Disusun Oleh:
Mailanda Saputra
0616 3040 1021
Oleh :
Oleh:
Mailanda Saputra
0616 3040 1021
Nurjali Nuardi
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PT.PERTAMINA RU III PLAJU-SUNGAI GERONG
(13 AGUSTUS 2018 – 28 SEPTEMBER 2018)
Oleh :
Mailanda Saputra
0616 3040 1021
Imran Usman
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas berkat
rahmat dan hidayah-Nya juga sehingga penulisan Laporan Praktek Kerja
Lapangan di PT.Pertamina (Persero) RU III Plaju – Sungai Gerong dapat
diselesaikan tepat pada waktunya. Shalawat serta salam tak henti-hentinya kita
panjatkan atas Nabi Muhammad SAW.
Tujuan dari kerja praktek ini adalah untuk memenuhi persyaratan kurikulum
Diploma III Jurusan Teknik Kimia Program Studi Teknik Kimia Politeknik
Negeri Sriwijaya pada semester IV serta membandingkan dan menerapkan ilmu-
ilmu mengenai teknik kimia yang didapat di bangku kuliah dengan kondisi nyata
yang ada di lapangan.
Laporan ini disusun berdasarkan hasil kerja praktek penulis selama kurang
lebih satu bulan dua minggu mulai dari tanggal 13 Agustus 2018 sampai dengan
28 September 2018 di PT. Pertamina RU III Plaju – Sungai Gerong.
Penyusunan Laporan Kerja Praktik yang berjudul ” Evaluasi Kinerja F-14-
001 di High Vacuum Unit (HVU) II kilang Crude Distiller & Light Ends (CD&L)
di PT.Pertamina (Persero) RU III” Ini tidak lepas dari bantuan semua pihak.
Penulis menghaturkan banyak terima kasih kepada:
1. General Manager PT.Pertamina (Persero) RU III Plaju-Sungai Gerong
2. Kepala Pendidikan & Pelatihan SDM PT.Pertamina (Persero) RU III
3. Bapak Nurjali selaku Kabag. CD&L PT.Pertamina (Persero) RU III Plaju-
Sungai Gerong.
4. Bapak Imran selaku Pembimbing Lapangan PT.Pertamina (Persero) RU III
Plaju-Sungai Gerong.
5. Bapak Ibnu, selaku Staff Diklat SDM PT.Pertamina (Persero) RU III Plaju.
6. Bapak Bendi, Bapak Rajab, Bapak Heri, Bapak Andi atas ilmu dan
motivasinya selama melaksanakan kerja praktek dan penyusunan laporan ini,
serta seluruh staff dikantor/ruang kendali unit CD&L PT.Pertamina (Persero)
RU III Plaju-Sungai Gerong.
7. Bapak Rendi, Bapak Riki ,Kak Kemas yang telah membantu selama proses
pengambilan data dan pengarahan saat di Unit HVU.
8. Orang Tua dan Keluarga yang selalu memberikan semangat dalam
pelaksanaan kerja praktik ini.
9. Teman-teman seperjuangan dalam praktek di PT.PERTAMINA (PERSERO)
RU III Plaju-Sungai Gerong yaitu R.A Septya Wulan Sari , Fadilah Rabiul
Nada, Ismy Farhan, M.Friyanda, R.M.IlhamYahya, DeperaAgustin, Izhar
Rusviansyah serta rekan-rekan dari Politeknik Akamigas selama kerja praktik
berlangsung.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk
menyempurnakan laporan ini.
