INDONESIA
Oleh
RALDY MASLI
2018 0451 0064
Oleh
RALDY MASLI
2018 0451 0064
PEMBIMBING
iii
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN KERJA PRAKTIK
PRODI TEKNIK MESIN
Catatan :
Pada Lembar Pengesahan Kerja Praktik dibubuhkan CAP Prodi di atas tanda
tangan korrdinator kerja praktik sebagai tanda pengesahan
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan rahmat-Nya sehingga proses penyusunan laporan kerja praktik ini dapat
berjalan dengan lancar. Penulis juga berterima kasih kepada pihak-pihak yang telah
memberikan bantuan selama proses penyusunan laporan kerja praktik ini, antara
lain :
1. Bapak Palka, Mas Hendrayansah dan Mas Taufik selaku pembimbing kerja
praktik di PT Dinamika Sarana Utama yang telah mendampingi dan
memberikan bimbingan selama kerja praktik berlangsung.
2. Kedua Orang Tua yang senantiasa memberikan dukungan baik berupa
moral maupun materi untuk penulis.
3. Teman-teman yang memberikan dukungan kepada penulis.
4. Pihak-pihak lain yang telah membantu dalam proses pelaksanaan kerja
praktik dan juga dalam proses penyusunan laporan kerja praktik, namun
tidak dapat disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa laporan kerja praktik ini masih terdapat beberapa
kekurangan dan belum dapat dikatakan sempurna. Oleh sebab itu, penulis
menerima segala saran dan kritikan yang bersifat membangun. Akhir kata, penulis
berharap agar laporan kerja praktik ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Raldy Masli
v
DAFTAR ISI
vi
LAMPIRAN 3 ........................................................ Error! Bookmark not defined.
DAFTAR HADIR KERJA PRAKTIK .................. Error! Bookmark not defined.
LAMPIRAN 4 ........................................................................................................20
HASIL PEMERIKSAAN PLAGIARISME ...........................................................20
LAMPIRAN 5 ........................................................................................................20
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Gambar 1.2.1. Stasiun Pengisian Hidrogen dan Toyota Mirai…………………....3
Gambar 2.2.2.1 Sistem PEMFC…………………………………………...……..10
Gambar 2.2.2.2 Sistem AFC………………………………………………...…...11
Gambar 2.2.2.3 Sistem PAFC……………………………………………...…….12
Gambar 2.2.2.4 Sistem MCFC……………………………………………...……13
Gambar 2.2.2.5 Sistem SOFC……………………………………………...…….14
Gambar 2.2.3.1 Prinsip Kerja Fuel Cell…………………………………...……..14
viii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 1.1. Jadwal Kegiatan Kerja Praktik...………………………………...……..1
Tabel 2.1.1 Lokasi PLTP di Indonesia…………………………………...………..5
Tabel 2.1.2 Lokasi PLTS di Indonesia………………………………….…..……..6
Tabel 2.1.3 Lokasi PLTB di Indonesia…………………………………..………..7
Tabel 2.1.4 Lokasi PLTA di Indonesia…………………………………..………..7
ix
BAB 1
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Indonesia merupakan negara yang memiliki sumber
daya alam yang sangat melimpah, namun disisi lain Indonesia masih
melakukan impor minyak mentah untuk memenuhi kebutuhan
masyarakatnya. Salah satu cara untuk mengatasi mengurangi impor minyak
mentah tersebut yaitu dengan memanfaatkan energi terbarukan (renewable
energy). Energi terbarukan (renewable energy) adalah energi yang berasal
dari alam yang dapat diperbaharui secara terus menerus dan tidak dapat
habis dalam waktu yang cepat. Penggunaan energi terbarukan ini dapat
mengurangi penggunaan bahan bakar yang menggunakan bahan bakar
minyak. Serta pemanfaatan energi terbarukan ini dapat mengatasi gas rumah
kaca yang paling banyak ditimbulkan oleh emisi dari kendaraan yang
menggunakan bahan bakar minyak (fosil). Berdasarkan Climate Change
Performance Index (CCPI), Indonesia berada pada peringkat ke 37 dengan
emisi gas rumah kaca terbesar [1].
