Anda di halaman 1dari 47

INSTITUT TEKNOLOGI PLN

LAPORAN KERJA MAGANG

PENGAPLIKASIAN KATALIS G-66B DAN G-66B RS PADA


METHANOL REFORMER DI PT. ECOGREEN OLEOCHEMICALS
BATAM

DISUSUN OLEH:

DEKA AGUSTIADI

NIM : 2015-12-014

PROGRAM STRATA SATU TEKNIK MESIN


FAKULTAS KETENAGALISTRIKAN DAN ENERGI
TERBARUKAN
INSTITUT TEKNOLOGI – PLN
JAKARTA, 2020
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN KERJA MAGANG

PENGAPLIKASIAN KATALIS G-66B DAN G-66B RS PADA


METHANOL REFORMER DI PT. ECOGREEN OLEOCHEMICALS
BATAM

Disusun oleh:

DEKA AGUSTIADI

NIM : 2015-12-014

Diajukan untuk memenuhi persyaratan pada


Program Studi Strata Satu Teknik Mesin
FAKULTAS KETEENAGALISTRIKAN DAN ENERGI TERBARUKAN
INSTITUT TEKNOLOGI - PLN
Jakarta, 7 Juli 2020
Mengetahui, Disetujui,
Kepala Program Studi Pembimbing Lapangan
S1 Teknik Mesin

(Roswati Nurhasanah, S.T.,M.T) (Abdi Zarman)

Pembimbing Magang Akademik


Digitally signed
by Martin Fatah,
PhD
Date: 2020.07.23
09:37:56 +07'00'

(Martin Choirul Fatah, S.T., M.Sc.,Ph.D.)

i
UCAPAN TERIMA KASIH

Dengan ini saya menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih yang
sebesar – besarnya kepada yang terhormat:

Abdi Zarman Selaku Pembimbing Lapangan

Martin Choirul Fatah, S.T., M.Sc.,Ph.D. Selaku Pembimbing Program Studi

Yang telah memberikan petunjuk, saran – saran dan bimbingannya sehingga


laporan kerja magang ini dapat diselesaikan.

Terima kasih yang sama, saya sampaikan kepada :

Bapak Thomas Adi selaku HRD PT. ECOGREEN OLEOCHEMICALS


BATAM yang telah mengizinkan saya untuk melakukan Kerja
Magang di perusahaan ini.

Jakarta, 7 Juli 2020

Deka Agustiadi
NIM : 2015-12-014

ii
DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan ................................................................................ i


Ucapan Terima Kasih ............................................................................. ii
Daftar Isi .................................................................................................. iii
Daftar Tabel ............................................................................................ v
Daftar Gambar ......................................................................................... vi

BAB I PENDAHULUAN........................................................................... 7
1.1 Latar Belakang............................................................................... 7
1.2 Ruang Lingkup............................................................................... 9
1.3 Tujuan dan Manfaat ...................................................................... 9
1.4 Waktu dan Tempat Pelaksanaan ................................................... 10
1.5 Metode Pengumpulan Data dan Laporan Magang ........................ 10
1.6 Sistematika Penulisan.................................................................... 11

BAB II LANDASAN TEORI ..................................................................... 12


2.1 Profil perusahaan PT ecogreen Oleochemicals ............................. 12
2.2 Hasil Produksi beberapa negara.................................................... 14
2.3 Penanganan limbah pabrik ............................................................ 15
2.4 Dampak limbah terhadap lingkungan biotik dan abiotik ................ 17
2.5 Methanol Hydrogen Plant .............................................................. 19
2.6 Methanol-Water System ................................................................ 20
2.7 Methanol reactor ............................................................................ 21
2.8 Condensat Decanter and PSA Guard ........................................... 21
2.9 PSA ................................................................................................ 22
2.10 Hot Oil Heater Unit ....................................................................... 23
2.11 Control dan Safeguarding ............................................................ 25

iii
BAB III METODE PELAKSANAAN KEGIATAN ..................................... 26
3.1 Perencanaan ................................................................................. 26
3.2 Prosedur / Instruksi Kerja............................................................... 26
3.3 Pelaksanaan Kerja ......................................................................... 27
3.4 Peluang Yang Dihadapi ................................................................. 31
3.5 Kendala yang di hadapi .................................................................. 31

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................... 32


4.1 Perencanaan ................................................................................. 32
4.2 General .......................................................................................... 32
4.3 Storage .......................................................................................... 33
4.4 Prosedur loading katalis................................................................. 34
4.5 Start Up ............................................................................... .......... 36
4.6 Pengoperasian ...................................................................... ........ 39
4.7 Pembuangan katalis....... ............................................................... 41
4.8 Liability ........................................................................................... 41

BAB V PENUTUP .................................................................................... 43


5.1 Kesimpulan .................................................................................... 43
5.2 Saran ............................................................................................. 44

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 45


LAMPIRAN-LAMPIRAN ........................................................................... 46

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1. Keterangan untuk G-66B dan G-66B RS ................................ 31

v
DAFTAR GAMBAR

vi
vii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Dengan laju perkembangan teknologi di dunia khususnya di Indonesia,
dewasa ini banyak kemunculan barang-barang yang mutakhir dengan segala
macam ragam dan ciri khas masing-masing. Demikian halnya dengan industri
yang berhubungan erat dengan teknologi. Dalam pengolahan suatu bahan
industri selalu menggunakan alat-alat yang canggih untuk mempercepat
terjadinya proses. Dengan demikian berkembangnya ilmu di bidang ilmu
pengetahuan, maka perkembangan di bidang industri pun turut meningkat. Oleh
karena itu kita sebagai penerus memiliki sumber daya manusia yang siap pakai
dalam era globalisasi. Salah satu caranya yaitu mengenal langsung bagaimana
bekerjanya suatu alat modern di dunia yang modern di dalam mengelola suatu
bahan seperti mengadakan kunjungan pabrik atau sejenisnya yang dilakukan
oleh peserta didik untuk menambah ilmu di bidang ilmu pengetahuan di bidang
industri.

Praktek Kerja Lapangan merupakan kegiatan peserta didik yang


dilaksanakan sekolah untuk melengkapi dan menambah pengetahuan para
peserta didik. Dalam Praktek Kerja Lapangan ini nantinya peserta didik dapat
mengetahui bagaimana prosedur dan dasar suatu pabrik tentang proses
pengolahan bahan mentah ataupun baku. Karena dalam prakteknya diharapkan
akan menjadi nilai tambah bagi peserta didik itu sendiri, maka kami merasa
perlu untuk melakukan Praktek Kerja Lapangan di PT. Ecogreen Oleochemicals
untuk mengetahui tentang pengolahan. Kerja magang merupakan salah satu
kegiatan yang menunjang mahasiswa menerapkan Tri Dharma Perguruan
Tinggi dan merupakan suatu upaya dalam meningkatkan wawasan,
pengetahuan, dan intelektual mahasiswa. Untuk memperoleh tenaga kerja yang
berkualitas, mahasiswa/i harus melaksanakan praktek kerja magang. Dalam
pelaksanaan kerja magang, mahasiswa/i akan terlibat langsung dalam aktivitas-

8
aktivitas perusahaan yang sebenarnya, sehingga mahasiswa/i dapat
membandingkan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh dengan situasi kerja
yang dihadapinya, yaitu teori dan praktek.

Methanol Hydrogen Plant memproduksi hydrogen dengan kemurnian


tinggi untuk digunakan dalam NDA (Natural Detergen Alkohol) Plant. Umpan
utama berupa campuran antara methanol dan air, menggunakan proses NDA.
Methanol murni dan air demin digunakan pada saat star-up, dan juga
ditambahkan pada saat normal operasi untuk menambah rasio umpan
methanol-water ke reactor, dan juga untuk menambah aliran umpan sebanyak
yang dibutuhkan plant. Hidrogen yang diproduksi memiliki kemurnian 99,99%
volume (dry) minimum.

Katalis adalah suatu zat yang mempercepat laju reaksi reaksi kimia pada
suhu tertentu, tanpa mengalami perubahan atau terpakai oleh reaksi itu sendiri
(lihat pula katalisis). Suatu katalis berperan dalam reaksi tetapi bukan sebagai
pereaksi ataupun produk.

Katalis memungkinkan reaksi berlangsung lebih cepat atau


memungkinkan reaksi pada suhu lebih rendah akibat perubahan yang dipicunya
terhadap pereaksi. Katalis menyediakan suatu jalur pilihan dengan energi
aktivasi yang lebih rendah. Katalis mengurangi energi yang dibutuhkan untuk
berlangsungnya reaksi.

