μ (162 .6 )(300 )(1.2)(0.5)
k = = 50.1 md
mh (20 )(29.2)

4. Menentukan nilai Skin Faktor dan Pwf @ t = 1 hour :


- Tentukan dahulu Pwf @ 1 hours
dari grafik pada t = 1 hour adalah Pwf =1743psia


 p i - p wf @1.hour   kt  
S  1.151 - log    3.23
 m  μ c t r 2  
 w 
  2000 - 1743  50.1  
= 1.151  - log    3.23  =
 29.2  (0.3)(0.5 )(1.5 x10  6 )(0.3) 2  
 

3.0
Nilai Skin yang didapat adalah positif, berarti sumur dalam keadaan
damage.

5. Penentuan Flow Effesiensi (FE) :


141.2.( q g .B g . )
 Ps = , psia
k.h
7

141.2.(300 ).(1.2)(0.5 )
= = 76.1 psi
(50.1)(20 )

Pi  Pwf  Ps 2000  1711  76.1


FE = = = 0.74
Pi  Pwf 2000  1711

6. Sedangkan radius investigation pada sumur gas ini adalah :


Dari grafik, tm didapat sebesar 18 jam.
1/ 2 1/ 2
 k.t m   (50.1)(18 ) 
ri =   = 6 
= 2056
 948...C t   (948 ).(0.3 ).(0.5 ).(1.5 x10 ) 

feet (ft).

2. Draw Down Test pada Laju Alir Berubah-ubah

2.1 Draw Down Test pada Laju Alir Berubah-ubah Tanpa Non-Darcy
Effect.
Persamaan Pressure Draw Down untuk kasus laju alir berubah-
ubah secara diskrit berasal dari persamaan (1) dengan melakukan
sedikit modifikasi.
162.6 q g B g μ   kt  
p a,i - p a,wf  log  - 3.23  0.869. S
kh   μ c t rw2 
 

(1)
Persamaan (1) diatas mempunyai bentuk umum sebagai berikut :

p a,i - p a,wf  m' q g loq t  s 
(7)
Dimana :
162.6 Bgμ
m' 
kh
(8)
 k 
s  log  - 3.23  0.869 s
 μ c tr 2 
 w 
(9)
8

Diterapkan untuk laju alir yang berubah-ubah secara diskrit sebagai


berikut :
  
pa,i  pa,wf  m' q1 log t  s  m'  q2  q1 log  t  t1  s 

 m'  q3  q2  log  t - t 2   s 

 ...  m'  qn - qn 1 log t - tn1  s 
(10)
Atau ;
pa,i - pa,wf
 m' 
n  q j  q j-1loq  t - t   m' s, for q  0
j-1 n
qn j 1 nq

(11)
Sehingga untuk analysis yang diplot adalah :
pa,i - pa,wf
qn
vs.
1 n
 Δ q j loq tn - t j-1
q n j1
 
Dimana :
pa,i = Tekanan reservoir awal semu, psia
pa,wf = Tekanan dasar sumur semu, psia
qn = Laju alir terakhir, STB/D
qj = qj - qj-1, (qo = 0)
tn = Waktu kumulatif untuk n perioda laju alir konstan, jam
tj = Perubahan waktu sewaktu laju alir diubah, jam

2.2 Draw Down Test pada Laju Alir Berubah-ubah dengan Non-Darcy
Effect.
Apabila diperhitungkan non-Darcy Flow Effect (Turbulensi) maka
persamaanya adalah :

pa,i  pa,wf  D' q2g 162.6 Bg   kt  


  3.23  0.869 s
 log 2 
qg kh   c trw  
(12)
dimana
141.2 BgμD
D'  ,
kh
(13)
9

maka untuk analysis yang diplot adalah :


pa,i - pa,wf  D' qn2
qn
vs.
1 n

 q j log t n - t j1
qn j1

Dari hasil plot ini akan didapatkan nilai m’ sebagai gradien dan b sebagai
intercept.
Dengan mengetahui m dari grafik maka nilai k ditentukan sebagai berikut :
162.6 B g μ
k  ,
m' h

