Disusun oleh :
Ar Danis Nur Sahudin (579/293.042)
Agus Matoha (610/324.042)
Revaldy Mauladani (602/316.042)
Guru Pembimbing :
Dian Lianawati, S.Si
i
LEMBAR PENGESAHAN
Pelajar
AR DANIS NUR SAHUDIN
AGUS MATOHA
REVALDY MAULADANI
disahkan oleh :
Mengetahui :
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan berkah, rahmat dan
karunia-Nya sehingga laporan praktek kerja industri dapat terselesaikan dengan
tepat waktu.
Tersusunnya laporan ini tidak lepas dari doa, dukungan dan motivasi
berbagai pihak yang telah banyak membantu dan memberikan masukan serta
arahan. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Kedua orang tua dan saudara-saudara, sebagai motivasi utama dan yang telah
banyak memberi dukungan moril maupun materiil, terutama doa.
2. Bapak Purwanto selaku Pembimbing lapangan.
3. Para karyawan yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan selama
PRAKERIN berlangsung.
4. Teman-teman yang selalu menyemangati dan sangat berarti bagi penulis,
serta semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Tugas Akhir Terapan ini
terdapat kekurangan dan masih jauh dari kata sempurna, untuk itu diharapkan
terdapat kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan laporan ini.
Demikian, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
BAB II .................................................................................................................... 4
iii
BAB III PEMBAHASAN .................................................................................... 23
BAB IV ................................................................................................................. 52
iv
DAFTAR GAMBAR
v
BAB 1
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
PRAKERIN (Praktek Kerja Industri) adalah suatu bentuk
penyelenggaraan latihan kerja dalam waktu tertentu dalam sebuah perusahaan
untuk mencapai kebutuhan tenaga kerja yang profesional dalam dunia kerja.
Praktek Kerja Industri merupakan salah satu kegiatan yang wajib diikuti oleh
siswa SMK Negeri Kabuh. Praktek Kerja Industri ini dapat memberikan
kesempatan kepada siswa untuk dapat mempelajari hal-hal yang tidak
dipelajari selama di sekolah. Dalam Praktek Kerja Industri ini penulis
mendapat kesempatan untuk mengenal dunia kerja secara langsung melalui
Praktek Kerja Industri di Pabrik CJI Jatigedong, Ploso, Jombang. Dalam
Praktek Kerja Industri ini Penulis diberi kesempatan untuk kerja praktek
pada bidang Quality Control bagian material.
1
1.2 Rumusan Masalah
Perumusan masalah yang dapat diambil pada Praktek Kerja Industri adalah:
1.3 Tujuan
2
1.4 Batasan Masalah
Ruang lingkup dalam praktek kerja industri ini adalah Quality Control bagian
In Coming Material.
1.5 Manfaat
Manfaat dari pengerjaan praktek kerja industri ini adalah di harapkan siswa
dapat belajar, menambah pengalaman dan mengetahui dunia kerja yang
sesungguhnya.
3
BAB II
4
BAB II
TINJAUAN PABRIK
2.1 Sejarah
Sejak Juli 1998, PT Cheil Jedang Indonesia mendapat serifikat Halal dari
Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan sertifikat KOSHER dari K.L.B.D. Aktivitas
proses produksi dan lainnya yang terkait dengan sistem manajemen mutu di PT
Cheil Jedang Indonesia mengacu pada ISO 9001:2008. Tahun 2008 PT Cheil
Jedang memperoleh setifikat ISO 2200:2005 tentang keamanan pangan dari
lembaga TUV. Pada bidang lingkungan, kesehatan dan keselamatan, PT Cheil
Jedang Indonesia telah memperoleh ISO 14001:2004 mengenai sistem manajemen
lingkungan dan OHSAS (Occupational Health and Safety Assesment Series) ISO
18001:2007. Pada tahun 2015, PT Cheil Jedang Indonesia mendapat sertifikat
FAMI-QS tentang good manufacturing process (GMP) dari Bureau Veritas.
Serifikasi lain yang didapat PT Cheil Jedang Indonesia yaitu BONDEDZONE –
Yellow grade from custom dan green grade from custom, global standard food
safety –ISSUE 7, PROPER (Environment Management-Blue), SEDEX
(Manufacture of Food Ingredient), PROPER (Environment Management) dan
5
URSA. PT Cheil Jedang Indonesia terus mengembangkan bisnis dan berinovasi
menciptakan produk produk baru untuk tetap menjaga eksistensinya di dunia
bisnis.