Akhir kata, penulis berharap semoga Laporan Kerja Praktek ini dapat
bermanfaat bagi pembaca, adik-adik tingkat di Jurusan Teknik Kimia Politeknik
Negeri Sriwijaya dan kita semua.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul ............................................................................................ i
Lembar Pengesahan ..................................................................................... ii
Kata Pengantar ............................................................................................ iv
Daftar Isi ....................................................................................................... vi
Daftar Tabel.................................................................................................. viii
Daftar Gambar ............................................................................................. ix
Daftar Lampiran .......................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Sejarah dan Perkembangan PT. Pertamina (Persero) ........................... 1
Halaman
Tabel 1.1 Sejarah Pertamina RU III Plaju-Sungai Gerong ........................ 6
Tabel 1.2 Luas Wilayah Pertamina ............................................................ 12
Tabel 1.3 Kapasitas Produksi Kilang RU III ............................................. 19
Tabel 2.1 Umpan Unit Primary Process ..................................................... 21
Tabel 2.2 Umpan Unit Secondary Process ................................................. 21
Tabel 2.3 Bahan-Bahan Penunjang ............................................................. 22
Tabel 2.4 Kegunaan Bahan-Bahan Penunjang Tambahan ......................... 22
Tabel 2.5 Kondisi Operasi kolom CD II ..................................................... 26
Tabel 2.6 Produk CD-II .............................................................................. 26
Tabel 2.7 Kondisi Operasi CD III dan CD IV ............................................ 29
Tabel 2.8 Produk dan Perolehan CD III dan IV ......................................... 30
Tabel 2.9 Produk dan Perolehan CD V ...................................................... 30
Tabel 2.10 Kondisi Operasi CD VI ............................................................... 32
Tabel 2.11 Produk Dan Perolehan Re-Distiller I/II .................................... 34
Tabel 2.12 Power Station dan Unit Utilitas di Pertamina RU III ................ 43
Tabel 2.13 Kondisi Operasi WTU ............................................................... 44
Tabel 2.14 Warna Pipa untuk Transportasi Fluida ....................................... 49
Tabel 2.15 Jenis Dan Fungsi Perolehan Proses di Pertamina RU III ........... 53
Tabel 2.16 Sistem Pengolahan Limbah ........................................................ 57
Tabel 2.17 Standar Bahan Baku Mutu Limbah Cair .................................... 58
Tabel 2.18 Sumber Dan Upaya Pengolahan Limbah di
PT. Pertamina RU III ................................................................. 59
Tabel 3.1 Data Hasil Perhitungan Rata-Rata Reboiler FLRS E-107 .......... 83
Tabel 3.2 Perbandingan Nilai Fouling Factor, Pressure Drop dan Effisiensi
Reboiler FLRS E-107 .................................................................. 87
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1 Peta Refinery Unit PT.Pertamina di Indonesia .......................... 4
Gambar 1.2 Logo PT. PERTAMINA (PERSERO) ..................................... 8
Gambar 1.3 Layout Kilang Plaju ................................................................. 11
Gambar 1.4 Layout Kilang Sungai Gerong ................................................. 11
Gambar 1.5 Tata Letak Kilang PT.Pertamina RU III .................................. 13
Gambar 1.6 Struktur Organisasi PT.Pertamina RU III ................................ 17
Gambar 1.7 Struktur Organisasi PT.Pertamina RU III ................................ 17
Gambar 2.1 Diagram Alir Pemrosesan Minyak Mentah Menjadi Produk ... 24
Gambar 2.2 Skema Clarifier ....................................................................... 44
Gambar 2.3 Skema Pemrosesan Air Mentah .............................................. 45
Gambar 2.4 Unit Penukar Ion Demineralization Plant ............................... 47
Gambar 2.5 Diagram Blok Nitrogen Plant ................................................ 48
Gambar 3.1 Co Current Flow ...................................................................... 66
Gambar 3.2 Counter Current Flow ............................................................. 67
Gambar 3.3 Aliran Kombinasi .................................................................... 67
Gambar 3.4 Reboiler Berupa Shell dan Tube Exchanger ............................ 70
Gambar 3.5 Thermosiphone Reboiler ......................................................... 72
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
A. Lembar Pengesahan Data .......................................................................... 92
B. Perhitungan ................................................................................................ 93
C. Grafik dan Diagram Alir Proses ................................................................ 94
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Pertamina RU III adalah industri di sektor minyak dan gas bumi yang
melakukan pengolahan minyak mentah menjadi produk-produk seperti bahan
bakar minyak (BBM), non-bahan bakar minyak (NBM), dan petrokimia. Pada
kilang BBM, minyak bumi mengalami dua proses utama, yaitu primary
process (distillation, treating, blending) dan secondary process
(polymerization, alkylation, utilities).