9
1.2. Ruang Lingkup

Melihat keterbatasan materi dan waktu penelitian dan luasnya


permasalahan agar nantinya memudahkan dalam pemahaman . Penulisan
laporan magang ini, penulis memfokuskan pada kajian sebagai berikut

1.kerja magang dilaksanakan di PT Ecogreen Oleochemicals Batam

2.Penulis tidak terjun langsung dalam pekerjaan ,hanya melakukan


pengamatan observasi lapangan dengan mengambil dokumentasi
dalam bentuk tulisan

1.3. Tujuan dan Manfaat


1. Tujuan
Adapun tujuan dari Praktek Kerja Magang ini dan Dengan laporan ini
diharapkan dapat mencaapai tujuan sebagai berikut:

a. Mengetahui apa saja pekerjaan yang dilakukan saat proses


Pengakplikasian katalis G-66 Pada methanol reformer
b. Mengetahui apa saja kegunaan katalis G-66b dan G-66 rs pada
Methanol Reformer

2. Manfaat
Adapun manfaat dari mata kuliah Kerja Magang ini dilihat dari dua sisi yaitu
sebagai berikut:
A. Dapat mengetahui pekerjaaan yang dilaksanakan saat pengap
likasian berlangsung
B. Mengetahui bagaimana kegunaan dari katalis g-66b dan g-66 rs
pada methanol reformer

10
1.4. Waktu dan Tempat Pelaksanan
1. Waktu Pelaksanaan
Praktek kerja magang ini dilaksanakan dalam kurun waktu 3 bulan, yakni
pada tanggal 2 Maret 2020 sampai 2 Juni 2020.

2. Tempat Pelaksanaan
Praktek kerja magang ini dilaksanakan di Bagian Pemeliharaan pada PT.
ECOGEEN CHEMICALS Batam.

1.5. Metode Pengumpulan Data dan Laporan Magang


Metode yang digunakan dalam pengumpulan data dan penyusunan
laporan kuliah kerja magang adalah sebagai berikut:

1. Pengamatan (Observasi)
Penulis melakukan pengumpulan data dengan cara melakukan
pengamatan-pengamtan langsung terhadap kegiatan yang
berhubungan dengan masalah yang diambil dan dianalisa. Hasil dari
pengamatan tersebut langsung di catat oleh penulis dan dari kegiatan
observasi ini dapat mengetahui analisis yang didapat dalam kegiatan
pengamatan (observasi). Penulis juga terjun langsung kelapangan
untuk melakukan pengamatan terhadap bidang yang penulis galuti
selama kerja praktek magang ini. Pengamatan (observasi) merupakan
teknik yang cukup efektif untuk melakukan analisis kinerja katalis G-
66B Reformer

2. Studi Literatur
Pada Tahap ini penulis melakukan pengumpulan data yang diperoleh
dari berbagai macam referensi, macam buku yang ada dipembangkit
PT. Ecogreen Oleochemicals, dan internet untuk memperoleh
informasi, sebagai bahan tinjauan pustaka yang berkaitan dengan
kegiatan kerja.
11
3. Wawancara
Penulis melakukan wawancara dan diskusi dengan pihak – pihak yang
terkait dengan analisa hasil inspeksi dan scope kerja saat inspeksi
pada Methanol Reformer. Untuk mendapatkan data dan informasi.
Wawancara dilakukan untuk mengetahui system yang sedang berjalan
dan informasi mengenai masalah – masalah yang ada, dan
memberikan data - data yang diperlukan oleh penulis.

1.6. Sistematika Penulisan


Sistematika penulisan pada penelitian ini dibagi atas beberapa bagian

BAB I Pendahuluan. Berisi Tentang latar belakang, ruang lingkup,


tujuan dan manfaat, waktu tempat pelaksanaan, metode
pengumpulan data dan laporan, sistematika penulisan.
BAB II Landasan Teori. Bab ini berisi dasar teori dari topik yang dikaji
dan digunakan sebagai landasan dalam memecahkan masalah dan
menganalisa permasalahan.
BAB III Metodologi Penelitian. Bab ini menjelaskan terkait langkah-
langkah yang digunakan selama penelitian oleh peneliti guna mencapai
tujuan akhirnya
BAB IV Analisa dan Pembahasan. Bab in berisi tentang analisa hasil dan
pembahasan terkait penelitian yang dilakukan tujuannya untuk
mendapatkan hasil seperti yang sudah dituangkan pada metodologi
penelitian.

BAB V Kesimpulan. Bab ini berisi kesimpulan dari analisa yang


dilakukan terhadap permasalahan dan saran hasi penelitian untuk
generasi berikutnya.

12
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1. Profil Perusahaan PT ECOGREEN OLEOCHEMICAL


Asal kata Ecogreen terdiri dari Eco yang berarti lingkungan dan Green
yang berarti hijau dan jika di gabungkan berarti lingkungan hijau. Berdiri
pada tahun 1990, yang dimana perusahaan ini bertujuan untuk ramah
lingkungan.

PT. Ecogreen Oleochemichals sebelumnya bernama PT. Aribhawana


Utama Belawan yang didirikan oleh salah seorang pengusaha Indonesia
yang bergabung dalam kelompok usaha Salim Group yang berlokasi di
Belawan, Sumatra Utara. Seiring dengan perkembangan industri yang
terjadi dan permintaan pasar yang semakin meningkat, maka dilakukan
ekspansi di Pulau Batam. Dipilihnya Pulau Batam sebagai lokasi pabrik
oleokimia karena selain merupakan salah satu pusat perindustrian
terbesar di Indonesia, Pulau Batam juga terletak di daerah segitiga emas
yaitu Indonesia (Batam), Singapura dan Malaysia (Johor). Pabrik
Oleochemichal di Batam mulai beroperasi pada bulan Oktober tahun 1994
dengan nama perusahaan PT. Batamas Megah. Pada tahun 2000 terjadi
pengalihan kepemilikan dari Salim Group ke sebuah konsorsium yang
terdiri dari PT. Wings Lautan Luas dan PT. Djarum. Sehingga terjadi
penggantian nama pada tanggal 21 April 2001 menjadi PT. Ecogreen
Oleochemicals Batam Plant. Pabrik yang memproduksi Fatty
Alcohol (Lemak Alkohol) ini bahan dasarnya berupa minyak inti kelapa
sawit atau yang dikenal dengan CPKO(Crude Palm Kernel Oil) atau
minyak kelapa yang dikenal dengan CNO (Crude Nature Oil) yang
didatangkan dari Pulau Sumatera, Sulawesi atau Filipina. Selain itu
didatangkan dari Pulau Sumatera dan Methanol yang didatangkan dari
Kalimantan dan Singapura.

13
PT. Ecogreen Oleochemichals Batam tidak hanya memproduksi Fatty
Alcohol (Lemak Alkohol) saja, tetapi juga memproduksi Methylester dan
Glycerine. Dalam menghasilkan produk-produk tersebut, PT. Ecogreen
Oleochemichals Batam sangat menjaga kualitas produksinya. Hal ini
terbukti dengan diterimanya sertifikat ISO 9002 : 1994 (Quality
Management Sistem atau Sistem Manajement Mutu) dan yang telah
dikonvermasi ke ISO 9000 : 2000, karena versi 1994 expired pada 15
Desenber 2003. Selain itu, PT. Ecogreen Oleochemichals Batam juga
peduli pada lingkungan dan telah disertifikasi dengan ISO 14001 :
2000 (Environmental Management System) yaitu standarisasi
internasional tentang lingkungan.

Bidang Usaha

Bidang usaha yang dihasilkan oleh Perusahaan Ecogreen


Oleochemicals adalah memproduksi berbagai macam dimana akan
dijelaskan sebagai berikut:

a. Fatty Acids (Asam Lemak)


Secara umum Fatty Acids dihasilkan dari proses berikut:
Raw Material (CPKO, RBDPS, PKO, RBDPO) dipompakan
ke splitting dimana terjadi proses Hidrolisis yang menghasilkan
Fatty Acids dan Glyserin setelah itu proses Hidrogenasi yaitu
untuk menghasilkan Fatty Acids yang jenuh dengan memberikan
Hydrogen, kemudian proses Destalasi selanjutnya proses
Fraksinasi dan akhirnya dihasilkan Fatty Acids.

b. Fatty Alkohol (Lemak Alkohol) Fatty Alkohol merupakan hasil


lanjut dari pengolahan Fatty Acids yang terlebih dahulu di proses
melalui Methylester.

14
c. Fatty Amino(Lemak Amino)
Fatty Amino digunakan sebagai bahan industri plastik, pelumas,
tekstil dan surfaktan.

d. Methylester
Methylester dihasilkan melalui proses Waterifikasi pada lemak
yang diberi Methanol atau Etanol dengan katalisator Nametoksi.
Contohnya bahan pembuatan sabun.

e. Gliserin
Gliserin merupakan pemisahan dari Fatty Acids pada proses
Hidrolisasi. Contohnya untuk industri kosmetik, bahan pelarut,
pengatur kekenyalan shampoo, obat kumur, pasta gigi, industri
rokok, permen karet, cat, adesip, plester dan sabun.

