Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

PT. ROHUL SAWIT INDUSTRI


PENGOPERASIAN DAN MENGATASI MASALAH DI
STASIUN REBUSAN (STERILIZER)

Laporan Kerja Ini Di Buat Sebagai Salah Satu Tugas Semester VII
Program Studi Teknik Mesin

DI SUSUN OLEH :

NAMA : ANDRIAN NOVA KINSA


NIM : 1314014

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PASIR PANGARAIAN
2016

i
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
DI
PT. ROHUL SAWIT INDUSTRI

PENGOPERASIAN DAN MENGATASI MASALAH DI


STASIUN REBUSAN (STERILIZER)

OLEH :

ANDRIAN NOVA KINSA


1314014

Laporan kerja ini telah di setujui dan di sahkan sebagai salah satu syarat
Praktik kerja lapangan.
Program studi teknik mesin
Fakultas teknik Universitas pasir pangaraan

Menyetujui
Pembimbing Institusi Pembimbing Perusahaan

SAIFUL ANWAR, ST. MT AHMAD IHDAL. D


Mengesah kan
Ka.prodi

SAIFUL ANWAR, ST. MT

ii
UNIVERSITAS PASIR PENGARAIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN

LEMBAR ASISTENSI

Nama Mahasiswa : ANDRIAN NOVA KINSA


NIM : 1314014
Judul Laporan PKL : PENGOPERASIAN DAN MENGATASI MASALAH
DI STASIUN PEREBUSAN (STERILIZER)
Dosen Pembimbing PKL : SAIFUL ANWAR, ST. MT
Pembimbing Lapangan : AHMAD IHDAL. H

NO TANGGAL KETERANGAN PARAF

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayah-Nya
sehingga Praktik Kerja Lapangan (PKL) di PT.ROHUL SAWIT INDUSTRI dapat
berjalan dengan baik dan lancar sampai dengan adanya penyusunan laporan ini.
Sholawat dan salam tak lupa penulis sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW
yang telah membawa umatnya kealam yang penuh dengan ilmu pengetahuan seperti
yang kita rasakan saat ini.
Saya menyadari bahwa pelaksanaan Kuliah Praktik Kerja Lapangan dan
penyusunan laporan ini tidak lepas dari bimbingan, dorongan dan bantuan baik
materi maupun non materi dari berbagai pihak. Oleh karena itu, saya ingin
mengucapkan terima kasih atas bantuan dan bimbingannya kepada:
1. Ayah dan Ibu Saya tercinta yang telah memberikan Do’a, Dukungan, dan
Nasehat berupa materi maupun moril selama ini.
2. Bapak Prof. Dr. Ir. Feliatra, DEA, selaku Rektor Universitas Pasir Pengaraian.
3. Bapak Saiful Anwar ST.MT, Selaku Ka. Prodi Teknik Mesin Universitas Pasir
Pengaraian sekaligus pembimbing institusi.
4. Bapak Torang M. Nababan, Selaku Pemimpin Perusahaan PT. Rohul Sawit
Industri.
5. Bapak Ahmad Ihdal. H, Selaku pembimbing lapangan Perusahaan PT. Rohul
Sawit Industri.
6. Bapak ................. selaku asisten Proses PT. Rohul Sawit Industri
7. Bapak dan abng - abang karyawan serta mekanik PT. Rohul Sawit Industri.
8. Rekan – rekan PKL seperjuangan yang saling menyayangi, yang senantiasa
menemani baik suka maupun duka selama proses PKL.

Terimakasih juga penulis ucapkan kepada semua pihak yang telah ikut
membantu penulisan baik secara langsung maupun tidak langsung, yang tidak
dapat disebutkan satu persatu.
Saya menyadari bahwa laporan ini tidak akan lepas dari kekurangan dan
kesalahan, oleh sebab itu saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dalam pengembangan dimasa datang dan bermanfaat bagi

iv
pembacanya, serta m a h asi sw a P K L khususnya. Apabila terdapat kata-kata
yang kurang berkenan di hati para pembaca, saya minta maaf yang sebesar-
besarnya.

