Anda di halaman 1dari 59

LAPORAN KERJA PRAKTEK

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)


PT. WILMAR CAHAYA INDONESIA TBK – PONTIANAK

DISUSUN OLEH:
NASRULLAH
NIM : D1061191038

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2022
LEMBAR PENGESAHAN

ii
SURAT KETERANGAN SELESAI KERJA PRAKTEK

iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur allah SWT, karena atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat
menyelesaikan penyusunan laporan Kerja Praktek yang berjudul “Keselamatan
Dan Kesehatan Kerja (K3) PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk – Pontianak” ini
tepat pada waktu yang telah ditentukan.
Penyusunan laporan ini bertujuan untuk memenuhi persyaratan mata kuliah
Kerja Praktek di Universitas Tanjungpura Fakultas Teknik Program Studi Teknik
Industri. Pengerjaan laporan ini, penulis dibimbing dan diarahkan serta
mendapatkan saran, baik itu secara langsung ataupun secara tidak langsung maka
penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Dr.rer.nat Ir R.M Rustamaji M.T, selaku Dekan Fakultas Teknik
Universitas Tanjungpura.
2. Bapak Dr. Yopa Eka Prawatya, ST, M.Eng, IPM, selaku Kepala Program
Studi Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura.
3. ibu Hafzoh Batubara, ST, M Sc, selaku Dosen Pembimbing yang telah
memberikan bimbingan, arahan serta saran dalam pengerjaan laporan Kerja
Praktek.
4. Bapak Ridho Nur Azzaman, selaku pembimbing lapangan selama Kerja
Praktek di PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk – Pontianak.
5. Orang tua tercinta yang selalu memberikan doa, dorongan, serta membantu
baik itu secara moral dan material sehingga dapat menyesaikan laporan Kerja
Praktek ini.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna, maka
dari itu diharapkan adanya kritik dan saran yang membangun sehingga laporan ini
dapat jauh lebih baik lagi kedepannya. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi
setiap orang yang membacanya.
Pontianaak, 2022
Penulis,

Nasrullah

iv
ABSTRAK
A

v
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN……………………………………………………...
ii
SURAT KETERANGAN SELESAI KERJA PRAKTEK................................iii
KATA PENGANTAR...........................................................................................iv
ABSTRAK..............................................................................................................v
DAFTAR ISI..........................................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................viii
DAFTAR TABEL.................................................................................................ix
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................1
1.2 Ruang Lingkup Kerja Praktek.................................................................2
1.3 Tujuan Kerja Praktek...............................................................................2
1.4 Jadwal Kerja Praktek...............................................................................3
1.5 Sistematika Penulisan..............................................................................3
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN.................................................5
2.1 Sejarah Perusahaan..................................................................................5
2.2 Visi, Misi, dan Tujuan Perusahaan..........................................................5
2.2.1 Visi Perusahaan..............................................................................5
2.2.2 Misi Perusahaan..............................................................................5
2.2.3 Nilai-Nilai Inti Perusahaan.............................................................5
2.3 Operasional Perusahaan...........................................................................6
2.4 Struktur Organisasi..................................................................................8
BAB III DESKRIPSI KEGIATAN KERJA PRAKTEK.................................10
3.1 Job Description.....................................................................................10
3.2 Tanggung Jawab dan Wewenang Kerja................................................11
3.3 Output Kerja..........................................................................................12
3.4 Jenis dan Fungsi Alat Pelindung Diri (APD)........................................12
BAB IV PEMBAHASAN HASIL KERJA PRAKTEK....................................20
4.1 Wawasan Pengalaman Kerja.................................................................20
4.1.1 Struktur Organisasi EHS..............................................................20
4.1.2 Program K3..................................................................................23

vi
4.1.3 Pelayanan Kesehatan Kerja..........................................................26
4.1.4 Potensi Bahaya.............................................................................28
4.1.5 Faktor-Faktor Kecelakaan Kerja..................................................42
4.1.6 Data Kecelakaan kerja..................................................................45
4.2 Permasalahan yang Ditemui saat Kerja Praktek....................................45
4.3 Keilmuan Teknik Industri yang Dapat Diaplikasikan...........................46
BAB V PENUTUP................................................................................................46
5.1 Kesimpulan............................................................................................47
5.2 Saran......................................................................................................47
DAFTAR PUSTAKA

vii
DAFTAR GAMBAR

viii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Gantt Chart Jadwal Kerja Praktek...........................................................3
Tabel 3.1 Job Description......................................................................................10
Tabel 3.2 Job Description (Lanjutan)....................................................................11

Tabel 4.1 Data Kecelakaan Kerja 45


Tabel 4.2 Permasalahan Yang Ditemui saat Kerja Praktek...................................46
Tabel 4.3 Keilmuan Teknik Industri yang dapat Diaplikasilkan...........................47

ix
BAB. I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan era globalisasi yang semakin pesat, menyebabkan
terjadinya peningkatan persaingan perusahaan di bidang industri. Setiap
perusahaan harus memiliki keunggulan kompetitif agar dapat bertahan dan
mampu bersaing dengan perusahaan lainnya, terutama dengan perusahaan
yang bergerak dalam bidang sejenis. Salah satu aspek yang berkaitan dengan
keunggulan kompetitif yaitu kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang
dimiliki oleh perusahaan. Kualitas Sumber Daya Manusia yang baik secara
langsung akan berdampak pada produtivitas perusahaan, sehingga memiliki
kemampuan untuk menghadapi persaingan.
Universitas Tanjungpura Jurusan Teknik Industri merupakan salah satu
perguruan tinggi yang ada di indonesia yang ikut berkontribusi dalam
meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) demi menunjang perkembangan
industri. Mahasiswa merupakan calon pekerja yang masih berada dalam
proses untuk menghadapi dunia kerja. Tuntutan mengenai kualitas Sumber
Daya Manusia (SDM), mengharuskan mahasiswa agar lebih meningkatkan
kemampuan, keterampilan, dan pengalaman guna menghadapi persaingan.
Sebagian besar mahasiswa hanya memperoleh pengetahuan teoritis dari
kampus, sehingga sangat minim pengalaman dalam mengaplikasikan
pengetahuan teoritis yang diperoleh.
Kerja Praktek merupakan salah satu mata kuliah wajib yang harus diambil
dan dilaksanakan oleh mahasiswa Jurusan Teknik Industri Universitas
Tanjungpura. Kerja praktek termasuk salah satu kegiatan mahasiswa untuk
mendapatkan pengetahuan dan pengalaman praktik di lapangan berdasarkan
dasar keilmuan yang telah dipelajari. Setelah melakukan Kerja Praktek ini,
mahasiswa mendapat gambaran dan mempersiapkan diri dalam menghadapi
persaingan dalam dunia kerja.
PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk – Pontianak merupakan perusahaan
yang bergerak pada bidang produksi. Pabrik ini termasuk perusahaan cabang,
yang berlokasi di Jalan Khatulistiwa, Km 4,3 Batulayang, Kec. Pontianak

1
Utara, Kota Pontianak, Kalimantan Barat 78244. Perusahaan Wilmar Cahaya
Indonesia Tbk – Pontianak terdapat standar keselamatan dan kesehatan kerja
(K3). Berdasarkan hal tersebut, saya secara pribadi tertarik untuk melakukan
kerja praktek pada perusahaan ini, dimana Keilmuan Teknik Industri yang
dapat diterapkan saat kerja praktek difokuskan pada keselamatan dan
kesehatan kerja (K3).
1.2 Ruang Lingkup Kerja Praktek
Kegiatan kerja praktek dilaksanakan pada bagian keselamatan dan
kesehatan kerja (K3) yang terletak di EHS PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk
– Pontianak, dengan mengikuti jam kerja karyawan yaitu pukul 08:00 dan
selesai pukul 16:30. Adapun ruang lingkup dari pelaksanaan kerja praktek
yang akan dilakukan yaitu sebagai berikut:
1. Kerja praktek akan dilaksanakan pada tanggal 13 juni 2022 hingga 13 juli
2022.
2. Mahasiswa berfokus di departemen EHS pada saat kerja praktek
berlangsung dan mempelajari bagaimana sistem keselamatan kesehatan
kerja (K3) secara langsung.
3. Mahasiswa peserta Kerja Praktek melakukan observasi dan analisis
pemecahan permasalahan yang ada pada perusahaan dengan
pengaplikasikan keilmuan Teknik Industri.
4. Topik pembahasan Kerja Praktek mahasiswa disesuaikan dengan materi
yang diperoleh dengan persetujuan dari PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk
– Pontianak.
1.3 Tujuan Kerja Praktek
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam kerja praktek di PT. Wilmar
Cahaya Indonesia Tbk – Pontianak yaitu:
1. Mengetahui serta mengamati penerapan keselamatan dan kesehatan kerja
(K3) yang ada di PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk – Pontianak.
2. Mengetahui perlengkapan peralatan alat pelindung diri (APD) di PT.
Wilmar Cahaya Indonesia Tbk – Pontianak yang telah ditetapkan.
3. Mengidentifikasi faktor-faktor penyebab terjadinya kecelakaan kerja.