(14)
 p -p ' 2  
s  1.151 1  a,i a,wf  D q g  - log k 
  3.23 
 m'  qg   μ c t r 2  
  1hr  w  
(15)
atau
b  k  
s'  1.151  - log   3.23 
 2 
 m'  μ c trw  
(16)

Pada kesempatan ini, perhitungan untuk Non-Darcy Flow Effect tidak


dibicarakan lebih dalam.
10

Gambar 4 Sejarah Sumur dengan Laju Alir yang Berubah-ubah

Soal Contoh 2 . (Soal Multi Rate Draw Down Test tanpa Non-Darcy Effect)
Penentuan Permeabilitas dan Skin Faktor dari Multirate
Test
Sebuah sumur gas diuji dengan konvensional flow-after-flow backpressure
test. Hasil pengukuran tekanan dan laju alir (rate) ditabelkan dalam
Tabel2. Diasumsikan non-Darcy flow effect (D’q g2) tidak berpengaruh.
Perkirakanlah permeabilitas efektif gas dan skin factor dengan menggunakan data batuan dan sifat
gas berikut.

g = 0.7 T = 200 oF  = 0.176


Rw = 0.255 ft c t = 73.3 x 10-6 psia-1  = 0.0286 cp
h = 19 ft Bg = 0.5878 RB/Mscf

Table 2. Flow-after-flow test data, Contoh 2

Waktu Alir Tekanan Alir Dasar Tekanan Alir Dasar Laju Alir Gas,
Kumulatif, t Sumur, pwf (psia) Sumur Semu, pa,wf q (Mscf/D)
(hr) (psia)
0 6,18 4,709.4 0

6 566 66.4 2,711


11

8 832 142.2 2,607

9.5 1,130 258.9 2,504

12.5 1,646 535.2 2,309

Pembahasan Contoh 2 . (Soal Multi Rate Draw Down Test tanpa Non-
Darcy
Flow Effect)

1. Langkah pertama kita adalah mempersiapkan plot antara:


p a,i - p a, wf - D' qn2
qn
vs.
1 n
qn j =1
(
Δ q j log t n - t j -1 )
Selanjutnya dihitung pressure function dan time-rate functions untuk
setiap perioda waktu (terdapat 4 perioda waktu)

Sebagai contoh perhitungan, perhatikan waktu pada t = 6 hr


n = 1, t1 = 6 hours, q1 = 2,711 Mscf/D
maka
pa,i  pa,wf 4,709.4  66.4
  1.713 psi / Mscf / D
qn 2,711

Sehingga :
1 n

 q j log tn  t j1 
q n j1
1

q1
 q1 log  t1  t0  
1
   2,711 - 0  log  6 - 0  
2,711
 0.7782

Sebagai contoh perhitungan, perhatikan waktu pada t = 9.5 hr


Pada t = 9.5 hr, n = 3, t3 = 9.5 hours, q3 = 2,504 Mscf/D
pa,i - pa,wf 4,709.4 - 258.9
  1.777 psi / Mscf / D
qn 2,504
12

1
qn
 
 Δ q j log tn - t j-1 
1
q3
Δ q1 log  t3 - t0   Δ q2 log  t3 - t1  Δ q3 log  t3 - t 2  

1  ,2 711 0 log 9.5  0   ,2 607  ,2 711 log 9.5  6


  
,2 504   ,2 504  ,2 607 log 9.5  8 
 1.0287
Selanjutnya hasil perhitungan diatas ditabelkan pada Tabel 3.
Table 3. Pressure and time function, Contoh 2

Pressure Function (psi/Mscf/D) Time-Rate Function


- -

1.713 0.7782

1.752 0.9271

1.777 1.0287

1.808 1.1819

Tabel3 ini diplotkan kedalam Grafik Cartesian pada Gambar5


13

Gambar 5 Hasil Plot pada Cartesian multirate test data, Contoh 2

Dengan menggunakan least-squares regression analysis (regresi linier


untuk mencari persamaan garis lurus), tentukan persamaan garis yang
terbaik yang melewati titik-titik data pada grafik. Dari persamaan garis
ini kita bisa menentukan slope (kemiringan garis atau gradien garis)
sebesar m’, dan intercept (perpotongan garis lurus dengan sumbu
tegak) sebesar b.
Dari persamaan garis didapat m’ = 0.236 dan b = 1.532.