2.2 . HASIL PRODUKSI BEBERAPA NEGARA

A. Di Indonesia: Memproduksi alkohol lemak jenuh dan tidak jenuh,


asam lemak rangkaian pendek dan gliserin.
B. Di Jerman: Memproduksi alkohol manis dan cair, lemak utama
amines, alcohol lemak tidak jenuh, dan metylester istimewa
C. Di Singapura: Memproduksi alkohol alami dan nonyl phenol
ethoxylates

Untuk memenuhi standar kualitas operasi, pabrik di Batam dan Medan


mendapatkan sertifikat ISO 9002 dari Sgs Yarsley International
Certification Services Limited sementara pabrik yang ada di Jerman
mendapatkan sertifikat ISO 9001 dari Llyod's Quality Assurance.

SERTIFIKAT PERUSAHAAN :

 ISO 9002 Certification in June 1993 from SGS Yarsley


 ISO 9001:2008 in Sepetember 2003
 Othodox Union_Khoser Certification in 1994 from Union Orthodox Jewish
Congregations of America
15
 ISO 14001:2004 Certifiaction in December 2004 from BVQI Singapore
 HALAL Certification from LPPOM MUI in Year 2007
 ISO 22000:2005 in 23 November 2011 from TUV
 HACCP in 14 April 2011 from TUV

2.3. PENANGANAN LIMBAH PABRIK ECOGREEN


Secara umum cara penanganan limbah pada pabrik Ecogreen diatur
oleh pemerintah dari Menteri Lingkungan Hidup yang menjadi pedoman
bagi Ecogreen dalam mengelola limbah juga terdapat sertifikatnya yaitu
ISO 14001:2004 Certifiaction in December 2004 from BVQI Singapore.
Limbah yang yang dihasilkan Ecogreen ini berupa air atau cairan,
perusahaan ini memiliki sebuah Instalasi Pengelolaan Limbah Cair,
diproses dimulai dari pengolahan secara fisik, lalu dilanjutkan dengan
pengolahan secara kimia dan selanjutnya dilakukan pengelolaan secara
biologi yang menggunakan tenaga kerja bakteri aerob. Lalu semua limbah
organik yang ada didalam air limbah dikembalikan pada kondisi yang telah
ditentukan oleh pemerintah. Air limbah itu COD nya harus dibawah 300
ppm, jika air limbah itu dibawah 300 ppm maka limbah itu diperbolehkan
untuk dibuang ke laut atau daerah perairan lainnya. Namun dapat diliat
secara khusus penangan limbah cair yaitu sebagai berikut:

Kelestarian Lingkungan: Ecogreen menghasilkan air limbah 1,050


3
m /hari, yang dibuang ke badan air permukaan setelah diolah terlebih
dahulu. Paramater keluaran air limbah yang dipantau saat ini memenuhi
dan akan terus memenuhi ketentuan pemerintah dan panduan WBG/IFC.
Emisi udara dari pembagkit listrik dan berbagai proses lainnya akan
mematuhi ketentuan pemerintah dan panduan WBG/IFC.

Limbah Padat dan Limbah B3: Limbah padat utama yang dihasilkan
adalah sampah penyaringan pada proses pengolahan awal CPKO
diperkirakan sebanyak 2,000 ton/tahun termasuk limbah pabrik baru
nantinya. Sekarang ini, limbah sampah penyaringan (filter cake) dibakar
dalam lokasi pabrik. Akan tetapi setelah pembangkit listrik yang baru
16
beroperasi, filter cake akan digunakan sebagai bahan bakar tambahan
dalam unit pembangkit listrik tersebut, karena masih mengandung kalori
panas. Limbah B3 utama yang dihasilkan berasal dari katalis sebanyak 31
ton/tahun. Semua katalis bekas dikembalikan kepada pembuatnya untuk
daur ulang seperti yang telah dilaksanakan sejak tahun 2006 dan atau
dikirim kepada pengolah resmi.

Bahan Berbahaya dan Bahaya Kegiatan: Bahan baku, produk


menengah, dan produk-produk Ecogreen terdiri dari sejumlah bahan
berbahaya. Proses pembuatan, penyimpanan, penanganan, dan
pengangkutan bahan tersebut memiliki potensi bahaya bagi karyawan.
Ecogreen melakukan tinjauan K3 internal terhadap proses-proses itu
setiap tahun. Gas alam dikirim ke pabrik melalui jalur pipa. Hidrogen yang
diproduksi dari gas alam, digunakan langsung untuk reaksi hidrogenasi.
Baik gas alam maupun gas hydrogen tidak disimpan di dalam pabrik.
CPKO dan semua produk dihubungkan ke jetty terdekat melalui pipa
secara langsung, untuk mengurangi tingkat bahaya.

Pencegahan dan Tanggap Darurat Kebakaran: Terdapat berbagai


alat pemadam kebakaran yang terpelihara dengan baik di dalam pabrik.
Tersedia klinik 24 jam di dalam pabrik untuk kebutuhahan P3K dan
keadaan darurat. Tersedia juga 1 (satu) unit mobil pemadam kebakaran
dan tim penanggulangan kebakaran di dalam pabrik. Apabila diperlukan,
mobil pemadam kebakaran dan ambulans dari luar dapat didatangkan
dalam waktu lima menit.

Gas Rumah Kaca (GHG): Karbondioksida (CO2) yang dihasilkan


saat ini berasal dari pembangkit listrik dan produksi hydrogen dari gas
alam. Tambahan CO2 yang akan dihasilkan berasal dari unit produksi baru
dan pembangkit listrik yang baru. Perkiraan CO 2 yang akan dihasilkan
setelah proyek selesai berkisar 448,388 metrik ton/tahun. Ecogreen
memiliki program efisiensi energi, melalui pemantauan harian
perbandingan konsumsi bahan bakar dan daya listrik dengan produk.
Sesuai dengan ESAP, Ecogreen akan bekerjasama dengan ahli dari luar
17
untuk melaksanakan audit energi terpadu dan mengajukan rencana
efisiensi energi.

2.4. DAMPAK LIMBAH TERHADAP LINGKUNGAN BIOTIK DAN ABIOTIK

A. Dampak Limbah terhadap lingkungan abiotik :


Limbah cair tidak memiliki dampak buruk karena sudah melalui
pengolahan terlebih dahulu sesuai standar, sehingga tak mencemari
terhadap lingkungan abiotik sekitar. Dan Limbah padat dan Limbah B3
tidak memiliki dampak, namun hal ini diolah langsung menjadi bahan
bakar kembali, mungkin persentase emisi gas dan pencemarannya tak
sebesar yang diduga.
B. Dampak limbah terhadap lingkungan biotik :
Sedangkan bagi makhluk hidup, tentu dibutuhkan sumber daya manusia
yang berkualitas untuk melaksanakan semua proses tersebut, sehingga
dapat meningkatkan mutu perekonomian masyarakat dan tidak
berpengaruh buruk bagi masyarakat lainnya, seperti pada pencemaran
air, dll

Sesuai dengan amanah Undang-Undang No. 3 Tahun 2014 tentang


Perindustrian, peran pemerintah dalam mendorong kemajuan sektor
industri ke depan dilakukan secara terencana serta disusun secara
sistematis dalam suatu dokumen perencanaan. Dokumen perencanaan
tersebut harus menjadi pedoman dalam menentukan arah kebijakan
pemerintah dalam mendorong pembangunan sektor industri dan menjadi
panduan bagi seluruh pemangku kepentingan yang terlibat dalam
pembangunan industri nasional. Rencana Induk Pembangunan Industri
Nasional (RIPIN) disusun sebagai pelaksanaan amanat pasal 8 ayat 1,
Undang-Undang No. 3 tahun 2014, dan menjadi pedoman bagi
pemerintah dan pelaku industri dalam perencanaan dan pembangunan
industri sehingga tercapai tujuan penyelenggaraan Perindustrian. RIPIN
memiliki masa berlaku untuk jangka waktu 20 tahun, dan bila diperlukan

18
dapat ditinjau kembali setiap 5 (lima) tahun. Di dalam RIPIN telah
ditentukan 10 industri prioritas yang dikelompokkan ke dalam industri
andalan, industri pendukung dan industri hulu sebagai berikut :

Industri Andalan

1. Industri Pangan

2. Industri Farmasi, Kosmetik dan Alat Kesehatan

3. Industri Tekstil, Kulit, Alas Kaki dan Aneka

4. Industri Alat Transportasi

5. Industri Elektronika dan Telematika (ICT)

6. Industri Pembangkit Energi

Industri Pendukung

7. Industri Barang Modal, Komponen, Bahan Penolong dan Jasa Industri

Industri Hulu

8. Industri Hulu Agro

9. Industri Logam Dasar dan Bahan Galian Bukan Logam

10. Industri Kimia Dasar Berbasis Migas dan Batubara

Kesepuluh industri prioritas tersebut merupakan bagian dari Bangun


Industri Nasional. Bangun industri nasional berisikan industri andalan
masa depan, industri pendukung, dan industri hulu, dimana ketiga
kelompok industri tersebut memerlukan modal dasar berupa sumber daya
alam, sumber daya manusia, serta teknologi, inovasi dan kreativitas.
Pembangunan industri di masa depan tersebut juga memerlukan
prasyarat berupa ketersediaan infrastruktur dan pembiayaan yang
memadai, serta didukung oleh kebijakan dan regulasi yang efektif.

