Anda di halaman 1dari 38

i

LAPORAN KERJA PRAKTEK


Analisis Perencanaan Persediaan Bahan Baku Pada Obat Camydril Dalam
Usaha Meningkatkan Efektivitas Proses Produksi Pada PT. LUCAS DJAJA.

Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu syarat Mata Kuliah Kerja Praktek
Pada Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Langlangbuana

Disusun Oleh :
RIVALDO GULTOM
NPM. 41155010190040

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LANGLANGBUANA
2023

i
RINGKASAN

Laporan kerja praktek dengan judul Analisis Perencanaan Persediaan Bahan Baku
Pada Obat Camydril Dalam Usaha Meningkatkan Efektivitas Proses Produksi
Pada PT. LUCAS DJAJA.

Kerja praktek bertujuan untuk mengetahui teori-teori yang telah diperoleh di


bangku kuliah pada dunia industri dan jasa sehingga dapat membandingkan antara
teori yang telah diperoleh dengan kenyataan yang ada di lapangan. Laporan Kerja
Praktek ini juga bertujuan untuk dapat memberikan informasi mengenai gambaran
umum perusahaan serta obyek yang diamati dan dapat membandingkan dengan
obyek yang lain sehingga dapat menjelaskan kelebihan dan kekurangan suatu
sistem dari obyek pengamatan.

Metode pengumpulan data meliputi studi lapangan dan studi kepustakaan. Studi
lapangan meliputi observasi, sedang studi kepustakaan dilakukan dengan
penelitian kepustakaan yang relevan dengan obyek pengamatan.

Topik khusus yang diangkat dijelaskan secara singkat di sini.

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa bahwasannya penulis telah
menyelesaikan laporan kerja praktek dengan tema yang berjudul “ Analisis
Perencanaan Persediaan Bahan Baku Pada Obat Camydril Dalam Usaha
Meningkatkan Efektivitas Proses Produksi Pada PT. LUCAS DJAJA”.

Penulisan laporan ini merupakan salah satu bagian dari mata kuliah yang wajib
ditempuh di jurusan Teknik Industri Universitas Langlangbuana dan merupakan
salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan ditingkat Strata 1 Universitas
Langlangbuana.

Penyusunan laporan kerja praktek ini tidak akan terselesaikan tanpa bantuan dari
berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini izinkan penulis menyampaikan
rasa hormat dan terima kasih kepada berbagai pihak berikut ini :

1. Ayah dan Ibu tercinta, Serta seluruh keluargaku yang turut mendo’akan
dan memberi motivasi sehingga terselesaikannya laporan ini.
2. Bapak Risris Nurjaman, ST,MT. Selaku ketua jurusan teknik industri yang
telah memberikan informasi kepada penulis selama penyusunan laporan
kerja praktek.
3. Ibu Hennie Husniah, Selaku Dekan fakultas teknik yang telah memberikan
informasi kepada penulis selama penyusunan laporan kerja praktek.

ii
4. Teman – teman HMTI yang sudah memberikan motivasi agar semangat
dalam mengerjakan laporan ini.
5. Semua teman-teman yang tidak dapat ditulis satu per satu, penulis ucapkan
terimakasih atas do’a dan dorongan sehingga dapat menyelesaikan laporan
ini.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam laporan ini. Oleh
karena itu kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun sangat penulis
harapkan. Terima kasih dan semoga laporan ini bermanfaat khususnya kepada
penulis yang telah membuat dan umumnya bagi pembaca.

Bandung, , Februari, 2023

Rivaldo Gultom

iii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN................................................................................................i
PERSETUJUAN LAPORAN KERJA PRAKTEK............................................................ii
RINGKASAN...................................................................................................................iii
KATA PENGANTAR......................................................................................................iv
DAFTAR ISI.....................................................................................................................vi
DAFTAR TABEL............................................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR......................................................................................................viii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................2
1.1 Latar Belakang...................................................................................................2
1.2 Tujuan Kerja Praktek..........................................................................................4
1.3 Manfaat Kerja Praktek........................................................................................4
1.4 Lokasi Kerja Praktek..........................................................................................4
1.5 Sistematika Penulisan.........................................................................................4
BAB II PROFIL PERUSAHAAN.....................................................................................6
2.1 Visi, Misi dan Tujuan.........................................................................................6
2.2 Sejarah Perusahaan............................................................................................6
2.3 Struktur Organisasi.............................................................................................9
2.4 Proses Bisnis......................................................................................................9
BAB III PENEMUAN PERMASALAHAN DAN TINJAUAN TERHADAP TEORI...10
3.1 Penemuan Permasalahan..................................................................................10
3.2 Tinjauan Teori..................................................................................................11
BAB IV LANGKAH LANGKAH PEMECAHAN MASALAH....................................24
4.1 Langkah Pemecahan Masalah...........................................................................24
4.2 Keranka Pemecahan Masalah Flowcart...........................................................28
BAB V KESIMPULAN...................................................................................................30
5.1 Kesimpulan......................................................................................................30
5.2 Saran................................................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................24

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 4. 1 Hasil Wawancara............................................................................................25

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Logo perusahaan..........................................................................................8


Gambar 2. 2 Struktur PT.PLN PERSERO........................................................................9
Gambar 4. 1 Flowcart proses pemecahan masalah..........................................................28

vi
BAB I PENDAHULUAN 1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sampai saat ini Indonesia masih menyandang status sebagai negara berkembang.

Dengan status tersebut, bangsa Indonesia masih berusaha untuk melakukan

pembangunan di semua bidang, termasuk pembangunan di bidang ekonomi. Sangat

diharapkan dengan pembangunan ekonomi bangsa Indonesia mampu mewujudkan

kesejahteraan bagi seluruh rakyatnya. Pembangunan tersebut tidak hanya menjadi

tanggung jawab pemerintah saja, namun dibutuhkan kerja sama dengan pihak-pihak

swasta. Untuk memperoleh hasil pembangunan yang optimal maka masing-masing

pihak yang terkait harus mampu mengendalikan seluruh sumber daya yang dimiliki

dengan se-efektif dan se-efisien mungkin.

Sejalan dengan perkembangan ekonomi di Indonesia pada saat ini, pertumbuhan di

sektor industri memegang peranan yang sangat penting. Perekonomian tumbuh dan

berkembang seiring dengan tuntutan kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat

mengikuti perkembangan ilmu, budaya, dan teknologi yang ada. Hal ini pula yang

menyebabkan berbagai macam industri dapat tumbuh dan berkembang dengan

pesatnya di tengah-tengah persaingan industri lokal maupun global. Sektor industri

dituntut untuk memenuhi kebutuhan dan memberikan kepuasan pada masyarakat selaku

konsumennya.

