Oleh:
Oleh:
Primsha Julio Corry
NIM. 2107034681
Mengetahui,
Koordinator Program Studi Diploma-III
Jurusan Teknik Mesin
Muftil Badri,ST., MT
NIP. 19800728 200501 1 003
PRAKATA
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan praktik
industri (PI) selama satu bulan hingga menyusun laporan praktik industri (PI) ini
dengan judul “PREVENTIVE MAINTENANCE GUIDE BAR CHAIN
HARVESTER KOMATSU DI WORKSHOP PT. RIAU ANDALAN PULP PAPER
ESTATE TESO EAST”
Praktik industri merupakan progam wajib bagi setiap mahasiswa program studi
Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Riau sebagai salah satu persyaratan dalam
penyelesaian studi, dengan adanya Praktik Industri ini diharapkan penulis dapat
menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh dibangku perguruan tinggi dengan
situasi dan kondisi di lapangan sesungguhnya.
Laporan ini juga merupakan suatu hasil yang diperoleh setelah melewati
berbagaiproses dengan dukungan dari berbagai pihak tersebut sangat berarti bagi
penulis oleh karena itu penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Bapak dan ibu tercinta yang telah memberikan doa dan dukungan demi
kelancaran penyusunan laporan ini.
2. Bapak Prof. Dr. Eng. Azridjal Aziz, ST.,MT., IPU selaku Dekan Fakultas
Teknik Universitas Riau
3. Bapak Dr. Feblil Huda, ST., MT., Ph.D selaku Ketua Program Studi Teknik
Universitas Riau.
4. Bapak Muftil Badri, ST., MT selaku Koordinator Prodi D3 Teknik Mesin
Universitas Riau.
5. Bapak Dr. Eng. Rahmat Iman Mainil, ST.,MT selaku dosen Pembimbing
Akademik.
6. Bapak Iwan Kurniawan , ST.,MT selaku Koordinator Praktik Industri.
7. Bapak Ir. Herisiswanto, MT selaku dosen Pembimbing Praktik Industri.
8. Bapak Eddo Gustiawan selaku Coordinator Workshop PT. RAPP Estate
Teso East.
9. Bapak Kasman Hutagalung selaku Supervisor Workshop PT. RAPP Estate
Teso East.
10. Bapak Tata Haira selaku Humas yang telah membantu penulis dalam
melaksanakan praktik industri di PT.RAPP.
11. Seluruh staf dan karyawan PT.RAPP Workshop Estate Teso East yang telah
memberikan pengalaman dan bimbingan kepada penulis selama melakukan
praktik industri ini.
12. Teman-teman seperjuangan Prodi D3 Teknik Mesin Universitas Riau
Angkatan 21. Selesaikan apa yang telah kamu mulai.
13. Pihak-pihak lain yang tidak bias penulis sebutkan satu per satu atas semua
bantuannya kepada penulis dalam pelaksanaan praktik industri dan
penyusunan laporan
Penulis menyadari bahwa laporan praktik industri (PI) ini masih jauh dari kata
sempurna. Maka dari itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun guna
menambah kesempurnaan laporan ini pada masa yang akan datang. Akhir kata penulis
ucapkan terima kasih.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari pelaksanaan praktik industri ini adalah sebagai berikut ;
1. Menambah pengetahuan dan pengalaman penulis tentang proses-proses yang
berlangsung selama praktik industri.
2. Mengetahui komponen-komponen pada harvester komatsu.
3. Mengetahui dan memahami permasalahan yang terjadi pada guide bar chain.
4. Mengetahui perawatan dan perbaikan pada guide bar chain.
1.3 Manfaat
Adapun manfaat diadakannya praktik industri untuk mahasiswa adalah sebagai
berikut :
1. Mahasiswa dapat menambah pengetahuan dan pengalaman khususnya
dibidang industri.
2. Memperoleh kesempatan untuk melatih keterampilan dalam melakukan
pekerjaan atau kegiatan lapangan.
3. Tercipta pola kemitraan dengan perusahaan tempat mahasiswa
melaksanakan kerja praktek mengenai berbagai persoalan yang muncul
untuk kemudian dicari solusi bersama.
4. Memperoleh pengetahuan yang berguna dalam perwujudan kerja yang akan
dihadapi kelak, setelah mahasiswa tersebut menyelesaikan perkuliahannya.
1.4 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Praktik Industri
Adapun waktu dan tempat pelaksaan praktik industri adalah sebagai berikut :
1. Waktu pelaksanaan praktik industri
Waktu pelaksaan praktik industri ini dilaksanakan selama 30 hari yang
dimulai dari tanggal 5 Februari 2024 – 5 Maret 2024.
2. Tempat pelaksaan praktik industri
Tempat pelaksaan praktik industri dilaksanakan di PT. Riau Andalan Pulp
Paper Estate Teso East Workshop.
Pada tahun 2006, Grup APRIL ikut menjadi salah satu penandatangan Prinsip-
Prinsip Perjanjian Global PBB. Di tahun yang sama, PT Riau Andalan Pulp & Paper
(RAPP), anak perusahaan dari APRIL, disertifikasi untuk Pengelolaan Hutan Tanaman
Berkelanjutan berdasarkan standar Lembaga Ekolabel Indonesia (LEI). APRIL
berhasil mendapatkan sertifikasi kembali di bawah SPFM-LEI pada tahun 2011 lima
tahun kedepan.
Pada tahun 2007, APRIL melalui anak perusahaan menjadi yang pertama dan
satu-satunya perusahaan Indonesia yang diakui Dewan Bisnis Dunia untuk
Pengembangan yang Berkelanjutan (WBCSD).
Pada tahun 2008 penyelesaian pulp line 3 menjadikan Riau rumah untuk pabrik
pulp dan kertas terintegrasi terbesar di dunia, dengan kapasitas produksi 2,8 juta ton
per tahun. Pabrik yang bersetifikat ISO 9001 yang : 8000 dan ISO 14001 terus
berinvestasi dalam teknologi untuk memastikan perusahaan dapat berswadaya
memenuhi kebutuhan tenaga listriknya sendiri.
Pada tahun 2010, operasi kehutanan Grup APRIL diukur memberikan
kontribusi 6,9% dari total output ekonomi Provinsi Riau. Grup APRIL telah
menciptakan sekitar 90.000 peluang kerja, yang bila digabungkan dengan inisiatifnya
untuk memberikan akses yang lebih baik ke pendidikan dan dukungan sosial di bidang-
bidang seperti perawatan kesehatan dan perumahan, telah mengalami peningkatan
standar hidup dan pengurangan tingkat kemiskinan sebesar 30%.
Grup APRIL adalah salah satu produsen pulp dan kertas terbesar di dunia.
Bubur APRIL digunakan untuk berbagai aplikasi, termasuk produksi kertas tisu dan
khusus, sementara produk kertasnya digunakan untuk mencetak dan menulis oleh
jutaan orang setiap hari. Merek andalannya, PaperOne ™ terbuat dari serat terbarukan
100% dari perkebunan dan dijual di lebih dari 70 negara di seluruh dunia.
Pabrik hemat energi APRIL memiliki kapasitas produksi ztahunan sebesar 2,8
juta ton untuk pulp dan 1,15 juta ton untuk kertas. Ini disertifikasi berdasarkan ISO
9001: 2000, ISO 14001 dan OHSAS 18001. APRIL disertifikasi di bawah Program
Pengesahan Sertifikasi Hutan (PEFC) untuk pengelolaan hutan berkelanjutan.
APRIL adalah salah satu pelopor di kawasan ini untuk pelaporan
keberlanjutan, penilaian Stok Karbon Tinggi (HCS) dan Nilai Konservasi Tinggi
(HCV), sertifikasi Chain of Custody, dan adopsi pendekatan lanskap untuk
pengelolaan kebakaran.
Ini bekerja dengan kelompok lingkungan, masyarakat lokal dan pemangku
kepentingan utama lainnya untuk menerapkan praktik terbaik di bidang sosial,
lingkungan dan ekonomi. Ini adalah anggota Tropical Forest Alliance 2020, kemitraan
publik-swasta global yang mempromosikan rantai pasokan berkelanjutan, bebas
deforestasi.
Kebijakan Pengelolaan Hutan Berkelanjutan APRIL (SFMP 2.0) mengatur
operasinya. Ini mengadopsi model Perlindungan Produksi perkebunan, melakukan
tujuan 1-untuk-1 melestarikan satu hektar hutan untuk setiap hektar perkebunan. Ini
melestarikan 250.000 hektar hutan HCV dan bekerja dengan berbagai pemangku
kepentingan dalam kemitraan publik-swasta yang disebut Restorasi Ekosistem Riau
(RER) untuk memulihkan lebih dari 150.000 hektar hutan gambut yang sangat penting
secara ekologis di Semenanjung Kampar Indonesia. Sebanyak 400.000 hektar hutan
dilestarikan dan dilindungi.
Pada gambar 2.4 diatas menunjukan bahwa PT. Riau Andalan Pulp and Paper
memiliki beberapa bagian perusahaan, antara lain :
1. Riau Fiber merupakan unit yang mengelola kayu mulai dari bidang
pembibitan, penanaman, pemeliharaan, dan penebangan kayu untuk
menjadi produksi bahan baku serta pengembangan untuk jenis bibit kayu.
2. Riau Pulp merupakan unit yang memproduksi pulp dengan kayu dari Riau
Fiber sebagai bahan baku.
3. Riau Paper merupakan unit yang memproduksi kertas dengan pulp dari Riau
Pulp sebagai bahan baku.
4. Riau Power merupakan unit yang mengelola pada bidang pembangkitan
energi listrik dan mengolah kembali black liquor, air, dan bahan kimia.
5. Shared Service (Common Service) merupakan unit yang mengelola pada
bidang pelayanan seluruh unit dan mengelola keseluruhan logistik
perusahaan, diantaranya adalah supply chain management, finance, HRD,
dan accounting.
2.2 Maintenance
Maintenance adalah segala kegiatan yang bertujuan untuk menjaga peralatan
dalam kondisi terbaik. Proses maintenance meliputi pengetesan, pengukuran,
penggantian, menyesuaian, dan perbaikan. Ada tiga jenis maintenance yang biasa
dilakukan, yaitu:
1. Corrective Maintenance.
Corrective maintenance adalah aktivitas perbaikan peralatan yang
beroperasi secara tidak normal.
2. Preventive Maintenance
Maintenance jenis ini memiliki tujuan mencegah terjadinya kerusakan
peralatan selama operasi berlangsung. Maintenance peralatan dilakukan
secara terjadwal sesuai dengan estimasi umur peralatan. Kegiatan preventif
dibuat berdasarkan maintenance tasklist maintenance sesuai dengan tingkat
kritikal peralatan tersebut.
3. Predictive Maintenance
Predictive maintenance mengantisipasi kegagalan suatu peralatan sebelum
terjadi kerusakan total. Predictive maintenance menganalisa suatu kondisi
peralatan dari trend perilaku peralatan. Trend ini dapat digunakan untuk
memprediksi sampai kapan peralatan mampu beroperasi secara normal.
4. Breakdown Maintenance
Breakdown Maintenance merupakan perbaikan yang dilakukan tanpa
adanya rencana terlebih dahulu. Dimana kerusakan terjadi secara mendadak
pada suatu alat atau produk yang sedang beroperasi, yang mengakibatkan
kerusakan bahkan hingga alat tidak dapat beroperasi.
2.3 Excavator
Excavator adalah alat berat yang memiliki fungsi sebagai penggali,
pengangkut, dan pemindah material. Excavator merupakan suatu kendaraan yang
menggunakan track shoe atau roda sebagai penumpu beban serta dilengkapi dengan
attachment dalam melakukan pekerjaan. Pada mechanized harvesting head pada
excavator dimodifikasi menggunakan harvester head.
2.4 Harvester
Harvester merupakan sebuah alat canggih yang dipasangkan pada head
excavator yang digunakan sebagai alat pada proses pemanenan mekanis (mechanized
harvesting), harvester digunakan dalam pengerjaan penebangan cut-to-length,
delimbing dan bucking pohon. Harvester dapat digunakan untuk menjepit, menebang,
mengupas kulit kayu dan memotong sesuai ukuran yang telah ditentukan.
2.4.2 Chain
Chain merupakan alat potong yang langsung bergesekan dengan kayu yang
berputar pada bar dengan kecepatan tinggi.
2.7 Eukaliptus
Eukaliptus (Eucalyptus) merupakan jenis tanaman berkayu yang tidak
membutuhkan persyaratan tumbuh yang tinggi terhadap lingkungannya. Olahan kayu
dari tanaman eucalyptus merupakan tanaman yang dibudidayakan untuk bahan olahan
tissu dan kertas, memiliki nilai ekonomi yang tinggi karena banyak digunakan dalam
kehidupan sehari-hari seperti furniture, pulp dan paper (Badan Litbang Departemen
Kehutanan, 1994).
Eukaliptus (Eucalyptus) adalah salah satu jenis yang dikembangkan untuk Hutan
Tanaman Industri (HTI) karena sifatnya yang mudah menyesuaikan diri dan kayunya
dapat digunakan untuk bahan pulp. Jenis ini merupakan salah satu spesies endemik
Indonesia yang tumbuh di Papua sampai dengan ketinggian di atas 800 m dpl dengan
curah hujan 900 mm-2.100 mm/tahun dan iklim kering yang jelas (Adinugraha et al.
2007). Iklim tropis yang panas dan lembab juga sesuai untuk perkembangbiakan
berbagai jenis hama dan penyakit sehingga berpotensi mengancam kelestarian hutan
tanaman (Rimbawanto et al. 2014)
Mulai
Studi literatur
Menentukan topik
Tidak
Disetujui
Ya
Pengambilan Data
Penulisan Laporan
Selesai
3.2 Tujuan Studi Kasus
Adapun tujuan dari studi kasus adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui proses mechanized harvesting.
2. Mengetahui cara perawatan dan perbaikan guide bar dan chain harvester.
3. Mengetahui penyebab kerusakan pada guide bar dan chain harvester.
3. Palu
Palu digunakan sebagai alat untuk memukul pada pemasangan sprocket kit.
4. Penitik
Penitik digunakan sebagai alat untuk memasang dan melepaskan sprocket
kit lalu dipukul dengan palu.
Gambar 3.4 Penitik
5. Gerinda
Gerinda digunakan sebagai alat pengasahan guide rail yang tajam kesisi luar.
6. Kawat
Kawat digunakan sebagai alat untuk membersihkan rel guide bar dan saluran
oli guide bar.
9. Topeng las
Topeng las digunakan untuk melindungi wajah dan mata dari asap dan
cahaya dari pengelasan.
Gambar 3.9 Topeng las
3.4.2 Bahan
Adapun bahan yang digunakan selama praktik industri dalam perawatan
dan perbaikan guide bar dan chain adalah sebagai berikut :
1. Chain
Chain merupakan alat potong yang langsung bergesekan dengan kayu yang
berputar pada bar dengan kecepatan tinggi, penggantian chain baru
dilakukan jika chain lama sudah mencapai lebar mata minimum 3.5 mm.
2. Guide bar
Guide bar merupakan tongkat panjang dan datar yang berada pada harvester
yang dimana fungsinya sebagai rel mata rantai, penggantian guide bar ketika
sudah mencapai 1800 jam kerja.
Gambar 3.11 Guide bar
3. Sprocket kit
Sprocket kit merupakan bantalan chain pada ujung guide bar yang mengikuti
putaran chain.
7. Sarung tangan
Sarung tangan digunakan untuk melindungi tangan dari benda tajam dan
panas.
Gambar 3.16 Sarung tangan
8. Mata gerinda
Mata gerinda digunakan untuk memotong dan mengasah material.
BAB IV
PEMBAHASAN
2. Memeriksa bahwa guide bar tidak bengkok. Bengkoknya guide bar dapat
diluruskan dengan syarat tidak ada tikungan tajam atau keruskan pada rel.
Pastikan bahwa chain berputar dengan bebas. Jika terdapat sisi yang
bengkok maka dilakukan perbaikan dengan pengepressan bar.
a. Kondisi guide bar bengkok.
d. Lepaskan bar lalu perhatikan apakah masi terdapat kebengkokan pada bar
atau tidak jika masih terdapat bengkokan ulangi kembali proses
pengepressan hingga bar benar benar lurus.
Gambar 4.5 Kondisi bar setelah pengepressan
3. Memeriksa bahwa guide rel tidak runcing ke sisi luar gerinda semua body
guide bar dari dalam ke luar. Gerinda ujung-ujungnya menjadi sudut 45
derajat.
4. Waktu penggergajian normal sekitar 1-5 detik. Waktu yang lebih lama
menimbulkan risiko panas yang berlebihan, menyebabkan guide bar menjadi
biru dan keras guide bar yang mengeras menjadi rapuh, yang dapat
menyebabkan retakan dan kepingan terkelupas.
5. Memeriksa celah/jarak bebas chain idler tidak lebih dari 0,2 mm. Ganti guide
bar jika jarak bebas terlalu besar. Penggantian guide bar setelah 1800 jam
kerja.
Gambar 4.7 Kondisi guide bar yang sudah aus
6. Memeriksa kondisi sprocket kit dari keausan jika sudah aus maka dilakukan
penggantian sprocket kit yang baru, penggantian sprocket kit setelah 110 jam
kerja.
a. Kondisi sprocket kit yang sudah aus.
b. Letakkan guide bar pada meja kerja dan jepit bagian atas guide bar dengan
tang jepit, lalu posisikan penitik tepat pada pin sprocket kit lalu pukul
menggunakan palu hingga pin terlepas.
2. Letakkan kawat elektroda pada rel chain agar rel chain tidak melekat pada
body guide bar.
Gambar 4.12 Letakkan kawat pada rel chain
3. Lakukan pengelasan smaw untuk menambal pecahan pada guide bar dengan
elektroda 7013 2,6 mm.
4. Selanjutnya proses meratakan pengelasan pada body guide bar dan rel chain
menggunakan gerinda.
5. Lakukan proses pengetesan dengan memasang chain pada guide bar apakah
bergerak dengan sempurna.
(a) (b)
Gambar 4.15 (a) Kondisi chain putus (b) Kondisi chain retak
c. Lalu hidupkan swing untuk melihat apakah proses lebar pengasahan pada
chain sudah pas, sambil mengatur lebar pengasahan dengan memutar tuas
pengatur.
e. Hidupkan mesin dan amati apakah proses pengasahan sudah pas untuk
lebar dan kedalaman pengasahan chain, mesin akan beroperasi secara
otomatis lalu tunggu mesin berhenti dengan sendirinya.
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang didapat dari laporan praktik industri ini adalah
sebagai berikut :
1. Mechanized harvesting merupakan proses pemanenan pohon secara mekanis
menggunakan harvester, harvester adalah sebuah alat canggih yang
dipasangkan pada head excavator, harvester dapat digunakan untuk
menjepit, menebang, mengupas kulit kayu dan memotong sesuai ukuran
yang ditentukan.
2. Komponen-komponen harvester komatsu yaitu : rotator, motor feeder, knife,
roller, separate length measuring unit, guide bar and chains.
3. Permasalahan yang sering terjadi pada guide bar yaitu : terjadi kebengkokan
pada guide bar akibat tertimpa atau terjepit pohon pada proses penebangan,
terjadinya pecahan pada guide bar, bar yang aus akibat pelumasan yang tidak
sempurna. Sedangkan permasalahan pada chain yaitu : chain putus akibat
sambungan terlalu ketat mengakitbakan chain tidak bergerak bebas, chain
bengkok akibat tertimpa atau terjepit pada saat proses penebangan.
4. Perawatan dan perbaikan pada guide bar yaitu, membersihkan body guide
bar, rel chain dan saluran pelumas, mengganti sprocket kit jika sudah aus,
repair bar yang bengkok dengan proses pengepressan hidrolik, repair bar
yang pecah dengan menambah daging menggunakan pengelasan smaw.
Perawatan dan perbaikan chain yaitu, mengasah ketajaman chain
menggunakan chain grinding machine, penyambungan chain yang
putus,retak dan bengkok dengan chain baru dan connecting link.
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat penulis sampaikan dalam laporan praktik industri ini
adalah sebagai berikut :
1. Utamakan kesehatan dan keselamatan kerja saat melaksanakan Pratik
indusri
2. Perlunya perawatan dan perbaikan rutin untuk chain bar agar kelancaran
proses pemanenan lebih maksimal.