2
4. Mempelajari dan menganalisis penerapan ilmu Teknik Industri di PT.
Wilmar Cahaya Indonesia Tbk – Pontianak dalam menyelesaikan suatu
permasalahan.
1.4 Jadwal Kerja Praktek
Adapun tempat dan waktu pelaksanaan kerja praktek (KP) adalah sebagai
berikut:
Tempat : PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk - Pontianak.
Alamat : Jl. Khatulistiwa, Km 4,3 Batulayang, Kec. Pontianak Utara, Kota
Pontianak, Kalimantan Barat 78244.
Waktu : 13 Juni 2022 – 13 Juli 2022.
Berikut ini Gantt Chart dari jadwal kerja praktek yang dilaksanakan:
Table 1.1 Gantt Chart Jadwal Kerja Praktek
Juni Juli
No Kegiatan
III IV I II

1. Pengenalan Perusahaan.
Pengenalan lingkungan kerja dan job
2.
description kerja praktek.
Melakukan observasi, menganalisa
3. pemecahan praktis permasalahan yang
ada di perusahaan.
Konsultasi dan diskusi dengan
4.
pembimbing kerja praktek.
5. Menyusun laporan kerja praktek.
1.5 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan ini dibuat untuk mempermudah pembaca dalam
mempelajari dan mengetahui isi laporan, berikut merupakan uraian singkat
mengenai gambaran pada masing-masing bab melalui sistematika penulisan
yaitu:

3
BAB. I PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang alasan memilih tempat kerja praktek secara umum.
Isi dari bab ini meliputi Latar Belakang, Ruang Lingkup Kerja Praktek,
Tujuan Kerja Praktek, Jadwal Kerja Praktek dan Sistematika Penulisan
Laporan.

BAB. II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN


Gambaran umum perusahaan menjelaskan tentang tempat kerja praktek
berkaitan dengan Sejarah Perusahaan, Visi, Misi, dan Tujuan Perusahaan,
Operasional Perusahaan, dan Struktur Organisasi.

BAB. III DESKRIPSI KEGIATAN KERJA PRAKTEK


Deskripsi kegiatan kerja praktek berisi menguraikan tentang Job
Description, Tanggung Jawab dan Wewenang Kerja dan Output Kerja.

BAB. IV PEMBAHASAN HASIL KERJA PRAKTEK


Bab ini berisi tentang pengalaman kerja yang di dapat setelah
melaksanakan kerja praktek, permasalahan yang ditemui saat kerja praktek
dan keilmuan Teknik Industri yang dapat diaplikasikan dalam pemecahan
suatu masalah.

BAB. V PENUTUP
Penutup berisi tentang kesimpulan yang merupakan bagian dimana penulis
menyimpulkan seluruh pembahasan laporan kerja praktek. Sedangkan saran
berisi harapan penulis yang ditujukan kepada pembaca sesuai laporan kerja
praktek yang telah dibuat.

4
BAB. II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1 Sejarah Perusahaan
Wilmar Cahaya Indonesia Tbk merupakan perusahaan dibawah Grup
Wilmar International Limited. Wilmar International Limited adalah sebuah
perusahaan yang mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Singapura.
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan CEKA
meliputi bidang industri makanan berupa industri minyak nabati (minyak
kelapa sawit beserta produk-produk turunannya), biji tengkawang, minyak
tengkawang dan minyak nabati spesialitas untuk industri makanan &
minuman; bidang perdagangan lokal, ekspor, impor, dan berdagang hasil
bumi, hasil hutan, berdagang barang-barang keperluan sehari-hari. Saat ini
produk utama yang dihasilkan CEKA adalah Crude Palm Oil (CPO) dan Palm
Kernel serta turunannya.
PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk-Pontianak adalah perusahaan yang
berlokasi di Jl. Khatulistiwa KM. 4.3 Kelurahan Batu Layang Kecamatan
Pontianak Utara, Kalimantan Barat. Perusahaan ini bergerak di bidang
pengolahan kelapa sawit dan mulai beroperasi sejak tahun 1985 dan di akuisisi
Wilmar tahun 2005.
2.2 Visi, Misi, dan Tujuan Perusahaan
Adapun visi, misi dan tujuan perusahaan yang ada pada Wilmar Cahaya
Indonesia Tbk-Pontianak yaitu:
2.2.1 Visi Perusahaan
Perusahaan kelas dunia yang dinamis di bisnis agrikultur dan
industri terkait dengan pertumbuhan yang dinamis dengan tetap
mempertahankan posisinya sebagai pemimpin pasar di dunia melalui
kemitraan dan manajemen yang baik.
2.2.2 Misi Perusahaan
Menjadi mitra usaha yang unggul dan layak dipercaya bagi
stakeholder.

5
2.2.3 Nilai-Nilai Inti Perusahaan
Adapun nilai inti Perusahaan Wilmar Cahaya Indonesia Tbk-
Pontianak, seperti:
1. Profesionalisme yang di dasari rasa memiliki.
2. Kerendahan hati yang di dasari kesederhanaan.
3. Integritas yang di dasari kejujuran.
4. Kerja keras yang di dasari sinergi tim.
5. Kepemimpinan yang berwawasan global.
2.3 Operasional Perusahaan
PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk-Pontianak beroperasi 6 hari kerja
dengan jam kerja terbagi menjadi 3 shiff (senin-kamis) dengan jumlah 8 jam
kerja dan 2 shiff (jumat-minggu) dengan 12 jam kerja. Jam kerja tambahan
apabila ada pekerjaan tambahan ataupun menggantikan pekerja yang
berhalangan masuk. Waktu libur bergantian antara hari jumat, sabtu dan
minggu.
Operator dan kontraktor senin sampai kamis terdapat 3 shiff yaitu shiff 1
pagi dimulai pukul 08:00 WIB hingga pukul 16:00 WIB, shiff 2 sore dimulai
pukul 16:00 WIB hingga pukul 24:00 WIB, dan shiff 3 malam dimulai pukul
24:00 WIB hingga pukul 08:00 WIB. Jumat sampai minggu terdapat 2 shiff
yaitu shiff 1 pagi dimulai pukul 08:00 WIB hingga pukul 20:00, dan shiff 2
dimulai pukul 20:00 WIB hingga pukul 08:00 WIB. Waktu libur bergantian
antara hari jumat, sabtu, dan minggu.
Satpam senin sampai kamis terdapat 3 shiff yaitu shiff 1 pagi dimulai
pukul 07:00 WIB hingga pukul 15:00 WIB, shiff 2 sore dimulai pukul 15:00
WIB hingga pukul 23:00 WIB, dan shiff 3 malam dimulai pukul 23:00 WIB
hingga pukul 07:00 WIB. Jumat sampai minggu terdapat 2 shiff yaitu shiff 1
pagi dimulai pukul 07:00 WIB hingga pukul 19:00, dan shiff 2 dimulai pukul
19:00 WIB hingga pukul 07:00 WIB. Waktu libur bergantian antara hari
jumat, sabtu, dan minggu. Karyawan kantor senin sampai kamis dimulai pukul
08:00 WIB hingga pukul 16:30 WIB. Jumat dimulai pukul 08:00 WIB hingga
pukul 16:00, sabtu dimulai pukul 08:00 WIB hingga pukul 12:00 WIB, dan
minggu hari libur.