2. Permeabilitas efektif gas dihitung dengan persamaan


162.6 B gμ ( 162.6)( 0.5878)( 0.0286)
k= = = 0.61 md
m' h ( 0.236)( 19)
3. Selanjutnya, hitung skin faktor dengan menggunakan persamaan
berikut :
b  k  
s'  1.151  - log   3.23 
 2 
 m'  μ c trw  

 1.532  0.61  
 1.151  log   3.23 
 0.236   
  0.176  0.0286  7.33 x 10 5  0.255  
2
 
 2.6
14

Hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai skin adalah positif, hal ini
mengindikasikan terjadi kerusakan (penurunan permeabilitas) atau
damage (rusak) dalam adjacent formasi ke wellbore.
Soal Contoh 3 . (Soal Multi Rate Draw Down Test tanpa Non-Darcy Effect)
Sebuah sumur gas diproduksi dengan tekanan dasar sumur yang tetap
sebesar 1.000 psia. Data batuan dan sifat gas yang diketahui ditabel pada
Table 1.4. Diasumsikan non-Darcy flow effects (D’q g2) diabaikan,
perkirakan permeabilitas gas efektif dan skin factor menggunakan semilog
analysis technique untuk variable-rate gas flow tests.
rw = 0.365 ft h = 23 ft  = 0.14
g = 0.7 T = 180 oF B g = 0.668 RB/Mscf
pi = 4,650 psia pa,i = 3,251.5 psia μ = 0.0247 cp
pwf = 1,000 psia pa, wf = 213.0 psia c t = 11.53 x 10-5 psia-1

Table 4 Waku dan Aliran untuk Contoh 3

Waktu Alir, Laju Alir Gas, Waktu Alir, Laju Alir Gas,

t (hr) q (Mscf/D) t (hr) q (Mscf/D)


2.4 432.0 43.2 353.5

4.8 405.9 48.0 351.7

7.2 392.9 60.0 348.1

9.6 385.4 72.0 345.1

12.0 380.3 84.0 342.8

14.4 376.3 96.0 340.8

16.8 372.9 108.0 339.6

19.2 370.0 120.0 337.4

21.6 367.5 132.0 335.9

24.0 365.2 144.0 334.5

28.8 361.4 168.0 332.1

33.6 358.3 192.0 330.4


15

38.4 355.7 216.0 328.1

Solusi Soal Contoh 3 . (Soal Multi Rate Draw Down Test tanpa Non-Darcy
Effect)
1. Langkah pertama kita adalah mempersiapkan plot antara :
2
pa,i  pa,wf  D' qg
vs. loq t
qg

Untuk masalah ini, kita assumsikan non-Darcy flow effects diabaikan


(D = 0). Dengan menggunakan adjusted initial dan bottomhole
pressure yang diberikan diatas, data selanjutnya diolah dan dilakukan
plot seperti pada Gambar 6 . Hasil perhitungan ditabelkan pada Tabel
5

Contoh perhitungan pada t = 4.8 hours, fungsi yang diplot adalah :


pa,i - pa,wf 3,251.5  213.0
  7.49
qg 405.9

Table 5 Plot Fungsi, Contoh 4


t q p a,i p a, wf t q p a,i p a, wf
qg qg
(hr) (Mscf/D) (hr) (Mscf/D)
psi/Mscf/D psi/Mscf/D
2.4 432.0 7.03 43.2 353.5 8060

4.8 405.9 7.49 48.0 351.7 8.64

7.2 392.9 7.73 60.0 348.1 8.73

9.6 385.4 7.88 72.0 345.1 8.80

12.0 380.3 7.99 84.0 342.8 8.86

14.4 376.3 8.07 96.0 340.8 8.92

19.2 370.0 8.21 120.0 337.4 9.01

21.6 367.5 8.27 132.0 335.9 9.05


16

24.0 365.2 8.32 144.0 334.5 9.08

28.8 361.4 8.41 168.0 332.1 9.15

33.6 358.3 8.48 192.0 330.4 9.20

38.4 355.7 8.54 216.0 328.1 9.26

2. Data dari Tabel5 selanjutnya diplot pada Gambar5. Dari bentuk kurva
yang ada, kita dapat menentukan mengidentifikasi awal dari midle-time
region yang diperkirakan 30 hr. Selanjutnya ditentukan kemiringan dari
garis yang melewati titik-titik data. Hasilnya adalah
m’ = 0.947 psi/cycle