Ujung Batu, 10 Januari 2017


Penulis

ANDRIAN NOVA KINSA

v
DAFTAR ISI

vi
DAFTAR GAMBAR

vii
DAFTAR TABEL

viii
ABSTRAK

Sterilisasi adalah proses perebusan dengan menggunakan steam dalam suatu


bejana yang disebut Sterilizer. Adapun fungsi dari perebusan adalah memeatikan
enzyme,memudahkan lepasnya brondolan dari tandan, mengurangi kadar air dalam
buah, melunakkan mesocarp sehingga memudahkan proses pelumatan dan
pengepresan, dan memudahkan lepasnya kernel dari cangkangnya.
Didalam industri yang telah modern tidak menghendaki terjadinya
kerusakan kerusakan mesin dan setiap perusahaan juga menginginkan pencapaian
target yang sudah di tentukan. Dan disini kita akan mempelajari apa saja pengaruh
dari stasiun perebusan ini terhadap target yang sudah di tentukan.

ix
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan


Pada era globalisasi saat ini dunia pendidikan di tuntut lebih profesional dalam
penerapan ilmu sehingga tercipta sumber daya manusia yang cerdas, berkualitas
serta mempunyai keahlian dalam bidangnya masing-masing.
Menyikapi kebijaksanaan tersebut Universitas Pasir Pengaraian menawarkan
kepada setiap Program Studi untuk melakukan PKL sebagai salah satu mata kuliah
untuk menyelesaikan Tugas Akhir.
Praktik Kerja Lapangan (PKL) juga dilakukan untuk mengurangi kesenjangan
yang terjadi antara dunia usaha dan perguruan tinggi. Salah satu penyebabnya
adalah mahasiswa banyak menghabiskan waktunya di ruang perkuliahan yang
banyak menekan hal-hal teoritis.
Praktik Kerja Lapangan pada dasarnya merupakan :
a. Perwujudan dari program pendekatan dunia pendidikan dan dunia kerja;
b. Pendekatan interdisipliner dan kompetitif ilmu-ilmu pengetahuan teknologi;
c. Lintas Program Studi;
d. Memperluas wawasan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK);
e. Merangsang aktifitas mahasiswa dalam proses pengumpulan informasi, analisa,
situasi, perumusan dan pemecahan masalah serta evaluasi program kerja.
Oleh karena itu maka setiap mahasiswa Jurusan Teknik Mesin yang telah
menempuh semester tujuh di wajibkan untuk melaksanakan Praktik Kerja
Lapangan (PKL) sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Tugas Akhir di
Universitas Pasir pengaraian.

1.2 Tujuan Praktik Kerja Lapangan (PKL)


Adapun beberapa tujuan yang dicapai dengan dilakukannya Praktik Kerja
Lapangan(PKL), yaitu :
1. Membuktikan kebenaran Praktik Kerja Lapangan terhadap teori yang telah
dibahas selama perkuliahan;
2. Mengetahui proses dalam pengolahan sawit menjadi minyak CPO;

1
3. Mengenal alat-alat dalam peroses pengolahan sawit menjadi minyak CPO;
4. Meningkatkan keterampilan mahasiswa di mana pada masa Praktik Kerja
Lapangan (PKL), diharapkan mampu melaksanakan tugas-tugasnya dengan
baik, terampil dan penuh tanggung jawab;
5. Dengan adanya Praktik Kerja Lapangan mahasiswa di tuntut agar dapat
mandiri dan dewasa dalam bersikap.

1.3 Manfaat Praktik Kerja Lapangan


Ada beberapa manfaat yang dapat diambil dari pelaksanaan Praktik kerja
lapangan ini baik bagi mahasiswa, perguruan tinggi maupun perusahaan.
1. Bagi mahasiswa :
a. Melatih mahasiswa agar dapat bekerja keras, bertanggung jawab dan
berdisiplin.
b. Mendapat ilmu pengetahuan yang baru mengenai pengoperasian mesin –
mesin pabrik, struktur organisasi, pemasaran dan sosial terhadap
lingkungan.
c. Agar mahasiswa dapat mengetahui lebih lanjut tentang permasalahan
perusahaan yang terkait dengan pengoperasian dan ilmu – ilmu
permesinan sehingga dapat dijadikan sebagai pilihan untuk pengambilan
judul dalam menyelesaikan Tugas Akhir nantinya.
2. Bagi perguruan tinggi
a. Mendapatkan masukan mengenai ilmu yang baru yang dapat dijadikan
landasan untuk perbaikan kurikulum agar mata kuliah yang diajarkan
sesuai dengan dunia kerja.
b. Meningkatkan kerja sama antara perguruan tinggi dengan perusahaan.
3. Bagi PT. Suri seniaplasma
a. Perusahaan dapat memberikan pengetahuan mengenai struktur kerja yang
standard suatu perusahaan bagi mahasiswa sebagai generasi yang akan
datang.
b. Dapat berpartisipasi dalam pengembangan ilmu pengetahuan.

