14 06 07991
YOGYAKARTA
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur dipanjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa karena rahmat dan
kuasa-Nya sehingga kegiatan dan penyusunan laporan Kerja Praktek di PT
Perkerbunan Nusantara VII telah selesai. Kerja Praktek dilaksanakan selama 1
bulan, yaitu pada tanggal 3 Juli 2017 sampai dengan 05 Agustus 2017.
Penyusunan laporan Kerja praktek ini sebagai syarat akademis yang wajib
dipenuhi oleh mahasiswa dalam menempuh perkuliahan di Fakultas Teknologi
Industri Universitas Atma Jaya Yogyakarta serta bukti pertanggungjawaban
terhadap kegiatan kera praktek yang telah dilaksanakan. Kerja praktek
dilaksanakan dengan tujuan untuk memperkenalkan dunia kerja serta
mempraktekkan teori yang telah didapatkan di perkuliahan.
Pada penyusunan laporan ini, penulis tidak luput dari bantuan oleh berbagai
hormat maka dengan kerendahan hati diucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak V. Ariyono, S.T., M.T. selaku Ketua Program Studi Teknik Industri.
2. Ibu Deny Ratna Yuniartha, S.T., M.T. selaku Koordinator Kerja Praktek.
3. Bapak Dr. A. Teguh Siswantoro selaku dosen pembimbing Kerja Praktek.
4. Bapak Lomuk Harianja selaku pembimbing lapangan.
5. Keluarga yang senantiasa memberikan dukungan, doa, dan motivasi.
6. Seluruh karyawan PT Perkerbunan Nusantara VII yang telah membantu
selama pelaksanaan Kerja Praktek.
7. Teman-teman yang senantiasa memberi dukungan
Penulis
iii
DAFTAR
LAPORAN KERJAISI
PRAKTEK
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang.................................................................................. 1
1.2. Tujuan............................................................................................... 1
1.3. Tempat dan Waktu Pelaksanaan ...................................................... 2
iv
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN KERJA PRAKTEK
LAPORAN
5.1. Kesimpulan ....................................................................................... 28
DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII
5.2. Saran ................................................................................................ 28
LAMPIRAN.............................................................................................. 29
14 06 07991
YOGYAKARTA
2017
v
DAFTAR TABEL LAPORAN KERJA PRAKTEK
Tabel 4.1. Suhu Pengasapan selama 6 hari ............................................ 23
DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII
14 06 07991
YOGYAKARTA
2017
vi
DAFTAR GAMBAR LAPORAN KERJA PRAKTEK
Gambar 2.1. Struktur Organisasi PTPN VII .............................................. 4
DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII
Gambar 3.1. Proses Bisnis ...................................................................... 11
Gambar 4.1. Bill Of Material RSS ............................................................ 19
Gambar 4.2. Diagram Alir Proses RSS .................................................... 20
Gambar 4.3. Flow Chart Proses Penerimaan sampai Pembekuan .......... 22
Gambar 4.4. Proses Pengecekan Warna ................................................. 25
Gambar 4.5. FlowChart Simulasi Proses Inspeksi ................................... 26
14 06 07991
YOGYAKARTA
2017
vii
LAPORAN KERJA
BAB 1 PRAKTEK
PENDAHULUAN
DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII
1.2. Tujuan
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
Hal-hal yang ingin dicapai melalui pelaksanaan Kerja Praktek ini adalah:
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
a. Melatih kedisiplinan.
UNIVERSITAS
b. Melatih kemampuan ATMA
berinteraksi JAYA bawahan,
dengan YOGYAKARTArekan kerja, dan
atasan dalam perusahaan. YOGYAKARTA
c. Melatih kemampuan untuk beradaptasi
2017dengan lingkungan kerja.
d. Mengamati secara langsung aktivitas perusahaan dalam berproduksi
dan menjalankan bisnis.
8
e. Melengkapi teori yangLAPORAN
diperoleh diKERJA PRAKTEK
perkuliahan dengan praktek yang ada
di perusahaan.
DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII
f. Menambah wawasan mengenai sistem produksi dan sistem bisnis.