Gambar 6 Plot Semilog dari Data variable-rate, Contoh 4

3. Permeabilitas efektif dari gas adalah :

k
162.6 Bgμ

162.6  0.668  0.0247   0.12 md
m' h  0.947  23 
17

4. Selanjutnya kita hitung nilai Skin Faktor.Dari Gambar6, bisa dilihat


bahwa nilai pressure function pada ektrapolasi hingga ke t = 1 jam
adalah :
 p a,i  p a,wf 
   7.04 psi / Mscf / D
 qg 
 1hour

Nilai skin factor adalah :


 1 p -p   k  
s  1.151  a a,wf  - log   3.23 
 m'  q  μ c tr 2  
1hr  w 

 1  0.12  
 151.1 7.04   loq    3.23
 0.947   
  0.14  0.0247  11 .53 x 105  0.365  2 
 
 5.0
Karena di assumsikan bahwa tidak terjadi non-Darcy effects, maka
hasil Skin Faktor yang didapat merupakan nilai skin faktor yang dapat
merepresentasikan true formation damage.

II. BUILD UP
Pada build up test ini, akan dibahas :
2.1 Metoda Horner
2.1.1 Metoda Horner dengan Laju Konstan
2.1.2 Metoda Horner dengan Laju Beubah-ubah
2.2 Penentuan Tekanan Rata-Rata
2.2.1 Metoda MDH (Miller-Dyes-Hutchinson)
2.2.2 Metoda Dietz

Build test merupakan pressure transient test yang paling sering


digunakan. Prosedur pengujian build up adalah dengan memproduksi
sumur dengan laju konstan untuk beberapa lama, kemudian menutup
sumur (dari permukaan), membiarkan tekanan naik didalam lubang sumur,
lalu merekam kenaikan pressure sebagai fungsi dari waktu.
18

Dari data hasil rekaman tersebut bisa diperkirakan permeabilitas formasi,


damage (faktor skin untuk stimulasi) dan tekanan rata-rata reservoir.

2.1 Horner Method


2.1.1 Persamaan Horner Method dengan Laju Konstan adalah :

Pws = Pi – 162.6
q.B.
k.h

log ( t p  t ) / t 
(17)
Sejarah laju alir pada build up test adalah

:
Gambar 9 Sejarah laju Alir untuk Build Up Test
Jika dilakukan plot antara Pws vs log( t p  t ) / t  maka akan didapat
kemiringan garis sebesar m, dimana ;
q.B.
m = 162.6
k.h
(18)
DALAM SETIAP ANALISIS TRANSIENT (BAIK BUILD UP MAUPUN
DRAW DOWN), HARGA YANG DIGUNAKAN ADALAH NILAI
MUTLAKNYA (HARUS POSITIF).
Dengan mengetahui nilai m ini, maka harga k dapat ditentukan dengan
persamaan berikut :
q.B.
k = 162.6
m.h
(19)
19

Jika kita perhatikan persamaan (24), maka untuk ( t p  t ) / t  =1, akan


didapat nilai ;
Pws = Pi
(20)
Nilai skin faktor dapat ditentukan dengan persamaan berikut :
 (P  P )  k  
s  1.151 . 1.hr wf
 log   3.23 
 m  ..C .r 2 w .  
 t 
(21)
(Perlu diingat bahwa m harus
selalu positif)

Nilai P1hr adalah nilai tekanan pada saat t = 1 hr. Nilai P1hr harus berada
pada garis lurus. ( jika nilai t = 1 hr tidak diantara titik-titik data dapat
lakukan ekstrapolasi).