2
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Berdiri Perusahaan


PT. Rohul Sawit Industri (RSI) PKS-Sukadamai adalah bagian dari
perusahaan besar yakni anak perusahaan dari BGA Group (Bumitama Gunajaya
Agro) yang berpusat di Jakarta.
PT Rohul Sawit Industri adalah pabrik pengolahan kelapa sawit berkapasitas
45 ton/jam. Lokasi terletak di desa Sukadamai Kec Ujung Batu, Rokan Hulu-
Riau.
Berdasarkan Akte pendirian perusahaan No. 118 PT. Rohul Sawit Industri
didirikan pada tanggal 25 Juli 2002 oleh Notaris Bpk. Tajib Raharjo SH. Sejak
tanggal 10 Maret 2004 telah dilaksanakan produksi pertama komersial dengan
kapasitas 45 ton/jam. Pada tanggal 28 Agustus 2004 PT. RSI telah diresmikan
operasionalnya oleh presiden Republik Indonesia yakni Ibu Megawati Soekarno
Putri.
Saat ini PT. RSI dipimpin oleh Bpk. Torang M. Nababan dengan luas ± 38
Ha, jumlah karwayan 168 orang.

2.2 Visi dan Misi Perusahaan


- Visi
Menjadi Perusahaan Kelas Dunia

- Misi
1. Memberikan keuntungan bagi pemegang saham
2. Mensejahterakan karyawan
3. Memberikan kontribusi bagi negara

2.3 Struktur Organisasi


Struktur organisasi sangat diperlukan dalam melaksanakan manajemen
perusahaan, sebagai gambaran umum jalannya alur wewenang dan tanggung
jawab dan pengendalian perusahaan. Struktur organisasi merupakan kerangka

3
hubungan organisasi yang didalamnya terdapat tugas, wewenang, dan tanggung
jawab masing-masing yang mempunyai hubungan dalam beberapa kesatuan yang
tidak dapat dipisahkan. Setiap organisasi haruslah membuat suatu sistem
organisasi yang baik agar pelaksana yang terlibat didalamnya dapat mengetahui
dengan jelas tugas dan wewenang serta tanggung jawabnya. Adapun yang
dimaksud dengan wewenang dan struktur organisasi adalah kekuasaan untuk
memerintah orang lain guna melaksanakan atau tidak menggunakan suatu
kegiatan.
Wewenang merupakan kunci bagi tugas-tugas manajerial dan merupakan
dasar tanggung jawab, kesatuan inilah mempersatukan organisasi perusahaan.
sedangkan tanggung jawab timbul dalam hubungan antara atasan dengan
bawahan, dimana bawahan menerima kewajiban untuk melaksanakan tugas yang
diberikan oleh atasannya. Selain itu, dalam struktur organisasi juga memeberikan
gambaran mengenai batasan pertanggung jawaban yaitu pelaporan hasil pada
atasan yang berwenang. pelaporan ini penting krena memungkinkan dilakukannya
sejumlah pengukuran guna menentukan sejauh mana pencapaian sasaran dalam
satuan, jumlah, mutu, dan biaya.
Struktur organisasi pada PT. Rohul sawit Industri dapat diuraikan sebagai
berikut:
1. Kepala wilayah
2. Manajer pabrik (factory manager)
3. Asisten kepala
a. Kepala seksi
b. Gudang
c. Security
d. Personalia
4. Asisten C E
5. Asisten MTC/Traksi
6. Asisten Sortasi
7. Asisten proses
8. Asisten labor
9) Asisten komersial

4
Adapun uraian tugas dari bagian-bagian diatas adalah sebagai berikut:
1. Kepala Wilayah
a. Memimpin dan mengatur seluruhkegiatan yang ada diwilayahnya
b. Bertanggungjawab kepada direktur atas seluruh kegiatan diwilayahnya

2. Manajer Pabrik
a. Bertanggung jawab meninjau dan memotivasi pelaksanaan sistem
manajemen mutu melalui daerah operasi
b. Memonitor realisasi dan mengevaluasi rencana mutu proyek
c. Menjelaskan atau mengklarifikasi system manajemen mutu pada
personel atau staff dibawahnya
d. Melaporkan secara benar dan sistematis tentang pelaksanaan
manajemen mutu kepada kepala wilayah perusahaan.

