Disusun oleh :
Fadhil Fahmi
I 8316020
Disusun oleh :
Fadhil Fahmi
I 8316020
i
Halaman Pengesahan
Laporan Praktek Kerja
ii
Halaman Pengesahan
Laporan Praktek Kerja
iii
HALAMAN KONSULTASI
PRAKTEK KERJA
Nama : Fadhil Fahmi
No. Induk Mahasiswa : I 8316020
Kerja Praktek di Pabrik : PT. Madubaru Yogyakarta
Tanggal Mulai : 23 Januari s.d. 23 Februari 2019
Pembimbing : Dr. Joko Waluyo, S.T., M.T.
iv
HALAMAN PRESENSI / JADWAL KEGIATAN PRAKTEK KERJA
Paraf
No. Tanggal Kegiatan Lokasi
Mahasiswa Pembimbing
v
KATA PENGANTAR
Penyusun
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... ii
HALAMAN KONSULTASI ........................................................................... iv
KATA PENGANTAR ..................................................................................... vi
DAFTAR ISI .................................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... ix
INTISARI......................................................................................................... x
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pendirian Pabrik ........................................... 1
B. Lokasi Pabrik ......................................................................... 2
C. Bahan Baku dan Produk yang dihasilkan............................... 3
D. Organisasi Perusahaan ........................................................... 5
E. Jaminan Sosial........................................................................ 6
BAB II. DESKRIPSI PROSES
A. Konsep ................................................................................... 8
B. Diagram Alir Proses ............................................................... 8
C. Langkah-langkah Proses ........................................................ 9
BAB III. SPESIFIKASI ALAT
A. Spesifikasi Alat Utama........................................................... 25
B. Spesifikasi Alat Pendukung ................................................... 28
BAB IV. UTILITAS
A. Penyediaan Air ....................................................................... 31
B. Penyediaan Steam................................................................... 32
C. Penyediaan Tenaga Listrik ..................................................... 34
D. Penyediaan Udara Tekan........................................................ 34
BAB V. PENGOLAHAN LIMBAH
A. Jenis Limbah .......................................................................... 36
B. Karakteristik Limbah ............................................................. 37
C. Cara Pengolahan Limbah ....................................................... 37
vii
BAB VI. LABORATORIUM
A. Program Kerja ........................................................................ 40
B. Alat Laboratorium Utama ...................................................... 41
C. Prosedur Analisa .................................................................... 41
BAB VII. PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................ 43
B. Saran ....................................................................................... 43
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
TUGAS KHUSUS
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
INTISARI
x
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
itu pada tanggal 3 September 1968 status pabrik kembali menjadi Perseroan
Terbatas dan dinamakan P2G Madubaru PT, yang membawahi PG
Madukismo dan PS Madukismo. Tahun 1978 kepemilikan saham berubah
menjadi 25% dimiliki pemerintah RI dan 75% Sri Sultan Hamengkubuwono
IX. Sejak tanggal 4 Maret 1984 s.d. 3 Maret 2004 dengan persetujuan Sri
Sultan Hamengkubuwono IX selaku pemilik saham terbesar, P2G
MADUBARU PT kembali dikelola oleh pemerintah Republik Indonesia yang
bekerja sama dengan PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI). Maret 2004
hingga sekarang perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas dengan nama
PT Madubaru mempunyai komposisi saham 65% milik Sri Sultan
Hamengkubuwono X dan 35% milik PT RNI.
B. Lokasi Pabrik
Pabrik gula dan spiritus dibangun di bekas pabrik gula Padokan yang
berjarak 5 km di sebelah selatan kota Yogyakarta, tepatnya di kelurahan
Tirtonirmolo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul.
Pabrik spiritus terletak dalam satu komplek dengan PG Madukismo,
dengan fasilitas penunjang berupa rumah dinas, gedung dan perkantoran yang
mempunyai luas lahan 276.000 m2 dengan status HGB (Hak Guna
Bangunan).