6
Adapun department atau divisi penunjang operasional di PT. Wilmar
Cahaya Indonesia Tbk-Pontianak adalah sebagai berikut:

1. PGA (Personal General Affair)


Tugas utama departemen PGA seperti mengelola SDM untuk berbagai
urusan yang terkait dengan administrative, melaksanakan rekrutmen dan
seleksi karyawan baru, memberikan pelatihan dan pengembangan pada
karyawan, dan memberikan perlindungan dan kompensasi kepada
karyawan.
2. Utility
Fungsi utility merupakan departemen yang mensupplay energi selain
dari energi PLN. Energi yang dihasilkan didapatkan dari proses
pembakaran fiber dan cangkang didalam tungku boiler. Departemen ini
juga terdapat WTP (Water Treathment Plant), plant pengolahan air untuk
kebutuhan operasional unit perusahaan yang akan diolah karena tidak
menggunakan jasa PDAM.
3. Refinery Fracsinasi
Plant untuk pengolahan CPKO (Crude Palm Kernel Oil) menjadi CPO
(Crude Palm Oil) lalu di murnikan dengan beberapa campuran chemical
untuk menjadi Olein (Minyak Goreng) yang siap di edarkan ke
masyarakat.
4. Engineering
Engineering merupakan departemen yang menaungi project,
maintenance, serta electrical. Fungsi departemen engineering yaitu
melakukan perawatan atau perbaikan fasilitas perusahaan.
5. Operasional
Merupakan departemen yang bertugas untuk memastikan ketersediaan
bahan baku untuk proses pembuatan minyak goreng. Adapun bahan
bakunya adalah CPO (Crude Palm Oil) dan kernel.
6. PKC (Palm Kernel Crushing)

7
Merupakan departemen yang bertugas untuk pengolahan pengepresan
biji kernel menjadi minyak CPKO (Crude Palm Kernel Oil). Adapun
warna minyak hasil pengepresan ini masih berwarna hitam.
7. Illipe Crushing
Merupakan departemen yang bertugas untuk pengolahan pengepresan
biji tengkawang menjadi CIO.
8. Solvent Extaction
Merupakan departemen yang bertugas untuk mengolah hasil
pengepresan minyak biji tengkawang.
9. ETP (Enfluent Treathment Plant)
Merupakan departemen yang bertugas untuk mengelola hasil limbah
cair dari seluruh plant, jalur drainnase, dan limbah rumah tangga (dapur
kantor) sesuai dengan baku mutu sebelum air limbah tersebut dibuang ke
permukaan air sungai.
10. QC (Laboratorium)
Departemen yang bertugas untuk memastikan atau menguji bahan baku
yang masuk serta minyak hasil produksi sesuai dengan quality control.
2.4 Struktur Organisasi
Struktur organisasi dalam suatu perusahaan sangat diperlukan guna
merumuskan suatu organisasi sehingga dapat menunjang keberhasilan dari
suatu perusahaan. Perusahaan yang berhasil mencapai tujuannya tidak hanya
ditunjang oleh faktor modal dan proses industri tetapi juga ditentukan oleh
manajemen yang baik. Untuk itu diperlukan organisasi yang fleksibel dan
berkembang sesuai dengan kondisi yang dihadapi oleh perusahaan tersebut.
Adapun struktur organisasi perusahaan yang ada di Perusahaan Wilmar
Cahaya Indonesia Tbk-Pontianak sebagai berikut:

8
Gambar 2.1 Struktur Organisasi PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk – Pontianak

9
BAB III
DESKRIPSI KEGIATAN KERJA PRAKTEK
3.1 Job Description
Pekerjaan yang dilakukan oleh mahasiswa pada saat melakukan kerja
praktek di PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk – Pontianak yaitu:
Tabel 3.1 Job Description
Departeme
Tanggal Deskripsi
n
Mahasiswa memberikan surat pemberkasan
Lobby Kantor
KP kepada pihak perusahaan wilmar
13 juni 2022 Mahasiswa didampingi karyawan untuk
- melihat area lingkungan perusahaan serta
penjelasan singkat mengenai tiap departemen
Melakukan penginputan data training pekerja
14 juni 2022 Kantor
tiap depertemen
- Mengikuti Safety talk
Pengecekkan tensi pekerja yang melakukan
15 juni 2022 Lobby Kantor
pekerjaan beresiko (ketinggian)
ETP Pembelajaran mengenai K3
16 juni 2022 ETP Pembelajaran mengenai K3
- Mengikuti Safety talk
17 juni 2022
ETP Pembelajaran mengenai K3
Pengecekkan kelayakan fungsi APAR pada
18 juni 2022 PKC
departemen PKC
19 juni 2022 Hari libur
- Mengikuti Safety talk
20 juni 2022
- Safety induction
21 juni 2022 Refinery Mengunjungi departemen refinery
- Mengikuti Safety talk
22 juni 2022 Pengecekkan pelindung atau pengaman
-
pompa minyak di area lingkungan kerja
23 juni 2022 Sovia Mengikuti training

10
24 juni 2022 - Mengikuti Safety talk
Tabel 3.2 Job Description (Lanjutan)
Departeme
Tanggal Deskripsi
n
Melakukan penginputan safety observer program
24 Juni 2022 Kantor
(SOP) tiap depertemen
Mengikuti meeting P2KL pembahasan
25 juni 2022 Kantor
kejadian yang terjadi bulan juni
26 juni 2022 Hari libur
- Mengikuti Safety talk
27 juni 2022 Mempelajari macam-macam apar
-
(kebakaran)
Melakukan penginputan data training pekerja
28 juni 2022 Kantor
tiap depertemen
- Mengikuti Safety talk
29 juni 2022 Melihat dan mempelajari Sprinkler dan
-
APAB
30 juni 2022 - Melihat dan mempelajari safety sign
- Mengikuti Safety talk
1 juli 2022 Pengecekkan kelayakan fungsi Smoke Detector
-
dan Heat Detector
2 juli 2022
3 juli 2022 Hari libur
4 juli 2022
5 juli 2022
6 juli 2022
7 juli 2022
8 juli 2022
9 juli 2022 Libur Idul Adha
10 juli 2022 Hari libur
11 juli 2022
12 juli 2022

11
13 juli 2022
3.2 Tanggung Jawab dan Wewenang Kerja
Mahasiswa Kerja Praktek wajib mengikuti semua oprasional yang ada
pada PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk – Pontianak dan wajib mengikut
berbagai peraturan yang berlaku di perusahaan. Jadwal mahasiswa kerja
praktek ke perusahaan pada hari senin, rabu, jumat pukul 07:45, hari selasa,
kamis, sabtu pukul 08:00, sebelum kerja perasional dimulai. Mahasiswa
diwajibkan selalu menggunakan APD (Alat Pelindung Diri) yaitu berupa helm
Safety dan masker, selalu memperhatikan keselamatan kerja dan menaati
rambu-rambu yang ada di PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk – Pontianak.
Adapun wewenang yang diberikan perusahaan terhadap mahasiswa kerja
praktek yaitu mengikuti aktivitas kerja pada bagian EHS seperti pengecekkan
peralatan kerja dan pengecekkan alat pelindung diri (APD), APAR pada tiap
departemen, serta mengikuti kegiatan training yang berkaitan dengan
keselamatan dan kesehatan kerja (K3).
3.3 Output Kerja
Setelah melakukan pengamatan di PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk –
Pontianak, mahasiswa mengetahui output kerja praktek yang diperoleh yaitu:
1. Mengetahui sistem operasional yang telah di tetapkan pada PT. Wilmar
Cahaya Indonesia Tbk – Pontianak.
2. Mengetahui penerapan keselamatan dan Kesehatan kerja (K3).
3. Mengetahui peralatan alat pelindung diri (APD).
4. Mengetahui peralatan proteksi kebakaran yang ada di PT. Wilmar Cahaya
Indonesia Tbk – Pontianak.
5. Memahami permasalahan yang terjadi pada PT. Wilmar Cahaya Indonesia
Tbk – Pontianak dan dapat menganalisa penyebab permasalahan tersebut.
3.4 Jenis dan Fungsi Alat Pelindung Diri (APD)
Alat Pelindung Diri (APD) adalah kelengkapan yang wajib digunakan saat
bekerja sesuai bahaya dan risiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu
sendiri dan orang di sekelilingnya pada area lingkungan kerja PT. Wilmar
Cahaya Indonesia Tbk – Pontianak. Adapun alat pelindung diri (APD) yang