Soal Contoh 5 (Pressure Build Up Test dengan Metoda Horner)


Test presure buildup dilakukan untuk sebuah sumur gas baru pada
reservoir yang baru saja ditemukan.Hasil perhitungan dan sejumlah data
yang dibutuhkan diberikan dan ditabelkan pada tabel 6. Dengan
menggunakan ekstrapolasi dapat ditentukan nilai P I secara semi log.
Buatlah plot dengan metoda Horner untuk model:
(1) pws vs. (tp + t)/t;
(2) pws2 vs. (tp + t)/t, dan
(3) pa,ws vs. adjusted Horner time ratio, (tp + ta)/ ta.
Selanjutnya tentukanlah permeabilitas efektif gas dan skin faktor untuk
masing-masing plot.

h = 28 ft rw = 0.3 ft  = 0.18
Tp = 2,000 hours g = 0.7 T = 640 oR (180 oF)
μ g = 0.01885 cp qg = 5,256 Mscf/D B g = 0.962 RB/Mscf
PI = 2,906 psia Pa,i = 1,718.59 psia z = 0.8678
20

ct = 2.238 x 10-4 psia-


1

Table 6 Data Tekanan Build Up Sumur Gas, Contoh 5

Pembahasan Contoh 5 (Pressure Build Up Test dengan metoda Horner)


(1) Plot pws vs. (tp + t)/ t;
Hasil plot untuk pws vs. (tp + t)/ t adalah :
21

Gambar 10 Plot Metoda Horner pws vs. (tp + t)/ t; Contoh 5

Langkah-langkah penyelesaian :
1. Hitung slope (gradien kemiringan garis)
m = 2,375 – 2,329.9 = 45.1 psi/cycle
2. Permeabilitas efektif dari gas adalah :

k
162.6 qBgμ

162.6  5,256 0.962 0.01885  12.27 md
mh  45.1 28 
3. Perhitungan Skin Faktor.
Terlebih dahulu ditentukan tekanan pada 1 jam (hrs) :
(tp+t)/ t = (2000+1)/1 = 2,001 is 2.226 psia.
Maka :
 p - p   k  
s'  1.151  1hr wf - log   3.23 
 m  μ c tr 2  
 w 

  2,226  1,800   12.27  


 1.151  log   3.23 
45.1   0.18  0.01885  0.0002238  0.3  
2
   
 5.09

(2) Plot pws vs. (tp + t)/ t


22

1. Terlebih dahulu dipersiapkan plot antara pws vs. (tp + t)/ t dan
kemudian dihitung nilai m dari grafik.
m = 5.63 x 106 – 5.425 x 106 = 0.205 x 106 psia2/cycle

Gambar 11 Plot metoda Horner pws2 vs. (tp + t)/ t; Contoh 5

2. Permeabilitas dari gas adalah :


1,637 q g T zμ ( 1,637 )( 5,256 ) ( 640 ) ( 0.868 ) ( 0.01885 )
k= = = 15.7 md
mh ( 2.05 x 10 5 )( 28)
3. Perhitungan Skin Faktor.
Terlebih dahulu ditentukan nilai P2 1hr pada (tp+t)/ t = 2,001  2 x 103
Dari grafik dapat dilihat 2 x 103 memotong grafik pada tekanan Pws2 =
4.95 x 106 psia2, maka nilai skin faktor adalah :


s'  
p
2
1hr - p2wf   k
 log
 
  3.23
m  μ c tr 2 
  w  

 4.95 X 106  3.24 X 106  15.7  


   3.23
 1.151
 2.05 X 10 5
 Log
 
  0.18  0.01885 0.0002238 0.3 
2
 
 
 3.69
(3)
23

pa,ws vs. adjusted Horner time ratio, (tp + ta)/ ta

Gambar 12 Plot Horner dengan adjusted pressure dan


adjusted Horner time ratio, Contoh 5

1. Terlebih dahulu dipersiapkan plot seperti gambar 12


2. Hitung slope (gradien kemiringan garis)
m = 39.7 psi/cycle
3. Permeabilitas effektif untuk gas adalah :
162 .6 q g B g μ ( 162 .6) ( 5,256 ) ( 0.962) ( 0.01885 )
k= = = 13.9 md
mh ( 39.7)( 28)
4. Hitung Pa,ws pada 1 jam.
Horner time ratio adalah, (tp+ta)/ ta = (2,000+1)/1 = 2,001,
Pa,ws = 1,079.9 psia  1,080 psia.
 p -p   k  
s'  1.151  a,1hr a,wf - log   3.23 
 m  μ c tr 2  
 w 

 1,079.9  26.47   13.9  


 1.151  log   3.23
 
  0.18  0.01885 0.0002238 0.3  
39.7 2
 
 4. 4
24

DARI PERHITUNGAN DIATAS TERLIHAT BAHWA HASIL


PERHITUNGAN ANTARA (1), (2) DAN (3) TIDAK TERLALU JAUH
BERBEDA.

