Oleh:
Nim : 20 03 002
MEDAN
HALAMAN PENGESAHAN
ini telah diteliti, disetujui, dan disahkan di PT. Moga Niaga Jaya
Oleh:
NIM: 2003002
Mengetahui/Menyetujui
Risdianto Fuadi, ST
NIP. 19880315201402200
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan kasih dan karunia
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan praktik kerja industri di
Pabrik Kelapa Sawit Gedong Biara PT. Mora Niaga Jaya. Adapun judul
daripada laporan ini adalah “ANALISA PH DAN TDS PADA AIR
BOILER DI PKS GEDONG BIARA” dapat terselesaikan dengan baik dan
tujuan dari penyusunan laporan ini adalah untuk hasil laporan praktik kerja
industri yang telah dilaksanakan pada semester 4 ini.
Pada penyusunan laporan hasil praktik kerja industri ini, keberhasilan dan
kelancaran dalam penulisan laporan ini juga tidak terlepas dari peran serta
bantuan dari berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini penulis banyak
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Allah SWT , yang telah memberikan kasih dan karuniaNya untuk kita
semua.
2. Bapak Poltak Evencus Hutajulu, S.T., M.T. selaku Direktur Politeknik
Teknologi Kimia Industri Medan.
3. Bapak Dr. Golfrid Gultom, M.T. selaku Pembantu Direktur I, Ibu New
Vita Mey Destty Marbun, S.T., M.T. selaku Pembantu Direktur II dan
Bapak Irfan Rusmar, M.Ed. selaku Pembantu Direktur III Politeknik
Teknologi Kimia Industri Medan.
iii
mengarahkan selama kerja praktik.
8. Bapak Bukhari Muslim, Kepala laboratorium di PKS Gedong Biara.
10. Orang tua saya Bapak Zulkarnain Nst SH, dan Ibu Delila SPd serta abang
saya Zulfahmi Fadillah Nasution, dan Adik saya Zulhelmi Rafli Nasution
yang telah mendukung saya dalam menyelesaikan laporan ini.
11. Teman setia penulis Alexander, Nissayu, Rizki, Yurina, Dini, Widia,
Vika yang turut mendukung serta memberi semangat kepada penulis
dalam menyelesaikan laporan ini.
12. Seluruh teman-teman Praktik Kerja Industri PKS gedong Biara yang turut
memberikan dukungan kepada penulis selama pelaksanaan magang
industri.
iv
DAFTAR ISI
v
4.2 Metodologi Penelitian ........................................................................ 19
4.2.1 Alat dan Bahan............................................................................. 20
4.2.2 Prosedur Penelitian ...................................................................... 20
4.2.3 Data Pengamatan ......................................................................... 21
4.3 Hasil dan Pembahasan ........................................................................ 22
4.3.1 Hasil ............................................................................................. 22
4.3.2 Pembahasan ................................................................................. 24
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................... 27
5.1 KESIMPULAN .................................................................................. 27
5.2 SARAN .............................................................................................. 27
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 28
LAMPIRAN ................................................................................................ 29
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 4. 1 Data Pengamatan Nilai pH .......................................................... 21
Tabel 4. 2 Data Pengamatan Nilai TDS ....................................................... 22
Tabel 4. 3 Data Hasil Analisa Air Boiler ..................................................... 22
Tabel 4. 4 Standar Mutu Air Boiler PKS Gedong Biara .............................. 26
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Struktur Organisasi Perusahaan..................................................6
Gambar 4. 1 Grafik Nilai pH........................................................................ 23
Gambar 4. 2 Grafik Nilai TDS ..................................................................... 24
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. 1 Pengambilan Sampel Air Boiler ........................................... 29
Lampiran 1. 2 Alat Pengujian Ph Air Boiler ................................................ 29
Lampiran 1. 3 Pembilasan Ph Meter Menggunakan Aquadest .................... 29
Lampiran 1. 4 Mengukur Nilai pH ............................................................... 30
Lampiran 1. 5 Pembilasan TDS Meter Menggunakan Aquadest ................. 30
Lampiran 1. 6 Mengukur Nilai TDS ............................................................ 30
Lampiran 1. 7 Standard Mutu Air Umpan Boiler Berdasarkan SNI No.
066989-11- 2004 .......................................................................................... 31
ix
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Prakerind (Praktik Kerja Industri) adalah kegiatan pendidikan, pelatihan
dan pembelajaran yang dilaksanakan di dunia usaha atau dunia industri yang
relevan dengan kompetensi (kemampuan) mahasiswa/ mahasiswi sesuai
bidangnya. Dari pengertian tersebut, dapat diketahui tujuan dari prakerind
tersebut yakni meningkatkan kemampuan mahasiswa/ mahasiswi tersebut.
Praktik kerja industri atau yang disingkat dengan prakerind merupakan
kegiatan yang diupayakan dari instansi yang melibatkan
mahasiswa/mahasiswi dan dilaksanakan di dunia industri untuk tujuan
pendidikan. Pelaksaan prakerind ini dilakukan dengan prosedur tertentu.
Tujuan prakerind untuk mahsiswa/mahasiswi yakni, ketika magang di suatu
tempat kerja yakni baik dunia usaha maupun di dunia industri setidaknya
sudah memiliki kemampuan dasar sesuai bidang yang digelutinya.
Memasuki era dunia industri 4.0, sistem pendidikan nasional Indonesia
menghadapi tantangan yang cukup berat untuk mencetak lulusan dengan
kualitas sumber daya yang mampu bersaing di dunia industri dan dunia
usaha. Perguruan tinggi adalah salah satu bagian dari sistem pendidikan
nasional sudah memberikan pembekalan kerja di industri dengan adanya
mata kuliah praktik kerja industri terutama untuk program studi kejuruan.
Pada pelaksanaan praktik kerja industri, mahasiswa dituntut untuk
mengamati secara langsung bagaimana produksi produk pangan di industri
secara keseluruhan. Setelah pelaksanaan praktik industri, mahasiswa
diwajibkan untuk membuat laporan hasil pengamatannya yang meliputi,
kondisi produksi di pabrik, relevansi teori dengan kondisi dilapangan, dan
melakukan pemecahan masalah-masalah yang terjadi dari kesenjangan teori
di bangku kuliah dengan kondisi di industri.
Program studi Agribisnis Kelapa Sawit Politeknik Teknologi Industri
1
Medan telah memberikan pembekalan kerja di industri dengan adanya mata
kuliah praktik kerja industri dengan bobot 30 SKS. Pada pelaksanaan praktik
kerja industri setiap mahasiswa dituntut untuk melaksanakan kerja praktik
disalah satu perusahaan berbasis pengolahan.
Dan pada laporan ini pelaksanaan praktik kerja industri dilaksanakan di
salah satu perusahaan pengolahan kelapa sawit yaitu pabrik kelapa sawit
Gedong Biara PT. MORA NIAGA JAYA Aceh Tamiang dimana tempat
tersebut merupakan pilihan dari program studi Agribisnis Kelapa Sawit
Politeknik Teknologi Kimia Industri Medan yang telah melakukan MOU
terhadap pihak perusahaan.
1.2 Tujuan
Program Praktik Kerja Industri (Prakerind) Mahasiswa Jurusan Agribisnis
Kelapa Sawit dimakasudkan untuk membina mahasiswa dalam:
1. Melengkapi dan mengembangkan materi-materi yang telah dipelajari
2. Berlatih menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang mereka miliki
3. Menghayati dan memahami suasana dan kondisi obyektif lapangan kerja
1.3 Manfaat
1. Dapat menambah keterampilan, pengetahuan, gagasan-
gagasan seputar dunia usaha serta industri yang professional dan handal
2. Mengenalkan mahasiswa/mahasiswi pada pekerjaan lapangan di dunia
industri dan usaha sehingga pada saatnya terjun ke lapangan pekerjaan
yang sesungguhnya dapat beradaptasi dengan cepat.
3. Dapat menghasilkan sumber daya manusia yang memiliki keahlian
profesional, dengan keterampilan, pengetahuan, serta etos kerja yang
sesuai dengan tuntutan zaman.
1.4 Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Prakerind berlangsung selama 2 semester (5 s.d. 12 bulan efektif) dengan
2
pencapaian waktu kerja efektif minimal 800 jam per semester atau 1600 jam
per tahun. Prakerind dimulai pada semester 4 dan akan berakhir pada semester
5 pada tahun akademik berjalan dan pelaksanaan praktik kerja industri
dilaksanakan di salah satu perusahaan pengolahan kelapa sawit yaitu pabrik
kelapa sawit Gedong Biara PT. MORA NIAGA JAYA Aceh Tamiang.
1.5 Ruang Lingkup
Praktik kerja industri (Prakerind) adalah kegiatan pendidikan, pelatihan
dan pembelajaran yang dilaksankan didunia usaha atau didunia industri yang
relavan dengan kompetensi (kemempuan) mahasiswa sesuai bidangnya.
Dalam pelaksanaanya dilakukan dengan prosedur tertentu, bagi mahasiswa
yang bertujuan untuk magang disuatu tempat kerja, baik dunia usaha maupun
dunia industri setidaknya sudah memiliki kemampuan dasar sesuai bidang
yang digelutinya atau sudah memiliki ilmu-ilmu dasar yang diterapkan dalam
dunia usaha atau dunia industri. Prakerind dalam semester ini, mahasiswa
diharapkan dapat menggali kompetensi mengenai keselamatan kerja,
pengendalian kualitas, parameter mutu CPO, sistem budaya kerja industri,
dan amdal.
3
BAB II
GAMBARAN UMUM
2.1 Sejarah Organisasi / Perusahaan
PT. Mora Niaga Jaya adalah perusahaan yang beroperasi di bidang
Pertanian, Kehutanan, Perikanan, Perindustrian dan Perdagangan. PT. Mora
Niaga Jaya berdiri sejak tahun 2019 atas usaha dari lima pendiri, yaitu:
4
kelapa sawit didapat dengan membeli dari perusahaan PT. Sulaiman Saleh,
Koperasi Bina Usaha, dan TBS masyarakat. TBS tersebut diolah menjadi
CPO dan PK yang selanjutnya dijual kepada pihak ketiga sebagai mitra buyer,
diantaranya PT. Musim Mas, PT. Permata Hijau Palm Oil, dan KPB
Nusantara.
5
Gambar 2. 1 Struktur Organisasi Perusahaan
PKS Gedong Biara memakai sistem organisasi, dimana dalam organisasi ini
hanya satu komando. Adapun tugas dan tanggung jawab berdasarkan
kedudukannya masing-masing adalah sebagai berikut:
6
waktu. KTU juga berwenang merencanakan, mengarahkan kegiatan di
bidang administrasi untuk mencapai sasaran sesuai RKAP PKS Gedong
Biara yang telah disetujui dan mengawasi pengeluaran biaya sesuai
dengan RKAP.
3. Asisten Teknik
Asisten Teknik bertanggung jawab dalam mengoperasikan mesin - mesin
proses dan mesin-mesin pembangkit tenaga serta mesin-mesin penggerak
instalasi sehingga tidak mengganggu aktivitas pengolahan pabrik.
4. Asisten Pengolahan
Asisten pengolahan bertanggung jawab dalam pengoperasian alat-alat
produksi PKS untuk menghasilkan minyak sawit, inti sawit serta
pengolahan limbah, melaksanakan pengolahan sesuai jadwal yang
ditentukan termasuk pengendalian limbah PKS sehingga mencapai hasil
yang optimal dan melaksanakan absensi karyawan yang menjadi
tanggung jawab serta menyusun laporan harian.
5. Laboran
Laboran bertanggung jawab dalam melakukan analisa di laboratorium
yang diperlukan pabrik secara optimal, guna mengendalikan jalannya
proses pengolahan TBS, inti sawit, air boiler dan air limbah agar mutu
dan kerugian yang timbul berada dalam batas normal, termasuk
menghitung persediaan dan pengiriman produksi sehingga kualitas
produksi dapat dikontrol.
6. Mandor
Mandor sebagai pembantu Asisten, maka Mandor bertugas mengawasi
para pekerja yang berada di bawah tanggung jawabnya dan membantu
segala tanggung jawab Asisten.
7. Pekerja
Pekerja adalah orang-orang yang bertugas melaksanakan perintah dari
Mandor masing masing yang bertugas pada saat itu.
7
2.4 Visi, Misi, dan Tujuan Organisasi / Perusahaan
2.4.1 Visi
Menjadi perusahaan industri kelapa sawit terintegrasi dan
berkelanjutan yang dapat memberikan keuntungan bagi setiap stakeholder
dan berwawasan lingkungan.
2.4.2 Misi
1. Mengelola industri kelapa sawit secara efisien dan ramah lingkungan,
sehingga memberi keuntungan bagi setiap stakeholder.
2. Menghasilkan produk industri kelapa sawit yang sesuai dengan standar
produksi berkelanjutan.
3. Membina kemitraan dengan petani dan koperasi kebun kelapa sawit
berkelanjutan untuk bersinergi dan menghasilkan nilai manfaat bersama.
2.4.3 Tujuan Perusahaan
1. Produksi meliputi pengelolahan hasil kelapa sawit dari PT. Sulaiman
Saleh, Koperasi Mitra Usaha dan TBS masyarakat yang menjadi barang
setengah jadi/barang jadi serta produk turunannya
2. Perdagangan meliputi penyelenggaraan kegiatan pemasaran berbagai
macam hasil produksi serta melakukan kegiatan perdagangan lainnya
yang berhubungan dengan kegiatan usaha perusahaan.
3. Pengembangan usaha bidang perkebunan, dan agri industri.
8
BAB III
KAJIAN TEORI
3.1 Air
Air merupakan sumber daya alam yang diperlukan untuk hajat hidup
orang banyak, bahkan oleh semua makhluk hidup. Oleh karena itu, sumber
daya air harus dilindungi agar tetap dapat dimanfaatkan dengan baik oleh
manusia serta makhluk hidup yang lain. Saat ini, masalah utama yang
dihadapi oleh sumber daya air meliputi kuantitas air yang sudah tidak mampu
memenuhi kebutuhan yang terus meningkat dan kualitas air untuk keperluan
domestik semakin menurun. Kegiatan industri, domestik, dan kegiatan lain
berdampak negatif terhadap sumber daya air, antara lain menyebabkan
penurunan kualitas air. Hingga saat ini, Indonesia telah memiliki peraturan
pemerintahan No. 20 tahun 1990 tentang Pengendalian Pencemaran Air dan
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 51 tahun 1995 tentang
Baku Mutu Limbah Cair bagi Kegiatan Industri (Effendi. H. 2003).
Air adalah sumber daya alam yang diperlukan untuk kebutuhan hidup
manusia dan makhluk hidup lainnya. Berbagai industri juga membutuhkan air
untuk kegiatan pengolahan seperti pabrik kelapa sawit. Air yang digunakan
dalam industri sawit tentunya harus memenuhi persyaratan yaitu harus
melalui perlakuan kimia yang aman (food grade). Pada pabrik kelapa sawit
air dibutuhkan untuk pembangkit tenaga listrik dengan menggunakan uap dari
boiler (Rahayu, dkk. 2019).
9
1. Air Laut
Air laut yang melimpah menjadi sumber air dalam volume besar. Untuk
memperoleh air bersih dari laut diperlukan suatu proses yang memisahkan
antara garam dan airnya. Cara yang paling sederhana adalah penyulingan,
dimana air yang dipanaskan dalam tungku dan uapnya dikumpulkan. Uap
tersebut dikondensasi menjadi air. Kekurangan metode ini adalah volume air
hasil penyulingan sangat sedikit dibandingkan dengan jumlah bahan bakar
(energi kalor) yang harus dipakai. Metode lain adalah melalui penyaringan
dengan filter khusus (desalination) yang dapat memisahkan antara garam dan
air. Pada metode ini air laut akan dialirkan melalui sebuah pipa bertekanan
tinggi dan dilewatkan pada suatu filter khusus yang dapat menyaring partikel
garam dan zat berbahaya lainnya (Iswandi, 2016).
2. Air tanah
Air tanah (ground water) merupakan air yang berada di bawah permukaan
tanah. Perairan tanah terbagi atas: air tanah dangkal, air tanah dalam dan mata
air.
10
kualitasnya lebih baik dari air dangkal, karena penyaringan lebih sempurna
dan bebas dari bakteri.
3) Mata Air
Mata air adalah air tanah yang keluar dengan sendirinya ke permukaan
tanah. Mata air yang berasal dari tanah dalam, hampir tidak terpengaruh oleh
musim (Hutagoal, 2018)
4) Air Permukaan
Air permukaan adalah bagian dari air hujan yang tidak mengalami
infiltrasi (peresapan) atau air hujan yang mengalami peresapan dan muncul
kembali ke permukaan bumi. Air permukaan dapat dibagi menjadi beberapa
macam yaitu limpasan, sungai, danau, dan rawa. Salah satu jenis air
permukaan yaitu sungai sebagai sumber air yang penting dan banyak
dimanfaatkan, sepanjang keberadaannya cukup dalam jumlah dan kualitas
untuk berbagai keperluan seperti rumah tangga, irigasi, industri, aktivitas
perdesaan dan perkotaan serta kehidupan organisme lainnya dalam suatu
ekosistem (Hermin dkk, 2017).
3.3 pH
pH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat
keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan. Konsep pH pertama
kali diperkenalkan oleh kimiawan Denmark Soren Peder Lauritz Sorensen
pada tahun 1909. Alat ukur keasaman pada air tersebut digunakan untuk
mengukur kandungan pH atau kadar keasaman pada air mulai dari pH 0
sampai pH 14. (Azmi, 2016).
11
juga bisa dilakukan dengan cara titrasi bila konsentrasinya cukup terdeteksi
dengan analisa kimia. Karena pH merupakan fungsi logaritma, konsentrasi
ion hidrogen meningkat dengan kelipatan 10 untuk setiap penurunan satuan
pH. (Budiyono & siswo sumardiono, 2013).
a. Perbedaan suhu, pada saat analisa suhu sampel dan saat kalibrasi dapat
mempengaruhi hasil pengukuran pH.
b. Elektroda, penggunaan elektroda yang sesuai dan menjaga kebersihan
diafragma dapat mempengaruhi hasil pengukuran pH.
c. Kalibrasi, prosedur kalibrasi secara berkala dan buffer sesuai dengan
regulasi dan akurasi dapat mempengaruhi hasil pengukuran pH (Dwi,
2016).
3.4 TDS (Total Dissolved Solid)
Total dissolved solid ialah jumlah keseluruhan zat yang larut dalam air,
yang dimasukkan dalam kelompok ini ialah mineral dan garam-garam yang
terlarut dalam air, zat tersebut berbentuk koloid (Naibaho, P,M., 1996).
TDS mengandung berbagai zat terlarut (baik itu zat organik, anoganik,
dan material lainnya) dengan diameter < 10-3 μm yang terdapat pada sebuah
larutan yang terlarut dalam air. Ion yang paling umum adalah kalsium, fosfat,
nitrat, natrium, kalium, magnesium, bikarbonat, karbonat dan klorida. Bahan
kimia dapat berupa kation, anion, molekul atau aglomerasi dari ribuan
12
molekul. Sumber utama untuk TDS dalam perairan adalah limpahan dari
pertanian, limbah rumah tangga, dan industri. Perubahan dalam konsentrasi
TDS dapat berbahaya karena akan menyebabkan perubahan salinitas,
perubahan komposisi ion-ion, dan toksisitas masing-masing ion. Perubahan
salinitas dapat menganggu keseimbangan biota air, biodiversitas,
menimbulkan spesies yang kurang toleran, dan menyebabkan toksisitas yang
tinggi pada tahapan hidup suatu organisme (Rinawati dkk, 2016).
3.5 Boiler
Boiler merupakan suatu bejana yang tertutup yang menghasilkan uap
dengan pemanasan. Sistem boiler terdiri dari sub sistem boiler umpan, sub
sistem uap dan sub sistem bahan bakar. Sub sistem uap membutuhkan air
untuk boiler dan dapat diatur secara otomatis untuk memenuhi kebutuhan uap
(Rahayu dkk, 2019).
13
Boiler merupakan suatu peralatan yang di gunakan untuk menghasilkan
(steam) dalam berbagai keperluan. Air didalam boiler dipanaskan oleh panas
dari hasil pembakaran bahan bakar (sumber panas lainnya) sehingga terjadi
perpindahan panas dari sumber panas tersebut ke air yang mengakibatkan air
tersebut menjadi panas atau berubah wujud menjadi uap. Air yang lebih panas
memiliki berat jenis yang lebih rendah di banding dengan air yang lebih
dingin, sehingga terjadi perubahan berat jenis air didalam boiler. Air yang
memilki berat jenis yang lebih tinggi akan turun ke dasar.
Sistem boiler terdiri dari sistem air umpan, sistem uap dan sistem bahan
bakar. Sistem air umpan menyediakan air untuk boiler secara otomatis sesuai
dengan kebutuhan steam. Berbagai kran disediakan untuk keperluan
perawatan dan perbaikan. Sistem steam mengupulkan dan mengontrol
produksi steam dalam boiler. Steam di alirkan melalui steam pemipaan ketitik
pengguna. Pada keseluruhan sistem, aliran steam diatur dengan menggunakan
kran dan dipantau dengan alat pemantau tekanan. Sistem bahan bakar adalah
semua peralatan yang digunakan untuk menyediakan bahan bakar untuk
menghasilkan panas yang dibutuhkan. Peralatan yang diperlukan pada sistem
bahan bakar tergantung pada jenis bahan bakar yang digunakan pada sistem
yang dipakai pada boiler tersebut (Jaluhu, 2019).
14
1. Air Sumur
PKS Gedong Biara menggunakan air sumur bor untuk memenuhi
kebutuhan pengolahan kelapa sawit,air kebutuhan rumah tangga dan air
umpan boiler. Kebutuhan air pabrik kelapa sawit tersebut biasanya disuplai
dari air sungai, air waduk, sumur bor dan sumber air lainnya. Namun kualitas
air tidak sama walaupun menggunakan sumber air sejenis, hal tersebut
dipengaruhi oleh lingkungan asal mata air tersebut, terutama air sungai sudah
mengalami tencemaran akibat kegiatan masyarakat dan industri. Maka dari
itu harus dilakukan pemurnian dengan perlakuan dan penambahan zat kimia
tertentu untuk menghasilkan air sesuai dengan mutu yang diinginkan.
2. Clarifier Tank
Clarifier Tank merupakan tempat untuk memisahkan padatan yang
tersuspensi dalam air dengan cara koagulasi dan flokulasi. Air dari reservoir
sebelum masuk clarifier dicampur dulu dengan koagulan flokulan agar terjadi
proses koagulasi dan flokulasi. Koagulasi adalah pemisahan padatan yang
tersuspensi dalam air melalui proses kimia. Flokulasi adalah proses
penggabungan dari flok-flok kecil sehingga membentuk partikel yang lebih
besar dengan kecepatan pengendapan yang lebih besar. Dosis dari flokulan
dan koagulan tersebut ditentukan melalui jar test. Flok-flok yang terbentuk
agar cepat dibuang, jika di permukaan air dapat diambil langsung, tetapi jika
berada di dasar clarifier maka dapat digunakan pipa-pipa drain di dinding
bawah.
Di clarifier ini juga diatur pH air agar sesuai untuk keperluan pabrik dan
perumahan (6,8 - 7,2). Koagulan dan Flokulan yang dipakai di PKS Mapoli
Raya biasanya adalah tawas dan polimer. Pemberian tawas dan polymer
dilakukan dengan menginjeksikan melalui pipa inlet sebelum clarifier tank.
Dosis pemberian tawas dan polymer sangat tergantung oleh mutu air tersebut.
Setiap satu jam dilakukan blow down untuk membuang lumpur yang
15
mengendap didasar clarifier tank,sedangkan endapan yang melayang akan
ikut masuk ke water basin untuk selanjutnya dilakukan pengendapan.
4. Sand Filter
Sand filter adalah alat untuk menyaring padatan yang masih lolos. Air
yang dipompakan dari kolam pengendapan masuk ke sand filter dan
dilewatkan pada nozle yang akan menyemprotkan air melewati lapisan pasir
kuarsa, pada lapisan pasir ini terjadi proses penyaringan, sehingga air yang
keluar dari sand filter sudah bebas dari padatan tetapi untuk keperluan feed
water boiler perlu pengolahan lebih lanjut. Air dari sand filter yang digunakan
untuk keperluan pabrik langsung dibawa ke water tower tank. Bila tekanan
antara pipa atas dan pipa bawah sudah terjadi perbedaan yang agak besar
maka dapat dilakukan backwash, dengan cara membalik aliran arah air dan
keluarannya di drain. Back wash dilakukan setiap 4-6 jam sekali tergantung
kebersihan air dari water basin.
16
tower akan dialirkan ke sedimen pond dan drain ke selokan. Setiap 6 bulan
sekali dilakukan pengurasan untuk membersihkan bagian dalamnya dari
lumut dan kotoran-kotoran.
6. Softener Tank
Softener Tank berfungsi untuk melunakkan (menurunkan total hardness)
air yang akan digunakan sebagai feedwater boiler. Air dari water tower
dipompakan ke dalam softener dan melalui nozle yang kemudian melewati
lapisan resin penukar ion. Pada waktu kontak/bersentuhan dengan resin
tersebut, beberapa jenis ion dalam air akan ditukar dengan ion lain yang
terikat pada resin. Pada proses pelunakan yang ditukar adalah ion calcium
(Ca2+) dan magnesium (Mg2+) akan ditukar dengan ion natrium (Na+). Pada
softener terdapat empat operasi utama, yaitu :
17
7. Feed Water Tank
Feed water tank berfungsi untuk memanaskan air dari softener tank
sebagai persiapan ke dearator. Temperatur air di feed water yaitu 80-85ºC.
Kapasitas tangki harus dirancang sedemikian rupa sehingga dapat mencukupi
kebutuhan ketel uap selama waktu regenerasi.
8. Dearator Tank
Dearator tank Adalah alat untuk pemanasan lanjutan air dari feed water
sebelum masuk ke boiler.Temperatur air di dalam dearator yaitu 90-
95ºC.Dearator juga berfungsi untuk melepaskan kandungan oksigen dari
dalam air. Air dari feed water tank dipompakan masuk ke deaerator tank. Di
sini terjadi pemanasan dan pelepasan kandungan oksigen dalam air.
Pemanasan ini bertujuan agar oksigen mudah terlepas dari ikatan air. Oksigen
yang terkandung dalam air akan menyebabakan korosi pada pipa-pipa dan
tabung boiler. Dari deaerator tank air akan dialirkan ke vacuum deaerator.
Overflow dari deaerator tank akan dialirkan feed water tank. Air untuk umpan
boiler harus memiliki pH 10-11.
18
BAB IV
Permasalahan yang terjadi pada boiler apabila pH dan TDS tidak sesuai
dengan standar yaitu adanya korosi, kerak, dan carryover. Hal ini dapat
mengurangi efisiensi kerja boiler dan kerusakan pada pipa boiler. Maka harus
dilakukan pengukuran pH dan TDS setiap hari untuk memastikan tidak ada
zat terlarut yang terbawa pada air yang mengakibatkan terbentuknya kerak.
19
4.2.1 Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Alat
a. Analisa pH
1) pH meter
2) Beakerglass 250 mL
b. Analisa TDS
1) TDS Meter
2) Beakerglass 250 mL
2. Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
a. Aquades
b. Sampel air boiler
4.2.2 Prosedur Penelitian
Adapun metode kerja yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Analisa pH
1) Masukkan sampel air yang akan diuji kedalam beakerglass sebanyak
250 ml
2) Hidupkan alat pH meter
3) Bilas elektroda pH meter dengan aquadest dalam beakerglass hingga
bersih kemudian keringkan elektroda pH meter dengan tissu
4) Celupkan elektroda pH meter kedalam sampel air yang akan diuji
sampai pH meter menujukkan pembacaan yang tetap
5) Catat hasil pembacaan skala atau angka pada tampilan dari pH meter
2. Analisa TDS
1) Sampel air boiler dimasukkan kedalam beaker glass sebanyak 250 ml.
20
2) Media sensor pada alat TDS meter dibilas menggunakan aquades.
3) Alat TDS meter dimasukkan kedalam beaker glass berisi sampel
sampai media sensor TDS meter terendam seluruhnya.
4) Kadar TDS pada larutan akan terbaca oleh TDS meter dan catat kadar
TDS yang terbaca sebagai nilai kadar TDS.
4.2.3 Data Pengamatan
Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang
dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Data yang
dikumpulkan didapatkan dari hasil uji laboratorium yang telah dilakukan oleh
penulis. Pengujian dan pengambilan sampel dilakukan di Pabrik Kelapa
Sawit Gedong Biara. Pengambilan sampel dilakukan selama 8 hari.
Pengujiam pH dan TDS dilakukan sebanyak 8 analisa pada tanggal 5
November sampai 14 November 2022 setiap pukul 10.00 WIB. Maka
diperoleh data hasil analisa pH dan TDS sebagai berikut:
3 08/11/2022 250 11
6 11/11/2022 250 11
21
Tabel 4. 2 Data Pengamatan Nilai TDS
22
14/11/2022 10,5
Rata-rata 10,75
TDS 05/11/2022 1600 Maks 2000
07/11/2022 1500
08/11/2022 1750
09/11/2022 1800
10/11/2022 1700
11/11/2022 1800
12/11/2022 1650
14/11/2022 1600
Rata-rata 1675
Nilai pH
11,6 11,5 11,5 11,5 11,5 11,5 11,5 11,5 11,5
11,4 11,2
11,2 11 11
11 10,8
10,8
10,6 10,5 10,5 10,5 10,5 10,5 10,5 10,5 10,5
10,4
10,2
10
23
Gambar 4. 2 Grafik Nilai TDS
Nilai TDS
2500
2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000
2000
500
4.3.2 Pembahasan
Boiler adalah bejana tertutup dimana panas pembakaran dialirkan ke air
sampai terbentuk steam. Steam digunakan untuk mengalirkan panas ke suatu
proses. Air yang disuplai ke boiler untuk dirubah menjadi steam disebut air
umpan. Air yang akan digunakan sebagai air umpan boiler adalah air yang
tidak mengandung unsur yang dapat menyebabkan terjadinya endapan yang
dapat membentuk kerak dan air yang tidak mengandung unsur yang dapat
menyebabkan korosi terhadap boiler. Hal tersebut dapat terjadi akibat kualitas
air yang kurang baik sehingga menimbulkan korosif pada pipa atau terjadinya
kerak dalam pipa boiler. Dengan demikian untuk mencegah hal tersebut air
sangat perlu di treatment sebelum digunakan pada boiler. Jika air yang
digunakan sebagai pengisi boiler tanpa pengolahan terlebih dahulu, maka
garam-garam kalsium dan magnesium terkandung dalam air akan mengendap
karena terkena panas, Endapan ini melekat pada dinding-dinding boiler
menjadi kerak. Suatu boiler yang dioperasikan dengan kondisi kualitas air
24
yang tidak memenuhi standar yang telah di tentukan, cepat atau lambat akan
menimbulkan masalah. Untuk memastikan tidak ada zat terlarut yang terbawa
dalam uap yang dapat menyebabkan masalah pada boiler maka perlu
dilakukan nya monitoring pada air boiler dengan pengukuran terhadap
parameter air boiler, yaitu parameter pH danTDS.
Pada PKS Gedong Biara dilakukan pengukuran pH dan TDS pada air
boiler setiap hari dengan tujuan untuk menjaga kualitas air yang akan
digunakan.
25
1600 ppm; 1.500 ppm; 1.750 ppm; 1.800 ppm; 1.700 ppm; 1.800 ppm; 1.650
ppm dan 1.600 ppm.
Parameter tersebut harus sesuai dengan standar mutu air boiler. Berikut
merupakan standar air boiler PKS Gedong Biara.
26
BAB V
5.1 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil perhitungan dan pembahasan maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut :
27
DAFTAR PUSTAKA
Andhika, Irawan, dkk. 2019. Simulasi pH Air untuk Air Boiler dan Air Chiller
pada Mesin Produksi Refrigerator dengan Menggunakan Logika
Fuzzy. Semarang: Universitas Semarang
Fadyah, 2020. Validasi Metode Kesadahan Total Pada Air Formasi Secara
Titrimetri Di PT. Pertamina Ep Asset 3 Jatibarang Field.
Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia.
Hutagaol, P. 2018. Analisa pH Dan Alkalinitas Pada Air Umpan Boiler dari
Pabrik Kelapa Sawit Ajamu, Air Batu dan Pabatu Yang Analisa di
PT. Perkebunan Nusantara IV. Medan: Universitas Sumatra Utara
Miftah. 2019. Analisa pH, TDS, Kesadahan dan Alkalinitas pada Air Umpan
Boiler dari Pabrik Kelapa Sawit Bah Jambi, Dolok Sinumbah dan
Ajamu yang di Analisa di PT. Perkebunan Nusantara IV Medan.
Medan: Universitas Sumatera Utara
28
LAMPIRAN
29
Lampiran 1. 4 Mengukur Nilai pH
30
Lampiran 1. 7 Standard Mutu Air Umpan Boiler Berdasarkan SNI No.
066989-11- 2004
31