Anda di halaman 1dari 43

Makalah Kerja Praktek

PT Indo Acidatama Tbk

BAB I
PENDAHULUAN
I.1. SEJARAH
Pembangunan PT. Indo Acidatama Tbk. dimulai sejak tahun 1983
sedangkan pendiriannya baru direalisasikan pada Juni 1987 dengan fasilitas
pemerintah dalam rangka Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan
berstatus sebagai badan hukum perseroan terbatas (PT). Pabrik dibangun di
atas tanah seluas 11 hektare dengan kapasitas terpasang 18.000 kL
etanol/tahun, asam asetat 12.000 ton/tahun, dan etil asetat sebesar 4.500
ton/tahun. Berbagai upaya modifikasi dan ekspansi dilakukan sehingga dalam
satu dasawarsa kapasitas produksi etanol menjadi yang terbesar di Indonesia
dengan luas lahan 22 hektare.
Pendirian pabrik ini diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia pada
20 Juli 1989. Awalnya, perseroan bernama PT. Indo Alkohol Utama, kemudian
tahun 1986 berubah nama menjadi PT. Indo Acidatama Chemical Industry
dengan etanol sebagai produk utama dan bergerak dalam bidang industri agro
kimia. Pabrik ini melakukan merger dengan PT. Sarasa Nugraha Tbk. pada 4
Oktober 2005 dan tercatat di Bursa Efek Indonesia dengan kode SRSN pada
group industri dasar dan kimia. Tanggal 30 Juni 2006 berubah menjadi PT.
Indo Acidatama Tbk. hingga saat ini.
Alat industri kimia dirancang oleh Krupp Industrie Technics GmBH
Jerman Barat, sedangkan teknologi proses kimia diperoleh dari Hull AG
Jerman Barat. Pemasangan mesin dan peralatan seluruhnya dilakukan oleh
putra Indonesia dibawah supervisi dari Industrie Technics GmBH Jerman
Barat. Investasi pendirian pabrik ini sebesar Rp. 48.517.304.000,00.
Pembangunan pabrik selesai secara bertahap sebagai berikut :
1

Unit etanol selesai pada November 1988

Unit asam asetat selesai pada Maret 1989

Unit etil asetat selesai pada Maret 1989

Prodi Teknik Kimia


UPN Veteran Yogyakarta
1

Makalah Kerja Praktek


PT Indo Acidatama Tbk

Pabrik ini merupakan pabrik etanol dengan kapasitas terbesar di


Indonesia dan merupakan pabrik etanol integrated pertama di Asia Tenggara.
Sebutan pabrik etanol integrated diberikan karena selain memproduksi etanol,
juga memproduksi asam asetat, asetaldehide dan etil asetat, tetapi khusus saat
ini PT. Indo Acidatama Tbk hanya memproduksi asam asetat dan asetaldehide
apabila ada permintaan pasar. Unit etanol mulai berproduksi pada bulan
Desember 1988 dengan mutu terbaik di Asia Tenggara. Unit asam asetat dan
etil asetat mulai berproduksi pada bulan Juni 1989 dan perluasannya mulai
berfungsi sejak Maret 1995.
Pembangunan pabrik PT. Indo Acidatama Tbk. dengan dukungan
peralatan serba modern mampu mengolah tetes tebu (molasses) yang
merupakan hasil samping pabrik gula menjadi produk-produk kimia yang
mempunyai nilai ekonomis tinggi. Produk kimia tersebut dipakai sebagai
bahan dasar dari industri-industri lainnya. PT. Indo Acidatama Tbk. memakai
bahan baku tetes sebanyak 142,8 Kton/tahun. Ekspor perdana telah terealisir 5
Desember 1988 sebanyak 1500 kL etanol ke Jepang dan dilepas oleh Direktur
Jenderal Bea Cukai saat itu.
I.2. LOKASI DAN TATA LETAK
PT Indo Acidatama Tbk. terletak di Jalan Raya Palur km 10, Dusun
Jangganan, Desa Kemiri, Kecamatan Kebakkramat, Kabupaten Karanganyar,
Jawa Tengah, sekitar 15 km ke arah timur laut dari kotamadya Surakarta. Sebelah
utara pabrik berbatasan dengan Jalan Desa Kemiri, sebelah selatannya berbatasan
dengan Sungai Sroyo Jaten, sebelah baratnya berbatasan dengan PT SWA IV, dan
sebelah timurnya berbatasan dengan persawahan penduduk. Berikut ini beberapa
pertimbangan dalam pemilihan lokasi pabrik, baik dari segi ekonomi maupun segi
sosial.
1. Penyediaan Bahan Baku
Bahan baku tetes tebu mudah diperoleh dari hasil samping pabrik gula di
Pulau Jawa, terutama Jawa Tengah dan Jawa Timur, seperti pabrik gula
Madukismo, Sumberharjo, Sragi, dan Pangkah.
2. Transportasi
Prodi Teknik Kimia
UPN Veteran Yogyakarta
2

Makalah Kerja Praktek


PT Indo Acidatama Tbk

Transportasi darat untuk bahan baku dan pemasaran produk mudah


dilakukan dengan truk container/bulk sebab pabrik ini terletak di dekat Jalan Raya
Palur yang merupakan jalan menuju Semarang dan Surabaya yang merupakan
kota-kota besar yang memiliki pelabuhan untuk kegiatan ekspor-impor.
3. Pemasaran
Lokasi PT Indo Acidatama Tbk. tidak jauh dengan berbagai macam pabrik
yang membutuhkan produknya, sehingga memudahkan pemasaran produk etanol
dan etil asetat.
4. Tenaga Kerja
Kebutuhan tenaga kerja mudah terpenuhi. Tenaga kerja tidak terampil dan
tidak terdidik diperoleh dari sekitar pabrik, tenaga kerja terampil diperoleh dari
lulusan sekolah kejuruan, sedangkan untuk tenaga kerja terdidik dapat diperoleh
dari perguruan tinggi yang banyak terdapat di Jawa Tengah dan DIY.
5. Utilitas
Kebutuhan air mudah terpenuhi karena daerah sekitar pabrik bukan daerah
yang sulit air. Kebutuhan air dipenuhi dari air tanah (artesian source) yang berada
dalam lokasi pabrik. Kebutuhan listrik dipenuhi dari suplai PLN dengan gardugardu utama yang melintas sekitar pabrik dan diesel generator sebagai cadangan.
Bahan baku untuk menghidupkan ketel diperoleh dari Pertamina Cilacap.
Kebutuhan telekomunikasi diperoleh dari PT Telkom.
6. Pembuangan Limbah
Limbah pabrik berwujud gas dan cair. Limbah gas berupa CO 2 yang
merupakan hasil dari unit fermentasi, gas hasil pembakaran bahan bakar untuk
diesel dan ketel serta gas CH 4 dari area tangki penampungan limbah cair pabrik.
Limbah cair berupa stillage yang merupakan sisa hasil penyulingan pada unit
etanol dan air buangan proses (luther water). Gas CO2 telah diolah menjadi CO2
cair oleh PT Sama Mandiri yang merupakan anak perusahaan PT Indo Acidatama
Tbk. Gas hasil pembakaran relatif tidak berbahaya bagi lingkungan sehingga
dapat langsung dibuang ke atmosfer melalui cerobong asap. Gas metana (CH 4)
yang menjadi hasil samping dari tangki penampungan limbah cair ditampung
untuk dijadikan bahan bakar boiler.