19
Industri Oleokimia Dasar dan Kemurgi merupakan salah satu industri
hulu prioritas yang akan dikembangkan. Dalam RIPIN 2015- 2035, industri
hulu agro yang akan dikembangkan antara lain adalah industri oleofood,
oleokimia dan kemurgi. Industri oleofood yang difokuskan untuk
dikembangkan atau dibangun hingga tahun 2035 adalah olein; stearin;
gliserol; Palm Fatty Acid Distillate (PFAD); coco butter substitute;
margarin; shortening; other specialty fats; Specialty fats (coco butter
substitute); tocopherol; betacaroten; asam organik dan alkohol dari limbah
industri sawit dan specialty fats bahan tambahan pangan. Industri
oleokimia yang difokuskan untuk dikembangkan atau dibangun hingga
tahun 2035 meliputi fatty acids, fatty alcohols, Asam lemak nabati (fatty
amine), methyl estersulfonat (biosurfactant), biolubricant (rolling oils),
glycerine based chemical, Isopropyl Palmitate (IPP), Isopropyl Myristate
(IPM), Asam stearat (Stearic acid), Methyl esters, Bioplastic
(Polybetahydroxybutirate/PHB, Polyhydroxyvalerate/ PHV, polylactate)
berbasis limbah industri sawit; dan polymers turunan minyak sawit.
Sedangkan industri kemurgi yang difokuskan untuk dikembangkan atau
dibangun hingga tahun 2035 adalah Biodiesel (Fatty Acid Methyl Ester/
FAME), Bioavtur (Bio jet fuel), Biodiesel, Bioethanol, Biogas dari POME,
Biomaterial untuk peralatan medis, aromatic building blocks berbasis lignin
untuk sintesis obat/farmasi; dan Nano-cellulose derivatives, bio-based
fiber & polymers (carbon fiber, viscous), new generation of biobased
composite,secondary biofuel.

2.5. Methanol Hydrogen Plant

Methanol Hydrogen Plant memproduksi hydrogen dengan kemurnian


tinggi untuk digunakan dalam NDA (Natural Detergen Alkohol) Plant.
Umpan utama berupa campuran antara methanol dan air, menggunakan
proses NDA. Methanol murni dan air demin digunakan pada saat star-up,
dan juga ditambahkan pada saat normal operasi untuk menambah rasio
20
umpan methanol-water ke reactor, dan juga untuk menambah aliran
umpan sebanyak yang dibutuhkan plant. Hidrogen yang diproduksi
memiliki kemurnian 99,99% volume (dry) minimum.

2.6. Methanol-Water System


1) Methanol-Water Mix Drum 1-D1111
Mix Drum adalah bejana horizontal yang dioperasikan pada tekanan
atmosfer dengan nitrogen blanketing diatas cairan methanol-water.
Volume normal operasi 1,3m3. Mix Drum dapat mengakomodasi
penambahan umpan maksimum sebesar 4,4m3 sebelum menyebabkan
high alarm dan high-high trip. Penambahan volume dapat terjadi pada
saat plant shut down. Umpan utama berupa methanol-water, methanol
recycle dan air dari excess reaksi dicampur dalam Mix Drum melewati
static mixer dan densitometer. Densitas cairan tersebut diukur dengan
densitometer (pipa resonansi) yang mana penambahan methanol atas air
diatur dengan density controller. Set point densitas 889 Kg/m3, equivalent
dengan perbandingan methanol/water yaitu 1,4.

Kebutuhan plant berkisar antara 0,92-2,9 m3/h umpan liquid. Jika


hydrogen plant melampaui umpan utama (+ recycle), maka
kekurangannya dapat ditambah dari methanol murni dan air demin yang
dikendalikan oleh Control Level Mix Drum.

2) Methanol/Water Feed Pump


Ada dua pompa umpan 1-P111A/S (100% bekerja/Stanby), pompa-
pompa tersebut memiliki variable speed, single head, dan hydraulic
actuated double diaphragm pums. Kecepatannya diatur melalui controller
aliran umpan yaitu FC6204, controller ini juga berfungsi sebagai pengirim
sinyal kebutuhan umpan untuk NDA plant. Pengatur getaran dipasang
pada discharge pompa untuk memastikan aliran umpan mengalir secara
smooth (halus).
21
2.7. Methanol Reactor
Umpan dipanaskan dalam Reactor Feed Interchanger (1-E1111)
hingga suhu 149ºC, dan kemudian dipanaskan lagi dalam Reactor Feed
Superheater (1-E1112) hingga suhunya mencapai 270ºC menggunakan
hot oil heater, sebe;um menuju ke Methanol Reactor. Methanol Reactor
di desain vertical tipe shell and tube exchanger. Katalisnya dipacked di
dalam tube-tube vertical.Methanol Reactor ini menghasilkan hydrogen
murni menggunakan catalyst Cu/Zn pada temperature 270ºC dan
tekanan 47 Kg/cm2g.

Aliran hot oil (therminol 66) dengan laju alir konstan 146790 Kg/h
melewati bagian shell pada temperature 300ºC, secara co-curren dengan
umpan reactor. Reaksi antara methanol dengan steam mengikuti tahap-
tahap reaksi di bwah ini :

CH3OH + Heat → CO + 2H2

CO + H2O → CO2 + H2

CH3OH + H2O + Heat → CO2 + 3H2 overall

2.8. Condensat Decanter and PSA Guard


Produk reactor mula-mula didinginkan dalam Reactor Feed
Interchanger (1-E1111) hingga suhu 152ºC, kemudian didinginkan lagi di
Reactor Product Cooler (1-E1113) hingga suhu 40ºC.

a. Condensat Decanter
Condensat Decanter (1S-1111) berupa bejana horizontal stainless
steel, dioperasikan pada tekanan 45,5 Kg/cm2g, dan temperature 40ºC.
Crude hydrogen kira-kira 73% volum di dalam produk yang berfasa gas.
Hasil kondensasi methanol-water dipisahkan di dalam Condensate
Decanter (1-S1111). Aliran crude hydrogen menuju ke PSA melewati
Guard Bed 1-D1146, disini kondensatnya dibuang di bawah level
control, kemudian di recycle kembali ke Mix Drum. Purging aliran steam

22
sebanyak 121 kg/jam diambil dari condensate system dan dialirkan ke
hot oil Heater burner pada saat kebutuhan plant 1550 Nm3/jam atau
kurang.

b. Guard Bed
Guard Bed 1-D1146 berupa sebuah vessel vertical yang beroperasi
pada tekanan 45,5 kg/cm2g dan 40 ºC. Alat ini diisi dengan 4140 kg
activated carbon yang dapat digunakan untuk satu tahun lebih.

2.9. PSA
Unit PSA (Pressure Swing Adsorption) dapat dilihat di PFD j97237-A1-
1002. PSA terdiri dari empat vessel vertical 1-D1141/1142/1143/1144
beroperasi dengan tekanan produk 44.5 kg/cm2g dan 40 ºC. Setiap
adsorber berisi activated alumina, activated carbon dan molecular sieve
yang secara selektif memisahkan uap air, karbon dioksida, hidrokarbon
dan karbon monoksida dari aliran hydrogen.

Proses berjalan secara batch dengan pengontrol PLC yang


melakukan semua switching supaya setiap vessel melalui cycle adsorption
dan regenerasi bergantian sehingga menghasilkan aliran hydrogen murni
secara kontinyu. PSA merecover 78 % dari umpan hydrogen. Flow yang
masih tersisa keluar bersama-sama offgas ke unit Hot Oil Heater selama
siklus regenerasi.

1. Hydrogen Product
Produk hydrogen diarahkan ke dua pengguna, pertama di supply
sebelum back pressure control valve dengan tekanan 44,5 kg/cm2g
sedangkan yang kedua di supply setelah back pressure control valve
dengan tekanan 42,5 kg/cm2g. Hydrogen product vent dipasang di
upstream dari back pressure control valve dan diukur untuk disain
penuh aliran produk. Alat ini juga dimaksudkan untuk bekerja sebagai

23
sebuah spill vent jika dibutuhkan untuk membuang kelebihan produk
yang terikut selama lag time antara pengurangan kebutuhan produk
dan mereset kecepatan pompa feed.

