Disusun Oleh :
Sadewa NIM :
4161820006
NIM 41618320006
Fakultas : Teknik
Dengan ini menyatakan bahwa hasil penulisan Laporan Kerja Praktik yang
telah saya buat ini merupakan hasil karya sendiri dan benar keasliannya. Apabila
ternyata di kemudian hari penulisan Laporan Kerja Praktik ini merupakan hasil
plagiat atau penjiplakan terhadap karya orang lain, maka saya bersedia
mempertanggungjawabkan sekaligus bersedia menerima sanksi berdasarkan
aturan di Universitas Mercu Buana.
Demikian, pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tidak
dipaksakan.
ii
LEMBAR PENGESAHAN
TATA LETAK GUDANG PRODUK PADA
PT. MITSUI CHEMICAL POLYURETHANES INDONESIA
Disusun Oleh :
NIM 4161820006
Program Studi : Teknik Industri
Dosen Pembimbing
( Muhammad Isa Lufti, S.T., M.T ) ( Dr. Alfa Firdaus, ST., M.T. )
iii
Surat Keterangan Penerimaan Kerja Praktik dari Perusahaan
iv
Abstrak
Kebutuhan industri di era 4.0 merupakan era industry yang dituntut pergerakan
dengan cepat efektif dan efisien. Tata letak fasilitas adalah salah satu faktor yang
mempengaruhi proses kecepatan dalam pergerakan dunia industry. Tata letak
fasilitas yang baik dan tepat dapat membuat pergerakan material di dalamnya
berjalan dengan lancar. PT. Mitsui Chemicals Polyuretahanes Indonesia
merupakan perusahaan yang bergerak di bidang kimia resin premix (polyol) dan
isocyanate. Produk yang dihasilkan oleh perusahaan memiliki 2 jenis dimana
produk tersebut dibutuhkan kapasitas ruang yang baik, dimulai dari kedatangan
raw material, penyimpanan produk setelah produksi hingga loading untuk
pengiriman menuju customer. Oleh karena itu penulis melakukan studi observasi
pada Kerja Praktek ini mengenai tata letak fasilitas pada Gudang Produk,
Dalam penulisan ini dilakukan penyampaian informasi terkait kapasitas design
gudang, aktifitas gudang, dan operasional kapasitas yang digunakan. Sehingga
dapat dilakukan mengenai Analisa terhadap lebar gang yang dibutuhkan, material
handling dan prosentase kapasitas gudang yang digunakan. Berdasarkan hasil
yang diperoleh kapasitas penggunaan gudang adalah 79.6 %. Penyimpanan
berdasarkan jenisnya dan sesuai pada baris akan memudahkan diakses. Pada area
mati gudang penggunaan rak disarankan agar material lebih rapi dan mudah
diakses
Kata Kunci : Tata Letak, Kapasitas, Penyimpanan, Aktifitas, Gudang
v
Abstract
In 4.0 era, industrial needs fast demands, effective and efficient movement. The
layout facility is a factors affect process speed in the movement industrial world.
A good and perfect facility layout can make movement of material it run fast. PT
Mitsui Chemicals Polyurethanes Indonesia is a company with product a chemical
resin premix and cosmonate. The product from this company has 2 types where
the product require a good capacity, start from raw material, storage for product,
until loading the product for delivery to costumers. According the writer to do
some observational study on this job training toward the layout of facilities in
product warehouse.
In this report, writer submit some information related to the design capacity of
warehouse, activity in warehouse and operational capacity used it. So as can be
analysis of the required row, material handling and the percentage of warehouse
capacity used it. Based on the result from the report, capacity use of the
warehouse is 79,6 %. Posit material or products in storage by type and fits on the
row can makes easy access for operator. Continu in free area on warehouse use
of shelves is suggestion that a material easier access and look neater.
