Anda di halaman 1dari 20

PENINGKATAN LAJU PRODUKSI MENGGUNAKAN GAS LIFT

PADA LAPANGAN X
LAPORAN
KERJA PRAKTEK
COVER
Disusun oleh:
MUH. FIQH FADILLAH
1801076

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK PERMINYAKAN


SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI MINYAK DAN GAS BUMI
BALIKPAPAN
2021

i
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PENINGKATAN LAJU PRODUKSI MENGGUNAKAN GAS LIFT
PADA LAPANGAN X
(5 Mei – 12 Mei 2021)

Disusun oleh:

Muh. Fiqh Fadillah


1801076

Menyetujui:

Ka. Prodi S1 Teknik Perminyakan Pembimbing Kerja Praktek

Abdi Suprayitno, S.T., M.Eng Fatma, S.T., M.En


NIDN: 1110098502 NIDN: 1103019

ii
LEMBAR PERSETUJUAN SIDANG KERJA PRAKTEK

Yang bertanda tangan di bawah ini selaku dosen pembimbing dari:


Nama : Muh. Fiqh Fadillah
NIM : 1801076
Program Studi : Teknik Perminyakan
Judul KP : Peningkatan Laju Produksi Menggunakan Gas Lift Pada
Lapangan X
Menyatakan bahwa mahasiswa yang bersangkutan telah melaksanakan Kerja Praktek
sehingga menyetujui dan layak untuk dilaksanakan sidang Kerja Praktek.

Balikpapan, 1 Juni 2021

Fatma, S.T., M.En.


NIDN. 1103019201

iii
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur atas segala nikmat yang telah dilimpahkan oleh Allah SWT
kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Laporan Kerja Praktek dengan judul
PENINGKATAN LAJU PRODUKSI MENGGUNAKAN GAS LIFT PADA
LAPANGAN X, sebagai persyaratan untuk menyelesaikan kurikulum program studi S1
Teknik Perminyakan, Sekolah Tinggi Teknologi Minyak dan Gas Bumi Balikpapan.
Terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah berperan dan
membantu penulis dalam penyelesaian Laporan Kerja Praktek ini terutama kepada:

1. Allah SWT yang atas izin-Nya laporan kerja praktek ini dapat berjalan.

2. Jan Friadi Sinaga, S.T., M.T sebagai dosen pembimbing akademik.

3. Fatma, S.T., M.En sebagai dosen pembimbing kerja praktek.

4. Kedua orang tua yang selalu memberikan doa dan dukungan.

Penulis memohon maaf atas kesalahan - kesalahan yang masih terdapat dalam
laporan ini, saran dan kritik sangat dibutuhkan untuk membantu berkembangnya kerja
praktek secara online ini.

Makassar, 12 Mei 2021

Muh. Fiqh Fadillah

iv
DAFTAR ISI

COVER........................................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN........................................................................................ii
LEMBAR PERSETUJUAN SIDANG KERJA PRAKTEK.....................................iii
KATA PENGANTAR............................................................................................... iv
DAFTAR ISI.............................................................................................................. v
DAFTAR GAMBAR.................................................................................................vi
DAFTAR TABEL.................................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................1
1.1 Latar Belakang...........................................................................................1
1.2 Maksud dan Tujuan................................................................................... 1
1.3 Cakupan Masalah...................................................................................... 2
1.4 Manfaat Penulisan..................................................................................... 2
1.5 Sistem Penulisan........................................................................................2
BAB II DASAR TEORI............................................................................................. 4
2.1 Reservoir Deliverability............................................................................ 4
2.2 Nodal Analysis...........................................................................................4
2.3 Productivity Index (PI).............................................................................. 4
2.4 Inflow Performance Relationship (IPR).................................................... 4
2.5 Tubing Performance Relationship (TPR)..................................................5
2.6 Artificial Lift.............................................................................................. 5
2.7 Skin............................................................................................................ 5
BAB III METODE & ANALISIS DATA.................................................................. 7
BAB IV PEMBAHASAN........................................................................................ 11
BAB V KESIMPULAN.............................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 13

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Tampilan software PROSPER........................................................... 7


Gambar 2 Grafik IPR.......................................................................................... 8
Gambar 3 IPR vs VLP tanpa artificial lift.......................................................... 10
Gambar 4 IPR vs VLP menggunakan gas lift..................................................... 10

vi
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Data PVT................................................................................................7