1
Oleh sebab itu, energi terbarukan sangat perlu dimanfaatkan untuk
mengatasi gas rumah kaca. Di Indonesia sendiri terdapat beberapa energi
terbarukan yang dapat dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik. Energi
terbarukan yang dimanfaatkan yaitu air, angin, panas bumi, energi surya,
dan bioenergy. Potensi energi terbarukan di Indonesia sebesar 443.208 MW,
namun sampai dengan tahun 2020 baru terealisasikan sebesar 11% dari
potensi energi terbarukan. Di Indonesia sendiri energi terbarukan yang
paling banyak digunakan yaitu air. Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)
yaitu memanfaatkan tenaga air menjadi pembangkit listrik, sehingga listrik
tersebut dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat
Indonesia. Potensi untuk PLTA di Indonesia mencapai 75.091 MW dan baru
terealisasikan sebesar 6,4% dari potensinya. Energi terbarukan kedua
terbesar yang dimanfaatkan di Indonesia adalah energi surya. Pembangkit
Listrik Tenaga Surya (PLTS) memiliki potensi cukup besar di Indonesia
yaitu 207.898 MW dan baru terealisasikan sebesar 0,04% dari potensinya.
Serta energi terbarukan lainnya yaitu Pembangkit Listrik Tenaga Bayu
(PLTB) dengan potensi 60.647 MW dan baru terealisasikan sebesar 0,01%,
Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) dengan potensi 29.544 MW
dan baru terealisasikan sebesar 1%, dan pemanfaatan bioenergy dengan
potensi 32.654 MW dan terealisasikan sebesar 5,1% [2].
Di sisi lain juga, negara-negara maju sudah mulai memanfaatkan
sumber daya alam yang tidak pernah habis yaitu air. Air tersebut
dimanfaatkan untuk menghasilkan hidrogen murni dengan melakukan
proses elektrolisis. Proses elektrolisis merupakan proses pemisahan molekul
air menjadi hidrogen dan oksigen menggunakan listrik. Listrik sendiri
diperoleh dari pemanfaatan sumber daya alam yang ada pada negara
tersebut. Misalnya, di Indonesia listrik dapat diperoleh dari Pembangkit
Listrik Tenaga Air (PLTA) sehingga untuk proses elektrolisis menggunakan
PLTA dapat digolongkan proses yang ramah lingkungan sebab tidak
menghasilkan emisi gas rumah kaca. Hasil dari proses elektrolisis tersebut
yaitu hidrogen dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar dari fuel cell
vehicle. Fuel cell vehicle merupakan salah satu kendaraan dengan emisi gas
2
buang yaitu H2O atau yang biasa dikenal dengan air. Oleh sebab itu, fuel
cell vehicle mulai dikembangkan oleh beberapa negara maju yang memiliki
teknologi yang cukup baik untuk mengurangi gas rumah kaca. Jepang
merupakan negara yang sudah menggunakan hidrogen sebagai bahan bakar
untuk kendaraan mobil. Salah satunya mobil yang dibuat oleh Toyota yaitu
Toyota Mirai yang diproduksi sejak 2014 sampai saat ini. Pada tahun 2020
Jepang telah membuat 114 stasiun pengisian bahan bakar hidrogen.
Rumusan Masalah
1. Apa dampak dari penggunaan fuel cell terhadap perkembangan otomotif
di Indonesia?
2. Apakah terdapat potensi penggunaan fuel cell terhadap perkembangan
otomotif di Indonesia?
Tujuan
1. Mengetahui dan memahami dampak dari penggunaan fuel cell terhadap
perkembangan otomotif di Indonesia
2. Mengetahui dan memahami potensi penggunaan fuel cell terhadap
perkembangan otomotif di Indonesia?
Batasan Masalah
Beberapa Batasan masalah yang digunakan untuk memfokuskan
3
penelitian dari topik kerja praktik antara lain :
1. Jenis fuel cell yang digunakan pada penelitian adalah PEMFC (Proton-
exchange membrane fuel cell).