1.3. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek
Kerja Praktek ini dilaksanakan terhitung mulai tanggal 03 Juli 2017 sampai
dengan 05 Agustus 2017 di PT. Perkebunan Nusantara VII (Persero) terletak
di desa Kalipapan Kecamatan Negeri Agung Kabupaten Way kanan Provinsi
Lampung. Areal tersebut terbentuk Unit Usaha yang terdiri dari beberapa
Afdeling yaitu Afdeling 1 sampai Afdeling 7. Jarak perkebunan ke kantor
dereksi ± 160 km, ke kabupaten ± 60 km, dan jarak perkebunan ke
kecamatan ± 20 km. semua dapat ditempuh dengan jalan darat sedangkan
lokasi emplasemen berada di dalam areal PT Perkebunan Nusantara VII.
14 06 07991
YOGYAKARTA
2017
9
LAPORAN KERJA
BAB 2 PRAKTEK
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII
PT. Perkebunan Nusantara VII Unit Tulung Buyut merupakan salah satu
diantara Unit dalam lingkungan PT. Perkebunan Nusantara VII yang
mengelola Budidaya Tanaman Karet. Letak Unit ini ± 60 km arah Timur Ibu
kota Kabupaten Way Kanan, dan ± 175 km dari Ibu kota Propinsi Lampung,
dengan ketinggian tempat ± 82 m diatas permukaan laut. Jenis tanahnya
adalah “Podsolik Merah Kuning” dengan bahan induk Tufa asam, latosol
dan sebagian kecil alluvial. Type iklim B dengan rata-rata curah hujan
bulanan lebih dari 200 mm sepanjang tahun, sehingga keadaan musim
normal daerah ini tidak mengalami kering yang berkepanjangan.
Perkebunan ini dibangun pada tahun 1930 oleh PT. Internatio Belanda.
Tahun 1957 diambil alih oleh Pemerintah Republik Indonesia dalam rangka
Nasionalisasi dengan budidaya tanaman karet dan hasil olah karet
konvensional berupa RSS (Ribbed Smoked Sheet). Setelah pengambilan
alihan (Nasionalisasi) pada tanggal 10 Desember 1957, terjadi perubahan
status dari Perusahaan Negara (PN) menjadi Perseroan Terbatas (PT)
CHICHI AYU MARIA
Perkebunan X (Persero) pada tanggal 30 Juni 1980. Sejalan dengan
perkembangan areal dan meningkatnya produksi, maka pada tahun 1988
14 06 07991
dan 1994 dibangun pabrik pengolahan karet remah (CRF) dengan kapasitas
masing-masing 20 ton kk/hari. Dan dilengkapi dengan unit pengolahan
Limbah yang telah memnuhi standar Bapedal. Dengan dibangunnya pabrik
CRF, maka mulai tahun 1989 sudah dapat diproduksi karet remah (SIR)
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
disamping produksi RSS yang telah ada. Sehingga dengan adanya
FAKULTASpada
Restrukturisasi PT. Perkebunan TEKNOLOGI
tanggal 11INDUSTRI
maret 1996 dengan akte
Notaris Harum Kamil,S.H.
UNIVERSITASNo. ATMA
40 berubah menjadi PT Perkebunan
JAYA YOGYAKARTA
Nusantara VII (Persero). YOGYAKARTA
2017
10
DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII
14 06 07991
YOGYAKARTA
11
2017
2.3. Manajemen Perusahaan
LAPORAN KERJA PRAKTEK
12
e. Team Work LAPORAN KERJA PRAKTEK
Kerjasama = Mampu bekerja sama dengan rekan, karyawan
DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII
pelaksanan, maupun pimpinan serta tetap menjaga kekompakan antar
karyawan di dalam perusahaan
f. Environment Care
Peduli Lingkungan = Senantiasa berusaha untuk selalu menjaga dan
peduli terhadap keberlangsungan lingkungan hidup.
2.3.3 Ketenagakerjaan
Pada sub bab ini akan dijelaskan mengenai beberapa hal yang
berkaitan dengan tenaga kerja. Ketenagakerjaan yang ada pada PT.
Perkebunan Nusantara VII Tulung Buyut berkaitan dengan hal-hal
berikut ini:
b. FAKULTAS
Prosedur Perekrutan TEKNOLOGI INDUSTRI
Karyawan
Proses pencarian atau perekrutan
UNIVERSITAS ATMA JAYA tenaga kerja baru di PT.