Dalam kondisi bersaing seperti ini, masing-masing perusahaan akan dihadapkan pada

permasalahan pengelolaan yang lebih rumit. Masing-masing


2

perusahaan harus menyadari bahwa peranan bagian produksi tidak hanya

menghasilkan output berupa produk saja, melainkan suatu bagian yang dapat

mendukung perusahaan dalam hal efisiensi dan memenangkan posisi

bersaing yang kuat untuk menguasai pasar sasarannya atau bahkan dapat

merebut pasar lainnya. Masing-masing perusahaan juga dituntut untuk terus

berusaha menjadi perusahaan yang terbaik dan mengembangkan

perusahaannya terutama dalam meningkatkan pengelolaan sumber daya yang

dimiliki. Dengan demikan permasalahan persaingan tersebut dapat

diselesaikan, baik untuk jangka panjang maupun jangka pendek .

Suatu perusahaan pada umumnya melakukan aktivitas mengubah input

menjadi output melalui proses dan disertai perubahan-perubahan yang tidak

menentu dari lingkungan eksternal perusahaan. Produksi merupakan fungsi

pokok dalam setiap perusahaan industri, yang mencakup aktivitas untuk

menciptakan nilai tambah produk yang merupakan output dari setiap

perusahaan. Kontinuitas jalannya proses produksi dalam perusahaan sangat

penting, maka masalah pengendalian persediaan sumber daya perusahaan

merupakan hal yang harus diperhatikan.

Sumber daya merupakan faktor utama sebuah perusahaan untuk berdiri,

berkembang, dan bersaing dengan perusahaan yang lainnya. Sumber daya

perusahaan terdiri dari banyak faktor, antara lain; sumber daya manusia,

sumber daya modal, sumber daya mesin, sumber daya bahan baku, dan

sumber daya lainnya. Untuk memproduksi suatu barang, sumber daya bahan

baku merupakan salah satu faktor utama. Dengan perencanaan sumber daya

bahan baku yang baik,


3

1.2 Tujuan Kerja Praktek


Tujuan kerja praktek ini adalah :
1.2.1 Mengetahui metode yang digunakan oleh PT. LUCAS DJAJA untuk

menetapkan perencanaan bahan baku obat Camydril?

1.2.2 Mengetahui hasil penerapan dalam pengendalian persediaan bahan

baku obat Camydril untuk meningkatkan efektivitas proses produksi di

PT.LUCAS DJAJA ?

1.3 Manfaat Kerja Praktek


Penulis melakukan kerja praktek pada perusahaan ini dengan harapan agar kerja
praktek dapat berguna bagi semua pihak, antara lain:
1. Memberikan sumbang saran mengenai keilmuan Teknik Industri kepada
perusahaan,
2. Mahasiswa bisa mengetahui secara lebih mendalam dan mendetail
gambaran tentang kondisi nyata dunia kerja sehingga diharapkan nantinya
mampu menerapkan atau mengaplikasikan ilmu yang telah didapat dalam
aktivitas yang ada didunia kerja.

1.4 Lokasi Kerja Praktek


Lokasi kerja praktek yang dipilih oleh penulis untuk mengadakan kegiatan kerja
praktek dilakukan di Jl. Raya Banjaran No.108, Banjaran, Kec. Banjaran,
Bandung, Jawab Barat 40379. Kerja praktek dilakukan dimulai dari tanggal 01
Oktober –31 Desember 2021, dimana waktu kerja dimulai hari Senin – Jum’at
dengan jam kerja dimulai dari pukul 08.00 – 17.00 dilaksanakan di bagian Divisi
lapangan PT.HALEYORA POWER.

1.5 Sistematika Penulisan


Pada laporan penelitian ini, menyajikan pembahasan dengan sistematika
pembahasan sebagai berikut:
Bab I pendahuluan
4

Pada bab ini berisikan latar belakang penelitian, perumusan masalah,


tujuan penelitian, batasan masalah, asumsi penelitian tempat penelitian,
dan sistematika penulisan laporan kerja praktek.
Bab II profil perusahaan
Pada bab ini berisikan tentang gambaran umum perusahaan tempat
pelaksanaan kerja praktek yang meliputi sejarah, visi dan misi
perusahaan , profil dan manajemen organisasi , jumlah tenaga kerja serta
departemen – departemen yang ada dalam perusahaan.
Bab III sistem perusahaan
Pada bab ini berisikan tentang proses bisnis perusahaan : berisi proses
kerja, proses bisnis, sistem kerja yang berlangsung di instansi /
perusahaan, berikut komponen kerjanya dan analisis teoritis sistem
perusahaan : analisa terkait perbandingan antara kondisi real perusahaan
dengan teori yang ada.
Bab IV pembahasan
Pada bab ini berisi topik khusus yang menjadi kekhasan dalam laporan
kerja praktek. bahasan topik khusus pada laporan kerja praktek hendaknya
dapat difokuskan pada keterkaitan (interaksi) antar komponen structural
(input-proses-output), komponen fungsional (manajemen dan organisasi)
dan komponen lingkungan (teknologi, ekonomi, sosial dan lain-lain) dari
suatu sistem manufaktur.
Bab V penutup
Pada bab ini akan memberikan kesimpulan dan menyampaikan hasil dari
pelaksanaan kerja praktek dan harus didukung oleh data serta dilengkapi
dengan rekapitulasi hasil-hasil pokok yang berasal dari pembahasan secara
rinci dan saran sebagai anjuran rekomendasi yang dilaksanakan untuk
penyempurnaan pelaksanaan berdasarkan penerapan teori yang digun
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN

2.1 Visi, Misi dan Tujuan


A. Visi
Menjadi Perusahaan Distribusi Tenaga Listrik Kelas Dunia
B. Misi
1. Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait, berorientasi
pada kepuasan pelanggan, anggota perusahaan dan pemegang saham.
2. Menyediakan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas
kehidupan masyarakat.
3. Mengupayakan agar tenaga listrik dapat menjadi pendorongkegiatan
ekonomi.
4. Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan
C. Tujuan
Organisasi PT PLN (Persero) Distribusi :
1. Untuk meningkatkan efektivitas pelayanan kepada pelanggan serta untuk
mengantisipasi perkembangan kelistrikan di wilayah kerja Banjaran
2. Diperlukan pola pengorganisasian yang memiliki kesamaan untuk
mendukung pengelolaan bisnis yang optimal serta harmonis dengan
pengembangan sistem SDM