2. Jenis kendaraan yang menggunakan fuel cell adalah mobil dengan
berbahan bakar hidrogen.
3. Analisis yang akan dibahas adalah cara memperoleh bahan bakar dari
fuel cell dan potensi fuel cell terhadap perkembangan otomotif di
Indonesia
4
BAB 2
TEORI DASAR
5
b. Energi Surya
Energi surya merupakan sumber energi yang berasal dari matahari
dalam bentuk radiasi matahari. Beberapa Teknologi yang digunakan
untuk memanfaatkan energi surya antara lain photovoltaic, solar
thermal, solar collectors dan solar thermal power. Menurut Direktorat
Jendral Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE)
potensi pengembangan energi surya di Indonesia sangat baik. Tercatat
Indonesia mempunyai potensi energi surya sebesar 207.989 MW (4,80
kWh/m2/hari) [3]. Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) baru
terealisasikan sebesar 0,04% dari potensi yang ada. Berikut merupakan
beberapa PLTS yang ada di Indonesia :
c. Tenaga Angin
Angin dihasilkan oleh perbedaan tekanan udara yang terjadi di dua
tempat yang berbeda. Seperti yang diketahui untuk mengubah tenaga
angin menjadi energi dibutuhkan turbin angin. Diameter turbin dan
kecepatan angin sangat mempengaruhi besar energi yang dihasilkan. Di
Indonesia tenaga angin dimanfaatkan untuk memutar turbin, lalu dapat
menghasilkan listrik yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat. Namun, di Indonesia baru terdapat tiga Pembangkit Listrik
6
Tenaga Bayu (PLTB) sebab untuk membuat PLTB membutuhkan biaya
yang cukup besar dan membutuhkan lahan yang cukup luas untuk
membangun turbin angin. Di Indonesia potensi untuk tenaga angin
cukup besar yaitu 60.647 MW dan baru terealisasikan 0,01%. Berikut
merupakan beberapa Pembangkit Listrik Tenaga Bayu di Indonesia :
d. Hydropower
Hydropower merupakan sumber energi terbarukan yang berasal dari
pemanfaatan air. Sumber energi ini antara lain aliran sungai, air terjun
dan pasang surut air laut. Menteri ESDM Arifin Tasrif menyebut
Indonesia memiliki potensi tenaga air yang besar. Menurutnya, total
potensi hydro power di Indonesia mencapai 94,35 GW (75 GW skala
besar, 19,35 GW skala kecil) [4]. Seperti yang diketahui Indonesia
merupakan negara maritime atau negara yang memiliki lautan yang luas.
Oleh sebeb itu, potensi di Indonesia terhadap hydropower sangat besar.
Berikut merupakan beberapa Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) :
7
e. Biomass Energy
Biomass Energy merupakan sumber energi terbarukan yang dapat
digunakan untuk menghasilkan bahan bakar biofuel. Jenis sumber
energi ini berasal dari biomassa atau organisme, termasuk di dalamnya
produk dari proses metabolisme hewan seperti kotoran. Contoh
pemanfaatan biomass energy di Indonesia yaitu pengolahan minyak
kelapa sawit menjadi bahan bakar kendaraan yaitu biodiesel. Namun,
kendala dari biomass energy yaitu dibutuhkan proses alam terlebih
dahulu sebelum dilakukan proses selanjutnya menjadi biofuel.
f. Wave Energy
Wave Energy merupakan energi yang berasal dari pemanfaatan
gelombang air laut. Permukaan air laut selalu mengalami gerakan osilasi
(gerakan naik turun) sehingga energi tersebut dapat dimanfaatkan untuk
menggerakkan generator sehingga dapat dimanfaatkan untuk
menghasilkan listrik. Di Indonesia wave energy belum digunakan sebab
untuk membangun infrastruktur dari wave energy membutuhkan biaya
yang sangat besar sehingga di Indonesia wave energy belum dapat
dimanfaatkan.