Keywords : Layout, Design Capacity, Storage, Activity Warehouse.
vi
Kata Pengantar
Segala puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
Pemelihara seluruh alam raya, yang atas limpahan rahmat-Nya, penulis mampu
menyelesaikan Laporan Praktek Kerja tentang Tata Letak Gudang Produk padaPT
Mitsui Chemicals Polyurethanes Indonesia. Penulis menyadari bahwa Laporan
Kerja Praktek ini juga menjadi suatu pembelajaran dan pengetahuan yangdapat
diterapkan di industri skala kecil atau besar
Penulis
vii
Daftar Isi
COVER.....................................................................................................................i
LEMBAR PERNYATAAN.....................................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................iii
Abstrak / Abstract....................................................................................................v
Kata Pengantar.......................................................................................................vii
Daftar Isi...............................................................................................................viii
Daftar Tabel............................................................................................................xi
Daftar Gambar.......................................................................................................xii
BAB – I PENDAHULUAN.....................................................................................1
1.2.1 Tujuan project Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas kerja praktik
bagi perusahaan yaitu
2
viii
2.1 Sejarah Perusahaan....................................................................................6
ix
BAB – V Kesimpulan dan Saran...........................................................................36
5.1 Kesimpulan..............................................................................................36
5.2 Saran........................................................................................................37
Daftar Pustaka........................................................................................................39
x
Daftar Tabel
xi
Daftar Gambar
Gambar 4.2 Contoh kemasan IBC yang disimpan pada gudang Produk..............23
................................................................................................................................
31
xii
BAB – I PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
April 2022
Kegiatan dan Waktu Pelaksanaan 1-2 4-9 11 - 23 10 - 20 21 - 31
April April April Mei Mei
Penerimaan Kerja Praktik
Penjelasan Latar Belakang Perusahaan
Penjelasan Project Kerja Praktik
Pengukuran Area Kerja Praktik
Proses pengolahan data
Proses pemaparan hasil
Diskusi bersama dengan pihak Departemen
terkait
3
1.5 Sistematika Penulisan Laporan
Sistematika Laporan Kerja Praktik terdiri dari:
Halaman
Depan Terdiri
dari :
Halaman Judul
Lembar Pernyataan Anti Plagiarisme
Lembar Pengesahan Laporan Kerja Praktik
Surat Keterangan Penerimaan Kerja Praktik dari Perusahaan
Abstrak
Abstract
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Tabel
Daftar Gambar
BAB I
Pendahulua
n
Terdiri dari Sub Bab :
1.1. Latar Belakang
1.2. Tujuan Kerja Praktik
1.3. Jadwal Pelaksanaan Kerja Praktik (sertakan Gantt Chart)
1.4. Lokasi Pelaksanaan Kerja Praktik
1.5. Sistematika Penulisan Laporan Kerja Praktik
1.6. Metode Kerja Praktik
BAB II
Gambaran Umum Perusahaan
BAB III
Tinjauan Pustaka
Terdiri dari konsep dan teori terkait metode kerja praktik yang akan
dilaksanakan.
4
BAB IV
Pengumpulan dan Pengolahan Data
BAB V
Kesimpulan dan Saran
Terdiri dari :
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
Daftar Pustaka
Menggunakan Aplikasi Mendeley atau End Note yang sesuai dengan
format APA Referencing Style.
Lampiran
Terdiri dari Daftar Hadir Kerja Praktik (yang sudah ditandatangani
Perusahaan), nilai dari Pembimbing Lapangan, dan data pendukung
laporan.
5
BAB – II Gambaran Umum Perusahaan
2.1 Sejarah Perusahaan
PT Mitsui Chemicals Polyurethanes Indonesia (MCPU-I) adalah anak
perusahaan dari Mitsui Chemicals, Inc. (MCI), sebuah perusahaan kimia
terkemuka di Jepang dengan bisnis yang tersebar di Jepang dan negara lain.