2. OFF GAS
Waste gas dari PSA unit mengalir ke Off Gas Drum 1-D1145 yang
diukur untuk pressure swing terbatas dalam pressure offgas di burner
control. Waste gas berisi komponen-komponen berupa CO2, CO, H2O
dan Metanol bercampur dengan proporsi hydrogen yang significan.
Waste gas fuel memberikan sebagian besar panas dalam Hot Oil
Heater Unit. Off gas drum juga bekerja sebagai Mix drum untuk
membatasi pengaruh komposisi yang berubah-ubah pada keluaran
blowdown dan purge cycle.

2.10. Hot Oil Heater Unit


Design Net Heat Input untuk 1-G1131 adalah 238.5099 kkal/jam.
Hot Oil heater system terdiri dari :
 Furnace & coil
 Preheater
 Burner
 FD Fan
 Hot Oil expansion drum
 Hot Oil pumps
 Hot Oil cooler

a) FURNACE/COIL/PREHEATER/BURNER
Furnace berupa konstruksi cylindrical horizontal dengan ceramic fibre
berisi sebuah single pass helical coil. Perluasan surface preheater
dipasang di keluaran flue gas ke cerobong untuk meningkatkan effisiensi
panas alat. Heater membakar waste flue dari proses dengan forced draft
24
burner ke dalam refractory lined stabilization zone yang mana merupakan
bagian utama dari konstruksi furnace. Off gas PSA dan aliran purge liquid
merupakan hasil dari proses yang bukan merupakan pokok dari flow atau
temperature control signal dari heater temperature control schene.

Methanol murni digunakan sebagai bahan bakar pada start up, make-
up heat input dibawah control temperature dan sebagai support heat input.
Support heat input dibutuhkan untuk menjaga stabilitas flame dan
pembakaran sempurna dari waste fuel yang melebihi range operasi.

Waste stream terdiri dari :

 PSA off gas


 Liquid Purge
 Impure Methanol (Periodic Firing)

b) FD FAN
Forced Draft Fan didisain untuk menghasilkan 3.011 Nm3/jam udara ke
burner dengan 180 mmWG dan 37 ºC. Pembakaran aliran udara dikontrol
oleh inlet vane (baling-baling) damper yang diletakkan di suction fan.

c) HOT OIL EXSPANSION DRUM


Hot Ol Exspansion Drum adalah karbon steel horizontal vessel yang
beroperasi pada tekanan 1.5 kg/cm2.g dan ambient temperature. Vessel
ini dirancang mempunyai ukuran untuk menampung semua (full inventori)
hot oil, tetapi pada kondisi normal hanya berisi oil ke nominal level. Pada
kondisi normal tidak ada aliran keluar dan masuk vessel. Pada saat
tertentu tabung reactor meledak, vessel akan berfungsi sebagai liquid/gas
separator yang berisi hot oil liquid dan venting gas realesed.

d) HOT OIL PUMP


Ada dua pompa, stanby/duty 1-P1131 A/B di pasang untuk
mempertahankan konstan flow disekitar Circuit Reactor, Superheater, dan
Hot Oil Cooler. Masing-masing pompa berukuran untuk memompa 180
m3/jam hot oil pada 6,1 kg/cm2.
25
e) HOT OIL COOLER
Hot Oil Cooler 1-E1114 adalah multi tube hairpin tipe exchanger terbuat
dari karbon steel. Hot oil heater selalu memproduksi panas berlebih, yang
besarnya karena pembakaran yang kontinyu yang di support oleh bahan
bakar. Hot Oil Cooler memindahkan panas berlebih dari system.

2.11. CONTROL DAN SAFE GUARDING


Methanol hydrogren plant di kendalikan lewat standalone system yang
terdiri dari dua PLC dan SCADA system.

 PCS PLC Proses control PLC


 PCS PLC Berisi semua control loop yang memjamin
kestabilan proses.
 FS PLC Fail safe PLC

FS PLC mengandung

 Process shut down


 Burner Management
 Hot oil Pump Auto Change Over

Operasi plant dan control dapat di akses dan di monitor lewat SCADA
system.

26
BAB III
METODE PELAKSANAAN KEGIATAN

3.1. Perencanaan
Pada kegiatan pelaksanaan kerja magang ini, dilakukan selama dua
minggu yakni dari tanggal 2 Maret 2020 hingga tanggal 16 Maret 2020.
Kegiatan kerja magang ini dilakukan di PT. ECOGREEN
OLEOCHEMICALS Jl. Raya Pelabuhan, Kabil, Kecamatan Nongsa, Kota
Batam, Kepulauan Riau 29435. Di bagian Departmen Engineering .
Untuk memfokuskan arah kerja selama pelaksanaan kegiatan magang di
PT. ECOGREEN OLEOCHEMICALS Batam, maka penulis telah
menyusun rencana pelaksanaan magang berdasarkan penempatan dan
ruang lingkup kerjanya.

3.2. Prosedur / Instruksi Kerja


Dalam pelaksanaan kerja magang ini penulis ditugaskan
pembimbing lapangan untuk belajar dan praktek mengenai pekerjaan
yang akan di berikan pembimbing lapangan. Selama berada di PT.
Ecogreen Oleochemicals Batam penulis harus mengikuti peraturan
yang telah ditetapkan, diantaranya yaitu:
1. Hadir pada pukul 08.00 WIB dan pulang pukul 17.00 WIB
pada hari Senin – Jumat. Jam masuk kerja dan pulang
kerja disesuaikan dengan jam kerja karyawan di PT.
Ecogreen Oleochemicals
2. Mematuhi peraturan kerja yang ada pada perusahaan.
3. Membantu staff pada bagian departmen engineering .

27
3.3 Pelaksanaan
Pelaksanaan kerja magang di PT. ECOGREEN OLEOCHEMICALS
Adapun pelaksanaan kegiatan kerja magang akan dijelaskann
secara detail pada tabel berikut ini:

1. Kegiatan magang

Tabel 3.1. Tabel Pelaksanaan Kegiatan Magang

Daftar gambar
N Hari/Ta Kegiatan
o nggal
1 Senin, 2 Pada hari ini merupkan hari
Maret pertama melakukan praktek
2020 magang. Pada hari ini saya di
minta mengisi beberapa
formulir persetujuan terkait tata
tertib yang ada pada
perusahaan tersebut
selanjutnya saya di breafing
terkait SMK3 dan serta
membawa kartu bpjs ketenaga
kerjaan untuk jaminan
keselamatan kerja ,lalu sambil
mendengarkan penjelasan
struktur organisasi yang ada di
pt ecogreen lalu saya di ajak
berkeliling untuk di
perkenalkan area pt ecogreen
oleochemicals

2 Selasa, 3 Hari kedua saya diminta untuk


Maret membaca- baca manual books
2020 dan saya di minta untuk
mengikutin seminar yang
berjudul menjadi pribadi yang
lebih baik bersama dengan
para karyawan yang baru
mendaftar di pt ecogreen

28
3 Rabu, 4 Hari ketiga saya mulai
Maret berkenalan dengan karyawan
2020 yang ada di departemen
engineering eob3 setelah itu
saya di instruksikan untuk
melihat pekerjaan karwayan
departemen engineering
sebelum memulai
pekerjaannya

4 Kamis, 5 Hari keempat saya di


Maret instruksikan ke lapnagan untuk
2020 mulai sedikit membantu
pekerjaan yang di berikan oleh
pembimbing lapangan untuk
memotong belt conveyor,saya
di aja diberitahu cara
memotong lapisan beltnya dan
cara menyambung kan bagian
yang lainnya. Setelah itu saya
di berikan penjelasan
mengenai macam macam
bearing , bentuknya serta kode
pada bearing tersebut,
dikarenakan saya kurang
memahami hal tersebut

5 Jumat, 6 Hari kelima saya di instruksikan


Maret 2020 ke lapngan untuk mengganti
sight glass dengan bantuan
karyawan pada tangki 57 lalu
selanjutnya membantu
memperbaiki pressure safety
valve yang passing akibat
overpressure pada boiler

6 Sabtu, 7 Hari libur


Maret 2020

29
7 minggu,8 Hari libur.
Maret 2020

8 Senin,9 Hari selanjutnya saya


Maret 2020 diinstruksikan ke lapangan
untukmenyiapkan alat alat untuk
pembongkaran cw pump
,setelah itu melakukan
pembongkaran pada cw pump
untuk mengganti bearing nya

9 Selasa,10 Hari selanjutnya saya


Maret diinstruksikan kelapangan untuk
2020 membantu pemotongan plat baja
yang nantinya sebagai tumpuan
pada cw pum yang di bongkar
yang akan di cor kembali
Rabu,11 Hari selanjutnya saya di
Maret 2020 instruksikan kelapangan untuk
10 mengganti roller drum pada
conveyor serta penjelasan
tentang conveyor

Kamis,12 Hari selanjutnya saya di


Maret 2020 instruksikan untuk membantu
11 melepas roller drum pada
conveyor yang ada di pltu
dikarenakan akan di lakukan
preventive maintenance pada
conveyor
Jumat ,13 Hari selanjutnya saya di
Maret 2020 instruksikan untuk mengikutin
12 karyawan untuk membantu
pemasangan penggantian bearing
pada coupling cw pump setelah
itu saya di ajak untuk melihat
pembongkaran cw fan
dikarenakan sedang di lakukan
preventive maintenance

30
Sabtu , 14
Maret 2020
13 Hari libur

Minggu ,
15 Maret
14 Hari libur
2020

Dikarenakan adanya pandemic covid-19 maka kegiatan kerja magang


dilakukan secara daring (Internship From Home).

3.4 Peluang
Pelaksanaan kerja magang di di lakukan selama 2 minggu. Selama
kegiatan berlangsung, penulis memperoleh beberapa kendala yang
dihadapi. Berikut ini peluang yang dihadapi penulis selama kerja
magang:
1). Penulis memperoleh data data dari PT ecogreen guna
kepentingan menyelesaikan laporan magang .
2). Penulis dibimbing oleh beberapa karyawan terkait dengan
pekerjaan yang di berikan pembimbing lapangan

3.5 Kendala
Adapun beberapa kendala yang dihadapi saat melakukan kegiatan kerja
magang seperti :

Pada saat pelaksanaan kegiatan kerja magang, penulis belum


mengetahui banyak tentang mekanisme kerja di PT ecogreen
oleochemicals
Belum Mengetahui mengenai bagaimana proses produksi bahan
baku yang ada di PT ecogreen oleochemicals
Kurangnnya informasi terkait dasar rumus yang digunakan
berdasarkan spesifikasi pembangkit yang ada pada pembangkit
listrik tenaga uap PT eocgreen oleochemicals

31
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 .Perencanaan

Instruksi berikut disiapkan oleh technical service department dari Sϋd-


Chemie sebagai referensi untuk pengguna dari katalis methanol reforming
G-66B dan G-66B RS. Instuksi tersebut diajukan untuk membantu
pengguna dalam mendapatkan performa yang optimal. Instruksi ini ditulis
dalam bahasa yang umum sehingga akan sesuai dengan prosedur yang
diinginkan oleh industri atau kontraktor yang bersangkutan. Instruksi
tambahan khusus akan ditambahkan pada bulletin ini oleh Sϋd-Chemie
jika user mengingankan atau bila SC menganggapnya diperlukan. Sϋd-
Chemie akan sangat terbuka untuk meninjau prosedur yang diajukan oleh
kontraktor atau pelanggan dan akan ditambahkan ulasan dimana mereka
mungkin memerlukannya.

Informasi lebih lanjut berkenaan dengan pegangan atau instruksi


penggunaan dari Sϋd-Chemie katalis bisa didapatkan dengan
menghubungi technical service department di semua kantor cabang dari
Sϋd-Chemie.

4.2. General
G-66B merupakan katalis yang telah terbukti secara komersial yang
diformulasikan dari oxida tembaga dan zinc yang mampu memberikan
keaktifan katalis yang tinggi untuk methanol reformer. Katalis ini
biasanya digunakan dalam reaktor multi-tube vertikal dimana katalis
terletak didalam tube dan Hot Oil bersirkulasi di sekitar tube untuk
mensuplai panas untuk reaktor endotermik methanol reforming. Suhu
operasi normal untuk reactor ini adalah 250 – 315 °C. Tekanan
operasinya dapat diatas 50 Bar dengan tekanan lebih rendah favoreing

32
more conversion. Tipe S/G rasio inlet reaktor range dari 1 sampai 1,5
G-66B normalnya disuplai dalam ukuran 6x3 mm dalam bentuk tablet.
Dilapangan setelah diterima G-66B tidak bersifat pyrophoric atau
hydroscopic. Jika disupp. Jika disupplai dalam keadaan pre-reduced
dan distabilkan, G-66n RS dapat dikategorikan pyrophoric jika kontak
dengan udara pada suhu disekitar 45°C

Tabel 4.1. Keterangan untuk G-66B dan G-66B RS

Catalis G-66B G-66b RS


Ukuran 6x3mm 6x3mm
Bentuk TRAFO 4 TRAFO 4
Merk PMT Tablet Tablet

Composisi,wt% Composisi,wt% Composisi,wt%

CuO 33 ±3 4 ±1
Cu 0.0 25 ±1
ZnO 65 ±3 68 ±3
Al2O3 2.0 max 2.0 max
Bulk density 1.35 ±0.08 1.28 ±0.08

4.3. Storage
G-66B dan G-66B RS pada umumnya dikapalkan dalam drum baja atau
“super sacks”. Sejak sulfur dan halogen mengurangi keaktifan dari kedua
katalis tersebut, katalis harus disimpan di area yang bebas dari sulfur dan
halogen. Meskipun tidak menutup kemungkinan jika G-66B dan G-66B RS
didinginkan selama proses penyimpanan,hal ini tidak akan menggangu
physical structure ataupun aktivity asal pendinginan bebas dari uap.

33
4.4 Prosedur Loading Katalis
I. Safety
Seluruh anggota seharusnya melihat secara teliti seluruh dokumentasi
safety katalis dan prosedur loading sebelum prosedur dilakukan.
Penanganan yang tepat dan informasi perlindungan khusus yang
dijelaskan dalam MSDS (Material Safety Data Sheets) dari G-66B dan G-
66B RS harus dipahami. MSDS ini mengandung hal-hal yang sama
dengan OSHA (USA) atau standar yang sama untuk penanganan katalis.

Hal-hal yang dibutuhkan sebelum loading


Selama loading, hal-hal dibawah ini harus dicek :
 Inspeksi dengan teliti vessel kosong untuk memastikan terbebas
dari kotoran. Lihat internal, manways, manways covers bolts, nuts,
dll, dan kembalikan bagian-bagian tadi jika diperlukan. Lihat seluruh
vessel conections seperti inlet dan jalur outlet dan thermowells
untuk memastikan semuanya dalam kondisi yang bagus.
 Inspeksi seluruh screen sudah dipasang (lama/baru) pastikan
bersih dan tidak rusak.
 Inspeksi seluruh support grid dan screen fasteners untuk
memastikan bahwa partikel katalis atau bed support material tidak
lolos atau tidak melewati support screen.
Pastikan seluruh flange atau dump nozzles telah dipasang kembali dan
dikencangkan.
Inspeksi seluruh katalis dan support ball ketika diterima. Meskipun G-66B
dan G-66B RS telah di screen selama pengapalan dan dapat di load
langsung ke dalam reactor tanpa discreen lagi, penanganan yang kasar
selama pengapalan mengharuskan katalis disaring lagi sebelum loading
ke reactor. Oleh karena itu perlu disiapkan fasilitas untuk menyaring.

34
Penting :
Jika hal ini perlu untuk anggota untuk masuk dalam vessel selama
loading, hal-hal dibawah ini perlu diperhatikan :
1. Pastikan seluruh jalur masuk ke vessel yang tidak diperlukan selama
loading di tutup dan di blind untuk perlindungan anggota.
2. Berikan seluruh anggota yang masuk vessel dengan pakaian khusus
untuk mencegah kontak katalis dengan kulit. Anggota yang masuk vessel
harus dilengkapi dengan masker debu atau fresh air breathing apparatus.
3. Jika fresh air masks tidak digunakan, beberapa tipe dari pemindah
udara harus menyediakan sirkulasi udara. Jika G-66B RS di load pada
atmosfer nitrogen, anggota yang loading diwajibkan memakai fresh air
breathing apparatus.
4. Anggota yang masuk vessel seharusnya jangan pernah berjalan
secara langsung di katalis selama loading. Plywood, showshoes atau
plank support harus disediakan untuk menahan berat anggota yang
loading untuk meminimalisasi kerusakan.