8
energi, melainkan sebagai tempat pengisian reaktan secara terus-menerus
sehingga akan menghasilkan energi dari reaksi kimia yang terjadi di fuel cell.
Pada umumnya, fuel cell menggunakan gas hidrogen dan gas oksigen sebagai
bahan bakar untuk menghasilkan energi [6].
9
sesuai dengan elektrolit yang digunakan. Berikut merupakan beberapa jenis
fuel cell :
1. Proton Exchange Membrane Fuel Cell (PEMFC)
• Temperatur pengoperasian tergolong rendah (60oC – 100oC)
• Efisiensi 40% - 50%
• Fuel Cell jenis ini tidak menggunakan fluida yang bersifat korosif.
• Elektrolit yang digunakan adalah Polymer Electrolyte (H+)
• Katalis yang digunakan pada umumnya menggunakan Platina.
• Jenis fuel cell ini tergolong mahal karena menggunakan katalis
platina.
• Umumnya digunakan dibeberapa kendaraan berbasis fuel cell
• Bahan Bakar yang digunakan yaitu Hidrogen dan pengoksidasinya
adalah Oksigen.
• Berikut merupakan sistem PEMFC
10
• Fuel Cell jenis bersifat korosif dan tergolong mahal maka jarang
digunakan untuk komersial.
• Banyak digunakan oleh NASA untuk misi ulang-alik luar angkasa.
• Elektrolit yang digunakan adalah larutan kalium hidroksida.
• Katalis yang digunakan pada umumnya menggunakan Platina.
• Berikut merupakan sistem AFC
11
Gambar 2.2.2.3 Sistem PAFC
12
Gambar 2.2.2.4 Sistem MCFC
13
Gambar 2.2.2.5 Sistem SOFC
Gas hidrogen akan mengalir ke bagian anoda, sedang oksigen yang diperoleh
dari udara dialirkan ke bagian katoda. Membran yang dilapisi oleh platina
tipis yang berfungsi sebagai katalisator yang mampu memecah atom hidrogen
14
menjadi elektron dan proton. Proton mengalir melalui membran, sedangkan
elektron tidak dapat menembus membrane tersebut, sehingga elektron akan
menumpuk pada anoda dan pada katoda terjadi penumpukan ion bermuatan
positif. Apabila anoda dan katoda dihubungkan dengan sebuah penghantar
listrik, maka akan terjadi aliran elektron dari anoda ke katoda, sehingga
terdapat arus listrik. Elektron yang mengalir ke katoda akan bereaksi dengan
proton dan oksigen pada sisi katoda dan membentuk air [9].
Reaksi Kimia pada Fuel Cell
Anoda : 2H2 → 4H+ + 4e-
Katoda : 4e- + 4H+ + O2 → 2H2
15
BAB 3
STUDI KASUS DAN ANALISIS
16
BAB 4
SIMPULAN
17
DAFTAR PUSTAKA
18
LAMPIRAN 1
SEJARAH PERUSAHAAN
• Rincian dan desain anjungan lepas pantai serta desain dan pengangkutan
dan instalasi.
Project Client
Front End Engineering Design PT.Exatra Enjiniring and PT.Pacific Process Engineering
Development of Koto Gasib Measurement Station PT.Exatra Enjiniring and PT.Yuan Sejati
FEED & DEDC Pembangunan Jaringan Gas Bumi Untuk Rumah Tangga PT.Buah Bumi Bersama & PT.Azevedopratama Consultant/PT.Exatra Enjiniring
Renovasi HVAC Non Betalaktam Tahap II PT.Deltamas
Pipeline Risk Assesment for 10” Subsea Rigid Pipeline LESA-KLB
Pipeline Risk Assesment for 6” Subsea Flexible Pipeline KKA-KKNA Consortium of PT.Erraenersi Konstruksindo(Enerkon) and Lemtek UI
Pipeline Risk Assesment for 10” Subsea Rigid Pipeline BG-BC
19
LAMPIRAN 2
20
21