Tabel 2 Data IPR.................................................................................................8

Tabel 3 Data Deviation Survey........................................................................... 9

Tabel 4 Data Downhole Equipment.................................................................... 9

Tabel 5 Data Geothermal Gradient ....................................................................9

Tabel 6 Data Average Heat Capacities...............................................................9

vii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Industri minyak dan gas bumi merupakan salah satu industri dengan
perkembangan teknologi yang cukup pesat. Teknologi merupakan pendukung
utama dalam operasi eksplorasi, pemboran, maupun produksi minyak dan gas
bumi sehingga banyak sekali penelitian – penelitian serta pengembangan
teknologi baru di industri ini.
Pada lapangan minyak dan gas bumi yang telah lama berproduksi, akan
mengalami penurunan laju produksi yang disebabkan banyak faktor. Penurunan
laju produksi minyak merupakan permasalahan yang umum dijumpai pada sumur-
sumur produksi. Faktor yang menyebabkan turunnya produktivitas sumur,
diantaranya adalah terjadinya kerusakan pada sekitar lubang sumur atau
penyumbatan akibat endapan scale di daerah perforasi. Adanya kerusakan tersebut
umumnya ditandai dengan adanya penurunan laju produksi dan skin formasi yang
berharga positif.
Dalam kerja praktek ini penulis tertarik dengan kegiatan peningkatan laju
produksi sumur dengan metode gas lift menggunakan software PROSPER yang
dilakukan pada suatu sumur dikarenakan natural flow tidak dapat diandalkan lagi.
Penulis ingin mempelajari kegiatan tersebut lebih jauh lagi dan mencari solusi
peningkatan laju produksi menggunakan artificial lift.
1.2 Maksud dan Tujuan

Maksud dari proposal kerja praktek ini adalah melakukan serta mempelajari
lebih dalam terkait dengan peningkatan produktivitas sumur agar penulis dapat
memenuhi satuan kredit semester (SKS) mata kuliah Kerja Praktek guna
persyaratan yang harus dilakukan secara akademik.
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mencari solusi pada lapangan X dalam peningkatan laju produksi.

1
2. Untuk mempelajari lebih banyak lagi mengenai metode artificial lift dan
software PROSPER.

1.3 Cakupan Masalah


Batasan dari masalah yang diambil oleh penulis yaitu berfokus pada
peningkatan laju produksi sumur menggunakan salah satu metode artificial lift
yaitu gas lift dikarenakan natural flow tidak dapat diandalkan lagi.
1.4 Manfaat Penulisan
Melalui laporan ini, penulis mencoba untuk menganalisa cara peningkatan
laju produksi menggunakan gas lift dengan software PROSPER. Untuk mahasiswa
STT MIGAS Balikpapan, melalui laporan Kerja Praktek ini, penulis mencoba
unuk membagi ilmu sera pengetahuan mengenai cara meningkatkan produksi
menggunakan metode gas lift serta cara menggunakan software PROSPER.
1.5 Sistem Penulisan
Penulisan penelitian untuk pengganti Kerja Praktek ini dilakukan secara
sistematis sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini memberikan penjelasan singkat mengenai permasalahan yang
dijadikan bahan studi, maksud dan tujuan penulisan, cakupan masalah,
metodologi penulisan, dan sistem penulisan.
BAB II DASAR TEORI
Bab ini menjelaskan dasar teori dari materi yang ditulis pada penelitian
pengganti kerja praktek seperti pengertian reservoir deliverability, nodal
analysis, productivity index, inflow performance relationship, tubing
performance relationship, artificial lift, dan skin.
BAB III METODE & ANALISIS DATA
Bab ini memberikan penjelasan langkah-langkah menggunakan software
PROSPER untuk menganalisis data.
BAB IV PEMBAHASAN
Bab ini memberikan pembahasan dan evaluasi dari hasil analisis
sebelumnya.