MCPU-I mendapat bantuan pengembangan dan penelitian dari MCI dan
afiliasi lain, baik dalam bidang Polyurethanes dan non-Polyurethanes, salah
satunya dari Sodegaura Center yang merupakan pusat penelitian dan
pengembangan produk MCI di Jepang.
7
Chemicals, Inc. dan SKC Co., Korea memutuskan untuk menyudahi
kerjasama dan menjalankan strategi pasar masing-masing.
8
mendapatkan peran dalam kesuksesan kami dan
memberikan pelayanan dan evaluasi terbaik.
e) Masyarakat, berkontribusi terhadap standar hidup
masyarakat yang lebih baik dan menjalankan fungsi
korporat sebagai warga negara yang baik,
9
Struktur organisasi merupakan sebuah garis hirarki yang menjelaskan
komponen – komponen penyusun perusahaan. Dengan adanya struktur dapat
diketahui peran dan tanggung jawab karywan serta menempatkan orang-
orang yang tepat pada struktu tersebut, pada PT. Mitsui Chemical
Polyurethanes Indonesia, memiliki 2 struktur organisasi, hal ini terjadi
karena adanya struktural office di Jakarta dan Factory Plan di Cikampek,
Karawang Berikut adalah jobdesk dari masing masing posisi struktural
tersebut :
1. Presiden Direktur : pada posisi ini diisi oleh Mr. Masaaki Shibata,
beliau adalah perwakilan dari induk perusahaan Mitsui Chemical
Jepang. Beliau bertugas untuk menjalankan, mengontrol dan
mengawasoi jalannya bisnis perusahaan Mitsui Chemical
Polyurethanes Indonesia.
2. Vice President : Posisi ini diisi oleh Bapak Emil, yang merupakan
pemegang saham perusahaan. Tugas dan tanggung jawab beliau
adalah melakukan pengawasan dan menjaga agar bisini yang
berjalan sesuai pada semestinya. Sehingga perusahaan mencetak
keuntungan yang telah ditentukan.
3. General manager Office : Posisi ini diisi oleh MR. Nishii beliau
adalah perwakilan dari induk perusahaan Mitsui Chemical Jepang.
Tugas yang diemban adalah memastikan penjualan berjalan
dengan baik dan development produk berjalan dengan lancar
sesuai permintaan konsumen.
4. Senior Manager Planning & coordination diisi oleh Bapak
Budianto Tanudirjo. Yang memiliki tugas sebagai merencanakan
strategi perusahaan, keputusan – keputusan perusahaan yang
mempengaruhi pada sektor bisnis perusahaan seperti pembelian
raw material dan harga penjualan produk serta ekspansi
perusahaan.
5. Senior Manager Sales & Marketing Diisi oleh Bapak Sugiarto
yang bertugas menjaga konsumen yang telah dimiliki dengan
melakukan service berupa teknikal engineering kepada
10
konsumen ketika
11
konsumen mengalami masalah yang berkaitan dengan
polyurethanes dimulai dari material hingga engineering mesin.
6. Senior Manager Produksi, HSE, dan Maintenance Factory Plan.
Posisi ini diisi oleh Bapak Dwi Heryanto. Yang bertugas untuk
menjaga, mengawasi, dan mengontrol jalannya produksi dan
melakukan improvement pada bidang Healthy, Safety and
Environment (HSE) yang dimulai pada Alat Pelindung Diri (APD)
yang selalu terstock dengan baik hingga menganalisa potensi –
potensi bahaya yang berada di wilayah factory plan. Memastikan
bahwa asset perusahaan terawatt dengan baik dan terjadwal.
7. Senior Manager GA dan Teknikal. Posisi ini diisi oleh Bapak
Wijaya. Posisi ini memiliki tugas adanya control dan pengawasan
jalannya bisnis di favtory plan, dimalia dari : Pengembangan
Sumber Daya Manusia (SDM), Supply Chain Management
(SCM), Quality Control (QC) dan Quality Assurance (QA) hingga
Research & Development (R&D)
8. Departemen Planning & Cost diisi oelh staff Bapak Reza. Yang
bertugas melakukan koordinasi dengan pihak departemen SCM
untuk merencanakan pembelian dan memastikan pembelian yang
dilakukan cukup untuk proses produksi.
9. Departemen HR dan GA Factory diisi oleh staff Ibu Siti Fariha.
Yang bertugas mengurus absensi karyawan, control uang
pattycash, catering, pengembangan sumber daya manusia di pabrik
hingga pada asuransi karyawan di factory.
10. Departemen Supply Chain Management (SCM), diisi oleh Asisten
Manager Ibu Reni yang bertugas untuk rantai pasok proses
produksi, kedatangan material, stok raw material dan prdouk
hingga proses pengiriman kepada konsumen berjalan dengan baik
dan sesuai.
11. Departemen Quality Control diisi oleh Asisten Manager Ibu Sri
Budiyati. Yaitu melakukan pengawasan dan kendali terhadap
12
kualitas raw material yang digunakan hingga produk. Melakukan
administrasi terhadap audit kualitas terkait, serta memastikan
perlatan proses terkalibrasi dengan baik dan berkala.
12. Departemen Research & Development. Diisi oleh Asisten
Manager Bapak G. Sigit Dewantara. Dengan tanggung melakukan
proses research terhadap material – material baru serta melakukan
development terhadap pengembangan yang dimiliki konsumen.
13. Departemen Produksi. Diisi oleh Chief Bapak Wawan. Yang
memiliki tugas mengatur jadwal produksi, mengawasi serta
mengontrol produksi agar berjalan dengan aman dan selamat.
13
BAB – III Tinjauan Pustaka
3.1 Pengertian Tata Letak
Tata letak adalah suatu keputusan kunci yang menentukan dapat
berjalannya esensi jangka panjang dari fungsi operasi produksi. Semua
fasilitas untuk kegiatan operasi produksi, baik mesin, peralatan tenaga kerja,
dan fasilitas lainnya haruslah dapat disediakan tempatnya masing-masing,
agar semuanya dapat bekerja dengan baik, efektif, dan efesien.(Ulang et al.,
n.d.) tata letak merupakan sebuah perencannan yang didefinisikan sebagai
tempat pengaturan sumber daya fisik yang dapat digunakan untuk
membantu membuat sebuh produk.
1. Tata letak kantor atau office layout Jenis tata letak kantor,
merupakan menempatkan posisi atau tempat pekerja, peralatan
mereka dan ruangan atau kantor untuk memberikan kemungkinan
penggerakan informasi.
2. Tata letak ritel atau retail layout Jenis tata letak ini
mengalokasikan ruangan atau space sendiri dan tanggapnya
perusahaan terhadap perilaku pelanggan.
3. Tata letak penggudangan. Tata letak ini mengalokasikan batasan
pertimbangan ruangan dan pemindahan material (material
handling).
14
4. Tata letak penempatan yang tetap atau fixed-position layout Tata
letak ini menekankan pada kebutuhan dari besarnya, bulki projects
seperti kapal dan bangunan.
5. Tata letak yang berorientasi pada proses, atau process oriented
layout Tata letak ini menekankan pada volume yang rendah,
variasitas produksi yang banyak, dan juga disebut sebagai hob
shop atau intermittent production.
6. Work Cell Layout Tata letak bagi penyusunan mesin dan peralatan,
yang difokuskan pada produksi dari suatu produk atau kelompok
dari produk yang berkaitan.
7. Tata letak yang berorientasi pada produk atau product-oriented
layout Tata letak ini menekankan pada penempatan personalia
yang terbaik dan utilisasi mesin yang terbaik, dalam produksi yang
kontinu atau berulangulang.
15
1. Meningkatkan kuantitas produksi
Sebuah tata letak yang baik dapat menghasilkan sebuah
kunatitas dalam produksi dengan nilai biaya produksi
sama.
2. Mengurangi waktu tunggu
Perancangan yang tepat dapat mengurangi sebuah
pemborosan waktu proses sehingga produksi dalam
berjalan lebih baik dengan hasil yang bisa meningkat.
3. Penghematan luas area bekerja
Penempatan mesin-mesin produksi, peralatan dan
fasilitas sarana pendukung berada pada posisi yang
optimal sehingga luas area bekerja bisa menjadi lebih
longgar.
4. Mengurangi proses pemindahan material
Desain yang baik serta tepat lebih menekankan untuk
aktifitas pemindahan bahan pada saat proses produksi
berjalan dapat berkurang sehingga biaya – biaya
pemindahan dapat berkurang. Hal ini disebabkan karena
adanya pemindahan material menghasilkan biaya dengan
menghitung dari jarak pemidahan material dan ukuran
material yang dipindahkan.
5. Mengurangi penyimpanan di dalam proses
Suatu material dalam system produksi akan berpindah
dari proses 1 ke proses berikutnya. Perancangan yang
baik tidak menyebabkan adanya penumpukan –
penumpukan material yang tidak semestinya.
6. Mengurangi resiko kecelekaan bekerja
Desain yang tepat dapat meningkatkan kenyamanan
dalam bekerja serta pekerja yang melakukan kegiatan di
area tersebut merasa aman sehingga faktor – faktor
kecelekaan kerja dapat diminimalisasi.
7. Mempersingkat proses manufacturing
16
Dalam meningkatkan waktu produksi maka perancangan
yang tepat dapat mengurangi waktu total produksi.
8. Memperbaiki kepuasan dan moral dalam bekerja
Tata letak fasilitas yang rapi dan tepat
menyebabkanfaktor seperti : sirkulasi udara menjadi
cukup, peneranganyang cukup dan kebisingan dari
proses rendah sehingga pekerja dapat nyaman bekerja.
9. Mempermudah kegiatan supervisi
Proses kegiatan pengawasan terhadap proses produksi
akan berjalan dengan karena tata letak lantai yang tepat.
17
berbagai
18
produk di banyak lokasi, pergudangan memberikan metode untuk
mengurangi biaya penyimpanan bahan mentah, dan suku cadang serta biaya
penanganan, di samping memaksimumkan operasi produksi (Kurniawan,
2016).
1. Kebutuhan Produksi
Gudang yang dibuat dapat menjadi penunjang produksi sehingga
gudang dapat digunakan untuk memilah bahan baku yang akan
digunakan dan bahan baku yang di simpan untuk proses
berikutnya.
2. Pengurangan biaya transportasi dan produksi
Peran gudang sebgai pengurangan biaya transportasi yaitu ketika
gudang memiliki lokasi yang tepat dan strategis. Lokasi gudang
yang berada di sekitar area produksi juga akan memudahkan akses
dalam persiapan produksi dan proses penyimpanan produk setelah
produksi.
3. Hubungan antara penawaran dengan permintaan
19
Permintaan pasar yang selalu berubah dan industry hanya bisa
meramalkan sehingga tidak dapat dipastikan secara akurat.
Sehingga koordinasi yang dilakukan gudang dapat menyebabkan
gudang dapat menyimpan dengan kapasitas tinggi ketika adanya
permintaan yang meningkat dan ketika permintaan yang menurun.
Hal ini menyebabkan barang yang disimpan di gudang tidak
berada dalam kondisi kelebihan stok.
4. Kebutuhan pasar
Gudang yang bermaanfaat untuk penyimpanan produk sehingga
tidak memutus aliran permintaan pasar ketika sedang adanya
permintaan atau pasokan terhadap konsumen tetap terjaga dengan
baik.
20
stock. Barang yaang bersifat slow moving juga harus selalu diperhatikan
agar tidak terjadi penumpukan barang. (Inayanti, A, 2020)
21
Pencatatan penerimaan barang, kemudian baru dilakukan distribusi menuju
tempat area yang menampung bahan tersebut. Aktifitas pengendalian
gudang harus disiplin seperti melakukan pengeluaran stok lama lebih dahulu
daripada stok baru untuk menghindari adanya penurunan kualitas. Berikut
adalah metode penyimpanan barang yang bisa dilakukan :
22
Proses resin premix merupakan bahan cair yang terdiri dari beberapa
material seperti :
1. Polyol A
2. Additive material
3. Blowing agent
23
BAB – IV Pengumpulan dan Penyajian Data
24
Pengajuan Ijin Pengenalan
Perusahaan Gudang Produk
Pengumpulan
Wawancara Observasi
Data
Analisa Data
Penyusunan Laporan
Kerja Praktek
25
Raw material Silikon dengan kemasan drum atau digunakan
sebagai temporary Area.
Gambar 4.2 Contoh kemasan IBC yang disimpan pada gudang Produk
26
Gambar 4.3 Layout Gudang Produk
27
Tabel 4.1 Keterangan Kapasitas Gudang
Total Design
Area Row Drum/Row IBC/Row Remark
Capacity
28
pada sektor ini cukup kecil yaitu 3,6 × 3,6 m dan IBC dilakukan
penyusunan susun 3. Untuk area 3 menuju area 4 memiliki
kapasitas 12 baris dengan kapasitas 30 drum dan 380
drumdengan luasan area 17,4 × 3,6 m.
29
Diluar aktifitas utama tersebut ada beberapa aktifitas lain
yang berhubungan terhadap departemen lain seperti departemen
R&D dan QC. Aktifitas terhadap departemen R&D yaitu
kebutuhan akan material development project akan dibantu oleh
departemen SCM serta sampling raw material untuk pengecekan
kualitas raw material sebelum digunakan oleh produksi raw
material di cek dan Analisa oleh departemen QC. Alat angkut
yang digunakan untuk membantu aktifitas-aktifitas tersebut
adalah forklift dengan kapasitas 3 ton.
30
Gambar 4.5 Aktifitas Sampling oleh Pihak Departemen QC ( Quality Control )
31
4.1.5 Peta Kerja Transfer Material
Material dapat dipindahkan secara manual maupun dengan
menggunakan metode otomatis, material dapat dipindahkan satu
kali ataupun beribu kali, material dapat dialokasikan pada lokasi
yang tetap maupun secara acak, atau material dapat ditempatkan
pada lantai maupun di atas. (Kurniawan I. (2014). Transfer
material di dalam gudang produk dimulai dari kedatangan
material hingg menjadi produk dibagai menjadi 3 sesi bagian,
dapat diuraikan sebagai berikut :
32
Sesi 2. Raw material yang tetap disimpan pada gudang
produk adalah raw material yang sifatnya pendukung pada
formulasi proses produksi, seperti : silikon, katalis dan material
pendukung lainnya yang dapat disimpan dalam kondisi suhu
normal 25oC - 35 oC ± 3 oC. Tujuan dari ditaruhnya tetap di
gudang produk adalah karena lokasi gudang produk merupakan
gudang yang dekat dengan area produksi. Sehingga ketika
proses laoding material untuk proses produksi hanya perlu
proses memindahkan rawmaterial utamanya seperti polyol.
Untuk material pendukung tidak memerlukan waktu lama untuk
proses loading.
