Disusun oleh:
iii
HALAMAN PENGESAHAN
DI
PUSRI-IIB
Mengetahui, Menyetujui,
Badge Badge
iii
HALAMAN PENGESAHAN
DI
DEPARTEMEN PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI
PUSRI-IIB
PT. PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG
Menyetujui,
Dosen Pembimbing
iii
Laporan Kerja Praktik
Unit Primary Reformer PUSRI II-B
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat
dan hidayah-Nya akhirnya penyusun berkesempatan untuk menyelesaikan laporan
kerja praktik di PT. PUPUK SRIWIDJAJA ini.
Laporan ini disusun berdasarkan orientasi lapangan yang telah kami
laksanakan mulai 07 Juli – 07 Agusutus 2020 di Departemen Perencanaan dan
Pengendalian Produksi. Pada laporan ini berisi bagian-bagian yang telah
dikunjungi dan dipelajari di Unit Operasi Pusri – IIB ditambah dengan tugas
khusus di bagian Urea Pusri – IIB.
Terima kasih kami haturkan kepada PT. PUPUK SRIWIDJAJA yang telah
memberi kesempatan kepada kami untuk melaksanakan kerja praktik, penyusun
telah banyak mendapatkan bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, penyusun mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Ayah dan Ibu tercinta atas dukungan dan doanya.
2. Bapak selaku pembimbingan selama Kerja Praktik.
3. Bapak selaku Supervisor Operasi Bagian Urea Pusri – IIB yang telah
banyak membimbing selama melakukan tinjauan lapangan.
4. Para Operator pabrik Amonia, Urea, dan Utilitas PUSRI II-B yang telah
memberi penjelasan saat tinjauan lapangan.
5. Semua pihak yang tidak bisa penyusun sebutkan satu per satu yang telah
membantu hingga terselesaikannya kerja praktik dan laporan ini.
Penyusun menyadari bahwa ketidaksempurnaan akan ditemui dalam
laporan ini. Oleh karena itu, kritik, dan saran dari para pembaca sangat penyusun
harapkan sebagai upaya peningkatan kualitas dari laporan ini.
Penyusun
viii
Laporan Kerja Praktik
Unit Primary Reformer PUSRI II-B
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................ii
KATA PENGANTAR...........................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................ivii
DAFTAR TABEL...............................................................................................viii
II.3.Tujuan Perusahaan, Visi, Misi, Tata Nilai, dan Makna Logo Perusahaan PT.
Pupuk Sriwidjaja...........................................Error! Bookmark not defined.
viii
Laporan Kerja Praktik
Unit Primary Reformer PUSRI II-B
II.6.2.2 Pembahasan..............................................................................47
III.1 Kesimpulan..................................................................................................50
III.2 Saran............................................................................................................ 50
DAFTAR PUSTAKA
viii
Laporan Kerja Praktik
Unit Primary Reformer PUSRI II-B
DAFTAR GAMBAR
Gambar II.5 Grafik Pengaruh Ekses NH3 dan Temperatur terhadap Tekanan
Kesetimbangan...............................................................................26
viii
Laporan Kerja Praktik
Unit Primary Reformer PUSRI II-B
DAFTAR TABEL
Tabel II.8 Komponen Masuk Reaktor pada Data Aktual tanggal 23 Mei 2020..41
Tabel II.9 Produk Keluaran Reaktor pada Data Aktual tanggal 23 Mei 2020.....42
Tabel II.10 Komponen Masuk Reaktor pada Data Aktual tanggal 25 Juli 2020..42
Tabel II.11 Produk Keluaran Reaktor pada Data Aktual tanggal 25 Juli 2020....43
Tabel II.12 Komponen Masuk Reaktor pada Data Aktual tanggal 21 November
2020....................................................................................................43
Tabel II.13 Produk Keluaran Reaktor pada Data Aktual tanggal 21 November
2020…............................................................…………....................44
Tabel II.14 Rasio NH3/CO2, H2O/CO2, dan Konversi CO2 pada Setiap Data....44
viii
Laporan Kerja Praktik
Unit Primary Reformer PUSRI II-B
BAB I
PROFIL PERUSAHAAN
1
Laporan Kerja Praktik
Unit Primary Reformer PUSRI II-B
Perusahaan Negara, tetapi dengan PP No. 20 tahun 1969 dikembalikan lagi status
hukumnya menjadi Perseroan Terbatas.
Pada tahun 1997, PT. Pupuk Sriwidjaja ditunjuk sebagai induk
perusahaaan yang membawahi empat BUMN yang bergerak di bidang industri
pupuk dan petrokimia, yaitu PT. Petrokimia Gresik, PT. Pupuk Kujang Cikampek,
PT. Pupuk Kaltim dan PT. Pupuk Iskandar Muda serta satu BUMN yang bergerak
dibidang engineering, procurement & construction (EPC), yaitu PT. Rekayasa
Industri. Pada tahun 1998, anak perusahaan PUSRI bertambah satu BUMN lagi,
yaitu PT. Mega Eltra yang bergerak dibidang perdagangan.
Pada tahun 2010 dilakukan pemisahan (Spin Off) dari Perusahaan
Perseroan (Persero) PT. Pupuk Sriwidjaja (Persero) kepada PT. Pupuk Sriwidjaja
Palembang dan pengalihan hak dan kewajiban PT. Pupuk Sriwidjaja (Persero)
kepada PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang sebagaimana tertuang didalam RUPS-
LB tanggal 24 Desember 2010 yang berlaku efektif 1 Januari 2011.
Sejak tanggal 18 April 2012, Menteri BUMN Dahlan Iskan meresmikan
PT. Pupuk Indonesia Holding Company (PIHC) sebagai nama induk perusahaan
pupuk yang baru, menggantikan nama PT. Pupuk Sriwidjaja (Persero). Hingga
kini PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang tetap menggunakan brand dan merk dagang
PT. Pupuk Sriwidjaja. Program yang dilakukan PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang
telah dapat membuahkan hasil dengan meningkatkan jumlah produksi amoniak
dan urea dengan mengurangi konsumsi energi yang dibutuhkan. Dengan
keberadaan empat pabrik yang dimiliki saat ini, PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang
telah menjadi produsen pupuk urea terbesar di Indonesia.
Pabrik pertama yang didirikan PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang adalah
PUSRI I diresmikan pada tanggal 4 November 1969 dengan kapasitas terpasang
sebesar 180 ton amoniak/hari dan 300 ton urea/hari. Produksi perdana PUSRI I
pada tanggal 16 Oktober 1963. Pada tahun 1965, direncanakan perluasan pabrik
PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang melalui penandatanganan perjanjian kerjasama
antara Departemen Perindustrian dan Perusahaan Toyo Engineering Corp dari
Jepang. Namun rencana tersebut menemui kegagalan akibat terjadinya
2
Laporan Kerja Praktik
Unit Primary Reformer PUSRI II-B
3
Laporan Kerja Praktik
Unit Primary Reformer PUSRI II-B
dimiliki PT. PUSRI Palembang adalah sebesar 4542 MTPD amoniak dan 6900
MTPD urea.
Tahun 2012, untuk menggantikan PUSRI II yang sudah berumur 40 tahun
dan dinilai tidak efisien dalam pemakaian bahan bakar, maka pada tanggal 31
Januari 2012 dimulai pra kualifikasi lelang pembangunan pabrik PUSRI II-B .
pembangunan PUSRI II-B dibuka pada tanggal 7 Februari 2013 dengan masa
pembangunan 34 bulan.
Pabrik PUSRI II-B menggunakan teknologi KBR Purifier Tekcnology
untuk amoniak dan teknologi Advanced Cost and Energy Savings (ACES) milik
Toyo Engineering sebagai co-lisensi untuk unit urea. Pabrik PUSRI II-B dengan
teknologi terbaru yang ramah lingkungan juga hemat bahan baku gas yaitu dengan
rasio pemakaian gas perton produk 31,49 MMBTU/Ton amonia dan 21,18
MMBTU/Ton urea. Sehingga akan mengemat pemakaian gas sebesar 14,87
MMBTU/Ton urea dengan kapasitas terpasang 660 ribu ton amonia per tahun dan
907 ribu ton urea per tahun sehingga menambah produksi PT. PUSRI menjadi 2,6
juta ton per tahun.
4
Laporan Kerja Praktik
Unit Primary Reformer PUSRI II-B
Visi:
Misi:
Tata Nilai:
Makna Perusahaan:
5
Laporan Kerja Praktik
Unit Primary Reformer PUSRI II-B
(AS)
Kellog Advance
Amoniak: PT. Rekaysa
PUSRI Process for Cost and
1995 446.000 Industri
I-B Enegy Saving. ACES
Urea: 570.000 (Indonesia)
of Toyo Engineering
KBR Purifier
Amoniak: PT. Rekaysa
PUSRI Technology and
2016 660.000 Industri
II-B Energy Saving. ACES
Urea: 907.000 (Indonesia)
of Toyo Engineering
6
Laporan Kerja Praktik
Unit Primary Reformer PUSRI II-B
7
Laporan Kerja Praktik
Unit Primary Reformer PUSRI II-B
Sebagai perwujudan tata kelola perusahaan yang baik, maka bentuk akuntabilitas
Pemegang Saham dijabarkan lebih lanjut sebagai berikut:
8
Laporan Kerja Praktik
Unit Primary Reformer PUSRI II-B
RUPS Tahunan
RUPS Tahunan adalah Rapat Umum Pemegang Saham yang diselenggarakan
setiap tahun untuk membahas Laporan Tahunan dan Perhitungan Tahunan
maupun Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan.
RUPS Luar Biasa dapat diadakan setiap saat, jika dianggap perlu oleh
Direksi dan atau Komisaris dan atau Pemegang Saham.
RUPS Luar Biasa dapat diselenggarakan atas permintaan tertulis
Pemegang Saham dengan mencantumkan hal-hal yang hendak
dibicarakan.
Direksi dan atau Komisaris diwajibkan menyelenggarakan Rapat
Umum Pemegang Saham Luar Biasa
9
Laporan Kerja Praktik
Unit Primary Reformer PUSRI II-B
Dinamika yang terjadi dan putusan yang diambil dalam Rapat Umum
Pemegang Saham dibuatkan notulen serta risalahnya yang
ditandatangani oleh Pemegang Saham.
Penandatangan risalah rapat tidak perlu dilakukan apabila risalah rapat
tersebut dibuat dengan Berita Acara Notaris.
Komisaris
1. Peran Komisaris
Komisaris akan menjalankan fungsinya untuk melakukan pengawasan dan
memberikan nasehat kepada Direksi demi kepentingan Perusahaan dan Pemegang
Saham khususnya serta pihak yang berkepentingan pada umumnya. Hal tersebut
untuk memastikan Perusahaan dikelola oleh Direksi sedemikian rupa sesuai
dengan harapan Pemegang Saham. Hal ini merupakan peran dengan akuntabilitas
yang bersifat aktif bagi Komisaris.
10
Laporan Kerja Praktik
Unit Primary Reformer PUSRI II-B
11
Laporan Kerja Praktik
Unit Primary Reformer PUSRI II-B
12
Laporan Kerja Praktik
Unit Primary Reformer PUSRI II-B
13
Laporan Kerja Praktik
Unit Primary Reformer PUSRI II-B
Dalam setiap pertemuan apa pun, informasi dan data yang penting untuk
pemahaman Komisaris akan diberikan secara tertulis sebelum pertemuan untuk
menjamin tersedianya waktu bagi Komisaris dalam memahami permasalahan
yang akan dibahas. Bila perlu, Direksi akan membuat ringkasan bahan tersebut
sepanjang tidak mengurangi esensi informasi yang dapat mempengaruhi
pengambilan keputusan.
Komite Audit
Keanggotaan Komite Audit:
14
Laporan Kerja Praktik
Unit Primary Reformer PUSRI II-B
15
Laporan Kerja Praktik
Unit Primary Reformer PUSRI II-B
Anggota Komite diangkat dan diberhentikan oleh Dewan Komisaris atas beban
perusahaan.
Direksi
Direksi adalah Organ Perusahaan yang bertanggungjawab penuh atas pengelolaan
Perusahaan, secara sehat dan ber-etika sesuai dengan ketentuan / peraturan yang
berlaku untuk kepentingan dan tujuan Perusahaan serta mewakili perusahaan baik
di dalam maupun di luar pengadilan sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar.
Direksi secara tepat waktu dan teratur melaporkan kepada Pemegang Saham
secara lengkap dan jujur semua fakta material berkenaan dengan urusan
perusahaan, kecuali apabila pengungkapan tersebut justru akan merugikan
kepentingan perusahaan secara keseluruhan.
16
Laporan Kerja Praktik
Unit Primary Reformer PUSRI II-B
17
Laporan Kerja Praktik
Unit Primary Reformer PUSRI II-B
Dalam setiap rapat akan dibuat notulen rapat yang mampu menggambarkan situasi
yang berkembang, proses pengambilan keputusan, argumentasi yang
dikemukakan, kesimpulan yang diambil serta pernyataan berkeberatan (dissenting
opionion) terhadap kesimpulan rapat apabila tidak terjadi kebulatan pendapat.
Dalam kondisi tertentu PT. Pusri Palembang akan memperbolehkan bagi Direksi
untuk mendapat saran profesional atas beban perusahaan. Hal ini tidak berlaku
apabila Direksi yang bersangkutan mempunyai benturan kepentingan. Penerapan
kebijakan ini atas persetujuan Komisaris.
5. Kinerja Direksi
RUPS PT. Pusri Palembang menetapkan kriteria evaluasi kinerja Direksi dan
anggota Direksi yang didasarkan pada target kinerja dalam kontrak manajemen
serta komitmennya di dalam memenuhi arahan Pemegang Saham. Kontrak
manajemen ditandatangani oleh Direksi yang bersangkutan pada saat
pengangkatan dan diperbaiki setiap tahunnya. Kinerja Direksi akan dievaluasi
setiap tahun oleh Pemegang Saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham
(RUPS) berdasarkan kriteria evaluasi kinerja yang telah ditetapkan.
Kriteria evaluasi formal bagi anggota Direksi disampaikan secara terbuka kepada
Direksi sejak pengangkatannya. Kriteria evaluasi bagi anggota Direksi mencakup
target kinerja yang telah ditetapkan, kehadiran dalam rapat-rapat, kontribusi dalam
pengambilan keputusan, keterlibatan dalam penugasan tertentu serta komitmen
dalam memajukan kepentingan perusahaan.
18
Laporan Kerja Praktik
Unit Primary Reformer PUSRI II-B
Sekretaris Perusahaan
Perusahaan menyadari sepenuhnya mengenai pentingnya peranan Sekretaris
Perusahaan dalam memperlancar hubungan antar Organ Utama Perusahaan
(RUPS, Komisaris, Direksi) dalam hubungan antar perusahaan dengan
stakeholders. Secara struktural, Sekretaris Perusahaan bertanggungjawab kepada
Direktur Utama dan memiliki kewenangan yang cukup untuk melaksanakan
tugasnya.
Sekretaris Perusahaan akan mengikuti perkembangan peraturan-peraturan yang
berlaku dan memastikan perusahaan memenuhi peraturan tersebut. Sekretaris
Perusahaan akan memberikan informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan
tugasnya kepada Direksi secara berkala dan kepada Komisaris apabila diminta
oleh Komisaris.
Dalam pelaksanaan tugasnya ada 4 (empat) fungsi utama yang dilaksanakan oleh
Sekretaris Perusahaan. Keempat fungsi utama tersebut adalah :
19
Laporan Kerja Praktik
Unit Primary Reformer PUSRI II-B
SPI wajib memiliki Internal Audit Charter / Piagam Audit Intern untuk
mendukung pelaksanaan tugas dan fungsinya, yang ditandatangani oleh Direktur
Utama.
Auditor Ekternal
Auditor Eksternal merupakan auditor yang ditunjuk oleh RUPS untuk menyatakan
opini atas laporan keuangan yang disusun manajemen, apakah laporan keuangan
telah disajikan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku.
20
Laporan Kerja Praktik
Unit Primary Reformer PUSRI II-B
External Governance
Perusahaan dalam menjalankan usahanya sangat dipengaruhi oleh berbagai aturan
yang mendasari pembentukannya maupun aturan dan pemerintah selaku regulator,
yang secara tidak langsung akan mempengaruhi pencapaian kinerjanya.
21
Laporan Kerja Praktik
Unit Primary Reformer PUSRI II-B
(http://www.pusri.co.id/ina/laporan-laporan-tahunan/)
a. Produksi Amonia
Diagram Proses Pembuatan Amonia:
Secara garis besar proses produksi amonia dibagi menjadi 4 unit, dengan
urutan sebagai berikut:
22
Laporan Kerja Praktik
Unit Primary Reformer PUSRI II-B
23
Laporan Kerja Praktik
Unit Primary Reformer PUSRI II-B
Urea dibuat dengan bahan baku gas CO2 dan liquid NH3 yang di-supply
dari Pabrik Amonia. Proses pembuatan Urea tersebut dibagi menjadi 6
unit, yaitu:
1. Unit Sintesa
Unit ini merupakan bagian terpenting dari pabrik urea, untuk
mensintesa urea dengan mereaksikan liquid NH3 dan gas CO2 di
24
Laporan Kerja Praktik
Unit Primary Reformer PUSRI II-B
dalam urea reaktor dan ke dalam reaktor ini dimasukkan juga larutan
recycle karbamat yang berasal dari bagian recovery.
Tekanan operasi di unit sintesa adalah 175 kg/cm2 G. Hasil
sintesa urea dikirim ke bagian purifikasi untuk dipisahkan ammonium
karbamat dan kelebihan ammonianya setelah dilakukan stripping oleh
CO2.
2. Unit Purifikasi
Ammonium karbamat yang tidak terkonversi dan kelebihan
amonia di unit sintesa diuraikan dan dipisahkan dengan cara
penurunan tekanan dan pemanasan dengan dua step penurunan
tekanan, yaitu pada 17 kg/cm2 G dan 22,2 kg/cm2 G. Hasil peruraian
yang berupa gas CO2 dan NH3 dikirim ke bagian recovery, sedangkan
larutan ureanya dikirim ke bagian kristaliser.
3. Unit Kristaliser
Larutan urea dari unit purifikasi dikristalkan di bagian ini secara
vakum. Kemudian kristal ureanya dipisahkan di centrifuge. Panas
yang diperlukan untuk menguapkan air diambil dari panas sensibel
larutan urea, panas kristalisasi urea, dan panas yang diambil dari
sirkulasi Urea Slurry ke HP Absorber dari recovery.
4. Prilling Unit
Kristal urea keluaran centrifuge dikeringkan sampai menjadi
99,8% berat dengan udara panas, kemudian dikirimkan ke bagian atas
Prilling Tower untuk dilelehkan dan didistribusikan merata ke seluruh
distributor. Dari distributor kristal urea dijatuhkan ke bawah sambil
didinginkan oleh udara dari bawah dan menghasilkan produk urea
butiran (prill). Produk urea dikirim ke bulk storage dengan belt
conveyor.
5. Recovery Unit
Gas amonia dan gas CO2 yang dipisahkan di bagian purifikasi
diambil kembali melalui 2 step absorbsi dengan menggunakan mother
25
Laporan Kerja Praktik
Unit Primary Reformer PUSRI II-B
26
Laporan Kerja Praktik
Unit Primary Reformer PUSRI II-B
Manfaat:
1. Pertumbuhan akar, batang dan daun tanaman menjadi optimal (tanaman
akan lebih cepat tinggi, jumlah anakan banyak & memiliki cabang yang
banyak).
2. Membuat daun tanaman menjadi hijau segar serta memperkuat akar dan
batang tanaman.
3. Meningkatkan aktivitas organisme dalam tanah penyebab kesuburan.
4. Menambah kandungan protein dalam tanaman.
5. Digunakan untuk semua jenis tanaman baik tanaman pangan,
hortikultura & Perkebunan.
c. Pupuk NPK
Spesifikasi/Formula:
- 15 : 15 : 15
- 12 : 12 : 17 : 2
- 13 : 6 : 27 : 4 + 0,6B
Standard : SNI No. 2803 : 2012
Manfaat:
1. Pertumbuhan akar, batang dan daun tanaman menjadi optimal (tanaman
akan lebih cepat tinggi, jumlah anakan banyak & memiliki cabang yang
banyak)
2. Membuat daun tanaman menjadi hijau segar serta memperkuat akar dan
batang tanaman.
3. Meningkatkan aktivitas organisme dalam tanah penyebab kesuburan.
4. Menambah kandungan protein dalam tanaman
5. Digunakan untuk semua jenis tanaman baik tanaman pangan,
hortikultura dan Perkebunan.
d. Bioripah
Pupuk yang dilengkapi dengan mikroorganisme bermanfaat untuk tanah.
Penambahan Bioripah ke dalam tanah mampu menyediakan unsur hara
kedalam tanah sehingga dapat diserap oleh tanaman. Bioripah juga
27
Laporan Kerja Praktik
Unit Primary Reformer PUSRI II-B
Manfaat:
- Meningkatkan ketersediaan Nitrogen, fosfor dan kalium dalam
tanah
- Mengandung hormon pertumbuhan tanaman.
e. Nutremag
Pupuk hara mikro untuk melengkapi kandungan unsur mikro yang
umumnya sedikit tersedia di dalam tanah. Mengandung unsur mikro yang
sangat dibutuhkan oleh tanaman sehingga walaupun digunakan dalam
dosis yang rendah, mampu meningkatkan produktivitas tanaman. Cocok
untuk digunakan di tanah masam.
Spesifikasi:
Komposisi : Zinc, Boron, Cooper dan Manganese
Bentuk : Granul
Manfaat:
Merangsang pembentukan titik tumbuh, serbuk sari, bunga dan akar
Sebagai aktivator dan katalisator berbagai macam enzim.
( http://www.pusri.co.id )
28
Laporan Kerja Praktik
Unit Primary Reformer PUSRI II-B
BAB II
PROSES PRODUKSI AMONIA PUSRI II-B
29
Laporan Kerja Praktik
Unit Primary Reformer PUSRI II-B
30
Laporan Kerja Praktik
Unit Primary Reformer PUSRI II-B
bisa menghambat penyerapan sulfur pada zinc oxide yang bereaksi dengan
zinc oxide membentuk hidrat atau karbonat. Pada kondisi operasi yang
ditentukan, reaksi yang merugikan tersebut tidak akan terjadi.
Katalis Desulfurizer butuh pada kondisi sulfide untuk aktif sebagai
katalis untuk hidrogenasi sulfur organik. Selama operasi normal dengan
adanya sulfur di gas alam, katalis Desulfurizer akan tetap pada kondisi
sulfide. Namun jika kondisi tak terduga, gas alam disuplai benar-benar
bebas dari sulfur dalam jangka waktu yang lama, H2 perlu dikurangi atau
dihentikan untuk menghindari reduksi katalis Desulfurizer unsulfide yang
dapat merusak katalis.
Selama start up awal, akan ada periode waktu sampai Methanator
online, dimana tidak ada hidrogen tersedia. Selama periode ini, hidrogen
dapat bersumber dari OSBL untuk memenuhi kebutuhan hidrogen di
reaktor Desulfurizer. Setelah pabrik menghasilkan hidrogen dari
Reforming/Shift Section, gas yang mengandung hidrogen ini didinginkan
di HE downstream reformer, dan hidrogen dapat diambil dari outlet
Methanator Separator (144-D). Hidrogen impor dapat dihentikan setelah
hidrogen yang diproduksi di 101-B cukup. H2 sangat penting dialirkan ke
Desulfurizer jika gas alam mengandung sulfur organik.
c. Primary Reformer
Gas alam yang sudah didesulfurisasi dicampur dengan proses
steam dari proses condensate stripper (130-D) untuk memberikan rasio
molar Steam terhadap Carbon (S/C) sebesar 2,7 : 1. Flow gas dikontrol
oleh rasio terhadap flow steam proses. Fitur ini melindungi katalis
reformer jika terjadi kehilangan steam proses. Mixed feed gas dipanaskan
dalam mixed feed coil yang terletak di convection section (101-B). Feed
gas yang sudah panas didistribusikan ke tube katalis (101-B). Tube high-
alloy ini dipasang di radiant section (101-B) dan diisi dengan katalis
berbasis nikel. Mixed feed gas mengalir ke bawah melalui katalis reformer,
terjadi reaksi steam reforming dan reaksi water gas shift membentuk
31
Laporan Kerja Praktik
Unit Primary Reformer PUSRI II-B
Hidrogen, CO dan CO2. Temperatur inlet 101-B adalah 488oC dan tekanan
inlet 44,2 kg/cm2(G).
Reaksi steam reforming mengkonversi hidrokarbon dalam gas
alam menjadi hidrogen dan karbon monoksida:
CnHm + nH2O + heat nCO + (2n + m)/2 H2
Reaksi: CH4 + H2O + heat CO + 3H2
CO + H2O CO2 + H2 + heat
Reaksi steam reforming untuk hidrokarbon berat selesai, tetapi steam
reforming metana dan reaksi shift air dibatasi oleh kesetimbangan kimia.
Secara keseluruhan, kombinasi reaksi yang terjadi di 101-B adalah sangat
endotermis. Panas reaksi disuplai oleh fuel gas yang dibakar melalui
burner, terletak di top section 101-B, dan dipasang di antara deretan tube
katalis. Burner beroperasi dengan mode pembakaran ke bawah (top firing).
Hal ini mengakibatkan flux panas tertinggi ada di bagian atas tube, di
mana temperatur gas proses paling rendah dan sebagian besar reaksi
endotermis berlangsung. Mode ini menghasilkan temperatur dinding relatif
merata sepanjang tube katalis. Kondisi keluaran reformer 722 °C dan 40,5
kg/cm2(G). Outlet gas dari 101-B mengandung 28,50 %-mol CH 4 yang
tidak bereaksi. Karena temperatur yang relatif rendah di radiant section,
sehingga tube tidak mudah retak dan lebih handal serta pengoperasian
yang lebih fleksibel dan berumur lebih lama. Temperatur maksimum
dinding tube adalah 864 oC.
101-B dirancang untuk mendapatkan efisiensi termal maksimum.
Panas dari flue gas dimanfaatkan di bagian convection section untuk:
o Preheating mixed feed untuk Primary Reformer 101-BCX (feed
gas dan steam proses).
o Preheating Udara Proses 101-BCA2 dan 101-BCA1 (hot dan cold
coil)
o Superheating steam HP 101-BCS2 dan 101-BCS1 (hot dan cold
coil)
32
Laporan Kerja Praktik
Unit Primary Reformer PUSRI II-B
33
Laporan Kerja Praktik
Unit Primary Reformer PUSRI II-B
34
Laporan Kerja Praktik
Unit Primary Reformer PUSRI II-B
35
Laporan Kerja Praktik
Unit Primary Reformer PUSRI II-B
katalis saat rasio steam terhadap gas rendah. Temperatur operasi pada
EOR (end of run) adalah 371°C pada inlet HTS. Sekitar 70% dari karbon
monoksida outlet Secondary Reformer 103-D, dikonversi menjadi CO 2 di
104-D1. Kandungan karbon monoksida outlet 104-D1 adalah sekitar 3,41
%-mol basis kering.
Gas outlet 104-D1 didinginkan dengan memanaskan BFW dan
menghasilkan steam HP di HTS Effluent/BFW Preheater dan Steam
Generator 103-C1/C2. Line bypass dipasang di 103-C2 sisi BFW untuk
mengontrol temperatur inlet LTS.
Reaksi shift hampir sempurna di LTS Converter 104-D2A/B.
Temperatur yang lebih rendah memberikan konversi keseimbangan karbon
monoksida yang lebih tinggi. 104-D2A/B mengandung katalis
Copper/Zinc, yang lebih mahal daripada katalis 104-D1, dan juga lebih
sensitif terhadap kotoran seperti sulfur dalam gas proses. Temperatur inlet
pada saat EOR 104-D2A/B adalah sekitar 205°C. Outlet dari 104-D2A/B
mengandung karbon monoksida sisa sekitar 0.31%-mol basis kering.
Pressure drop sepanjang HTS dan LTS adalah 0.26 kg/cm2 dan 0,41
kg/cm2.
Panas direcover dari gas outlet LTS menggunakan tiga HE :
- LTS Effluent /BFW Preheater 131-C
- CO2 Stripper reboiler 105-C
- LTS Effluent/DM water Exchanger 106-C
Air yang terkondensasi dari effluent LTS dipisahkan dalam Raw Gas
Separator (142-D1). Kondensat ini dipompakan oleh pompa Kondensat
Proses 121-J/JA ke Proses Condensate Stripper 130-D. Temperatur di
142-D1 dikontrol untuk menjaga keseimbangan air di downstream sistem
CO2 removal. Temperatur yang lebih tinggi di 142-D1 akan meningkatkan
jumlah uap air yang masuk sistem CO2 removal. Proses gas dari 142-D1
mengalir ke Absorber CO2 121-D dalam sistem CO2 removal.
36
Laporan Kerja Praktik
Unit Primary Reformer PUSRI II-B
37
Laporan Kerja Praktik
Unit Primary Reformer PUSRI II-B
38
Laporan Kerja Praktik
Unit Primary Reformer PUSRI II-B
39
Laporan Kerja Praktik
Unit Primary Reformer PUSRI II-B
40
Laporan Kerja Praktik
Unit Primary Reformer PUSRI II-B
41
Laporan Kerja Praktik
Unit Primary Reformer PUSRI II-B
h. Metanasi
Gas proses dari 142-D2 dipanaskan dari 50 oC sampai 316 oC di
Methanator Feed/Effluent Exchanger (114-C) dan di Methanator Start up
Heater (172-C). Pemanas di 172-C menggunakan steam HP jenuh. Line
bypass gas dipasang di 114-C untuk mengontrol temperatur inlet
Methanator 106-D. Gas kemudian mengalir melalui 106-D, dimana oksida
karbon yang masih tersisa bereaksi dengan hidrogen di katalis nikel untuk
membentuk metana dan air:
CO2 + 4H2 CH4 + 2 H2O
CO + 3H2 CH4 + H2O
Reaksi Metanasi sangat eksotermis dan berpotensi menyebabkan
overheating di 106-D. Hal ini bisa terjadi jika terjadi upset di LTS atau
sistem CO2 removal, yang menyebabkan CO2 atau CO lolos ke 106-D.
Sistem shutdown otomatis (interlock system) dipasang untuk mencegah
overheating. Hal ini akan dijelaskan lebih detail dalam filosofi operasi.
Reaksi eksotermis metanasi menyebabkan kenaikan temperatur di
106-D. Sebagai perkiraan kasar, setiap kenaikan 1% konsentrasi CO dalam
gas proses dapat menghasilkan kenaikan temperatur sebesar 74 oC,
42
Laporan Kerja Praktik
Unit Primary Reformer PUSRI II-B
i. Drying
Dalam persiapan untuk drying, gas outlet 106-D didinginkan
terlebih dahulu dengan bertukar panas di Methanator Feed/Effluent
Exchanger (114-C). Kemudian didinginkan lagi oleh CW di Methanator
effluent Cooler (115-C) sampai 38 °C, Setelah itu gas digabungkan dengan
purge gas dari Amonia Scrubber (124-D) (untuk kasus 2160 MTPD) dan
o
selanjutnya didinginkan sampai 4 C oleh refrigerant amonia di
Methanator effluent Chiller 130-C1/C2.
Chiller 130-C1/C2 menggunakan pool amonia cair mendidih pada
15,3 °C/ 1,1 °C. Amonia cair ke 130-C1 disuplai dari 149-D melalui level
control valve. Shell kompartemen vapor 130-C1 terhubung dengan
kompartemen 120-CF4. Vapour dari 130-C2 terhubung dengan 120-CF3
melalui pressure control valve untuk memastikan bahwa temperatur gas
outlet 130-C selalu terjaga di atas temperatur titik beku air. Kondensat dari
130-C dipisahkan dari gas proses di Methanator effluent Separator (144-
D) dan dipompa oleh pompa kondensat 122-J/JA ke Raw Gas Sepatator
(142-D1).
43
Laporan Kerja Praktik
Unit Primary Reformer PUSRI II-B
44
Laporan Kerja Praktik
Unit Primary Reformer PUSRI II-B
45
Laporan Kerja Praktik
Unit Primary Reformer PUSRI II-B
46
Laporan Kerja Praktik
Unit Primary Reformer PUSRI II-B
47
Laporan Kerja Praktik
Unit Primary Reformer PUSRI II-B
line dari 132-C ke 137-D. Dari sini, nitrogen dapat dialirkan mundur ke
belakang melalui line feed 132-C (dengan 131-JX terbypass dan valve
outlet terbuka), selanjutnya melalui line syn gas 137-D, 132-C, dan
dialirkan lagi melalui line waste gas 137-D, 134-C, 132-C. Kemudian
nitrogen dibuang melalui vent ke atmosfer.
k. Kompresi Syn Gas
Make-up Syngas yang sudah dimurnikan, dikompresi di kompresor
syngas 103-J, yang merupakan kompresor sentrifugal dua-casing. Pada
casing pertama, gas dikompresi dari 32,5 ke 83,3 kg/cm2A. Gas kemudian
mengalir ke Intercooler tingkat 1 116-C, yang didinginkan dengan CW.
Pada casing kedua, gas kemudian dikompresi menjadi 157,9 kg/cm 2A. Gas
recycle dari sintesis loop ditambahkan ke syngas make-up sebelum rotor
terakhir casing kedua, pada tekanan 150,1 kg/cm2A.
Speed kompresor syngas dikontrol untuk menjaga tekanan suction
tingkat 1. Kickback dipasang dari discharge 116-C ke suction 103-J, untuk
memproteksi stage 1 dari surging. Gas recycle, pada temperatur 32 °C,
digunakan untuk anti-surge pada stage 2. Sintesis loop itu sendiri
bertindak sebagai proteksi anti-surge untuk rotor recycle.
103-J digerakkan oleh Turbin Steam 103-JT yang menggunakan
Steam HP yang dihasilkan di pabrik amoniak. Sebagian steam diekstraksi
menjadi steam MP, dan sisanya dikondensasi.
l. Sintesis Amonia
Sintesis Loop terdiri dari Amonia Converter Feed/Effluent
Exchanger (121-C), Amonia Syntesis Converter (105-D), Amonia
Converter Effluent/BFW Preheater dan Steam Generator 123-C1/C2,
Amonia Converter Effluent Cooler 124-C1/C2, Ammonia Unitized chiller
120-C Ammonia Separator 146-D dan Syntesis gas Compressor 103-J.
Umpan converter dipanaskan di 121-C sampai temperatur 175,6
o
C. Gas yang sudah dipanaskan dialirkan ke 105-D. Konsentrasi inlet
amonia desain ke 105-D = 1.79 %- mol.
48
Laporan Kerja Praktik
Unit Primary Reformer PUSRI II-B
49
Laporan Kerja Praktik
Unit Primary Reformer PUSRI II-B
Berikut ini adalah perkiraan temperatur inlet dan outlet gas setiap
bed, pada EOR, temperatur optimum aktual, umumnya lebih rendah dari
EOR, akan ditentukan dalam operasi setelah commissioning untuk
memaksimalkan konversi amonia per bed:
Temperatur Inlet Temperatur Outlet Konsentrasi NH3 Outlet
EOR Operasi o o
C C % mol
Bed-1 380 527 10.89
Bed-2 400 478 16.25
Bed-3 A/B 391 446 20.31
Katalis converter amoniak yang baru, harus direduksi terlebih dahulu.
Reduksi dilakukan dengan menggunakan syngas front end. Syngas
disirkulasikan ke sintesis loop oleh 103-J dan dipanaskan di Startup Heater
(102-B). Pembakaran di 102-B menggunakan fuel gas alam.
Kondisi di 105-D dikontrol dengan hati-hati untuk mendapatkan
rate reduksi katalis yang tepat. Bed katalis tereduksi secara berurutan.
Proses reduksi menghasilkan air, yang dipisahkan dalam 146-D. Untuk
mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk reduksi katalis, bed pertama
biasanya diisi dengan katalis pre-reduced. 102-B juga digunakan selama
start-up, untuk memanaskan katalis di 105-D sampai tercapai temperatur
di mana reaksi sintesis terjadi dengan sendirinya. Reduksi katalis
dilakukan dengan mengikuti kriteria pemanasan yang disediakan oleh
vendor katalis. Kandungan air dalam gas yang melewati katalis sama
seperti kenaikan temperatur dikontrol sampai katalis aktif sepenuhhnya.
Outlet converter didinginkan terlebih dahulu di Ammonia
Converter Effluent/BFW Preheater and steam generator 123-C1/C2 dan
menghasilkan steam HP. HE ini didesain khusus oleh KBR dan bundel
tube berupa U-tube. BFW/steam berada di sisi tube. Pendinginan lebih
lanjut berlangsung di Ammonia Converter Feed/Effluent Exchanger 121-C
dan kemudian didinginkan menggunakan cooling water di 124-C1/C2.
Karena konversi reaksi yang tinggi terjadi di 105-D, maka titik embun
50
Laporan Kerja Praktik
Unit Primary Reformer PUSRI II-B
outlet converter lebih tinggi beberapa derajat dari temperatur outlet 124-
C1/2. Hal ini akan menghemat beban di sistem refrigerasi selanjutnya.
Outlet converter selanjutnya didinginkan dan dikondensasikan di
Ammonia Unitized Chiller 120-C. HE ini mendinginkan outlet converter
dengan bertukar panas dengan gas recylce yang kembali dari Ammonia
146-D, dan dengan titik didih amoniak cair pada empat temperatur yang
berbeda (14,6 °C, -4.5 °C, -18.5 °C dan -33,3 °C). Integrasi desain chiller
ini menggantikan empat chiller terpisah, HE gas dingin, empat KO drum
refrigerant dan pipa interkoneksi. Banyaknya las-lasan, koneksi
instrumentasi dll, menjadi potensi sumber kebocoran. Dengan
penyederhanaan ini potensi kebocoran tersebut dapat dikurangi.
Disamping itu operator bisa lebih mudah mengamati dan menjaga kondisi
operasi.
Secara mekanikal, 120-C terdiri dari beberapa tube konsentris, di
mana amoniak mendidih mengalir melalui kompartemen. Syngas recycle
dari 146-D melewati tube sisi dalam secara counter current dengan
effluent gas outlet converter yang mengalir di anulus antar tube. Jadi, gas
outlet converter didinginkan dari luar dengan menggunakan refrigeran
amoniak dan dari dalam dengan gas recycle dingin.
Outlet converter didinginkan sampai temperatur -17,8 °C. Amonia
yang terkondensasi dipisahkan di 146-D dan dikirim ke Ammonia
Letdown Drum (147-D), yang beroperasi pada tekanan 19 kg/cm 2A. Di
147-D, syngas yang terlarut dalam amoniak terlepas. Gas yang terlepas
dikirim ke LP Ammonia Scrubber (123-D).
Amonia cair dari bottom 147-D dikirim ke Ammonia Refrigerant
Receiver (149-D), kemudian ke kompartemen 4 120-CF4 dan
kompartemen 1 120-CF1 Unitized Chiller sebelum ditransfer ke tangki
Storage Amonia. Amonia panas dari 149-D langsung ditransfer ke pabrik
Urea menggunakan 113-J/JA. Sejumlah kecil amoniak selalu dialirkan ke
top bed 149-D untuk keperluan penyerapan amonia.
51
Laporan Kerja Praktik
Unit Primary Reformer PUSRI II-B
52
Laporan Kerja Praktik
Unit Primary Reformer PUSRI II-B
sebagai produk amonia panas dan 405 MTPD sebagai produk amonia
dingin. Refrigerant dan vapor amonia yang dikembalikan 130-C
terintegrasi dengan kompartemen panas dari 120-C, seperti yang telah
dijelaskan sebelumnya.
Vapor amonia dari keempat kompartemen 120-C, dan dari storage
amonia ditarik oleh Amonia Refrigeration Compressor 105-J. 105-J
mempunyai kickback untuk mencegah surging. Vapor amonia dikompresi
ke tekanan 16,2 kg/cm2A, tekanan ini cukup untuk memungkinkan
terjadinya kondensasi dengan cooling water.
105-J merupakan kompresor sentrifugal yang terdiri dari empat
casing dan digerakkan oleh turbin steam 105-JT menggunakan steam HP
dan outlet turbin ke header steam MP. Amonia yang sudah dikompresi
dikondensasikan di Refrigerant Kondensor 127-C, dan mengalir ke
Refrigerant Receiver 149-D. Dari sini, amonia dapat dikirim sebagai
produk amonia panas menggunakan Warm Amonia Produk Pump 113-
J/JA. Produk amonia panas dialirkan ke pabrik urea. Sejumlah kecil
amonia digunakan sebagai refluks di sistem recovery amonia.
Pompa injeksi amonia 120-J disediakan untuk digunakan selama
reduksi katalis converter amonia. Pompa digunakan pada saat awal
menginjeksikan amonia ke gas proses untuk menghindari pembekuan air
dalam amonia pada tahap awal reduksi katalis.
Amonia dari Ammonia Letdown Drum 147-D masuk ke 120-CF4
dan 149-D seperti dijelaskan di atas. Tergantung pada mode produksi,
dingin atau panas, amonia cair dari 147-D dialirkan ke salah satu dari 120-
CF1 atau 120-CF4. Refrigerant amonia cair secara berurutan mengalir dari
kompartemen bertekanan lebih tinggi ke tekanan yang lebih rendah
melalui level control untuk mencapai duty refrigerasi.
n. Sistem Recovery Purge Gas (Kasus 2160 MTPD)
Seperti dijelaskan di atas, purge gas dari sintesis loop dikirim ke
Ammonia Scrubber (124-D), yang memiliki dua packing bed. Di 124-D,
53
Laporan Kerja Praktik
Unit Primary Reformer PUSRI II-B
purge gas di-scrub dengan air untuk merecover amonia sebagai larutan
aqua amonia. Demikian pula dengan flash gas dan gas inert digabungkan
dan di-scrub di 123-D, aqua amonia outlet digabungkan dengan larutan
outlet dari 124-D dengan menggunakan Pump 160-J/JA.
Larutan aqua-amonia dipanaskan di Ammonia Distillation Column
Feed/Effluent Exchanger (161-C), dan kemudian diumpankan ke
Ammonia Distillation Column (125-D). 125-D memiliki dua packed bed
di stripping section, dan satu packed bed rectifying section. Di 125-D
amoniak didestilasi dari larutan aqua-amoniak, dan vapor amoniak murni
dikirim ke 127-C. Panas untuk distilasi di 125-D disediakan oleh
Ammonia Distillation Column Reboiler 160-C, yang dipanaskan dengan
Steam MP. Refluks untuk 125-D menggunakan amoniak cair dari Hot
Ammonia Produk Pump 113-J/JA. Purge gas yang bebas amoniak keluar
dari top 124-D kemudian di recycle ke downstream Methanator Effluent
Cooler 115-C.
Sirkulasi air penyerap dilakukan dengan mendinginkan air dari
bottom 125-D di 161-C, dan tekanan larutan dinaikkan dengan
menggunakan Feed Ammonia Scrubber Pump 161-J/JA untuk
diumpankan ke 124-D. Sirkulasi air ke 123-D menggunakan 161-J / JA.
Untuk menjaga keseimbangan air dalam sistem recovery amonia, sejumlah
kecil kondensat dari 160-C ditambahkan ke bottom 125-D. Sebuah bypass
disediakan di 124-D, yang digunakan jika sistem recovery amonia
shutdown.
o. Stripping Kondensat Proses
Kondensat proses dari Raw Gas Separator 142-D1 mengandung
pengotor yang terlarut termasuk amonia, methanol dan CO2. Kondensat
proses dipanaskan dalam Condensate Stripper Feed/Effluent Exchanger
188-C dan dikirim ke Proses Condensate Stripper 130-D. 130-D memiliki
dua packed bed. Di 130-D, pengotor dipisahkan dari kondensat proses
dengan stripping menggunakan steam MP. Kondensat yang sudah
54
Laporan Kerja Praktik
Unit Primary Reformer PUSRI II-B
p. Sistem Steam
Pabrik amonia menggunakan tiga tingkat tekanan steam yaitu HP,
MP, dan LP. Header MP steam terhubung ke sistem steam pabrik OSBL
(Off Site Battery Limit ) keseluruhan. Kondisi header steam adalah
sebagai berikut:
Header Tekanan Temperatur
High Pressure ( HP ) 123.1 Kg/cm2 510 oC
Medium Pressure ( MP ) 46.9 Kg/cm2 386 oC
Low Pressure ( LP ) 3.5 Kg/cm2 228 oC
55
Laporan Kerja Praktik
Unit Primary Reformer PUSRI II-B
56
Laporan Kerja Praktik
Unit Primary Reformer PUSRI II-B
57
Laporan Kerja Praktik
Unit Primary Reformer PUSRI II-B
58
Laporan Kerja Praktik
Unit Primary Reformer PUSRI II-B
59
Laporan Kerja Praktik
Unit Primary Reformer PUSRI II-B
60
Laporan Kerja Praktik
Unit Primary Reformer PUSRI II-B
III.3. Tujuan
Mengevaluasi kinerja primary reformer dengan menghitung neraca massa
dan neraca panas reaktor dari primary reformer pada proses pembuatan amonia.
61
Laporan Kerja Praktik
Unit Primary Reformer PUSRI II-B
Mixed Feed gas dipanaskan dalam Mixed Feed Coil yang terletak di Convection
section (101-B). Feed gas yang sudah panas didistribusikan ke tube katalis (101-
B). Tube High-alloy ini dipasang di radiant section (101-B) dan diisi dengan
katalis berbasis nikel. Mixed Feed gas mengalir ke bawah melalui katalis
reformer, terjadi reaksi steam reforming dan reaksi water gas shift membentuk
Hidrogen, CO dan CO2. Temperatur inlet 101-B adalah 488 oC dan tekanan inlet
44,2 kg/cm2(G).
Reaksi Steam reforming mengkonversi hidrokarbon dalam gas alam
menjadi hidrogen dan karbon monoksida:
CnHm + nH2O + heat nCO + (2n + m)/2 H2
Reaksi: CH4 + H2O + heat CO + 3H2 (Endotermis)
CO + H2O CO2 + H2 + heat (Eksotermis)
Reaksi steam reforming untuk hidrokarbon berat selesai, tetapi steam
reforming metana dan reaksi shift air dibatasi oleh kesetimbangan kimia. Secara
keseluruhan, kombinasi reaksi yang terjadi di 101-B adalah sangat endotermis.
Panas reaksi disuplai oleh fuel gas yang dibakar melalui burner, terletak di top
section 101-B, dan dipasang di antara deretan tube katalis. Burner beroperasi
dengan mode pembakaran ke bawah (top firing). Hal ini mengakibatkan flux
panas tertinggi ada di bagian atas tube, di mana temperatur gas proses paling
rendah dan sebagian besar reaksi endotermis berlangsung. Mode ini menghasilkan
temperatur dinding relatif merata sepanjang tube katalis. Kondisi gas proses di
outlet tube katalis sekitar 722 °C dan 40,5 kg/cm 2(G). Outlet gas dari 101-B
mengandung 28,50 %-mol CH4 yang tidak bereaksi. Karena temperatur yang
relatif rendah di radiant section, sehingga tube tidak mudah retak dan lebih handal
serta pengoperasian yang lebih fleksibel dan berumur lebih lama. Temperatur
maksimum dinding tube adalah 864 oC (Filosofi Proses Pabrik Ammonia P-IIB,
2015).
Katalis:
62
Laporan Kerja Praktik
Unit Primary Reformer PUSRI II-B
63
Laporan Kerja Praktik
Unit Primary Reformer PUSRI II-B
64
Laporan Kerja Praktik
Unit Primary Reformer PUSRI II-B
Gambar 3.2 Konsentrasi CH4 dalam kesetimbangan pada berbagai nilai S/C
(Appl, 1999).
3A Reaktor
Primary
Reformer
101-B
6
4
65
Laporan Kerja Praktik
Unit Primary Reformer PUSRI II-B
3A Reaktor
Primary
Reformer
101-B
6
4
66
Laporan Kerja Praktik
Unit Primary Reformer PUSRI II-B
67
Laporan Kerja Praktik
Unit Primary Reformer PUSRI II-B
nC4H10 58,120
iC5H12 72,150
nC5H12 72,150
nC6H14 86,170
Ar 39,950
H 2O 18,016
ΔHf298
Komponen
(kJ/kmol)
H2 0
N2 0
CH4 -74850
Ar 0
CO -110500
CO2 -393500
C2H6 -84680
C3H8 -103850
iC4H10 -134520
68
Laporan Kerja Praktik
Unit Primary Reformer PUSRI II-B
nC4H10 -126150
iC5H12 -154470
nC5H12 -146440
nC6H14 -167190
H2O -241800
3A Reaktor
Primary
Reformer
101-B
6
4
69
Laporan Kerja Praktik
Unit Primary Reformer PUSRI II-B
Menghitung Q reaksi
Menentukan limiting
reaktan dengan membuat 70
tabel stiokiometri
Menghitung Q keluar
reaktor
Menghitung neraca massa
keluar reaktor
Menghitung Q yang
dipertukarkan
Laporan Kerja Praktik
Unit Primary Reformer PUSRI II-B
Menghitung konversi CH4
dan rasio steam to carbon
Gambar 3.3 Diagram Alir Perhitungan
71
Laporan Kerja Praktik
Unit Primary Reformer PUSRI II-B
Tout
Panas keluar reaktor ( Qout ) =n x ∫ Cp dT
Tref
72
Laporan Kerja Praktik
Unit Primary Reformer PUSRI II-B
73
Laporan Kerja Praktik
Unit Primary Reformer PUSRI II-B
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2015. Filosofi Proses Pabrik Ammonia P-IIB. Palembang : PT. PUSRI
Palembang.
Anonim. 2017. Process Description Ammonia P-IIB. Palembang : PT. PUSRI
Palembang.
Appl, M. 1999. Ammonia principles and industrial practice. Wiley-VCH,
Weinheim.
Green, D.W dan Perry , R.H. 2008. “Perry’s Chemical Engineers Handbook” 8th
Ed. McGraw-Hill’s : New York.
Yaws, Carl L. 1999,” Handbook of Thermodynamic and Physical Properties of
Chemical Compounds”, Mc GrawHill Book Company, Inc. New York,
United States.
Anonim. 2021. Visi dan Misi Pupuk sriwidjaja Palembang :
http://www.pusri.co.id/ina/pedoman-etika-usaha-dan-tata-perilaku-sekilas-
pedoman-etika-usaha-amp-tata-perilaku/
Anonim. 2021. Organ-Organ Perusahaan Pupuk sriwidjaja Palembang :
http://www.pusri.co.id/ina/pedoman-tata-kelola-perusahaan-organ-organ-
perusahaan/
Anonim. 2021. Standar safety Pupuk Sriwidjaja Plaembang :
http://www.pusri.co.id/eng/news-amp-event-latest-news/pabrik-pusri-
aman-sesuai-standard-safety/
Sigit Abdurahman. 2021. Studi simulasi pada unit Reformer Primer di PT Pupuk
Sriwidjaya Palembang.Yogyakarta : UGM
74