2
BAB V KESIMPULAN
Bab ini memberikan kesimpulan dari pembahasan yang telah dipaparkan
pada bab sebelumnya.

3
BAB II
DASAR TEORI

2.1 Reservoir Deliverability


Reservoir deliverability didefinisikan sebagai tingkat produksi minyak
ataugas yang dapat dicapai dari reservoir pada tekanan lubang dasar tertentu.
Reservoir deliverability merupakan faktor utama yang akan mempengaruhi
produktivitas sumur.
2.2 Nodal Analysis
Sifat fluida berubah dengan tekanan dan suhu yang bergantung pada lokasi
dalam sistem produksi minyak dan gas. Untuk mensimulasikan sistem aliran fluida,
perlu dilakukan pemisahan sistem menjadi node. Analisis sistem untuk penentuan
laju dan tekanan produksi fluida pada node tertentu disebut Nodal Analysis.
Kurva peralatan hulu disebut Inflow Performance Relationship. Sedangkan
kurva peralatan hilir disebut Outflow Performance Relationship.
2.3 Productivity Index (PI)
Productivity Index adalah ukuran potensi atau kemampuan sumur untuk
berproduksi dan merupakan properti sumur yang biasa diukur.
Productivity Index adalah rasio dari laju aliran permukaan cairan total (q)
dengan penurunan tekanan di titik tengah interval produksi. Satuan biasanya
dalam satuan lapangan, STB / D / psi seperti yang ditunjukkan di bawah ini:

Productivity Index = J = Q/(Pe-Pwf)

J = Productivity Index, STB / day / psi


Q = Surface flowrate at standard conditions, STB / day
Pe = External boundary radius pressure, psi

Pwf = Well sand-face mid-perf pressure, psi


2.4 Inflow Performance Relationship (IPR)
Hubungan analitis antara tekanan lubang bawah dan laju produksi disebut
IPR. Inflow Performance Relationship (IPR) sumur merupakan hubungan antara
laju produksi dengan tekanan aliran dasar lubang. Untuk sumur minyak, sering
diasumsikan bahwa laju aliran fluida sebanding dengan perbedaan antara
tekanan reservoir dan tekanan sumur bor.

4
2.5 Tubing Performance Relationship (TPR)
Tubing Performance Relationship (TPR), Vertical Lift Performance
Relationship (VLP), atau Outflow Performance Relationship (OPR)
menggambarkan tekanan lubang bawah sebagai fungsi laju aliran. TPR
bergantung pada banyak faktor termasuk sifat PVT fluida, kedalaman sumur,
ukuran tubing, tekanan permukaan, water cut dan GOR. Ini menggambarkan
aliran dari lubang bawah sumur ke kepala sumur. Sementara Inflow Performance
Relationship (IPR) mewakili apa yang dapat dikirimkan reservoir ke lubang
bawah, Tubing Performance Relationship (TPR) mewakili apa yang dapat
dikirim oleh sumur ke permukaan.
2.6 Artificial Lift
Artificial Lift merupakan metode yang digunakan untuk menurunkan
produksi Bottomhole Pressure (BHP) pada formasi untuk mendapatkan laju
produksi yang lebih tinggi dari dalam sumur. Hal ini dapat dilakukan dengan
pompa downhole perpindahan positif, seperti pompa balok atau Progressive
Cavity Pump (PCP), untuk menurunkan tekanan aliran pada intake pompa. Ini
juga dapat dilakukan dengan pompa sentrifugal downhole, yang dapat menjadi
bagian dari sistem Electrical Submarsible Pump (ESP). Tekanan aliran lubang
bawah yang lebih rendah dan laju aliran yang lebih tinggi dapat dicapai dengan
pengangkatan gas di mana kepadatan fluida di dalam tabung diturunkan dan gas
yang mengembang membantu mengangkat fluida. Pengangkatan buatan dapat
digunakan untuk menghasilkan aliran dari sumur di mana tidak ada aliran yang
terjadi atau digunakan untuk meningkatkan aliran dari sumur untuk berproduksi
pada tingkat yang lebih tinggi. Kebanyakan sumur minyak membutuhkan
pengangkatan buatan di beberapa titik dalam kehidupan lapangan, dan banyak
sumur gas mendapat manfaat dari pengangkatan buatan untuk mengeluarkan
cairan dari formasi sehingga gas dapat mengalir dengan kecepatan yang lebih
tinggi.
2.7 Skin
Kerusakan formasi didefinisikan sebagai kerusakan reservoir (produksi
berkurang) yang disebabkan oleh fluida sumur bor yang digunakan selama

5
pengeboran / penyelesaian dan operasi workover. Ini adalah zona permeabilitas
yang berkurang di sekitar lubang sumur (skin) sebagai akibat dari invasi cairan
asing ke dalam batuan reservoir.