YOGYAKARTA
Perkebunan Nusantara VII YOGYAKARTA
Tulung Buyut dilakukan dengan bantuan
pihak ketiga yaitu LPP yang berkantor di Yogyakarta, pihak PT
2017
Perkebunan Nusantara VII Tulung Buyut, menerima karyawan yang
diseleksi oleh LPP dan kemudian dilakukan training selama 3 bulan
untuk menjadi karyawan outsourcing, dan 1 tahun training untuk
menjadi karyawan tetap
13
c. LAPORAN KERJA PRAKTEK
Pembagian Jam Kerja
Sistem pembagian jam kerja yang ada di PT. Perkebunan Nusantara
DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII
VII Tulung Buyut adalah menggunakan pembagian berdasarkan
pekerja shift . Pembagian jam kerja shift ditujukan untuk pekerja yang
berada di area produksi, operator mesin, analis dibagian quality
management, dan bagian security. Pembagian waktunya sendiri
dibagi ke dalam 2 shift yang tiap shift bekerja selama 8 jam kerja.,
berikut ini pembagian waktu untuk setiap shift :
i. Shift 1
Senin – Kamis : 04.00 - 12.00 WIB
Jumat – Sabtu : 04.00 - 11.00 WIB
ii. Shift 2
Senin – Sabtu : 14.00 - 23.00 WIB
Keterangan :
Istirahat :12.00 – 14.00 WIB
14
LAPORAN
Pada PT. Perkebunan Nusantara KERJABuyut
VII Tulung PRAKTEK
selain mendapatkan gaji
pokok para karyawan atau pekerjanya juga mendapatkan tunjangan-
DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII
tunjangan lain. Tunjangan yang didapatkan oleh para karyawan dan
pekerja di PT. Perkebunan Nusantara VII Tulung Buyut adalah sebagai
berikut:
15
c. Kerja Sama LAPORAN KERJA PRAKTEK
PT. Perkebunan Nusantara VII Tulung Buyut bekerja sama dengan Bank
DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII
BRI. Karyawannya diberikan fasilitas rekening Bank BRI agar
mempermudahkan dalam memberikan gaji dan tunjangan-tunjangan
lainnya.
d. Klinik kesehatan
Fasilitas klinik juga diberikan oleh PT. Perkebunan Nusantara VII Tulung
Buyut yang merupakan wujud kepedulian perusahaan terhadap kesehatan
para karyawannya. Fasilitas ini selain dapat digunakan untuk pengobatan,
Klinik juga menyediakan obat-obatan yang mendukung untuk mengobati
keluhan-keluhan penyakit ringan yang dialami karyawan. Terdapat tim
khusus di klinik ini yang selalu siap siaga dalam menanggulangi jika adanya
kecelakaan kerja yang dialami pekerja.
g. Safety Tools
PT. PerkebunanNusantara VII Tulung Buyut dalam upayanya
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
meningkatkan keamanan dan keselamatan kerja dari para karyawan
FAKULTAS TEKNOLOGI
terutama pada area pengolahan. INDUSTRI
PT. Perkebunan Nusantara VII Tulung
Buyut memberikanUNIVERSITAS
fasilitas alat-alat pelindungan
ATMA diri terhadap kecelakaan.
JAYA YOGYAKARTA
Fasilitas utama yang diterima semua karyawan adalah berupa sepatu boot
YOGYAKARTA
dan Masker. Namun bagi pekerja-pekerja khusus seperti di area produksi
2017
mendapatkan tambahan perlindungan. Tambahan perlindungan tersebut
berupa sarung tangan, masker, dan earplug. PT. Perkebunan Nusantara
VII Tulung Buyut juga memberikan alat-alat perlindungan dari kecelakaan
16
LAPORAN
yang diberikan melalui bagian devisi KERJA PRAKTEK
K3., supaya para pekerja selalu ingat
dalam bekerja selalu mengutamakan kesehatan, dan keselamatan kerja.
DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII
h. Internet
PT. Perkebunan Nusantara VII Tulung Buyut dalam usahanya
meningkatkan produktivitas dari karyawan, memberikan fasilitas berupa
layanan internet. Fasilitas ini tentunya hanya digunakan untuk kegiatan-
kegiatan yang memiliki kepentingan bagi perusahaan.