33
atau Isocyanate. Nama produk disesuaikan terhadap nama
konsumen yang telah disepakati dan no lot berdasrakan tanggal
produksi. No. lot akan memudahkan untuk proses loading
pengiriman kepada customer. Sehingga sistem FIFO dapat
dilakukan produk yang lama akan dikirim terlebih dahulu
Barang Datang
( Kemasan Penempatan barang di
Unloading Dock
drum atau peel area temporary storage
34
4.2 Analisa Data
Pada kondisi lapangan secara aktual aktifitas pekerjaan yang sangat
banyak dalam kondisi tempat dan ruang yang terbatas. Loading material,
sampling dan sebgainya merupakan aktifitas yang ditangani dengan padat di
gudang produk PT. Mitsui Chemicals Polyurethanes Indonesia. Oleh karena
itu handling material dengan tepat dan baik dapat memudahkan pekerjaan
aktifitas tersebut dan dapat bekerja dengan selamat serta nyaman.
36
4.2.2 Desain dan Kapasitas Gudang
Dalam penataan di dalam gudang yang kurang maksimal
terutama pada bagian penataan drum yang seharusnya
membentuk pyramid namun terkadang terselip pallet membuat
penataan terlihat berantakan dan acak. Berikut ini adalah urain
data kapasitas design gudang dan data yang digunakan :
Design Operational
Jenis
Size (m) Capacity Capacity Map
WH
(ton) (ton)
Gudang
Produk 35 × 15 540 430
Produk
Sumber. PT. Mitsui Chemicals Polyurethanes Indonesia
𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙
𝑐𝑎𝑝𝑎𝑐𝑖𝑡𝑦 × 100 %
𝑑𝑒𝑠𝑖𝑔𝑛 𝑐𝑎𝑝𝑎𝑐𝑖𝑡𝑦
430
= × 100 %
540
= 79,6 %
37
4.2.3 Luas Allowance Ruang
Pemanfaatan ruang gang atau allowance yang digunakan
untuk menggerakkan material menggunakan forklift sebagai alat
angkutnya. Berdasarkan ukuran jalur dan ukuran dimensi forklift
saat membawa barang yaitu Panjang forklift = 3.8 m dan lebar
forklist adalah 1.2 m
𝐷𝑖𝑎𝑔𝑜𝑛𝑎𝑙 = √𝑝2 + 𝑙2
= √3.82 + 1.22 = 4𝑚
38
BAB – V
39
5.2 Saran
Saran dapat disampaikan oleh penulis yaitu sebagai berikut :
40
Rak memberikan tingkat efektif dalam space area yang digunakan
dan memudahkan operator untuk mengambil material tersebut.
41
Daftar Pustaka
Rahmalina, D., Abdurrafi, R., Suwandi, A., Mesin, J. T., Teknik, F., Pancasila, U.,
Mesin, M. T., & Pancasila, U. (2018). Analisis Pengaruh Kecepatan pada
Proses Injection Molding terhadap Kekerasan Komposit Polyurethane - 15
% Carbon. 482–486.
42
Studi, P., Industri, T., Teknik, F., Bhayangkara, U., & Raya, J. (2019). Sistem
Penataan Finished Good Dengan Metode Dedicated Storage Di Pt . Ahp.
43
Lampiran 1. Daftar Hadir Kerja Praktik
44
45
Lampiran 2. Penilaian Pembimbing Lapangan Kerja Praktik
46
Lampiran 3. Kartu Asistensi Kerja Praktik
47
48
Lampiran 4. Penilaian Sidang Kerja Praktik
49
Lampiran 5. Data Kapasitas di Dalam Gudang Produk
WAREHOUSE SUMMARY
A. Capacity per WH
Design Operational
No WH Size (M) Map
Capacity (ton) Capacity (ton)
Product Storage
6 60 48
Tank
7 RM Storage Tank 1 60 48
8 RM Storage Tank 2 80 64
50
Lampiran 6. Layout Gudang Produk
51
Lampiran 7. Data Total Kapasitas Gudang
GUDANG PRODUCT MCPU
9 72 648 136,08
1
7 21 147 147,00
3 42 126 25,20
2
0 0,00
4 3 36 108 21,60
5 13 9 117 1,76
6 3 2 6 0,30
7 4 2 8 1,60
Total Design
Area Row Drum/Row IBC/Row Remark
Capacity
52