3. Asisten Kepala
a. Mengawasi dan meninjau pelaksanaan kegiatan pada gudang
b. Mengawasi dan memeriksa pekerjaan bagian kepala administrasi
c. Mengawasi serta memotivasi pekerjaan security
d. Mengawasi dan memberikan masukan atauoun saran terhadap kerja
bagian personalia.
4. Asisten C E (Civil Engineering)
a. Bertanggung jawab dalam menanagani pekerjaan perusahaan bagian
bangunan
b. bertanggung jawab dalam bidang sarana perusahaan
c. Bertanggung jawab dalam bidang infrastruktur

5. Asisten MTC (Maintanance)


a. Melakukan perawatan pabrik
b. Mengawasi anggota dalam bekerja
c. Mengecek laporan harian , bulanan, dan administrasi MTC

5
6. Asisten Sortasi
a. Mengontrol buag kelapa sawit yang masuk apakah layak diterima di
pabrik atau tidak
b. Mengontrol penurunan Tandan Buah Sawit (TBS) ke pabrik

7. Asisten Proses
a. Mengontrol hasil proses supaya mendapat hasil yang optimal
b. Membimbing anggota proses dalam waktu bekerja

8. Asisten Labor
a. Meneliti seberapa banyak bahan kimia yang dipakai dalam pengolahan
sekian ribu ton TBS
b. Mengontrol hasilnya proses dengan cara mengambil sampel atau
contoh berupa CPO

9. Asisten Komersial
a. Mencari Suplier atau pemasok yang bersedia untuk menjual TBS ke
perusahannya
b. Mencari pembeli dari hasil produksi

2.4 Aktivitas Perusahaan


PT. Rohul Sawit Industri-PKS Sukadamai adalah Pabril Pengolahan
Kelapa Sawit yang memili aktifitas seperti berikut:
1. Produk yang dihasilkan PT. Rohul Sawit Industri-PKS Sukadamai terdiri dari
Crude Palm Oil (CPO) dan Palm kernel. Bahan baku berupa Tandan Buah
sawit (TBS) yang diperoleh dari perkebunan perusahaan dan dari masyarakat
sekitar. Adapun pengolahan proses bahan baku menjadi Crude Oil Palm (CPO)
dan Palm Kernel adalah sebagai berikut :
a. Tandan Buah Segar (TBS) masuk lewat sortasi guna menentukan mana
buah yang layak untuk diproses dan mana yang tidak

6
b. TBS masuk ke dalam loading ramp (Alat untuk menjatuhkan buah
kedalam Lorry). Satu lorry berkapasitas tujuh ton TBS. lorry adalah
alat untuk memasukkan TBS kedalam stasiun Boiler (Rebusan)
c. Rebus TBS selama lebih kurang 90 menit, dimana dalam satu boiler
berkapasitas lima lorry atau 35 ton TBS
d. Selanjutnya masuk ke stasiun tippler, buah yang udah direbus akan
diproses ditresser untuk di press
e. Stasiun Press (pengambilan minyak), memisahkan minyak dengan biji
f. Stasiun klarifikasi, yaitu untuk memisahkan minyak dengan air dan lumpur
agar minyak menjadi bersih.
g. Minyak yang sudah bersih masuk ke tangki penampungan
h. Biji sawit (inti) masuk ke stasiun kernel untuk dibersihkan menggunakan
Calcium Carbonat.

2. Pembangunan pabrik pengolahan kelapa sawit yang berkapasitas 28-30 ton


Tandan Buah Sawit. Proses pengolahan kelapa sawit ini terdiri dari
delapan stasiun, yaitu : sortasi, loading ramp, Perebusan (Stelirizer), Pemipilan
(Threser), van elevator, press, clarifikasi, kernel.

3. Pembangunan sarana dan prasarana penunjang, seperti : jalan


penghubungan, bangunan perumahan karyawan, kantin, mesjid, dan
sebagainya.

7
BAB III
URAIAN KEGIATAN

3.1. Sistem Penugasan Kerja


Selama Saya melakukan program PKL di PT. Rohul Sawit Industri mulai
dari tanggal 11 Oktober s/d 11 Desember 2016, saya ditenpatkan pada Divisi Proses
pengolahan CPO mulai dari Loading ram hingga Klarifikasi.

3.2. Rangkuman Pekerjaan Yang Dilakukan Selama PKL


Selama saya melakukan PKL, setiap minggunya saya ditempatkan di satu
Stasiun. Mulai dari loading ram hingga Klarifikasi, tetapi pada 3 minggu terakhir
sebelum selesai PKL saya memilih mendalami lebih di Stasiun Rebusan guna salah
satunya untuk pengadaan laporan PKL ini.

3.3. Stasiun Pada PKS PT. Rohul Sawit Industri


Ada delapan proses pada Pabrik Kelapa Sawit PT. Rohul Sawit Industri
yaitu :
1. Stasiun Penerimaan Buah (Fruit Reception)
2. Stasiun Sortasi,
3. Stasiun Loading ramp,
4. Stasiun Perebusan (stelirizer),
5. Stasiun Pemipilan (Threser)
6. Stasiun Van elevator,
7. Stasiun Press,
8. Stasiun Clarifikasi,
9. Stasiun Kernel.