14 06 07991
YOGYAKARTA
2017
17
LAPORAN KERJA
BAB 3 PRAKTEK
Pada bagian bab 3 ini akan dijelaskan mengenai proses bisnis sistem
perusahaan produk yang dihasilkan beserta proses-proses produksinya
Menyimpan bahan Mengolah lateks Diantar ke bagian Mengecek kualitas Menyusun karet di
Menerima Lateks
baku lateks menjadi remahan penimbangan produk gudang
Dimasukkan ke
dalam penggilingan
sebanyak 5 menjadi
lembaran karet
Lembaran lateks
ditimbang
Dijemur selama 12
hari
14 06 07991
pengeringan
2017
18
3.1 LAPORAN KERJA PRAKTEK
Produk yang dihasilkan
Bahan olah karet dari masyarakat berupa cup lump/slab. Yang tiba di pabrik
ditentukan beratnya dengan menggunakan jembatan timbang atau
timbangan duduk. Setelah itu dilakukan sortasi mutu bokar yang terutama
diterima dari plasma/pembelian,
PROGRAM STUDImutu TEKNIK
bokar yang tidak sesuai dengan
INDUSTRI
standard SNI tidak diterima.
FAKULTASBokarTEKNOLOGI
dari kebun inti, plasma dan pembelian
INDUSTRI
ditempatkan dilantai semen dan terlindungi dari sinar matahari, dan
UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA
dikelompokkan sesuai jenis mutunya untuk memudahkan mengatur
YOGYAKARTA
komposisi, blending agar mutu produk yang dihasilkan memenuhi spesifikasi
teknis. 2017
19
LAPORAN
b. Pencacahan dan Blending KaretKERJA PRAKTEK
c. Pembuatan Crep
Cacahan dari bak blending III masuk ke macerator untuk membuat lembaran
awal. Lembaran yang keluar dari macerator digiling
dengan creper I dan II sambil melakukan pengepakan yang bertujuan agar
lembaran crep menjadi homogen, kemudian masuk ke creper III dan
akhirnya masuk ke creper finisher ketebalan crep 8 – 10 mm. Selama
penggilingan selalu dibarengi pencucian di setiap creper. Crep hasil gilingan
CHICHI
ditimbang dan dikeringkan dalam AYUpenggantung
ruangan MARIA pre drying minimal
12 hari.
14 06 07991
d. Peremahan dan Pengeringan
20
LAPORAN KERJA PRAKTEK
e. Sortasi dan Pengepakan
Karet keluar dari dryer didinginkan menggunakan cooling fan hingga suhu
DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII
maksimum 400 C dan sebelum dipres diamati dan dihilangkan cacat karet
yang ada seperti white spot/virgin rubber, kontaminasi dan sebagainya.
Sebelum dipress karet ditimbang menurut berat yang diminta oleh
konsumen. Toleransi selisih berat yang diperkenankan per bale maksimal
0,5 %. Setelah ditimbang karet dipress dengan balling press selama ± 30
detik, hasil pressan harus padat dan kompak. Sebelum dibungkus dilakukan
sortasi pada bagian luar bale kemungkinan adanya white sport/virgin
rubber dan kontaminasi benda asing lainnya dan diditeksi menggunakan
metal ditektor . Sementara pengamatan bagian dalam bale dilakukan
dengan cara dibelah dengan kelipatan 6 dalam satu pallet (1 bale disetiap
lapisan). Bale yang sudah disortir melalui metal ditektor (bebas white
spot/virgin rubber dan kontaminasi) diberi pita mutu yang sesuai dengan
kelas mutunya lalu dilakukan pengepakan dengan kantong plastik polos atau
langsung dikemas dengan kantong plastik berlogo, Sebelum dimasukkan ke
dalam peti palletdiambil contoh/sample SIR untuk dianalisis pada
laboratorium, contoh/ sample SIR diambil dengan kelipatan 9 dalam
setiap pallet berisi 36 bale. Bale dikemas dalam pallet ( FS ) atau shrink
wrapped ( SW )
CHICHI AYU MARIA
f. Penyimpanan dan Penggudangan
14 ditutup
Kemasan pallet yang sudah selesai 06 07991diberi nomor, Tanda Pengenal
Produsen (TPP) dibuat pada sisi pallet, sementara kemasan SW diberi
nomor, TPP pada label kemasan, kemudian disimpan dalam gudang
penyimpanan. Penyusunan dan penumpukan pallet/SW dikelompokan
menurut jenis mutunya untuk memudahkan dalam pelayanan
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
export/pengiriman.