12
terdapat di Perusahaan Wilmar Cahaya Indonesia Tbk – Pontianak adalah,
sebagai berikut:
1. Helm Safety
Safety helmet berfungsi sebagai pelindung kepala dari benda yang bisa
mengenai kepala secara langsung di area lingkungan kerja. Adapun helm
Safety di PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk – Pontianak terbagi menjadi 4
yaitu:

Gambar 3.1 Helm Safety (Merah, Putih, Biru)


1) Helm Safety Merah
Helm Safety warna merah digunakan oleh karyawan personil K3
atau asisten siv.
2) Helm Safety Putih
Helm Safety warna putih digunakan oleh karyawan head unit atau
head departemen.
3) Helm Safety Biru
Helm Safety warna biru digunakan oleh karyawan yang bekerja
sebagai operator.
4) Helm Safety kuning

13
Gambar 3.2 Helm Safety Kuning
Helm Safety warna kuning digunakan oleh karyawan pihak ke 3
atau kontraktor.
2. Masker
Masker (respirator) berfungsi sebagai penyaring udara yang dihirup
saat bekerja di tempat dengan kualitas udara buruk, selain itu dikarenakan
pandemik covid19 masih ada maka PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk –
Pontianak sangat menganjurkan penggunaan masker diarea lingkungan
kerja.
Adapun jenis-jenis masker di PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk –
Pontianak terbagi menjadi 2 yaitu.
1) Masker Lapangan

Gambar 3.3 Masker Lapangan


Masker lapangan yang digunakan yaitu masker medis yang sesuai
standar kesehatan. Kegunaannya untuk melindungi dari debu serta
terhindar terhadap penyebaran covid-19.
2) Masker Laboratorium (Kimia)

14
Gambar 3.4 Masker Laboratorium
Masker laboratorium berfungsi untuk melindungi hidung dan
mulut dari zat-zat kimia yang berbahaya.

3. Safety Body Harness

Gambar 3.5 Safety body harness


Safety body harness berfungsi melindungi pekerja dari bahaya jatuh.
Menaati peraturan keselamatan kerja yang berlaku. Memberikan persepsi
keamanan dan kenyamanan dalam pekerjaan. Safety body harnes juga
digunakan pada area lingkungan kerja salah satu pada pekerjaan pada
ketinggian.

15
4. Sepatu Safety

Gambar 3.6 Sepatu Safety


Sepatu Safety merupakan sepatu wajib bagi para karyawan PT.
Wilmar Cahaya Indonesia Tbk – Pontianak sebagai alat pengaman kaki
saat bekerja. Kebanyakan di lapisi dengan metal untuk melindungi kaki
dari benda tajam atau berat, benda panas, cairan kimia, dan sebagainya.
Sepatu Safety digunakan pada area lingkungan kerja setiap departemen.
5. Sarung Tangan
Sarung tangan berfungsi sebagai alat pelindung tangan pada saat
bekerja di tempat atau situasi yang dapat mengakibatkan cedera tangan.
Bahan dan bentuk sarung tangan di sesuaikan dengan fungsi masing-
masing pekerjaan. Contoh pekerjaan di PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk
– Pontianak yang menggunakan sarung tangan pada area pekerjaan
kontruksi dan lab.
Adapun jenis-jenis masker di PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk –
Pontianak terbagi menjadi 3 yaitu.
1) Sarung Tangan Latex

16
Gambar 3.7 Sarung Tangan Latex
Sarung tangan latex berfungsi untuk melindungi tangan dari bahan
kimia, infeksi kuman, atau bahan berbahaya atau beracun. Sarung
tangan ini sangat elastis karena bahan karetnya tipis tetapi cukup kuat
dan rapat.
2) Sarung Tangan Kain (Majun)

Gambar 3.8 Sarung Tangan Kain (Majun)


Sarung tangan kain ada juga yang dilengkapi dengan bintik-bintik
karet yang berfungsi untuk mencengkeram benda yang dipegang agar
tidak meleset.
3) Sarung Tangan Las

Gambar 3.9 Sarung Tangan Las


Sarung tangan las digunakan pada pekerjaan yang cukup beresiko
terkena goresan, percikan api, dan juga suhu yang tinggi. Sarung
tangan dengan bahan kanvas atau kulit sangat baik untuk menahan
panas. Sarung tangan dengan bahan kulit banyak digunakan pada
pekerjaan las listrik yang berfungsi juga untuk mengurangi efek radiasi

17
pada saat pengelasan. Sarung tangan kulit juga sangat efektif untuk
melindungi tangan dari goresan benda tajam.
6. Tali Pengaman (Life Line)

Gambar 3.10 Life Line


Tali pengaman (Life Line) berfungsi sebagai pengaman saat bekerja,
serta digunakan pada area lingkungan kerja salah satu pada pekerjaan
kontraktor maupun pekerjaan pada ketinggian yang memiliki resiko tinggi
kecelakaan kerja. Tali pengaman diwajibkan menggunakan alat ini di
ketinggian lebih dari 1,8 meter.
7. Penutup Telinga (ear plug)

Gambar 3.11 Ear Plug


Penutup telinga (ear plug) berfungsi sebagai pelindung telinga pada
saat bekerja di tempat yang bising. Contohnya area pekerjaan PKC
dianjurkan menggunakan penutup telinga dikarenakan area tersebut
terdapat banyak mesin press yang dimana bunyi mesin yang keras (bising)
dapat mengakibatkan kerusakan pada pendengaran jika tidak

18
menggunakan penutup telinga saat melakukan pekerjaan dengan berulang
kali setiap hari.
8. Kaca Mata Pengaman

Gambar 3.12 Kaca Mata Pengaman


Kaca mata pengaman (Safety glasses) berfungsi sebagai pelindung
mata ketika bekerja. Pekerjaan pada PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk –
Pontianak yang menggunakan kaca mata pengaman terdapat dibagian
kontruksi seperti mengelas.
9. Pelindung Wajah

Gambar 3.13 Pelindung Wajah


Pelindung wajah berfungsi sebagai pelindung wajah dari percikan
benda asing saat bekerja.

19
BAB. IV
PEMBAHASAN HASIL KERJA PRAKTEK
4.1 Wawasan Pengalaman Kerja
Melaksanakan kerja praktek di PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk –
Pontianak pengalaman kerja yang didapatkan ialah berupa mempelajari tugas
bagian EHS, penerapan keselamatan dan kesehatan kerja (APD), alat-alat
proteksi kebakaran.
4.1.1 Struktur Organisasi EHS
Adapun Struktur dan pembagian tugas organisasi EHS pada
perusahaan Wilmar, sebagai berikut:

Gambar 4.1 Struktur Organisasi EHS


1. Head EHS
Tugas yang dikerjakan seorang Head EHS seperti:
 Menyusun program LK3 terintegrasi dengan visi dan misi,
kebijakan, tujuan, sasaran dan program perusahaan dengan
mempertimbangkan kondisi internal dan eksternal.
 Menerapkan program Lingkungan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja secara efektif dengan mengembangkan kemampuan dan
mekanisme pendukung yang diperlukan untuk mencapai,
tujuan dan sasarannya.

20
 Mengevaluasi kinerja Lingkungan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja.
 Merekomendasi tindak pencegahan dan perbaikan terhadap
permasalahan Lingkungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
 Pemenuhan peraturan perundangan, persyaratan lainnya terkait
dengan Lingkungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja,
sertifikasi dan lisensi (perizinan).
 Menetapkan sumber daya, organisasi tanggung jawab
pengelolaan Lingkungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
 Identifikasi aspek dan dampak penting Lingkungan
Keselamatan dan kesehatan Kerja dari aktifitas, produk dan
jasa perusahaan.
 Identifikasi, analisa dan perencanaan serta evaluasi pelatihan
dan kompetensi tenaga kerja mengenai Lingkungan
Keselamatan dan kesehatan Kerja untuk karyawan, kontraktor
an pengunjung.
 Mengendalikan dan memelihara dokumen, pengumpulan,
pengarsipan catatan LK3.
 Menetapkan pembatasan area kerja dan izin kerja berdasarkan
penilaian aspek Lingkungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
dan memasang rambu-rambu peringatan pembatasan terhadap
akses daerah-daerah tersebut.
 Pengawasan terhadap Lingkungan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja bidang Mekanik, Listrik, Kimia, Konstruksi,
Kebakaran/Peledakan, Sarana/ Alat-Alat Produksi, Alat
Pelindung Diri, Faktor Fisika Tempat Kerja, Pencemaran Air,
Pencemaran Udara, Limbah Bahan Berbahaya Beracun,
Limbah Padat.
 Identifikasi potensi dan respon terhadap insiden, keadaaan
darurat terhadap Lingkungan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja.

