Anda di halaman 1dari 62

LAPORAN

PRAKTIK KERJA INDUSTRI


HALAMAN JUDUL

Disusun oleh :
Ar Danis Nur Sahudin (579/293.042)
Agus Matoha (610/324.042)
Revaldy Mauladani (602/316.042)

Guru Pembimbing :
Dian Lianawati, S.Si

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR


CABANG DINAS PENDIDIKAN
WILAYAH KABUPATEN JOMBANG
SMK NEGERI KABUH
2018

i
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Praktik Kerja Industri di PT Cheil Jedang Indonesia


tanggal 02 januari 2018 s/d 31 maret 2018
yang disusun oleh :

Pelajar
AR DANIS NUR SAHUDIN
AGUS MATOHA
REVALDY MAULADANI
disahkan oleh :

Pembimbing Sekolah Ketua Kompetensi Keahlian Industri

Dian Lianawati, S.Si Isnanik Juni Fitriyah, M.Si

Mengetahui :

Kepala SMK Negeri Kabuh Pembimbing Lapangan

PANCA SUTRISNO, S.Pd , M.Si Purwanto


NIP : 19660710 198903 1 009

ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan berkah, rahmat dan
karunia-Nya sehingga laporan praktek kerja industri dapat terselesaikan dengan
tepat waktu.
Tersusunnya laporan ini tidak lepas dari doa, dukungan dan motivasi
berbagai pihak yang telah banyak membantu dan memberikan masukan serta
arahan. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Kedua orang tua dan saudara-saudara, sebagai motivasi utama dan yang telah
banyak memberi dukungan moril maupun materiil, terutama doa.
2. Bapak Purwanto selaku Pembimbing lapangan.
3. Para karyawan yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan selama
PRAKERIN berlangsung.
4. Teman-teman yang selalu menyemangati dan sangat berarti bagi penulis,
serta semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Tugas Akhir Terapan ini
terdapat kekurangan dan masih jauh dari kata sempurna, untuk itu diharapkan
terdapat kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan laporan ini.
Demikian, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Jombang, Januari 2018

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................... ii

KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii

DAFTAR ISI .........................................................................................................iii

DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. v

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 2

1.3 Tujuan ....................................................................................................... 2

1.4 Batasan Masalah ....................................................................................... 3

1.5 Manfaat ..................................................................................................... 3

BAB II .................................................................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PABRIK ................................................................................ 5

2.1 Sejarah ....................................................................................................... 5

2.2 Visi dan Misi ............................................................................................. 6

2.3 Lokasi Perusahaan .................................................................................... 7

2.4 Struktur Organisasi PT CJI Jombang ........................................................ 9

2.5 Kesehatan dan Keselamatan Kerja.......................................................... 12

2.6 Produk ..................................................................................................... 14

2.7 Limbah dan Sanitasi ................................................................................ 17

2.8 Mesin dan Peralatan ................................................................................ 19

2.9 Bahan Baku ............................................................................................. 21

BAB III ................................................................................................................. 22

iii
BAB III PEMBAHASAN .................................................................................... 23

3.1. Pengertian Quality Control ..................................................................... 23

3.3 Tugas dari Quality Control ..................................................................... 24

3.4 Tanggung jawab dari Quality Control .................................................... 25

3.5. Tujuan Quality Control ........................................................................... 25

3.6. Bagian Bagian Quality Control ............................................................... 25

BAB IV ................................................................................................................. 52

BAB IV PENUTUPAN ........................................................................................ 53

4.1 Kesimpulan ............................................................................................. 53

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Stuktur Organisasi Perusahaan 5

2.2 Proses Analisa sample 21

2.3 kegiatan Titrasi HCL 26

2.4 titrasi NaOH menggunakan HCL 0,1 N 32

v
BAB 1

vi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
PRAKERIN (Praktek Kerja Industri) adalah suatu bentuk
penyelenggaraan latihan kerja dalam waktu tertentu dalam sebuah perusahaan
untuk mencapai kebutuhan tenaga kerja yang profesional dalam dunia kerja.
Praktek Kerja Industri merupakan salah satu kegiatan yang wajib diikuti oleh
siswa SMK Negeri Kabuh. Praktek Kerja Industri ini dapat memberikan
kesempatan kepada siswa untuk dapat mempelajari hal-hal yang tidak
dipelajari selama di sekolah. Dalam Praktek Kerja Industri ini penulis
mendapat kesempatan untuk mengenal dunia kerja secara langsung melalui
Praktek Kerja Industri di Pabrik CJI Jatigedong, Ploso, Jombang. Dalam
Praktek Kerja Industri ini Penulis diberi kesempatan untuk kerja praktek
pada bidang Quality Control bagian material.

Pencapian ilmu keberhasilan yang optimal dalam pembangunan ilmu


pengetahuan dan teknologi dibutuhkan kerjasama dan jalur komunikasi yang
baik antara perguruan tinggi,industri,instalasi pemerintah dan swasta.
Kerjasama ini dapat di laksanakan dengan penukaran informasi antara masing
masing pihak tentang korelasi antar ilmu disekolah menengah kejuruan dan
penggunaan di dunia industri.

1
1.2 Rumusan Masalah

Perumusan masalah yang dapat diambil pada Praktek Kerja Industri adalah:

1. Apa yang dimaksud dengan Quality Control?


2. Bagaimana cara melakukan Quality Control bagian In Coming Material?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan laporan ini adalah:

1. Mengetahui pengertian dari Quality Control..


2. Mengetahui cara melakukan Quality Control bagian In Coming Material.
3. Membandingkan teori yang telah didapatkan dibangku sekolahan dengan
menerapkannya di dunia kerja serta hubungannya dengan teknologi yang
berkembang dewasa di dalam bidang industri.
4. Mengaplikasikan teori yang telah didapatkan di bangku sekolahan dan
menerapkannya dalam bidang industri.
5. Mengetahui,mempelajari,dan memahami proses pengolahan yang ada di
PT.CJI JOMBANG.
6. Sebagai sarana untuk belajar bersosialisasi di dalam dunia perindustrian.
7. Melatih kerjasama dan kedisiplinan dalam dunia kerja.
8. Melihat secara langsung kegiatan perindustrian
9. Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan praktek kerja industri pada
jurusan kimia industri di SMK N KABUH.

2
1.4 Batasan Masalah

Ruang lingkup dalam praktek kerja industri ini adalah Quality Control bagian
In Coming Material.

1.5 Manfaat

Manfaat dari pengerjaan praktek kerja industri ini adalah di harapkan siswa
dapat belajar, menambah pengalaman dan mengetahui dunia kerja yang
sesungguhnya.

3
BAB II

4
BAB II
TINJAUAN PABRIK
2.1 Sejarah

PT Cheil Jedang Indonesia merupakan salah satu perusahaan modal asing


milik pengusaha asal Korea. Bermula dari mendirikan sebuah pabrik gula, bisnis
terus berkembang hingga menjadi beberapa cabang industri, salah satunya yaitu
industri berbasis bio. PT Cheil Jedang Indonesia pertama kali didirikan di
Pasuruan Jawa Timur pada Juli 1988 dengan nama PT Cheil Samsung Indonesia.
Perusahaan mulai memproduksi L-lysine dan MSG pada tahun 1991 dengan
kapasitas 10.000 ton/tahun. Pada tahun 1996, PT Cheil Samsung Indonesia
memperluas produksinya dengan membuat pabrik baru di Jombang Jawa Timur.
Pabrik tersebut didirikan untuk memproduksi produk nukleotide. Pada tahun
2004, perusahaan berganti nama dari PT Cheil Samsung Indonesia menjadi PT
Cheil Jedang Indonesia. Pada tahun 2012, pabrik PT Cheil Jedang Indonesia yang
berada di Jombang mulai memproduksi MSG dan pada tahun berikutnya, pabrik
juga beroperasi untuk memproduksi arginin serta melakukan perencanaan produk
biomass.