3.4 Proses Pengolahan Kelapa Sawit


- Stasiun Penerimaan Buah (Fruit Reception)
Jembatan Timbang adalah alat ukur yang berfungsi untuk menimbang dan
mengetahui jumlah berat, yaitu bruto, tarra dan netto dari setiap truk yang
masuk dan keluar yang isinya berupa TBS, CPO, Kernel, dan lain sebagainya.

8
Gambar 3.1 jembatan timbang

- Sortasi

Gambar 3.2 Sortasi


Setelah buah pada mobil sudah melalui proses timbangan, selanutnya buah tersebut
akan di tuang dan dilihat kualitas buahnya di stasiun ini. Buah yang tidak memenuhi
syarat akan di sortir dan yang memenuhi syarat akan di tuang pada tiap – tiap sekat
dan diatur melalui pintu – pintu dengan isian sesuai kapasitas lori. Lantai loading
ramp dirancang dengan sisi miring 150 agar TBS mudah jatuh dan masuk ke lori.
Proses di loading ramp sangat bergantung pada jumlah dan kapasitas lori.

- Loading ramp

Gambar 3.3 Loading ramp


Pada proses ini buah akan jatuh dari sekat yang di atur melalui pintu pintu tersebut
ke konveyor yang selanjutnya buah yang di hantar menggunakan konveyor tersebut

9
akan di cacah dan selanjutnya di tuang ke setiap Lori perebusan. Lori rebusan
adalah tempat buah kelapa sawit yang akan direbus

- Transfer Carriage

Gambar 3.4 Transfer Carriage


Transfer Carriage berfungsi sebagai alat penghantar TBS yang sudah dimasukkan
ke lori dan dipersiapkan untuk masuk ke rebusan ( sterilizer ).

- Jembatan Rebusan

Gambar 3.5 Jembatan Rebusan


Jembatan rebusan ini berfungsi sebagai penghubung antara rel lori rebusan ke
dalam rebusan

- Rebusan (Sterilizer)
Rebusan (sterilizer) adalah alat yang digunakan untuk melakukan perebusan,
dimana alat ini merupakan bejana uap bertekanan yang digunakan untuk merebus
TBS dengan uap (steam). Untuk menjaga tekanan dalam rebusan tidak melebihi
tekanan kerja yang diizinkan, rebusan diberi katup pengaman (safety valve).
Tahap pertama setelah dari transfer cariage yang harus dijalani oleh buah
kelapa sawit dalam rangka pengolahan untuk memperoleh minyak dan inti sawit

10
adalah proses perebusan atau lazim disebut sterilizer. Pengoperasiannya sudah
digunakan secara komputerisasi yang tersinkron dengan boiler dan BVP ( Back
Vessel Pressure ). Uap yang digunakan adalah saturated steam dengan tekanan 2,8
– 3,0 kg/cm2 dan pada suhu 1400C sudah cukup untuk membunuh enzim lipase.

Gambar 3.6 Rebusan (Sterilizer)


- Tippler

Gambar 3.7 Tippler


Tippler merupakan alat yang digunakan untuk menuangkan TBS dari lori yang
telah direbus yang selanjutnya akan di kirim ke Threser Drum menggunakan
Bunch Conveyor.

- Thereser Drum
Thereser Drum adalah drum berputar dengan kecepatan 21 – 24 rpm yang
dilengkapi dengan kisi – kisi yang berfungsi untuk memisahkan brondolan dari
janjangan. Dan akan dibawa oleh Top Cross Conveyor dan membagi brondolan
tersebut ke digester dan press.

11
Gambar 3.8 Thereser Drum

- Digester dan Press

Gambar 3.9 Digester dan Press


Digester atau sering kita tau dengan stasiun Press adalah satu mesin pengadukan
brondolan untuk memisahkan fibre dari nut dan melepaskan minyak dari
brondolana tersebut. Proses press tersebut selain untuk pengepresan brondolan
untuk mendapatkan rendemen yang maksimal juga untuk meminimalkan kernel
yang pecah. Selanjutnya rendemen minyak tersebut akan di salurkan ke stasiun
Klarifikasi dan kernelnya akan di salurkan ke Stasiun Kernel.

- Klarifikasi

Gambar 3.10 Klarifikasi

12
Di proses ini minyak hasil press akan di lakukan pemisahan minyak dan
sludge. Untuk pemisahan ini menggunakan cara sentrifugal Karna di dalam minyak
ini masih terdapat air dan zat padat di dalamnya. Minyak disini masih belmu
memenuhi standart untuk dijual. Sehingga akan memerlukan proses lanjutan yang
berupa proses penernihan minyak menggunakan oil purifier machine atau mesin
pembersih minyak.