Prodi Teknik Kimia


UPN Veteran Yogyakarta
3

Makalah Kerja Praktek


PT Indo Acidatama Tbk

7. Cuaca
Cuaca di area pabrik cukup baik yaitu kondisi udara tidak terlalu panas
dan tidak terlalu dingin. Hal ini sangat menunjang bagi proses fermentasi terutama
bagi pertumbuhan yeast.
Tata letak PT Indo Acidatama Tbk. secara garis besar terbagi menjadi
beberapa bagian, yaitu
1 Bagian tangki penyimpanan bahan baku,
2 Bagian kantor,
3 Bagian proses,
4 Bagian utilitas, bengkel, dan gudang,
5 Bagian pengolahan limbah.

Prodi Teknik Kimia


UPN Veteran Yogyakarta
4

Makalah Kerja Praktek


PT Indo Acidatama Tbk

Gambar 1.Tata Letak PT Indo Acidatama Tbk.

Gambar 1. Tata Letak Pabrik Acidatama Tbk.

Prodi Teknik Kimia


UPN Veteran Yogyakarta
5

Makalah Kerja Praktek


PT Indo Acidatama Tbk

Keterangan Gambar :

21 Menara pendingin

1A. Mess

22 Tangki penyimpanan air

1B. Mess

proses

Gedung joglo

Jembatan timbang

Kantor

Gudang

Penerimaan molasses

Garasi

26 Steam boiling house

Kantor laboratorium

27 Penyimpanan nitrogen

Stasiun pengapalan

28 Tangki bahan bakar

10 Kantin

23 Raw water pit dan water


tower
24 Tempat kerja
25 Voltage distribution
transformer

29 Unit molding

11 Penyimpanan tetes tebu

30 Chlorine dosing dan panel

12 Asam asetat area 400 dan


500
13 Etil asetat area 500
14 Penyimpanan produk area
500

cooling tower
31 Analysisshelter
32 Chimney foundation
33 Keamanan
34 Bak anaerob I

15 Drum produk

35 Bak anaerob II

16 Tangki produksi area 400

36 Bak anaerob III

17 Ruang kontrol

37 Bak anaerob IV

18 Area destilasi Ethanol

38 Bak maturasi

19 Fermentasi area 400

39 Gudang kapur dan pemroses

20 Blowerhouse

netralisasi pH

Prodi Teknik Kimia


UPN Veteran Yogyakarta
6

Makalah Kerja Praktek


PT Indo Acidatama Tbk

I.3. SPESIFIKASI BAHAN


Bahan baku utama adalah molasses atau tetes tebu yang merupakan hasil
samping dari pabrik gula. Bahan baku ini mudah diperoleh dari pabrik pabrik
gula yang meliputi Jawa, Lampung dan mengimport dari luar negeri.
1. Spesifikasi Bahan Baku
Bahan baku tetes yang dipakai dalam produksi di pabrik ini mempunyai
spesifikasi sebagai berikut:
Total sugar ( TS )
Kekentalan
2. Spesifikasi Produk

: 55 % w/w
: 85 0 Brix

Produk produk yang dihasilkan PT.Indo Acidatama Tbk adalah sebagai


berikut:
a

Ethanol
PT. Indo Acidatama memproduksi etanol yang berkualitas etanol super
prima bebas dari methanol, asetal dehyde dan logam berat. Kegunaan

etanol antara lain:


untuk industri minuman, kosmetik, parfum, dan cigarette.
untuk melarutkan lemak, resin, oil dan hydrocarbon.
bahan baku pembuatan acetal dehyde, acetic acid dan ethylene.
untuk kebutuhan industri farmasi, jamu dan rumah sakit.
Spesifikasi dari produk etanol yang dihasilkan adalah sebagai berikut:
Kadar ethanol

: 96.5 % volume

Waktu uji permanganat

: min. 30 menit

Fussel oil

: min. 2 mg/L

Asetaldehid

: maks. 2 mg/L

Asam asetat

: maks. 4 mg/L

Basa dan Furfural

: tak terdeteksi

Metil Ester

: maks. 20 mg/L

Abu

: maks. 5 mg/L

Prodi Teknik Kimia


UPN Veteran Yogyakarta

Makalah Kerja Praktek


PT Indo Acidatama Tbk

PT. Indo Acidatama Tbk merupakan penghasil ethanol dengan kapasitas

terbesar di Indonesia.
Sisa penguapan
: maks. 0.005 % berat
Ethyl acetat
Kegunaan dari ethyl acetat adalah sebagai bahan pelarut cat plastic dan
untuk kebutuhan industri farmasi, cat, percetakan dan lain-lain. Spesifikasi

dari produk yaitu:


Kadar etil asetat
Keasaman
Warna
Titik nyala
Kandungan air (20 0C)
Asetaldehid

: 100 % berat
: maks. 0.5 mL/Kg
: maks. 8 APHA
: -4 0C
: 3.3 % berat

Etanol, Asam Asetat dan Ethyl acetat merupakan produk utama sedangkan
Asetaldehid merupakan produk intermediet di PT. Indo Acidatama Tbk.
Spesifikasi dari produk ini adalah sebagai berikut:
Kadar asetaldehid
Ethanol
Air
Aseton
Asam asetat
Besi
Sisa penguapan
Warna

: min. 99.9 % berat


: maks. 0.08 % berat
: maks. 0.05 % berat
: maks. 0.05 % berat
: maks. 0.05 % berat
: maks. 1 ppm
: maks. 10 ppm
: maks. 15 APHA

Di samping itu proses produksi dalam PT Indo Acidatama Tbk.


menghasilkan produk samping berupa gas CO2 yang selanjutnya diolah dan
dipasarkan oleh PT Sama Mandiri dan pada saat ini telah dikembangkan pula
pengolahan limbah padat menjadi pupuk kompos yang telah mencapai tahap
pemasaran kepada konsumen.
I.4. UNIT PROSES DAN KAPASITAS
Dewasa ini unit proses dan total kapasitas produksi PT. INDO
ACIDATAMA Tbk. dan data-data teknis lainnya dapat diringkas sebagai berikut:

Prodi Teknik Kimia


UPN Veteran Yogyakarta

Makalah Kerja Praktek


PT Indo Acidatama Tbk

Tabel 1. Unit Proses dan Kapasitas Produksi


Kapasitas /
Supplier
Tahun

Unit proses
Molasses /
tetes tebu

tahun
337.750 kL

Etanol

Etil asetat

42.000 kL

7.500 ton

mesin

Jenis produk

penyelesaian

dan kadar
Mash

1988

kadar Etanol

KruppGermany

12 % bv
Etanol super

Krupp-

1988

Germany
Krupp-

1989

Germany

prima 96,5 %
bv
Etil asetat 100
% bw

I.5. FASILITAS PENUNJANG


Fasilitas penunjang yang telah dimiliki oleh PT Indo Acidatama Tbk.
untuk mendukung proses produksi adalah :
1

Unit Utilitas

Unit Penerimaan dan Penyimpanan Bahan Baku

Unit Pengepakan Produk (shipping) dan Penyimpanan Produk

Unit Moulding untuk menghasilkan jerigen plastik (volum @ 30 Liter)


sebagai kemasan

Pengolahan dan Pengendalian Air dan Limbah

Unit Hydrant / Alat Penanggulangan Kebakaran

Laboratorium (meliputi laboratorium mikrobiologi, PC, dan QA)

Bengkel (workshop) dan Pergudangan

Jembatan Timbang

10 Perkantoran dan Safety/Security


11 Poliklinik
12 Unit kendaraan dan transportasi
I.6. STRUKTUR ORGANISASI DAN MANAJEMEN

Prodi Teknik Kimia


UPN Veteran Yogyakarta

Makalah Kerja Praktek


PT Indo Acidatama Tbk

PT. INDO ACIDATAMA Tbk. pada tahun 2012 memiliki jumlah


tenaga kerja sebanyak 364 orang. Perincian tenaga kerja di PT. Indo Acidatama
Tbk. adalah sebagai berikut.
a.

Tenaga kerja sarjana S2

4 orang

b.

Tenaga kerja sarjana S1

: 43 orang

c.

Tenaga kerja sarjana muda

: 47 orang

d.

Tenaga kerja SMU/sederajat

: 188 orang

e.

Tenaga kerja SLTP/sederajat

: 34 orang

f.

Tenaga kerja SD

: 48 orang

Pembagian jam kerja di PT Indo Acidatama Tbk. berdasarkan status


karyawan, dibedakan menjadi karyawan shift dan karyawan day shift.
a

Karyawan shift

Karywan shift berhubungan langsung dengan proses produksi. Jam kerja dibagi
menjadi tiga shift.

Shift I (pagi)

: jam 07.00-15.00

Shift II (siang)

: jam 15.00-23.00

Shift III (malam)

: jam 23.00-07.00

Karyawan day shift


Karyawan ini tidak berhubungan langsung dengan proses produksi, antara

lain karyawan administrasi, sekretariat, perbekalan, gudang dan lain-lain. Jam


kerja karyawan diatur sebagai berikut.
Hari Senin-Jumat

: jam 08.00-17.00

Jam Istirahat

: jam 12.00-13.00

Hari libur nasional dan sabtu-minggu merupakan hari libur


BAB II
DESKRIPSI PROSES FERMENTASI (AREA 200)
II.1. BAHAN BAKU
Bahan baku berupa molasses (tetes tebu) yang merupakan hasil samping
pabrik gula mengandung sukrosa, glukosa, fruktosa, dan non sugar solid. Sebelum

Prodi Teknik Kimia


UPN Veteran Yogyakarta

10

Makalah Kerja Praktek


PT Indo Acidatama Tbk

masuk ke dalam unit penyimpan dilakukan analisa dan penimbangan, analisa tetes
di Laboratorium Baku Mutu dan penimbangan beban muatan tangki di jembatan
timbang yang berada di bagian depan pabrik. Untuk standart minimum untuk tetes
yang akan digunakan sebagai bahan baku adalah kekentalan 85o brix dan kadar
gula 55%. Pengumpanan dilakukan melalui screen dan hopper dengan bantuan
screw pump (pompa ulir). Jumlah tangki penyimpan di area ini ada empat buah,
dengan kapasitas masing-masing 6000 m3. Tetes dikirim ke unit fermentasi (area
200) sebagai bahan baku pembuatan mash dengan bantuan screw pump
II.2. TAHAPAN FERMENTASI
Unit fermentasi bertujuan untuk proses fermentasi tetes menjadi mash
yang mengandung alkohol dengan kadar sekitar 12%. Tetes tebu difermentasi
menggunakan yeast Saccharomyces cereviceae strain Kyowa. Unit ini terdiri dari
tiga

tahap,

yaitu

pembibitan

yang

dilakukan

di

seed

fermenter,

pengembangbiakan yang dilakukan di pre fermenter, dan tahap fermentasi di


main fermenter.
1. Tangki Seed Fermenter
Tangki seed fermenter ini berfungsi sebagai tempat pembibitan yeast.
Seed fermenter disterilisasi terlebih dahulu dengan steam sebelum digunakan.
Molasses yang telah dipompa dengan screw pump dicampur dengan air proses
dari hopper process water di dalam mixer, kemudian diumpankan ke dalam
seed fermenter menggunakan hose pipe. Nutrien (urea dan TSP) juga
diumpankan ke dalam seed fermenter untuk mencukupi kebutuhan nutrisi
mikroorganisme di dalamnya. Tahap selanjutnya, molasses, air proses, dan
nutrien disterilisasi dengan steam, kemudian didinginkan dengan jaket
pendingin sampai bersuhu 32oC, kemudian yeast diinokulasikan.
Proses yang terjadi di dalam tangki seed fermenter berjalan secara
aerob. Udara mengalir melalui blower BA 226 dan dilewatkan saringan
bakteri BF 229 untuk mencegah kontaminasi dengan udara luar. Karbon
dioksida yang terbentuk dialirkan ke pipa yang tercelup dalam air yang

Prodi Teknik Kimia


UPN Veteran Yogyakarta

11

Makalah Kerja Praktek


PT Indo Acidatama Tbk

terdapat di dalam siphon FB 210. Waktu inkubasi dilakukan selama 14 jam.


Yeast culture sebanyak 16 liter diambil untuk digunakan sebagai inokulum
batch. Yeast culture dari tangki seed fermenter ini diumpankan ke dalam
tangki pre fermenter yang berfungsi sebagai tempat pembiakan yeast.
2. Tangki Pre Fermenter
Pre fermenter berfungsi sebagai tempat pembiakan yeast, terdiri dari
dua buah tangki. Tangki pre fermenter disterilisasi terlebih dahulu dengan
steam sebelum digunakan. Molases dan air proses dari mixer diumpankan ke
dalam pre fermenter. Nutrien yang diumpankan adalah urea dan TSP. Media
dipasteurisasi, kemudian didinginkan dengan sistem surface area sampai
32oC, kemudian yeast culture ditransfer dari seed fermenter ke pre fermenter
dengan bantuan hose pipe. Proses yang terjadi dalam pre fermenter
berlangsung secara aerob dengan waktu inkubasi selama 16 jam.
3. Tangki Main Fermenter
Main fermenter berfungsi sebagai tempat fermentasi utama, terdiri dari
enam buah tangki. Tangki dibersihkan dengan air dan disterilisasi terlebih
dahulu dengan steam sebelum digunakan, kemudian didinginkan dengan
blower. Pengisian tangki mula-mula dilakukan dengan air proses selama 15
menit, dilanjutkan dengan molasses yang berlangsung sampai menit ke-25.
Selama pengisian dengan molasses, pengisian dengan air proses tetap
berjalan. Yeast culture ditransfer dari pre fermenter secara gravitasi, sementara
pengisian dengan molasses dan air proses tetap berjalan. Aerasi udara
dilakukan selama 4 jam dari mulai pengisisan. Nutrien berupa urea
diumpankan ke dalam tangki. Pengisian dilakukan secara bertahap dengan
interval waktu tertentu di antara tiap-tiap tahap. Suhu fermentasi dijaga
konstan pada 34oC dengan bantuan heat exchanger tipe plate and frame.
Fermentasi dilakukan selama 36 s.d. 48 jam. Mash yang dihasilkan dialirkan
terlebih dahulu ke hopper FC 230, kemudian dipompakan ke area 300
(distillation plant).

Prodi Teknik Kimia


UPN Veteran Yogyakarta

12

Makalah Kerja Praktek


PT Indo Acidatama Tbk

Deskripsi proses ini untuk menjelaskan gambar proses fermentasi di


halaman selanjutnya.

Prodi Teknik Kimia


UPN Veteran Yogyakarta

13

H
E

H
E

Main
fermente
r

Main
fermente
r

Main
fermente
r

ste
am

Pre
ferme
nter

mi
xe
r

Pre
ferme
nter

wat
er

mol
ase
Proc
s
ess

ste
am

Seed
ferm
enter

Makalah Kerja Praktek


PT Indo Acidatama Tbk

H
E

blo
we
r

ho
pp
er

Gambar 2. Diagram Blok pada Unit Fermentasi

II.3. SPESIFIKASI ALAT


1. Seed Culture Tank (FB 209 A, B, C)
Fungsi
: Tempat yang digunakan untuk pembiakan awal dari suatu yeast.
Prodi Teknik Kimia
UPN Veteran Yogyakarta

14

Makalah Kerja Praktek


PT Indo Acidatama Tbk

Bentuk
: Silinder tertutup tegak yang dilengkapi dengan sparger dan jacket cooler.
Spesifikasi
:
a. Bahan
: Stainless steel
b. Tinggi shell
:2
m
c. Diameter dalam
: 1,3 m
d. Tebal shell
:4
mm
e. Volume
: 2,65 m3
Kondisi operasi
a.
b.
c.
d.
e.

Sterilisasi tangki
Sterilisasi medium
Kekentalan
Waktu fermentasi: 14
Kondisi aerob

Umpan

: suhu 100-101 0C
: suhu 99-100 0C
: dari 17 0brix hingga tinggal 8 0brix
jam
: 32 0C

: Tetes tebu / Molasses

Bahan pembantu : Urea, anti foam agent, yeast dari lab


2. Pre Fermenter (FB 211, 212)
Fungsi
: Sebagai tempat untuk pembiakan lanjutan dari yeast.
Bentuk
: Silinder tertutup tegak yang dilengkapi dengan sistem pendingin surface
area dan sparger.
Spesifikasi
:
a. Bahan
: Stainless steel
b. Tinggi shell
: 600-632,5 cm
c. Diameter shell
: 3,8 m
d. Tinggi atap khonis
: 0,5 m
e. Tebal shell
:4
mm
f. Volume
: 68 m3
Kondisi operasi
a.
b.
c.
d.
e.
Umpan

Sterilisasai tangki
Pasteurisasi medium
Kekentalan
Waktu fermentasi
Kondisi aerob

: suhu 97-100 0C
: suhu 75-80 0C
: dari 200brix hingga tinggal 8 0brix
: 16-20 jam
: 32 0C

: Tetes tebu / Molasses

Bahan pembantu : Steam, urea, anti foam agent, mash dari seed culture
Produk

: Mash yang mengandung yeast sesuai yang diinginkan untuk fermentasi


di main fermenter

Prodi Teknik Kimia


UPN Veteran Yogyakarta

15

Makalah Kerja Praktek


PT Indo Acidatama Tbk

3. Main Fermenter (FB 213, 214, 215, 216, 217 dan 218)
Fungsi
: Sebagai tempat untuk fermentasi gula menjadi alkohol
Bentuk
: Silinder tegak tertutup yang dilengkapi dengan sparger dan heat
exchanger plate and frame yang ada di luar tangki
Spesifikasi
:
FB 213, 214,215,217
a. Bahan
: Carbon steel
b. Tinggi shell
: 9,8 m
c. Diameter shell
: 10,35 m
d. Tinggi atap khonis
: 1,6 m
e. Tebal shell
: 6-8 mm
f. Volume efektif
: 830 m3
FB 216, 218
a. Bahan
: Carbon steel
b. Tinggi shell
: 11,3 m
c. Diameter shell
: 10,35 m
d. Tinggi atap khonis
: 1,6 m
e. Tebal shell
: 6-8 mm
f. Volume efektif
: 880 m3
Kondisi operasi :
a. Sterilisasi tangki
: suhu 100 0C
b. Kondisi
: an aerob
c. Kekentalan
: dari 23 0brix hingga tinggal 110brix
d. Waktu fermentasi
: 48 jam
e. Suhu
: 32 0C
f. pH
: 4,6-4,8
Umpan
: Tetes tebu / Molasses
Bahan pembantu : Steam dan anti foam agent
Produk
: Mash yang mengandung alcohol 8 %
4. Mixing Equipment (MX 208)
Fungsi
: Mencampur tetes dengan air proses
Jenis
: Inline mixer
Kondisi operasi :
a. Kapasitas
Tetes
: 20-25 m3 / jam
Air
: 65-85
m3 / jam
b. Tekanan : 5 bar abs
c. Motor
: 2,2 kW, 1420 RPM, 3 phase
5. Blower (BA 226 dan 227)
Fungsi
: Mensuplay udara ke seed dan pre fermenter dari bagian atas
Jenis
: Rotary lobe blower
Kondisi operasi :
Prodi Teknik Kimia
UPN Veteran Yogyakarta

16

Makalah Kerja Praktek


PT Indo Acidatama Tbk

BA 226
a. Flow
b. Tekanan keluar

: 1100 m3 / jam
: 1,6 bar

BA 227
a. Flow
: 635 m3 / jam
b. Tekanan masuk
:1
bar
c. Tekanan keluar
: 1,9 bar
Motor
: 30 kW, 37 A, 3000 RPM, 3 phase
6. Head Exchanger (HE 213, 214, 215, 216, 217 dan 218)
Fungsi
: Mendinginkan mash dari pre fermenter
Jenis
: Plate and frame
Jumlah
: 6 buah
Kondisi operasi :
a. Tekanan maksimal
: 13 bar
b. Suhu maksimal
: 55 0C
7. Pompa (P 201, 202, 203 dan 204)
A. P 201
Fungsi
: Mengalirkan tetes tebu ke mixer
Jenis
: Screw pump
Jumlah
: 1 buah
Kondisi operasi
:
a. Kecepatan
: 55-319 Rpm
b. Suhu
: 25-35 0C
c. Viskositas
:5
CP
d. Kapasitas
: 7-30 m3 / jam
e. Tekanan keluar
: 3 bar
Motor
: 7,5 kW , 1450 Rpm, 3 phase
B. P 202
Fungsi
: Mengalirkan air proses ke mixer
Jenis
: Screw pump
Jumlah
: 1 buah
Kondisi operasi
:
a. Kecepatan
: 68-144 Rpm
b. Suhu
: 25-35 0C
c. Kapasitas
: 22-90 m3 / jam
d. Tekanan keluar
: 2 bar
Motor
: 15 kW, 1445 Rpm, 3 phase
C. P 203
Fungsi
: Mengalirkan air proses ke fermenter
Jenis
: centrifugal pump
Jumlah
: 1 buah
Kondisi operasi
:
Prodi Teknik Kimia
UPN Veteran Yogyakarta

17

Makalah Kerja Praktek


PT Indo Acidatama Tbk

a. Kecepatan
: 2900 RPM
b. Kapasitas
: 22-90 m3 / jam
c. Tekanan maksimum
: 10 bar
Motor
: 18,5 kW, 2930 Rpm, 3 phase
D. P 204
Fungsi
: Mengalirkan air proses ke mixer
Jenis
: Screw pump
Jumlah
: 1 buah
Kondisi operasi
:
a. Kecepatan
: 68-144 Rpm
b. Suhu
: 25-35 0C
c. Kapasitas
: 22-90 m3 / jam
d. Tekanan keluar
: 2 bar
Motor
: 15 kW, 2930 Rpm, 3 phase
8. Hopper (FC 206 dan 207)
Fungsi
: Untuk menampung tetes/air proses untuk didistribusikan ke fermenter
Bentuk
: Silinder tegak terbuka
Kondisi operasi :
a. Kapasitas
: 8,5 m3
b. Diameter
: 2,4 m
c. Tinggi
: 1,88

Prodi Teknik Kimia


UPN Veteran Yogyakarta

18

Makalah Kerja Praktek


PT Indo Acidatama Tbk

BAB III
TUGAS KHUSUS
REDESIGN HEAT EXCHANGER SHELL AND TUBE
DARI TIPE PLATE AND FRAME
III.1. LATAR BELAKANG
PT Indo Acidatama Tbk ini selain memproduksi etanol integrated, juga
memproduksi asam asetat, asetaldehid dan etil asetat, tetapi khusus saat ini PT
Indo Acidatama Tbk hanya memproduksi asam asetat dan asetaldehid apabila ada
permintaan pasar. Unit Fermentasi dalam PT. Indo Acidatama Tbk. adalah unit
proses awal pada pembuatan etanol, sehingga perlu diperhatikan kualitasnya.
Dimana dalam proses fermentasi menggunakan bahan baku berupa molasses dan
adanya bantuan mikroba yaitu yeast Saccharomyces cereviceae strain Kyowa,
dengan ditambahkan urea dan TSP sebagai nutrient.
Pada unit Fermentasi terdapat 3 jenis fermenter, pada tahap awal
pembiakan yeast di lakukan dalam seed fermenter, dilanjutkan dalam pre
fermenter dan terakhir pada main fermenter. Pada main fermenter ini
menggunakan alat perpindahan panas berupa HE tipe plate and frame. Suhu yang
baik untuk yeast Saccharomyces cereviceae strain Kyowa sekitar 32-36 oC.
Heat exchanger adalah alat perpindahan panas yang digunakan untuk
memanaskan/mendinginkan fluida tanpa adanya perubahan massa. Biasanya,
medium panas yang dipakai adalah fluida yang dipanaskan sebagai fluida panas
dan air biasa sebagai air pendingin (cooling water). Namun dalam proses
fermentasi ini, panas timbul karena adanya aktivitas mikroba (yeast). Penukar
panas dirancang agar perpindahan panas antar fluida dapat berlangsung secara
efisien.

III.2. TUJUAN

Prodi Teknik Kimia


UPN Veteran Yogyakarta

19

Makalah Kerja Praktek


PT Indo Acidatama Tbk

Tujuan tugas khusus ini adalah merancang ulang heat exchanger untuk
membandingkan luas transfer panas heat exchanger pada unit Fermentasi tipe
plate and frame dengan shell and tube.
III.3. RUANG LINGKUP
Merancang ulang heat exchanger pada unit Fermentasi dengan
menggunakan perhitungan yang terdapat pada buku Process Heat Transfer,
Donald Q. Kern, untuk mendapatkan nilai A (luas perpindahan panas), Rd (dirt
factor) dan pressure drop.
III.4. LANDASAN TEORI
1. Perpindahan Panas
Perpindahan panas dari suatu zat ke zat lain berupa penyerapan atau
pelepasan panas, untuk mencapai dan mempertahankan keadaan yang
dibutuhkan sewaktu proses berlangsung. Panas sendiri adalah salah satu bentuk
energi. Hukum kekekalan energi menyatakan bahwa energi tidak musnah,
contohnya hukum kekekalan massa dan momentum, yang artinya panas tidak
dapat hilang. Energi hanya berubah bentuk dari bentuk yang pertama ke bentuk
yang ke dua.
2. Pengertian Heat Exchanger
Fungsi penukar panas yang dipergunakan di industri lebih diutamakan
untuk menukarkan energi dua fluida yang berbeda temperaturnya. Pertukaran
energi dapat berlangsung melalui bidang atau permukaan perpindahan panas
yang memisahkan kedua fluida atau secara kontak langsung (fluidanya
bercampur). Energi yang dipertukarkan akan menyebabkan perubahan
temperatur fluida (panas sensibel) atau kadang dipergunakan untuk berubah
fasa (panas laten). Laju perpindahan energi dalam penukar kalor dipengaruhi
oleh kecepatan aliran fluida, sifat-sifat fisik (viskositas, konduktivitas termal,
kapasitas kalor spesifik, dan lain-lain), beda temperatur antara kedua fluida,
dan sifat permukaan bidang perpindahan panas yang memisahkan kedua fluida.
3. Macam-macam Heat Exchangers berdasarkan profil konstruksi permukaan .
Prodi Teknik Kimia
UPN Veteran Yogyakarta

20

Makalah Kerja Praktek


PT Indo Acidatama Tbk

Berdasarkan profil konstruksi permukaaan dibagi 4 jenis penukar panas,


yaitu:
a Tipe tabung dan pipa (shell and tube). Jenis ini terdiri dari suatu tabung
dengan diameter cukup besar yang di dalamnya berisi seberkas pipa dengan
diameter relatif kecil. Salah satu fluida yang dipertukarkan energinya
dilewatkan di dalam pipa atau berkas pipa sedang fluida yang lainnya
dilewatkan di luar pipa atau di dalam tabung. Dibawah ini contoh gambar
heat exchanger :

Gambar 2 . Fixed Head 1-2 Exchanger (Kern, 1983)


b

Tipe pipa bersirip (Fins and tube). Pada umumnya penukar panas jenis pipa
bersirip ini dipergunakan untuk fluida cair dan gas dimana fluida gas

dilalukan di luar pipa, yaitu bagian yang bersirip.


Tipe pelat (plate heat exchanger). Penukar panas jenis ini terdiri dari pelatpelat yang sudah dibentuk dan ditumpuk-tumpuk sedemikian rupa sehingga
alur aliran untuk suatu fluida akan terpisahkan oleh pelat itu sendiri

terhadap aliran fluida satunya serta dipisahkan dengan gasket.


Tipe spiral (spiral heat exchanger). Penukar kalor tipe spiral, dimana arah
aliran fluida menelusuri pipa spiral dari luar menuju pusat spiral atau
sebaliknya dari pusat spiral menuju ke luar.
(Wafi, Ahmad dkk, 2011)

4. Analisa Kerja Heat Exchanger


a) Koefisien Overall Heat Transfer (U)
Menyatakan mudah atau tidaknya panas berpindah dari fluida panas ke
fluida dingin dan juga menyatakan aliran panas menyeluruh sebagai
gabungan proses konduksi dan konveksi.
Prodi Teknik Kimia
UPN Veteran Yogyakarta

21

Makalah Kerja Praktek


PT Indo Acidatama Tbk

b) Fouling Factor (Rd)


Adalah angka yang menunjukkan hambatan akibat adanya kotoran
yang terbawa fluida yang mengalir di dalam Heat Exchanger. Fouling
adalah peristiwa terakumulasinya padatan yang tidak dikehendaki di
permukaan Heat Exchanger yang berkontak dengan fluida kerja, termasuk
permukaan heat transfer. Peristiwa tersebut adalah pengendapan,
pergerakan, korosi, polimerisasi dan proses biologi.
Penyebab terjadinya fouling adalah adanya pengotor berat yaitu kerak
keras yang berasal dari hasil korosi dan adanya pengotor berpori yaitu
kerak lunak yang berasal dari dekomposisi kerak keras. Akibat fouling ini,
mengakibatkan kenaikan tahanan heat transfer, sehingga meningkatkan
biaya investasi, operasi dan perawatan.
c) Pressure Drop (P)
Ukuran untuk mengetahui sejauh mana fluida dapat mempertahankan
tekanan yang dimilikinya selama fluida mengalir. Disebabkan oleh friksi
aliran dengan dinding dan pembelokan aliran. Jika P terlalu besar aliran
menjadi melambat sehingga tenaga pompa yang dibutuhkan menjadi besar.
Namun bila P terlalu rendah maka perpindahan panas tidak sempurna.
(Wibawa,Indra )

III.5. DATA LAPANGAN DAN DESAIN


1. Data Lapangan
Data-data berupa variabel proses yang diambil pada tanggal 2-27 Juni
2014 yang akan digunakan untuk mengevaluasi heat exchanger, yaitu :
a. Laju alir fluida produksi

Prodi Teknik Kimia


UPN Veteran Yogyakarta

22

Makalah Kerja Praktek


PT Indo Acidatama Tbk

Mash (Etanol)

: 22.046 lbm/jam

b. Suhu masuk dan keluar heat exchanger


Mash (Etanol) in : 40 oC
Mash (Etanol) out : 34 oC
Water cooler in

: 29 oC

Water cooler out : 33 oC


Data alat HE tipe plate and frame
Jumlah Plate

: 109 buah

Luas transfer

: 53,5 m2

Tabel 2. Data Design


Data

Mash (etanol)

Air

Debit, lbm/jam

22.046

33.069

Suhu masuk, oC

40

29

Suhu keluar, oC

34

33

Heat Capacity, Cp
(BTU/lbm F)

0,92

0,9997

Density, (gr/ml)

1,427

0,99653945

Viscosity, (Pa s)

0,000786

0.000894

Thermal conductivity,
k (Btu.ft/hr.ft2.oF)

0,095491

0.359

III.6. Pengolahan Data


Dari data yang diperoleh baik data primer maupun data sekunder
kemudian dilakukan pengolahan melalui perhitungan sesuai dengan metode yang
terdapat dalam buku Process Heat Transfer, Donald Q. Kern.
a. Untuk menghitung heat balance (Q), menggunakan persamaan :

Prodi Teknik Kimia


UPN Veteran Yogyakarta

23

Makalah Kerja Praktek


PT Indo Acidatama Tbk

Q = W x C x T

(1)

b. Menghitung T LMTD terkoreksi (T


T LMTD terkoreksi = T LMTD x Ft
LMTD =

( T 1t 1 )(T 2t 2 )

ln(T 1t 1 )/(T 2t 2)

Nilai R dan S digunakan untuk mencari Ft pada fig. 19, kern


R=

T 1T 2
t 2t 1 .
(3)

S=

t 2t 1
T 1t 1 ..
(4)

c. Menghitung flow area tube side (at)


N t .ao
at=
...
n

..

(5)
d. Laju alir massa fluida pada tube side (Gt)
Gt=

W
a t .
(6)

e. Menghitung bilangan Reynolds pada tube side (Ret)


Ret=

D . Gt

(7)

f. Menghitung koefisien perpindahan panas konveksi inside (Ht)

Prodi Teknik Kimia


UPN Veteran Yogyakarta

24

( 2)

Makalah Kerja Praktek


PT Indo Acidatama Tbk

Ht= jH x

k
D

Cp x
/w 0.14
x(
)1/3 x (
) ..
k

(8)
g. Menghitung temperature wall (tw)
tw = tc +

hs /s
hio /t +h s / s

x (Tc - tc) .

(9)
h. Menghitung flow area shell side (as)
as=

ID x C x B
..
144 PT
( 10 )

i. Menghitung laju alir massa fluida pada shell (Gs)


Gs =

W
as ..
( 11 )

j. Menghitung bilangan Reynolds pada shell side (Res)


Res=

D s . Gs

( 12 )

k. Menghitung koefisien perpindahan panas konveksi outside (Hs)


Hs= jH x

k
Ds

x(

Cp x
)1/3 x s...
k

( 13 )
l. Menghitung harga luas perpindahan panas total pada desain (AO)
AO= jumlah tubex panjang tubex luas permukaan per panjang tube
(tabel 10, kern) ...
m. Menghitung harga clean overall coeffisien (Uc)

Prodi Teknik Kimia


UPN Veteran Yogyakarta

25

( 14 )

Makalah Kerja Praktek


PT Indo Acidatama Tbk

Uc=

hio x hs
hio +h s ..
( 15 )

n. Menghitung harga design overall coeffisien (Ud)


Ud=

Q
A x t

( 16 )
o. Menghitung harga dirt factor (Rd)
Rd=

U c U d
Uc x Ud

( 17 )
p. Menghitung pressure drop (P)
Pada shellside
Ps=

f . G2s . Ds .(N +1)


5.22 x 1010 x Ds x s x s

( 18 )

Pada tube side


Pt=

f . G2t . L .n
5.22 x 1010 x Dt x s x t .

( 19 )

III.7. Hasil Perhitungan Data Desain Heat Exchanger


Hasil perhitungan yang didapat dari data desain Heat Exchanger.
Tabel 3. Hasil Perhitungan Data Desain Heat Exchanger

Prodi Teknik Kimia


UPN Veteran Yogyakarta

26

Makalah Kerja Praktek


PT Indo Acidatama Tbk

No
.

Prodi Teknik Kimia


UPN Veteran Yogyakarta

Data

Pada shell side,


water cooler

27

Pada tube side,


Etanol (mash)

Makalah Kerja Praktek


PT Indo Acidatama Tbk

Total Flow, lbm/hr

30.515.03

Q, BTU/hr

219.049,1

219.049,1

Number of passes

Inside Diameter, in

21,25

0,652

Baffle Spacing, in

Number of tube/shell, ft

270

OD x length, ft2

0,75 x 16

BWG

18

10

Tube pitch

11

Viskositas, (lbm/ft.hr)

1,089

2,057

13

LMTD terkoreksi, oF

7,506

7,506

14

flow area, a (ft2)

0,1844

1,2525

15

mass velocity, G (lbm/ft2.hr)

165.427,3

17.601,6

16

Reynolds number, Re

12.026,02

464,926

17
18
19
22
23
24

22.046

Faktor perp. panas, jH


(fig.28 dan 24, kern)
Koef perpindahan panas, h
(BTU/hr.ft2.oF)
Koef perpindahan panas, hio
(BTU/hr.ft2.oF)

35

11

102,59

102,94

2916,811

Pressure drop, P (psi)

1,719

0,008802

Clean overall coeffisien, Uc


(BTU/hr.ft2.oF)
Design overall coeffisien, Ud
(BTU/hr.ft2.oF)

Prodi Teknik Kimia


UPN Veteran Yogyakarta

99,1053
75

28

Makalah Kerja Praktek


PT Indo Acidatama Tbk

25
26

Dirt factor, Rd
(hr.ft2.oF/BTU)
Luas area transfer, A
(m2)

0,003243
78,017

III.8. Pembahasan
Dari perhitungan didapatkan luas transfer sesungguhnya (A),nilai
P(pressure drop) pada shell maupun pada tube, nilai dari Ud(design overall
coefficient), nilai dari Uc(clean overall coefficient) dan Rd (dirt factor).
1. Luas area transfer
a. shell and tube (A) : 78,017

m2 = 848,016 ft2

b. plate and frame(A): 53,5

m2

Luas area pada shell and tube lebih besar dari pada plate and frame,
sehingga apabila menggunakan shell and tube, luas area transfer menjadi
pertimbangan.
2. P(pressure drop)
a. Shell side
Nilai P pada shell side adalah sebesar 1,7198 psi
b. Tube side
Nilai P pada Tube side adalah sebesar 0,0088 psi
Penurunan tekanan baik yang terjadi di dalam shell maupun tube tidak
boleh melebihi dari batas pressure drop yang diijinkan yaitu sebesar 10.0 psi.
3. Fouling factor (Rd)
Harga Rd (fouling factor) pada heat exchanger berdasarkan hitungan
adalah sebesar 0,003243 hr.ft2.F/Btu dan sedikit melebihi batas yang diijinkan
yaitu sebesar 0.003 hr.ft2.F/Btu. Nilai Rd yang melebihi Rd yang diijinkan
menunjukkan bahwa mulai terjadi endapan dalam heat exchanger. Hal ini
akan mengurangi kinerja dari heat exchanger, karena harga Rd yang melebihi
yang diijinkan akan menghambat panas yang terjadi antara masing-masing
fluida. Nilai Rd sendiri dipengaruhi oleh nilai Ud(design overall coefficient)
dan nilai dari Uc(clean overall coefficient).

Prodi Teknik Kimia


UPN Veteran Yogyakarta

29

Makalah Kerja Praktek


PT Indo Acidatama Tbk

4. Uc(clean overall coefficient) dan Ud(design overall coefficient)


Harga Uc yang didapat dari hasil perhitungan adalah
Btu/hr.ft2.oF

99,1053

dan harga Ud adalah 75 Btu/hr.ft2.oF. Uc adalah koefisien

perpindahan panas menyeluruh pada awal heat exchanger, biasanya


ditentukan oleh besarnya tahanan konveksi hs dan hio. Ud adalah koefisien
perpindahan panas menyeluruh setelah terjadi pengotoran pada heat
exchanger, harga Ud lebih kecil daripada harga Uc. Nilai Uc dan Ud
berpengaruh dalam kinerja heat exchanger terutama pada harga Rd (fouling
factor). Jika harga Uc naik maka harga Rd akan naik dan sebaliknya, begitu
pula dengan harga Ud, jika harga Ud naik maka harga Rd akan turun dan
sebaliknya.

BAB IV
PENUTUP
IV.1. Kesimpulan
Dari perhitungan, dapat diketahui bahwa :

Prodi Teknik Kimia


UPN Veteran Yogyakarta

30

Makalah Kerja Praktek


PT Indo Acidatama Tbk

1. Heat exchanger tipe shell and tube memiliki luas area transfer panas lebih
besar dari pada luas area transfer panas tipe plate and frame, sehingga tetap
dipilih tipe plate and frame dikarenakan semakin besarnya luas area transfer
panas berbanding lurus dengan besarnya konstruksi dari heat exchanger.
2. Heat exchanger tipe plate and frame lebih menguntungkan, karena biaya
operasional, biaya perawatan dan harga alatnya juga lebih murah.
IV.2. Saran
Pada heat exchanger diketahui luas area transfer shell and tube lebih
besar daripada plate and frame maka sebaiknya dipertimbangan kembali
penggunaan shell and tube pada unit fermentasi ini dikarenakan luas lahan yang
sudah tidak dapat diperbesar. Dan untuk nilai Rd yang melewati batas yang
diijinkan maka heat exchanger ini perlu dilakukan pembersihan (cleaning)
untuk menghilangkan endapan-endapan yang terbentuk didalam heat exchanger
tersebut. Sehingga heat exchanger tersebut bisa beroperasi secara optimal
kembali.

DAFTAR PUSTAKA
Kern, D.Q. 1965. Process Heat Transfer. Mc Graw-Hill Book Company.
Singapore .

Prodi Teknik Kimia


UPN Veteran Yogyakarta

31

Makalah Kerja Praktek


PT Indo Acidatama Tbk

Perry, Robert H. and Green, Don W. 2008. Perrys Chemical Engineers


Handbook. Mc Graw-Hill Book Company. United State of America.
Yaws, Carl.L.1999. Chemichal Properties. Mc Graw-Hill Book Company.
Singapore .
Wafi, Ahmad,dkk. 2011. Rancang Bangun Heat Exchanger Shell And Tube
Single Phase. Fakultas Teknik. Prodi D3 Teknik Mesin. Universitas Diponegoro.
Semarang.
Wibawa Dwi, Indra. Fakultas Teknik. Prodi S1 Teknik
Kimia.Universitas Lampung. Lampung.

LAMPIRAN
HEAT EXCHANGER

Prodi Teknik Kimia


UPN Veteran Yogyakarta

32

Makalah Kerja Praktek


PT Indo Acidatama Tbk

Data desain

No
.

Data

Mash (etanol)

Air

Debit, Ton/jam

10

15

Suhu masuk, oC

40

29

Suhu keluar, oC

34

33

Heat Capacity, Cp
(BTU/lbm F)

0,92

0,997

Density, (gr/ml)

1,427

0,99653945

Viscosity, (Pa s)

0,000786

0.000894

Thermal conductivity,
k (Btu.ft/hr.ft2.oF)

0,095491

0.359

Asumsi

: 75 BTU/hr ft2oF

Ud

dari Tabel 8 kern, Ud : 75-150 BTU/hr

ft2oF
Heat balance
Q

= W.Cp.(T1 T2)

= w.cp.(t2 t1)

Mash (etanol) :
Q

= 22.046

lbm
BTU
x 0,92
x 10,8 F
hr
lbm F

219.049,1

BTU
hr

Water :
Q

30.515

lbm
BTU
x 0,9997
x 7,2 F
hr
lbm F

Prodi Teknik Kimia


UPN Veteran Yogyakarta

33

Makalah Kerja Praktek


PT Indo Acidatama Tbk

219.049,1

Btu
hr

( T 1t 1 )(T 2t 2 )
LMTD =

ln

T 1t 1
T 2t 2

( 10484,2 ) (93,291,4)
10484,2
ln
93,291,4

18
2,397

= 7,5065 oF
R

T 1T 2
t 2t 1

t 2t 1
T 1t 1

10493,2

= 91,484,2 = 1,5
=

91,484,2
10484,2

= 0,364

Ft (temperature difference factor) : 0.94 (fig 18, kern)


t

= LMTD x Ft
= 7,5065 x 0,94
= 7,056 oF

Tc and tc
tc

t 1 +t 2
2

84,2+ 91,4
= 84,2 oF
2

Tc

T 1 +T 2
=
2

104 +93,2
= 98,6 oF
2

Luas Transfer

Prodi Teknik Kimia


UPN Veteran Yogyakarta

34

Makalah Kerja Praktek


PT Indo Acidatama Tbk

Q mash
Ud x T
219.049,1

75

BTU
hr

BTU
x 7,056
ft 2 hr

= 20.608,68 ft2
Jumlah Pipa
Nt

A
Ao L
ft 2
x 16
ft
2
20.608,68 ft

0,1963
=

= 252,8 ft
Melihat tabel 9 kern dengan jumlah pipa di atas, maka dipilih :
Nt

: 270

Pass

:1

SHELL SIDE
ID

: 21,25 in

Baffle space

:5

in

BWG

: 18

ao

: 0,334

in2

Length : 16

in

Ao

: 0,1963

ft2/in

OD

: 0,75 in

Pitch

:1

in

ID

: 0,652 in

TUBE SIDE

A terkoreksi =

Nt x L x Ao

ft 2
= 270 x 16 x 0,1963
= 848.016 ft2

Prodi Teknik Kimia


UPN Veteran Yogyakarta

35

Makalah Kerja Praktek


PT Indo Acidatama Tbk

Cold fluid(air), shell side


Flow area, as =

ID x C x B
144 PT
21,25 x (10,75 ) x 5
144 x 1

= 0,1844 ft2
Mass vel, Gs =

W
as
3

219.049,1

ft
hr

0,1844 ft 2
165.427,3

lbm
2
ft hr

Viskositas cold fluid pada tc = 84,2 F = 0,45 centipoise = 1,089

Reynold, Res =
De

D e .G s

= 0,95 in (fig.28,kern)
=

12
0,95x 1 ft

= 0,07916 ft
0,07916 ft x 165.427,3

Res

1,089

lbm
2
hr ft

lbm
ft hr

= 12026,02
jH

= 35

(fig. 28, kern)

pada tc = 96,8 oF
Prodi Teknik Kimia
UPN Veteran Yogyakarta

36

lbm
ft hr

, (fig.14)

Makalah Kerja Praktek


PT Indo Acidatama Tbk

lbm
ft hr

= 0,89 cp = 2,1538

cp = 0,77

BTU
lbm F

(fig.16 kern)

(fig. 4 kern)

BTU
k = 0,082

hr ftsq(

= 3,4086

k
De

= jH x

(fig. 1 kern)
BTU

Cp x
((
)1/3)
k

hs

F
)
ft

x(

F
)
ft

Cp x
)1/3 x s
k

35 x 0,082
hs/s

hr ftsq(

BTU

x 3,4086 BTU

F
hr ftsq ( )
ft
0,0791 ft

ft
hr ftsq F

BTU
hr ft sq F

= 123,5728

Hot fluid, tube side,


Flow area, ao = 0,334 ft2 (table 10, kern)
at

N t x ao
144 n

270 x 0.334
144 x 1

= 1,2525 ft2
Mass vel, Gt

W
at

Prodi Teknik Kimia


UPN Veteran Yogyakarta

37

Makalah Kerja Praktek


PT Indo Acidatama Tbk

lbm
hr
1,2525 ft 2

22.046

17691,6

lbm
hr ft 3

Viskositas pada Tc = 98,6 F


t = 0,85 centipoise = 2,057

D . Gt

Reynold, Ret =
D

lbm
ft hr

= 0,652/12 = 0.05433 ft (tabel 10, kern)


0.05433 ft x 17691,6

Ret

2,057

lbm
2
hr ft

lb
hr ft

= 464,926
jH

= 11 (fig. 24, kern)

pada Tc 98,6 oF
BTU
cp = 0,83 lbm F

(fig. 4 kern )

BTU
k = 0,079

((

ht

F
hr ft sq ( )
ft

Cp x
)1/3)
k
= jH x

(fig. 1 kern )

= 7,2038
k
D

BTU ft
hr ftsq F

cx
x( k
)1/3 x t

Prodi Teknik Kimia


UPN Veteran Yogyakarta

38

Makalah Kerja Praktek


PT Indo Acidatama Tbk

BTU

11 x 0,079

ht
t

=115,217

hio
t

ht
t

F
)
ft
0,05433 ft

hr ft sq(

x 7,2038 BTU

ft
hr ftsq F

x t

Btu
2
hr ft

ID
OD

115,217

Btu
21,25
x
2
hr ft 0,75

3264,488

BTU
hr ft 2

Tube wall temperature


tw

= tc +

hs /o
hio /t +h s /o

x (Tc - tc)
123,5728

= 84,2 oF +

3264,488

BTU
2
hr ft

BTU
BTU
+123,5728
2
hr ft
hr ft 2

= 84,725 oF
cold fluid, shell side,( air )
Pada tw : 84,725 oF
w = 1,7 centipoise = 4,114 lbm/ft.hr (fig, 14 kern)

Prodi Teknik Kimia


UPN Veteran Yogyakarta

39

x (14,4 oF)

Makalah Kerja Praktek


PT Indo Acidatama Tbk
0,14

lbm
1,089
. hr
ft
(
)
=
lbm
4,114
. hr
ft
= 0,8302

hs

hs
s

x s

BTU
x 0,8302
= 123,5728 hr ft 2
=

102,59

Btu
hr ft 2

Hot fluid, tube side,(mash)


Pada tw : 84,725 oF
w = 1,9 centipoise = 4,598 lbm/ft.hr
t

(fig. 14 kern)

= ( w )0.14
lb
ft hr
lb
4,598
ft hr

2,057
=

= 0,893

ht

ht
t

x t

115,217

BTU
x 0,893
2
hr ft

Prodi Teknik Kimia


UPN Veteran Yogyakarta

40

Makalah Kerja Praktek


PT Indo Acidatama Tbk

Hio

102,946
hio
t

Btu
hr ft 2

x t

3264,488

BTU
x 4,598
hr ft 2

2916,811

Btu
2
hr ft

Clean overall coefficient, Uc :


Uc

hio x hs
hio +h s
Btu
Btu
x 102,591
2
hr ft
hr ft 2
Btu
Btu
2916,811
+102,591
2
hr ft
hr ft 2

2916,811

99,105

Btu
hr ft 2

Design overall coefficient, Ud :


Ao

= 0.1963 in2

(table 10, kern)

Total surface,
A

Nt x L x Ao

= 270 x 16 x 0.1963
= 848,016 ft2
=

Ud

78,17 m2

Q
A x t

Prodi Teknik Kimia


UPN Veteran Yogyakarta

41

Makalah Kerja Praktek


PT Indo Acidatama Tbk

Btu
hr
2
848,016 ft x 7,056
219049,1

75

Btu
2
hr ft

Dirt factor, Rd :
Rd

U c U d
= Uc x Ud
Btu
Btu
7 5
2
hr ft
hr ft 2
Btu
Btu
99,105
x75
2
hr ft
hr ft 2
99,105
=

= 0,00324 hr.ft2.oF/BTU
Rd yang diijinkan = 0,003hr.ft2.oF/BTU
Pressure drop
Cold fluid, shell side,water ,tc = 84,2 oF
Res

= 11221,39

Ds

= 0.0026 ft2/in2

(fig 29, kern)

= 0,82

(fig 6, kern)

N+1

21,25
=1,2708 ft
12

12 x

L
B

12 x

16
5

= 38,4

Ps

f . G2s . D .( N +1)
5.22 x 1010 x D x s x s

Prodi Teknik Kimia


UPN Veteran Yogyakarta

42

Makalah Kerja Praktek


PT Indo Acidatama Tbk
2

0,0026 x 165427,3 x 1,27083 x 38,4


5.22 x 1010 x 0,079167 x 082 x 0,8302

= 1,719 psi
Allowable Ps = 10.0 psi
Hot fluid, tube side,mash Tc = 98,6
Ret

= 464,926

= 0.0018 ft2/in2

(fig 26, kern)

= 0,8

(fig 6, kern)
2

Pt

f .G t . L . n

5.22 x 10 x s x D x t

0.0018 x 12026,022 x 16 x 2
5.22 x 1010 x 0,8 x 0,05433 x 0,893

10

= 0.008802 psi
Allowable Pt = 10.0 psi

Prodi Teknik Kimia


UPN Veteran Yogyakarta

43

Anda mungkin juga menyukai