Unit proses primer mengolah minyak bumi dengan cara memisahkan
minyak bumi mentah berdasarkan fraksi-fraksinya dengan menggunakan
prinsip distilasi.Semakin berkembangnya zaman,teknologi dan kehidupan
manusia,tentunya mendorong kebutuhan yang mencukupi,mengingat semakin
hari ,pasokan crude oil semakin terbatas.Untuk dapat mendistilasikan
kebutuhan masyarakat yang kian lama kian meningkat sementara cadangan
crude oil terbatas maka upaya manusia meningkatkan ratio antara crude oil
dan produk tidak pernah berhenti, sampai ditemukan sumber energy baru
yang lebih menguntungkan. Salah satu upaya yaitu dengan mendestilasi
kembali residue untuk menjadi produk yang lebih ringan. Unit-unit di
Pertamina RU III yang digunakan pada proses ini adalah unit Crude Distiller
(CD), yang terdiri dari lima CD (CD-II, CD-III, CD-IV, CD-V, dan CD-VI),
High Vacuum Unit (HVU), Stabilizer C/A/B, SRMGC (Straight Run Motor
Gas Compressor),dan BBMGC (Butane-Butylene Motor Gas Compressor),
serta BB Distiller (Butane-Butylene Distiller) dan BB Treating.
HVU II (High Vacuum Unit II) merupakan unit yang mengolah produk
bottom dari unit CDU II/III/IV/V dan CDU VI. Agar temperatur operasi tidak
melampaui temperatur cracking, tekanan kolom harus diturunkan sehingga
residu tersebut dapat diolah di unit ini dengan cara distilasi hampa dimana
tekanan normal operasinya dibawah 1 atm (60 mmhg). Produk yang
dihasilkan adalah LVGO,MVGO,HVGO dan Vacuum Residu. Dimana produk
MVGO dan HVGO digunakan sebagai umpan / feed untuk unit RFCCU dan
produk LVGO digunakan sebagai komponen blending produk diesel (ADO)
serta Vacuum Residue digunakan sebagai komponen produk fuel oil.
Pada HVU II diperlukan suatu alat yang berperan penting untuk
menaikkan temperature feed (long residue) hingga temperature ideal untuk
diproses di Vacuum Coloumn,yaitu Furnace F- 14-001.Furnace menggunakan
bahan bakar yaitu fuel oil dan fuel gas.Pada Furnace atau disebut juga dengan
dapur ini menggunakan Air Preheater yang berfungsi untuk memanfaatkan
udara luar yang dipanaskan dengan bantuan flue gas yang akan keluar dari
stack furnace. Di unit HVU II furnace berperan penting dalam menghasilkan
suatu hasil produk karena apabila efisiensi furnace tidak optimal maka pada
proses pemisahan di kolom – kolom HVU II produk yang dihasilkan tidak
sesuai dengan yang diharapkan. Karena begitu pentingnya furnace pada unit
HVU II ini, maka perlu diketahui kinerja furnace secara actual pada unit HVU
II dalam meningkatkan mutu produksi Light Vacuum Gas Oil.
1.2 Ruang Lingkup
1.5 Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan Laporan Kerja Praktek ini, antara lain:
1. Mampu mengetahui seberapa besar efisiensi yang dimiliki Furnace F-14-
001 pada unit HVU II di bagian CD&L PT.Pertamina RU III Plaju-Sungai
Gerong, sehingga dapat membandingkan data aktual dan data design.
2. Mampu menganalisa dan mengetahui pengaruh apa saja yang disebabkan
oleh penurunan efisiensi kinerja furnace, serta bagaimana optimalisasi
yang dapat dilakukan.
Komposisi
Produk
CD-II
Gas 0,3 %
Crude
0,4 %
Butana
SR-Tops 9,2 %
Naphta-
8,8 %
2
LKD 2,5 %
LCT 32,6 %
Long
46,1 %
Residu
Total 100 %
Sumber : Pertamina RU III Plaju, 2012
BB distiller
Unit BB distiller merupakan unit pertama dari gas plant. Unit BB distiller
terdiri dari kolom absorber, debuthanizer, depropanizer, dan stripper.