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
YOGYAKARTA
2017
21
LAPORAN
3.3.2. Pengolahan Ribbed KERJA
Smoke Sheet PRAKTEK
(RSS)
a. Penerimaan Bahan Baku ( Lateks )
DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII
Penerimaan bahan baku lateks dari kebun melalui beberapa tahapan yaitu,
Lateks yang tiba di pabrik ditimbang menggunakan jembatan timbangan
atau diukur menggunakan bulking tank berskala. Kadar Karet Kering ( KKK)
lateks yang baik untuk diolah menjadi RSS berkisar 28 – 31%. Lateks dari
tank diambil 100 gram untuk dijadikan sample Kadar Karet Kering ( KKK )
sebelum masuk ke tempat pengolahan. Lateks dari tanki kendaraan
pengangkut dituang ke bulking tank disaring dengan saringan 40 – 60 mesh.
Kontaminasi yang banyak ditemui pada lateks hasil kebun berupa daun
pohon karet, tatal kayu, dan kontaminasi lainnya, lalu dibuang di tempat yang
telah disediakan. Pada saat penuangan lateks ke bulking tank, tidak boleh
terlalu deras karena sebagian lateks tidak tersaring dengan baik. Lateks
yang telah mengalami prakoagulasi tidak boleh menjadi RSS.
22
LAPORAN
penggumpal yang koagulumnya KERJA
telah PRAKTEKdengan sempurna.
menggumpal
Antara satu koagulum dengan koagulum lainya diusahakan agar mudah
DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII
disambung dan mudah penarikannya ke mesin giling (Sheeter ). Mesin
giling (Sheeter ) dihidupkan berikut air penyemprot diatas rol, lalu masukkan
koagulum satu per satu. Hindari sheet melipat selama dalam proses
penggilingan. Ketebalan penggilingan Sheet basah keluar dariSheeter 3 – 4
mm. Pencucian Sheet dilakukan dalam bak pencucian hingga tidak ada lagi
tersisa asam. Kemudian dilakukan penggantungan sheet pada lori. Setelah
lori terisi penuh, lori didorong ketempat penyiraman. Sheet disiram/dicuci
kembali untuk menghilangkan sisa – sisa asam dan kotoran yang masih
tersisa. Sebelum masuk ke kamar pengasapan. Lori yang berisi sheet di
tiriskan terlebih dahulu selama 2 – 4 jam.
23
b. Lift Roll crepe LAPORAN KERJA PRAKTEK
Karet yang sudah digiling dan menjadi lembaran panjang akan digulung
DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII
membentuk roll dan diangkat menggunakan lift menuju gudang
penjemuran.
c. Gerobang Sorong
Gerobak dorong digunakan untuk mendorong roll karet ke lokasi
penjemuran karet.
d. Forklift
Forklift digunakan untuk memindahkan produk setengah jadi ke gudang
penyimpanan.
14 06 07991
YOGYAKARTA
2017
24
LAPORAN KERJA
BAB 4 PRAKTEK
TINJAUAN PEKERJAAN MAHASISWA
DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII
Pada bab 4 ini akan dibahas mengenai tinjauan mahasiswa mengenai RSS
berikut hasil yang didapat mengenai system quality control yang ada :
25
LAPORAN KERJA PRAKTEK
4.4 Alur dari Pekerjaan Mahasiswa
Berikut bahan yang digunakan untuk pembuatan RSS:
DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII
Ribbed Smoked Sheet (RSS) adalah salah satu jenis produk olahan yang
berasal dari lateks / getah tanaman karet yang diolah secara teknik mekanis
dan kimiawi dengan pengeringan menggunakan rumah asap serta mutunya
memenuhi standard yang ada.
Air (H20) merupakan unsur penting dalam proses pembuatan karet RSS baik
digunakan untuk membersihkan lateks yang membeku setelah diberikan
asam semut maupun digunakan pada saat
CHICHI AYUproses
MARIApembekuan itu sendiri.