PT Cheil Jedang Indonesia memiliki visi dan misi yang ingin dicapai.
Adapun visi dan misi PT Cheil Jedang Indonesia adalah sebagai berikut :
a. Visi : Menciptakan “Kultur Baru” untuk kesehatan, kebahagiaan, dan
kenyamanan gaya hidup.
6
2.3 Lokasi Perusahaan
Tenaga kerja PT Cheil Jedang Indonesia berasal dari berasal dari Jombang
maupun luar Jombang. Namun mayoritas tenaga kerja PT Cheil Jedang Indonesia
berasal dari wilayah Jombang. Perusahaan memberikan fasilitas antar jemput
7
untuk karyawan menggunakan beberapa armada bus. Bus beroperasi baik untuk
mengantar dan menjemput karyawan yang bekerja pada jam kerja non shift
maupun shift time.
4. Kemudahan Transportasi
Kegiatan industri harus ditunjang oleh kemudahan sarana transportasi dan
kedekatan dalam melakukan perhubungan. Hal tersebut untuk menunjang
kelancaran pasokan bahan baku dan menjamin dalam pendistribusian produk. PT
Cheil Jedang Indonesia berada di Jalan Raya Brantas, Jatigedong, Ploso,
Kabupaten Jombang, Jawa Timur, dimana lokasi ini memiliki akses yang mudah
karena jalan dapat diakses atau dilalui oleh mobil truk dan jalan sudah dalam
kondisi di aspal. Dengan demikian proses pengambilan bahan baku dapat
dilakukan dengan lancar. Selain itu, lokasi PT Cheil Jedang Indonesia berada di
pinggir jalan raya sehingga kendaraan pengangkut seperti truck, dan container
dapat masuk ke area perusahaan dengan mudah. Hal tersebut membuat seluruh
proses operasional dapat berjalan dengan lancar.
8
2.4 Struktur Organisasi PT CJI Jombang
Vice President
9
Tipe struktur organisasi PT. Cheil Jedang Indonesia adalah struktur organisasi
fungsional. Struktur fungsional (function structure) mengelompokkan tugas dan
aktivitas berdasarkan fungsi bisnis, seperti produksi/operasi, pemasaran,
keuangan/akuntansi, litbang dan sistem informasi manajemen. Organisasi
fungsional merupakan bentuk organisasi yang biasanya dipakai oleh perusahaan
besar yang di tandai dengan adanya jumlah karyawan yang besar, spesialisai kerja
tinggi, wilayah kerja luas, serta komando yang tidak lagi berada pada satu tangan
pimpinan.
A. FERMENTATION
B. REFINERY
C. ADMINISTRATION
10
D. GENERAL AFFAIR
Departemen general affair bertanggung jawab atas pengadaan barang dan jasa
yang mendukung seluruh aktifitas operasional kantor dan melakukan
pemeliharaan assert fisik kantor. Selain itu departemen ini juga bertugas
merencanakan,melaksanaan,dan mengendalikan seluruh program
health,safety,and environment ,departemen general affair di bagi menjadi safety-
IT,logistic,environment,dan general affair.
E. ENGINEERING
F. PRODUCTION TECHNIQAL
11
2.5 Kesehatan dan Keselamatan Kerja
K3 atau Kesehatan dan Keselamatan Kerja adalah suatu sistem program yang
dibuat bagi pekerja maupun pengusaha sebagai upaya pencegahan (preventif)
timbulnya kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja dalam lingkungan
kerja dengan cara mengenali hal-hal yang berpotensi menimbulkan kecelakaan
kerja dan penyakit akibat hubungan kerja, dan tindakan antisipatif bila terjadi hal
demikian. Tujuan dari dibuatnya sistem ini adalah untuk mengurangi biaya
perusahaan apabila timbul kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja.
12
PT Cheil Jedang Indonesia menerapkan kegiatan kerja dengan selalu
mengutamakan kesehatan dan keselamatan kerja untuk menghindarkan tenaga
kerja dari kecelakaan kerja dan menjaga kesehatan tenaga kerja dari penyakit yang
diakibatkan dari lingkungan perusahaan pada saat bekerja. Upaya untuk
menghindari kecelakaan kerja pada perusahaan yaitu selalu bekerja sesuai
peraturan dan Standart Operational Procedure (SOP).
13
2.6 Produk
Bahan baku utama yang digunakan oleh PT Cheil Jedang Indonesia adalah
cane molasses, beet molasses, C-SOD, dan raw sugar. Dari bahan baku yang
digunakan dihasilkan berbagai produk yang bervariasi. Produk yang diproduksi
PT Cheil Jedang Indonesia antara lain :
b. Arginin
Arginin, atau juga disebut dengan L-arginin, adalah salah satu dari 20
jenis asam amino yang terdapat dalam protein. Berbeda dengan jenis asam amino
lainnya, jenis asam amino ini dianggap sebagai asam amino semi-esensial karena,
dapat dihasilkan dari dalam tubuh sendiri, ada kalanya suplemen dan makanan
mungkin diperlukan,seperti ketika orang mengalami penyakit tertentu.selain itu
bayi yang baru lahir tidak mampu membuat pasokan mereka sendiri zat
ini,sehingga mengkomsumsi arginin dari luar tubuh sangat penting terutama pada
saat dia baru lahir.
14
asam amino ini. Arginin yang diproduksi PT Cheil Jedang Indonesia
dimanfaatkan sebagai bahan tambahan dalam pakan ternak.
c. Nukleotide
Nukleotide adalah molekul yang tersusun dari gugus basa heterosiklik, gula,
dan satu atau lebih gugus fosfat.
Basa penyusun nucleotide biasanya adalah berupa Purina atau pirimidina
sementara gulanya adalah pentose (Ribosa), baik berupa deoksiribosa maupun
ribosa
d. Premix
15
dari pencampuran antara MSG sebesar 98%, IMP sebesar 1%, 1% GMP dan
tekstur produk berbentuk granul. 2.5 Nukleotide powder adalah penyedap rasa
dengan komposisi yang sama dengan 2.5 Nucleotide Granule namun dengan
tekstur berbentuk powder. Komposisi GMP dan IMP yang tidak terlalu tinggi ada
pada produk penyedap rasa Aimi 0.5, Hensikyechan 0.2 dan Hensikyechan +.
Aimi 0.5 dibuat dari 99% MSG, 0.15%-0.35% IMP, dan 0.15%-0.35%.
Hensikyechan 0.2 dibuat dari 0.1% IMP dan 0.1% GMP dan sisanya ter susun dari
MSG. Hensikyechan + dibuat dengan komposisi 0.3% IMP, dan 0.3% GMP dan
MSG.
e. Pupuk Cair
Pupuk cair merupakan produk samping dari proses produksi MSG yang
ditambahkan bahan penunjang untuk standarisasi produk. Pupuk cair yang berasal
dari liquid fertilizer ini ditambahkan materi padat yang didapat dari limbah hasil
proses produksi seperti karbon, gypsum dan kapur solenoid. Kapur solenoid
merupakan senyawa yang dapat menjaga unsure hara tetap stabil.
Protide dan promate merupakan produk samping dari produksi nukleotide dan
MSG. Protide dibuat dari hasil pengolahan nukleotide yang mengandung protein
tinggi. Protide digunakan sebagai campuran bahan pakan unggas dan ikan.
Promate dibuat dari hasil samping produksi MSG.
16
2.7 Limbah dan Sanitasi
Proses produksi setiap industri pasti menghasilkan produk sisa yang biasanya
disebut dengan limbah. Limbah merupakan hasil buangan dari aktifitas manusia
maupun industri yang dapat membahayakan kehidupan manusia maupun makhluk
hidup lain serta mengganggu kelestarian lingkungan (Hidayah dan Wahyu, 2010).
Untuk tetap menjaga lingkungan tetap lestari dan tidak tercemar, maka perlu
dilakukan pengolahan limbah sesuai dengan karakteristiknya. Limbah yang
dihasilkan dari proses produksi di PT Cheil Jedang Indonesia antara lain:
1. Limbah Padat
Limbah padat merupakan limbah yang berbentuk padat yang dihasilkan dari
proses produksi. Limbah padat yang dihasilkan PT Cheil Jedang Indonesia dalam
kegiatan produksi antara lain karbon aktif, sludge, humid, dypsum (padatan hasil
pengolahan cane molasses) dan bahan padatan sisa proses manufaktur lainnya.
Perlakuan yang diberikan pada limbah padat adalah pengeringan. Limbah padat
ditempatkan pada hamparan beratapkan asbes bening atau tembus pandang untuk
mendapat panas yang cukup. Lama pengeringan limbah padat bergantung pada
kondisi cuaca pada saat pengeringan. Pengeringan berlangsung 2 hari bila kondisi
panas atau cuaca dalam keadaan cerah dan berlangsung hingga 1 - 2 minggu bila
cuaca mendung atau pada saat musim penghujan. Limbah padat yang telah kering
selanjutnya disuplai ke perusahaan lain untuk dijadikan pupuk.
2. Limbah Cair
Limbah cair hasil produksi berupa cairan dan berupa air. Limbah berupa air
diolah melalui dua tahap yakni pengolahan secara biologi dan dilanjutkan dengan
pengolahan secara kimiawi. Pengolahan limbah cair dimulai dengan mengalirkan
cairan limbah ke bak bak penampungan limbah atau bak collection. Dalam bak
collection, limbah diukur kandungan COD awal, BOD awal, pH, dan color value.
Kemudian limbah dialirkan menuju bak aerasi. Bak aerasi digunakan untuk
mengolah limbah dengan memanfaatkan mikroorganisme aerob. Limbah dalam
17
bak aerasi ditambahkan sludge active dan oksigen. Limbah diberi oksigen atau
sirkulasi terkontrol agar mikroorganisme dapat tumbuh dengan baik sehingga
mampu mengurai limbah cair. Cairan hasil penguraian limbah dengan
mikroorganisme kemudian dialirkan menuju Clarifier 1 untuk mengendapkan
sludge yang terlarut. Sludge dikembalikan ke bak aerasi untuk direcycle. Setelah
itu masuk ke clarifier 1 untuk diendapkan lagi. Air yang overflow masuk ke
sebuah kolam besar. Di dalam kolam tersebut, cairan ditambahkan polimer untuk
mengikat sludge yang terkandung di dalamnya. Selain itu, cairan juga
ditambahkan tawas untuk menjernihkan cairan limbah. Dalam kolam tersebut,
ditambahkan NaOH dan H2SO4 untuk menetralisir pH.
18
2.8 Mesin dan Peralatan
1. Mesin coding
Mesin coding merupakan mesin yang digunakan untuk mencetak kode dan
tanggal yang secara otomatis memberikan tanggal kadaluarsa sesuai dengan
penyetelan. Selain itu mesin juga memberikan tanggal dan kode produksi dari
setiap produk yang akan dipasarkan. Mesin ini mencetak angka sesuai yang telah
ditentukan.
19
2. Forklift
3. Metal detector
20
2.9 Bahan Baku
Bahan baku merupakan bagian terpenting dalam proses produksi. Hal ini
dikarenakan kualitas dari bahan baku akan menentukan kualitas produk yang
dihasilkan. Pengendalian mutu bahan baku yang dilakukan PT Cheil Jedang
Indonesia yakni melakukan analisa bahan baku dengan berbagai parameter yang
sesuai dengan standar yang ditetapkan. Parameter atau uji yang dilakukan meliputi
analisa content bahan bahan kimia pendukung bahan baku utama, analisa total
sugar pada CM, BM, dan raw sugar.
21
BAB III
22
BAB III
PEMBAHASAN
3.1.Pengertian Quality Control
23
Lingkup control termasuk pada inspeksi produk, dimana setiap
produk diperiksa secara visual, dan biasanya pemeriksaan tersebut
menggunakan mikroskop stereo, untuk mendapatkan deteail halus sebelum
produk tersebut dijual ke pasar eksternal. Seseorang yang bertugas
mengawasi (inspektur) akan diberikan daftar dan deskripsi kecacatan-
kecacatan dari produk cacat yang tidak dapat diterima (tidak dapat
direlease), contohnya seperti lecet atau retak permukaan. Kualitas dari
output mengalami kecacatan jika salah satu dari tiga aspek tersebut tidak
tercukupi.
24
3.4 Tanggung jawab dari Quality Control
Tanggung jawab dari QC diantaranya yaitu:
a) Menjaga kualitas produk pada setiap alur proses agar aman untuk
dikonsumsi customer
b) Meminimalisir adanya produk yang tidak standard
c) Menjaga tidak adanya complain atau claim dari customer
a) In coming material
b) In proses
c) Finishing produk
25
Pada PRAKERIN kali ini saya ditempatkan pada bagian In Coming
Material (Material). Quality Control Material merupakan salah satu bagian dari
subseksi Quality Control yang bertugas untuk memastikan seluruh material yang
akan digunakan untuk proses produk sesuai dengan standar yang telah ditentukan
atau tidak.
Berikut cara Quality Control pada bagian Material adalah sebagai berikut :
1. Sampling
2. Analisa Sample
26
Gambar 2.2 Proses Analisa sample
27
3.7. HASIL ANALISA
1. Analisa Active Carbon
a) Alat-Alat :
1) Spectrophotometer
2) Hotplate
3) Erlenmeyer
4) Corong Kaca
5) Kertas Saring
Bahan :
1) Carbon aktif
2) NLO baru dari proses Refinery
b) Langkah-Langkah :
1) Timbang carbon active 0,75 gr
2) Buat 2 sample (sample A:Tanpa campuran carbon, Sample
B:Dicampur carbon)
3) Campur NLo 100 ml dengan carbon active sebanyak 0,75 gr
4) Panaskan dan aduk sampai homogeny
5) Saring sample B menggunakan kertas saring
6) Uji sample A dan B menggunakan alat spechtrophotometer
28
c) Hasil Pengamatan
Diketahui : - sampel A : 3,85
- sampel B : 0,69
- standard : 15 (maks)
Rumus :
B
X 100
A
Kesimpulan : Standart FCV maksimal 15, jadi bila FCV melebihi 15 sample akan
direject atau tidak di terima.
29
Analisa PH tetes
Langkah- langkah :
1. Siapkan alat yang terdiri dari neraca digital analitik, Erlenmeyer, pipet, stirer,
ph meter. Bahan : sample tetes, air.
2. Langkah-langkah
a) Bahan timbang sebanyak 10 gr
b) Sebelum ditimbang kasih air sebanyak 100 ml
c) Aduk menggunakan stirrer sampai terlarut
d) Cek PH menggunakan PH meter
30
Analisa HCL
b. Rumus :
Langkah-langkah
1. Siapkan alat : Erlenmeyer,neraca digital analitik, pipet
Siapkan bahan : HCL 32 %, indikator PP dan NaOH 1N
2. Masukan air 10 ml dalam Erlenmeyer supaya HCL tidak menguap saat
di masukkan dalam Erlenmeyer.
3. Timbang 0,1 gr sampel HCL 32% lalu catat nilai timbangan.
4. Bilas sisi dalam Erlenmeyer dengan air
5. Tambahkan indicator PP secukupnya
6. Titrasi dengan NaOH 0,1 N catat hasil ml Titrasi
Hasil analisa
Rumus :
F.NaOH = 1, 1018
BM = 36,46
Mg sample = 114, 4
31
Gambar 2.3 kegiatan Titrasi HCL
32
Analisa content H2SO4 0,1 gr
Langkah-langkah
1. Timbang dan catat H2SO4 sebanyak 0,1 gr
2. Tambahkan indicator BTB
3. Titrasi dengan NaOH 0,1 N
Hasil analisa
Rumus :
33
Analisa % H3PO4 ( asam fosfat )
2. Neraca digital
3. Buret
4. Pipet mikro
2. Indikator TP
3. Air
4. NaOH 0,1 N
Langkah-langkah :
1. Siapkan alat dan bahan
2. Timbang dan catat H3PO4 sebanyak 0,1 gr sebelum memasukkan
H3PO4 erlenmeyer kedalam Erlenmeyer, kasih air secukupnya supaya
H3PO4tidak menguap.
3. Setelah memasukkan sample tambahkan dan bilas sisi dalam
Erlenmeyer dengan air secukupnya.
4. Tambahkan indikator TP
5. Titrasi dengan NaOH 0,1
Rumus
34
Analisa Total Nitrogen
Langkah-langkah :
35
Analisa Ammonium Nitrogen
Langkah langkah:
1. Timbang sample 2 gr
2. Masukkan kedalam oven. Tunggu selama 2 jam 10 menit dengan
temperature 600 0
Rumus : C–A
X 100
B
Moisture Test
Rumus Keterangan : A : berat awal sample
A–B
A B : berat akhir sample
36
ANALISA NaOH
Bahan:
1. Sampel NaOH
2. Indicator PP
3. HCl 0.1 N
B. Langkah-langkah
1. Siapkan alat dan bahan
2. Timbang kedalam erlemeyer dan catat hasil timbangan NaOH
3. Bilas sisi dalam dengan aquades
4. Tambahkan indicator 3-5 tetes
5. Titrasi dengan menggunakan HCl 0.1 N
C. Rumus Analisa
37
Gambar 2.4 titrasi NaOH menggunakan HCL 0,1 N
38
Analisa DNA soda
B. Langkah-langkah
6. Siapkan alat dan bahan
7. Timbang kedalam erlemeyer dan catat hasil timbangan DNA
8. Bilas sisi dalam dengan aquades
9. Tambahkan indicator 3-5 tetes
10. Titrasi dengan menggunakan HCl 0.1 N
C. Rumus Analisa
39
Analisa KOH
Bahan :
1. Sampel NaOH
2. Indicator PP
3. HCl 0.1 N
B. Langkah-langkah
1. Siapkan alat dan bahan
2. Timbang kedalam erlemeyer dan catat hasil timbangan DNA
NaOH
3. Bilas sisi dalam dengan aquades
4. Tambahkan indicator 3-5 tetes
5. Titrasi dengan menggunakan HCl 0.1 N
C. Rumus Analisa
40
Analisa H2SO4
Alat:
1. Buret
2. Erlenmeyer
3. Timbangan digital analitik
4. Pipet micro
Bahan:
1. Sample H2SO4
2. Indikator BTB
3. NaOH 0,1 N
B. Langkah-Langkah
1. Siapkan Alat dan Bahan
2. Timbang dan catat H2SO4 sebanyak 0,1 kedalam Erlenmeyer
3. Bilas sisi dalam Erlenmeyer dengan air/aquades
4. Tambahkan indicator BTB
5. titrasi dengan NaOH 0,1 N
C. Rumus :
41
Analisa % NaCl
Bahan
1. Sample NaCL
2. Indikator K2Cr2O4
3. Air
4. AgNO3 0.1 N
B. Langkah Langkah
1. Siapkan alat dan bahan
2. Timbang dan catat hasil sebanyak 0.1 gr kedalam Erlenmeyer
3. Bilas sisi dalam Erlenmeyer dengan air
4. Tambahkan indicator K2Cr2O4
5. Titrasi dengan AgNO3
6. Dan catat hasilnya
Rumus :
42
Analisa NaCl 5% T % solution
Bahan :
1. NaCl
2. Air
B. Langkah-langkah
1. Siapkan alat dan bahan
2. Timbang sample sebanyak 5gr masukan kedalam breaker glass
3. Tambahkan air kedalam breaker glass sampai 100 ml
4. Aduk menggunakan stirrer sampai larut
5. Cek % T menggunakan spectrophotometer dengan menggunakan
panjang gelombang 420mm
6. Lakukan blank cuvet berisi sample, masukan kedalam alat spectro
sampai menunjukan hasil 100%
7. Lakukan analisa % T dengan cuvet berisi sample, masukan kedalam
alat spectro dan catat hasilnya
C. Pembahasan
Hasil dari analisa alat spectrophotometer didapatkan angka 102%
dan standard minimal adalah 97% analisa 5% solution
43
Analisa Moisture NaCl
Bahan:
1. Sample NaCl
B. Langkah-langkah
1. Siapkan alat dan bahan
2. Panaskan dulu cawan lalu kosongkan/blank
3. Tunggu cawan sampai kurang lebih 2 menit sampai keluar
4. Pencet tombol 0/T
5. Masukan bahan
6. Lalu pencet tombol start sampai alarm berbunyi, lalu lihat hasilnya
44
Analisa BOX
Langkah-langkah :
45
Analisa OPP
Langkah-langkah :
1. Cek dimensi OPP panjang dan lebar
2. Cek visual printing foreggn, matter
3. Cek ketebalan dengan alat thicknesmeter
4. Cek bau OPP
5. Cek Sealing
46
Analisa Kraft Paper (Paper Bag)
Langkah-langkah :
1. Cek dimensi panjang dan lebar
2. Cek visual printing foreggn, matter
3. Cek ketebalan dengan alat thicknesmeter
4. Cek bau paper bag
5. Cek kekuatan paper bag menggunakan Busting strength
6. Gramature test
47
Membuat H3BO3(Boric Acid)
Bahan:
1. Boric acid bubuk
2. Air
3. H2SO4
B. Langkah-langkah
1. Siapkan alat dan bahan
2. Timbang boric acid kedalam gelas sebanyak 100gr
3. Lalu tambahkan air sebanyak 5000ml
4. Aduk menggunakan stirrer sampai larut
5. Cek ph dengan Ph meter sampai 4,65
C. Catatan
Jika Ph larutan kurang dari 4,65 tambahkan Naoh sedikit demi sedikit
sampai 4.65, tetapi jika ph larutan lebih dari 4.65 tambahkan H2SO4 sedikit demi
sedikit sampai 4,65
48
ANALISA MINGGUAN TETES
(Total Sugar, Ph,)
Alat:
1. Labu ukur 100ml
2. Spatula
3. Neraca digital
4. Hotplate
5. Erlenmeyer
6. Pipet gondok
7. Kertas saring
8. Corong kaca
9. Sarung tangan
Bahan
1. Cane molasses
2. Air
3. HCL 0.1N
4. Reagent A
5. Reagent B
6. Reagent C
7. KmNO4 0.5%
B. Langkah langkah:
1. Siapkan alat dan bahan
2. Timbang dan masukan kedalam labu sebanyak 1gr lalu catat hasilnya
3. Tambahkan air sampai 100ml
4. Kocok sampai terlarut
5. Tambah HCL 0,1N kedalam Erlenmeyer
49
6. Ambil dengan pipet gondok sebanyak 10ml lalu masukan kedalam
Erlenmeyer yang ditambahkan HCl
7. Panaskan sampai 10ml
8. Tambahkan Reagent A dan Reagent B lalu panaskan lagi sampai
letupan pertama tunggu selama 3menit lalu dinginkan sampai 30menit
9. Setelah dingin saring dengan kertas saring
10. Bilas kertas saring dengan Reagent C
11. Titrasi dengan KmNO4
C. Rumus :
1. Erlenmeyer
2. Ph metter
4. Spatula
5 .Strirer
Bahan:
1.sample Tetes
2.Air
B. Langkah-Langkah
1. Siapkan Alat dan Bahan
2. Timbang 10 gr Sample kedalam Erlenmeyer
50
3. Lalu tambahkan air hingga 100 ml
4. aduk menggunakan Strirer hingga larut
5. Cek Ph dengan Ph metter dan catat hasilnya
Bahan:
1. Amidon soluble
2. Air
B. Langkah-langkah
1. Siapkan alat dan bahan
2. Timbang amidon soluble sebanyak 1gr
3. Lalu masukan kedalam labu ukur 100ml
4. Tambahkan air sampai 100ml
5. Aduk menggunakan stirrer sampai larut, sekitar 1 jam
51
BAB IV
52
BAB IV
PENUTUPAN
4.1 Kesimpulan
2. Analisa Sample
Analisa sample merupakan suatu proses menganalisa
sample dengan menyesuaikan standar yang ditentukan. Apabila
sesuai dengan standar maka dapat dinyatakan bahwa material
tersebut ACC (Accept) tetapi apabila hasilnya tidak sesuai dengan
standart maka dapat dinyatakan bahwa material tersebut Reject
sehingga material tersebut akan kembali ke vendor.
53
4.2 Saran
Sebab dari itu untuk kesempatan yang akan datang bagi Peserta
PRAKERIN berikutnya, Pembagian penempatan PRAKERIN pada
seluruh bagian-bagian di Quality Control lebih baik dilakukan setiap
seminggu sekali atau dua minggu sekali, agar peserta mendapat
pengalaman yang beragam.
54
kinerja peserta selama melaksanakan kegiatan PRAKERIN, Karena hal
tersebut memberi pengaruh yang lebih kuat untuk peserta dan memberi
motivasi lagi untuk setiap individu peserta kedepannya lagi.
55