P BB Distiller
roduk Kapasitas Kompo
(Ton/Day) sisi (%)
G
26,3 10,9
as
P
8,5 3,5
ropane
F
61,9 25,6
resh BB
B
145,4 60,1
B tops
T
242,2 100
otal
Sumber : Pertamina RU III Plaju, 2012
BB Treating
Unit BB treating adalah unit penghilangan senyawa - senyawa belerang
(H2S, Mercaptan, Carbonyl sulfide, disulfide) yang masih terkandung pada
produk buthane buthylene dari unit BB distiller. Senyawa – senyawa belerang ini
perlu dihilangkan agar tidak meracuni katalis bila BB digunakan sebagai feed
untuk unit polimerisasi. Selain itu, senyawa belerang juga perlu dihilangkan untuk
memenuhi spesifikasi cooperstrip corrosion bila BB digunakan sebagai salah satu
campuran produk LPG dan komponen blending mogas/avigas. Belerang
dihilangkan dengan cara mengalirkan untreat BB bersama – sama dengan caustic
soda ke dalam mixer. Campuran untreat dan caustic soda ini lalu dimasukkan ke
caustic settler. Setelah bereaksi, caustic soda akan mengendap dan keluar dari
bagian bawah settler. Selanjutnya caustic soda akan dialirkan kembali ke bagian
feed sebagai caustic circulation.
Buthane Buthylene yang keluar dari bagian atas settler akan dicampur
dengan injeksi air dan masuk ke mixer. Campuran ini akan masuk ke bagian water
settler. Water settler berfungsi untuk menghilangkan kandungan air yang masih
terdapat pada buthane buthylene. Pemisahan air dan buthane buthylene
berdasarkan perbedaan berat jenis. Air akan keluar dari bagian bawah settler dan
dibuang melalui parit. Buthane buthylene selanjutnya akan masuk ke bagian final
settler.
Final settler berfungsi untuk menghilangkan entrainment water. Treated
BB akan keluar dari bagian atas settler dan selanjutnya dialirkan ke tangki
penampung.
Water treating (washing) dimaksudkan untuk melarutkan alkyl amine dan
entrainment caustic soda. Kadar mercaptan maksimum yang diperbolehkan
adalah ≤ 20 ppm. Jika nilainya masih >20 ppm, maka caustic soda circulation
diganti dengan yang baru.
Unit Polimerisasi
Unit polimerisasi berfungsi untuk membuat polimer yang memiliki angka
oktan tinggi dari fraksi – fraksi ringan minyak bumi. Unit polimerisasi memiliki 3
set convertor (set A, set B, dan set C) yang dipasang parallel. Setiap set convertor
terdiri dari 3 buah kolom. Artinya unit polimerisasi terdiri dari 9 buah kolom yang
dipasang paralel. Kapasitas setiap kolom sebesar 30 T/D.
Unit Alkylasi
Unit alkylasi berfungsi untuk mereaksikan iso-butane dan butylenes dari
unit BB distiller dan sebagian dari polimerisasi untuk mendapatkan kandungan
iso-parafin yang lebih banyak. Unit alkylasi terdiri dari bagian reaktor, distilasi,
dan penghasil isobuthane. Feed dari tangki penyimpan bersama dengan
isobuthane recycle didinginkan menggunakan heat exchanger sebelum masuk ke
reaktor. Aliran ditampung di settler untuk mencampur feed dan memisahkan
airnya. Air dipisahkan agar tidak mengencerkan katalis asam sulfat, karena
semakin encer katalis akan menyebabkan kecepatan reaksi berkurang dan
meningkatkan konsumsi asam. Aliran dari settler dengan asam dan sirkulasi
produk reaktor bersama – sama memasuki propane chiller untuk didinginkan
sampai suhu 3 – 10°C untuk selanjutnya dimasukkan ke dalam reaktor.
Unit Stabilizer C/A/B
Unit Stabilizer C/A/B berfungsi untuk mengolah lebih lanjut produk SR
tops dari unit CD. Fraksi – fraksi SR tops ini akan dipisahkan lagi menggunakan
prinsip distilasi. Unit stabilizer C/A/B terdiri dari 3 buah kolom stabilizer.
Stabilizer B adalah kelanjutan dari stabilizer C dan A. Feed untuk stabilizer C
adalah berupa SR-Tops yang berasal dari unit CD. Feed ini dipanaskan dulu
menggunakan heat exchanger sebelum masuk ke kolom stabilizer.
Komposisi produk unit stabilizer C/A/B dapat dilihat pada tabel 13.