2.1.2 Build Up Test untuk Laju yang Berubah-ubah

162.6 qnB n1 q j   t  t j1 


pa,i  pa,ws     log  
kh 
j 1 qn   t  tj 
 

q  t  q  t  tn 2   t  tn1 
 m' qn  1 log    ...  n1 log    log  
 qn  t  t1  qn  t  tn 1   t  tn 

(22)

Dimana q n+1 = 0 dan t – tn = t merupakan waktu shut-in.

Prosedur perhitungan adalah :

1. Perhitungan fungsi plot dari X.

q1  t   t  tn 1 
X log    ...  log  
qn  t  t1   t  tn 

(23)

2. Lakukan plot pa,ws sebagai fungsi dari X pada kertas grafik Cartesian

3. Tentukan slope (gradien kemiringan garis) m, dan hitung permeabilitas

efektif gas.

 162.6 qn Bg
k
mh

(24)

4. Hitung skin faktor, s, dari persamaan :

 p -p   k  
s  1.151  a,1hr a,wf  log    3.23 
 m  μ c tr 2  
 w 

(25)
25

4. Lakukan ekstrapolasi ke garis X = 0, dan baca nilai p a,ws.

Hasil ekstrapolasi dinamakan pa*, yang setara dengan pa,i untuk

infinite-acting reservoir.

162.6 q * B  tp*  Δ t 
pa,i  pa,ws  log  
kh  Δt 
 

(26)

Dimana modifikasi waktu produksi, tp* dan flow rate, q* adalah

sebagai berikut :


 
n

j1

q j t 2j  t 2j1  
tp*  2tn  2 



2  q j t j - t j1  

 j1 

(27)

1
 
n
q*   q j t j  t j1
t p* j 1

(28)

2.2 Penentuan Tekanan Rata-Rata


2.2.1 Metoda MDH (Miller-Dyes-Hutchinson)
Metoda ini hanya dapat menghitung P (tekanan rata-rata) untuk
reservoir-reservoir
yang berbentuk lingkaran atau bujur sangkar dengan sumur produksi pada
pusatnya seperti bentuk yang diperlihatkan oleh gambar (13)
Salah satu syarat mutlak untuk menggunakan metoda MDH ini adalah
anggapan bahwa sebelum shut-in (sumur ditutup), kondisi telah mencapai
pseudosteady state.
26

Langkah-langkah pengerjaannya sebagai berikut :


1. Buat plot MDH yaitu Pws vs log t, kemudian tentukan m dan k.
2. Pilihlah sembarang t, asalkan terletak pada semi log straight
line. Katakanlah t’, kemudian baca P’ws yang berhubungan
dengan waktu t’ tadi.
0.0002637 .k( t' )
3. Hitunglah t’DA = ..C t .A

(29)
4. Dari gambar (13) bacalah P DMDH untuk reservoir yang
sesuai dengan
pendekatan lingkaran atau bujur sangkar dan kondisi pada
batasnya (No Flow atau Constant Pressure).

5. Tekanan rata-rata dihitung berdasarkan persamaan:


m.PDMDH ( t DA ' )
P = P’ws +
..C t .A

(30)

2.2.2 Metoda Dietz


Syarat untuk menggunakan metoda ini adalah :
a. Pseudo-Steady state telah dicapai sebelum penutupan sumur.
b. Telah diketahui shape factor, CA
c. Skin factor harus lebih besar dari - 3
Langkah-langkah pengerjaan adalah sebagai berikut :
1. Buat plot MDH (Pws vs log t), kemudian tentukan m dan k.
2. Menurut Dietz, P akan terjadi pada saat (t) P , yaitu :
tp ..C t .A
(t) P = C .t =
A pDA 0.0002637 .C A .k

(31)
3. Kemudian nilai P dibaca pada waktu (t) P yang dihitung pada point
2 diatas, pada semi log straight line.
27

Anda mungkin juga menyukai