3.000 liter per hari. Sedangkan untuk spiritus hanya diproduksi jika
ada pesanan saja.
D. Organisasi Perusahaan
Struktur organisasi Pabrik Gula dan Pabrik Spiritus Madukismo
bergabung menjadi satu, sebab kedua pabrik tersebut berada di bawah
naungan satu perusahaan yaitu PT Madubaru, seperti di bawah ini :
Direktur
Kepala PS
Wakil Kepala
Staf Instalasi Staf Pabrikasi
PS
Pengolahan Pembersihan
Pompa Mesin Listrik Sulingan Peragian Masakan Ketel
Limbah Air
1. Tenaga Kerja
Berdasarkan atas sifat hubungan kerja dengan perusahaan, maka
karyawan di PT Madubaru terdiri dari 2 bagian yaitu:
a. Karyawan tetap:
6
1. Karyawan Pimpinan
2. Karyawan Pelaksana
E. Jaminan Sosial
Jaminan sosial karyawan pabrik PT Madubaru berupa:
a. Semua karyawan diikutsertakan dalam program BPJS Ketenagakerjaan
dan BPJS Kesehatan.
b. Ada jaminan hari tua dengan pemberian hak pensiunan untuk karyawan
tetap sebesar 70% gaji pokok.
c. Tersedianya poliklinik yang dilengkapi dengan apotek, dokter dan juru
rawat untuk karyawan dan keluarga.
7
A. Konsep
Bahan baku pembuatan alkohol di PS Madukismo adalah tetes dan
ragi Saccharomyces cereviceae. Tetes diperoleh dari hasil samping PG
Madukismo. Alkohol yang dihasilkan ada 2 jenis, yaitu alkohol prima dan
alkohol teknis. Alkohol prima yaitu alkohol yang mempunyai kadar minimal
95%, sedangkan alkohol teknis yaitu alkohol dengan kadar minimal 94%.
Proses yang digunakan untuk memproduksi alkohol adalah
fermentasi dengan bantuan ragi Saccharomyces cereviceae dan tetes sebagai
media fermentasi.
Secara umum berlangsung dua tahap reaksi, yaitu:
1. Hidrolisis Sukrosa
Sukrosa sebagai disakarida dihidrolisis oleh air menjadi monosakarida,
yaitu glukosa dan fruktosa. Reaksinya sebagai berikut:
C12 H22 O11 H2 SO4 C6 H12 O6 C H O
+ H2 O → + 6 12 6
sukrosa glukosa fruktosa
2. Pemecahan Glukosa dan Fruktosa
Monosakarida (glukosa dan fruktosa) dari proses hidrolisis menjadi
media fermentasi. Pada proses ini monosakarida diubah menjadi etanol
dengan bantuan yeast Saccharomyces cereviceae..
C6 H12 O6 yeast 2C2 H5 OH
→ + 2CO2
monosakarida etanol
8
10
Steam
Air Sungai
Air Bersih
Pendingin
Hasil
Voorloop
Column
Feeding
Feeding MK (45 Plate)
MK
Udara Rectifiser
Nachloop
Column
(63 Plate)
Column
(63 Plate)
Bibit
T 22
Maische Maische
Column Column
A B Plate 21
Plate 19
(16 Plate) (16 Plate)
T 25 Plate 15
Plate 12
Tangki Tetes
T 26
Lutter
T 3A T 3B T8 Wasser
9000 Lt 9000 Lt 9000 Lt
Vinasse
CO2
Air Bekas
BFW
Sludge
9
10
Tetes Tebu
NPK
Asam Sulfat Air
Urea
Pemasakan
Superflog
Bibit
TRO
Peragian
Air
Media
CO2 Endapan/sludge
Pupuk Organik
Vinase Penyulingan
UPLC
Spiritus
1. Proses Masakan
Proses masakan adalah pembuatan adonan untuk
perkembangbiakan yeast dalam tahap fermentasi. Pembuatan adonan ini
meliputi pengenceran tetes dengan oBrix tinggi menjadi °Brix tertentu,
penambahan nutrien (NPK dan Urea), serta pengaturan pH dengan
penambahan asam sulfat.