2.2 Sejarah Perusahaan


Kelistrikan di Indonesia di mulai pada akhir abad ke–19, pada saat beberapa
perusahaan Belanda antara lain pabrik gula dan pabrik teh mendirikan pembangkit
tenaga listrik untuk keperluan sendiri. Kelistrikan untuk pemanfaatan umum mulai
ada pada saat perusahaan swasta Belanda yaitu NV NIGN yang semula bergerak
dibidang gas memperluas usahanya dibidang listrik untuk kemanfaatan umum.
Pada tahun 1927 Pemerintah Belanda membentuk s’Land Waterkracht Bedrijven
(LB) yaitu perusahaan listrik Negara yang mengelola PLTA Pelanggan, PLTA
Lamajan dan PLTA Bengkok Dago, PLTA Ubrug dan Kracak di Jawa Barat,
PLTA Giringan di madiun, PLTA tes di Bengkulu, PLTA Tonsea lama di

6
7

Sulawesi Utara dan PLTU di Jakarta. Selain itu beberapa Kotapraja dibentuk
perusahaan – perusahaan listrik di Kotapraja.

Menyerahnya Pemerintahan Belanda kepada Jepang dalam Perang Dunia II maka


Indonesia dikuasai oleh Jepang, yang kemudian jatuhnya Jepang ketangan Sekutu
dan diproklamasikannya kemerdekaan RI maka diambil alih perusahaan –
perusahaan listrik yang dikuasai Jepang. Pengambil alihan tersebut diserahkan
kepada Presiden Soekarno dan kemudian dengan Penetapan Pemerintah tahun
1945 No. 1 tertanggal 27 Oktober 1945 maka dibentuklah Jawatan Listrik dan Gas
dibawah Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga kerja.

Sejarah ketenaga listrikan di Indonesia mengalami pasang surut sejalan dengan


perjuangan bangsa. Tanggal 27 Oktober 1945 kemudian dikenal sebagai Hari
Listrik dan Gas. Penetapan secara resmi sebagai Hari Listrik dan Gas berdasarkan
keputusan Mentri Pekerjaan Umum dan Tenaga No.20 tahun 1960, namun
kemudian berdasarkan keputusan Mentri Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik
No.235/KPTS/1975 tanggal 30 September 1975 peringatan Hari Listrik dan Gas
yang digabung dengan Hari Kebangpenulisn Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik
yang jatuh pada tanggal 3 Desember. Mengingat pentingnya semangat dan nilai –
nilai hari listrik, maka berdasarkan Keputusan Mentri Pertambangan dan Energi
No.1134.K/43/MPE/1992 tanggal 31 Agustus 1992 ditetapkan tanggal 27 Oktober
sebagai Hari Listrik Nasional.

Pada tahun 1994 terjadi perubahan mendasar dalam tubuh perusahaan yang
tadinya berstatus sebagai Perusahaan Umum ini, yaitu setelah keluarnya Perpu
no.3 dan sesuai dengan akte notaris Soetjipto, SH No 169 yang menyatakan
bahwa Perum PLN statusnya diubah menjadi Perseroan dengan nama PT.PLN
(PERSERO). Perubahan status perusahaan tersebut ternyata membawa dampak
sangat kuat bagi perkembangan perusahaan listrik Indonesia dalam menggapai
orientasi dan obsesinya. Selain itu dalam rangka memaksimalkan peran
perusahaan itu berbagai upaya telah dilakukan perusahaan ini, baik secara internal
maupun secara eksternal. Perubahan internal misalnya dapat dilihat dari
perubahan struktur organisasinya baik yang dikantor pusat maupun didaerah.
8

Begitu juga secara eksternal kini PLN telah melakukan ekspansi dengan
membentuk unit–unit bisnis dan anak perusahaan sebagai unit pelaksanaannya.

Unit wilayah yang dimiliki PLN terdiri dari 11 wilayah kerja ditambah dengan
kawasan Batam sebagai wilayah khusus. Wilayah tersebut anatara lain: Wilayah I
Aceh, Wilayah II Sumatra Utara, Wilayah III Sumbar-Riau, Wilayah IV Sumsel-
Bengkulu-Jambi dan Bangka Belitung, Wilayah V Kalimantan Barat, Wilayah VI
Kalimantan Selatan, Timur dan Tengah, Wilayah VII Sulut Sulteng, Wilayah VIII
Sulawesi Selatan dan Tenggara, Wilayah IX Maluku, Wilayah X Irian jaya dan
Wilayah XI Bali NTT – NTB. Selain wilayah PLN memiliki unit distribusi
Jakarta raya dan Tangerang distribusi Jawa Barat, distribusi Jawa Tengah dan
Timur. Begitu juga membentuk anak perusahaan diantaranya PT.Indonesia Power,
PT. Icon Plus dan PLN Batam yang sebelumnya menjadi daerah khusus.

Untuk logo dari PT. PLN Distribusi dapat dilihat pada Gambar 2.1

Gambar 2. 1 Logo perusahaan


9

2.3 Struktur Organisasi

Gambar 2. 2 Struktur PT.PLN PERSERO

2.4 Proses Bisnis


Pengenalan mengenai garis besar proses bisnis dan budaya perusahaan secara
umum adalah hal pertama yang dilakukan pada saat mengenal perusahaan PLN.
Hal itu dimaksudkan agar dapat mengetahui serta mengenal lingkungan kerja PT
PLN sehingga dapat memahami proses bisnis tersebut sesuai dengan keadaan
yang sebenar-benarnya. Gambaran secara umum tentang proses bisnis PLN adalah
terdefinisi dalam enam fungsi yang saling berkaitan. Keenam fungsi tersebut
adalah
1. Fungsi I (Pelayanan Pelanggan)
Fungsi I adalah fungsi yang bertugas dalam hal pelayanan pelanggan.
Pelayanan yang disediakan pada fungsi I antara lain pelayanan pasang baru,
pelayanan tambah daya atau turun daya, penyambungan sementara, perubahan
nama, perubahan tarif, migrasi dari pascabayar ke prabayar dan juga pelayanan
lain bagi pelanggan yang membutuhkan informasi mengenai ketenagalistrikan
yang disediakan oleh PLN. Fungsi ini yang menghasilkan sumber pendapatan
10

PLN dan menyiapkan data untuk membentuk data base pelanggan dan yang
mengolahdari calon pelanggan menjadi pelanggan.
2. Fungsi II (Pembacaan Meter)
Fungsi II adalah fungsi baca meter (Cater). Fungsi ini melaksanakan
perencanaan, persiapan, pelaksanaan dan pengendalian dalam kegiatan
pembacaan, pencatatan dan perekaman angka kedudukan meter KWH, meter
KVARH, meter KVA maksimal pada tiap pelanggan serta pembacaan dan
pencatatan petunjuk saklar waktu. Untuk pelanggan dengan tarif daya kurang
dari 23 KVA (pelanggan umum), pembacaan standmeter dilakukan oleh
outsourcing yang telah ditunjuk, sedangkan bagi pelanggan tariff daya lebih
dari 23 kVA (pelanggan khusus) pembacaan standmeter dilakukan oleh
petugas PT. PLN (Persero). Proses pembacaan standmeter dilakukan setiap
satu bulan sekali. Standmeter tersebut dibaca untuk mengetahui KWH
pemakaian tiap bulan dari masing-masing pelanggan. Hasil pencatatan KWH
dikirim ke fungsi pembuatan rekening.
3. Fungsi III (Pembuatan Rekening )
Berdasarkan hasil pembacaan standmeter yang telah dilakukan pada fungsi II
maka salah satu tugas Fungsi III adalah mengolah data hasil baca meter untuk
dijadikan rekening. Pada intinya, proses penghitungan rekening dimulai dengan
menghitung selisih angka standmeter bulan lalu dan standmeter bulan
sekarang. Dari selisish itu kemudian data diproses sesuai prosedur dan
ketentuan yang berlaku sehingga menjadi rekening untuk tiap-tiap pelanggan
yang berisi informasi pemakaian kWh tiap bulan serta jumlah rupiah yang
harus dibayarkan oleh masing-masing pelanggan kepada PLN.
4. Fungsi VI (Pembukaan Piutang Pelanggan)
Berdasarkan hasil penjualan rekening maka ada pelanggan yang tertib
melakukan pembayaran sesuai dengan ketentuan. Namun ada juga yang belum
dapat membayar rekening bahkan sampai bulan-bulan berikutnya sehingga
mengakibatkan terjadinya tunggakan. Salah satu tugas utama dari fungsi VI
adalah melakukan pencatatan terhadap hasil penjualan rekening, adanya
tunggakan dan berapa besar tunggakan yang terjadi dalam satu periode waktu
11

tertentu, serta melakukan pendataan/pembukuan terhadap pelanggan yang


terlibat dalam tunggakan tersebut, sehingga diketahui jumlah piutang
perusahaan dari tunggakantunggakan yang ada.
5. Fungsi V (Penagihan)
Banyaknya tunggakan yang dilakukan oleh pelanggan mengakibatkan
terjadinya piutang. Berdasarkan pembukuan piutang pelanggan yang telah
dilakukan pada fungsi IV, maka fungsi V mempunyai tugas diantaranya adalah
melakukan penagihan terhadap tunggakan yang terjadi dan membukukannya
kembali sesuai dengan aturan dan ketentuan yang berlaku.
6. Fungsi VI (Pengawasan Kredit)
Fungsi pengawasan kredit adalah fungsi yang melakukan perencanaan,
persiapan, pelaksanaan dan pengendalian dalam kegiatan pemutusan
sementara, penyambungan kembali, pemutusan rampung bagi pelanggan yang
terlambat membayar piutang pelanggan yang dan menyelesaikan penghapusan
piutang ragu-ragu. Fungsi ini berperan dalam menarik piutang yang tertunggak
dan dalam hal menurunkan rasio piutang listrik dengan melakukan berbagai
upaya agar piutang pelanggan yang tertunggak dilunasi pelanggan.
BAB III
PENEMUAN PERMASALAHAN DAN TINJAUAN TERHADAP TEORI

3.1 Penemuan Permasalahan


Selama pelaksanaan kerja peraktek hasil survey lapangan wilayah PT. PLN
(Persero) Banjaran. Menemui beberapa masalah yang dihadapi diantaranya
adalah:
1. Mata pencaharian tradisional seperti petani tentunya mendapatkan pendapatan
yang tidak menentu, baik dari hasil dan waktu penerimaan pendapatan.
Pendapatan yang tidak menentu tersebut dihadapkan dengan semakin
banyaknya tuntutan hidup seperti kebutuhan makan, pendidikan dan kewajiban
lainya seperti membayar listrik setiap bulannya. Sedangkan pelanggan yang
mata pencaharianya karyawan memiliki kendala dari segi waktu penerimaan
gaji, dimana penerimaan gaji melewati batas waktu akhir pembayaran listrik
setiap bulannya.
2. karakter pelanggan yang emosional dan pelanggan yang sudah dekat dengan
petugas susah untuk ditindak putus sementara karena untuk pelanggan yang
suka emosional susah untuk diajak bicara melaikan langsung emosi ketika
ditagih bayar listrik dan untuk yang sudah dekat dengan petugas, terkadang
petugas bingung karna sudah kenal dekat karna tiap minggu ketemu jadi
merasa serba salah sehingga susah untuk ditindak putus sementara. Apalagi
jika menemukan pelanggan ormas terkadang suka sengaja menunda, suka
sengaja didiamkan karena mereka merasa bahwa mereka kuat dalam segala hal.
Pelanggan seperti itu dikategorikan pelanggan potensial.
3. Kesengajaan pelanggan dalam menunda pembayaran listrik sehingga
pelanggan terkadang lupa akan bayar listrik sudah jatuh tempo sehingga
pelanggan melewati batas waktu pembayaran listrik yang sudah dikenakan
denda Rp.3.000. dan juga banyaknya janji palsu yang suka membohongi
petugas, misalnya petugas datang kerumah pelanggan untuk memberi invoice
dan diingatkan bayar listrik sebelum tanggal 20, kebanyakan pelanggan

10
11

memberikan janji bayar tanggal 18/19 dan itu tidak ditepati/palsu, sehingga
pelanggan tersebut melewati batas pembayaran dan menjadi penunggak.
4. sumber penghasilan pelanggan yang rendah sehingga sulit membagi kebutuhan
sehari-hari dan untuk bayar listrik yang misalnya satu KWH listrik dipakai tiga
keluarga, belum lagi ada juga yang kerjanya dirumahkan karena di era covid19
ini, banyak pegawai yang di PHK sehingga banyaknya pelanggan yang
menunggak dan tidak tepat bayar listrik sebelum tanggal 20.

3.2 Tinjauan Teori


3.2.1 Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen dipengaruhi oleh rangsangan pemasaran, produk,
jasa, harga, distribusi, komunikasi dan rangsangan lain (ekonomi,
teknologi, politik, budaya) yang kemudian akan berpengaruh terhadap
psikologi konsumen (persepsi, pembelajaran, memori) dan karakteristik
konsumen (budaya, sosial, personal) kemudian konsumen akan melalui
tahapan proses keputusan pembelian yang melibatkan pengenalan
masalah, pencarian informasi, penilaian alternatif keputusan pembelian
dan perilaku pasca pembelian dan akhirnya konsumen melakukan
keputusan pembelian (Kottler & Keller, 2009)
Hawkins, Best, & Coney (2004) menjelaskan bahwa perilaku
konsumen dipengaruhi oleh faktor eksternal (budaya, status sosial,
kelompok rujukan, keluarga, aktivitas pemasaran) dan faktor internal
(persepsi, pembelajaran, memori, motivasi, kepribadian, emosi, sikap)
yang kemudian mempengaruhi konsep diri dan gaya hidup, selanjutnya
konsep diri dan gaya hidup akan berpengaruh terhadap perilaku pembelian
konsumen.
3.2.2 Faktor Eksternal yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen
Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen, secara
garis besar faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen terbagi menjadi
faktor eksternal yaitu yang berasal dari luar diri konsumen, faktor internal
yang berasal dari dalam diri konsumen. Faktor eksternal terdiri dari
12

budaya, status sosial, kelompok acuan (reference groups), keluarga dan


aktivitas pemasaran (Hawkins, Best, & Coney, 2004).
13

1. Budaya
Budaya didefinisikan sebagai keseluruhan kepercayaan, nilai-nilai, dan
kebiasaan yang dipelajari yang membantu mengarahkan perilaku konsumen
para anggota masyarakat tertentu (Schiffman & Kanuk, 2008).
Budaya didefinisikan sebagai keseluruhan pengetahuan, kepercayaan, seni,
hukum, moral, adat istiadat, dan setiap kemampuan lainnya yang diperoleh
oleh manusia sebagai anggota masyarakat, mencakup juga segala sesuatu yang
mempengaruhi proses pemikiran individu dan perilaku (Hawkins, Best, &
Coney, 2004).
Studi tentang budaya membutuhkan pemeriksaan yang terinci terhadap
sifat masyarakat secara keseluruhan, termasuk berbagai faktor seperti bahasa,
pengetahuan, hukum, agama, kebiasaan makanan, musik, seni, teknologi,
produk dan barang-barang lainnya sebagai hasil kecerdasan manusia yang
memberikan cita rasa tersendiri kepada masyarakat (Schiffman & Kanuk,
2008).
Perilaku manusia biasanya dapat dipelajari dari budaya dan lingkungan
sekitarnya, lingkungan yang berbeda akan menghasilkan perilaku yang berbeda
pula. Oleh karena itu, pemasar sangat berkepentingan untuk mempelajari
budaya tersebut agar dapat menyediakan produk-produk yang diinginkan oleh
konsumen.
2. Status Sosial
Para peneliti sering mengukur status sosial dengan pembagian kelas sosial,
yaitu dengan membatasi setiap kelas sosial dengan banyaknya status yang
dimiliki, status sering dianggap sebagai penggolongan relatif para anggota
setiap kelas sosial dari segi-segi faktor tertentu seperti kekayaan berupa
banyaknya aset ekonomi, kekuasaan, tingkat pilihan atau pengaruh pribadi
terhadap orang lain dan martabat yaitu tingkat pengakuan yang diperoleh dari
orang lain. Kelas sosial adalah pembagian yang relatif permanen dan
berjenjang dalam masyarakat di mana anggotanya berbagi nilai, minat, dan
perilaku yang sama (Kottler Keller, 2009).
14

Kelas sosial adalah divisi hierarki masyarakat ke dalam kelompok


kelompok yang relatif berbeda dan kelompok homogen yang berkaitan dengan
sikap, nilai dan gaya hidup (Hawkins, Best, & Coney, 2004).

Pengetahuan terhadap kelas sosial ini dianggap penting dan berharga


karena dapat digunakan sebagai klasifikasi sosial sebagai alat untuk mengenali
dan membagi pasar-pasar yang di targetkan karena di dalam kelas sosial
tertentu cenderung memperlihatkan perilaku pembelian yang sama.
3. Aktivitas Pemasaran
Aktifitas pemasaran merupakan kegiatan untuk mengkomunikasikan dan
menyerahkan nilai kepada pelanggan serta harmonisasi antarkegiatan
pemasaran untuk mengoptimalkan pengaruh bauran pemasaran, sehingga
perusahaan yang mampu memenangkan kompetisi. Mereka yang dapat
memenuhi kebutuhan pelanggan secara ekonomis, nyaman, dan dengan
komunikasi yang efektif. Aktivitas pemasaran adalah hal yang penting
dilakukan untuk memperoleh pasar yang diinginkan.
Beberapa literatur yang mengulas tentang aktivitas pemasaran, agar
aktivitas pemasaran dapat dilakukan dengan baik, tugas pemasar adalah
merencanakan kegiatan serta menyusun program pemasaran yang terpadu
untuk menciptakan nilai mengkomunikasikan dan menyerahkannya kepada
konsumen. Seperangkat aktivitas dan alat pemasaran yang digunakan
perusahaan untuk mencapai tujuan pemasaran diklasifikasikan menjadi 4P
yaitu produk (product), harga (price), tempat (place), promosi promotion), 4P
dalam aktivitas pemasaran ini juga sering disebut dengan aktivitas bauran
pemasaran (Kottler & Keller, 2009)

3.2.3 Faktor Internal yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen


Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri individu yang
dapat berpengaruh terhadap perilaku, terdiri dari persepsi, kepribadian,
emosi dan sikap (Hawkins, Best, & Coney 2004).
1. Persepsi
15

Persepsi didefinisikan sebagai proses yang dilakukan individu untuk


memilih, mengatur, dan menafsirkan stimuli ke dalam gambar yang berarti dan
masuk akal mengenai dunia (Schiffman Kanuk, 2008).
Bagaimana setiap orang mengenal, memilih, mengatur dan menafsirkan stimuli
yang mereka rasakan merupakan proses yang sangat individual berdasarkan
kebutuhan, nilai-nilai dan harapan masing-masing individu itu sendiri.

Hawkins, Best, & Coney (2004) menyatakan bahwa proses persepsi melalui
empat tahapan utama yaitu: eksposur (exposure), perhatian (attention),
interpretasi (interpretation), memori (memory), satu sampai dengan tiga adalah
pernyataan persepsi. Realitas bagi seseorang sematamata merupakan persepsi
orang tersebut mengenai apa yang terjadi, individu bertindak dan bereaksi
didasarkan pada persepsi mereka, karena pada dasarnya jika seseorang berpikir
mengenai realitas sebenarnya itu adalah pikiran konsumen atas persepsi yang
mempengaruhi tindakan mereka seperti kebiasaan membeli mereka, kebiasaan
bersantai mereka dan lain sebagainnya. Oleh karena itu, para pemasar perlu
memahami gagasan dan konsep persepsi secara keseluruhan dalam rangka
memahami perilaku konsumen.
2. Kepribadian
Perilaku pembelian konsumen dalam memilih produk akan berbeda-beda
dari satu individu terhadap individu yang lain, hal ini karena dipengaruhi oleh
perbedaan karakteristik kepribadian pembeli. Kepribadian didefinisikan
sebagai ciri-ciri kejiwaan dalam diri yang menentukan dan mencerminkan
bagaimana seseorang berespons terhadap lingkungannya, definisi lainnya
kepribadian adalah ciri bawaan psikologis manusia (human psychological
traits) yang khas yang menghasilkan tanggapan yang relatif konsisten dan
bertahan lama terhadap rangsangan lingkunganya kepribadian biasanya
menggambarkan ciri bawaan seseorang seperti kepercayaan diri, kemampuan
bersosialisasi, dominasi, kemampuan beradaptasi, dan pertahanan diri (Kottler
& Keller, 2009).
3. Sikap
16

Dalam konteks perilaku konsumen sikap adalah kecenderungan yang


dipelajari dalam berperilaku dengan cara yang menyenangkan atau tidak
menyenangkan terhadap suatu objek tertentu. Sikap merupakan sebuah
organisasi yang berkelanjutan dari proses motivasi, persepsi, dan kognitif,
dengan memperhatikan beberapa aspek dari lingkungan kita (Hawkins, Best, &
Coney, 2004), (Schiffman & Kanuk, 2008).
Sikap yang berkaitan dengan perilaku membeli dibentuk sebagai hasil dari
pengalaman langsung mengenai produk, informasi secara lisan yang diperoleh
dari orang lain, atau terpapar oleh iklan di media massa, internet, brosur atau
katalog produk. Sikap mencerminkan penilaian yang menyenangkan maupun
tidak menyenangkan terhadap objek, sikap mempunyai kualitas memotivasi,
yaitu mendorong konsumen ke arah perilaku tertentu atau menarik konsumen
dari perilaku tertentu. Unsur sikap terdiri dari tiga komponen utama yaitu
komponen kognitif, komponen afektif, dan komponen konatif.

Komponen kognitif yaitu pengetahuan dan persepsi yang diperoleh


berdasarkan kombinasi pengalaman langsung dengan objek sikap dan
informasi yang berkaitan dari berbagai sumber sehingga menimbulkan
kepercayaan, yaitu kepercayaan konsumen bahwa objek sikap mempunyai
berbagai sifat dan bahwa perilaku tertentu akan menimbulkan hasil-hasil
tertentu. Komponen afektif yaitu emosi atau perasaan konsumen mengenai
produk atau merek tertentu, pengalaman konsumen dapat menimbulkan emosi
atau perasaan tertentu seperti kebahagiaan, kesedihaan, perasaan senang,
gembira, marah, sedih, malu, kesukaran atau keheranan.

Komponen konatif atau konasi berhubungan dengan tindakan atau perilaku


terhadap objek, atau perilaku sesungguhnya konsumen terhadap objek tersebut,
dalam riset pemasaran merek-merek yang dinilai positif akan mempengaruhi
sikap dan berpengaruh positif terhadap pembelian merek yang sebenarnya.
Bagaimana sikap konsumen dibentuk dan bagaimana diubah merupakan
perhatian besar dalam praktisi pemasaran, perlu diingat bahwa sikap yang
dipelajari dan beberapa teori pembelajaran memberikan pandangan bagaimana
17

sikap pada awalnya dibentuk, pembentukan sikap di antaranya dikarenakan


pengalaman pribadi langsung dan dipengaruhi oleh berbagai gagasan dan
pengalaman dari teman-teman, keluarga, dan informasi media massa. Di
samping itu, kepribadian individu memainkan peran dalam pembentukan sikap.
Begitupun dengan perubahan sikap, perubahan ini dipengaruhi oleh berbagai
pengalaman pribadi dan informasi yang diperoleh dari berbagai sumber dari
perorangan dan umum, dan sikap konsumen sendiri mempengaruhi penerimaan
maupun kecepatan perubahan dalam perilaku konsumen secara individu
(Schiffman & Kanuk, 2008).
Berdasarkan landasan teori, ada dua faktor dasar yang mempengaruhi perilaku
konsumen yaitu faktor eksternal dan faktor internal.
1. Faktor eksternal
Faktor eksternal merupakan faktor yang meliputi pengaruh keluarga, kelas
sosial, kebudayaan, marketing strategy, dan kelompok referensi.
Kelompokreferensi merupakan kelompok yang memiliki pengaruh
langsung maupun tidak langsung pada sikap dan prilaku konsumen.
Kelompok referensi mempengaruhi perilaku seseorang dalam pembelian
dan sering dijadikan pedoman oleh konsumen dalam bertingkah laku.
2. Faktor internal
Faktor-faktor yang termasuk ke dalam faktor internal adalah motivasi,
persepsi, sikap, gaya hidup, kepribadian dan belajar. Belajar
menggambarkan perubahan dalam perilaku seseorang individu yang
bersumber dari pengala
BAB IV
LANGKAH LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

4.1 Langkah Pemecahan Masalah


4.1.1 Metode Pengumpulan Data
Sesuai metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagi berikut :
1. Wawancara
Wawancara adalah percakapan yang dilakukan dengan maksud tertentu.
Percakapan dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang
mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewee) yang
memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Tujuan utama melakukan
wawancara adalah untuk menyajikan konstruksi saat sekarang dalam suatu
konsep mengenai pribadi, peristiwa, aktivitas, organisasi, perasaan, motivasi
tanggapan atau persepsi, tingkat dan bentuk keterlibatan dan sebagainya,
untuk merekonstruksi beragam hal seperti itu sebagai bagian dari masa
lampau, dan memproyeksikan hal-hal itu dikaitkan dengan harapan yang bisa
terjadi di masa yang akan dating. Dalam penelitian ini peneliti bertanya
langsung kepada informan dalam bentuk wawancara mendalam dengan
menggunakan kerangka atau daftar pertanyaan sebagai pedoman mengenai
apa yang akan ditanyakan supaya lebih terarah. Peneliti melakukan
wawancara dengan petugas, dan masyarakat yang menunggak pembayaran
rekening listrik.

24
25

No Pertanyaan Jawaban
1. Apakah bapak/ibu sudah tau, Sudah tau, tapi suka lupa
bahwa pembayaran listrik jatuh
tempo pada tanggal 20
2. Mengapa bapak/ibu mengabaikan Belum ada dana untuk melakukan
pembayaran listrik yang jatuh pembayarn listrik
tempo tanggal 20
3. Apakah bapak/ibu tau sangsi apa Selama yang saya ketahui sangsi
yang diberikan Ketika melewati yang diberikan cuman denda
tanggal 20 keterlambatan saja
Tabel 4. 1 Hasil Wawancara

5. Observasi (Observation)
Penulis melakukan pengamatan terhadap perilaku konsumen terhadap
peningkatan tunggakan rekening listrik (pasca bayar) di PT. PLN (Persero)
Wilayah Banjaran.
6. Kuesioner (Questioner)
Pengumpulan data dengan cara membuat daftar pertanyaan yang berkaitan
dengan kualitas perilaku konsumen terhadap peningkatan tunggakan rekening
listrik (pasca bayar).
7. Kajian Pustaka
Penulis mencari referensi – referensi yang terkait dengan perilaku konsumen
terhadap peningkatan tunggakan rekening listrik (pasca bayar) dari sumber
sumber seperti buku – buku literature melalui studi pustaka dan situs internet
yang berkaitan dan mendukung penelitian ini.
26

4.1.2 Populasi Dan Sampel


4.1.2.1 Populasi
Polulasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.

Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan pelanggan pengguna listrik


pasca bayar pada PT. PLN (Persero) Wilayah Area Banjaran.

4.1.2.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut. Yang menjadi sampel adalah merupakan pelanggan PT. PLN (Persero)
Wilayah Banjaran. Sampel dalam penelitian ini merupakan populasi yang diambil
sebanyak 23rumah dari 225rumah, atau 10% dari total rumah pengguna listrik
pasca bayar. Metode sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah
purposive sampling dan accidental sampling.

Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan


tertentu. Dan accidential sampling adalah Teknik penentuan sampel berdasarkan
kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/incidental bertemu dengan
peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan
ditemui itu cocok sebagai sumber data.
27

4.2 Keranka Pemecahan Masalah Flowcart

Gambar 4. 1 Flowcart proses pemecahan masalah

Dari Flowchart pemecahan masalah di atas dapat di jelaskan sebagai berikut:


Salah satu masalah yang sangat sering terjadi di lapangan sering terjadinya
pelanggan lupa dan sengaja terhadap pembayar listrik akan jatuh tempo pada
tanggal 20, maka dari itu melakukan Invoice secara terjadwal agar dapat
meminimalisir pelanggan bayar tepat pada waktunya, serta di ingatkan bahwa
bayar listrik sebelum jatuh tempo tanggal 20 berikut Invoice terjadwal :
1. Mempersiapkan Invoice dari rbm a sampai e
2. Melakukan penyampaian invoice kepada pelanggan dari rbm a sampai e
3. Melihat hasil dari invoice
4. Melakukan penyegelan/pemutusan sementara dari tanggal 2

4.2.1 Faktor Penyebab Pelanggan Menunggak


Berdasarkan survey lapangan penyebab atau factor menunggaknya pelanggan
disebabkan bermacam-macam
1. Mata pencaharian yang tak menentu dan pendapatan gaji pada tanggal tua.
2. Kesengajaan pelanggan menunda pembayaran.
3. Kelupaan pelanggan terhadap jatuh tempo pada tgl 20.
28

4.2.2 Strategi Mengatasi Pelanggan Menunggak


Seperti yang sudah dijelaskan, Strategi apa yang akan digunakan agar pelanggan
tersebut bayar disetiap sebelum tanggal 20 dan tidak melewati akhir bulan. Untuk
permasalahan yang terjadi pada daerah-daerah yang menunggak yaitu :
1. Melakukan invoice setiap bulan sebelum tanggal 20 dikerjakan dari tanggal 10
guna untuk mengingatkan yang suka lupa akan jatuh tempo pada tanggal 20
sehinggan konsumen/pelanggan ingat pada pembayaran listrik dan
mengedukasi pelanggan agar tersadar dari yang suka menunda-nunda
pembayaran, dan untuk yang mata pencaharian petani bisa tau berapa yang
harus dibayar dari jauh hari sebelum tanggal 20.
2. Bagi yang melewati tanggal 20 dilakukan penagihan ulang menggunakan
kertas penagihan/pemutusan, bila mampu untuk di putus sementara diputus
dengan cara disegel.
Guna untuk memberi efek jera agar tidak mengulangi dibulan berikutnya.
3. Untuk menghadapi pelanggan-pelanggan potensial/susah dikendalikan yang
melewati tanggal 20, seperti ormas dan pelanggan-pelanggan yang karakter
emosional dilakukan gempur tagih dengan rekan petugas untuk mengedukasi
agar bayar tepat waktu dan apabila tidak hasil dilakukan pemutusan sementara.
29

BAB V
KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pengendalian piutang
pada PT PLN (Persero) Wilayah Banjaran yang telah dilakukan dengan teliti dan
seksama sebagaimana yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa pada PT PLN (Persero) Wilayah Banjaran kurang
memperhatikan batas waktu pembayaran tagihan rekening listrik yang tidak
dipatuhi pelanggan, kurangnya tenaga kerja untuk pemutusan listrik sementara
dan penagihan piutang.
1. Pelaksanaan pemutusan sementara belum terlaksana sesuai dengan standar
oprasional prosedur Berdasarkan standar operasional prosedur, pelanggan
yang masih belum melakukan pelunasan setelah lewat tanggal 20 tiap bulannya
maka wajib dilaksanakan pemutusan sementara dan penyambungan kembali
dapat dilaksanakan setelah pelanggan menyelesaikan tagihan listrik yang
belum dilunasi.
2. Pelanggan terbiasa membayar listrik di akhir-akhir batas tempo waktu,
ditambah lagi dengan denda keterlambatan pembayaran yang dirasakan masih
murah oleh pelanggan.

5.2 Saran
Berdasarkan pembahasan yang telah di lakukan di atas, maka penulis memberikan
masukan atau saran sebagai bahan pertimbangan dalam proses pengendalian
piutang pada PT PLN (Persero) Wilayah Banjaran yaitu sebaiknya perusahaan
dapat menambah petugas atau bekerjasama dengan pihak ketiga dalam melakukan
pemutusan listrik sementara dan penagihan piutang kepada pelanggan secara
langsung untuk mengurangi piutang menunggak.
DAFTAR PUSTAKA

Hawkins, Best, & Coney, 2004. Perilaku Konsumen Tinjauan Konseptual dan
Praktis. Dr. Hartini S.E M.M. Bandung

Kottler & Keller, 2009. Perilaku Konsumen Tinjauan Konseptual dan Praktis Dr.
Hartini S.E M.M. Bandung

Mulyadi, 2001. Sistem Akuntansi Edisi Tiga. Jakarta : Salemba Empat

Schiffman & Kanuk, 2008. Perilaku Konsumen Tinjauan Konseptual dan Praktis
Dr. Hartini S.E M.M. Bandung Weygandt dan Kieso (2008 : 345)

24
25

LEMBAR KEGIATAN/AKTIVITAS KP

Nama : Regi Gilang Pangestu


NPM : 41155010180004
Tempat KP : PT.PLN PERSERO – PT HALEYORA POWER
Alamat KP : Jl. Raya Banjaran No.108, Banjaran Wetan, Kec. Banjaran,
Kabupaten Bandung, Jawa Barat 40379

Paraf Pemb,
No Hari/Tanggal Uraian Kegiatan
Lap
1 Senin, 11-10-2021 Melakukan pembagian invoice RBM E  
2 Selasa, 12-10-2021 Melakukan pembagian invoice RBM E  

3 Rabu, 13-10-2021 Melakukan pembagian invoice RBM D


 

4 Kamis, 14-10-2021 Melakukan pembagian invoice RBM D


 

5 Jumat, 15-10-2021 Melakukan pembagian invoice RBM C


 

6 Senin, 18-10-2021 Melakukan pembagian invoice RBM C


 

7 Selasa, 19-10-2021 Melakukan pembagian invoice RBM A+B


 
8 Rabu, 20-10-2021 Tanggal merah/Libur  

9 Kamis, 21-10-2021 Melakukan penagihan dan pemutusan RBM E


 
10 Jumat, 22-10-2021 Melakukan penagihan dan pemutusan RBM D  

11 Senin, 25-10-2021 Pembacaan KWH Meter RBM A


 
12 Selasa, 26-10-2021 Pembacaan KWH Meter RBM B  
26

13 Rabu, 27-10-2021 Pembacaan KWH Meter RBM C  


14 Kamis, 28-10-2021 Pembacaan KWH Meter RBM D  

15 Jumat, 29-10-2021 Pembacaan KWH Meter RBM E


 

1
Senin, 01-11-2021 Mengerjakan laporan bab 1 dan 3
6
 
1
Selasa, 02-11-2021 Off / libur
7  
1
Rabu, 03-11-2021 Off / libur
8  
1
Kamis, 04-11-2021 Off / libur
9  
2
Jumat, 05-11-2021 Off / libur
0
 
2
Senin, 08-11-2021 Mengolah strategi
1  
2
Selasa, 09-11-2021 Pencetakan invoice
2
 
2
Rabu, 10-11-2021 Tanggal merah/Libur
3  
2
Kamis, 11-11-2021 Melakukan pembagian invoice RBM E
4
 
2
Jumat, 12-11-2021 Melakukan pembagian invoice RBM E
5  
2
Senin, 15-11-2021 Melakukan pembagian invoice RBM D
6  

2
Selasa, 16-11-2021 Melakukan pembagian invoice RBM D
7
 

2
Rabu, 17-11-2021 Melakukan pembagian invoice RBM C
8
 

2
Kamis, 18-11-2021 Melakukan pembagian invoice RBM C
9
 
27

3
Jumat, 19-11-2021 Melakukan pembagian invoice RBM B+A
0
 

3
Senin, 22-11-2021 Melakukan penagihan dan pemutusan RBM D
1
 

3
Selasa, 23-11-2021 Melakukan penagihan dan pemutusan RBM C
2
 

3
Rabu, 24-11-2021 Pembacaan KWH Meter RBM A
3
 

3
Kamis, 25-11-2021 Pembacaan KWH Meter RBM B
4
 

3
Jumat, 26-11-2021 Pembacaan KWH Meter RBM C
5
 
28

36 Senin, 29-11-2021 Pembacaan KWH Meter RBM D


 

37 Selasa, 30-11-2021 Pembacaan KWH Meter RBM E


 

38 Rabu, 01-12-2021 Mengerjakan laporan


 

39 Kamis, 02-12-2021 Mengerjakan laporan


 

40 Jumat, 03-12-2021 Mengerjakan laporan


 
41 Senin, 06-12-2021 Mengerjakan laporan  
42 Selasa, 07-12-2021 Mengerjakan laporan  
43 Rabu, 08-12-2021 Mengerjakan laporan  
44 Kamis, 09-12-2021 Menyelesaikan laporan  
45 Jumat, 10-12-2021 Menyelesaikan laporan  

A.n Ketua Program studi Teknik


A.n Pembimbing Lapangan
Industri

Rohmana, S.T., M.T Abdullah


NIDN. 0427126702 NIK.
29

NILAI KERJA PRAKTEK PEMBIMBING LAPANGAN

Dengan ini saya sebagai pembimbing lapangan :

Nama : Abdullah
Jabatan : Kordinator
Instansi/ Perusahaan : PT.HALLEYORA POWER
Memberikan nilai mahasiswa bimbingan Kerja Praktek
Nama : Regi Gilang Pangestu
NIM : 41155010180004
Topik/Materi : Strategi Menangani Masalah Piutang Pembayar Listrik
terhadap pelanggan
Yang telah menyelesaikan Kerja Praktek dengan nilai …..

No PENILAIAN NILAI (dengan angka)


1 Kehadiran
2 Keaktifan
3 Kedisiplinan
4 Penguasaan materi

Bandung, ……………
Pembimbing Lapangan

…………………………
Range nilai
A = 80 – 100
B = 60 – 79
C = 50 – 69
30

D = 40 – 59

Anda mungkin juga menyukai