21
 Memastikan disain sarana / alat proteksi / instalasi pencegahan
kebakaran, pencemaran, penyakit dan kecelakaan akibat kerja
sesuai dengan ketentuan.
 Audit dan Tinjauan Manajemen.
2. Bagian K3
Tugas yang dikerjakan pada bagian K3 seperti:
 Identifikasi Aspek dan Dampak Penting bidang LK3.
 Safety Observasi.
 Safety Talk.
 Inspeksi bidang LK3.
 Work Permit.
 Pengujian / Pengukuran Emisi; Limbah Cair, Pompa, Hydrant
System.
 Investigasi Kecelakaan.
 Pendidikan dan Pelatihan bidang LK3.
 Audit Housekeeping.
 Pemenuhan APD.
 Membuat Job Safety Analisys.
 Membuat Laporan Kerja Bulanan.
3. Bagian Lingkungan
Tugas yang dikerjakan pada bagian lingkungan seperti:
 Membantu EHS Head menetapkan suatu prosedure dalam
penerapan EHS yang efektif dan efesien dalam penangan
masalah lingkungan.
 Membantu EHS Head mencari solusi untuk mengatasi masalah
yang timbul dalam penanganan lingkungan.
 Membantu EHS Head mengkoordinasikan dengan pihak-pihak
terkait dalam upaya pengelolaan limbah sisa produksi akibat
aktifitas perusahaan.
 Membantu EHS Head membuat program internal audit dan
eksternal audit dan mengoptimalkan terlaksananya program
tersebut.

22
4.1.2 Program K3
Adapun program K3 di PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk –
Pontianak, seperti berikut ini:
1. Safety Induction

Gambar 4.2 Safety Induction


Merupakan informasi-informasi yang akan dijelaskan kepada
tiap pekerja baru, mahasiswa magang, maupun tamu yang berada
di lingkungan area Wilmar Cahaya Indonesia Tbk – Pontianak.
Adapun isi Safety induction diuraikan sebagai berikut ini:
1) Pengenalan kebijakan dan prinsip LK3.
2) Pengenalan peraturan LK3.
3) Informasi area berbahaya.
4) Larangan membuat api terbuka dan merokok di dalam pabrik.
5) Larangan membawa korek api/sejenisnya di daerah berbahaya.
6) Larangan mengaktifkan handphone di daerah berbahaya.
7) Larangan menggunakan camera tanpa izin dari unit terkait.
8) Pemakaian alat pelindung diri.
9) Ikuti anjuran pada rambu keselamatan.
10) Tamu didampingi karyawan PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk
– Pontianak saat masuk pabrik.
11) Larangan berlari didalam pabrik.
12) Larangan bercanda berlebihan didalam pabrik.

23
13) Bila terjadi kondisi darurat dan alarm berbahaya berbunyi
segera menuju jalur evakuasi didepan area parkir mobil.
14) Tong sampah warna hijau (sampah an-organik) seperti plastik,
potongan segel, kulit luar kabel, sedangkan botol masukkan ke
tong sampah warna kuning.
2. Safety talk
Safety talk dilakukan pagi hari sebelum melaksanakan
pekerjaan masing-masing pada hari senin, rabu, jumat dengan
pukul 07:45. Safety talk dilakukan setiap plant dan dept general
safety talk dilakukan setiap minggu pertama. Safety talk ini
merupakan salah satu upaya pencegahan kecelakaan kerja dengan
memberikan edukasi mengenai K3.
3. Training
Training dilakukan guna memberikan pelatihan pengetahuan
kepada karyawan yang bekerja, salah satunya training yang ada
mengenai keselamatan dan kesehatan kerja (K3). Dengan adanya
training ini para karyawan mendapat wawasan akan pentingnya
penerapan K3 pada area lingkungan kerja.
4. Safety Sign (Rambu Keselamatan)
Adalah rambu-rambu keselamatan yang berfungsi untuk
membantu melindungi kesehatan serta keselamatan baik para
pekerja maupun pengunjung yang ada di suatu lokasi. Manfaat
safety sign yaitu menyediakan informasi sekaligus memberikan
pengarahan, mengingatkan para pekerja untuk selalu menggunakan
APD ketika menjalankan tugas, mengindikasi di mana letak
peralatan keselamatan darurat, dan yang terakhir untuk
memberikan peringatan waspada mengenai beberapa tindakan yang
tidak diizinkan untuk dilakukan.
Safety sign juga dikelompokkan berdasarkan tujuan, seperti
safety sign “perintah” yang terdiri dari larangan dan kewajiban.
Selanjutnya safety sign “waspada” yang bertujuan untuk memberi
peringatan, bahaya, atau perhatian. Ada pula safety sign “informasi

24
dan umum” untuk memberikan arahan bagi pembacanya. Rambu
berdasarkan warna memiliki arti khusus sebagai berikut:

Gambar 4.3 Safety Sign


1) Biru: Berarti Perintah melaksanakan sesuatu, atau kewajiban
memakai Alat Pelindung Diri dalam rangka K3 (kontrasnya
warna biru adalah putih).

Gambar 4.4 Safety Sign Warna Biru


2) Merah: Berarti Larangan Melakukan sesuatu, misalnya tanda
stop dan sebagainya. Tetapi khusus untuk Pencegahan
Kebakaran, baik berupa petunjuk, perintah, peringatan maupun
larangan, tetap dipakai warna merah (kontrasnya warna merah
adalah putih).

25
Gambar 4.5 Safety Sign Warna Merah
3) Kuning: Berarti Peringatan untuk berhati-hati dan waspada
terhadap risiko bahaya (kontrasnya warna kuning adalah
hitam).

Gambar 4.6 Safety Sign Warna Kuning


4.1.3 Pelayanan Kesehatan Kerja
Pelayanan kesehatan yamg diberikan PT. Wilmar Cahaya
Indonesia Tbk – Pontianak sebagai berikut:
1. Medical Check Up
Pengecekkan kesehatan karyawan dilakukan 1 tahun sekali,
pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetaui kesehatan para
karyawan dari berbagai penyakit.
2. Penambahan Extra Fooding (Susu) bagi karyawan yang masuk
kerja shift.
3. Perlindungan jaminan kesehatan dari BPJS dan plafond (Jaminan
Perlindungan Kesehatan Wilmar Group) yang diberikan untuk
karyawan dan anggota keluarganya.
4. Pengecekkan tensi
Pengecekkan tensi dilakukan untuk pekerjaan yang memiliki
resiko berbahaya, seperti pekerjaan pada ketinggian. Adapun
perlengkapan pengecekkan yang digunakan sebagai berikut ini:
1) Tensimeter

26
Gambar 4.7 Tensimeter
Merupakan alat yang digunakan untuk mengecek tekanan
darah dam denyut nadi. Pengukuran tekanan darah berdasarkan
usia apabila melebihi standar prosedur yang ada,
mengakibatkan pekerja tidak akan mendapatkan izin kerja demi
keselamatan pekerja. Tekanan darah berdasarkan usia sebagai
berikut:

Gambar 4.8 Tekanan Darah Berdasarkan Usia


2) Daftar Pemeriksaan

27
Gambar 4.9 Daftar Pemeriksaan
Merupakan data yang berisi daftar pekerja yang akan akan
melakukan pekerjaan berisiko tinggi. Isi daftar pemeriksaan
yaitu nama, umur, bagian departemen, jam periksa, denyut
nadi, dan tekanan darah
4.1.4 Potensi Bahaya
Potensi bahaya yang mungkin terjadi pada PT. Wilmar Cahaya
Indonesia Tbk – Pontianak sebagai berikut:
A. Kebakaran

28
Gambar 4.10 Segitiga Api
Prinsip segitiga api ini dipakai sebagai dasar untuk mencegah
kebakaran (mencegah agar api tidak terjadi) dan penanggulangan
api yakni memadamkan api yang tak dapat dicegah. Klasifikasi
kebakaran terbagi menajdi empat kelas seperti:
 Kelas A: Kebakaran yang terjadi A pada benda padat kecuali
logam (kayu, kertas. karet, kain).
 Kelas B: Kebakaran yang terjadi pada benda cair dan gas
(bensin, solar, minyak tanah, LPG, LNG).
 Kelas C: Kebakaran yang terjadi pada peralatan listrik yang
masih bertegangan.
 Kelas D: Kebakaran yang terjadi pada logam (magnesium,
zurkunium, titanium).