II. Loading
Setelah inspeksi pre-loading selesai, prosedur berikut harus dilaksanakan
untuk loading katalis:
Penting untuk verifikasi tipe material yang akan diloading sebelum drum
atau bag dikosongkan ke dalam loading hopper. Loading personal harus
familiar dengan nomor identifikasi katalis dan penampakannya. Katalis
harus diloading per outages khusus dalam diagram loading. Jumlah log
drum atau sack harus akurat untuk memungkinkan identifikasi kesalahan
yang ada. Deviasi yang ada harus dilaporkan ke Technical Group.
Semua inert support balls harus diloading dan diukur levelnya. Jika
multiple layer dari support ball akan diloading, tiap layer harus dilevel
terhadap penambahan layer berikutnya. Catat outages setelah setiap
layer dan konfirmasikan dengan diagram loading. Perhatian khusus harus
diberikan agar reactor outlet screen tidak rusak.
35
Katalis harus diloading. Hal ini terdiri dari flexible sock dalam inlet manway
dari reactor sehingga katalis bisa didistribusikan merata kesemua tube
dalam reactor. Vibrasi katalis tidak perlu untuk memastikan loading yang
seragam. Meskipun demikian, beberapa perusahaan loading menerapkan
teknik loading untuk loading multiple tube reactor. Semua itu sudah dikaji
oleh Sϋd-Chemie. Jika ada keraguan saat loading oleh kontraktor silahkan
menghubungi Sϋd-Chemie.

Katalis harus diloading per outages khusus dalam diagram loading.


Jumlah log drum atau sack harus akurat untuk memungkinkan identifikasi
kesalahan yang ada. Deviasi yang ada harus dilaporkan ke Technical
Group.
Setelah drum atau sack terakhir dari G-66B atau G-66B RS telah
diloading, vakumlah top dari tiap-tiap tube untuk menghilangkan padatan-
padatan yang timbul selama loading. Untuk mencegah katalis pellet tidak
terikut maka screen 4-6 mesh harus dipasang pangkal dan ujung vacuum
hose. Katalis harus diloading ke top dari tube sheet. Jangan biarkan
padatan tertinggal di atas tube. Laporkan ke Technical Group untuk
inspeksi terakhir dan mereview data vessel yang diloading. Install kembali
inlet distributor jika diperlukan dan top manway.

4.5. Start-up
Prosedur start-up untuk G-66B dan G-66B RS cukup bermacam-macam.
Seperti yang disuplai, copper atau metal aktif dalam G-66B adalah dalam
kondisi teroksidasi dan harus direduksi dulu sebelum mengalirkan gas
proses ke reactor. G-66B RS telah direduksi sebelumnya. Meskipun
demikian, untuk menstabilkan katalis selama pengapalan dan loading,
lapisan kecil copper diatas permukaan tiap pellet harus dioksidasi kembali.
Karenanya, G-66B RS juga harus direduksi sebelum mengalirkan gas
proses ke reactor. Prosedurnya sebagai berikut:
Prosedur Reduksi

36
Katalis G-66B dalam kondisi teroksidasi mengandung sekitar 32% berat
CuO. CuO siap direduksi menjadi copper aktif dengan gas pereduksi yang
banyak. Sekitar 22.000 kcal panas akan dihasilkan per mol CuO yang
direduksi. Kecuali proses reduksi dikontrol, temperature sangat tinggi bisa
muncul yang akan menyebabkan deaktivasi katalis permanent. Ketentuan
untuk prosedur reduksi harus dicek dengan teliti.

Kebutuhan berikut penting untuk reduksi katalis G-66B:


Gas inert pembawa seperti nitrogen atau desulfurized natural gas dalam
jumlah cukup untuk memberikan kecepatan space sekitar 200/jam dan
tidak lebih dari 1500/jam.
Tekanan gas pembawa mulai atmosferik sampai 15 bar.
Suatu alat untuk pre-heating dan mengontrol temperature gas pembawa
hingga 210°C.
Suatu alat untuyk mendinginkan temperature gas pembawa hingga
ambient keluar dari reactor dan mengumpulkan air yang dihasilkan dari
proses reduksi CuO menjadi Cu. Karena tidak ada temperature profile di
tube reactor untuk menentukan reaction point dalam bed, mengukur
sejumlah air yang ada adalah metode utama untuk menentukan kapan
reduksi telah selesai.
H2 yang cukup untuk reduksi. Katalis akan mengkonsumsi sekitar
130Nm3/m3 selama reaksi. Paling tidak 20% excess H2 harus tersedia
untuk reduksi.
Metode analisa yang akurat terhadap campuran gas pembawa/gas
reduktor dalam inlet dan outlet. Metode harus mampu mengukur
konsentrasi H2 dalam range 0 hingga 3 mol persen.

Alat pengukur aliran gas pembawa yang akurat.


Alat pengukur temperature gas pembawa di inlet dan outlet reactor.
Suatu alat untuk memastikan kebocoran yang tidak diinginkan dari reduksi
gas ke dalam katalis G-66B sebelum atau selama reduksi.

37
Suatu alat yang dapat menjamin bahwa gas pembawa dan pengurangan
gas benar-benar bebas dari sulfur dan clorida saat awal reduksi dan
selama proses reduksi.
Tambahan dibawah ini tindakan pencegahan yang harus diperhatikan
selama proses reduksi:
1. Jangan sampai konsentrasi H2 dalam gas reduksi berlebihan sampai
2% sampai reaksi hampir selesai atau sampai diberikan persetujuan oleh
engginer teknik dari Sϋd-Chemie.
2. Dengan beberapa kebutuhan dan tindakan pencegahan, proses
reduksi sebagai berikut:
3. Cek untuk memastikan gas pembawa bebas dari sulfur dan clorode
dan menetapkan gas yang terikut kedalam reaktor. Atur laju alir gas
pembawa memperoleh batasan velocity antara 200 dan 1500. Selama
proses ini, gas pembawa harus bebas dari semua gas yang tereduksi.
Kecilnya superficial linier velocity melewati bed katalis selama proses
reduksi sebaiknya 6cm per detiknya.
4. Mulai naikan suhu temperature dalam batasan tidak lebih dari 50°C per
jam dengan maksimum deferensi antara gas pembawa dan katalis 50°C,
ini dapat dikerjakan dengan mensirkulasikan Hot Oil melewati Shell dari
methanol reformer.
5. Masukan tidak lebih dari 0.1 sampai 0.3 persen mole H 2 kedalam gas
pembawa ketika maksimum suhu bed mencapai 150°C. Segera
konfirmasikan dengan analisa konsentrasi H2.
6. Setelah ditetapkan suhu reaktor dibawah kontrol dan laju H2 layak,
naikan konsentrasi H2 dalam inlet reaktor sampai dengan 0.3% sampai
maksimum level 1.2%. Peningkatan pembentukan air harus diamati
konsentrasi H2nya.
7. Pada saat reduksi sistem terdiri atas loop tertutup dengan sirkulasi
nitrogen atau natural gas, control hidrogen dan analisis sangat diperlukan
karena semua hidrogen yang tidak terpakai dalam reaktor akan
disirkulasikan kembali ke Inlet. Ini dapat menyebabkan peningkatan aliran
pada inlet konsentrasi H2.
38
8. Ketika reduksi sudah selesai seperti ditunjukan dengan bukti-bukti
berkurangnya pembentukan air, lakukan analisa konsentrasi H 2 sampai
konsentrasi equivalent antara inlet dengan outlet gas. Ini menandakan
bahwa tidak ada lagi H2 yang digunakan untuk proses reduksi. Pada saat
seperti ini, tingkatkan suhu inlet reaktor sampai dengan 210°C untuk
memastikan tidak ada lagi H2 yang terpakai.
9. Jika tidak ada lagi H2 yang dipakai pada suhu tersebut, katalis mungkin
dapat dipastikan telah tereduksi, sebagai cek terakhir, cek kandungan H 2
secara berlahan harus meningkat 5% dalam gas yang terbawa. Jika tidak
tampak pembentukan air, hentikan laju H 2 dan siapkan tempat untuk
menempatkan kalatis onstream.
Jika G-66B RS yang dimasukan kedalam reaktor, prosedurenya sama.
Perbedaannya hanya pada waktu reduksi. Ketika konsentrasu inlet H 2
mencapai 2% dan suhu reaktor 150°C , tahan selama 4 jam. Setekah 4
jam seharusnya konsentrasi H2 inlet dan outlet sama yang menandakan
katalis telah berhasil direduksi to be placed onstream.