NH3 (Amonia) merupakan zat pertama yang dicampurkan pada lateks yang
14 06 penggumpalan
baru di deres untuk menghindari proses 07991 pada lateks selama
perjalanan menuju tempat pengolahan.
Asam Semut (CH2O2) adalah bahan kimia yang digunakan untuk membantu
proses penggumpalan pada lateks yang telah diencerkan.
Pada dasarnya material yang menyusun atau bahan yang dicampurkan
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
untuk proses pembuatan Karet terutama RSS sangat sederhana yang
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
menjadi bagian pentingnya adalah takaran untuk masing-masing komponen
UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA
bahan terutama pada zat kimia Amonia dan Asam Semut apabila terlalu
banyak dan terlalu sedikit akan YOGYAKARTA
berdampak pada kualitas dari karet yang
akan diproduksi. 2017
26
Berikut adalah diagramLAPORAN KERJA
alir dari alur PRAKTEK
proses RSS pada perusahaan
PTPN VII Tulung Buyut :
DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII
14 06 07991
27
LAPORAN
dihasilkan lebih gelap. Setelah KERJAmenggunakan
itu diangkut PRAKTEK mobil ke bagian
penerimaan lateks. Pada bagian penerimaan lateks, lateks yang dibawa
DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII
tersebut dicek terlebih dahulu oleh bagian Quality Control, petugas
mengambil sampel yang ditimbang sebanyak 100 gram. Pengambilan
sampel 1 untuk satu bak lateks dikarenakan asumsi kualitas lateks untuk 1
bak itu sama sehingga cukup diambil satu sampel lateks untuk mewakili.
Petugas akan melihat kualitas dari lateks tersebut dengan cara memberikan
asam semut (CH2O2) agar proses pembekuannya lebih cepat, kemudian
digiling lalu petugas akan melihat kualitas dari lateks dengan visual saja
tanpa adanya bantuan mesin atau alat-alat lain. Cacat yang dimaksud
dengan lateks ini adalah adanya bitik hitam pada lateks yang diuji. Apabila
kualitas dari lateks tidak sesuai dengan standard maka lateks tidak dapat
diolah menjadi RSS melainkan harus diolah menjadi SIR 20. Tetapi jika
kualitas sudah sesuai dengan standarnya maka lateks langsung dimasukkan
ke dalam bak dan langsung disaring (untuk memastikan tidak terdapat
kontaminasi dengan material lain). Bak pembekuan terdapat 2 ukuran yaitu
besar (uk. 305x92x45 cm) sebanyak 28 unit dan kecil dengan ukuran
(uk.300x72x40cm) sebanyak 14 unit.
b. Pengenceran (AIR)
Setelah lateks sesuai dengan strandar yang ada kualitasnya maka
dimasukkan ke dalam Bak CHICHI AYU MARIA
Pembekuan. Lateks disaring dengan
menggunakan 20 Mesh dan 40 Mesh. Sebelum itu lateks diencerkan terlebih
14 06 07991
dahulu menggunakan air bersih sebanyak 12%-13%. Proses ini hanya
bertujuan mengencerkan latek dan membersihkan lateks dari kontaminasi.
c. Pembekuan (Asam Semut CH2O2)
Pada proses pembekuan lateks untuk RSS menggunakan zat kimia yaitu
PROGRAM
Asam Semut (CH2O STUDI
2). Zat kimia ini TEKNIK INDUSTRI
digunakan untuk mempercepat
penggumpalan lateks.FAKULTAS
Penambahan zat kimia INDUSTRI
TEKNOLOGI ini harus sesuai dengan
takaran yang telah ditetapkan yaitu 6-7 kg/ton karet kering. Apabila pada
UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA
saat pemberian asam semut terlalu sedikit maka karet yang diprosuksi tidak
YOGYAKARTA
sesuai dengan mutu yang ada (tidak jadi mutu) sedangkan ketika pemberian
asam semut terlalu banyak maka akan 2017menyebabkan karet akan getas
28
menggunakan aluminiumLAPORAN KERJAantar
dengan ukuran PRAKTEK
jarak sekatnya 40 mm,
kemudian diperlukan waktu pembekuan 3-4 jam sebelum proses
DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII
penggilinggan.
14 06 07991
YOGYAKARTA
2017
29
LAPORAN
Berikut Flow Chart dari KERJA PRAKTEK
Awal penerimaan Lateks hingga Lateks
dibekukan :
DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII
14 06 07991
d. Penggilingan (Sheeter)
Proses penggilingan ini menggunakan sheeter, sheeter dikenal dengan 6 in
1 (Six In One). Pada PROGRAM STUDI TEKNIK
dasarnya prosesnya INDUSTRI
dilakukan sekali jalan saja, lateks
yang sudah dibekukanFAKULTAS
di keluarkanTEKNOLOGI
dan dialiri airINDUSTRI
lalu dimasukkan ke dalam
mesin penggiling.UNIVERSITAS
Ketebalan (diameter)
ATMA JAYA masing-masing
YOGYAKARTA mesin sheeter
berbeda-beda dan di akhir akan dihasilkan lembaran karet basah dengan
YOGYAKARTA
ketebalan 3 – 4 mm. Selesai proses penggilingan lateks yang berbentuk
2017
lembaran dimasukkan ke dalam bak yang berisi air bersih gunanya untuk
membersihkan lembaran karet dari zat kimia yaitu asam semut agar tidak
ada lagi zat kimia menempel pada lembaran karet basah.
30
LAPORAN KERJA PRAKTEK
e. Pengeringan dan Pengasapan
1 35 – 40
2 40 – 45
3 45 – 50
4 50 – 55
5 55 – 60
6 CHICHISiap
AYUdibongkar
MARIA
14 06 07991
Karena hari pertama dan kedua sangat penting maka dilakukan pengecekan
apakah lembaran karet mengalami jamuran atau tidak, ketika lembaran
lateks tidak jamuran maka langsung dimasukkan lagi ke kamar asap, dan
ketika ditemukan jamur pada lembaran
PROGRAM STUDIlateks maka
TEKNIK lori nya dikeluarkan dan
INDUSTRI
lembaran karet diturunkan dicuci dengan air bersih dan disikat lembaran
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
karet yang mengalami jamur kemudian dilanjutkan seperti tahap
UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA
pengeringan dan pengasapan.
YOGYAKARTA
Pada 4 proses diawal semuanya menggunakan air yang cukup banyak untuk
itu digunakan Instalasi Pengolahan 2017
Air Limbah (IPAL) semua air yang
digunakan akan dialiri kesuatu tempat tertentu diolah kembali dan digunakan
lagi, setiap ailiran terdapat saringan yang bertujuan untuk memisahkan air
dan lateks-lateks kecil.
31
f. Sortasi LAPORAN KERJA PRAKTEK
Proses sortasi pada karet RSS ini dilakukan secara konvensional biasanya
DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII
dilakukan oleh kaum wanita (ibu-ibu) karena mereka lebih telaten dan teliti
dibandingkan laki-laki untuk melakukan proses sortasi. Karet yang telah
selesai dari kamar asap dikeluarkan dan diturunkan dari lori-lori yang dijemur
menggunakan bambu. Di letakkan pada lori dorong setelah itu dibawa sheet
menuju ruang sortasi. Di ruang sortasi ini lah mutu dari sheet RSS dilihat
menggunakan meja sortasi. Sheet dibentangkan pada meja sortasi, dicek
secara visual manusia saja disinilah ditentukan apakah sheet tersebut
mutunya masuk ke RSS I, RSS II, RSS III atau cutting (lembaran karet yang
tidak termasuk dalam Sheet yang dipotong kecil-kecil). Di sini juga dikontrol
kontaminasi dan jamur yang mungkin terjadi pada sheet.
g. Pengebalan
Sebelum masuk proses pengebalan sheet terlebih dahulu ditimbang dengan
berat 113 kg/bale. Penimbangan ini menggunakan timbangan bandela yang
pada dasarnya sangat manual dan kurang presisi. Setelah ditimbang
diangkut ke tempat press ada 2 unit 15 Hp 11 Kwh 330 wwlt daya tekan 6500
psi hasil timbangan dipress selama 4 menit didiamkan dalam kotak press
selama 24 jam. Dilanjutkan dengan proses packing bandela dibungkus diberi
pelabur dan demarking dengan komposisi pelabur sebagai berikut :
Minyak tanah : 7 Liter CHICHI AYU MARIA
Talk Powder : 3 Kg
14 06 07991
Ukuran Bale : 50 x 50 cm
Proses pengecatan digunakan untuk menghindari sheet mengalami jamuran
yang akan menurunkan kualitas atau mutu dari produk. Setelah selesai
proses pengecatan dilanjutkan ke penyimpanan di gudang RSS. Dengan
PROGRAM
kapasitas 1000 bale dan STUDI2 TEKNIK
bale di susun tingkat. INDUSTRI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
YOGYAKARTA
2017
32
4.5 Usulan Tinjauan dariLAPORAN KERJA
Mahasiswa terkaitPRAKTEK
Kualitas Produksi Karet
RSS.
DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII
Proses inspeksi pada proses produksi yang dilakukan hanya 2 kali :
Proses pertama dilakukan pada saat lateks datang dari kebun dan dilakukan
inspeksi atau pengecekan untuk melihat kondisi lateks yang ada apakah
terdapat bitnik hitam / wispot. Proses kedua dilakukan pada saat proses
sortasi, sheet yang sudah selesai dari kamar asap dicek dengan
menggunakan meja sortasi. Usulan yang saya lakukan dengan menambah
proses inspeksi pada saat keluar dari kamar pengasapan warna dari lateks
yang dihasilkan dicek terlebih dahulu sheet karet. Sehingga karet yang
masuk ke ruang sortasi sesuai dengan standard yang telah ada .
33
Gambar LAPORAN
4.4. ProsesKERJA PRAKTEK
Pengecekan Warna
Start
Meletakkan Sheet
A
14 06 07991
Siap dilanjutkan ke proses
Hasil dari sheet turun 1 berikutnya
TIDAK
grade
End
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
YOGYAKARTA
Gambar 4.5. Flow chart Simulasi Proses Inspeksi
2017
Penjelasan mengenai flow chart diatas sebagai berikut :
34
LAPORAN
tersebut. Apabila warna yang KERJA
dihasilkan PRAKTEK
sesuai dengan standart RSS maka
langsung dibawa ke kamar sortasi, apabila tidak sesuai maka sheet turun
DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII
grade menjadi II, III, atau cutting semua dipisahkan sesuai letak masing-
masing dan dilanjutkan ke proses berikutnya.
14 06 07991
YOGYAKARTA
2017
35
LAPORAN KERJA
BAB 5 PRAKTEK
KESIMPULAN DAN SARAN
DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
a. Perusahaan memperhatikan proses inspeksi karena untuk
CHICHI
meningkatkan kualiatas dari produkAYU MARIA
sangat diperlukan inspeksi
b. Proses inspeksi yang dilakukan cukup mengambil beberapa sampel dari
14 06 07991
sheet yang ada pada lori yang sama.
YOGYAKARTA
2017
36
DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII
KAMAR ASAP
LORI JEMURAN
SHEETER BAK PENCUCI Jumlah Kamar Asap lama = 16 unit LORI DORONG
Lori Jemuran terdapat 45 lori Jumlah Kamar Asap baru = 2 unit
Sheeter ada 2 unit, 1 unit stand by Ada 2 unit ( @.305x92x45 cm) Lori lama 16 unit, baru 29 unit Temperatur Hari 1 = 35 – Ada 2 unit
- Bekuan digiling jadi lembaran Hasil lembaran dicuci agar - Dituntas / ditiriskan Temperatur Hari 2 = 40 - 45 Membawa lembaran sheet setelah
- Tebal Lembaran 3 -4 mm Kotoran dan sisa asam semut - Lama penirisan 3 – jam Temperatur Hari 3 = 45 - 50 dibongkar dari kamar asap
- Sheeter 6 in 1 ( Six in One ) hilang - Lembaran dijemur di bambu dan Temperatur Hari 4 = 50 - 55 ke ruang sortasi
digantung pada lori Temperatur Hari 5 = 55 - 60
Temperatur Hari 6 = Siap dibongkar
YOGYAKARTA
37
2017
LAPORAN KERJA PRAKTEK
14 06 07991
YOGYAKARTA
2017