13
BAB IV
PEMBAHASAN
PENGOPERASIAN DAN MENGATASI MASALAH DI
STASIUN REBUSAN (STERILIZER)

4.1 Pengertian dan Fungsi Perebusan (Sterilizer)


Rebusan atau juga disebut Sterilizer pada Pabrik Kelapa Sawit adalah suatu
alat yang digunakan untuk melakukan perebusan, dimana alat ini merupakan bejana
uap bertekanan yang digunakan untuk merebus TBS dengan uap (steam). Untuk
menjaga tekanan dalam rebusan tidak melebihi tekanan kerja yang diizinkan,
rebusan diberi katup pengaman (safety valve).
Adapun tujuan TBS direbus ke dalam Sterilizer adalah :
- Menghentikan Aktivitas Enzim
Bauh yang dipanen mengandung enzim upase oksidase yang tetap bekerja di
dalam buah sebelum enzim tersebut dihentikan. Enzim Lipase bertindak sebagai
katalisator dalam pembentukan asam lemak bebas (ALB) sedangkan enzim
oksidasi berperan dalam pembentukan peroksida yang kemudian berubah menjadi
gugus aldehide dan kation. Senyawa tersebut bila teroksidasi akan terbentuk asam
lemak bebas.

- Melepaskan Buah dari Tandannya


Minyak dari inti sawit terdapat dalam buah, maka untuk mempermudah
prosesnya ekstraksi minyak, buah perlu dipisahkan dari tandannya. Pelepasan buah
dan Spikht karena adanya hidrolisa pectin yang terjadi dipangkal buah. Jadi
Hidrolisa pectin ini telah terjadi secara alam dilapangan yang menyebabkan buah
membrondol. Hidrolisa pectin dapat terjadi pula didalam ketel rebusan, dengan
adanya reaksi yang dipercepat oleh pemanasan. Panas dan uap didalam ketel akan
meresap ke dalam buah karena adanya tekanan Hidrolisa pectin dalam tangkai
tidak seluruhnya menyebabkan pelepasan buah, oleh karena itu perlu dilakukan
proses perontokan buah didalam mesin Tressing.

14
- Menurunkan Kadar Air
Proses Sterilisasi buah dapat menyebabkan penurunan kadar air buah dan inti,
yaitu dengan cara penguapan baik dari dalam saat direbus maupun saat sebelum
dimasukkan ke Tressing. Interaksi penurunan kadar air dan panas dalam buah akan
menyebabkan minyak sawit dari antara sell dapat bersatu dan mempunyai
viskositas yang rendah sehingga mudah dikeluarkan dalam proses pengempaan
(proses ekstraksi minyak).

- Melunakkan Buah Sawit


Kulit buah yang mendapatkan perlakuan panas dan tekanan akan menunjukkan
sifat, serat yang mudah lepas antara serat yang satu dengan yang lain. Hal ini akan
mempermudah proses didalam Digester dan Depericarper/Polishing. Karena
adanya panas dan tekanan tersebut maka air yang terkandung dalam inti akan
menguap lewat mata biji sehingga proses pemecahan biji lebih mudah (dalam
Rippel mill).

4.2 Komponen Rebusan (Sterilizer)

INLET VALVE EXHAUST VALVE

DOOR
SWITCH

BEJANA STERILIZER

KONDENSAT

15
1. Katub Pengaman (Safety valve)

Gambar 4.1 Katub pengaman (Safety valve)


Berfungsi sebagai katub pengaman saat tekanan dalam sterilizer berlebih
(diatas tekanan kerja)

2. Pipa uap dari BPV (Back Pressure Vessel) ke Perebusan (Pipa Steam)

Gambar 4.2 Pipa uap dari BPV (Back Pressure Vessel) ke Perebusan
(Pipa Steam)
yaitu berfungsi sebagai penghantar dan pembagi steam di setiap katub
masuk sterilizer.

3. Katub masuk (Inlet Valve)

Gambar 4.3 Katub masuk (Inlet Valve)


Berfungsi memasukkan steam ke dalam sterilizer

16
4. Katub keluar (Exhause valve)

Gambar 4.4 Katub keluar (Exhause Valve)


Berfungsi Sebagai pembuang steam perebusan

5. Katub untuk membuang uap Basah (Condensate valve)

Gambar 4.5 Katub untuk membuang uap basah (Condensate Valve)


Berfungsi sebagai pembuang steam hasil kondensasi yang selanjutnya akan
ditampung pada blowdown camber.