1. Faktor penyebab kebakaran


Berdasarkan pengamatan, pengalaman, penyelidikan dan
analisa dari setiap peristiwa kebakaran dapat diambil
kesimpulan bahwa faktor-faktor penyebab terjadinya kebakaran
dan peledakan bersumber pada 2 (dua):
a. Faktor manusia disebabkan kurangnya pengertian terhadap
penanggulangan bahaya kebakaran. Dalam hal ini, sebagian

29
pekerja yang bersangkutan sama sekali belum mengerti
atau hanya sedikit mengetahui tentang cara-cara
penanggulangan bahaya kebakaran.
b. Faktor teknis disebabkan oleh beberapa faktor yang terbagi
menjadi tiga yaitu melalui proses mekanis, kimia dan
melalui tenaga listrik antara lain sebagai berikut:
 Melalui proses mekanis, dimana 2 (dua) faktor penting
yang menjadi peranan dalam proses ini ialah timbulnya
panas akibat kenaikan suhu atau timbulnya bunga api
akibat dari pengetesan benda-benda maupun adanya api
terbuka.
 Melalui proses kimia, yaitu terjadi sewaktu
pengangkutan bahan-bahan kimia berbahaya,
penyimpanan dan penanganan (handling) tanpa
memperhatikan petunjuk-petunjuk yang ada.
 Melalui tenaga listrik, pada umumnya terjadi karena
hubungan pendek sehingga menimbulkan panas atau
bunga api dan dapat menyalakan atau membakar
komponen yang lain.
2. Proteksi Kebakaran
Adapun alat penanggulangan kebakaran yang tersedia PT.
Wilmar Cahaya Indonesia Tbk – Pontianak diuraikan sebagai
berikut ini:

a. Smoke Detector

Gambar 4.11 Smoke Detector

30
Sebuah alat untuk mendeteksi keberadaan asap di suatu
tempat yang dijangkau oleh alat tersebut. Alat ini bekerja
dengan cara mendeteksi kepekatan asap yang masuk ke
dalam alat. Saat asap mulai padat dan kepadatannya
melebihi kapasitas dari detector itu sendiri, maka alat akan
mengirimkan sinyal ke fire alarm.
b. Heat Detector

Gambar 4.12 Heat Detector


Perangkat yang merasakan suhu yang memanas
disekitarnya, biasanya sebagai indikator kebakaran.
Perangkat keamanan ini mengeluarkan sinyal ke panel
kontrol alarm kebakaran sebagai bagian dari sistem alarm
kebakaran. Cara kerja heat detector adalah bereaksi
terhadap panas yang lebih dari 68 derajat celcius.
c. Hydrant Sistem
Hydrant merupakan sistem yang menggunakan air
bertekanan tinggi untuk memadamkan api. Kompenen
pendukung hydrant sistem:
1. Reservoir
Reservoir lebih dikenal dengan nama tendon air
merupakan tempat penampung media air untuk
memadamkan api. Tandon ini terletak di bawah tanah
sehingga munculah istilah ground tank. Reservoir harus
dapat memasok air untuk memadamkan api selama
setengah jam.
2. Jockey Pump

31
Jockey pump adalah pompa hydrant yang berfungsi
untuk menstabilkan tekanan air yang akan dipasok dari
reservoir ke jaringan output, yaitu hydrant pillar. Hal
ini bertujuan supaya tekanan air tetap stabil dan tidak
merusak sistem hydrant.
3. Electric Pump
Electric pump merupakan pompa yang digunakan
untuk memasok air dari reservoir ke hydrand pillar.
Pompa ini bekerja dengan menggunakan energi listrik
dari PLN.
4. Diesel Pump
Saat terjadi kebakaran dan listrik PLN dihentikan
maka diesel pump akan bertugas untuk memasok air
dari reservoir ke output hydrant. Tetapi, ketika listrik
sudah disambungkan kembali maka diesel pump akan
menstabilkan tekanan air dalam sistem tersebut.

32
Gambar 4.13 Stasiun Hydrant
5. Hydrant Pillar

Gambar 4.14 Hydrant Pillar


Hydrant pillar merupakan jaringan output yang
membawa air dari reservoir dan dihubungkan dengan
fire house supaya dapat menuju lokasi kebakaran.
Pillar hydrant terdapat berbagai jenis yaitu one way,
two way dan three way. Adapun bagian yang ada pada
hydrant sebagai berikut:

a) Fire Hose (Selang)

Gambar 4.15 Fire Hose (Selang)


Merupakan selang yang digunakan dalam
distribusi media air yang keluar dari hydrant pillar
dalam sistem hydrant. Selang ini dapat digulung
atau disimpan di rak.
Ukuran Fire hose umumnya memiliki panjang
dari 20 meter sampai 30 meter. Sedangkan untuk
diameternya diproduksi dengan beberapa diameter,
antara lain 1,5 inch, 2,5 inch, dan 3 inch.

33
b) Nozzle

Gambar 4.16 Nozzle


Aksesoris ini berfungsi untuk mengontrol arah
media air menuju titik lokasi kebakaran. Hydrant
nozzle terdapat dua jenisnya. Antara lain jet hydrant
nozzle dan variabel nozzle (spray hydrant nozzle).

c) Valve

Gambar 4.17 Valve


Merupakan sebuah katup yang mengatur
keluarnya media air. Cara kerjanya sama dengan
keran air yang kerap Anda gunakan. Hanya saja,
valve dapat mengeluarkan media air bertekanan
hingga 10 bar.
Hydrant valve juga kerap disebut angle valve.
Angle valve digunakan pada jaringan output

34
hydrant. Sementara, jenis valve lainnya seperti
globe, check, butterfly, dan lainnya digunakan pada
sistem pemipaan hdyrant.
d) Hose Rack

Gambar 4.18 Hose Rack


Fungsi dari hose rack pada umumnya sama
seperti hose reel. Namun, bila hose reel memiliki
roda yang dapat diputar untuk menggulung fire hose
dengan rapi, maka tidak begitu pada hose rack.
Untuk hose rack, fire hose harus ditata dengan
rapi sesuai dengan alur pada hose rack. Tujuannya
adalah agar selang tidak kusut saat akan digunakan
pada proses pemadaman api. Untuk ukuran hose
rack ini biasanya berkisar antara 1.5 inch sampai
dengan 2.5 inch. Sedangkan untuk materialnya,
hose rack terbuat dari alumunium alloy, dan untuk
finishingnya menggunakan chrome.
6. Hose Rell

35
Gambar 4.19 Hose Rell
Merupakan gulungan selang berdiameter kecil yang
fungsinya mengalirkan media air menuju titik api.
Komponen ini umumnya menempel pada tembok
bangunan dan terhubung dengan jaringan hydrant atau
pipa air bertekanan. Cara kerja hose reel pun cukup
mumpuni. Untuk tipe standardnya saja, spesifikasi hose
reel memiliki panjang 36 meter dan mampu
menjangkau titik api yang jauh. Pancaran air dari
jaringan pipa yang terhubung dengan hose reel
setidaknya dapat memancarkan air minimal 0,33liter air
per detik.

d. Sprinkler

Gambar 4.20 Sprinkler


Sistem pemadaman Api Sprinkler adalah sistem
pamadam yang terdiri dari sistem suplai air dengan tekanan
yang memadai, serta mengalir melewati sistem pemipaan
yang tersambung ke kepala Sprinkler. Sistem pemadaman
ini yang paling banyak digunakaan sebagai media
pemadaman.
Sistem Pemadaman Api Sprinkler. Ketika terjadi
kebakaran, maka suhu udara akan meningkat. Jika sudah