Biasanya, setiap impedansi yang tidak disengaja ke aliran fluida masuk


atau keluar dari lubang sumur disebut sebagai kerusakan formasi. Definisi
luas ini mencakup pembatasan aliran yang disebabkan oleh penurunan
permeabilitas di wilayah dekat lubang sumur, perubahan permeabilitas relatif
terhadap fase hidrokarbon, dan pembatasan aliran yang tidak disengaja dalam
penyelesaian itu sendiri.

Kerusakan formasi merupakan gabungan dari beberapa mekanisme diantaranya:

1. Solids Plugging.
Disebabkan oleh padatan halus di filtrat lumpur atau padatan yang
terlepas di dalam matriks batuan.

2. Clay-particle swelling.
Ini adalah masalah yang melekat pada batu pasir yang mengandung
lempung yang sensitif terhadap air, tanah liat yang membengkak dapat
mengurangi atau menyumbat daerah throat secara total.

3. Saturation Changes.
Ketika sistem lumpur memasuki waduk, hal itu dapat menyebabkan
beberapa perubahan dalam saturasi air dan potensi penurunan produksi.

4. Wettability Reversal.
Batuan reservoir bersifat basah-air. Ketika sistem lumpur berbasis
minyak masuk, kelebihan surfaktan dalam filtrat lumpur yang masuk ke batuan
dapat menyebabkan pembalikan keterbasahan.

5. Emulsion Blockage.
Yang melekat dalam sistem berbasis minyak adalah penggunaan
surfaktan berlebih. Surfaktan ini memasuki batuan dan dapat membentuk emulsi
di dalam ruang pori, yang menghambat produksi melalui penyumbatan emulsi.

6
BAB III
METODE & ANALISIS DATA

Dalam pengerjaan metode ini, penulis menggunakan software Integrated


Production Modeling (IPM) dengan beberapa software lain di dalamnya, salah
satunya yang diterapkan adalah PROSPER. Sebagai hasilnya, PROSPER akan
menampilkan analisis nodal dari data reservoir yang telah diinput, diantaranya
grafik Inflow Performance Relationship (IPR) dan Vertical Lift Performance
(VLP). Dengan data reservoir yang diberikan, IPR dan VLP akan ditampilkan.

Untuk menentukan grafik IPR dengan model reservoir Jones:


1. Buka software PROSPER.
2. Ada enam kolom, klik kolom “Option Summary”, isi deskripsi fluid
informasi sumur, dll. Klik “selesai” setelah semua data terisi.

Gambar 1 - Tampilan Software PROSPER


3. Klik “Artificial Lift” yang akan digunakan.
4. Klik kolom “PVT Data”, isi parameter dengan data yang diberikan. Klik
“selesai” setelah data terisi.
Tabel 1- Data PVT
PVT Properties Value Unit
Solution GOR 0 scf/stb
Oil Gravity 50 API
Gas Gravity 0.59
Water Salinity 10000 Ppm
Mole percent of H2S 0 %
Mole percent of CO2 0 %
Mole percent of N2 0 %

5. Klik kolom “IPR Data”, pilih Jones pada Reservoir Model, Masukkan
Skin dengan pada Mechanical / Geometrical Skin, isi parameter dengan data
7
yang diberikan. Klik "Input Data" dan masukkan parameter skin dan data
IPR.
Tabel 2 - Data IPR
Properties Value Unit
Reservoir
11500 psig
Pressure
Reservoir
230 °F
Temperature
Water Cut 90 %
Total GOR 400 scf / stb
Reservoir
20 md
Permeability
Reservoir
100 feet
Thickness
Drainage Area 2500 acres
Dietz Shape
31.6
Factor
Wellbore Radius 0.354 feet
Perforation
30 feet
Interval
Skin 5

6. Hitung dan Plot grafik IPR. Klik “selesai” setelah data terisi.

Gambar 2 - Grafik IPR


7. Adapun hasil dari kurva IPR, Absolute Open Flow atau Qmax adalah
20107,4 STB / day, Formasi PI 3,02 STB / day / psi, dan Skin 5.

Untuk menentukan grafik IPR vs VLP tanpa artificial lift dan dengan gas lift:
1. Klik dua kali "Equipment Data". Isi "Deviation Survey" dengan data yang

8
diberikan.
Table 3 - Data Deviation Survey
Deviation Survey
True
Measured
Vertical
Depth
Depth
ft ft
17350 17350

2. Isi “Downhole Equipment” dengan data yang diberikan.


Tabel 4 - Data Downhole Equipment
Inside
Measured Roughness
Type Diameter
Depth (ft) (in)
(in)
X'mass
- - -
tree
Tubing 17250 2.992 0.0006
Casing 17350 6 0.0006

3. Isi "Geothermal Gradient" dengan data yang diberikan.


Tabel 5 - Data Geothermal Gradient
Formation
Measured
Pressure
Depth (ft)
(°F)
0 60
17350 230

4. Isi "Average Heat Capacities" dengan data yang diberikan.


Tabel 6 – Data Average Heat Capacities
Cp Oil Cp Gas Cp Water
(BTU/b/F) (BTU/b/F) (BTU/b/F)
0.53 0.51 1

5. Klik “System” pada kolom Ringkasan Analisis. Masukkan top node


pressure 1500 psig. Klik lanjutkan, kemudian hitung, plot, plot sistem, dan
hasilnya akan muncul kurva IPR dan VLP tanpa menggunakan artificial lift.

9
Gambar 3 - IPR vs VLP tanpa artificial lift
6. Dengan langkah yang sama seperti langkah ke 5, tetapi menggunakan gas
lift.

Gambar 4 - IPR vs VLP menggunakan gas lift

10
BAB IV
PEMBAHASAN

Gambar 1 memperlihatkan IPR dari data PVT dan data IPR yang telah
dimasukkan. Sehingga menghasilkan kurva IPR, Absolute Open Flow atau Qmax
adalah 20107,4 STB / day, Formasi PI 3,02 STB / day / psi, dan Skin 5.
Gambar 3 memperlihatkan IPR vs VLP tanpa Artificial Lift atau sumur
yang masih menggunakan natural flow, dan software PROSPER menunjukkan
sumur tersebut menghasilkan minyak atau masih mengalir karena kurva IPR dan
VLP berpotongan satu sama lain. Dengan hasil liquid rate 4911.1 STB / day, gas
rate 0.19645 MMscf / day, oil rate 491.1 STB / day, dan water rate 4420.0 STB
/ day. Jika kurva tersebut tidak berpotongan, artinya simur sudah mati atau tidak
bisa mengalirkan fluida lagi.
Gambar 4 memperlihatkan IPR vs VLP menggunakan gas lift. Untuk
desain gas lift, dipilih dan dihitung dari maksimal produksi dari rate production
desain gas lift, lalu pada bagian desain gas lift membutuhkan maksimum liquid
rate, maksimum gas yang tersedia, aliran pada top node pressure, kedalaman
injeksi maksimum, tekanan injeksi kickoff, dP yang diinginkan pada valve, water
cut, jarak minimum, total GOR dan lain-lain. Dari hasil kalkulus data tersebut,
menghasilkan liquid rate 5708.6 STB / day, gas rate 0.22834 MMscf / day, oil
rate 570.9 STB / day, dan water rate 5137.7 STB / day.

11
BAB V
KESIMPULAN

Setelah simulasi menggunakan gas lift, dapat dilihat perbedaan dari liquid
rate yang dapat diproduksi. Kurva IPR vs VLP tanpa menggunakan gas lift
menghasilkan liquid rate 4911.1 STB / day, gas rate 0.19645 MMscf / day, oil
rate 491.1 STB / day, dan water rate 4420.0 STB / day. Sedangkan setelah
menggunakan gas lift, kurva IPR vs VLP memperlihatkan peningkatan produksi
yaitu liquid rate 5708.6 STB / day, gas rate 0.22834 MMscf / day, oil rate 570.9
STB / day, dan water rate 5137.7 STB / day.
Berdasarkan hasil tersebut, penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa
simulasi peningkatan laju produksi pada lapangan X menggunakan gas lift
berhasil.

12
DAFTAR PUSTAKA

Davarpanah, A., & Mirshekari, B. (2018). Experimental study and field


application of appropriate selective calculation methods in gas lift design.
Petroleum Research, 3(3), 239-247.
Hernandez, A. (2016). Fundamentals of gas lift engineering: Well design and
troubleshooting. Gulf Professional Publishing.
Khamehchi, E., & Mahdiani, M. R. (2017). Gas allocation optimization methods
in artificial gas lift. Springer International Publishing.
Guo, B. (2011). Petroleum production engineering, a computer-assisted approach.
Elsevier.
Brown, K. E. (1982). Overview of artificial lift systems. Journal of Petroleum
Technology, 34(10), 2-384.

13

Anda mungkin juga menyukai