6. Indikator Pengukur Tekanan (Barometer)

Gambar 4.6 Indikator Pengukur Tekanan (Barometer)


Berfungsi sebagai panduan melihat tekanan saat perebusan berlangsung.

17
7. Tabung/ Bejana Perebusan (Sterilizer)

Gambar 4.7 Perebusan (Sterilizer)


Berfungsi sebagai tempat perebusan yang di lengkapi dengan 2 unit pintu.

8. Jembatan Lori (Cantilever rail bridge)

Gambar 4.8 Jembatan Lori (Cantilever rail bridge)


Berfungsi sebagai jembatan unutk masuk dan keluarnya lori buah TBS.

4.3 Cara dan sistem kerja Rebusan (Sterilizer)


Dalam perebusan TBS digunakan uap basah dimana tekanan uap 2,8 s/d
3,00 kg/cm2. Sistem perebusan pada pabrik kelapa sawit PT. Rohul Sawit Industri
adalah sistem 2 puncak (system Double peak). Adapun peroses system dua
puncak adalah sebagai berikut:
1. Masukkan buah sawit yang terisi didalam lori kedalam sterilizer. Sterilizer
sendiri memiliki variasi daya tampung jumlah lori yang masuk, tergantung
spesifikasi sterilizer. Misalnya daya tampung 1 unit sterilizer = 10 unit lori,
untuk kapasitas sterilizer di PT. Rohul Sawit Industri sendiri daya tamping 1
sterilizer adalah 5 Lori.
2. Pastikan kedua pintu sterilizer sudah tertutup rapat, indikator pintu tertutup
rapat dapat dilihat di lampu indikator di panel sterilizer, jika lampu menyala
artinya pintu sudah tertutup dengan baik.

18
3. Bukalah condensate valve, kemudian masukkan uap kedalam sterilizer dengan
membuka Steam In Let Valve, maka uap akan masuk dan keluar ke atmosfere
bebas melalui condensate valve yang terbuka membawa serta udara yang berada
didalam sterilizer. Proses ini berlangsung selama 2 menit dan dinamakan
Aerasi.
4. Setelah mencapai 2 menit, condensate valve ditutup namun Steam In Let Valve
masih terbuka sehingga tekanan uap didalam sterilizer akan naik perlahan-lahan
hingga mencapai 2,5 bar, tekanan 2,5 bar ini dapat dicapai 15-20 menit.
5. Setelah tekanan mencapai 2 bar, tutup steam in let valve dan segera buka
condensate valve untuk membuang kondensate yang terbentuk serta membuang
udara yang masih terjebak dengan tekanan tinggi selama 2 menit
6. Selanjutnya dengan masih yang sama hanya menambahkan membuka exhause
dan menutup Inlet agar membuang uap dan udara yang digunakan pada puncak
pertama. tekanan uap akan menuju nol (sekitar 0,2 bar). Jika ini sudah dilakukan
maka terciptalah puncak 1.
7. Selanjutnya tutup exhause dan biarkan condensate dan inlet terbuka agar steam
kembali masuk dan keluar udara dan air sisa selama puncak 1 berlangsung.
Condensate tersebut hanya di buka hingga 2 menit.
8. Selanjutnya condensat valve ditutup kini hanya in let valve saja yang terbuka
biarkan sampai mencapai tekanan maximum yaitu + 3 bar, penaikan tekanan ini
memakan watu sekitar 15 menit dan biarkan tekanan tersebut berlangsung di
tambah waktu 30 menit yang di sebut holding time. Namun kenyataannya,
tekanan uap tidak stabil sempurna, sehingga waktu untuk puncak ke-2 ini perlu
ditentukan sesuai masing-masing PKS. Dalam kondisi normal selama-lama nya
proses perebusan holding time tidak lebih dari30 menit.
9. Saat menunggu 30 menit di holding time, sekitar 15 menit kita lakukan
pembuaangan air yang ada di sterilizer dengan membuka katup condensate
selama 3 menit dan menutupnya kembali.
10. Setelah holding time selesai selanjutnya buka condensate kembali untuk
mengurangi tekanan tinggi tersebut selama 5 menit. Dan selanjutnya membuka
exhause dan menutup inlet agar uap yang ada di sterilizer habis sampai
tekanannya 0 bar.

19
11. Pastikan tekanan didalam sterilizer sudah nol dengan melihat di panel control,
biasanya jika sudah sampai 0 bar maka Lampu sensor pintu akan hidup yang
menandakan sudah aman untuk di buka.
12. Lakukan prosedur dari awal untuk merebus buah sawit untuk siklus berikutnya.

Tabel 4.1 sistem perebusan 2 puncak


Step Exhause Condensate Main inlet Waktu
1 Close Open Open 2 Mnt
2 Close Close Open 12 Mnt
3 Close Open Open 2 mnt
4 Open Open Close 5 Mnt
5 Close Open Open 2 Mnt
6 Close Close Open 15 mnt
7 Close Open Open 5 mnt
8 Close Close Open 13 Mnt
9 Close Open Open 2 Mnt
10 Open Open Close 8 Mnt

20
4.4 Pemeliharaan dan Perawatan Sterilizer
4.4.1 Pemeliharaan Sterilizer
Tabel 4.2 Pemeliharaan Sterilizer
2 bulan dan
Harian Bulanan Tahunan
6 bulan
1. Periksa bautbaut 1. Bearing-bearing 1. Bearing dibuka 1. Satu tahun roda
Klem. roda dilumasi. dan diganti yang aus
2. Periksa peralatan 2. Ring untuk minyak pelumas direbuild atau
gandengan. tuang pada baru. ganti baru.
3. Sortir yang baik basket diperiksa, 2. Kalau bearing 2. Bagian
Operasinya. jika aus harus longgar diganti onderstel yang
4. Bersihkan dari dilas. baru. aus distel.
Kotoran.

4.4.2 Kerusakan yang sering terjadi


Perawatan Keterangan
Jembatan roli Kerusakan yang terjadi yaitu pecah/retaknya lasan
pada bagian-bagian jembatan sehingga tingkat
kerataannya tidak sama, agar dapat diperbaiki yaitu
dilakukan dengan cara pengelasan kembali.
Packing pintu Untuk mengetahui packing pintu rusak yaitu lembek,
mudah pecah dan pada saat perebusan dibagian bawah
pintu keluar air condesate atau uap. Pegantian packing
dilakukan pada saat sterilizer tidak beroperasi.
Saluran kondesat Pembersihan atau pengecekan dilakukan setiap hari
sebelum sterilizer beroperasi.
Valve Pengecekan valve setiap hari dilakukan oleh operator.
Manometer Pengecekan dilakukan saat uap masuk pada sterilizer.
Dilakukan pengantian manometer bila tidak
berfungsi.

21
Hidrolik Pengecekan sistem hidrolik pada door lock, jembatan
roli dan pintu sebelum beroperasi dan oli hidrolik
harus dalam keadaan penuh. Perawatan yang sering
dilakuakan terhadap hidrolik yaitu pada motor pump
hidrolik.

4.5 Menghitung Kebutuhan Rebusan


Kebutuhan Rebusan = kap PMKS x siklus perebusan menit
Isi rebusan x 60 menit
Contoh:
Kapasitas PMKS = 90 ton TBS/jam
Siklus perebusan = 70 menit
Isi rebusan = 5 lori x 5.5 ton per lori
maka,
Kebutuhan rebusan = 3.8 unit rebusan (dibulatkan 4 unit)

22
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah melakukan Praktek Kerja Lapangan di PT. Rohul Sawit Industri selama
2 bulan, penulis dapat merasakan bagaimana bekerja disebuah perusahaan dan
terjun langsung kedunia kerja khususnya industry. Penulis juga dapat
mengaplikasikan ilmu yang didapat dibangku kuliah.
Pada laporan ini penulis mengambil judul “PENGOPERASIAN DI STASIUN
REBUSAN (STERILIZER)” yang didalamnya akan membahas seputar
pengoperasian dan juga sistem perebusan untuk pengaruh pendapatan suatu pabrik.
Selain mengetahui pengoperasiannya disini juga akan dijabarkan secara singkat
setiap setasiun yang ada di Pabrik PKS PT. Rohul Sawit Industri.

5.2 Saran
Ada beberapa saran dari penulis selama PKL di PT. Rohul Sawit Industri yaitu
sebagai berikut :
1. Berikan kesempatan dan kepercayaan lebih bagi mahasiswa yang praktek kerja
lapangan untuk bekerja sehingga mahasiswa dapat mengembangkan ilmu yang
telah didapatkan selama kuliah
2. Manfaatkan dengan baik peralatan kesehatan keselamatan kerja yang telah
disediakan perusahaan untuk mencegah kecelakaan kerja
3. Gunakan kelengkapan fasilitas kerja yang disediakan perusahaan supaya
pekerjaan yang dilakukan akan menjadi lebih baik dan lancer
4. Laporan ini dapat dijadikan sebagai acuan dalam melakukan perawatan dan
pengoperasian sterilizer khususnya di PT. Rohul Sawit Industri

23

Anda mungkin juga menyukai