4.6. Pengoperasian
Setelah katalis direduksi, jaga laju dari gas pembawa ketika memanaskan
katalis juga pada kondisi suhu operasi normal dengan mensirkulasikan hot
oil melewati shell dari reaktor. Perhatian: pastikan suhu katalis selalu
diatas titik embun gas proses. Ketika laju steam sudah dipastikan,
masukan methanol dan proses untuk mengatur kondisi operasi ke level
yang normal. Ketika methanol dimasukan pastikan suhu katalis tetap
pada disen level. Peningkatan laju hot oil dibutuhkan untuk reaksi
endotermik methanol reforming. Ketika shutt dowb reaktor, pertama
keluarkan methanol diikuti dengan steam, purge reaktor dengan Nitrogen
untuk mencegah dingin pada reaktor.
Katalis Unloading

39
Untuk meminimalkan potensi kelebihan panas katalis dalam tube, seperti
pada saat pengosongan, ini sangat perlu untuk mengoksidasi katalis. Sϋd-
Chemie merekomendasikan prosedur oksidasi seperti dibawah ini:
Selama oksidasi G-66B, kira-kira 74200 kcal,ini setara per kmol Cu,
kecuali proses oksidasi dikontrol. Temperature yang sangat tinggi dalam
katalis akan menyebabkan kerusakan pada reaktor. Maka dari pada itu,
sangat penting dan berhati-hati mengikuti prosedur oksidasi.
Alat-alat dibawah ini diperlukan untuk suksesnya proses oksidasi katalis
dari G-66B.
Gas inert sebagai pembawas seperti Nitrogen atau natural gas yang dapat
memberikan velocity dari 200 sampai 1500.
Alat untuk Pre-Heating dan pengontrol suhu yang dapat mencapai 210°C
u ntuk memanaskan gas pembawa.
Alat untuk memasukan udara kedalam gas pembawa. Proses oksidasi
akan memakai oksigen dari udara. Udara dan gas pembawa harus bebas
dari sulfur dan komponen halaogen.
Metode yang akurat untuk analisa oksigen yang ada dalam inlet dan
outlet, metodenya harus bisa untuk mengukur konsentrsai oksigen antara
05 dan 5%.
Metode yang akurat untuk memonitor laju alir dai gas pembawa dan
udara.
Serangkaian alat untuk memantau suhu bed dalam reaktor.
Dengan hal-hal yang diperlukan diatas dan tindakan yang hati-hati,
prosedur oksidasi seperti dibawah ini:
Purge sistem reaktor untuk memastikan bebas dari O2, H2 atau CO.
Jalankan laju alir untuk gas pembawa seperti Nitrogen atau natural gas
dan atur suhu bed katalis untuk mendekati suhu 100oC dengan
mengalirkan hot oil kedalam shell reaktor. Masukan kira-kira 1% udara
kedalam gas pembawa.Ini setara dengan kira-kira 0.2% oksigen dalam
inlet reaktor.
Ketika konsentrasi oksigen dalam gas pembawa di outlet reaktor
mencapai konsntrasi yang sama dengan yang di inlet, tingkatkan suhu gas
40
pembawa 200°C dalam 2 periode, jika tidak ada penambahan konsentrasi
oksigen, tingkatkan konsentrasi oksigen dalam inlet bed mencapai 5%.
Jika tidak ada peningkatan penggunaan oksigen, oksidasi telah selesai.
4.7. Pembuangan Katalis
Semua tindakan dan prosedur keamanan seperti tercantum dalam MSDS
dan sudah memenuhi OSHA (USA) atau standar yang sama harus
dijalankan ketika menangani buangan katalist. Buangan G-66B yang telah
tereduksi harus dilakukan sesui dengan peraturan yang berlaku dinegara
pengguna. Perautaran apa saja yang dapat digunakan harus
dikonsultsikan ketika akan memilih metode pembuangan. Ada berapa
bagian dari katalis yang dapat didaur ulang, pastikan hubungi perusahaan
ini mengenai situasi anda untuk mendaur ulang komponen ini.

4.8. Liability
Meskipun intruksi ini telah disiapkan oleh teknisi yang berpengalaman dan
telah berdasarkan pada informasi terbaik yang dikirim oleh laboratorium,
pilot plant dan pengalaman lainya dengan katalis ini, teknisi tidak
mengetahui secara mendalam tentang plant dan customer’s plant.
Bagaimanapun juga, Sud-Cheime, dalam mengeluarkan instruksi ini, tidak
dapat berdasarkan asumsi dan kerusakan untuk setiap pemakai atau
personal. Pelanggan meminta untuk mereview petunjuk ini dengan hati-
hati dan untuk memuaskan dirinya ketika aplikasinya tidak akan
berbahaya/beracun untuk pekerjaannya. Pada akhirnya, teknisi service
dari Sud-Cheime hadir pada saat start up dalam kapasitas memberikan
nasihat saja dan tidak dapat diisi dengan pengetahuan dan tanggung
jawab untuk kondisi yang berbahaya yang dapat disebabkan dari applikasi
instruksi

41
BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan mengenai kegiatan kerja
magang yang dilakukan di PT .Ecogreen Oleochemicals, penulis
menyadari bahwa penulisan laporan ini masih jauh dari kata
kesempurnaan. Dikarenakan keterbatasan ilmu dan waktu yang dimiliki
oleh penulis.
Dengan berakhirnya laporan ini, penulis telah mendapatkan suatu ilmu
pengetahuan sekaligus pengalaman dunia kerja di bidang Departemen
Engineering terkait proses pengaplikasian katalis g-66b dan g-66b rs pada
methanol reformer, beberapa kesimpulan yang dapat di ambil oleh penulis
adalah:

1. Katalis G-66B dan katalis G-66B RS mampu memberikan keaktifan


katalis yang tinggi untuk methanol reformer
2. G-66B tidak bersifat pyroporic atau hydroscopic disupplai dalam
keadaan pre reduced dan di stabilkan sedangkan G-66B RS
dikategorikan pyrophoric jika kontak dengan udara pada suhu
disekitar 45°C
3. Katalis G-66B dan G-66B RS harus direduksi terlebih dahulu
sebelum mengalirkan gas proses ke reactor

43
5.2 Saran
Selama melaksanakan praktek kerja magang, dapat memberikan
beberapa saran sebagai berikut :

1. Pada setiap kegiatan yang dilakukan agar memperhatikan SOP


Standing Operating Procedure) supaya diperoleh hasil yang baik.
2. Sebelum memulai pekerjaan harus mempersiapkan dan
memperhatikan kembali perlengkapan dan peralatan sebelum terjun
kelapangan agar saat sampai di lokasi, dapat langsung melaksanakan
pekerjaan tanpa kendala.
3. Perlu adanya peningkatan kedisiplinan para pekerja baik dalam hal
kehadiran maupun saat jam memulai pekerjaan di lapangan, hal ini
saya maksudkan agar aktivitas yang dilakukan para pekerja Ecogreen
lebih efisien dan tidak ada waktu yang terbuang.

44
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto. S. 2002. Prosedur Penelitian. Jakarta: Suatu Pendekatan


Praktek, Edisi Revisi, Penerpit Rineka Cipta, Jakarta.

Atmosoeprapto, Kisdarto, 2001, Produktivitas Aktualisasi Budaya


Perusahaan, Penerbit PT. Gramedia, Jakarta.

Dewi, Rijuna. 2006. Pengaruh Keselamatan Kesehatan Kerja (K3)


Terhadap Kinerja Karyawan. Penelitian pada PT. ECOGREEN
OLEOCHEMICALS MEDAN PLANT : Fakultas Ekonomi Universitas
Sumatra Utara. Skripsi dipublikasikan.

Adhikari, Sushil, Fernando, Sandun D., Haryanto, Agus. 2008. Hydrogen


production from glycerin by steam reforming over nickel catalysts. J.
Renew. Ener.,Volume 33, 1097–1100

Adhikari, Sushil, Fernando, Sandun D., Haryanto, Agus. 2007. Production


of hydrogen by steam reforming of glycerin over alumina-supported
metal catalysts. J. Catal., Volume 129, 355–364

Daskalaki, Vasileia M., Kondarides, Dimitris I. 2008. Efficient production of


hydrogen by photo induced reforming of glycerol at ambient conditions.
J. Catal., Volume 144, 75- 80

45
LAMPIRAN-LAMPIRAN

46
NILAI PEMBIMBING AKADEMIK

SEKOLAH TINGGI TEKNIK - PLN

PROGRAM S1 T.M

Nama Mahasiswa / (NIM) : Deka Agustiadi

Tempat Kerja Magang : PT.Ecogreen Oleochemicals

Periode Kerja Magang : 02 Maret 2020 – 16 Maret 2020


Pembimbing Lapangan Kerja Magang yang bertanda tangan dibawah ini
memberikan NILAI–NILAI sebagai berikut :

No. Komponen Penilaian Nilai (0 - 100)

1. Etos Kerja
2. Tanggung Jawab
3. Kemampuan Kerja dalam Tim
4. Inisiatif
5. Kreativitas
6. Kehadiran
NILAI TOTAL
NILAI RATA–RATA = (NILAI TOTAL) / 6 →
NILAI RATA-RATA ≥ 0.5 : dibulatkan keatas →
A: 81 - 100 │A- : 76 - 80│B+: 72 - 75 │B : 68 - 71│B-: 64 - 67│C+: 60 – 63│C: 56 – 59│
D: 41 – 55 │E: ≤ 40

* Lingkari yang perlu Jakarta, 7 juli 2020


Pembimbing Akademik

(Martin Choirul Fatah, S.T., M. M.Sc.,Ph.D)

47

Anda mungkin juga menyukai