Tabel 13. Komposisi Produk Unit Stabilizer C/A/B
Produk Stabilizer C/A/B
Kapasitas
(Ton/Day)
Gas 15 Gas
Raw buthane 72 Raw buthane
SPBX-40B 199 SPBX-40B
Dip tops 214 Dip tops
Total 500 Total
Sumber : Pertamina RU III Plaju, 2012
Unit SRMGC
Unit SRMGC berfungsi untuk mengolah lebih lanjut produk gas dengan
rentang karbon C1 – C5 yang berasal dari unit CD-II, CD-III, CD-IV, CD-V, dan
stabilizer C/A/B. Produk gas tersebut akan dinaikkan tekanannya dan akan
menghasilkan kondensat berupa crude buthane yang akan menjadi feed unit BB
distiller dan gas yang akan menjadi feed unit BBMGC. Unit ini terdiri dari 4 buah
kompresor yang digerakkan oleh motor bakar berbahan bakar gas.
Komposisi produk dari unit SRMGC dapat dilihat pada tabel 14.
Unit SRMGC
Plant Test 2008
No Stream T/D %
1 Feed 222.6
Gas ex Unit CD-II 6.3 2.8
Gas ex Unit CD-III 43.1 19.4
Gas ex Unit CD-IV 91.2 41.0
Gas ex Unit CD-V 82.0 36.8
2 Product
Compressed Gas 116.0 52.1
Condensed Gas 106.6 47.9
Total 222.6 100.0
Sumber : Pertamina RU III Plaju, 2012
Unit BBMGC
Fungsi dari unit ini sama dengan unit SRMGC yaitu untuk menaikkan
tekanan fraksi gas yang memiliki rentang karbon C1 – C4. Feed dari unit BBMGC
ini berasal dari unit SRMGC. BBMGC akan menghasilkan crude buthane yang
akan menjadi feed unit BB distiller. Unit ini terdiri dari 3 buah kompresor yang
dipasang paralel.
Gas dari SRMGC masuk ke tangki dengan tekanan 4,1 kg/cm2. Fasa gas
dari tangki ini yang berupa campuran C4 dan yang lebih ringan akan dipanaskan
oleh evaporator dengan steam coil. Outlet dari evaporator akan dikirimkan ke 3
buah kompresor yang dipasang paralel untuk mencapai tekanan 22 kg/cm2. Gas
ini kemudian didinginkan menggunakan cooler sebelum masuk ke akumulator.
Fasa gas dari akumulator ini akan bergabung dengan kondensat dari unit SRMGC
untuk menjadi unit BB distiller. Fasa cair dari akumulator akan dibuang ke parit.
Komposisi produk dari unit BBMGC dapat dilihat pada tabel 15.
Unit BBMGC
Plant Test 2008
No Stream T/D %
1 Feed
Gas 51.8
2 Product
Gas 21.4 41.3
Dip Tops 30.4 58.7
Total 51.8 100.0
Sumber : Pertamina RU III Plaju, 2012
Top product dari kolom ini akan didinginkan dengan 3 kondensor. Produk
ini lalu dihilangkan steam-nya menggunakan 3 ejector yang dipasang seri. Jet
ejector berfungsi untuk memperoleh tekanan vakum pada kolom vakum.
Kondensat keluaran dari kondenser dialirkan menuju distillate drum untuk
dipisahkan gas dan cairnya. Fasa cairnya akan dibuang melalui sewer, sedangkan
fasa gasnya dipanaskan menggunakan heat exchanger untuk menyerap
condensable gas dan akan menjadi produk off-gas dengan rentang karbon C1 – C2
(refinery fuel gas untuk furnace HVU).
2.3.2.3 Riser Fluid Catalytic Cracking Unit (RFCCU)
Unit RFCCU berfungsi untuk memotong – motong fraksi – fraksi berat
dari minyak bumi, sehingga akan dihasilkan fraksi – fraksi minyak bumi yang
memiliki kualitas lebih baik. Feed untuk unit RFCCU berasal dari campuran
antara long residue dari unit CD dan VGO dari unit HVU. Perbandingan antara
long residue : VGO adalah 1 : 4. Temperatur campuran ini sebesar 207°C. Selain
dari HVU, feed VGO dapat diambil dari tangki penyimpan (untuk keadaan
darurat) yang sebelumnya dipanaskan dahulu dengan slurry oil.
Temperatur campuran yang sebesar 207°C tersebut harus dipanaskan
hingga 331°C menggunakan furnace agar dapat dijadikan feed reaktor RFCCU.
Unit RFCCU terdiri unit reaktor-regenerator, fractionators, dan light-ends.
Reaktor – Regenerator
Unit reaktor – regenerator adalah tempat dimana pemotongan fraksi –
fraksi minyak bumi terjadi. Pemotongan tersebut dibantu oleh katalis zeolit. Feed
dengan kapasitas 120.600 kg/hr diinjeksikan ke reactor melalui 6 buah injector.
Feed ini akan direaksikan dengan katalis yang berasal dari regenerator. Reaksi
terjadi pada temperatur 520°C.
Reaktor dan regenerator dihubungkan untuk proses transportasi katalis.
Regenerator mengirimkan katalis agar proses di reaktor berlangsung. Ketika
katalis sudah jenuh, maka spent catalyst diregenerasi di dalam regenerator
dengan cara mengoksidasi coke pada katalis menggunakan udara dari Main Air
Blower (MAB) hingga katalis bersih dari coke. Pemindahan spent catalyst ke
regenerator diatur oleh Spent Slide Valve (SSV). Control Air Blower (CAB)
dengan flow rate 7.000 kg/hr dan tekanan 2,49 kg/cm2g dialirkan untuk
memperlancar aliran spent catalyst Setelah bersih, katalis dimasukkan lagi ke
dalam reaktor.
Primary Fractionator
Primary fractionators akan memisahkan minyak dengan rentang karbon
C1 – C30 sebagai top product dan minyak dengan fraksi yang lebih berat sebagai
bottom product. Top product dari primary fractionators akan menjadi feed
secondary fractionators. Bottom product dari primary fractionators berupa slurry
oil dengan rentang karbon di atas C40 yang akan dipanaskan oleh heat exchanger.
Setelah dipanaskan, sebagian slurry oil akan dikembalikan ke fractionators
sebagai pemanas feed, sedangkan sebagian yang lain akan menjadi produk LSWR.
Side product dari fractionators adalah produk HCO dengan rentang
karbon C31 – C40 yang diambil dari tray no 3 atau 4. Sebagian HCO dikembalikan
sebagai refluks fractionators, sedangkan sebagian HCO yang lain dapat dicampur
dengan slurry oil product dari bottom fractionators untuk menjadi produk LSWR.
Secondary Fractionator
Feed dari secondary fractionators adalah minyak dengan rentang karbon
C1 – C30 yang berasal dari top product primary fractionators. Feed masuk ke
bottom fractionators. Bottom product dari secondary fractionators berupa produk
LCO dengan rentang karbon C21 – C30. Sebagian LCO akan dikembalikan sebagai
refluks primary fractionators, sedangkan sebagian yang lain akan ditampung di
stripper.
Side stream dari secondary fractionators ditarik oleh top pump around
yang keluar dari tray 15 dan 16. Sebagian dari side stream ini akan dijadikan
refluks secondary fractionators, sedangkan sebagian yang lain didinginkan
menggunakan heat exchanger dan dikirim ke sponge absorber sebagai lean oil.
Top product dari secondary fractionators merupakan produk utama dari
unit ini. Produk ini terdiri dari gas dengan rentang karbon C1 - C2 dan gasoline
dengan rentang karbon C3 – C11.
Light-Ends
Unit light-ends berfungsi untuk memisahkan hasil fraksinasi dari
fractionators sehingga didapatkan fraksi minyak bumi yang lebih baik. Produk
dari unit ini adalah fuel gas, catalytic naphta, propane-propylene, dan buthane.
Unit ini diawali oleh compressor 2 tahap yang mendapatkan feed gas dari
secondary fractionator. Kondisi operasi akhir setelah keluar dari kompresor akan
memiliki temperatur 110°C dan tekanan 15 kg/cm2g.
Bagian light-ends ini memiliki 3 kolom, yaitu primary absorber 401,
sponge absorber 402, dan stripper 403. Setelah unit light-ends terdapat 2 kolom
lagi yaitu debuthanizer dan stabilizer. Primary absorber menggunakan naphta
sebagai absorben. Top product dari kolom ini adalah gas dengan fraksi C1 – C4
yang akan menjadi feed sponge absorber. Bottom product dari kolom ini yang
mengandung fraksi lebih berat daripada C4 akan dikembalikan ke 3-phase
separator. Primary absorber memiliki 2 buah pump around sebagai refluks untuk
mengatur temperatur. Pump around pertama akan mengambil produk dari tray 27
dan dikembalikan ke tray 28, sedangkan pump around kedua akan mengambil
produk dari tray 13 dan dikembalikan ke tray 14.
Sponge absorber berfungsi untuk mengolah lebih lanjut top product dari
primary absorber. Sponge absorber menggunakan lean oil (minyak yang kaya
akan fraksi ringan) dari secondary fractionator sebagai absorben. Top product
dari sponge absorber ini akan menjadi produk fuel gas dengan rentang karbon C1
– C2. Bottom product dari sponge absorber ini akan menjadi rich oil (minyak
yang kaya akan fraksi berat) yang dialirkan kembali ke secondary fractionator.
Kolom stripper berfungsi untuk memisahkan minyak dengan rentang
karbon C3 – C11 sebagai bottom product dengan minyak yang memiliki rentang
karbon lebih rendah sebagai top product. Kolom ini beroperasi pada tekanan 12
kg/cm2g dan temperatur 173°C. Bottom product dari kolom ini memiliki
temperatur 122°C dan akan menjadi feed kolom debuthanizer setelah dipanaskan
hingga 126°C, sedangkan top product kolom ini akan dikembalikan ke 3-phase
separator. Stripper memiliki dua buah reboiler pada bagian bottom untuk
menyempurnakan pemisahan. Reboiler dipasang seri untuk memperoleh
temperatur outlet reboiler sebesar 122°C.
Kolom debuthanizer beroperasi pada temperatur 125°C dan tekanan 11
kg/cm2g. Kolom debuthanizer berfungsi memisahkan catalytic naphta yang
memiliki rentang karbon C5 – C11 sebagai bottom product dan minyak dengan
rentang karbon C3 – C4 sebagai top product.
Kolom Stabilizer berfungsi sebagai pemisah antara propane-propylene -
sebagai top product dengan buthane sebagai bottom product. Feed stabilizer
berasal dari top product debuthanizer yang dipanaskan dengan 2 buah heat
exchanger yang dipasang seri hingga temperaturnya 78°C. Feed masuk pada tray
ke 25.
Top product dari stabilizer akan didinginkan menggunakan partial
condenser dan ditampung di akumulator dengan kondisi tekanan 19,6 kg/cm2g
dan temperatur 52 OC. Produk gas dari akumulator ini akan menjadi fuel gas,
sedangkan produk liquidnya yang berupa propane propylene digunakan sebagai
refluks dan feed untuk unit polypropylene. Bottom product dari kolom stabilizer
adalah buthane yang digunakan sebagai refluks kolom dan sebagian yang lain
akan digunakan sebagai campuran produk LPG.
Treated water
2.3.5 Compresor
Compresor merupakan alat yang berfungsi untuk mengkompres udara
tekan, udara instrument dan service air. Pertamina menggunakan empat buah
kompresor yang tekanannya mencapai 9,5 kg/cm2 pada suhu 40oC lalu ditampung
untuk menyerap logam-logam, kecuali O2 dan N2. Media adsorbent berupa
padatan, seperti molecular sieve dan actified alumina.
Spesifikasi udara instrument :
- Bertekanan mantap, bebas debu dan kotoran.
- Kering (dalam dryer) sehingga tidak merusak peralatan.
Udara bertekanan berfungsi untuk membuka dan menutup kerangan dan
untuk flashing.
1.Spent catalyst
Spent catalyst yang menjadi limbah Pertamina RU-III berasal dari katalis
silika alumina dari unit RFCCU dan katalis P2O5 yang berasal dari unit
polimerisasi di gas plant. Kedua katalis ini dapat digolongkan ke dalam limbah
B3 karena kandungan alumunium dan silikat pada katalis di RFCCU dan
kandungan phosphate pada katalis P2O5.
2.Limbah perkantoran
Pertamina RU III Plaju juga menghasilkan limbah – limbah perkantoran
yang dapat digolongkan menjadi limbah B3, contohnya adalah limbah sisa
cartridge printer.
2.4.2 Pengolahan Limbah
Secara umum, sistem pengelolaan limbah yang dilakukan oleh PT.
Pertamina RU III Plaju dapat dilihat pada gambar 8.
Chemical
Neutralizer
ex. Trating BB
Utilitas
Process Water
Sludge Atmosfer
PP
Incenerator
Solid Waste
Burning pit
Blow Down Cooling Tower
UTL PAC River