36
mencapai 68 derajat celcius, maka air raksa yang
mengganjal ampul (penutup srinkler) akan pecah.
Dengan terbukanya katup atau ampul, maka tekanan
pada pipa akan menurun secara drastis, dan kondisi ini
membuat katub pengatur air mengalirkan air ke dalam pipa
secara cepat menuju nozzle Sprinkler yang terbuka. Dan
jika kebakaran semakin besar maka nozzle srinkler yang
lainnya juga akan ikut terbuka dan menyemprotkan air
untuk memadamkan api
Secara simultan juga mengirimkan sinyal alarm pada
alarm bell. Sementara volume air di bejana tekanan tinggi
berkurang, maka akan mengaktifkan pompa diesel untuk
semakin menambah jumlah air yang diambil dari tempat
penampungan air (Reservoir) atau dari sumber air bawah
tanah. Pompa jocky juga bekerja untuk menjaga tekanan air
tetap konstan. Kondisi akan berlangsung secara terus-
menerus hingga hingga kita mematikan atau mereset sistem
yang sedang berjalan.
e. APAR
Adalah alat yang digunakan untuk memadamkan api
atau mengendalikan kebakaran kecil. APAR umumnya
berbentuk tabung yang diisikan dengan bahan pemadam api
yang bertekanan tinggi. Pemasangan dan penempatan
APAR di PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk – Pontianak
sebagai berikut:
 Pada posisi yang mudah dilihat, dicapai atau diambil
dan dilengkapi dengan tanda pemasangan.
 Sesuai dengan jenis dan kelas kebakaran benda yg di
lindungi.
 Harus menggantung pada dinding atau dalam lemari
kaca.
 Ketinggian 15 – 120 cm dari lantai.

37
 Pada suhu antara 40 C – 490 C.

Gambar 4.21 APAR


 Tabung (Cylinder/Tube)
Tabung adalah bagian luar dari APAR, Tabung
APAR (Tube) sendiri terbuat dari bahan baja paduan
(mild steel) yang banyak diterapkan di dalam kimia,
metalurgi dan mekanik.
Alasan penggunaan bahan ini adalah agar tahan
terhadap bahan kimia serta tahan terhadap tekanan yang
terukur. Tabungnya sendiri dibuat tanpa adanya las atau
seamless. Tujuannya adalah untuk meminimalisir resiko
kebocoran dibandingkan dengan sambungan las.
 Valve
Valve berfungsi sebagai katup untuk mengatur dan
mengontrol aliran keluarnya media (isi) di dalam
tabung. Jadi tugas dari si valve ini adalah membuka dan
menutup katup sehingga isi yang berada pada tabung
tidak bisa keluar tanpa kita membuka katup valve
tersebut.
 Handle atau Tuas APAR
Komponen ini berfungsi sebagai pegangan dan juga
membantu si valve untuk mengeluarkan isi dari tabung
atau membuka dan menutup katup valve tersebut.
 Hose atau Syphon tube

38
Komponen ini berfungsi untuk menyalurkan isi dari
media di dalam APAR. Biasanya hose memiliki
beberapa tipe tergantung dengan berat berapa kilo
tabung yang akan dipakai. Selain itu penting dilakukan
pengecekan untuk Hose ini agar tidak tersumbat atau
berlubang.
 Nozzle
Komponen nozzle ini biasanya terhubung dengan
hose. Nozzle ini juga memiliki fungsi untuk
mengarahkan dimana sumber api tersebut.
 Pressure gauge / indicator
Komponen ini fungsinya untuk mengetahui berapa
besar tekanan N2 dalam tabung APAR. Tujuannya juga
sebagai indikator untuk memantau tekanan APAR tetap
stabil.
 Nozzle Holder
Komponen ini digunakan hanya untuk dudukan
selang pada tabung. Yang biasanya terdapat di bagian
bawah samping tabung dan tidak bisa berpindah2 atau
sudah melekat.
 Safety Pin
Safety pin atau biasa disebut pin pengaman sebagai
pengaman pada tabung APAR. Pin pengaman ini
biasanya terletak pada bagian atas handle APAR. Jika
pin pengaman ini tidak dibuka ketika terjadi kebakaran,
maka APAR tidak akan berfungsi.
 Bracket atau Hanger
Komponen yang berguna sebagai gantungan untuk
APAR.
 Media APAR
Isi dari alat pemadam kebakaran, rata-rata di
Indonesia ada 4 jenis isi alat pemadam ini yaitu CO2,

39
powder, foam, dan Gas Halon. Untuk saat ini gas halon
tidak direkomendasikan lagi karena kandungannya
dapat merusak lapisan ozon.
Adapun jenis-jenis apar yang digunakan PT. Wilmar
Cahaya TBK – Pontianak, sebagai berikut:
1. CO2

Gambar 4.22 CO2


Jenis APAR yang menggunakan bahan karbon
dioksida (Carbon Dioxide atau CO2) sebagai bahan
pemadamnya. APAR Karbon Dioksida sangat cocok
untuk Kebakaran Kelas B (bahan cair yang mudah
terbakar) dan Kelas C (instalasi listrik yang
bertegangan).
2. FOAM

40
Gambar 4.23 FOAM
APAR yang terdiri dari bahan kimia yang dapat
membentuk busa. Busa AFFF (Aqueous Film Forming
Foam) yang disembur keluar akan menutupi bahan
yang terbakar sehingga oksigen tidak dapat masuk
untuk proses kebakaran. APAR Jenis Busa AFFF ini
efektif untuk memadamkan api yang ditimbulkan oleh
bahan-bahan padat non-logam seperti kertas, kain, karet
dan lain sebagainya (Kebakaran Kelas A) serta
kebakaran yang dikarenakan oleh bahan-bahan cair
yang mudah terbakar seperti minyak, alkohol, solvent
dan lain sebagainya (Kebakaran Jenis B).

3. POWDER

Gambar 4.24 POWDER

41
Terdiri dari serbuk kering kimia yang merupakan
kombinasi dari mono-amonium dan ammonium
sulphate. Serbuk kering kimia yang dikeluarkan akan
menyelimuti bahan yang terbakar sehingga memisahkan
oksigen yang merupakan unsur penting terjadinya
kebakaran. APAR jenis Dry Chemical Powder ini
merupakan alat pemadam api yang serbaguna karena
efektif untuk memadamkan kebakaran di hampir semua
kelas kebakaran seperti Kelas A, B dan C. APAR Jenis
Dry Chemical Powder tidak disarankan untuk
digunakan dalam Industri karena akan mengotori dan
merusak peralatan produksi di sekitarnya. APAR Dry
Chemical Powder umumnya digunakan pada mobil.
4. APAB

Gambar 4.25 APAB


Alat pemadam api portable yang berukuran jauh
lebih besar daripada APAR / alat pemadam api ringan.
APAB biasanya memiliki kapasitas dari 20 kg sampai
dengan 100 kg. cara kerja APAB menggunakan sistem
tekanan stored pressure. Sistem tekanan stored
pressure mencampurkan antara gas bertekanan dengan
media pemadam api di tabung yang sama. Hal ini
dimaksudkan agar APAB memiliki tekanan yang lebih
kuat namun dengan sistem tekanan yang ringkas dan
praktis.