Sejak Juli 1998, PT Cheil Jedang Indonesia mendapat serifikat Halal dari
Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan sertifikat KOSHER dari K.L.B.D. Aktivitas
proses produksi dan lainnya yang terkait dengan sistem manajemen mutu di PT
Cheil Jedang Indonesia mengacu pada ISO 9001:2008. Tahun 2008 PT Cheil
Jedang memperoleh setifikat ISO 2200:2005 tentang keamanan pangan dari
lembaga TUV. Pada bidang lingkungan, kesehatan dan keselamatan, PT Cheil
Jedang Indonesia telah memperoleh ISO 14001:2004 mengenai sistem manajemen
lingkungan dan OHSAS (Occupational Health and Safety Assesment Series) ISO
18001:2007. Pada tahun 2015, PT Cheil Jedang Indonesia mendapat sertifikat
FAMI-QS tentang good manufacturing process (GMP) dari Bureau Veritas.
Serifikasi lain yang didapat PT Cheil Jedang Indonesia yaitu BONDEDZONE –
Yellow grade from custom dan green grade from custom, global standard food
safety –ISSUE 7, PROPER (Environment Management-Blue), SEDEX
(Manufacture of Food Ingredient), PROPER (Environment Management) dan

5
URSA. PT Cheil Jedang Indonesia terus mengembangkan bisnis dan berinovasi
menciptakan produk produk baru untuk tetap menjaga eksistensinya di dunia
bisnis.

2.2 Visi dan Misi

PT Cheil Jedang Indonesia memiliki visi dan misi yang ingin dicapai.
Adapun visi dan misi PT Cheil Jedang Indonesia adalah sebagai berikut :
a. Visi : Menciptakan “Kultur Baru” untuk kesehatan, kebahagiaan, dan
kenyamanan gaya hidup.

b. Misi : Berkontribusi pada komunitas global dengan memberikan hasil


terbaik kepada konsumen kami dengan produk dan pelayanan onlyone

Dalam mencapai visi dan misinya, PT Cheil Jedang Indonesia memiliki


prinsip onlyone. Dalam prinsipnya, berisi tiga kategori pencapaian yaitu be the
first, be the best, dan be the diferrent. Be the first bermakna perusahaan berusaha
menjadi perusahaan yang pertama kali berinovasi mengembangkan sebuah
produk, be the best yang berarti menjadi perusahaan dengan produk terbaik, dan
be the different bermakna bahwa produk yang dibuat memiliki ciri khas yang
tidak dimiliki produk lain. Perusahaan ingin semua produk yang diciptakannya,
memenuhi salah satu atau kesemua kategori tersebut.

Didalam suatu perusahaan haruslah memiliki sebuah identitas guna sebagai


wujud pengenalan baik bagi produk, jasa, atau seseorang. Pada PT Cheil Jedang
Indonesia terdapat sebuah logo yang dijadikan sebagai identitas perusahaan. Logo
PT Cheil Jedang Indonesia terdiri dari kombinasi huruf CJ dan tiga warna yang
saling berkumpul. Ketiga warna tersebut terdiri dari merah yang menggambarkan
kesehatan, orange menggambarkan kebahagiaan, dan biru menggambarkan
kenyamanan. Cheil Jedang Group berusaha melengkapi misinya sebagai global
lifestyle company yang menciptakan kesehatan, kebahagiaan, dan kenyaman
melalui empat divisi bisnis inti, seperti Food & Food Service, Biotechnology,
Entertainment & Media, dan Distribusi Baru.

6
2.3 Lokasi Perusahaan

Pemilihan lokasi perusahaan selalu mempertimbangkan berbagai aspek


yang memudahkan perusahaan dalam melakukan segala aktifitas industri
Penentuan lokasi pabrik sangat menentukan kelangsungan hidup perusahaan di
masa yang akan datang. Penentuan lokasi yang tepat akan meminimumkan beban
biaya dan akan meningkatkan daya saing perusahaan. Pemilihan lokasi pabrik
pada umumnya dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti lingkungan masyarakat,
tenaga kerja, kedekatan dengan bahan mentah dan penyuplai, serta fasilitas dan
transportasi (Prasetya dan Fitri, 2010). Pada penentuan lokasi PT Cheil Jedang
Indonesia, terdapat beberapa faktor yang dipertimbangkan, antara lain :

1. Ketersediaan Sumber Daya

Bahan baku yang digunakan dalam kegiatan produksi berasal dari


Indonesia dan import dari berbagai negara. Salah satu sumber bahan baku utama
berasal dari pabrik gula yang beroperasi di Indonesia. Sumber daya listrik yang
digunakan berasal dari Perusahaan Listrik Negara (PLN) regional Surabaya. Hal
ini dilakukan karena PLN regional Surabaya masih dapat menjangkau pabrik dan
dapat menyuplai daya listrik dengan kapasitas yang tinggi, yaitu 150 KW. Bagian
Timur PT Cheil Jedang Indonesia berhadapan dengan Sungai Brantas sehingga
perusahaan memanfaatkan air dari sungai tersebut sebagai sumber utilitasnya.
Selain dari Sungai Brantas, air yang digunakan juga berasal dari mata air hasil
pengeboran tanah melalui berbagai tahapan pengolahan seperti penghilangan
benda benda pengotor, penghilangan ion atau mineral pada air, dan penurunan
temperatur air. Sumber uap dihasilkan dari sistem boiler dengan bahan bakar
berupa batu bara. Uap panas digunakan dalam kegiatan produksi.

2. Ketersediaan Tenaga Kerja

Tenaga kerja PT Cheil Jedang Indonesia berasal dari berasal dari Jombang
maupun luar Jombang. Namun mayoritas tenaga kerja PT Cheil Jedang Indonesia
berasal dari wilayah Jombang. Perusahaan memberikan fasilitas antar jemput

7
untuk karyawan menggunakan beberapa armada bus. Bus beroperasi baik untuk
mengantar dan menjemput karyawan yang bekerja pada jam kerja non shift
maupun shift time.

3. Kemudahan dalam Pembuangan Limbah


PT Cheil Jedang Indonesia merupakan industri yang berbasis bio. Dalam
pengolahannya tedapat hasil samping yaitu berupa limbah. Limbah yang
dihasilkan salah satunya limbah dalam bentuk cair. Dengan demikian, dalam
pemilihan lokasi pembuangan limbah haruslah dipilih dengan tepat agar tidak
merugikan lingkungan dan masyarakat. Oleh karena itu PT Cheil Jedang
Indonesia memilih pembuangan limbah cair dengan cara membuangnya ke Sungai
Brantas. Hal ini dilakukan melalui beberapa tahapan pengolahan limbah..
Pengolahan limbah dilakukan bertujuan untuk mengurangi hingga menggilangkan
kandungan berbahaya yang dapat membahayakan lingkungan sehingga limbah
yang dibuang ke sungai sudah aman.

4. Kemudahan Transportasi
Kegiatan industri harus ditunjang oleh kemudahan sarana transportasi dan
kedekatan dalam melakukan perhubungan. Hal tersebut untuk menunjang
kelancaran pasokan bahan baku dan menjamin dalam pendistribusian produk. PT
Cheil Jedang Indonesia berada di Jalan Raya Brantas, Jatigedong, Ploso,
Kabupaten Jombang, Jawa Timur, dimana lokasi ini memiliki akses yang mudah
karena jalan dapat diakses atau dilalui oleh mobil truk dan jalan sudah dalam
kondisi di aspal. Dengan demikian proses pengambilan bahan baku dapat
dilakukan dengan lancar. Selain itu, lokasi PT Cheil Jedang Indonesia berada di
pinggir jalan raya sehingga kendaraan pengangkut seperti truck, dan container
dapat masuk ke area perusahaan dengan mudah. Hal tersebut membuat seluruh
proses operasional dapat berjalan dengan lancar.

8
2.4 Struktur Organisasi PT CJI Jombang

Struktur organisasi PT CJI Jombang

Vice President

Fermentasi Refinery Administrasi General Affair Enginering Producting Technical

- R&D - R&D - HRD - Safety IT - Instrument - Inovasi


- MSG - MSG - Accounting - Logistic - Mechanical - QA
- Nucleotide - Nucleotide - Purchasing - Enviroment - Electrical - QC
- GA - Civil

Gambar 2. 1 Struktur Organisasi Perusahaan

9
Tipe struktur organisasi PT. Cheil Jedang Indonesia adalah struktur organisasi
fungsional. Struktur fungsional (function structure) mengelompokkan tugas dan
aktivitas berdasarkan fungsi bisnis, seperti produksi/operasi, pemasaran,
keuangan/akuntansi, litbang dan sistem informasi manajemen. Organisasi
fungsional merupakan bentuk organisasi yang biasanya dipakai oleh perusahaan
besar yang di tandai dengan adanya jumlah karyawan yang besar, spesialisai kerja
tinggi, wilayah kerja luas, serta komando yang tidak lagi berada pada satu tangan
pimpinan.

A. FERMENTATION

Departemen fermentation bertanggung jawab terhadap kegiatan fermentasi


dalam pembuatan produknya, departemen fermentation di bagi menjadi
fermentation nukleotide dan fermentation MSG , fermentation nukleotide
bertanggung jawab terhadap proses fermentasi nucleotide, fermentation MSG
bertanggung jawab terhadap proses fermentasi MSG.

B. REFINERY

Departemen refinery bertanggung jawab terhadap kegiatan pemurnian


produk. Departemen refinery terbagi menjadi refinery nucleotide dan refinery
MSG bertanggung jawab terhadap proses pemurnian MSG . refinery MSG
bertanggung jawab terhadap proses pemurnian MSG.

C. ADMINISTRATION

Departemen administration memiliki tugas melaksanakan kegiatan


pelayanan kantor,penyediaan fasilitas dan layanan adminstrasi perkantoran,sesuai
ketentuan yang berlaku untuk mendukung kelancaran operasional perusahaan.
Departemen administration terdiri dari human resource devalopmet yang bertugas
menangani pemenuhan dan penempatan tenaga kerja serta atas penigkatan kualitas
sumber daya manusia,accounting bertanggung jawab terhadap kegiatan akuntasi
perusahaan,dan purchasing bertanggung jawab menangani pembayaran atau
pembelian bahan baku baik dari luar negeri maupun dalam negeri.

10
D. GENERAL AFFAIR

Departemen general affair bertanggung jawab atas pengadaan barang dan jasa
yang mendukung seluruh aktifitas operasional kantor dan melakukan
pemeliharaan assert fisik kantor. Selain itu departemen ini juga bertugas
merencanakan,melaksanaan,dan mengendalikan seluruh program
health,safety,and environment ,departemen general affair di bagi menjadi safety-
IT,logistic,environment,dan general affair.

E. ENGINEERING

Departemen Engineering bertanggung jawab terhadap mesin dan peralatan


proses produksi di PT Cheil Jedang Indonesia. Departeman Engineering dibagi
menjadi instrumentation, mechanical, electrical, dan civil. Civil bertugas untuk
melakukan perancangan pengembangan kawasan sesuai dengan spesifikasi dan
batasan yang telah ditentukan.

F. PRODUCTION TECHNIQAL

Departemen production technique dibagi menjadi tiga, yaitu quality control,


quality assurance, dan innovation. Quality Control atau biasa disingkat dengan
QC artinya adalah pengendali mutu. QC sangatlah diperlukan dalam berbagai
sektor industri, mulai dari manufaktur hingga produksi tangan. Tugas umum dari
QC adalah memeriksa secara visual untuk menguji produk.
Quality assurance secara singkat adalah mencakup monitoring, uji-tes dan
memeriksa semua proses produksi yang terlibat dalam produk, serta mempunyai
tugas dan tanggung jawab pokok terkait dengan peran jaminan kualitas

11
2.5 Kesehatan dan Keselamatan Kerja

K3 atau Kesehatan dan Keselamatan Kerja adalah suatu sistem program yang
dibuat bagi pekerja maupun pengusaha sebagai upaya pencegahan (preventif)
timbulnya kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja dalam lingkungan
kerja dengan cara mengenali hal-hal yang berpotensi menimbulkan kecelakaan
kerja dan penyakit akibat hubungan kerja, dan tindakan antisipatif bila terjadi hal
demikian. Tujuan dari dibuatnya sistem ini adalah untuk mengurangi biaya
perusahaan apabila timbul kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja.

Penggunaan alat pelindung perorangan merupakan alternatif Iain untuk


melindungi pekerja dari bahaya kesehatan. Namun alat pelindung perorangan
harus sesuai dan kuat. Pembatasan waktu selama pekerja terpajang terhadap zat
tertentu yang berbahaya dapat menurunkan risiko terkenanya bahaya kesehatan di
lingkungan kerja. Kebersihan perorangan dan pakaiannya, merupakan hal yang
penting, terutama untuk para pekerja yang dalam pekerjaannya berhubungan
dengan bahan kimia serta partikel lain (Djatmiko, 2016). Menurut Alhamda dan
Sriani (2015), ada empat faktor penyebab kecelakaan kerja yaitu:
a. Faktor manusia, diantaranya kurangnya keterampilan atau pengetahuan
tentang industri dan kesalahan penempatan tenaga kerja.
b. Faktor material atau peralatannya, misalnya bahan yang seharusnya dibuat
dari besi dibuat dengan bahan lain yang lebih murah sehingga
menyebabkan kecelakaan kerja.
c. Faktor sumber bahaya, meliputi: perbuatan bahaya, misalnya metode kerja
yang salah, sikap kerja yang teledor serta tidak memakai alat pelindung
diri. Kondisi/keadaan bahaya, misalnya lingkungan kerja yang tidak aman
serta pekerjaan yang membahayakan.
d. Faktor lingkungan kerja yang tidak sehat, misalnya kurangnya cahaya,
ventilasi, pergantian udara yang tidak lancar dan suasana pengap.

12
PT Cheil Jedang Indonesia menerapkan kegiatan kerja dengan selalu
mengutamakan kesehatan dan keselamatan kerja untuk menghindarkan tenaga
kerja dari kecelakaan kerja dan menjaga kesehatan tenaga kerja dari penyakit yang
diakibatkan dari lingkungan perusahaan pada saat bekerja. Upaya untuk
menghindari kecelakaan kerja pada perusahaan yaitu selalu bekerja sesuai
peraturan dan Standart Operational Procedure (SOP).

PT Cheil Jedang melarang pekerja untuk makan, minum minuman berasa,


dan merokok di ruangan kerja. Untuk itu perusahaan menyediakan ruangan
khusus untuk makan, minum, dan merokok yang disebut dengan ruang 3M. Di
setiap ruangan, diberikan sign atau papan tanda sebagai

K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) di PT Cheil Jedang Indonesia juga


telah mendapatkan sertifikat OHSAS (Occupational Health and Safety Assesment
Series) 18001:2007. OHSAS 18001:2007 merupakan standar yang telah diakui
secara internasional dalam bidang keselamatan dan kesehatan kerja. Badan
Sertifikasi telah menetapkan bahwa kegiatan yang berhubungan dengan kesehatan
dan keselamatan kerja yang dilakukan oleh perusahaan telah sesuai standard
sehingga perusahaan layak memperoleh sertifikasi tersebut. Badan sertifikasi akan
melakukan audit ulang kepada perusahaan, jika hasil audit ulang terdapat ketidak
sesuaian maka perusahaan diminta untuk melakukan tindakan perbaikan.

13
2.6 Produk

Bahan baku utama yang digunakan oleh PT Cheil Jedang Indonesia adalah
cane molasses, beet molasses, C-SOD, dan raw sugar. Dari bahan baku yang
digunakan dihasilkan berbagai produk yang bervariasi. Produk yang diproduksi
PT Cheil Jedang Indonesia antara lain :

a. MSG (Monosodium L-Glutamate)

Monosodium L-Glutamate merupakan garam natrium dari glutamic acid yang


berfungsi sebagai senyawa pembangkit citarasa.Monosodium glutamate (MSG)
adalah gabungan antara komponen garam sodium dan asam glutamate-L (suatu
asam amino non esensial) yang bersifat sangat larut dalam air dan akan
berdisosiasi menjadi kation garam sodium dan anion asam glutamate MSG yang
diproduksi PT Cheil Jedang Indonesia dibedakan menjadi lima jenis berdasarkan
ukuran produknya. Ukuran butiran MSG dari yang terbesar hingga terkecil yaitu
medium crystal, reguler crystal, small crystal, fine crystal, dan powder.

b. Arginin

Arginin, atau juga disebut dengan L-arginin, adalah salah satu dari 20
jenis asam amino yang terdapat dalam protein. Berbeda dengan jenis asam amino
lainnya, jenis asam amino ini dianggap sebagai asam amino semi-esensial karena,
dapat dihasilkan dari dalam tubuh sendiri, ada kalanya suplemen dan makanan
mungkin diperlukan,seperti ketika orang mengalami penyakit tertentu.selain itu
bayi yang baru lahir tidak mampu membuat pasokan mereka sendiri zat
ini,sehingga mengkomsumsi arginin dari luar tubuh sangat penting terutama pada
saat dia baru lahir.

Arginin juga memproses juga membantu dalam memproses nitrogen, yaitu


senyawa kimia yang diperlukan untuk metabolisme otot.arginin juga berfungsi
dalam mengatasi dan memperbaiki jaringan yang rusak serta dapat mencegah
terjadinya penyakit arthritis, dan masih banyak lagi fungsi dan manfaat dari jenis

14
asam amino ini. Arginin yang diproduksi PT Cheil Jedang Indonesia
dimanfaatkan sebagai bahan tambahan dalam pakan ternak.
c. Nukleotide
Nukleotide adalah molekul yang tersusun dari gugus basa heterosiklik, gula,
dan satu atau lebih gugus fosfat.
Basa penyusun nucleotide biasanya adalah berupa Purina atau pirimidina
sementara gulanya adalah pentose (Ribosa), baik berupa deoksiribosa maupun
ribosa

Nukleotida yang berlimpah di alam, dikenal sebagai penguat rasa. Selama


bertahun tahun, monosodium glutamate (MSG) telah menjadi penyedap rasa yang
digunakan dalam berbagai makanan. Namun nukleotida semakin menggantikan
MSG karena dinilai mempunyai potensi rasa yang lebih tinggi. PT Cheil Jedang
Indonesia memproduksi dua jenis nukleotida yakni disodium inosin
monophosphate (IMP) dan guanosin monophosphate (GMP). Bahan baku yang
digunakan dalam pembuatan IMP dan GMP berbeda. Bahan baku utama IMP
adalah raw sugar dan bahan baku utama GMP adalah dekstrose. PT Cheil Jedang
juga mengkombinasi dari kedua jenis nukleotida tersebut kedalam satu produk
yang diberi nama I&G. I&G memiliki komposisi IMP dan GMP sebesar 50:50.

d. Premix

Premix merupakan penyedap rasa yang memiliki komposisi campuran dari


berbagai bahan untuk menghasilkan rasa dan ciri khas produk tersendiri sebagai
bentuk loyalitas perusahaan dalam memenuhi keinginan konsumen. Produk
premix beraneka ragam jenis, yaitu Mipoong +, Mipoong Calcium 4%, 2.5
Nucleotide Calcium, 2.5 Nucleotide Granule, 2.5 Nucleotide Powder, Aimi 0.5,
Hensikyechan 0.2, dan Hensikyechan +. Mipoong + merupakan penyedap rasa
yang dibuat dengan komposisi MSG sebanyak 97%, 2% IMP, dan 1% GMP.

Mipoong Calcium 4% merupakan penyedap rasa yang dibuat dengan


komposisi 2.5 Nucleotide Calcium merupakan penyedap rasa dengan komposisi
yang terdiri dari 2.5 Nucleotide Granule merupakan penyedap rasa yang dibuat

15
dari pencampuran antara MSG sebesar 98%, IMP sebesar 1%, 1% GMP dan
tekstur produk berbentuk granul. 2.5 Nukleotide powder adalah penyedap rasa
dengan komposisi yang sama dengan 2.5 Nucleotide Granule namun dengan
tekstur berbentuk powder. Komposisi GMP dan IMP yang tidak terlalu tinggi ada
pada produk penyedap rasa Aimi 0.5, Hensikyechan 0.2 dan Hensikyechan +.
Aimi 0.5 dibuat dari 99% MSG, 0.15%-0.35% IMP, dan 0.15%-0.35%.
Hensikyechan 0.2 dibuat dari 0.1% IMP dan 0.1% GMP dan sisanya ter susun dari
MSG. Hensikyechan + dibuat dengan komposisi 0.3% IMP, dan 0.3% GMP dan
MSG.

e. Pupuk Cair

Pupuk cair merupakan produk samping dari proses produksi MSG yang
ditambahkan bahan penunjang untuk standarisasi produk. Pupuk cair yang berasal
dari liquid fertilizer ini ditambahkan materi padat yang didapat dari limbah hasil
proses produksi seperti karbon, gypsum dan kapur solenoid. Kapur solenoid
merupakan senyawa yang dapat menjaga unsure hara tetap stabil.

f. Protide dan Promate

Protide dan promate merupakan produk samping dari produksi nukleotide dan
MSG. Protide dibuat dari hasil pengolahan nukleotide yang mengandung protein
tinggi. Protide digunakan sebagai campuran bahan pakan unggas dan ikan.
Promate dibuat dari hasil samping produksi MSG.

16
2.7 Limbah dan Sanitasi

Proses produksi setiap industri pasti menghasilkan produk sisa yang biasanya
disebut dengan limbah. Limbah merupakan hasil buangan dari aktifitas manusia
maupun industri yang dapat membahayakan kehidupan manusia maupun makhluk
hidup lain serta mengganggu kelestarian lingkungan (Hidayah dan Wahyu, 2010).
Untuk tetap menjaga lingkungan tetap lestari dan tidak tercemar, maka perlu
dilakukan pengolahan limbah sesuai dengan karakteristiknya. Limbah yang
dihasilkan dari proses produksi di PT Cheil Jedang Indonesia antara lain:

1. Limbah Padat

Limbah padat merupakan limbah yang berbentuk padat yang dihasilkan dari
proses produksi. Limbah padat yang dihasilkan PT Cheil Jedang Indonesia dalam
kegiatan produksi antara lain karbon aktif, sludge, humid, dypsum (padatan hasil
pengolahan cane molasses) dan bahan padatan sisa proses manufaktur lainnya.
Perlakuan yang diberikan pada limbah padat adalah pengeringan. Limbah padat
ditempatkan pada hamparan beratapkan asbes bening atau tembus pandang untuk
mendapat panas yang cukup. Lama pengeringan limbah padat bergantung pada
kondisi cuaca pada saat pengeringan. Pengeringan berlangsung 2 hari bila kondisi
panas atau cuaca dalam keadaan cerah dan berlangsung hingga 1 - 2 minggu bila
cuaca mendung atau pada saat musim penghujan. Limbah padat yang telah kering
selanjutnya disuplai ke perusahaan lain untuk dijadikan pupuk.

2. Limbah Cair

Limbah cair hasil produksi berupa cairan dan berupa air. Limbah berupa air
diolah melalui dua tahap yakni pengolahan secara biologi dan dilanjutkan dengan
pengolahan secara kimiawi. Pengolahan limbah cair dimulai dengan mengalirkan
cairan limbah ke bak bak penampungan limbah atau bak collection. Dalam bak
collection, limbah diukur kandungan COD awal, BOD awal, pH, dan color value.
Kemudian limbah dialirkan menuju bak aerasi. Bak aerasi digunakan untuk
mengolah limbah dengan memanfaatkan mikroorganisme aerob. Limbah dalam

17
bak aerasi ditambahkan sludge active dan oksigen. Limbah diberi oksigen atau
sirkulasi terkontrol agar mikroorganisme dapat tumbuh dengan baik sehingga
mampu mengurai limbah cair. Cairan hasil penguraian limbah dengan
mikroorganisme kemudian dialirkan menuju Clarifier 1 untuk mengendapkan
sludge yang terlarut. Sludge dikembalikan ke bak aerasi untuk direcycle. Setelah
itu masuk ke clarifier 1 untuk diendapkan lagi. Air yang overflow masuk ke
sebuah kolam besar. Di dalam kolam tersebut, cairan ditambahkan polimer untuk
mengikat sludge yang terkandung di dalamnya. Selain itu, cairan juga
ditambahkan tawas untuk menjernihkan cairan limbah. Dalam kolam tersebut,
ditambahkan NaOH dan H2SO4 untuk menetralisir pH.

18
2.8 Mesin dan Peralatan

Mesin dan peralatan berperan penting dalam suatu proses produksi.


Penggunaan mesin dan peralatan dapat mempermudah pekerja dalam melakukan
produksi. Selain dapat mempermudah pekerjaan, penggunaan mesin dan peralatan
dapat menunjang pekerjaan menjadi lebih efektif dan efisien dari segi waktu yang
berdampak pada produktivitas perusahaan. Mesin yang digunakan oleh PT Cheil
Jedang Indonesia merupakan mesin otomatis. Mesin otomatis merupakan mesin
yang beroperasi secara otomatis, tenaga kerja hanya membantu untuk controling
dan mengaktifan mesin. Beberapa Mesin dan peralatan yang digunakan pada PT
Cheil Jedang Indonesia sebagai berikut:

1. Mesin coding

Mesin coding merupakan mesin yang digunakan untuk mencetak kode dan
tanggal yang secara otomatis memberikan tanggal kadaluarsa sesuai dengan
penyetelan. Selain itu mesin juga memberikan tanggal dan kode produksi dari
setiap produk yang akan dipasarkan. Mesin ini mencetak angka sesuai yang telah
ditentukan.

19
2. Forklift

Forklift merupakan alat yang berfungsi untuk memindahkan produk dengan


kapasitas yang lebih besar daripada troli. Forklift yang digunakan memiliki daya
angkut maksimal 3000 kg. Forklift pada PT Cheil Jedang Industri digunakan
untuk memindahkan produk setelah packing ke warehouse.

3. Metal detector

Metal detector merupakan alat yang digunakan untuk mendeteksi semua


jenis metal yang berada pada produk. Metal detector merupakan mesin yang
sangat efektif untuk mendeteksi keberadaan logam yang ada pada produk. Mesin
ini merupakan mesin yang membantu meningkatkan kualitas produk. Mesin akan
menyala merah jika terdapat logam yang terdeteksi

20
2.9 Bahan Baku

Bahan baku merupakan bagian terpenting dalam proses produksi. Hal ini
dikarenakan kualitas dari bahan baku akan menentukan kualitas produk yang
dihasilkan. Pengendalian mutu bahan baku yang dilakukan PT Cheil Jedang
Indonesia yakni melakukan analisa bahan baku dengan berbagai parameter yang
sesuai dengan standar yang ditetapkan. Parameter atau uji yang dilakukan meliputi
analisa content bahan bahan kimia pendukung bahan baku utama, analisa total
sugar pada CM, BM, dan raw sugar.

21
BAB III

22
BAB III
PEMBAHASAN
3.1.Pengertian Quality Control

Quality Control atau biasa disingkat dengan QC artinya adalah pengendali


mutu. QC sangatlah diperlukan dalam berbagai sektor industri, mulai dari
manufaktur hingga produksi tangan. Tugas umum dari Quality Control adalah
memeriksa secara visual untuk menguji produk. Pemeriksaan produk dapat
berlangsung sebelum, selama dan setelah proses produksi. Pengujian ini dilakukan
secara manual, atau juga ada yang menggunakan bantuan teknologi. Tergantung
sektor industri di mana Quality Control tersebut bekerja, pada dasarnya Quality
Control melakukan pengecekan untuk menjamin mutu produk.

3.2. Pengendalian Mutu Quality Control

Untuk terus mendapat kepercayaan dan loyalitas konsumen, PT Cheil


Jedang Indonesia (CJI) selalu melakukan kegiatan pengendalian mutu dengan
menganalisa setiap bahan.

Pengendalian mutu (Quality Control) untuk akronimnya, adalah suatu


proses yang pada intinya adalah menjadikan entitas sebagai peninjau kualitas dari
semua factor yang terlibat pada kegiatan produksi terdapat 3 aspek yang
ditekankan pada pendekatan ini, yaitu :

1. Unsur-unsur seperti control, manajemen pekerjaan, proses-proses yang


terdefinisi dan telah terkelola dengan baik, criteria integritas dan
kinerja, dan identifikasi catatan
2. Kompetensi, seperti pengetahuan, keterampilan, pengalaman, dan
kualifikasi
3. Elemen lunak, seperti kepegawaian, integritas, kepercayaan, budaya
organisasi, motivasi, semagat team dan hubungan yang berkualitas

23
Lingkup control termasuk pada inspeksi produk, dimana setiap
produk diperiksa secara visual, dan biasanya pemeriksaan tersebut
menggunakan mikroskop stereo, untuk mendapatkan deteail halus sebelum
produk tersebut dijual ke pasar eksternal. Seseorang yang bertugas
mengawasi (inspektur) akan diberikan daftar dan deskripsi kecacatan-
kecacatan dari produk cacat yang tidak dapat diterima (tidak dapat
direlease), contohnya seperti lecet atau retak permukaan. Kualitas dari
output mengalami kecacatan jika salah satu dari tiga aspek tersebut tidak
tercukupi.

Penekanan Quality Control terletak dari pengujian produk untuk


mendapatkan produk yang cacat. Dalam pemilihan produk yang akan diuji,
biasanya dilakukan pemilihan produk secara acak (menggunakan teknik
sampling). Setelah menguji produk yang cacat hal tersebut akan
dilaporkan pada manajemen pembuat keputusan, apakah produk akan di
Accept atau di Reject. Hal ini dilakukan guna menjamin kualitas dan
merupakan upaya untuk meningkatkan dan menstabilkan proses produksi

3.3 Tugas dari Quality Control


Tugas dari Quality Control tergantung pada industri mana orang tersebut
bekerja. Dengan kata lain, QC satu dengan QC lainnya dapat memiliki tugas
berbeda. Namun secara garis besar, tugas QC adalah mengendalikan kualitas
atau mutu serta menguji produk sesuai dengan standart kualitas perusahaan.
Quality Control memiliki kewenangan dalam menerima atau menolak produk
perusahaan yang akan dipasarkan. Tidak peduli sesulit apapun pembuatan
produktersebut jika tidak memenuhi kelayakan, maka QC dapat menolaknya.

24
3.4 Tanggung jawab dari Quality Control
Tanggung jawab dari QC diantaranya yaitu:

 Memantau perkembangan seluruh produk yang diproduksi


 Memantau, menganalisis, kemudian meneliti dan menguji seluruh produk
 Melakukan verifikasi kualitas produk
 Semonitoring proses dalam pembuatan produk
 Memastikan barang yang diproduksi memiliki kualitas yang memenuhi
standar perusahaan
 Merekomendasikan untuk melakukan pengolahan ulang pada produk
dengan kualitas rendah
 Mendokumentasi inspeksi dan juga tes pada produk perusahaan
 Membuat analisis atau catatan sejarah dan dokumentasi produk yang dapat
digunakan untuk referensi mendatang

3.5. Tujuan Quality Control

Tujuan dari Quality Control adalah sebagai berikut :

a) Menjaga kualitas produk pada setiap alur proses agar aman untuk
dikonsumsi customer
b) Meminimalisir adanya produk yang tidak standard
c) Menjaga tidak adanya complain atau claim dari customer

3.6. Bagian Bagian Quality Control

Bagian-Bagian Quality Control adalah sebagai berikut :

a) In coming material
b) In proses
c) Finishing produk

25
Pada PRAKERIN kali ini saya ditempatkan pada bagian In Coming
Material (Material). Quality Control Material merupakan salah satu bagian dari
subseksi Quality Control yang bertugas untuk memastikan seluruh material yang
akan digunakan untuk proses produk sesuai dengan standar yang telah ditentukan
atau tidak.

Berikut cara Quality Control pada bagian Material adalah sebagai berikut :

1. Sampling

Sampling merupakan proses pengambilan sampel yang dilakukan dilapangan


terhadap seluruh jenis material yang datang untuk kemudian dilakukan analisa .
jadwal sampling yang dilakukan yaitu pada pukul 08.30 , 10.30 13.30 , 15.30.
jika ada sampel tambahan, maka akan dilakukan sampling pukul 17.00 , sample
dimasukan kedalam wadah yang sudah disediakan

2. Analisa Sample

Analisa sample merupakan suatu proses menganalisa sample dengan


menyesuaikan standar yang ditentukan. Apabila sesuai dengan standar maka dapat
dinyatakan bahwa material tersebut ACC (Accept) yang kemudian dilakukan
bongkar logistic, tetapi apabila hasilnya tidak sesuai dengan standart maka dapat
dinyatakan bahwa material tersebut Reject sehingga material tersebut akan
kembali ke vendor. Tetapi, meski material tersebut Reject, material tersebut bisa
dilakukan bongkar muat apabila dari pihak proses dalam kondisi membutuhkan,
hal seperti ini disebut Special Appointment . Special appointment dibuat oleh User
(seksi yang membutuhkan material tersebut) dan review ke seksi Quality Control,
setelah itu minta persetujuan ke EVP (Executive Vice President), setelah form
special appointment ini dapat persetujuan, akan dilakukan collect oleh pihak
Quality Control sebagai bukti persetujuan material reject yang Dissaprove

26
Gambar 2.2 Proses Analisa sample

27
3.7. HASIL ANALISA
1. Analisa Active Carbon
a) Alat-Alat :
1) Spectrophotometer
2) Hotplate
3) Erlenmeyer
4) Corong Kaca
5) Kertas Saring

Bahan :

1) Carbon aktif
2) NLO baru dari proses Refinery

b) Langkah-Langkah :
1) Timbang carbon active 0,75 gr
2) Buat 2 sample (sample A:Tanpa campuran carbon, Sample
B:Dicampur carbon)
3) Campur NLo 100 ml dengan carbon active sebanyak 0,75 gr
4) Panaskan dan aduk sampai homogeny
5) Saring sample B menggunakan kertas saring
6) Uji sample A dan B menggunakan alat spechtrophotometer

28
c) Hasil Pengamatan
Diketahui : - sampel A : 3,85
- sampel B : 0,69
- standard : 15 (maks)

Rumus :

B
X 100
A

Kesimpulan : Standart FCV maksimal 15, jadi bila FCV melebihi 15 sample akan
direject atau tidak di terima.

29
Analisa PH tetes

Langkah- langkah :

1. Siapkan alat yang terdiri dari neraca digital analitik, Erlenmeyer, pipet, stirer,
ph meter. Bahan : sample tetes, air.
2. Langkah-langkah
a) Bahan timbang sebanyak 10 gr
b) Sebelum ditimbang kasih air sebanyak 100 ml
c) Aduk menggunakan stirrer sampai terlarut
d) Cek PH menggunakan PH meter

30
Analisa HCL

 Diketahui : a. Berat molekul : 36,46

b. Rumus :

Hasil Titrasi x Faktor Naoh 0,1 N x BM x 100%


Mg sample

keterangan : F.NaOH = Faktor NaOH

 Langkah-langkah
1. Siapkan alat : Erlenmeyer,neraca digital analitik, pipet
Siapkan bahan : HCL 32 %, indikator PP dan NaOH 1N
2. Masukan air 10 ml dalam Erlenmeyer supaya HCL tidak menguap saat
di masukkan dalam Erlenmeyer.
3. Timbang 0,1 gr sampel HCL 32% lalu catat nilai timbangan.
4. Bilas sisi dalam Erlenmeyer dengan air
5. Tambahkan indicator PP secukupnya
6. Titrasi dengan NaOH 0,1 N catat hasil ml Titrasi

 Hasil analisa

Rumus :

Hasil Titrasi x Faktor Naoh 0,1 N x BM x 100%


Mg sample
Diket : ml Titrasi = 10,4

F.NaOH = 1, 1018

BM = 36,46

Mg sample = 114, 4

31
Gambar 2.3 kegiatan Titrasi HCL

32
Analisa content H2SO4 0,1 gr

 Alat : neraca digital analitik


Pipet micro
Erlenmeyer
Buret
 Bahan : H2SO4
Indikator BTB
NaOH 0,1 N

 Langkah-langkah
1. Timbang dan catat H2SO4 sebanyak 0,1 gr
2. Tambahkan indicator BTB
3. Titrasi dengan NaOH 0,1 N

 Hasil analisa
Rumus :

Hasil Titrasi x Faktor Naoh 0,1 N x BM x 100%


Mg sample

33
Analisa % H3PO4 ( asam fosfat )

 Tujuan : mengetahui % H3PO4 ( asam fosfat )


 Alat : 1. Erlemeyer

2. Neraca digital

3. Buret

4. Pipet mikro

 Bahan : 1. Sample H3PO4

2. Indikator TP

3. Air

4. NaOH 0,1 N

 Langkah-langkah :
1. Siapkan alat dan bahan
2. Timbang dan catat H3PO4 sebanyak 0,1 gr sebelum memasukkan
H3PO4 erlenmeyer kedalam Erlenmeyer, kasih air secukupnya supaya
H3PO4tidak menguap.
3. Setelah memasukkan sample tambahkan dan bilas sisi dalam
Erlenmeyer dengan air secukupnya.
4. Tambahkan indikator TP
5. Titrasi dengan NaOH 0,1

 Rumus

Hasil Titrasi x Faktor Naoh 0,1 N x BM x 100%


Mg sample

34
Analisa Total Nitrogen

Langkah-langkah :

1. Timbang sample 0,1 gr


2. Tambahkan air 10 ml
3. Tambah katalisator 1,75 gr
4. Tambahkan H2SO4 98 % 10 ml
5. Lalu bakar selama 60 menit dengan temperatur 600 0C
6. Pendinginan selama 60 menit
7. Titrasi dengan indikator methylred / BCH dan H2SO4 ½
content 0,1 N

35
Analisa Ammonium Nitrogen

Langkah langkah:

1. Timbang sample 0,1 gr


2. Tambahkan air 10 ml
3. Titrasi dengan indikator methylred, H2SO4 ½ content 0,1 N

Analisa ASH (kadar abu)

1. Timbang sample 2 gr
2. Masukkan kedalam oven. Tunggu selama 2 jam 10 menit dengan
temperature 600 0

Cara menghitung ASH


Diketahui : A : berat awal crusible
B : berat sample
C : berat akhir

Rumus : C–A
X 100
B

Moisture Test
Rumus Keterangan : A : berat awal sample
A–B
A B : berat akhir sample

36
ANALISA NaOH

A. Alat dan Bahan


Alat :
1. Buret
2. Erlenmeyer
3. Neraca digital analitik
4. Pipet micro

Bahan:
1. Sampel NaOH
2. Indicator PP
3. HCl 0.1 N

B. Langkah-langkah
1. Siapkan alat dan bahan
2. Timbang kedalam erlemeyer dan catat hasil timbangan NaOH
3. Bilas sisi dalam dengan aquades
4. Tambahkan indicator 3-5 tetes
5. Titrasi dengan menggunakan HCl 0.1 N
C. Rumus Analisa

Hasil Titrasi x Faktor HCl 0,1 N x BM x 100%


Mg sample

37
Gambar 2.4 titrasi NaOH menggunakan HCL 0,1 N

38
Analisa DNA soda

A. Alat dan Bahan


Alat :
1. Buret
2. Erlenmeyer
3. Neraca digital analitik
4. Pipet micro
Bahan:
1. Sampel DNA
2. Indicator PP
3. HCl 0.1 N

B. Langkah-langkah
6. Siapkan alat dan bahan
7. Timbang kedalam erlemeyer dan catat hasil timbangan DNA
8. Bilas sisi dalam dengan aquades
9. Tambahkan indicator 3-5 tetes
10. Titrasi dengan menggunakan HCl 0.1 N

C. Rumus Analisa

Hasil Titrasi x Faktor HCl 0,1 N x BM x 100%


Mg sample

39
Analisa KOH

A. Alat dan Bahan


Alat :
1. Buret
2. Erlenmeyer
3. Neraca digital analitik
4. Pipet micro

Bahan :
1. Sampel NaOH
2. Indicator PP
3. HCl 0.1 N

B. Langkah-langkah
1. Siapkan alat dan bahan
2. Timbang kedalam erlemeyer dan catat hasil timbangan DNA
NaOH
3. Bilas sisi dalam dengan aquades
4. Tambahkan indicator 3-5 tetes
5. Titrasi dengan menggunakan HCl 0.1 N

C. Rumus Analisa

Hasil Titrasi x Faktor HCl 0,1 N x BM x 100%


Mg sample

40
Analisa H2SO4

A. Alat dan Bahan

Alat:
1. Buret
2. Erlenmeyer
3. Timbangan digital analitik
4. Pipet micro

Bahan:
1. Sample H2SO4
2. Indikator BTB
3. NaOH 0,1 N

B. Langkah-Langkah
1. Siapkan Alat dan Bahan
2. Timbang dan catat H2SO4 sebanyak 0,1 kedalam Erlenmeyer
3. Bilas sisi dalam Erlenmeyer dengan air/aquades
4. Tambahkan indicator BTB
5. titrasi dengan NaOH 0,1 N

C. Rumus :

Hasil Titrasi x Faktor Naoh 0,1 N x BM x 100%


Mg sample

41
Analisa % NaCl

A. Alat dan Bahan


Alat:
1. Buret
2. Erlenmeyer
3. Neraca digital
4. Spatula

Bahan
1. Sample NaCL
2. Indikator K2Cr2O4
3. Air
4. AgNO3 0.1 N
B. Langkah Langkah
1. Siapkan alat dan bahan
2. Timbang dan catat hasil sebanyak 0.1 gr kedalam Erlenmeyer
3. Bilas sisi dalam Erlenmeyer dengan air
4. Tambahkan indicator K2Cr2O4
5. Titrasi dengan AgNO3
6. Dan catat hasilnya

Rumus :

Hasil Titrasi x Faktor AgNO3 0,1 N x BM


x 100%
Mg sample

42
Analisa NaCl 5% T % solution

A. Alat dan Bahan


Alat:
1. Neraca digital
2. Spatula
3. Breaker Glass
4. Stirer
5. Spectrophotometer

Bahan :
1. NaCl
2. Air
B. Langkah-langkah
1. Siapkan alat dan bahan
2. Timbang sample sebanyak 5gr masukan kedalam breaker glass
3. Tambahkan air kedalam breaker glass sampai 100 ml
4. Aduk menggunakan stirrer sampai larut
5. Cek % T menggunakan spectrophotometer dengan menggunakan
panjang gelombang 420mm
6. Lakukan blank cuvet berisi sample, masukan kedalam alat spectro
sampai menunjukan hasil 100%
7. Lakukan analisa % T dengan cuvet berisi sample, masukan kedalam
alat spectro dan catat hasilnya
C. Pembahasan
Hasil dari analisa alat spectrophotometer didapatkan angka 102%
dan standard minimal adalah 97% analisa 5% solution

43
Analisa Moisture NaCl

A. Alat dan bahan


Alat:
1. Alat Moisture
2. Cawan petri

Bahan:
1. Sample NaCl

B. Langkah-langkah
1. Siapkan alat dan bahan
2. Panaskan dulu cawan lalu kosongkan/blank
3. Tunggu cawan sampai kurang lebih 2 menit sampai keluar
4. Pencet tombol 0/T
5. Masukan bahan
6. Lalu pencet tombol start sampai alarm berbunyi, lalu lihat hasilnya

44
Analisa BOX

Langkah-langkah :

1. Sampling box minimal 4 pcs


2. Ukur panjang, lebar, tinggi menggunakan penggaris
3. Cek visual printing sesuai standard
4. Cek apakah ada yang kotor atau sobek
5. Cek kekuatan box menggunakan mesin Box Compression Tester
6. Cek kekuatan box menggunakan Busting Strenght
7. Cek box presisi atau tidak
8. Gramature test

45
Analisa OPP

Langkah-langkah :
1. Cek dimensi OPP panjang dan lebar
2. Cek visual printing foreggn, matter
3. Cek ketebalan dengan alat thicknesmeter
4. Cek bau OPP
5. Cek Sealing

46
Analisa Kraft Paper (Paper Bag)

Langkah-langkah :
1. Cek dimensi panjang dan lebar
2. Cek visual printing foreggn, matter
3. Cek ketebalan dengan alat thicknesmeter
4. Cek bau paper bag
5. Cek kekuatan paper bag menggunakan Busting strength
6. Gramature test

47
Membuat H3BO3(Boric Acid)

A. Alat dan bahan


Alat:
1. Stirrer
2. Sendok
3. Neraca digital
4. Gelas breker ukuran 5000ml
5. Ph meter
6. Pipet

Bahan:
1. Boric acid bubuk
2. Air
3. H2SO4

B. Langkah-langkah
1. Siapkan alat dan bahan
2. Timbang boric acid kedalam gelas sebanyak 100gr
3. Lalu tambahkan air sebanyak 5000ml
4. Aduk menggunakan stirrer sampai larut
5. Cek ph dengan Ph meter sampai 4,65

C. Catatan

Jika Ph larutan kurang dari 4,65 tambahkan Naoh sedikit demi sedikit
sampai 4.65, tetapi jika ph larutan lebih dari 4.65 tambahkan H2SO4 sedikit demi
sedikit sampai 4,65

48
ANALISA MINGGUAN TETES
(Total Sugar, Ph,)

A. Analisa Total Sugar CM

Tujuan: Mengetahui total sugar pada Cane Molasses dengan


metode berthland

Alat dan Bahan

Alat:
1. Labu ukur 100ml
2. Spatula
3. Neraca digital
4. Hotplate
5. Erlenmeyer
6. Pipet gondok
7. Kertas saring
8. Corong kaca
9. Sarung tangan

Bahan
1. Cane molasses
2. Air
3. HCL 0.1N
4. Reagent A
5. Reagent B
6. Reagent C
7. KmNO4 0.5%

B. Langkah langkah:
1. Siapkan alat dan bahan
2. Timbang dan masukan kedalam labu sebanyak 1gr lalu catat hasilnya
3. Tambahkan air sampai 100ml
4. Kocok sampai terlarut
5. Tambah HCL 0,1N kedalam Erlenmeyer

49
6. Ambil dengan pipet gondok sebanyak 10ml lalu masukan kedalam
Erlenmeyer yang ditambahkan HCl
7. Panaskan sampai 10ml
8. Tambahkan Reagent A dan Reagent B lalu panaskan lagi sampai
letupan pertama tunggu selama 3menit lalu dinginkan sampai 30menit
9. Setelah dingin saring dengan kertas saring
10. Bilas kertas saring dengan Reagent C
11. Titrasi dengan KmNO4

C. Rumus :

Hasil Titrasi x KMNO4 x BM


Mg sample

Analisa ph mingguan TETES

A. Alat dan Bahan


Alat:

1. Erlenmeyer

2. Ph metter

3. Timbangan digital analitik

4. Spatula

5 .Strirer

Bahan:

1.sample Tetes

2.Air

B. Langkah-Langkah
1. Siapkan Alat dan Bahan
2. Timbang 10 gr Sample kedalam Erlenmeyer

50
3. Lalu tambahkan air hingga 100 ml
4. aduk menggunakan Strirer hingga larut
5. Cek Ph dengan Ph metter dan catat hasilnya

Membuat Indikator Amillum

A. Alat dan Bahan


Alat :
1. Neraca digital analitik
2. Spatula
3. Stirrer
4. Labu ukur100ml

Bahan:
1. Amidon soluble
2. Air

B. Langkah-langkah
1. Siapkan alat dan bahan
2. Timbang amidon soluble sebanyak 1gr
3. Lalu masukan kedalam labu ukur 100ml
4. Tambahkan air sampai 100ml
5. Aduk menggunakan stirrer sampai larut, sekitar 1 jam

51
BAB IV

52
BAB IV
PENUTUPAN

4.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari PRAKERIN saya adalah sebagai berikut :

1. Quality Control atau biasa disingkat dengan QC artinya adalah pengendali


mutu. QC sangatlah diperlukan dalam berbagai sektor industri, mulai dari
manufaktur hingga produksi tangan. Tugas umum dari QC adalah
memeriksa secara visual untuk menguji produk.
2. Quality Control Material merupakan salah satu bagian dari subseksi QC
yang bertugas untuk memastikan seluruh material yang akan digunakan
untuk proses produk sesuai dengan standar yang telah ditentukan atau
tidak.
Berikut cara Quality Control pada bagian Material adalah sebagai
berikut :
1. Sampling
Sampling merupakan proses pengambilan sampel yang
dilakukan dilapangan terhadap seluruh jenis material yang datang.

2. Analisa Sample
Analisa sample merupakan suatu proses menganalisa
sample dengan menyesuaikan standar yang ditentukan. Apabila
sesuai dengan standar maka dapat dinyatakan bahwa material
tersebut ACC (Accept) tetapi apabila hasilnya tidak sesuai dengan
standart maka dapat dinyatakan bahwa material tersebut Reject
sehingga material tersebut akan kembali ke vendor.

53
4.2 Saran

1. Bagi Pihak Program PRAKERIN SMKN KABUH

Tanpa bermaksud menggurui sedikitpun, Penulis hanya mencoba


memberi sedikit saran terkait dengan kegiatan Praktik Kerja Industri agar
lebih baik, bagi pihak SMKN Kabuh maupun Pihak PT. Cheil Jedang
Indonesia . Ada baiknya jika pihak SMKN Kabuh memberikan silabus
dalam PRAKERIN agar peserta PRAKERIN mendapat ketentuan
kompetensi yang harus didapat. Dan ada baiknya jika ada panduan dalam
membuat laporan PRAKERIN dari pihak sekolah .

2. Bagi Pihak PT. Cheil Jedang Indonesia

Penulis memberikan sedikit saran tanpa bermaksud menggurui


sedikitpun. Terhadap konsep Praktik Kerja Industri yang menentukan
adanya rolling pada seluruh bagian-bagian di Quality Control PT. CJI .
Dalam hal ini penulis hanya sangat menyayangkan tidak adanya kegiatan
rolling yang dilaksanakan di bagian Quality Control. Meskipun hal
tersebut tidak menghalangi Penulis agar ingin tahu lebih dalam pada
bidang-bidang di Quality Control, hanya Penulis ingin tahu mendalami
lebih lanjut bagaimana setiap pegawai di bidangnya melakukan kegiatan
kerja.

Sebab dari itu untuk kesempatan yang akan datang bagi Peserta
PRAKERIN berikutnya, Pembagian penempatan PRAKERIN pada
seluruh bagian-bagian di Quality Control lebih baik dilakukan setiap
seminggu sekali atau dua minggu sekali, agar peserta mendapat
pengalaman yang beragam.

Dalam pasca PRAKERIN, ada baiknya bila Pihak Quality Control


PT. Cheil Jedang Indonesia mengevaluasi peserta, ikut menilai bagaimana

54
kinerja peserta selama melaksanakan kegiatan PRAKERIN, Karena hal
tersebut memberi pengaruh yang lebih kuat untuk peserta dan memberi
motivasi lagi untuk setiap individu peserta kedepannya lagi.

55

Anda mungkin juga menyukai