Peralatan utama pada stasiun pemasakan terdiri dari:
a. Tangki Ukur Tetes
Terdapat 3 buah tangki ukur tetes, yaitu :
- Tangki ukur AB kapasitas 2.500 liter,
- Tangki ukur 6A kapasitas 2.500 liter, dan
- Tangki ukur 6B kapasitas 2.500 liter.
Pada tangki AB terdapat dinding pemisah vertikal yang membagi
dua bagian, sedangkan pada tangki 6A dan 6B tidak terdapat dinding
pemisah. Tetes dari tangki penimbun diambil secara volumetrik
dengan menggunakan tangki ukur. Tangki ukur AB digunakan untuk
mengisi tangki adonan 3A dan 3B, sedangkan tangki 6A dan 6B
digunakan untuk mengisi tangki 8. Masing-masing tangki ukur
terdapat begel-begel untuk mengetahui volume tetes. 1 begel setara
dengan 100 liter.
b. Tangki Adonan
Terdapat 5 buah tangki adonan, yaitu :
- Tangki adonan 3A kapasitas 9.000 liter
- Tangki adonan 3B kapasitas 9.000 liter
- Tangki adonan 8/1 kapasitas 9.000 liter
- Tangki adonan 8/2 kapasitas 9.000 liter
- Tangki adonan 8/3 kapasitas 9.000 liter
Proses masakan merupakan proses pembuatan adonan yang
terdiri dari dua macam, yaitu :
12
Proses ini dilakukan pada tangki 8/1, 8/2, dan 8/3 dengan
volume masing–masing 9.000 liter. Tangki 8/1 dan 8/2 digunakan
dalam pembuatan adonan, sedangkan tangki 8/3 hanya digunakan
untuk menyuplai air saja. Langkah-langkah pembuatan adonan
fermentasi utama sebagai berikut:
1. Membersihkan tangki 8/1 dan 8/2 dengan air.
2. Mengisi tangki dengan air sebanyak 3.300 liter, lalu menyalakan
pengaduk.
3. Menambahkan tetes sebanyak 5.700 liter dari tangki 6A ke
tangki 8/1 dan 5.700 liter dari tangki 6B ke tangki 8/2 sehingga
volume total 9.000 liter untuk masing-masing tangki dengan
kepekatan 55Brix.
4. Menambahkan 6 kg Urea dan 6 kg NPK
5. Mematikan pengaduk ketika adonan telah homogen. Adonan
siap dipompakan ke tangki fermentasi utama (tangki 26).
Asam sulfat tidak ditambahkan ke dalam adonan karena
adonan ini akan digunakan dalam fermentasi. Fermentasi
memanfaatkan bantuan mikroba Saccharomyces cereviceae untuk
memecah monosakarida menjadi etanol.
2. Proses Pembibitan
Pembibitan merupakan usaha pembiakkan yeast
(Saccharomyces cereviceae) untuk mendapatkan sel dalam jumlah
tertentu. Jumlah sel yeast harus ditingkatkan agar fermentasi dapat
berjalan cepat dan optimal.
Pembuatan bibit ini dilakukan secara bertingkat yang terdiri
dari:
a. Pembibitan di laboratorium
b. Pembibitan di tangki–tangki starter
c. Pembibitan di tangki pembibitan
Tahap a dan b hanya dijalankan sekali, yaitu pada waktu awal
pabrik spiritus akan mulai produksi atau pada saat tertentu ketika bibit
14
Pembibitan di Laboratorium
Langkah-langkah pembibitan di laboratorium sebagai berikut:
1. Menyiapkan 6 buah erlenmeyer 50 cc, mengisinya masing-masing
30 cc larutan tetes 6oBrix steril. Setiap 1 liter larutan tetes steril
terkandung 1 gr Urea, 0,3 gr NPK, dan 1 cc asam sulfat sehingga pH
mencapai 4,5 - 5. Laboratorium membuat 2 liter larutan tetes steril,
kemudian mengambil 30 cc untuk masing-masing erlenmeyer.
Memasukkan ke dalam tiap erlenmeyer yeast murni, lalu menutup
dengan kapas (untuk menghindari kontaminasi dari luar) dan
menyimpannya selama 24 jam pada suhu kamar. Timbulnya buih
merupakan tanda bahwa mikroba hidup atau berkembang biak.
2. Memasukkan 1 liter larutan tetes steril 14ºBrix ke dalam erlenmeyer
2 liter sebanyak 6 buah. Kemudian menambahkan nutrien dan asam
sulfat hingga pH mencapai 4,5–5. Untuk 1 liter tetes membutuhkan 1
gr urea, 0,3 gr NPK, dan 1 cc asam sulfat.
3. Setelah 24 jam, memasukkan larutan bibit dari dari langkah (1) ke
langkah (2) sehingga volume masing–masing 1.090 cc. Kemudian
menyimpan larutan dalam inkubator selama 24 jam pada suhu 30ºC.
Larutan ini nantinya digunakan untuk pembibitan di pabrik.
Tangki 22/1-3 dilengkapi dengan tangki CO2 pada bagian atas serta
pipa-pipa air pendingin yang berupa sparger dan pipa udara
(sprayer) dalam tangki. Pipa pendingin berguna untuk
mempertahankan suhu larutan 30C. Gas CO2 yang terbentuk
dikeluarkan melalui tangki CO2. Kemungkinan adanya alkohol yang
ikut menguap akan terembunkan oleh air pendingin yang ada di
dalamnya. Udara dialirkan lewat sprayer selama 4 jam pada awal
proses. Langkah-langkah pembibitan pada tangki 22 adalah sebagai
berikut :
1. Memasukkan semua bibit dari tangki 21 ke dalam tangki 22/1.
Kemudian menambahkan larutan tetes 14Brix dari tangki 3A
hingga volume total 3.010 liter.
2. Setelah 8 jam, mengalirkan bibit dari tangki 21 lainnya dialirkan
ke tangki 22/2 dan ditambahkan larutan tetes 14Brix dari tangki
3A hingga volume total 3.010 liter.
3. Setelah bibit dalam tangki 22/1 diinkubasi selama 16 jam,
mengambil 350 liter bibit dari tangki ini lalu memindahkannya
ke tangki 22/3. Sisanya dialirkan ke tangki pembibitan utama
(tangki 25/1).
4. Menambahkan 2.660 liter larutan tetes 14Brix dari tangki 3A
ke tangki 22/3 yang berisi 350 liter larutan dari tangki 22/1
sehingga volume total 3.010 liter lalu menginkubasi larutan
selama 16 jam dengan aerasi 4 jam pertama.
5. Delapan jam setelah pemindahan ini, larutan di tangki 22/2 telah
berumur 16 jam. Mengalirkan 350 liter larutan dari tangki 22/2
ke tangki 22/1 yang kosong dan menambahan tetes dari tangki
3A hingga volume 3.010 liter. Sisanya siap dipindahkan ke
tangki 25/2.
Siklus pembibitan secara kontinyu dan semua tangki 22
akan bekerja bergantian serta mengalami masa kosong selama 8 jam.
Aktivitas sel yang mengkonsumsi gula pada larutan tetes
17
4. Proses Penyulingan
Proses penyulingan merupakan cara untuk memisahkan suatu
campuran yang terdiri dari 2 komponen atau lebih melalui pemanasan
untuk memperoleh produk dengan kemurnian lebih tinggi. Distilasi
merupakan proses pemisahan berdasarkan perbedaan volatilitas
komponen–komponen yang terkandung di dalam larutan. Destilat yang
dihasilkan mengandung lebih banyak komponen yang lebih volatil,
sedangkan residu mengandung lebih banyak komponen dengan volatilitas
rendah. Titik didih alkohol adalah 78,15ºC. Pada suhu tersebut alkohol
akan menguap, sedangkan cairan lainnya yang mempunyai titik didih
yang lebih tinggi akan tertinggal dalam kolom. Dengan metode distilasi
alkohol dipisahkan dari komponen–komponen lain yang terkandung
dalam beslag (cairan hasil fermentasi). Pada unit penyulingan, PS
Madukismo menggunakan empat kolom pemisah, yaitu:
a. Maische Column
b. Voorlop Column
c. Rectifizer Column
d. Nachloop Column
Sistem yang digunakan dalam tiap kolom adalah open steam.
Steam sebagai pemanas mengalami kontak langsung dengan cairan yang
akan disuling. Untuk pemanasan digunakan steam bersuhu 110C dan
bertekanan 0,5 kg/cm2. Panas dari steam akan menguapkan alkohol
setelah tercapai keseimbangan antara fase uap dan fase cair. Uap alkohol
yang dihasilkan, diembunkan dengan menggunakan kondensor dengan
media pendingin air.
a. Maische Column (Kolom Kasar)
PS Madukismo mempunyai dua unit maische column yang
terdiri dari 5 segmen dan tiap segmen mempunyai 4 plate kecuali
pada segmen paling bawah tidak terdapat plate, sehingga jumlah
plate totalnya adalah 16 plate. Pada dua segmen paling bawah diberi
20
agar tidak seluruh uap alkohol terbawa menjadi alkohol teknis, maka
dilakukan refluks.
Hasil bawah voorloop column merupakan alkohol muda
dengan kadar 25% – 30 % yang selanjutnya digunakan sebagai
umpan rectifizer column (kolom pemurnian). Hasil atas berupa uap
alkohol teknis dengan kadar sekitar 94% kemudian dilewatkan
dalam kondensor I dan kondensor II. Sebagian alkohol teknis di-
refluks, sedangkan alkohol yang tidak di-refluks akan masuk pada
pendingin dan selanjutnya ditampung pada tangki penampung
alkohol teknis.
c. Rectifizer Column
Kolom ini terdiri dari 11 segmen dengan 6 plate pada setiap
segmennya kecuali pada segmen paling bawah berisi 3 plate
sehingga total terdapat 63 plate. Umpan dari voorloop column masuk
ke rectifizer column pada segmen ke 3 dan plate ke 15 dengan suhu
82ºC.
5. Proses Methylasi
Tahap akhir pembuatan spiritus adalah proses denaturasi dan
pewarnaan (methylasi). Methylasi merupakan proses pencampuran
alkohol teknis dengan denaturan, filler, dan zat warna tertentu untuk
menghasilkan spiritus. Metanol sebagai denaturan, minyak tanah sebagai
filler, dan methylen blue sebagai pewarna ditambahkan ke dalam alkohol
teknis dengan komposisi tertentu. Pencampuran ini berada di bawah
pengawasan bea cukai.
Pembuatan spiritus menggunakan alkohol teknis dengan kadar
sekitar 94% dari voorloop coloumn. Proses denaturasi adalah
penambahan bahan-bahan tertentu ke dalam alkohol sehingga tidak dapat
digunakan lagi dalam pembuatan minuman keras. Biasanya bahan yang
23
24
25
6. Voorloop Column
Pabrik Pembuat : VEB Machine Und Apparatebau
Jumlah : 1 unit
Prinsip Kerja : Memisahkan impurities alkohol dari air
berdasarkan perbedaan volatilitas
Fungsi : Penyulingan distilat maische column menjadi
alkohol teknis dengan kadar 94%
Bentuk : Silinder tegak
Jenis : Bubble cap
Dimensi : D = 0,8 m; T = 8,8 m
Bahan Konstruksi : Stainless steel
8. Nachloop Column
Pabrik Pembuat : VEB Machine Und Apparatebau
Jumlah : 1 unit
Prinsip Kerja : Memisahkan alkohol dari air berdasarkan
perbedaan volatilitas
Fungsi : Penyulingan hasil samping rectifizer column
menjadi alkohol prima dengan kadar 95%
27
A. Penyediaan Air
Kebutuhan air PS Madukismo dipenuhi dari sungai Winongo yang
terletak kira-kira 1 km sebelah timur pabrik. Air yang dipergunakan dibagi
menjadi dua, yaitu air kali dan air bersih. Air kali berasal dari air sungai yang
telah disaring, sedangkan air bersih merupakan air sungai yang diolah di unit
pembersih air.
Unit pembersih air terdiri dari 2 unit yang digunakan secara
bergantian, dengan kapasitas 80-90 m3/jam. Setiap unit terdiri dari:
1. Tangki saringan pasir
Tangki saringan pasir berfungsi menyaring kotoran-kotoran yang
terdapat dalam air sungai.
2. Tangki hydrophor
Tangki hydrophor berfungsi membuat tekanan dan kecepatan air konstan
dengan tekanan maksimum 4 kg/cm2.
Unit pembersih air juga dilengkapi dengan bak dengan volume 22,5
m3 yang berfungsi sebagai penyedia air proses, MCK, dan lainnya. Juga
terdapat tangki penguras dengan volume 24,915 m3 yang selalu terisi penuh
dengan air bersih. Tangki penguras berfungsi sebagai penyedia air pencuci
untuk tangki-tangki unit pembersih air. Penggunaan air di PS Madukismo
secara sederhana ditampilkan pada Gambar IV.1.
30
31
Tangki
Penyaring Tangki
Saringan
Air Decarbolite
Pasir
Tangki
Saringan
Arang Aktif
B. Penyediaan Steam
PS Madukismo memiliki satu buah ketel uap untuk pemenuhan
steam, dengan bahan bakar batu bara. Batu bara yang diperoleh dari
Semarang. Jenis ketel uap dengan merk Basuki Pratama Engineering yang
digunakan adalah pipa api dengan dilengkapi ruang bakar. Kondisi uap yang
berasal dari PG Madukismo suhunya sekitar 120ºC-130ºC dengan tekanan
0,5-0,8 kg/cm2. Jumlah pemakaian steam berkisar antara 4-5 ton/jam.
Penggunaan steam di PS Madukismo dapat dilihat pada Gambar IV.2.
Maische Column
Air Sungai
Filter
Bak Penampung
Softener
Air Umpan
Boiler
Gambar IV.3 Skema Pengolahan Air Umpan untuk Boiler
33
A. Jenis Limbah
Limbah yang dihasilkan oleh PS Madukismo, terdiri dari:
1. Limbah Padat
Limbah padat yang dihasilkan merupakan sludge (endapan sisa
peragian). Dalam sehari satu tangki dapat menghasilkan sekitar 5 drum
endapan hasil peragian. Limbah ini dibuang begitu saja tanpa
dimanfaatkan.
2. Limbah Gas
Limbah gas yaitu gas CO2 yang dialirkan dari proses pembibitan dan
peragian. Gas ini langsung dibuang ke udara bebas.
3. Limbah Cair
Limbah cair yang dihasilkan dari PS Madukismo, terdiri dari:
a. Vinase
Vinase merupakan hasil bawah dari maische column (kolom kasar).
Limbah ini tidak langsung dibuang karena mengandung sedikit
alkohol (1%). Vinase dihasilkan dari hasil bawah maische column
dalam jumlah cukup besar dengan COD 120.000 mg/liter, suhu
100oC, pH 4 hingga 5, BOD 50.000 ppm, warna hitam kecoklatan,
dan bersifat korosif. Vinase dialirkan ke Unit Pengolahan Limbah
Cair (UPLC).
b. Luther Washer
Luther washer merupakan hasil bawah dari rectifizer column dan
mempunyai kadar alkohol relatif rendah. Limbah ini langsung
dibuang tanpa pengolahan lebih dulu karena tidak membahayakan.
34
35
c. Air Pencucian
Air bekas pencucian tangki dan drum serta alat-alat lainnya langsung
dibuang tanpa pengolahan lebih dulu.
B. Karakteristik Limbah
Karakteristik limbah dapat ditinjau dari sifat fisik, kimia, dan
biologi. Berikut ini adalah beberapa parameter yang diamati dari limbah PS
Madukismo:
1. Fisik : Warna keruh dan pekat, suhu relatif tinggi, konsisten kental,
berat jenis relatif tinggi (zat organik terlarut), zat padat
tersuspensi, dan terdapat buih.
2. Kimia : pH cenderung rendah dan kandungan senyawa organik.
3. Biologi : Bakteri patogen/ apatogen, fungi, virus, algae.
1. Primary Treatment
Tahap perlakuan ini terdiri dari penyaringan dan pembersihan
limbah dari benda–benda mengapung (seperti sisa serat, sisa potongan
kayu, dan partikel padat. Tahap pertama ini dilakukan untuk memperlancar
proses dan melindungi kerusakan peralatan yang dipakai pada tahap
berikutnya.
36
2. Secondary Treatment
Pada tahap ini digunakan perlakuan kimia dan biologi. Perlakuan
kimia mendahului perlakuan biologi.
a. Perlakuan Kimia
- Sedimentasi dengan bahan kimia pengendap partikel (koagulan)
untuk mengendapkan partikel diskrit dan menurunkan kadar BOD
dan suspended solid.
- Koagulasi dan flokulasi lanjut untuk mengendapkan partikel
mikro yang lolos dari koagulasi sebelumnya.
b. Perlakuan Biologi
Perlakuan limbah secara biologi dilakukan setelah limbah
diolah secara kimia. Pada perlakuan biologi dilakukan netralisasi pH,
yang mana diharapkan pH dalam suasana netral atau sedikit basa (6 –
7,9). Perlakuan biologi memanfaatkan bantuan mikrobakteri untuk
menguraikan limbah. Dalam perlakuan ini dilakukan secara aerob dan
anaerob.
c. Biokontrol
Biokontrol digunakan sebagai uji coba apakah limbah cair
yang dibuang sudah tidak mematikan organisme perairan. Untuk itu
pada bak biokontrol dimasukkan biokontrol meliputi algae dan ikan.
3. Tertiary Treatment
Tahap pengolahan ini bertujuan untuk menghilangkan unsur-
unsur tertentu. Pada proses ini dilakukan:
a. Saringan multimedia, digunakan untuk menangkap partikel-partikel.
b. Adsorbsi, digunakan untuk menyerap bahan-bahan yang belum
mampu diolah pada tahap sebelumnya. Pada tahap adsorbsi ini
digunakan karbon aktif.
c. Actived zeolith digunakan sebagai ion exchange untuk menangkap
ion-ion, baik anion maupun kation.
37
A. Program Kerja
Peran laboratorium di suatu industri kimia sangat penting, karena
laboratorium bertugas melakukan analisis terhadap bahan baku hingga
produk. Dengan demikian laboratorium berperan dalam menjaga kualitas atau
mutu produk yang dihasilkan. PS Madukismo mempunyai laboratorium untuk
melakukan pengawasan dan analisis demi terjaganya mutu produk. Adapun
kegiatan analisis di laboratorium PS Madukismo yaitu:
1. Pemeriksaan Bahan Mentah
Bahan mentah yang dimaksud yaitu tetes. Pemeriksaan tetes dilakukan
secara harian dan periodik. Pemeriksaan harian meliputi berat jenis dan
o
Brix. Sementara itu pemeriksaan periodik dilakukan setiap dua minggu
sekali dengan cara mengumpulkan data analisis harian kemudian
dilakukan analisis yang meliputi berat jenis, oBrix, kadar glukosa, dan
kadar sukrosa.
2. Pemeriksaan Produk Setengah Jadi
Pemeriksaan terhadap produk setengah jadi dilakukan setiap dua jam
sekali, yaitu menganalisis oBrix sampel. Selain itu analisis juga dilakukan
terhadap sampel hasil fermentasi sebelum masuk maische column.
3. Pengontrolan Kualitas Alkohol
Pengontrolan kualitas alkohol dilakukan secara harian dan periodik.
Secara harian sampel alkohol dari setiap menara distilasi diambil untuk
dianalisis berat jenisnya. Secara periodik pula yaitu setiap 15 hari
dilakukan analisis total meliputi indeks bias, berat jenis, kadar aldehid,
uji logam berbahaya, sisa penguapan.
4. Pemeliharaan Yeast
Yeast dipelihara dalam media agar-agar dan setiap 2 minggu sekali
dipindahkan ke media agar-agar baru.
38
39
C. Prosedur Analisa
1. Analisis Berat Jenis dan oBrix
a. Mengambil 15 gram tetes dan menambahkan 135 ml aquades,
mengaduk perlahan dengan pengaduk gelas hingga tetes larut semua.
b. Memasukkan larutan ke dalam piknometer yang bersih dan kering
serta telah diketahui nilai airnya lalu menutupnya.
c. Menimbang piknometer beserta isinya dan mengukur suhunya.
d. Membagi berat larutan dengan nilai airnya diperoleh berat jenis
larutan, lalu mencocokan pada tabel diperoleh oBrix yang belum
terkoreksi.
e. Mencocokkan suhu larutan dengan tabel diperoleh oBrix yang telah
terkoreksi.
2. Analisis Kadar Alkohol
a. Memasukkan sampel sebanyak 1.000 ml ke dalam labu distilasi.
b. Mendistilasi larutan dan menampung distilatnya dalam labu takar
hingga diperoleh volume tepat 500 ml.
c. Mendinginkan distilat dalam lemari es sampai suhu sedikit di bawah
15C.
d. Menggunakan alkoholmeter untuk memperoleh berat jenis pada
15C, kemudian mencocokkan pada tabel untuk mengetahui kadar
alkoholnya.
3. Analisis Berat Jenis
a. Menimbang piknometer yang bersih dan kering dalam keadaan
kosong.
40
A. Kesimpulan
1. PS Madukismo menggunakan metode fermentasi dalam proses
pembuatan alkohol. Fermentasi memanfaatkan yeast Saccharomyces
cereviceae dan menggunakan tetes dari PG Madukismo sebagai media
fermentasi.
2. PS Madukismo menghasilkan produk utama alkohol dan spiritus.
Kapasitas produksi 25.000 liter alkohol/hari, yang terdiri dari 22.000 liter
alkohol prima dengan kadar minimal 95% dan 3.000 alkohol teknis
dengan kadar minimal 94%. Alkohol teknis diolah menjadi spiritus
dengan menambahkan denaturan dan zat warna.
B. Saran
1. Penangkapan gas karbon dioksida untuk mengurangi emisi gas rumah
kaca, sekaligus dimanfaatkan untuk industri soda, dry ice, dan pertanian.
2. Perlunya pengolahan limbah cair sesuai dengan AMDAL agar PH, BOD,
COD, dan karakteristik limbah bisa diterima oleh lingkungan dan tidak
mencemari.
41