42
4.1.5 Faktor-Faktor Kecelakaan Kerja
Berdasarkan pengamatan, pengalaman, penyelidikan dan analisa
dapat diambil kesimpulan bahwa faktor-faktor penyebab terjadinya
kecelakaan kerja di PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk – Pontianak
diuraikan sebagai berikut ini:
1. Faktor Manusia
Faktor manusia dipengaruhi oleh pengetahuan, keterampilan,
dan sikap yang kurang sehingga dapat terjadi kecelakaan kerja,
salah satunya lalai dalam pengoperasian mesin yang
mengakibatkan tangan terjepit. Adapun faktor manusia terbagi
menjadi empat bagian sebagai berikut ini:
1) Umur
Umur harus mendapat perhatian karena akan mempengaruhi
kondisi fisik, mental, kemampuan kerja, dan tanggung jawab
seseorang. Karyawan muda umumnya mempunyai fisik yang
lebih kuat, dinamis, dan kreatif. Umum mengetahui bahwa
beberapa kapasitas fisik, seperti penglihatan, pendengaran dan
kecepatan reaksi, menurun sesudah usia 30 tahun atau lebih.
2) Masa Kerja
Masa kerja adalah sesuatu kurun waktu atau lamanya tenaga
kerja bekerja disuatu tempat. Masa kerja dapat mempengaruhi
kinerja baik positif maupun negatif. Memberi pengaruh positif
pada kinerja bila dengan semakin lamanya masa kerja personal
semakin berpengalaman dalam melaksanakan tugasnya.
Sebaliknya, akan memberi pengaruh negatif apabila dengan
semakin lamanya masa kerja akan timbul kebiasaan pada
tenaga kerja.
3) Tingkat Pendidikan
Pendidikan adalah proses seseorang mengembangkan
kemampuan, sikap, dan bentuk-bentuk tingkah laku lainnya di
dalam masyarakat tempat ia hidup, proses sosial yakni orang
yang dihadapkan pada pengaruh lingkungan yang terpilih dan

43
terkontrol (khususnya yang datang dari sekolah), sehingga ia
dapat memperoleh atau mengalami perkembangan kemampuan
sosial dan kemampuan individu yang optimal.
4) Perilaku
Variabel perilaku adalah salah satu di antara faktor
individual yang mempengaruhi tingkat kecelakaan. Sikap
terhadap kondisi kerja, kecelakaan dan praktik kerja yang aman
bisa menjadi hal yang penting karena ternyata lebih banyak
persoalan yang disebabkan oleh pekerja yang ceroboh
dibandingkan dengan mesin-mesin atau karena ketidakpedulian
karyawan. Pada satu waktu, pekerja yang tidak puas dengan
pekerjaannya dianggap memiliki tingkat kecelakaan kerja yang
lebih tinggi.

2. Faktor Lingkungan
Adapun faktor lingkungan terbagi menjadi empat bagian
sebagai berikut ini:
1) Kebisingan
Bising adalah suara atau bunyi yang tidak diinginkan.
Kebisingan pada tenaga kerja dapat mengurangi kenyamanan
dalam bekerja, mengganggu komunikasi atau percakapan antar
pekerja, mengurangi konsentrasi, menurunkan daya dengar dan
tuli akibat kebisingan.
2) Suhu Udara
Dari suatu penyelidikan diperoleh hasil bahwa produktivitas
kerja manusia akan mencapai tingkat yang paling tinggi pada
temperatur sekitar 24°C-27°C. Suhu dingin mengurangi
efisiensi dengan keluhan kaku dan kurangnya koordinasi otot.
3) Penerangan
Faktor penerangan yang berperan pada kecelakaan antara
lain kilauan cahaya langsung pantulan benda mengkilap dan

44
bayang-bayang gelap. Selain itu pencahayaan yang kurang
memadai atau menyilaukan akan melelahkan mata. Kelelahan
mata akan menimbulkan rasa kantuk dan hal ini berbahaya bila
karyawan mengoperasikan mesin-mesin berbahaya sehingga
dapat menyebabkan kecelakaan.
4) Lantai Licin
Lantai dalam tempat kerja harus terbuat dari bahan yang
keras, tahan air dan bahan kimia yang merusak. Karena lantai
licin akibat tumpahan air, tahan minyak atau oli berpotensi
besar terhadap terjadinya kecelakaan, seperti terpeleset.
B. Peledakan
Potensi peledakan yang dapat terjadi pada area lingkungan
kerja PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk – Pontianak dapat
disebabkan oleh tungku boiler dan tangki bahan bakar.

C. Banjir
Kawasan perusahaan wilmar yang berada dekat sungai Kapuas
dapat menimbulkan potensi banjir apabila air sungai Kapuas
meluap (pasang air laut) sehingga dapat menyebabkan banjir pada
area lingkungan kerja.
4.1.6 Data Kecelakaan kerja
Adapun data kecelakaan kerja yang terjadi di PT. Wilmar Cahaya
Indonesia Tbk – Pontianak dari bulan Januari 2022 sampai juni 2022
sebagai berikut:
Tabel 4.1 Data Kecelakaan Kerja

No Kecelakaan Kerja Lokasi Kejadian


Januari 2022
- - -
Februari 2022
- - -
Maret 2022
1 Kebakaran smoke extractor PKC

45
2 Personil koperasi tertabrak pick up Jalan arah PKC
3 Personil QC tertabrak truck Gerbang Masuk
4 Arus singkat forklift Tanki BBM
April 2022
- - -
Mei 2022
Kapal Tongkang
1 Terjatuh dari tangga saat hendak turun
Seroja
Juni 2022
1 Terjatuh dari ketinggian Conveyor PKC
4.2 Permasalahan yang Ditemui saat Kerja Praktek
Selama melaksanakan kerja praktek di PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk
– Pontianak mahasiswa tidak hanya dituntut untuk belajar, mengamati,
mengkaji wawasan dan ilmu terkait sistem kerja nyata pada perusahaan tetapi
mahasiswa juga mengidentifikasi dan merumuskan permasalahan yang terjadi
berdasarkan pada pengamatan yang telah dilakukan saat kerja praktek terdapat
beberapa permasalahan pada PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk – Pontianak,
berikut ini merupakan permasalahan yang ditemui saat kerja praktek,
diantaranya:
Tabel 4.2 Permasalahan Yang Ditemui saat Kerja Praktek
Bagian yang
Permasalahan Deskripsi Permasalahan
terkait
PKC (Palm Terdapat tangga yang tidak
Kernel memiliki pegangan untuk dilalui
Crushing) para pekerja
Lantai tangga terdapat yang rusak
Area lingkungan kerja (berlubang) dapat menyebabkan
kaki pekerja terperosok
Permukaan lantai tangga yang licin
dapat menyebabkan pekerja
terjatuh ke bawah akibat terpeleset
Pekerja terjatuh dari Pekerja yang mengabaikan

46
penggunaan alat pelindung diri (APD)
ketinggian saat pekerjaan ketinggian tidak
menggunakan Safety Body Harness
PKC salah satu area pekerjaan yang
memiliki tingkat kebisingan yang
Pekerja mengabaikan
tinggi, yang lama-kelamaan akan
penggunaan penutup
merusak pendengeran akan tetapi
telinga (Ear Plug)
Sebagian pekerja masih tidak
menggunakan penutup telinga

4.3 Keilmuan Teknik Industri yang Dapat Diaplikasikan


Keilmuan teknik industri yang dapat dapat diaplikasikan sebagai saran
atau solusi perbaikan dan identifikasi permasalahan yang ditemui saat
melakukan kerja praktek, dimana dilakukan study literature untuk
menemukan keilmuan yang dapat digunakan sebagai saran atau solusi
perbaikan dari permasalahan yang ada. Berikut ini keilmuan teknik industri
yang dapat diaplikasikan untuk menyelesaikan permasalahan yang ditemui di
PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk – Pontianak saat melakukan kerja praktek.
Tabel 4.3 Keilmuan Teknik Industri yang dapat Diaplikasilkan
Bagian yang Keilmuan yang
Deskripsi Permasalahan
terkait dapat diterapkan
PKC (Palm Lantai tangga terdapat yang rusak
Kernel Sistem Manajemen
(berlubang) dapat menyebabkan kaki
Crushing) Perawatan dan
pekerja terperosok
Pemeliharaan
Terdapat tangga yang tidak memiliki
(Maintenance)
pegangan untuk dilalui para pekerja
Permukaan lantai tangga yang licin Keselamatan dan
dapat menyebabkan pekerja terjatuh Kesehatan Kerja
ke bawah akibat terpeleset (K3)
Pekerja yang mengabaikan penggunaan
alat pelindung diri (APD) saat pekerjaan
ketinggian tidak menggunakan Safety
Body Harness

47
PKC salah satu area pekerjaan yang
memiliki tingkat kebisingan yang
tinggi, yang lama-kelamaan akan
merusak pendengeran akan tetapi
Sebagian pekerja masih tidak
menggunakan penutup telinga

48
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil setelah melaksanakan kerja
praktek di PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk – Pontianak, sebagai berikut:
1.
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan pada PT. Wilmar Cahaya Indonesia
Tbk – Pontianak agar dapat menjadi masukkan yang berguna untuk
kedepannya, yaitu sebagai berikut:
1.

49
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai